• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI TEKNOLOGI PABRIKASI RUMAH MODULAR PADA KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "APLIKASI TEKNOLOGI PABRIKASI RUMAH MODULAR PADA KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI TEKNOLOGI PABRIKASI RUMAH MODULAR

PADA KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL

Nurcawedha Riztria Adinda Staff Pengajar Jurusan Teknik Sipil STT Mandala

Email :adinda_sttmandala@yahoo.co.id

ABSTRAK

Teknologi pabrikasi rumah modular merupakan salah satu inovasi kreatif dalam rangka pengembangan metoda kerja konstruksi untuk pencapaian efisiensi waktu dan biaya konstruksi serta pencapaian kualitas konstruksi yang meningkat. Teknologi pabrikasi rumah modular merupakan proses konstruksi non-konvensional yang melibatkan teknologi moderen dan dilakukan secara terpusat dan terintegerasi dalam sebuah wokshop, Penerapan teknologi pabrikasi rumah modular pada pembangunan rumah tinggal sudah dilakukan di berbagai negara di dunia. Lain halnya dengan proses konstruksi konvensional (on site) pembangunan rumah tinggal pada umumnya yang tidak efisien akan hal waktu dan biaya konstruksi, serta menghasilkan limbah proyek yang tidak sedikit, Penerapan teknologi pabrikasi rumah modular ini pada pembangunan rumah tinggal dapat memangkas waktu dan biaya konstruksi, buangan konstruksi, tanpa mengurangi kualitas dari fungsi bangunan.

Kata kunci :rumah modular, pabrikasi, efisiensi, teknologi, non-konvensional

PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi saat ini telah berdampak juga pada industri konstruksi di dunia.Hal ini terjadi demi pencapaian optimalisasi kinerja, biaya, waktu serta kualitas.Teknologi di sektor industri sangat membantu terutama pada masa konstruksi, agar mampu memberi dampak percepatan, ketepatan dan optimalisasi kinerja yang signifikan, maka dengan demikiancost project dapat ditekan. Dalam hal konstruksi pembangunan rumah tinggal pun saat ini sudah melibatkan teknologi dengan harapan pencapaian kualitas yang lebih baik, serta pemangkasan terhadap waktu dan biaya konstruksi, hal ini dilakukan untuk mengimbangi antara semakin tingginya permintaan akan rumah tinggal dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia.

Proses pembangunan sebuah rumah tinggal memadai cukup menghabiskan waktu konstruksi yang terhitung lama yakni sekitar ± 60 hari (2 bulan), hal ini tentunya dibarengi dengan besarnya biaya konstruksi

(cost project)yang dikeluarkan, semua itu terjadi karena proses konstruksi pada umumnya masih menggunakan cara konvensional atau proses konstruksi yang dilakukan secara on site. Oleh karena itu dalam rangka menanggapi ketidakefisienan akan waktu dan biaya konstruksi yang dikeluarkan untuk pembangunan rumah tinggal maka teknologi pabrikasi rumah modular coba diterapkan demi tercapainya efisiensi waktu dan biaya tanpa mengurangi kualitas dari fungsi bangunan.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI DI INDONESIA

(2)

dengan impian masa depan. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sangat beruntung karena sejak deklarasi kemerdekaan, khususnya sejak dicanangkannya pembangunan lima tahun, telah diberi kesempatan untuk menerapkan berbagai teknologi dengan tingkat kerumitan yang bervariasi. Produk penerapan teknologi, termasuk di dunia konstruksi, sangat tergantung pada kualitas SDM (sumber daya manusia) yang melaksanakannya. Konsistensi produktivitas SDM tergantung pada banyak variabel baik internal maupun eksternal. Salah satu variabel eksternal yang sangat diperlukan adalah tersedianya norma, standar, pedoman, dan manual untuk mendukung penerapan teknologi tersebut sejak tahap perencanaan sampai dengan operasi dan pemeliharaannya. Dengan adanya codes dan standards,

profesionalisme SDM dapat dilaksanakan secara akuntabel dan auditabel.

Menurut Yaya Supriyatna (2007), Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan teknologi pada bidang konstruksi di Indonesia diantaranya sebagai berikut :

1. Kebutuhan teknologi bangunan konvensional untuk memenuhi kebutuhan dasar infrastruktur.

2. Kebutuhan teknologi sederhana/ tepat guna yang dapat langsung digunakan oleh masyarakatawam. 3. Kebutuhan teknologi untuk

meningkatkan durabilitas/ usia rencana hasil pembangunan konstruksi.

4. Kebutuhan teknologi untuk meningkatkan pelayanan sesuai dengan peningkatan kebutuhanmasyarakat.

5. Kebutuhan teknologi untuk menjawab tantangan keterbatasan ruang terbuka di perkotaan.

6. Kebutuhan teknologi untuk menjawab tantangan kondisi dan bentang alam.

7. Kebutuhan teknologi untuk menunjukkan ciri-ciri khusus komunitas: negara/ daerah/ kawasan.

8. Kebutuhan teknologi untuk menjawab persaingan pasar konstruksi antar negara di masa depan.

Permasalahan dan tantangan dalam rangka memenuhi kebutuhan teknologi di atas, tergantung pada beberapa aspek yang terkait dengan ketersediaan sumber daya, identifikasi kebutuhan dan penyediaannya, tingkat efisiensi dan efektifitasnya, dan konsistensi dalam penerapannya.Sumber daya alam atau buatan yang paling sering dibutuhkan dalam konstruksi adalah material.Penerapan teknologi sederhana dan tepat guna diupayakan untuk menggunakan material lokal.Namun tidak selamanya hal ini dapat dilakukan.Diperlukan teknologi tertentu untuk memperbaiki sifat-sifat material.Walaupun teknologi pelaksanaan konstruksinya sederhana namun pengembangan teknologi materialnya memerlukan penguasaan ilmu yang cukup maju. Oleh karena itu, diperlukan codes dan

practices agar pelaksana di lapangan dapat langsung menggunakannya di lapangan.

PENGERTIAN TEKNOLOGI PABRIKASI RUMAH MODULAR

Prefabricated home atau sering juga disebut dengan modular home adalah rumah yang bagian – bagiannya diproduksi di dalam sebuah ruangan (workshop), modular diproduksi secara terpusat dan terintegerasi, menggunakan teknologi pabrikasi canggih dan moderen agar kualitas tetap terjaga, kemudian bagian – bagian rumah dimobilisasi dengan aman ke site proyek didampingi oleh para pekerja professional yang bertugas merakit bagian bagian rumah di lokasi site proyek yang telah ditentukan namun ada juga yang langsung dirakit di workshop kemudian diangkut ke lokasi menggunakan kendaraan khusus yang selanjutnya dikoneksikan dengan pondasi on site. Prefabricated home bukanlah sebuah

(3)

Lamanya proses konstruksi menggunakan teknologi pabrikasi rumah modular bergantung kepada desain dan produsen, tetapi beberapa rumah modular dapat dibangun di dalam pabrik (workshop)dalam waktu 1-2 minggu. Dan dikarenakan bagian

– bagian rumah (modular) dibangundi dalam sebuah ruangan, maka tidak pernah ada keterlambatan akibat cuaca. Biasanya diperlukan waktu sekitar 2-4 minggu untuk menyelesaikan proses perakitan di lokasi sampai pada serah terima bangunan. Dalam proses produksi mudular, produsen menggunakan komputer dibantu dengan desain program untuk perencanaan spesifikasi desain yang akan dibuat. Rumah modular tidak terasa nampak seperti modul

– modul yang dipersatukan, kecuali jika kita benar – benar melihat langsung proses produksi modular rumah hingga dimobilisisasi dan dirakit di lokasi proyek, namun jika tidak mengikuti langsung proses produksi dan perakitan modular maka kita mungkin tidak akan merasakan bahwa itu adalah rumah modular.

PERBEDAAN RUMAH MODULAR

DENGANMANUFACTURE

HOME(rumah produksi)

Seringkali terdengar sama antara

modular home dengan manufacture home,

namun faktanya bahwa modular home

dengan manufacture home memiliki perbedaaan – perbedaan secara gamblang baik perbedaan dari proses pelaksanaan pembangunan (konstruksi) rumah, mobilisasi rumah ke lokasi site, hingga struktur yang digunakan oleh keduanya.

Manufacture home(rumah produksi) adalah suatu mobile home karena konstruksi bangunan tidak berdasar pada suatu pondasi namun hanya melekat pada site, oleh karena itu dapat digunakan berpindah pindah dan sewaktu – waktu dapat dibongkar serta dirakit ulang di site yang lain, rumah diproduksi dan dirakit di dalam workshop ,rumah dirakit diatas kaki kaki baja yang bersifat non-removable, dengan begitu rumah dapat dimobilisasi langsung ke tujuan

baik menggunakan trailer atau kendaraan khusus untuk menarik rumah tersebut. Di negara Amerika Serikat, manufacture home

diproduksi dan dilengkapi dengan standar keselamatan berupa kode tertentu, kemudian kode tersebut diletakkan di lokasi site rumah tersebut, setiap rumah diberi label tag merah dimana tag merah tersebut adalah jaminan dari pihak produsen rumah bahwa rumah tersebut dibangun sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah setempat.

Terdapat beberapa perbedaan signifikan antara manufacture home dengan

modular home, diantaranya sebagai berikut :

Modular Homes(rumah modular)

• Seringkali disebut sebagai rumah buatan pabrik atau rumah pra-pabrikasi

• Modular rumah diproduksi di pabrik

• Modular rumah yang telah diproduksi kemudian diangkut menggunakan truk ke lokasi proyek lalu dirakit oleh para pekerja menggunakan crane

• Setelah sampai di lokasi site,

kemudian harus sesuai dengan kode lokal, negara bagian atau bangunan regional

• Setelah rumah telah selesai dirakit dan pekerjaan finishingdi lokasi site,

pengawas bangunan akan mengunjungi lokasi site dan untuk melakukan pemeriksaan rumah memastikan bahwa konstruksi bangunan telah sesuai dengan persyaratan regional dan memastikan bahwa semua pekerjaan telah selesai dengan aman dan sesuai standar

• Rumah modular berdasar kepada pondasi yang permanen di lokasi site

dan kadang memiliki ruang bawah tanah

(4)

• Rumah modular lebih besar • Terkadang beberapa keluarga dibandingkan dengan manufacture memanfaatkan manufacture home home, pada rumah modular memilki yang lebih sederhana sebagai rumah dapur lengkap, kamar tidur, kamar liburan bergerak

mandi, dll layaknya rumah tinggal • Manufacture home secara teknis pada umumnya merupakan rumah pabrikasi yakni

• Rumah modular memang sedikit rumah yang diproduksi namun mahal dibanding manufacture home sangat berbeda dengan rumah –

per m² nya rumah yang diproduksi saat ini

• Ekuitas rumah pada rumah modular • Pengawas bangunan terkadang akan terus naik dan tumbuh nilainya dipanggil untuk memeriksa akan dari waktu ke waktu, dan upgrade instalasi - instalasi

perencanaan rumah pun bisa • Produksi manufacture home lebih dilakukan seperti menambahkan

beranda, garasi, dll

Manufactured Homes(rumah produksi) • Modelnya kuno dan terkadang

disebut sebagai rumah bergerak atau rumah trailer

Manufacture home pra-konstruksi nya dilakukan di pabrik dan dirakit berdasar pada sasis baja yang permanen

Manufacture homememiliki roda–

roda yang biasanya terpisah setelah unit rumah dimobilisasi ke lokasisite

• Pada manufacturehome biasanya memiliki skirting / siding dibagian bawah sebagai tempat bersembunyi nya roda – roda, dan hal ini menjadi bentuk khas darimanufacture home

Manufacture home harus mematuhi peraturan federal kode bangunan HUD(Housing Urban Development)

• Setelah konstruksi selesai maka

manufacture home dimobilasasi ke lokasi site menggunakan roda – roda padamanufacture hometersebut

Manufacture hometetap berdasar pada sasis baja, dan tidak memilki ruang bawah tanah. Secara teoritis manufacture home dapat berpindah lokasi tapi hal itu jarang terjadi

Manufacture home terkadang masuk pembatasan akan zonasi perumahan khusus, sehingga keberadaan manufacture home menjadi terbatas

murah jika dibandingkan dengan produksi rumah modular

Manufacture home terkadang lebih besar pengeluaran sehari – harinya dibandingkan dengan rumah modular dan nilai ekuitas rumah akan turun nilainya dari waktu ke waktu

(5)

Gambar 2. Manufacture Home

Gambar 3. Konektivitas rumah modular pada pondasion site

Gambar 4. Joists dan chassis manufacture home

Gambar 5. Chassis baja dan perletakannya pada manufacture home

PERBEDAAN KONSTRUKSI PABRIKASI RUMAH MODULAR DENGAN KONSTRUKSI

KONVENSIONAL(ON SITE)

Pada teknologi pabrikasi rumah modular proses konstruksinya berlangsung di dalam suatu ruangan (workshop)sehingga waktu pengerjaannya dapat berlangsung hanya dalam beberapa minggu saja (kurang dari sebulan) untuk pembangunan sebuah rumah tinggal, hal tersebut dikarenakan selama proses konstruksi tidak terhambat oleh cuaca yang tidak mendukung proses konstruksi serta didukung oleh teknologi konstruksi yang canggih. Teknologi konstruksi pabrikasi rumah modular memiliki suatu aturan pelaksanaan konstruksi dan perakitan yang spesifik, pedoman dan kode – kode tertentu sehingga mempermudah dalam pelaksanaan konstruksi, schedule pelaksanaan dengan mudah ditetapkan berdasarkan pedoman yang digunakan. Selain itu, penggunaan bahan material bangunan akan lebih efisien jika dibandingkan dengan penggunaan material yang proses konstruksinya di lapangan (ruang terbuka) sehingga dalam penerapan teknologi konstruksi pabrikasi rumah modular ini, efisiensi waktu dan biaya akan tercapai dengan optimal.

(6)

yang sudah biasa dilaksanakan dan sudah banyak tersedia pihak penyedia jasa konstruksi yang mampu merencanakan dan melaksanakannya. Dalam jangka panjang konstruksi konvensional akan tetap diperlukan karena fungsi konstruksi ini langsung menyentuh kebutuhan dasar manusia untuk menunjang segala kegiatannya. Teknologi yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan konstruksi konvensional adalah untuk meningkatkan efisiensi dan durabilitasnya. Salah satu yang menjadi kecenderungan saat ini dan mungkin sampai jauh ke masa depan adalah teknologi untuk mendukung industri konstruksi yang menghasilkan secara massal material siap guna, misalnya beton pracetak, paving block, dan rangka atap dan penutupnya. Karena dihasilkan dengan skala industri, harga material konstruksi siap guna tersebut lebih bersaing dan kualitasnya lebih terjamin.

Konstruksi konvensional mencakup :

 Di bidang sumber daya air antara lain: bendungan, waduk, sungai, irigasi, rawa, pantai

 Di bidang transportasi antara lain: jalan dan jembatan, rel kereta api, terminal darat, udara dan laut

 Di bidang permukiman dan perumahan atau keciptakarryaan antara lain: air minum, sanitasi, limbah, sampah, gedung dan perumahan

 Konstruksi pembangkit dan transmisi elektrik

 Konstruksi pipa dan tunnel

Lain halnya pada konstruksi rumah tinggal secara konvensional atau yang konstruksinya dilaksanakan secara on site,maka prosesnya memakan waktu yang lama yakni sekitar ± 120 hari (4 bulan), karena proses pelaksanaan konstruksi dapatterhambat oleh cuaca yang tidak menentu berakibat pula pada idle time para pekerja yang cukup tinggi, dan didukung pula oleh pendistribusian alat dan bahan material ke site proyek yang cukup

memakan waktu, jika lokasi site yang sulit dijangkau maka menjadi sangat wajar apabila cost project yang dibutuhkan menjadi sangat besar, selain itu proses konstruksi konvensional menimbulkan banyak buangan proyek dan mengotori lingkungan. Berdasarkanberbagai kondisi diatas, maka sudah saatnya teknologi konstruksi dapat menjadi solusi bagi kondisi inefisiensi yang terjadi pada pelaksanaan konstruksi rumah tinggal.

Gambar 6. Proses konstruksi konvensional rumah tinggal

PENERAPAN TEKNOLOGI

KONSTRUKSI PABRIKASI RUMAH MODULAR PADA RUMAH TINGGAL

(7)

Efisiensi mencakup aspek penggunaan material metoda konstruksi, biaya konstruksi termasuk pra dan pasca dan ketepatan waktu perencanaan dan pelaksanaan.Hanya pada kondisi tertentu, pemilihan konstruksi tidak dimulai dari nilai-nilai efektifitas dan efisiensi, tetapi ada faktor lain non-teknis sehingga ditetapkan suatu konstruksi tertentu. Namun demikian akan selalu tersedia berbagai pilihan teknologi yang paling optimal untuk mendukung pelaksanaan konstruksi yang sudah ditetapkan tersebut. Untuk mencapai nilai-nilai yang efektif dan efisien, pemilihan teknologi konstruksi dilakukan melalui proses sebagai berikut:

 Setiap penyelenggaraan konstruksi tentu memiliki tujuan tertentu. Konstruksi yang dibangun harus dapat berfungsi sesuai dengan tujuan tersebut. Perencana yang baik harus mampu mengidentifikasi fungsi-fungsi konstruksi yang diharapkan oleh pemilik proyek.

 Selanjutnya berdasarkan pemahaman atas fungsi-fungsi konstruksi, dapat diidentifikasi jenis dan besaran beban yang akan dipikul.

 Sebelum melakukan pemilihan teknologi perlu dilakukan proses identifikasi kondisi tanah dan lingkungan

 Kemudian dilakukan pemilihan konstruksi dan tenologinya mencakup:

Pemilihan struktur konstruksi, Pemilihan material yang sesuai, Pemilihan sistem fondasi, Pemilihan metode konstruksi, Pemilihan sistem modelling, serta Manajemen konstruksi dan proyek.

Penerapan konsep teknologi konstruksi pabrikasi rumah modular yang hendak diaplikasikan pada rumah tinggal di Indonesia adalah suatu proses konstruksi pembangunan rumah tinggal yang efisien dalam hal waktu dan biaya konstruksi, selain dapat meningkatkan kinerja dan inovasi para

pelaku jasa konstruksi dan pencapaian kualitas dari fungsi bangunan namun juga dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan dengan meminimalisir pengotoran lingkungan dari buangan proyek akibat proses konstruksi yang berlangsung secara on site.Oleh karena itu, teknologi ini coba diterapkan agar dapat meminimalisir inefisiensi yang terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi rumah tinggal serta dapat memenuhiakan permintaan pembangunan rumah tinggal yang semakin meningkat di Indonesia saat ini. Bentuk penerapan teknologi pabrikasi rumah modular yang coba diterapkan pada pembangunan rumah tinggal diantaranya sebagai berikut :

1) Desain dan spesifikasi teknis berasal dari pihakowner.

2) Dokumen desain dan spesifikasi teknis diterima oleh workshop, lalu

workshopakan mengkaji terlebih dahulu. Kemudian jika memang desain dapat diterapkan, maka selanjutnya modul – modul rumah segera diproduksi.

Gambar 7.Simulasi desain rencana untuk konstruksi rumah modular

3) di lokasi site, dilakukan konstruksi pondasi berdasarkan desain dan spesifikasi teknis yang ada.

Gambar 8. Proses Konstruksi pondasion site

(8)

workshop (indoor) dari mulai dinding, atap, mekanikal elektrikal (ME), interior hingga finishing.

Gambar 9.Proses produksi modul–modul rumah secara terpusat dalamworkshop

5) pada saat pondasi di site sudah selesai, kemudian bagian – bagian unit rumah dikemas dan dimobilisasi secara aman ke lokasi proyek.

Gambar 10.Proses mobilisasi modul - modul rumah ke lokasi proyek

6) setibanya di site proyek, modular rumah dirakit oleh para pekerja ahli dan profesional dari mulai dinding sampai atap (perakitan di lokasi site

biasanya memakan waktu ± 5 jam tergantung pada kerumitan desain).

Gambar 11. Proses perakitan modulmodul rumah di site proyek

(9)

Gambar 12. Hasil penerapan teknologi pabrikasi rumah modular

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kepustakaan (library research) dimana penelitian memusatkan terhadap data – data yang diperoleh secara aktual yang sedang terjadi pada saat penelitian ini dilakukan, yang kemudian dari data – data tersebut dapat diperoleh informasi – informasi yang rinci dan dapat dilakukan identifikasi. Pendekatan yang diterapkan diantaranya :

 pengumpulan data – data dan referensi terkait dengan penelitian

 proses pengolahan data

 analisis penerapan teknologi pabrikasi rumah modular pada pelaksanaan konstruksi rumah tinggal di Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan teknologi pabrikasi rumah modular pada pelaksanaan pembangunan unit rumah tinggal di Indonesia demi terciptanya proses konstruksi yang efisien dalam hal waktu dan biaya. Dalam pelaksanaan pembangunan rumah tinggal yang hingga saat ini menggunakan konstruksi konvensional (on site) terdapat beberapa kelemahan diantaranya sebagai berikut :

a) Dengan konstruksi konvensional (on site)untuk pelaksanaan konstruksi rumah tinggal, maka progres kemajuan pekerjaan mempertim-bangkan juga kendala – kendala teknis di lokasi diantaranya cuaca

yang tidak menentu, mobilisasi bahan material serta ketersediaan alat.

b) Ketidaksediaan lahan yang memadai untuk menyimpan alat dan bahan –

bahan material di lokasi siteproyek. c) Terdapatnya kendala – kendala

non-teknis diantaranya hal iuran jasa pengamanan dan perijinan warga sekitar lokasi proyek.

d) Banyaknya pihak yang terlibat di proyek, diantaranya pihak – pihak subkontraktor untuk sub pekerjaan konstruksi, sehingga terkadang memicu ketidaksepahaman dan salah pengertian antara satu dan lainnya. e) Karena memiliki ketidakpastian yang

tinggi, maka resiko yang dapat terjadi pun maksimal, seperti keterlambatan proyek, gagal bangunan hingga proyek berhenti total sebelum penyelesaian pekerjaan.

f) Ketidakefisienan akan waktu dan biaya konstruksi

g) Proses konstruksi on site dapat mengotori lingkungan sekitar lokasi

site dan menghasilkan buangan hasil proses konstruksi.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diperoleh beberapa keunggulan dari penerapan konsep teknologi pabrikasi rumah modular jika dibandingkan dengan konstruksi konvensional on site diantaranya sebagai berikut :

a) Waktu konstruksi pada pem-bangunan rumah tinggal dapat dipangkas.

b) Biaya konstruksi pembangunan rumah tinggal dapat ditekan.

c) Kualitas bangunan terjamin karena dalam proses konstruksinya disesuaikan dengan aturan – aturan yang berlaku (sesuai prosedur). d) Progress konstruksi dapat dikelola

(10)

pelaksanaan pekerjaan dapat ditetapkan dengan mudah.

e) Desain dapat di custom sesuai kebutuhan dan keinginan serta spesifikasi khusus permintaan pihak

owner.

f) Tidak mengotori lingkungan lokasi

site proyek karena proses konstruksi dilakukan indoor workshop,

sehingga dapat memiinimalisir buangan proyek.

g) semua proses dapat dipantau langsung oleh pihak owner mulai dari proses konstruksi, mobilisasi, proses perakitan di lokasi site hingga bangunan diserah terimakan.

h) Banyak rumah modular yang sangat hemat energi, sehingga dapat membantu mengurangi biaya untuk tambahan biaya pendinginan.

i) Terkadang biaya pembangunan rumah modular lebih rendah jika dibandingkan dengan rumah dengan konstruksi konvensional (bergantung kepada spesifikasi teknis dan desain).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil studi kepustakaan mengenai penerapan teknologipabrikasi rumah modular pada konstruksi rumah tinggal di Indonesia, maka dapat ditarik simpulan bahwa aplikasi teknologi pabrikasi rumah modular dapat menjadi suatu solusi untuk mengatasi berbagai kendala dan kelemahan yang terjadi pada konstruksi konvensional yang pada umumnya masih digunakan hingga saat ini pada pembangunan rumah tinggal di Indonesia. Namun memang dalam hal pelaksanaannya teknologi pabrikasi rumah modular yang hendak diterapkan ini memerlukan berbagai unsur penting pendukung diantaranya saja :

 Teknologi konstruksi yang moderen dan mumpuni

 Keandalan designer/ engineer / tenaga ahli yang terlibat di dalamnya

 Ketersediaan mobilisasi yang cukup memadai

 Tingkat produktivitas yang konsisten

 Tingkat profesionalisme yang baik

 Kinerja yang efektif

 Kecakapan para personil lapangan

 Kontribusi semua pihak yang terkait

 Komitmen yang terjaga

Jika unsur unsur diatas telah dapat terpenuhi, maka proses penerapan teknologi pabrikasi dapat terlaksana dengan baik dan sesuai pengharapan, selain itu paradigma masyarakat luas pun perlu menjadi pertimbangan, karena seperti menurut Yaya Supriyatna (2007) bahwa yang masih sering terjadi adalah teknologi konstruksi yang hendak diaplikasikan ternyata tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Memang tidak mudah memetakan kebutuhan masyarakat yang strukturnya tidak homogen.Yang sering tampak ke permukaan adalah kelompok dominan dalam struktur masyarakat yang tidak selalu mewakili seluruh elemen masyarakat. Identifikasi kebutuhan masyarakat tidak sama dengan identifikasi keinginan masyarakat. Dalam jangka panjang pemenuhan keinginan masyarakat yang tidak didukung dengan kajian yang seksama sering menjadi kurang bermanfaat karena memang tidak sesuai dengan kebutuhannya.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Deborah. A. Rutter., (2010), Modular Homes vs Manufactured Homes : What’s The Different

?”, yang diunduh melalui

http://voices.yahoo.com/modular-homes-vs-manufactured-homes-whats-difference-6516054.html

Home Buying Advertisement, "How Modular Homes and Manufactured Homes Differ", Yang diunduh http://homebuying.about.com/cs/modulareducation/a/modularhomes.htm

Kementerian Pekerjaan Umum., (2012), "Prosedural Operasional Baku (POB) Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni PNPM Mandiri Perkotaan", Konsultan Manajemen Pusat PNPM Mandiri Perkotaan., pp. 1-19

Michael. A. Mullens, and Mark. E. Kelley., (2004), "Lean Building Using Modular Technology"

Home and Society, Vol. 31 (1) pp. 41-54.

Modular Today Advertisement, Modular Homes vs Manufactured Homes, yang diunduh

melalui http://www.modulartoday.com/modularhomesvsmanufacturedhomes.html

Nicole Crawford., “Differences Between Manufactured & Modular Housing, yang diunduh

melalui http://homeguides.sfgate.com/differences-between-manufactured-modular-housing-8766.html

Souma Alhaj Ali, Ayman Abu Hammad, Mark Hastak, anda Matt Syal., (2010), "Analysis of Modular Housing Production System Using Simulation" Jodan Journal of Mechanical and Industrial Engineering, Vol. 4 (2) pp. 256-269.

Gambar

Gambar 1. Rumah modular
Gambar 5. Chassis baja dan perletakannya pada
Gambar 6. Proses konstruksi konvensional rumahtinggal
Gambar 10.Proses mobilisasi modul - modul
+2

Referensi

Dokumen terkait

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi

Berangkat dari masalah diatas maka peneliti hendak meneliti tentang perbandingan dosis dengan pengaruh variasi luas lapangan penyinaran dalam bentuk bidang persegi dengan

Penelitian ini bertujuan untuk 1 Mendeskripsikan proses pelaksanaan program penanaman nilai-nilai Islam bagi siswa muslim dan 2 Problematika yang dihadapi dalam proses

Mengingat kondisi siswa yang sangat beragam (heterogen) dalam satu kelas, muncul karakteristik siswa yang berbeda-beda diantaranya jenis kelamin, agama, kemampuan

Kapolres Kebumen AKBP Titi Hastuti, SSos melalui Kasubbag Humas Polres Kebumen AKP Willy Budiyanto, SH, MH menjelaskan, SN yang merupakan residivis kambuhan karena kasus

 sepengetahuan saa di 'inus dosen ang bukan Dosen Tetap (3M 4 3a$ult Member) tidak boleh atau tidak perlu Sertiikat Dosen, tetapi *enjang Kepangkatan 5kademis (**5)

Efek Passive Leg Raising dengan Berbagai Sudut Kemiringan Pengangkatan Kaki Terhadap Peningkatan Tekanan Darah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan

Algoritma naive bayes bila diimplementasikan menggunakan data yang digunakan dalam proses training akan menghasilkan nilai kesalahan yang lebih besar karena pada naive bayes