• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINAT KAUM IBU IBU DALAM AKTIVITAS PEMBUATAN HIASAN TAS DECOUPAGE PURWOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MINAT KAUM IBU IBU DALAM AKTIVITAS PEMBUATAN HIASAN TAS DECOUPAGE PURWOKERTO"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tema: 8 (pengabdian kepada masyarakat)

MINAT KAUM IBU IBU DALAM AKTIVITAS

PEMBUATAN HIASAN TAS DECOUPAGE PURWOKERTO

Oleh

Devani Laksmi Indyastuti

Universitas Jenderal Soedirman

devani20092010@gmail.com

ABSTRAK

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ibu-ibu tertarik dalam pelatihan tas decoupage di Purwokerto. Kami menggunakan analisis statistik untuk menggambarkan hasil aktivitas training. Banyak dari ibu-ibu yang tertarik dalam aktivitas itu. Beberapa ibu-ibu sudah berhasil menjual tas-tas mereka. Beberapa dari mereka telah melakukan training kembali. Sebagian dari mereka menikmati aktivitas training.

Kata kunci: Aktivitas-aktivitas decoupage, analisis deskriptif, ibu-ibu.

ABSTRACT

This study aims to find out how women are interest in decoupage bag training in Purwokerto. We used statistic analysis to describe the result of decoupage training activities. Many of that women are interest in that activity. Some of them have sold out their bags. Some of them did the training again. Most of them enjoy the training activities.

Keyword: decoupage activities, descriptive analysis, women.

PENDAHULUAN

Penelitian ini menganalisis secara deskriptif bagaimana niat ibu-ibu dalam melakukan

aktivitas dan usaha bisnis tas riasan decoupage setelah pelatihan. Produk decoupage merupakan

produk yang masih relatif baru pada tahun 2017 ini. Dorongan masyarakat untuk meningkatkan

inovasi produk dalam negeri, dengan memanfaatkan bahan-bahan baku dalam negeri,

meningkatkan daya tarik, dan peningkatan pasar produk dalam negeri perlu dilakukan. Ini sangat

berguna bagi perekonomian nasional, terutama meningkatkan nilai rupiah. Peningkatan ekonomi

melalui yang pertama, mengembangkan usaha produksi dalam negeri termasuk usaha kecil

menengah, yang kedua, menciptakan segment pasar yang mencintai produk-produk dalam negeri.

Dengan berkembangnya produk lokal dan meningkatkan kecintaan pada produk lokal akan

meningkatkan ekonomi nasioanal dan menguatnya nilai rupiah.

Decoupage adalah seni menghias benda atau media dengan menempelkan kertas atau kain

(2)

K., 2016). Setelah itu, berkembang ke Eropa, terutama Perancis (Bagus, K., 2016). Masyarakat

Prancis menyebutnya dengan decoupage (Bagus, K., 2016). Seni decoupage ini sudah merambah di

Indonesia yakni di Bali, Jakarta dan Surabaya. Alasan untuk mengembangkannya di Kabupaten

Banyumas adalah karena pertama, Kabupaten ini dekat dengan produsen tas-tas anyaman dan

bahan-bahannya yakni di Kabupaten Kebumen. Kedua, Kabupaten Banyumas, terutama

Purwokerto memiliki pasar potensial karena memiliki Perguruan tinggi dan swasta yang cukup

dikenal di Indonesia. Purwokerto juga kota transit untuk arus mudik daerah Jakarta Jawa Barat ke

arah Timur Jawa. Sebagai kota transit, Purwokerto potensial untuk pengembangan pasar tas

tradisional dengan teknik decoupage.

Pengembangan usaha tas decoupage, selain dapat menumbuhkan ekonomi usaha kecil

menengah perusahaan anyaman pandan, menciptakan pasar yang cinta produk dalam negeri, juga

ikut berpartisipasi dalam program ekonomi ”going to green”. Tas anyaman pandan terbuat dari

bahan alami, proses pembuatannya melalui handmade sehingga tidak memunculkan limbah yang

mengganggu lingkungan.

Pengembangan minat tas decoupage dan usaha dibidang ini mendorong peneliti untuk

meneliti bagaimana respon ibu-ibu di Purwokerto yang telah melakukan pelatihan tas ini. Tujuan

penelitian ini sebagai informasi apakah ibu-ibu benar-benar berminat dengan produk ini setelah

melakukan pelatihan ini atau tidak. Penelitian ini dilakukan setelah diadakannya pelatihan. Hal ini

terkait dangan minat dan kelanjutkan kegiatan setelah ibu-ibu bisa diamati dan bisa dianalisis

ketika sudah mengenal dan memahami bagaimana tas decoupage ini.

Bagaimanakah respon ibu-ibu setelah melakukan pelatihan decoupage, apakah mereka

senang dengan produk-produk ini, apakah mereka akan melanjutkan untuk mengadakan pelatihan

ini secara mandiri dan apakah akan melanjutkan usaha tas decoupage atau tidak.

METODE PENELITIAN

Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan cara konviniens,

yakni dengan memilih ibu-ibu yang bersedia untuk melakukan penelitian ini. Analisis data yang

dilakukan dengan analisis data prosentasi. Partisipan dalam penelitian ini adalah 45 ibu ibu. Usia

ibu-ibu yang menjadi partisipan berkisar usia 26-63 tahun. Ibu-ibu terdiri dari tiga kelompok sosial.

Kelompok pertama yakni dari ibu-ibu satu PKK RW, kelompok binaan dari desa, kelompok remaja

dewasa.

Pengambilan data diambil setelah melakukan pelatihan. Hal ini dilakukan agar persepsi

dan sikap para partisipan dapat dianalisis setelah mereka benar-benar mengenal kegiatan ini dan

(3)

pelatihan kembali, ketertarikan mereka untuk melakukan pelatihan, mempromosikan pelatihan,

melakukan kegiatan produksi dan penjualan tas decoupage.

Prosedur pemilihan sampel didasarkan pada kecepatan dan kemudahan. Peneliti

menyebarkan brosure baik secara langsung dalam pertemuan-pertemuan RW, pengumuman

melalui media sosial dan pertemuan lain. Setelah publikasi kegiatan, peneliti melakukan

pendaftaran siapa yang bersedia mengikuti kegiatan ini. Peneliti meminta nomor telepon partisipan.

Sebelum mendaftar peneliti juga mengemukakan tujuan penelitian ini, acara apa saja yang hendak

dilakukan, manfaaat pelatihan dan semua hal terkait dengan pelatihan ini. Hal tersebut dijelaskan

dengan tujuan agar seluruh ibu-ibu yang mengikuti kegiatan ini dilakukan secara sukarela tanpa

pemaksaan sama sekali. Setelah semua terdaftar sebanyak 45, peneliti melakukan konfirmasi ulang

untuk memastikan apakah mereka benar-benar mau mengikuti kegiatan ini ataupun tidak. Proses

pengumpulan partisipan dilakukan selama 1 bulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peneliti meneliti respon ibu-ibu yang telah melakukan pelatihan decoupage. Berdasarkan

data responden, usia ibu-ibu antara usia 26- 63 tahun. Pelitian deskriptif ini dilakukan setelah

melakukan pelatihan. Ini perlu dilakukan karena untuk mengenalkan kegiatan ini terlebih dahulu.

Pelatihan diadakan berkisar 5 jam. Dimulai dari pukul 10.00 sampai dengan pukul 15.00.

Kegiatan ini diawali dengan pelatihan sistem perkuliahan, mengenai tujuan kegiatan,

dampak yang ingin dicapai dari pelatihan, dan terakhir bagaimana pelatihan ini dilakukan. Setelah

dilakukan perkuliahan, pelatihan berikutnya berisi praktek pelatihan. Kegiatan pelatihan mencakup

menggunting bahan, menempel dan menjemur. Ini merupakan kegiatan ketrampilan tangan.

Bahan-bahan pelatihan telah disiapkan peneliti. Para partisipan tidak membawa barang

apapun. Ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa mereka memiliki usia yang variatif dan punya

kesibukan sehingga jika partisipan diminta untuk membawa bahan akan mengurangi efektifitas

pelatihan. Bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan berupa media yakni clutch decoupage, tisu

hias, gunting, lem, varnish, air putih, kuas, tisu makan.

Partisipan juga disediakan makan, minum dan snack akan tidak mengalami kelelahan.

(4)

Tabel 1. Hasil Respon Partisipan

Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7

Hasil Pelatihan

1. Pelatihan ini memberikan manfaat dan keuntungan untuk Ibu/Bapak

2% 98%

2. Apakah Ibu/Bapak memiliki keinginan kuat mengikuti pelatihan ini

3% 97%

3. Setelah mengikuti pelatihan ini apakah Ibu/Bapak memiliki keinginan untuk bisnis dibidang ini

3% 10% 87%

4. Apakah Ibu/Bapak berkeinginan ikut mempromosikan bentuk usaha ini

5% 15% 80%

Kondisi Pelatihan

1. Pelatihan ini mudah dikerjakan dan dilakukan 10% 90%

2. Kondisi saat pelatihan cukup nyaman 10% 90%

3. Apakah setelah pelatihan ini Ibu/Bapak sudah bisa melakukan riasan decoupage secara mandiri

5% 95%

4. Apakah Ibu/Bapak mampu secara mandiri membuat kreatifitas decoupage setelah pelatihan ini?

5% 95%

5. Apakah setelah pelatihan ini, Ibu/Bapak bisa melatih riasan decoupade pada orang lain jika peralatan tersedia

20% 80%

Pelatihan

1. Menurut Ibu/Bapak apakah pelatihan ini cukup menantang

10% 90%

2. Menurut Ibu/Bapak apakah pelatihan ini cukup menyenangkan

5% 95%

3. Apakah Ibu/Bapak sudah berkeinginan untuk melakukan pelatihan ini kembali

1% 99%

4. Jika mengeluarkan biaya 100.000 apakah Ibu/Bapak mau melakukan pelatihan ini kembali

2% 28% 70%

(5)

1. Apakah saat ini Ibu/Bapak tertarik pada produk produk decoupage?

50% 50%

2. Apakah pelatihan ini Ibu/Bapak tertarik

memberikan informasi produk produk decoupage kepada orang orang sekitarnya?

50% 50%

3. Apakah Ibu/Bapak memiliki rencana atau gambaran untuk usaha pada produk produk decoupage di waktu depan?

20% 80%

4. Apakah saat ini Ibu/Bapak tertarik membuat usaha atau menjual produk produk decoupage ?

20% 80%

5. Apakah saat ini Ibu/Bapak tertarik untuk

mengadakan pelatihan produk produk decoupage?

5% 25% 70&

6. Apakah Ibu/Bapak berniat mengajarkan produk decoupage kepada orang orang sekitarnya?

10% 90%

Catatan: skala 1-7 dimana nilai 1 sangat tidak tertarik, dan 7 sangat tertarik

Berdasarkan analisis diatas, sebagian responden merasakan manfaat dari pelatihan ini.

Hasil wawancara peneliti dengan beberapa ibu-ibu mereka melakukan kegiatan ini untuk mengisi

waktu luang, dapat memberikan kontribusi bagi ekonomi keluarga. Beberapa ibu-ibu kegiatan ini

dilakukan untuk melatih ketelitian, kesabaran dan ketenangan mereka.

Sebagian dari ibu-ibu juga tertarik untuk melakukan pelatihan ini kembali. Mereka juga

ingin ikut mempromosikan kegiatan ini kembali. Ketertarikan ibu-ibu juga tidak lepas dari daya

tarik pelatihan. Pelatihan ini diikuti dari berbagai kalangan ibu-ibu dan dari beberapa daerah.

Pelatihan ini sebagai ajang hiburan dan silaturahmi para ibu-ibu. Dalam pelatihan juga dipilih

ruangan yang nyaman, luas dan leluasa serta ber-ac. Tempat pelatihan tersedia tempat untuk

menjemur hasil-hasil decoupage.

Mereka juga merasa bahwa kegiatan ini cukup menantang. Kegiatan ini memerlukan

ketekunan. Hal ini karena jika mereka sedikit melakukan kesalahan maka hasil decoupagenya akan

gagal. Daya tarik decoupage juga tergantung pada kreatifitas dan ketekunan pendecou-nya.

Tantangan juga muncul ketika mereka harus memasarkan hasil produknya. Media sosial

menjadi sarana untuk memasarkan produk mereka. Ada yang melalui facebook, Instagram,

Watsaps, Line, dan dari mulut ke mulut. Pemasaran dimulai dari teman, saudara terdekat, kemudian

(6)

mereka. Ini diketahui dari pernyataan-pernyataan mereka setelah pelatihan. Pernyataan ini juga

didukung oleh foto-foto dari media sosial.

Ketertarikan ibu-ibu ini berdasarkan wawancara juga karena mereka dengan mudah dapat

mengikuti pelatihan. Mereka mampu menyelesaikan tantangan untuk membuat riasan tas

decoupage. Tantangan ini menjadi sangat memuaskan ketika banyak diantara teman-teman mereka

yang tertarik dengan hasil karyanya dan membelinya dengan harga yang sesuai.

Keberhasilan pelatihan berkisar 90% mencakup ketertarikan ibu-ibu melaksanakan

pelatihan kembali, tantangan yang dihadapi, keinginan untuk menularkan kemampuan mereka ke

orang lain, adanya kegiatan lebih lanjut terkait usaha dibidang ini, atau melaksanakan pelatihan

kembali.

KESIMPULAN

Berdasarkan data statistik yang disajikan ibu-ibu yang melakukan pelatihan cenderung

untuk tertarik terhadap tas decoupage, ingin melakukan usaha bisnis dibidang ini, dan sangat

senang jika ada pelatihan kembali. Bebeapa ibu-ibu juga telah melakukuan usaha decoupage. Ini

menunjukkan keberhasilan penelitian.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada LPPM UNSOED yang telah

menfasilitasi dalam bentuk dana dan publikasi seminar penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bagus, K. 2016. Decoupage: Seni Asal Tiongkok. Home Edukasi. yinhuadaily.com

Gambar

Tabel 1. Hasil Respon Partisipan

Referensi

Dokumen terkait

LBP adalah penyakit yang diakibatkan oleh salah gerak atau terlalu sering membungkuk saat membawa beban yang berat di punggung, lebih baik jika kita menggunakan gerakan yang efisien

Penelitian kualitatif ini diharapkan agar dapat menjelaskan fenomena sosial yang terdapat pada masyarakat adat orang Rimba dalam kaitan dengan proses Pembangunan sosial yang

Merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis transparansi audit sektor publik dan akuntabilitas publik dengan cara membandingkan teori dan didukung oleh hasil

Az 1939-ben jóváhagyott szabályzat szerint (lásd 1. melléklet) az intézet vállalásai közé tartozott a magyar nyelvű irodalom, művészet és a magyar szellemi élet

Tanaman tembakau di wilayah lahan bawah ditanam pada Maret atau April dan mulai panen pada Juli atau Agustus dan berakhir pada September - Oktober, namun untuk

Pada Tabel 3, hasil statistik secara pair- wise comparison antara kelompok jalan kaki in- tensitas sedang dengan kontrol menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penurunan kadar

Hasil perhitungan untuk nilai R square (R 2 ) diperoleh angka 0,437 yang berarti variabel pelatihan dan disiplin kerja (variabel independen) dapat menjelaskan variasi

Dari segi bahasa mendapatkan nilai 3.67 karena 2 validator menyatakan bahwa bahasa yang digunakan ada yang belum sesuai dengan tingkat kedewasaan siswa, misalnya