METODE PEMBENTUKAN KARAKTER ISLAMI
(STUDI KASUS SDIT ADZKIA PADANG)
Oleh: Sri Wahyuni, MA (Dosen Politekni Unand Padang)
Abstrak
Dalam Islam, pendidikan karakter itu sendiri bersumber dari al-Qurân dan as-Sunnah. Setiap ajaran yang terdapat dalam Islam pada prinsipnya untuk kesempuranaan akhlak seseorang. Bukan hanya sekedar teori tetapi figure Nabi Muhammad SAW tampil sebagai (uswatun hasanah) ataua suri tauladan. Maka sudah sepatutnyalah setiap pengajaran yang diberikan selalu dikaitkan dengan ibadah anak. Perlu perencanaan, pembiasaan, pengulangan, dan pengawasan dilakukan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan mampu memberikan kegiatan yang menunjang pembentukan karakter tersebut. Sehingga tidak lagi hanya sebatas knowledge saja, tetapi anak juga cakap dalam bertingkah laku Sekolah Dasar Islam Terpadi (SDIT) hadir sebagai Pembelajaran terpadu yang memperhatikan kebutuhan siswa dengan perkembangan yang holistik dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik maupun emosionalnya. SDIT Adzkia mengembangkan sistem fulldays School, dengan memakai keterpaduan kurikulum umum dengan agama. Setia kegiatan yang dilakukan selalu dikaitkan dengan pengetahuan dan keyakinan beragama anak. Tidak hanya dalam tingkah laku setiap materi umum yang diberikan disekolah selalu dikaitkan dengan pemahaman agama anak. Sehingga dengan kegiatan yang dilakukan di sekolah ini diharapkan karakter Islami yang diharapkan dapat tercapai.
A. Pendahuluan
Akhir-akhir ini, pendidikan karakter tengah menadi topic perbincangan yang
menarik. Hal ini terjadi karena adanya perageseran tatanan nilai dan gejala memudarnya
nilai-nilai luhur bangsa yang menjadi perhatian serius bagi segenap bangsa Indonesia. Oleh
karena itu pendidikan karakter, diharapkan bisa hadir sebagai solusi problem moralitas dan
karakter bangsa. Meski bukan sebagai sesuatu yang baru, pendidikan karakter cukup menjadi
semacam “greget” bagi dunia pendidikan pada khususnya untuk membenahi moralitas
Menurut Mulyasa, Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses
dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta
didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada
setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter peserta didik diharapkan mamapu
secara mandiri meningkatkan dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai
karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Berdasarkan perspektif yang berkembang dalam sejarah pemikiran manusia,
pendidikan karakter harus dilakukan berdasarkan tahap-tahap perkembangan anak sejak usia
dini sampai dewasa. Setidaknya berdasarkan pemikiran psikolog Kohlberg (1977) terdapat
empat tahap pendidikan karakter yang perlu dilakukan yaitu (a) tahap pembiasaan, sebagai
awal perkembangan karakter anak; (b) tahap pemahaman dan penalaran terhadap nilai, sikap,
perilaku dan karakter siswa; (c) tahap penerapan berbagai perilaku dan tindakan siswa dalam
kenyataan sehari-hari; (d) tahap pemaknaan, yaitu suatu tahap refleksi dari para peserta didik
melalui penilaian terhadap seluruh sikap dan perilaku yang telah mereka pahami dan lakukan
dan bagaimana dampak dan kemanfaatannya dalam kehidupan baik bagi dirinya maupun
orang lain.
Untuk mengaplikasikan tahapa-tahapan yang dimaksud perlu prencanaan yang
matang dalam mendidik anak. Sekolah sebagi lembaga pendidikan diharapkan dapat
memberikan kegiatan-kegiatan yang menunjang karakter anak. Unutk itu Sekolah Dasar
Islam Terpadu (SDIT) hadir dengan bertujuan untuk pembentukan karakter dengan
penambahan materi agama. Penekanan keagamaan yang diterapkan merupakan hal berbeda
dari sekolah lainnya, yang hanya memberikan pelajaran agama dua jam sekali seminggu.
Sedangkan di SDIT Adzkia ditambah dengan pelajaran dan setiap pelajaran selalu dikaitkan
dengan agama. Kemudian pada setiap kegiatan yang dilakukan di sekolah selalu dikaitkan
dengan keagaman. Mulai dari siswa tiba di lingkungan sekolah sampai mereka pulang selalu
diberikan penekanan-penekanan tentang keagamaan, sehingga anak-anak selalu dituntut
B. Hakikat Pendidikan Karakter
Menurut Thomas Lickona, karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merspon
situasi secara bermoral. Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui
tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia
lainnya.
Sebagian sejarawan mengatakan bahwa, dalam dunia Islam sendiri pembahasan
tentang karekater sudah jauh lebih dulu dibicarakan sebelum sebelum teori karakter
diungkapakan. Pendidikan karakter dalam Islam bersumber dari al-Qurân dan Sunnah.
Akhlak atau karakter Islam ini, terbentuk atas dasar prinsip “ ketundukkan, kepasrahan, dan
kedamainan” sesuai dengan makna dasar dari kata Islam. Defenisi akhak menurut bahasa
berasal dari kata قﻼﺧا - ﻖﻠﺨﺋ– ﻖﻠﺧا artinya perangai, kebiasaan, watak, peradaban yang baik,
agama.
Ajaran Islam tentang pendidikan karakter bukan hanya sekedar teori, tetapi figure
Nabi Muhammad SAW tampil sebagai contoh (uswatun hasanah) atau suri tauladan.
Menurut salah satu riwayat, istri beliau ‘Aisyah r.a, pernah berkata bahwa akhlak nabi
Muhammad SAW itu adalah al-Qurân; atau singkatnya Nabi Muhammad itu adalah al-Qurân
yang berjalan. Menurut salah satu hadis, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
“Aku tidak diutus oleh Allah SWT kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang baik”
(H.R Malik).
Dengan begitu, realisasi akhlak yang mulia merupakan inti risalah nabi Muhammad
SAW. Berbagai ibadah dalam agama Islam diantaranya, dimaksudkan untuk menggapai
akhlak yang mulia. Seperti ibadah Shalat misalnya, antara lain dimaksudkan untuk
mentarbiyahkan atau mendidik manusia agar berhenti dari segala perbuatan keji dan munkar
(QS al-Ankabut ; 45). Ibadah puasa dimaksudkan, diantaranya menggapai tingkatan takwa
(Q.S al-Baqarah; 183). Berkaitan dengan ibadah puasa ini, Nabi Muhammad SAW bersabda,
keperluan bagi Allah SWT terhadap puasa seseorang yang hanya sekedar meninggalkan
makan dan minum.” (H.R Bukhari).
Ibadah zakat, infak dan sedekah diantara rahasianya adalah untuk menyucikan dan
membersihkan jiwa dari berbagai sifat buruk dan tercela (Q.S at-Taubah ; 103). Sedangkan
ibadah haji, selain merupakan penyempurnaan dari rukun Islam, juga mengandung
simbolisme tauladan dan kental akan nilai-nilai kemanusiaan. Masih banyak lagi
amalan-amalan yang diajarkan oleh Nabi yang pada prinsipnya untuk kebaikan semua makhluk yang
ada di alam. Maka dari itu sepatutnya Islam disebut sebagai agama rahmatanlil’alamin,
ajarannya mencakup semua kabaikan untuk alam.
Kemuliaan akhhlak itu, menunjukkan kesempurnaan iman. Sebagaimana sabda Nabi
Muhammad yang artinya:
“orang-orang yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik
akhlaknya, dan manusia yang paling baik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap
istrinya” (hadits shahih, diriwayatkan oleh Ahmad dan at-Tirmizi).
C. Metode Pembentukan Karakter Islami Di SDIT Adzkia Padang
Kegiatan yang berulang-ulang dilakukan, dan terjadi setiap hari dengan waktu yang
cukup lama secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah laku anak. Oleh karena itu
perencanaan dan program yang matang dengan pengawasan dan kontrol yang baik tentunya
akan mempermudah tujuan yang diinginkan tercapai. SDIT Adzkia hadir dengan
mengembangkan sistem fulldays School, dengan memakai keterpaduan kurikulum umum
dengan agama. Kegiatan sekolah di atur bagaimana anak belajar penuh disekolah dengan
tingkah laku yang baik. Berikut beberapa kegiatan SDIT Adzkia yang dapat penulis paparkan
di antaranya:
1. Pembentukan keyakinan dan pengetahuan keberagamaan pada anak
a. Bentuk kurikulum
Dalam mengembangkan keyakinan dan pengetahuan anak, SDIT Adzkia
dikaitkan/ dihubungkan dengan agama.1 Meskipun pelajaran umum seperti
Matematika, IPA, IPS, PKn, Bahasa Indonesia dan lain sebagainya selalu dikaitkan
dengan agama. Sehingga setiap pelajaran yang diberikan kepada anak meskipun
pelajaran umum selalu di masukkan nilai-nilai Islami. Tentunya hal ini sedikit demi
sedikit akan mempengaruhi pola pikir siswa, mereka akan terbiasa dengan semua
kegiatan dan yang dipelajari selalu dikaitkan dengan agama.
Penambahan kekhasan kurikulum ini disusun oleh JSIT, dalam buku Standar
Kurikulum Sekolah Islam Terpadu. Salah satu contoh penulis ambil yaitu pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu:
Tabel I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Penambahan/Khas SIT
1. Menerapkan hidup
1.3 menerapkan hidup rukun di rumah dan disekolah
1Satria, Koordinator Bidang Kesiswaan, di SDIT Adzkia Padang, Wawancara Langsung, (18
Setelah Nabi
Sumber Data : Dokumentasi SDIT Adzkia Padang2
Dalam proses belajar mengajar, di sekolah ini para guru dituntut untuk
memberikan materi baik itu materi agama maupun umum selalu dikaitkan dengan
nilai-nilai Islamnya. Ini adalah salah satu cara penanaman akidah kepada anak, bahwa
anak terbiasa setiap yang ada disekeliling dan yang dipelajari ada kaitannya dengan
Tuhan. Untuk itu setiap minggunya pada hari sabtu sekolah libur, dan pada saat itulah
kita sekali seminggu para guru mengevaluasi proses belajar mengajar, bagian mana
atau siapa yang proses mengajarnya yang kurang dan perlu perbaikan.3
Selain dalam proses pembelajaran upaya guru SDIT Adzkia dalam
pengembangan pengetahuan keagamaan anak akan tampak dari berbagai kegiatan
yang dilakukan di sekolah. Karena merupakan sekolah Islam terpadu setiap kegiatan
selalu ada nilai agama. Namun secara garis besar kegiatan keagamaan yang dilakukan
oleh SDIT Adzkia Padang dalam menunjang pengetahuan keagamaan anak adalah:
b. Shalat
Kebiasaan adalah cara bertindak atau berbuat seragam. Pembentukan
kebiasaan menurut Wetherington yang dikutip oleh Jalaluddin ada dua cara.Pertama,
dengan cara mengulang, Kedua, dengan cara disengaja atau direncanakan.4 Dengan
adanya kegiatan yag direncanakan dengan baik dan pengulangannya setiap hari, maka
akan menjadi kebiasaan bagi siswa. Cara inilah yang dipakai oleh SDIT Adzkia,
dengan berbagai kegiatan rutin untuk pembiasaan-pembiasaan terhadap siswa. Salah
satu kegiatan itu adalahsalatberjamaah yang dilakukan di sekolah.
Diantara salat yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Adzkia
Padang adalah salat Dhuha, salat Zuhur, dan salat Ashar. Ketiga salat ini selalu
dilakukan setiap harinya di sekolah. Khusus untuk kelas kecil diantaranya, kelas satu,
dua dan tiga salat dilaksanakan hanya di dalam kelas saja. Hal ini dimaksudkan untuk
mudah mengontrol anak dalam salat. Siswa yang kelas kecil tentunya masih banyak
3
Aswandi, Tata Usaha SDIT Adzkia Padang dan Guru Pendidikan Agama Islam, di SDIT Adzkia Padang, 20 Januari 2012
yang belum hafal bacaan salat, jadi ketika salat tersebut khusus kelas kecil bacaannya
di keraskan dan dibaca sama-sama oleh siswa.5
Berdasarkan observasi penulis ketika melaksanakan salat kelas kecil, lebih
khususnya penulis sebut kelas satu. Mereka telah mampu malaksanakan salat
berjamaah dengan baik. Dengan pengawasan guru kelas, salah seorang dari mereka
ditunjuk untuk menjadi imam. Kemudian yang lainnya mengikuti apa yang dibaca dan
dilakukan imam. Tidak hanya itu selesai salat pun mereka telah mampu berzikir
dengan baik.6
Kemudian untuk kelas besar diantaranya kelas empat, lima, dan enam salat
dilaksanakan di masjid dan diawasi oleh guru. Pelaksanaan salat di mesjid, untuk
pengawasannya ditunjuk guru yang piketnya.7 Guru piket yang akan mengatur
berbagai keperluan salat dan lancarnya kegiatan salat. Akan tetapi peran semua guru
juga dibutuhkan, setiap guru harus menyebar diberbagai syaf siswa untuk melihat
perilaku anak selama salat. Siswa yang baik salatnya akan diberi reward sebuahPin,
yang dalam pin tersebut bertulis kata-kata yang memotivasi, contohnyaAhlul Jannah.
c. Hafalan al-Qurân
Menciptakan generasi yang qur’ani menjadi tujuan utama SDIT Adzkia
Padang. Oleh karena kegiatan hafal al-Qurân merupakan kegiatan yang selalu ada
setiap harinya di sekolah ini. Setiap siswa mulai dari kelas satu sampai kelas enam
diwajibkan untuk menghafal al-Qurân. Hal ini dibenarkan oleh Satria wakil bidang
kesiswaan, di sini setiap anak diwajibkan hafalan al-Qurân. Setidaknya tamatan dari
Adzkia hafal Juz 30 dan hadis-hadis yang sudah ditentukan.8 Batasan tentang materi
5
Musrida Nengsih, guru al-Quran SDIT Adzkia Padang, di Taratak Paneh, wawancara langsung, (14 Januari 2012)
6
Observasi, Pelaksanaan Salat di Kelas satu, di SDIT Adzkia Padang, 9 Januari 2012
7
Aswandi, Tata Usaha SDIT Adzkia Padang, di SDIT Adzkia Padang, wawancara Langsung, (20 Januari 2012)
8Satria, Wakil Bidang Kesiswaan, di SDIT Adzkia Padang, di SDIT Adzkia Padang, 12 Januari
hafalan sendiri sudah ada diatur dan ditentukan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu,
dan bagaimana pelaksanaan hafalan di atur oleh Koordinator bidang al-Qurân9
Kewajiban dalam hafalan ini ternyata tidak hanya diwajibkan terhadap siswa
saja, akan tetapi para guru pun harus menyetor hafalannya setiap harinya. Sebelum
pulang para guru menyetor hafalannya minimal dua baris.10Satu hal yang menjadi hal
menarik di sekolah ini adalah setiap kegiatan yang ada selalu reward yang diberikan
oleh sekolah untuk memotivasi anak maupun guru yang ngajar di sekolah ini. Setiap
siswa yang banyak hafalannya diberikan hadiah, begitu juga dengan para guru.
Setidaknya satu kali sebulan dilihat siapa yang hafalan yang banyak dan yang pantas
untuk mendapatkan reward yang disediakan sekolah
d. Mentoring
Setiap satu kali dalam seminggu ada kegiatan liqa’ atau biasa juga disebut
sebagai mentoring.11Pada pelaksanaan mentoring ini anak akan dibagi
berkelompok-kelompok. Setiap kelompok berkisar enam sampai sepuluh orang siswa.12Materi yang
diberikan disusun dan ditetapkan oleh Koordinator bidang Diniyah.13 Mentoring
merupakan wadah untuk bisa memperdalam ilmu umum siswa tentang agama. Juga
merupakan kegiatan untuk mengevaluasi kegiatan ibadah siswa yang dilakukan
selama seminggu. Boleh dikatakan mentoring merupakan kegiatan evaluasi siswa.
Jadi dalam satu lokal guru pembimbing mentoring terdiri dari beberapa orang, karena
siswa maksimal hanya sepuluh orang untuk satu orang pembimbing. Mentoring yang
9
Koordinator Bidang al-Qurân merupakan Koordinator ysng mengatur sistem hafalan di sekolah Dasar Islam Terpadu Adzkia Padang.
10
Aswandi, Op.Cit
11 Rospiadi, Guru Agama dan Guru Pendidikan Agama Islam, di SDIT Adzkia Padang,
Wawancara Langsung, (22 Januari 2012)
12
Murniyanita, Wakil Bidang Kurikulum, di SDIT Adzkia Padang,wawancara Langsung, 18 Januari 2012
13Koordinator Diniyah adalah koordinator khusus untuk mengatur segala kegaiatan keagamaan,
dilakukan dilaksanakan di Masjid14 atau dimanapun yang bisa membantu kegiatan.
Jadi kegiatan mentoring ini proses belajar mengajarnya tidak terpaku di dalam kelas.
e. Pembiasaan
Pembentukan karakter anak salah satunya yang dilakukan di sekolah dasar
Islam Terpadu Adzkia adalah pembiasaan. Setiap hari dari jam 07.25 sampai 07.45
Wib dilakukan kegiatan siswa yang di pandu oleh wali kelas atau guru yang mengajar
di jam pertama.15Berikut agenda kegiatan pembiasaan SDIT Adzkia Padang adalah:
Table : 2
No Hari Kegiatan Keterangan
1 Senin Upacara atau Apel
Pagi
Upacara dilakukan setiap senin pertama (setiap awal bulan)
Upacara/apel pagi diikuti oleh semua siswa dan guru (untuk apel pagi dilkasi masing-masing)
Persiapan upacara oleh guru yang ditentukan
Pengumuman siswa teladan dan guru piket teladan dilakukan pada waktu upacara bendera atau apel pagi awal bulan
Pembina upacar digilirkan sesuai jadwal
2 Selasa Evaluasi akhlak (buku penghubung) dan nasehat dari walas
Walas mengevaluasi kegiatan harian siswa yang terdapat dalam buku penghubung Walas memberikan nasehat
sesuai temuan pada saat evaluasi tersebut (dalam kelas masing-masing) untuk
14
Observasi, Proses Belajar mengajar Mentoring, di SDIT Adzkia Padang, Rabu, 11 Januari 2012
mengambil hikmah dan koorbid diniya/ koorbid al-Qur’an dan orang tua Walas mendapingi siswa
melaksanakan kegiatan sesuai lokasi yang telah ditentukan Walas mengarahkan siswa
untuk mengembalikan alat Walas memeriksa kerapian,
dan kebersihan siswa
Walas menindak lanjuti pelanggarna siswa pada hari itu misalnya memotong kuku, rambut dan sebgainya
Walas mengevaluasi kegiatan harian siswa yang terdapat dalam buku penghubung Walas memberikan nasehat
sesuai temuan pada saat evaluasi tersebut (dalam kelas masing-masing)
melaporkan kepada wakasiswa/ koorbid diniyah/ koorbid al-Quran dan orang tua
Sumber Data: Dokumentasi SDIT Adzkia Padang
f. Muhasabah Pagi Jum’at
Kegiatan ini hanya dilakukan satu kali dalam seminggu, yaitu pada pagi hari
Jum’at dari jam 07.30 wib sampai jam 09.00 wib. Kegiatan ini hanya diikuti oleh
kelas besar yaitu kelas empat, lima dan kelas enam.16Materi yang diberikan pada pagi
jum’at ini bermacam-macam, zikir bersama, penyampaian materi oleh Ustadz yang
ditentukan atau bisa juga menjadi waktu untuk mengulang hafalan atau tahsin
al-Quran. Selesai kegiatan dilaksakan semua siswa diharuskan untuk salat Dhuha
sebelum kembali lagi ke kelas masing-masing.
2. Pembentukan Sikap dan Tingkah Laku Anak
Sesuai dengan tujuan didirikannya Sekolah Dasar Islam Terpadu Adzkia Padang
mewujudkan generasi yang berakhlak Qurâni, berprestasi dan cinta lingkungan, jadi
sekolah menuntut siswa-siswi untuk selalu bersikap dan tingkah laku yang Islami, baik di
lingkungan sekolah, rumah maupun lingkungan masyarakat. Berdasarkan hal ini juga
dibuat peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan oleh siswa (khusunya dalam
bertingkah laku) diantaranya:
Bukan hanya tingkah laku anak dalam belajar saja yang diperhatikan oleh guru,
setiap kegiatan yang dilakukan anak selalu diawasi dan dibimbing oleh guru, Diantaranya
kegiatan tersebut adalah:
a. Ketika mengambil wudhu, anak dituntut bagaimana cara mengambil wudhu yang baik.
Dalam observasi yang penulis lihat anak-anak sudah mampu mengambil wuduk
dengan baik. Menjadi kebiasaan juga bagi mereka saling mengingatkan, hal ini terbukti
siapa yang tidak baik wuduknya diberi tahukan kepada guru, kemudian disuruh ulang
kembali dengan dibimbing oleh gurunya.
b. Selalu membaca do’a ketika akan memulai suatu pekerjaan. Misalnya makan, anak
dibimbing bersama untuk membaca doa. Untuk kelas kecil dibaca bersama dengan
suara keras dan kelas besar hanya diingatkan dan mereka senantiasa membacanya
dengan baik.
c. Mempraktekkan hadis-hadis yang sudah dihafal dalam kehidupan sehari-hari. Salah
satunya tidak boleh makan dan minum berdiri, ketika anak melihat ada yang makan
berdiri misalnya mahasiswa Perguruan Tinggi yang kebetulan ada dilantai empat
dalam gedung yang sama, mereka akan bilang langsung “kak kenapa makan berdiri,
kalau makan itu duduk”.17
d. Selalu berkata jujur dan bersikap lemah lembut. Setiap harinya anak dituntut untuk
selalu berkata jujur. Dalam hal ini guru sangat berperan sekali, di SDIT Adzkia guru
dituntut untuk mengajar dengan lemah lembut. Salah seorang guru juga bilang, ketika
ada anak yang punya masalah kita tidak akan marah. Tetapi tindakan kita melakukan
pendekatan bertanya baik-baik kenapa dia melakukan hal itu, kemudian baru kita beri
nasehat. Sehingga dengan hal seperti anak merasa senang dan tidak tertekan.18 Tita
Aulia salah seorang siswa kelas enam juga berkata demikian, saya senang sekolah di
sini, karena gurunya tidak ada yang pemarah, kalau kita melakukan kesalahan kita
dinasehati dan kita tidak pernah dibentak.19
e. 5 S (senyum, sapa, salam, sopan dan santun), merupakan budaya pergaulan yang
diharuskan di sekolah.20 Setidaknya kelima S itu dilakukan anak setiap harinya tiga
17
Rospiadi, wawancara langsung, (23 Januari 2012)
18
Rospiadi, Op.CIt
19
Tita Aulia, Siswi Kelas Enam, di SDIT Adzkia Padang, Wawancara Langsung,(25 Januari 2012)
puluh orang.21 Berikut merupaka aturan yang idtetapkan oleh sekolah tentang 5S
adalah sebagai berikut:
1) Senyum ramah dan tulus menunjukkan persaudaraan dan ketulusan hati
2) Salam jika bertemu teman, guru, orang tua, saudara seiman dan sebagainya
3) Sapa atau tegur dengan ramah setelah ucapkan salam atau bersalaman
4) Sopan dalam bertutur kata/ berbicara (lemah lembut dan tidak kasar) tegas dan
tidak penakut
5) Santun akhlaknya (menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih
tua)22
Jadi setiap hari anak diharuskan bergaul dan bersosialisasi dengan lingkunga,
baik itu teman, guru maupuan siapa saja yang ditemuinya siswa setiap harinya.
Kegiatan ini di control guru berdasarkan buku penghubung siswa.
f. Dalam pergaulan sehari-hari interaksi antara siswa dengan guru memakai, panggilan
Ustadz/Ustadzah untuk guru, dan Ana bagi panggilan untuk diri anak. Kemudian
antara siswa mereka memanggil dengan kata Ana dan Antum. Hal ini kita lakukan
untuk memperhalus bahasa pergaulan dalam sehari-hari dan juga agar lebih Islami,
karena sekolah kita adalah sekolah yang islami juga (ungkapan salah seorang guru).
Semua peraturan disiplin akan menjadi kebiasaan-kebiasaan yang baik bila dalam
melaksanakan berbagai peraturan terwujud kondisi yang memberikan kesempatan
kepada anak untuk berkembang dan berbuat sesuatu sesuai kemampuannya. Bahkan
akan berkembang menjadi disiplin diri (self discipline) bila peraturan itu dipegang
secara konsisten.
g. Porses belajar mengajar, Pendekatan yang digunakan guru Adzkia dalam belajar
berbagai macam, salah satunya Asril guru kelas II. Untuk melihat dan menilai sikap
siswa waktu belajar saya memakai kartu. Kartu tersebut ada tiga warna, diantaranya
merah, kuning, dan hijau. Kartu hijau untuk siswa yang pintar, kartu kuning diberikan
ketika siswa melakukan satu kesalahan, jika sudah banyak kesalahannya kartu merah
dan nantinya kartu tersebut kita tempel di dinding.23Namun ketika kita kasih kartu
kuning saja siswa akan tahu dengan sendirinya, kita tidak perlu marah tetapi mereka
akan merasa dan menghukum dirinya sendiri. Dengan demikian siswa tahu dia salah
dan akan berusaha untuk mengubah. Kartu yang tertempel di dinding merupakan bukti
bagi orang tua yang mau tahu tentang perkembangan anaknya di sekolah.24Berbagai
metode yang dilakukan guru di waktu belajar, merupakan cara untuk menegakkan
disiplin siswa. SDIT Adzkia tidak menekankan peraturan atau disiplin yang bisa
membuat anak tertekan. Kesan lemah lembut dan mengajar dengan kasih sayang tetap
dikemukan. Di SDIT ada yang namanya buku kontrol hafalan al-Qurân, buku ini diisi
sejauh mana hafalan anak dalam menghafal al-Qurân. Guru yang mendengarkan
bacaan hafalan anak harus menandatangani dan menilai kemampuan anak. Kemudian
di buku ini kita juga bisa mengontrol perkembangan dan prestasi Tadarus al-Qurân
anak setiap harinya.
Hasil wawancara penulis dengan guru, setiap harinya anak wajib baca al-Qurân
minimal dua baris. Ketika ada anak yang lupa membaca al-Qurân dalam sehari, maka untuk
hari berikutnya disuruh membaca al-Qurân dua kali lipat di depan kita.25Untuk buku ini akan
dikontrol/ diparaf oleh guru di sekolah dan orang tua di rumah. Diantara urgensi pengisian
paraf guru, orang tua dan laporan kegiatan harian ini adalah:
1. Pengisian kolom ini berfungsi memantau kemampuan, keterampilan dan kerajinan siswa
selama mengikuti BBM
2. Pengisian ini merupakan wujud perhatian dan sarana motivasi dalam meningkatkan
perkembangan dan kemampuan anak
23
Di SDIT Adzkia Padang, setiap kelasnya ada papan yang bertuliskan nama siswa dan hal-hal yang bersangkutan dengan siswa.
24
Asril Yusuf BTR, IT Adzkia Padang, di SDIT Adzkia Padang, Wawancara Langsung,(23 Januari 2012)
3. Orang tua dapat mengetahui kualitas dan kuantitas bacaan anak
4. Terjalin komunikasi antara otang tua dan guru dalam mengatasi permasalahan dan
perkembangan siswa
5. Menentukan keberhasilan anak atas kerjasama orang tua dan guru
Kedua, buku yang disediakan sekolah adalah buku penghubung kegiatan harian
siswa. Buku penghubung ini berisikan tentang ketentuan tata tertib SDIT Adzkia, diantara isi
dari buku ini adalah:
1. Keterlambatan datang sekolah, bisa dilihat berapa kali pelanggaran dilakukan dan bentuk
apa saja konsekwensi pelanggaran/ sangsi yang akan diberikan
2. Keterlambatan karena bermain
3. Kedisiplinan, kerapian dan kebersihan
4. Perilaku sosial
5. Makan dan minum
6. Beribadah/ salat di sekolah
7. Izin keluar kelas
8. Ketentuan orang tua mengantar, menjemput atau menunggu anak
9. Kemudian dibuku ini ada juga kolom pesan/ informasi/ tugas dari guru dan untuk tugas
dirumah kita juga menyediakan kolom pesan yang hendak disampaikan orang tua kepada
guru.
Sumber Data: Dokumnetasi SDIT Adzkia
Dalam buku ini dijelaskan berbagai pelanggaran yang dilakukan siswa dan
konsekwensi/ sangsi yang akan didapat anak setiap kali melakukan kesalahan. Adanya buku
yang disediakan ini diharapkan kita bisa menjaga anak agar selalu melaksanakan
amalan-amalan ibadah setiap harinya. Pendidikan agama dikatakan berhasil, ketika nilai kognitif dan
psikomotor itu berjalan dengan baik. Dengan pembiasaan-pembiasaan yang senantiasa
dilakukan setiap harinya diharapkan bisa melahirkan siswa yang berkarakter yang kita
Kegiatan menarik lainnya yang menarik di SDIT Adzkia adalah bahwa dalam setiap
pembelajaran guru dibiarkan kreatif. Kreatif yang dimaksudkan pembelajran tidak hanya
dilakukan di kelas saja, tetapi juga dilakukan di luar kelas, mesjid dan lain sebagainya.26Hal
yang baru atau akan dilaksanakan di sekolah ini adalah rencana kegiatan kelas enam yang
akan pergi ke Lembah Anai, di sana anak di ajak belajar mengenal alam dan anak-anak juga
di ajak bermainoutbond.Tetapi kata bapak Rospiadi sebelum anak beramin outbond terlebih
dahulu kita suruh setor ayat, mereka semangat menyetor karena terbayang senangnya main.
Kalau tidak hafal disuruh hafal dulu baru boleh main.
KESIMPULAN
Pendidikan karakter dalam Islam didasarkan pada al-Qurân dan as-Sunnah. Setiap
ibadah atau amalan yang dianjurkan dalam Islam bertujuna untuk perbaikan akhlak umat
manusia. Oleh karena itu penerapan pendidikan karakter , sebaiknya melalui proses
berkelanjutan, tidak berakhir (neverending proses). Sekolah sebagi lingkngan pembudayaan
peserta didik dan guru sebagai “perekayasa” kultur sekolah, pada kenyataanya terikat oleh
regulasi, kebijakan, dan birokrasi. Oleh karena itu kebijakandan birokrasi harus ditata serta
disipakan sedemikian rupa guna mendukung terwujudnya pendidikan karakter.
Sekolah Dasar Islam Terpadu Adzkia Padang, merupakan sekolah yang
mengembangkan sistem fulldays School, dengan memakai keterpaduan kurikulum umum
dengan agama. Perencanaan dan kegaiatan yang dilakukan bertujuan untuk mencipatakan
karakter anak yang Islami. Banyak kegiatan yang telah dialkukan oleh sekolah ini
diantaranya ; shalat berjamaah, hafal al-Qurân dan hadis, mentoring, muhasbah jumat, dan
menetapakan aturan tata cara bertingakah laku setiap harinya. Semua kegiatan tersebut dibina
dan diawasi oleh guru, dan setia minggunyapun diberikan pencerehan kepada guru, baik
tentang materi, permasalahan PBM dan lain sebagainya.
DAFTAR KEPUSTKAAN
Abu Ahmadi,Psikologi Perkembangan,Jakarta : Rineka Cipta, 1991
Abu Ahmadi dan Uhbiyati,Ilmu Pendidikan,Jakarta : Rineka Cipta, 1991
Abudin Nata,Filsafat Pendidikan Islam,Jakarta : Gaya Media Pratama, 2005
---,Perspektif Islam tentang Pola hubungan Guru Murid,Jakarta :Raja Grafindo
Persada, 2001
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter, Strategi Membangun Karakter Bangsa, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012
Dharma Kesuma dkk, Pendidikan Karakter, Kajian Teori Pendidikan Praktik di Sekolah,
Bandung: Rosda Karya, 2012
Elizabet B Hurlock,Developmental Psycology, terj. Istiwidayanti & Soedjarwo,Psikologi
Perkembangan,Jakarta : Erlangga, 1998
http://www.PsychologyTarbiyah.co.id
http://www. SDIT Adzkia.co.id
Jalaluddin,Psikologi Agama,Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004
JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu),Sekolah Islam Terpadu Konsep dan aplikasinya,
Jakarta : JSIT, 2006
Lyen kennet, dkk,Pendidikan Moral Anak,Yogyakarata : Indek Kelompok Media, 2003
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,(Jakarta : Rineka Cipta,