UU PAJAK PENGHASILAN NO. 38 TAHUN 2008
1. Pembelian dalam negeri
Contoh : pada tanggal 1 Jan 2009, PT. Sisi
membeli kendaraan operasinal sebesar Rp
200.000.000 belum termasuk PPN 10%. Jurnal yang dibuat o/ PT. Sisi, adalah :
2. Impor dari luar negeri :
1 Jan 2009, PT. Sisi mengimpor komputer dari Taiwan dengan nilai impor sebesar Rp 150 jt dan PPN sebesar 10%. Jurnal yang dibuat o/ PT.Sisi adalah :
a. Jika PT. Sisi adalah PKP yang mempunyai API :
Peralatan Kantor Rp 150 jt
PPN Masukan Rp 15 jt
PPh psl 22 dbyr dmuka Rp 3,75 jt*
Kas/Bank Rp 168,75 jt
b. PT. Sisi non-PKP yang mempunyai API :
Peralatan Kantor Rp 165 jt
PPh psl 22 dbyr dmuka Rp 3,75 jt
Kas/Bank Rp168,75 jt
c. PT. Sisi adalah PKP yg tdk mempunyai API :
Peralatan Kantor Rp150 jt
PPN Masukan Rp 15 jt
PPh psl 22 dbyr dmukaRp 11,25 jt*
Kas/Bank Rp 176,25 jt
d. PT. Sisi non PKP dan tidak mempunyai API
Peralatan kantor Rp 165 jt
PPh psl 22 dbyr dmuka Rp 11,25 jt
Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun tidak boleh dibebankan sekaligus, melainkan melalui penyusutan atau amortisasi .
Harta Berwujud yang tidak dapat disusutkan
Rumah milik perusahaan (bukan daerah terpencil ) yang ditempati pegawai merupakan pemberian kenikmatan, sehingga tidak dapat disusutkan kecuali pegawai yang menempati diberikan tunjangan perumahan sebesar biaya penyusutan rumah tersebut
01/11/18 02:01 PM
Kelompok Harta Masa Manfaat
Tarif Penyusutan Garis Lurus Saldo
9 Kelompok Harta
Tak Berwujud
1.
Penyusutan dimulai pada bulan
dilakukannya pengeluaran, kecuali
untuk harta yang masih dalam
proses pengerjaan, penyusutannya
dimulai pada bulan selesainya
pengerjaan harta tersebut.
2.
Penyusutan dimulai pada bulan
dilakukannya pengeluaran untuk harta
berwujud yang diperoleh setelah tanggal
1 Januari 2001, sedangkan untuk
3. Dengan persetujuan Direktur Jendral Pajak
(KPP), WP dapat memulai penyusutan sejak
harta tersebut digunakan atau menghasilkan
(bulan produksi komersial)
4. Dasar penyusutan fiskal adalah harga perolehan
tanpa dikurangi taksiran nilai residu
5. Penyusutan fiskal dilakukan perjenis aktiva
tetap
Small tools /perlengkapan yang sama atau sejenis dapat disusutkan dalam satu
golongan, misal sendok untuk usaha hotel,
a. Perangkat Lunak Komputer adalah semua program yang dapat digunakan pada sistem operasi komputer atas biaya pengeluaran dan up grade berupa program aplikasi umum :
1. Dapat dibebankan sebagai biaya pada tahun pengeluaran
2. Dikapitalisasi pada harga perolehan komputer, pembebanannya melalui penyusutan fiskal (kel 1)
b. Program aplks khusus (kel 1) adalah program yang dirancang khusus untuk keperluan otomatisasi
sistem administrasi, pekerjaan, kegiatan usaha tertentu, misalnya perbankan, asuransi, rumah sakit dsb, pembebanannya melalui penyusutan fiskal kelompok 1
Penyusutan komputer, printer, scanner, dan
1. Kendaraan sedan atau yang sejenis termasuk juga kendaraan jenis minibus sepanjang digunakan untuk seorang pegawai tertentu karena jabatannya atau pekerjaannya, dan penggunaannya full time baik untuk kepentingan perusahaan maupun keperluan pribadi dan keluarga pegawai yang bersangkutan. Atas biaya pemeliharaan kendaraan dan perbaikan rutin termasuk pengeluaran rutin untuk pembelian atau pemakaian bahan bakar, dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan (deductible) sebesar 50%
2. Atas biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar, dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan (deductible) sebagai 50% melalui penyusutan fiskal kel 2
3. Yang dimiliki sebelum tanggal 18 April 2002, dihitung Nilai Sisa Buku Fiskal Kel.2 tanggal 30 April 2002, 50% nya dapat dibebankan sebagai biaya peruahaan melalui penyuutan fiskal
Sebuah mobil boks yang diperoleh perusahaan pada
tanggal 12 Juli 2007 dengan harga Rp 48.000.000. estimasi masa manfaat mobil boks menurut akuntansi adalah 6 tahun, sedangkan menurut pajak adalah 8 tahun. Pada tanggal 31 Desember 2008, mobil boks tersebut dijual dengan harga Rp 40.000.000. metode penyusutan menurut akuntansi dan pajak adalah garis lurus tanpa nilai residu.
Diminta :
1. hitunglah laba atau rugi atas penjualan mobil boks,
baik
secara akuntansi maupun pajak
2. Buatlah jurnal atas penjualan aset tersebut
3. Hitunglah besarnya koreksi fiskal pada saat pengisian
1. laba atau rugi penjualan mobil boks : (Rp000) Keterangan Akuntansi Pajak
Harga perolehan48.000 48.000
Akumulasi penyusutan (12.000) (8.500) Nilai buku 36.000 39.500
Harga pasar 40.000 40.000
Laba penjualan aset 4.000 500
Akumulasi penyusutan :
Kas/Bank Rp44.000.000
Akum penyust kend Rp12.000.000
Kendaraan Rp48.000.000
PPN 16D Rp 4.000.000
Laba penjualan kend Rp 4.000.000
Sesuai pasal 16D UU PPN atas penyerahan aset o/ PKP
yang menurut tujuan semula aset tersebut tidak untuk diperjualbelikan terutang PPN, sepanjang PPN yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan.
PPN 16 D Rp 4.000.000
PT. Asia adalah PKP yang mempunyai API. Pada tanggal 17 Maret 2007,
PT. Asia mengimpor sebuah mesin dengan harga faktur sebesar $10.000. Biaya asuransi dan biaya angkut masing-masing sebesar 2% dan 4 % dari harga faktur. Tarif bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar 20% dan 10% dari CIF. Mesin tersebut juga dikenakan PPN 10%. Kurs MenKeu pada saat itu adalah $1 = Rp 10.000.
Selain itu perusahaan juga mengeluarkan biaya pelatihan untuk
operator mesin tersebut sebesar Rp 22.200.000, termasuk biaya untuk teknisi dari Taiwan selama melatih operator mesin tersebut.
Menurut akuntansi, mesin tersebut mempunyai estimasi umur 5 tahun,
Diminta :
1. Buatlah jurnal yang dibuat PT Asia untuk perolehan aset tetap
2. Buatlah jurnal penyusutan aset tetap pada akhir tahun 2007 oleh perusahaan dan tentukan besarnya koreksi fiskal yang harus dilakukan
3. Hitunglah laba atau rugi atas penjualan aset tetapnya, baik secara akuntansi maupun pajak
4. Buatlah jurnal atas penjualan aset tetap tersebut 5.Tentukan besarnya koreksi fiskal yang harus
Harga faktur (cost) $ 10.000
Biaya asuransi (insurance) : 2% x $10.000 = 200
Biaya angkut (freight) : 4% x $10.000 = 400
CIF (cost, insurance, freight) = $ 10.600
CIF dalam Rupiah : $10.600 x Rp 10.000 = Rp106.000.000
Bea masuk : 20% x Rp106.000.000 = Rp 21.200.000
Bea masuk tambahan : 10% x Rp 106.000.000 = Rp 10.600.000
Nilai impor mesin = Rp137.800.000
Biaya pelatihan = Rp 22.200.000
Mesin Rp 160.000.000
PPN Masukan Rp 13.780.000
PPh 22 dibyr dmk Rp 3.445.000
Kas/Bank Rp 177.225.000
PPN Masukan = 10% x Rp137.800.000
= Rp 13.780.000
PPh psl 22 = 2,5% x Rp 137.800.000
Beban peny mesin Rp 26.666.667 Akum peny – mesinRp 26.666.667
Bbn pnyst mesin (akt) = Rp160 jt : 5 x 10/12 = Rp 26,67 jt Bbn pnyst mesin (pjk) = Rp 160 jt : 4 x 9/12 = Rp 30 jt
Atas perbedaan pengakuan besarnya laba penjualan aset yang
terjadi antara akuntansi dan pajak, maka perusahaan tidak perlu membuat jurnal penyesuaian. Perbedaan pengakuan besarnya laba penjualan aset tersebut menimbulkan beda tetap/beda permanen antara pajak dan akuntansi. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan koreksi negatif pada rekonsiliasi fiskal saat pengisian SPT sebesar
Koreksi negatif = Rp 26.666.667 – Rp 30.000.000
Akum penyusutan mesin menurut :
-Akuntansi = Rp160.000.000/5 x 21/12 = Rp 56.000.000 -Perpajakan = Rp 160.000.000/4 x 21/12 = Rp70.000.000
(rugi) laba penjualan aset
Sesuai pasal 16D UU PPN atas penyerahan aset o/ PKP yang menurut tujuan semula aset tersebut tidak untuk
diperjualbelikan terutang PPN, sepanjang PPN yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan.
PPN 16 D Rp 10.000.000
Kas/Bank Rp 10.000.000
Tanggal Keterangan D K
Atas perbedaan pengakuan besarnya laba atau rugi penjualan aset yang terjadi antara akuntansi dan pajak, maka perusahaan tidak perlu membuat jurnal penyesuaian. Perbedaan pengakuan besarnya laba penjualan aset
tersebut menimbulkan beda tetap/beda
permanen antara pajak dan akuntansi. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan koreksi positif pada rekonsiliasi fiskal saat pengisian SPT sebesar
Koreksi positif = Rp 70.000.000 – Rp 56.000.000
Sebuah gedung dibeli tanggal 1 Jan 2000 dengan harga Rp
600.000.000. estimasi masa manfaat gedung tersebut menurut akuntansi adalah 30 tahun, sedangkan menurut pajak 20 tahun.
Beban penyusutan gedung Rp 20 jt
Akum Penyusutan gedung Rp 20 jt
Menurut pajak penyusutan gedung adalah 5%xRp 600 jt =
Rp 30 jt.
atas perbedaan perhitungan tsb, perusahaan tdk perlu