• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PEMBENTUKAN KARAKTER ISLAMI (STUDI KASUS SDIT ADZKIA PADANG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE PEMBENTUKAN KARAKTER ISLAMI (STUDI KASUS SDIT ADZKIA PADANG)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PEMBENTUKAN KARAKTER ISLAMI

(STUDI KASUS SDIT ADZKIA PADANG)

Oleh: Sri Wahyuni, MA (Dosen Politekni Unand Padang)

Abstrak

Dalam Islam, pendidikan karakter itu sendiri bersumber dari al-Qurân dan as-Sunnah. Setiap ajaran yang terdapat dalam Islam pada prinsipnya untuk kesempuranaan akhlak seseorang. Bukan hanya sekedar teori tetapi figure Nabi Muhammad SAW tampil sebagai (uswatun hasanah) ataua suri tauladan. Maka sudah sepatutnyalah setiap pengajaran yang diberikan selalu dikaitkan dengan ibadah anak. Perlu perencanaan, pembiasaan, pengulangan, dan pengawasan dilakukan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan mampu memberikan kegiatan yang menunjang pembentukan karakter tersebut. Sehingga tidak lagi hanya sebatas knowledge saja, tetapi anak juga cakap dalam bertingkah laku Sekolah Dasar Islam Terpadi (SDIT) hadir sebagai Pembelajaran terpadu yang memperhatikan kebutuhan siswa dengan perkembangan yang holistik dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik maupun emosionalnya. SDIT Adzkia mengembangkan sistem fulldays School, dengan memakai keterpaduan kurikulum umum dengan agama. Setia kegiatan yang dilakukan selalu dikaitkan dengan pengetahuan dan keyakinan beragama anak. Tidak hanya dalam tingkah laku setiap materi umum yang diberikan disekolah selalu dikaitkan dengan pemahaman agama anak. Sehingga dengan kegiatan yang dilakukan di sekolah ini diharapkan karakter Islami yang diharapkan dapat tercapai.

A. Pendahuluan

Akhir-akhir ini, pendidikan karakter tengah menadi topic perbincangan yang

menarik. Hal ini terjadi karena adanya perageseran tatanan nilai dan gejala memudarnya

nilai-nilai luhur bangsa yang menjadi perhatian serius bagi segenap bangsa Indonesia. Oleh

karena itu pendidikan karakter, diharapkan bisa hadir sebagai solusi problem moralitas dan

karakter bangsa. Meski bukan sebagai sesuatu yang baru, pendidikan karakter cukup menjadi

semacam “greget” bagi dunia pendidikan pada khususnya untuk membenahi moralitas

(2)

Menurut Mulyasa, Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses

dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta

didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada

setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter peserta didik diharapkan mamapu

secara mandiri meningkatkan dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai

karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Berdasarkan perspektif yang berkembang dalam sejarah pemikiran manusia,

pendidikan karakter harus dilakukan berdasarkan tahap-tahap perkembangan anak sejak usia

dini sampai dewasa. Setidaknya berdasarkan pemikiran psikolog Kohlberg (1977) terdapat

empat tahap pendidikan karakter yang perlu dilakukan yaitu (a) tahap pembiasaan, sebagai

awal perkembangan karakter anak; (b) tahap pemahaman dan penalaran terhadap nilai, sikap,

perilaku dan karakter siswa; (c) tahap penerapan berbagai perilaku dan tindakan siswa dalam

kenyataan sehari-hari; (d) tahap pemaknaan, yaitu suatu tahap refleksi dari para peserta didik

melalui penilaian terhadap seluruh sikap dan perilaku yang telah mereka pahami dan lakukan

dan bagaimana dampak dan kemanfaatannya dalam kehidupan baik bagi dirinya maupun

orang lain.

Untuk mengaplikasikan tahapa-tahapan yang dimaksud perlu prencanaan yang

matang dalam mendidik anak. Sekolah sebagi lembaga pendidikan diharapkan dapat

memberikan kegiatan-kegiatan yang menunjang karakter anak. Unutk itu Sekolah Dasar

Islam Terpadu (SDIT) hadir dengan bertujuan untuk pembentukan karakter dengan

penambahan materi agama. Penekanan keagamaan yang diterapkan merupakan hal berbeda

dari sekolah lainnya, yang hanya memberikan pelajaran agama dua jam sekali seminggu.

Sedangkan di SDIT Adzkia ditambah dengan pelajaran dan setiap pelajaran selalu dikaitkan

dengan agama. Kemudian pada setiap kegiatan yang dilakukan di sekolah selalu dikaitkan

dengan keagaman. Mulai dari siswa tiba di lingkungan sekolah sampai mereka pulang selalu

diberikan penekanan-penekanan tentang keagamaan, sehingga anak-anak selalu dituntut

(3)

B. Hakikat Pendidikan Karakter

Menurut Thomas Lickona, karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merspon

situasi secara bermoral. Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui

tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia

lainnya.

Sebagian sejarawan mengatakan bahwa, dalam dunia Islam sendiri pembahasan

tentang karekater sudah jauh lebih dulu dibicarakan sebelum sebelum teori karakter

diungkapakan. Pendidikan karakter dalam Islam bersumber dari al-Qurân dan Sunnah.

Akhlak atau karakter Islam ini, terbentuk atas dasar prinsip “ ketundukkan, kepasrahan, dan

kedamainan” sesuai dengan makna dasar dari kata Islam. Defenisi akhak menurut bahasa

berasal dari kata قﻼﺧا - ﻖﻠﺨﺋ– ﻖﻠﺧا artinya perangai, kebiasaan, watak, peradaban yang baik,

agama.

Ajaran Islam tentang pendidikan karakter bukan hanya sekedar teori, tetapi figure

Nabi Muhammad SAW tampil sebagai contoh (uswatun hasanah) atau suri tauladan.

Menurut salah satu riwayat, istri beliau ‘Aisyah r.a, pernah berkata bahwa akhlak nabi

Muhammad SAW itu adalah al-Qurân; atau singkatnya Nabi Muhammad itu adalah al-Qurân

yang berjalan. Menurut salah satu hadis, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

Aku tidak diutus oleh Allah SWT kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang baik”

(H.R Malik).

Dengan begitu, realisasi akhlak yang mulia merupakan inti risalah nabi Muhammad

SAW. Berbagai ibadah dalam agama Islam diantaranya, dimaksudkan untuk menggapai

akhlak yang mulia. Seperti ibadah Shalat misalnya, antara lain dimaksudkan untuk

mentarbiyahkan atau mendidik manusia agar berhenti dari segala perbuatan keji dan munkar

(QS al-Ankabut ; 45). Ibadah puasa dimaksudkan, diantaranya menggapai tingkatan takwa

(Q.S al-Baqarah; 183). Berkaitan dengan ibadah puasa ini, Nabi Muhammad SAW bersabda,

(4)

keperluan bagi Allah SWT terhadap puasa seseorang yang hanya sekedar meninggalkan

makan dan minum.” (H.R Bukhari).

Ibadah zakat, infak dan sedekah diantara rahasianya adalah untuk menyucikan dan

membersihkan jiwa dari berbagai sifat buruk dan tercela (Q.S at-Taubah ; 103). Sedangkan

ibadah haji, selain merupakan penyempurnaan dari rukun Islam, juga mengandung

simbolisme tauladan dan kental akan nilai-nilai kemanusiaan. Masih banyak lagi

amalan-amalan yang diajarkan oleh Nabi yang pada prinsipnya untuk kebaikan semua makhluk yang

ada di alam. Maka dari itu sepatutnya Islam disebut sebagai agama rahmatanlil’alamin,

ajarannya mencakup semua kabaikan untuk alam.

Kemuliaan akhhlak itu, menunjukkan kesempurnaan iman. Sebagaimana sabda Nabi

Muhammad yang artinya:

orang-orang yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik

akhlaknya, dan manusia yang paling baik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap

istrinya” (hadits shahih, diriwayatkan oleh Ahmad dan at-Tirmizi).

C. Metode Pembentukan Karakter Islami Di SDIT Adzkia Padang

Kegiatan yang berulang-ulang dilakukan, dan terjadi setiap hari dengan waktu yang

cukup lama secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah laku anak. Oleh karena itu

perencanaan dan program yang matang dengan pengawasan dan kontrol yang baik tentunya

akan mempermudah tujuan yang diinginkan tercapai. SDIT Adzkia hadir dengan

mengembangkan sistem fulldays School, dengan memakai keterpaduan kurikulum umum

dengan agama. Kegiatan sekolah di atur bagaimana anak belajar penuh disekolah dengan

tingkah laku yang baik. Berikut beberapa kegiatan SDIT Adzkia yang dapat penulis paparkan

di antaranya:

1. Pembentukan keyakinan dan pengetahuan keberagamaan pada anak

a. Bentuk kurikulum

Dalam mengembangkan keyakinan dan pengetahuan anak, SDIT Adzkia

(5)

dikaitkan/ dihubungkan dengan agama.1 Meskipun pelajaran umum seperti

Matematika, IPA, IPS, PKn, Bahasa Indonesia dan lain sebagainya selalu dikaitkan

dengan agama. Sehingga setiap pelajaran yang diberikan kepada anak meskipun

pelajaran umum selalu di masukkan nilai-nilai Islami. Tentunya hal ini sedikit demi

sedikit akan mempengaruhi pola pikir siswa, mereka akan terbiasa dengan semua

kegiatan dan yang dipelajari selalu dikaitkan dengan agama.

Penambahan kekhasan kurikulum ini disusun oleh JSIT, dalam buku Standar

Kurikulum Sekolah Islam Terpadu. Salah satu contoh penulis ambil yaitu pada mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu:

Tabel I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Penambahan/Khas SIT

1. Menerapkan hidup

1.3 menerapkan hidup rukun di rumah dan disekolah

1Satria, Koordinator Bidang Kesiswaan, di SDIT Adzkia Padang, Wawancara Langsung, (18

(6)

Setelah Nabi

Sumber Data : Dokumentasi SDIT Adzkia Padang2

Dalam proses belajar mengajar, di sekolah ini para guru dituntut untuk

memberikan materi baik itu materi agama maupun umum selalu dikaitkan dengan

nilai-nilai Islamnya. Ini adalah salah satu cara penanaman akidah kepada anak, bahwa

(7)

anak terbiasa setiap yang ada disekeliling dan yang dipelajari ada kaitannya dengan

Tuhan. Untuk itu setiap minggunya pada hari sabtu sekolah libur, dan pada saat itulah

kita sekali seminggu para guru mengevaluasi proses belajar mengajar, bagian mana

atau siapa yang proses mengajarnya yang kurang dan perlu perbaikan.3

Selain dalam proses pembelajaran upaya guru SDIT Adzkia dalam

pengembangan pengetahuan keagamaan anak akan tampak dari berbagai kegiatan

yang dilakukan di sekolah. Karena merupakan sekolah Islam terpadu setiap kegiatan

selalu ada nilai agama. Namun secara garis besar kegiatan keagamaan yang dilakukan

oleh SDIT Adzkia Padang dalam menunjang pengetahuan keagamaan anak adalah:

b. Shalat

Kebiasaan adalah cara bertindak atau berbuat seragam. Pembentukan

kebiasaan menurut Wetherington yang dikutip oleh Jalaluddin ada dua cara.Pertama,

dengan cara mengulang, Kedua, dengan cara disengaja atau direncanakan.4 Dengan

adanya kegiatan yag direncanakan dengan baik dan pengulangannya setiap hari, maka

akan menjadi kebiasaan bagi siswa. Cara inilah yang dipakai oleh SDIT Adzkia,

dengan berbagai kegiatan rutin untuk pembiasaan-pembiasaan terhadap siswa. Salah

satu kegiatan itu adalahsalatberjamaah yang dilakukan di sekolah.

Diantara salat yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Adzkia

Padang adalah salat Dhuha, salat Zuhur, dan salat Ashar. Ketiga salat ini selalu

dilakukan setiap harinya di sekolah. Khusus untuk kelas kecil diantaranya, kelas satu,

dua dan tiga salat dilaksanakan hanya di dalam kelas saja. Hal ini dimaksudkan untuk

mudah mengontrol anak dalam salat. Siswa yang kelas kecil tentunya masih banyak

3

Aswandi, Tata Usaha SDIT Adzkia Padang dan Guru Pendidikan Agama Islam, di SDIT Adzkia Padang, 20 Januari 2012

(8)

yang belum hafal bacaan salat, jadi ketika salat tersebut khusus kelas kecil bacaannya

di keraskan dan dibaca sama-sama oleh siswa.5

Berdasarkan observasi penulis ketika melaksanakan salat kelas kecil, lebih

khususnya penulis sebut kelas satu. Mereka telah mampu malaksanakan salat

berjamaah dengan baik. Dengan pengawasan guru kelas, salah seorang dari mereka

ditunjuk untuk menjadi imam. Kemudian yang lainnya mengikuti apa yang dibaca dan

dilakukan imam. Tidak hanya itu selesai salat pun mereka telah mampu berzikir

dengan baik.6

Kemudian untuk kelas besar diantaranya kelas empat, lima, dan enam salat

dilaksanakan di masjid dan diawasi oleh guru. Pelaksanaan salat di mesjid, untuk

pengawasannya ditunjuk guru yang piketnya.7 Guru piket yang akan mengatur

berbagai keperluan salat dan lancarnya kegiatan salat. Akan tetapi peran semua guru

juga dibutuhkan, setiap guru harus menyebar diberbagai syaf siswa untuk melihat

perilaku anak selama salat. Siswa yang baik salatnya akan diberi reward sebuahPin,

yang dalam pin tersebut bertulis kata-kata yang memotivasi, contohnyaAhlul Jannah.

c. Hafalan al-Qurân

Menciptakan generasi yang qur’ani menjadi tujuan utama SDIT Adzkia

Padang. Oleh karena kegiatan hafal al-Qurân merupakan kegiatan yang selalu ada

setiap harinya di sekolah ini. Setiap siswa mulai dari kelas satu sampai kelas enam

diwajibkan untuk menghafal al-Qurân. Hal ini dibenarkan oleh Satria wakil bidang

kesiswaan, di sini setiap anak diwajibkan hafalan al-Qurân. Setidaknya tamatan dari

Adzkia hafal Juz 30 dan hadis-hadis yang sudah ditentukan.8 Batasan tentang materi

5

Musrida Nengsih, guru al-Quran SDIT Adzkia Padang, di Taratak Paneh, wawancara langsung, (14 Januari 2012)

6

Observasi, Pelaksanaan Salat di Kelas satu, di SDIT Adzkia Padang, 9 Januari 2012

7

Aswandi, Tata Usaha SDIT Adzkia Padang, di SDIT Adzkia Padang, wawancara Langsung, (20 Januari 2012)

8Satria, Wakil Bidang Kesiswaan, di SDIT Adzkia Padang, di SDIT Adzkia Padang, 12 Januari

(9)

hafalan sendiri sudah ada diatur dan ditentukan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu,

dan bagaimana pelaksanaan hafalan di atur oleh Koordinator bidang al-Qurân9

Kewajiban dalam hafalan ini ternyata tidak hanya diwajibkan terhadap siswa

saja, akan tetapi para guru pun harus menyetor hafalannya setiap harinya. Sebelum

pulang para guru menyetor hafalannya minimal dua baris.10Satu hal yang menjadi hal

menarik di sekolah ini adalah setiap kegiatan yang ada selalu reward yang diberikan

oleh sekolah untuk memotivasi anak maupun guru yang ngajar di sekolah ini. Setiap

siswa yang banyak hafalannya diberikan hadiah, begitu juga dengan para guru.

Setidaknya satu kali sebulan dilihat siapa yang hafalan yang banyak dan yang pantas

untuk mendapatkan reward yang disediakan sekolah

d. Mentoring

Setiap satu kali dalam seminggu ada kegiatan liqa’ atau biasa juga disebut

sebagai mentoring.11Pada pelaksanaan mentoring ini anak akan dibagi

berkelompok-kelompok. Setiap kelompok berkisar enam sampai sepuluh orang siswa.12Materi yang

diberikan disusun dan ditetapkan oleh Koordinator bidang Diniyah.13 Mentoring

merupakan wadah untuk bisa memperdalam ilmu umum siswa tentang agama. Juga

merupakan kegiatan untuk mengevaluasi kegiatan ibadah siswa yang dilakukan

selama seminggu. Boleh dikatakan mentoring merupakan kegiatan evaluasi siswa.

Jadi dalam satu lokal guru pembimbing mentoring terdiri dari beberapa orang, karena

siswa maksimal hanya sepuluh orang untuk satu orang pembimbing. Mentoring yang

9

Koordinator Bidang al-Qurân merupakan Koordinator ysng mengatur sistem hafalan di sekolah Dasar Islam Terpadu Adzkia Padang.

10

Aswandi, Op.Cit

11 Rospiadi, Guru Agama dan Guru Pendidikan Agama Islam, di SDIT Adzkia Padang,

Wawancara Langsung, (22 Januari 2012)

12

Murniyanita, Wakil Bidang Kurikulum, di SDIT Adzkia Padang,wawancara Langsung, 18 Januari 2012

13Koordinator Diniyah adalah koordinator khusus untuk mengatur segala kegaiatan keagamaan,

(10)

dilakukan dilaksanakan di Masjid14 atau dimanapun yang bisa membantu kegiatan.

Jadi kegiatan mentoring ini proses belajar mengajarnya tidak terpaku di dalam kelas.

e. Pembiasaan

Pembentukan karakter anak salah satunya yang dilakukan di sekolah dasar

Islam Terpadu Adzkia adalah pembiasaan. Setiap hari dari jam 07.25 sampai 07.45

Wib dilakukan kegiatan siswa yang di pandu oleh wali kelas atau guru yang mengajar

di jam pertama.15Berikut agenda kegiatan pembiasaan SDIT Adzkia Padang adalah:

Table : 2

No Hari Kegiatan Keterangan

1 Senin Upacara atau Apel

Pagi 

Upacara dilakukan setiap senin pertama (setiap awal bulan)

 Upacara/apel pagi diikuti oleh semua siswa dan guru (untuk apel pagi dilkasi masing-masing)

 Persiapan upacara oleh guru yang ditentukan

 Pengumuman siswa teladan dan guru piket teladan dilakukan pada waktu upacara bendera atau apel pagi awal bulan

 Pembina upacar digilirkan sesuai jadwal

2 Selasa Evaluasi akhlak (buku penghubung) dan nasehat dari walas

 Walas mengevaluasi kegiatan harian siswa yang terdapat dalam buku penghubung  Walas memberikan nasehat

sesuai temuan pada saat evaluasi tersebut (dalam kelas masing-masing) untuk

14

Observasi, Proses Belajar mengajar Mentoring, di SDIT Adzkia Padang, Rabu, 11 Januari 2012

(11)

mengambil hikmah dan koorbid diniya/ koorbid al-Qur’an dan orang tua  Walas mendapingi siswa

melaksanakan kegiatan sesuai lokasi yang telah ditentukan  Walas mengarahkan siswa

untuk mengembalikan alat  Walas memeriksa kerapian,

dan kebersihan siswa

 Walas menindak lanjuti pelanggarna siswa pada hari itu misalnya memotong kuku, rambut dan sebgainya

 Walas mengevaluasi kegiatan harian siswa yang terdapat dalam buku penghubung  Walas memberikan nasehat

sesuai temuan pada saat evaluasi tersebut (dalam kelas masing-masing)

(12)

melaporkan kepada wakasiswa/ koorbid diniyah/ koorbid al-Quran dan orang tua

Sumber Data: Dokumentasi SDIT Adzkia Padang

f. Muhasabah Pagi Jum’at

Kegiatan ini hanya dilakukan satu kali dalam seminggu, yaitu pada pagi hari

Jum’at dari jam 07.30 wib sampai jam 09.00 wib. Kegiatan ini hanya diikuti oleh

kelas besar yaitu kelas empat, lima dan kelas enam.16Materi yang diberikan pada pagi

jum’at ini bermacam-macam, zikir bersama, penyampaian materi oleh Ustadz yang

ditentukan atau bisa juga menjadi waktu untuk mengulang hafalan atau tahsin

al-Quran. Selesai kegiatan dilaksakan semua siswa diharuskan untuk salat Dhuha

sebelum kembali lagi ke kelas masing-masing.

2. Pembentukan Sikap dan Tingkah Laku Anak

Sesuai dengan tujuan didirikannya Sekolah Dasar Islam Terpadu Adzkia Padang

mewujudkan generasi yang berakhlak Qurâni, berprestasi dan cinta lingkungan, jadi

sekolah menuntut siswa-siswi untuk selalu bersikap dan tingkah laku yang Islami, baik di

lingkungan sekolah, rumah maupun lingkungan masyarakat. Berdasarkan hal ini juga

dibuat peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan oleh siswa (khusunya dalam

bertingkah laku) diantaranya:

Bukan hanya tingkah laku anak dalam belajar saja yang diperhatikan oleh guru,

setiap kegiatan yang dilakukan anak selalu diawasi dan dibimbing oleh guru, Diantaranya

kegiatan tersebut adalah:

a. Ketika mengambil wudhu, anak dituntut bagaimana cara mengambil wudhu yang baik.

Dalam observasi yang penulis lihat anak-anak sudah mampu mengambil wuduk

dengan baik. Menjadi kebiasaan juga bagi mereka saling mengingatkan, hal ini terbukti

(13)

siapa yang tidak baik wuduknya diberi tahukan kepada guru, kemudian disuruh ulang

kembali dengan dibimbing oleh gurunya.

b. Selalu membaca do’a ketika akan memulai suatu pekerjaan. Misalnya makan, anak

dibimbing bersama untuk membaca doa. Untuk kelas kecil dibaca bersama dengan

suara keras dan kelas besar hanya diingatkan dan mereka senantiasa membacanya

dengan baik.

c. Mempraktekkan hadis-hadis yang sudah dihafal dalam kehidupan sehari-hari. Salah

satunya tidak boleh makan dan minum berdiri, ketika anak melihat ada yang makan

berdiri misalnya mahasiswa Perguruan Tinggi yang kebetulan ada dilantai empat

dalam gedung yang sama, mereka akan bilang langsung “kak kenapa makan berdiri,

kalau makan itu duduk”.17

d. Selalu berkata jujur dan bersikap lemah lembut. Setiap harinya anak dituntut untuk

selalu berkata jujur. Dalam hal ini guru sangat berperan sekali, di SDIT Adzkia guru

dituntut untuk mengajar dengan lemah lembut. Salah seorang guru juga bilang, ketika

ada anak yang punya masalah kita tidak akan marah. Tetapi tindakan kita melakukan

pendekatan bertanya baik-baik kenapa dia melakukan hal itu, kemudian baru kita beri

nasehat. Sehingga dengan hal seperti anak merasa senang dan tidak tertekan.18 Tita

Aulia salah seorang siswa kelas enam juga berkata demikian, saya senang sekolah di

sini, karena gurunya tidak ada yang pemarah, kalau kita melakukan kesalahan kita

dinasehati dan kita tidak pernah dibentak.19

e. 5 S (senyum, sapa, salam, sopan dan santun), merupakan budaya pergaulan yang

diharuskan di sekolah.20 Setidaknya kelima S itu dilakukan anak setiap harinya tiga

17

Rospiadi, wawancara langsung, (23 Januari 2012)

18

Rospiadi, Op.CIt

19

Tita Aulia, Siswi Kelas Enam, di SDIT Adzkia Padang, Wawancara Langsung,(25 Januari 2012)

(14)

puluh orang.21 Berikut merupaka aturan yang idtetapkan oleh sekolah tentang 5S

adalah sebagai berikut:

1) Senyum ramah dan tulus menunjukkan persaudaraan dan ketulusan hati

2) Salam jika bertemu teman, guru, orang tua, saudara seiman dan sebagainya

3) Sapa atau tegur dengan ramah setelah ucapkan salam atau bersalaman

4) Sopan dalam bertutur kata/ berbicara (lemah lembut dan tidak kasar) tegas dan

tidak penakut

5) Santun akhlaknya (menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih

tua)22

Jadi setiap hari anak diharuskan bergaul dan bersosialisasi dengan lingkunga,

baik itu teman, guru maupuan siapa saja yang ditemuinya siswa setiap harinya.

Kegiatan ini di control guru berdasarkan buku penghubung siswa.

f. Dalam pergaulan sehari-hari interaksi antara siswa dengan guru memakai, panggilan

Ustadz/Ustadzah untuk guru, dan Ana bagi panggilan untuk diri anak. Kemudian

antara siswa mereka memanggil dengan kata Ana dan Antum. Hal ini kita lakukan

untuk memperhalus bahasa pergaulan dalam sehari-hari dan juga agar lebih Islami,

karena sekolah kita adalah sekolah yang islami juga (ungkapan salah seorang guru).

Semua peraturan disiplin akan menjadi kebiasaan-kebiasaan yang baik bila dalam

melaksanakan berbagai peraturan terwujud kondisi yang memberikan kesempatan

kepada anak untuk berkembang dan berbuat sesuatu sesuai kemampuannya. Bahkan

akan berkembang menjadi disiplin diri (self discipline) bila peraturan itu dipegang

secara konsisten.

g. Porses belajar mengajar, Pendekatan yang digunakan guru Adzkia dalam belajar

berbagai macam, salah satunya Asril guru kelas II. Untuk melihat dan menilai sikap

siswa waktu belajar saya memakai kartu. Kartu tersebut ada tiga warna, diantaranya

(15)

merah, kuning, dan hijau. Kartu hijau untuk siswa yang pintar, kartu kuning diberikan

ketika siswa melakukan satu kesalahan, jika sudah banyak kesalahannya kartu merah

dan nantinya kartu tersebut kita tempel di dinding.23Namun ketika kita kasih kartu

kuning saja siswa akan tahu dengan sendirinya, kita tidak perlu marah tetapi mereka

akan merasa dan menghukum dirinya sendiri. Dengan demikian siswa tahu dia salah

dan akan berusaha untuk mengubah. Kartu yang tertempel di dinding merupakan bukti

bagi orang tua yang mau tahu tentang perkembangan anaknya di sekolah.24Berbagai

metode yang dilakukan guru di waktu belajar, merupakan cara untuk menegakkan

disiplin siswa. SDIT Adzkia tidak menekankan peraturan atau disiplin yang bisa

membuat anak tertekan. Kesan lemah lembut dan mengajar dengan kasih sayang tetap

dikemukan. Di SDIT ada yang namanya buku kontrol hafalan al-Qurân, buku ini diisi

sejauh mana hafalan anak dalam menghafal al-Qurân. Guru yang mendengarkan

bacaan hafalan anak harus menandatangani dan menilai kemampuan anak. Kemudian

di buku ini kita juga bisa mengontrol perkembangan dan prestasi Tadarus al-Qurân

anak setiap harinya.

Hasil wawancara penulis dengan guru, setiap harinya anak wajib baca al-Qurân

minimal dua baris. Ketika ada anak yang lupa membaca al-Qurân dalam sehari, maka untuk

hari berikutnya disuruh membaca al-Qurân dua kali lipat di depan kita.25Untuk buku ini akan

dikontrol/ diparaf oleh guru di sekolah dan orang tua di rumah. Diantara urgensi pengisian

paraf guru, orang tua dan laporan kegiatan harian ini adalah:

1. Pengisian kolom ini berfungsi memantau kemampuan, keterampilan dan kerajinan siswa

selama mengikuti BBM

2. Pengisian ini merupakan wujud perhatian dan sarana motivasi dalam meningkatkan

perkembangan dan kemampuan anak

23

Di SDIT Adzkia Padang, setiap kelasnya ada papan yang bertuliskan nama siswa dan hal-hal yang bersangkutan dengan siswa.

24

Asril Yusuf BTR, IT Adzkia Padang, di SDIT Adzkia Padang, Wawancara Langsung,(23 Januari 2012)

(16)

3. Orang tua dapat mengetahui kualitas dan kuantitas bacaan anak

4. Terjalin komunikasi antara otang tua dan guru dalam mengatasi permasalahan dan

perkembangan siswa

5. Menentukan keberhasilan anak atas kerjasama orang tua dan guru

Kedua, buku yang disediakan sekolah adalah buku penghubung kegiatan harian

siswa. Buku penghubung ini berisikan tentang ketentuan tata tertib SDIT Adzkia, diantara isi

dari buku ini adalah:

1. Keterlambatan datang sekolah, bisa dilihat berapa kali pelanggaran dilakukan dan bentuk

apa saja konsekwensi pelanggaran/ sangsi yang akan diberikan

2. Keterlambatan karena bermain

3. Kedisiplinan, kerapian dan kebersihan

4. Perilaku sosial

5. Makan dan minum

6. Beribadah/ salat di sekolah

7. Izin keluar kelas

8. Ketentuan orang tua mengantar, menjemput atau menunggu anak

9. Kemudian dibuku ini ada juga kolom pesan/ informasi/ tugas dari guru dan untuk tugas

dirumah kita juga menyediakan kolom pesan yang hendak disampaikan orang tua kepada

guru.

Sumber Data: Dokumnetasi SDIT Adzkia

Dalam buku ini dijelaskan berbagai pelanggaran yang dilakukan siswa dan

konsekwensi/ sangsi yang akan didapat anak setiap kali melakukan kesalahan. Adanya buku

yang disediakan ini diharapkan kita bisa menjaga anak agar selalu melaksanakan

amalan-amalan ibadah setiap harinya. Pendidikan agama dikatakan berhasil, ketika nilai kognitif dan

psikomotor itu berjalan dengan baik. Dengan pembiasaan-pembiasaan yang senantiasa

dilakukan setiap harinya diharapkan bisa melahirkan siswa yang berkarakter yang kita

(17)

Kegiatan menarik lainnya yang menarik di SDIT Adzkia adalah bahwa dalam setiap

pembelajaran guru dibiarkan kreatif. Kreatif yang dimaksudkan pembelajran tidak hanya

dilakukan di kelas saja, tetapi juga dilakukan di luar kelas, mesjid dan lain sebagainya.26Hal

yang baru atau akan dilaksanakan di sekolah ini adalah rencana kegiatan kelas enam yang

akan pergi ke Lembah Anai, di sana anak di ajak belajar mengenal alam dan anak-anak juga

di ajak bermainoutbond.Tetapi kata bapak Rospiadi sebelum anak beramin outbond terlebih

dahulu kita suruh setor ayat, mereka semangat menyetor karena terbayang senangnya main.

Kalau tidak hafal disuruh hafal dulu baru boleh main.

KESIMPULAN

Pendidikan karakter dalam Islam didasarkan pada al-Qurân dan as-Sunnah. Setiap

ibadah atau amalan yang dianjurkan dalam Islam bertujuna untuk perbaikan akhlak umat

manusia. Oleh karena itu penerapan pendidikan karakter , sebaiknya melalui proses

berkelanjutan, tidak berakhir (neverending proses). Sekolah sebagi lingkngan pembudayaan

peserta didik dan guru sebagai “perekayasa” kultur sekolah, pada kenyataanya terikat oleh

regulasi, kebijakan, dan birokrasi. Oleh karena itu kebijakandan birokrasi harus ditata serta

disipakan sedemikian rupa guna mendukung terwujudnya pendidikan karakter.

Sekolah Dasar Islam Terpadu Adzkia Padang, merupakan sekolah yang

mengembangkan sistem fulldays School, dengan memakai keterpaduan kurikulum umum

dengan agama. Perencanaan dan kegaiatan yang dilakukan bertujuan untuk mencipatakan

karakter anak yang Islami. Banyak kegiatan yang telah dialkukan oleh sekolah ini

diantaranya ; shalat berjamaah, hafal al-Qurân dan hadis, mentoring, muhasbah jumat, dan

menetapakan aturan tata cara bertingakah laku setiap harinya. Semua kegiatan tersebut dibina

dan diawasi oleh guru, dan setia minggunyapun diberikan pencerehan kepada guru, baik

tentang materi, permasalahan PBM dan lain sebagainya.

(18)

DAFTAR KEPUSTKAAN

Abu Ahmadi,Psikologi Perkembangan,Jakarta : Rineka Cipta, 1991

Abu Ahmadi dan Uhbiyati,Ilmu Pendidikan,Jakarta : Rineka Cipta, 1991

Abudin Nata,Filsafat Pendidikan Islam,Jakarta : Gaya Media Pratama, 2005

---,Perspektif Islam tentang Pola hubungan Guru Murid,Jakarta :Raja Grafindo

Persada, 2001

Agus Wibowo, Pendidikan Karakter, Strategi Membangun Karakter Bangsa, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2012

Dharma Kesuma dkk, Pendidikan Karakter, Kajian Teori Pendidikan Praktik di Sekolah,

Bandung: Rosda Karya, 2012

Elizabet B Hurlock,Developmental Psycology, terj. Istiwidayanti & Soedjarwo,Psikologi

Perkembangan,Jakarta : Erlangga, 1998

http://www.PsychologyTarbiyah.co.id

http://www. SDIT Adzkia.co.id

Jalaluddin,Psikologi Agama,Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004

JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu),Sekolah Islam Terpadu Konsep dan aplikasinya,

Jakarta : JSIT, 2006

Lyen kennet, dkk,Pendidikan Moral Anak,Yogyakarata : Indek Kelompok Media, 2003

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,(Jakarta : Rineka Cipta,

Gambar

NoTable : 2HariKegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Perumahan Green Ciatayam City yang berletak di Jalan Raya Citayam - Parung No.1, Ragajaya, Kec. Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat , kini dihuni lebih dari 2827 kepala

PENGUKURAN KINERJA ESELON IV DINAS PERHUBUNGAN TRIWULAN IV KABUPATEN KLATEN TAHUN 2019.. 1 KASUBAG

Perjanjian murabahah juga mengikat sesuai kebiasaan, dimana perjanjian tersebut mengikuti kebiasaan yang lazim dilakukan oleh masyarakat, sama seperti pembiayaan yang

Untuk meningkatkan penggunaan kedelai dalam berbagai industri, maka kedelai ini dapat diolah sebagai minyak kedelai, yang dapat menggantikan peran minyak kelapa sawit sebagai

Grafik persen adsorpsi direct black 38 terhadap waktu kontak ditunjukkan pada Gambar 4 dimana kapasitas adsorpsi adsorben silika mesopori, karbon aktif, dan komposit

Kesimpulan: Setelah dilakukan intervensi fisioterapi dengan menggunakan modalitas berupa Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan terapi latihan pada

Ketika perusahaan yang berada pada kuadran agresif dalam matriks SPACE, perusahaan berada dalam posisi sempurna untuk menggunakan kekuatan internal untuk (1)