• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah SPI Muhammad Abduh dan Usaha Pem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah SPI Muhammad Abduh dan Usaha Pem"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Muhammad Abduh dan Usaha Pembaruan Pendidikan Islam di Mesir

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Sejarah Pendidikan Islam

Dosen Pembimbing : Ust. Gatot Manisya Aban, M.Pd.I

Disusun Oleh : Nita Ridwansyah

Semester III

Jurusan Tarbiyah

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim

Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya

(2)

Kata Pengantar

Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah SWT karena berkat karunia dan rahmat-Nya, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “Muhammad Abduh dan Usaha Pembaruan Pendidikan Islam di Mesir.”

Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah dan diibadahi melainkan Allah SWT. Dialah Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Saya juga bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Sholawat serta semoga senantiasa tercurah kepada beliau, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, para tabi’in serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Pendidikan Islam sejatinya sejak di zaman Rasulullah Saw telah dilakukan, namun kini zaman terus menerus mengalami perkembangan dan perubahan. Hal ini juga turut berdampak pada sistem pendidikan Islam. Memang, dari segi-segi yang mendasar tentunya tidak boleh ada perubahan, namun dari sisi yang lain, missal segi metode maupun materi, nampaknya perlu adanya sebuah perubahan. Maka dari itu, perlu adanya pembaruan pendidikan Islam. Dalam makalah ini, dengan ringkas akan menjelaskan upaya pembaruan pendidikan Islam yang pernah dilakukan oleh Muhammad Abduh di Mesir.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu saya mohon kritik dan saran konstruktif guna penulisan selanjutnya menjadi lebih baik lagi dan dapat bermanfaat bagi semua orang. Terima kasih.

Surabaya, 08 Desember 2013

(3)

Daftar Isi

Halaman depan ……… i Kata Pengantar ……… ii Daftar Isi ………... iii Bab I Pendahuluan

a. Latar Belakang ………. 1 b. Rumusan Masalah ……….... 1 c. Tujuan ……… 1 Bab II Pembahasan

a. Biografi Singkat Muhammad Abduh ………. 3 b. Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Pemikiran Muhammad Abduh

………. 5 c. Meredefinisi Ajaran Islam ………... 5 d. Pembaruan dalam Bidang Pendidikan Islam di Mesir …………. 6 e. Macam-Macam Kurikulum yang Dikembangkan ………. 7 Bab III Penutup

(4)

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidikan Islam era sekarang ini memang menjadi hal yang paling urgen. Hal ini dikarenakan munculnya berbagai pengaruh buruk yang mulai bermunculan, dimana hal tersebut mulai mengancam eksistensi pendidikan Islam saat ini. Selain itu, pendidikan Islam kini juga mulai mengalami pergeseran makna.

Hal ini ditandai dengan minimnya praktik atau implementasi dari pendidikan Islam itu sendiri. Selama ini, pendidikan Islam hanya sekedar formalitas dalam sebuah sekolah atau lembaga, sedangkan dalam kehidupan sehari-hari mulai tidak tercermin esensi dari pada pendidikan Islam tersebut.

Maka dari itu, butuh adanya sebuah pembaruan seperti yang pernah dilakukan oleh Muhammad Abduh di Mesir berkaitan dengan Pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana profil Muhammad Abduh ?

2. Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi pemikiran Muhammad Abduh ?

3. Bagaimana upaya Muhammad Abduh dalam meredefinisi ajaran Islam ? 4. Bagaimana upaya Muhammad Abduh dalam melakukan pembaruan

pendidikan Islam ?

5. Kurikulum apa saja yang dikembangkan oleh Muhammad Abduh pada masa itu ?

C. Tujuan

1. Kita dapat mengetahui profil atau biografi sosok Muhammad Abduh 2. Kita dapat mengetahui dan memahami faktor-faktor yang

melatarbelakangi peikiran Muhammad Abduh

(5)

4. Kita dapat mengetahui dan memahami upaya Muhammad Abduh dalam melakukan pembaruan pendidikan Islam

(6)

Bab II Pembahasan

A. Biografi Singkat Muhammad Abduh

Muhammad Abduh lahir pada tahun 1848 M/ 1265 H, di sebuah desa di Propinsi Gharbiyyah Mesir Hilir. Beliau lahir dengan latar belakang keluarga petani yang sangat cinta ilmu pengetahuan, sederhana, da taat. Ayahnya bernama Muhammad ‘Abduh ibn Hasa Khairullah. Sedang ibunya-entah bernama siapa- katanya merupakan keturunan Arab yang berkaitan dengan garis nasab dengan suu Umar bin Khaththab.

Terlahir dari keluarga muslim yang ta’at, Abduh kecil diarahkan untuk belajar dasar – dasar agama. Di usia 10 tahun dia belajar al – qur’an di rumahnya. Dua tahun kemudian dia sudah menghafal seluruh al-qur’an. Di tahun 1862 Abduh kecil dikirim orang tuanya ke Thantha untuk belajar di sekolah Al-Qur’an yang bernama Al-Jamie Al – Ahmadi. Di sekolah yang merupakan salah satu lembaga pendidikan terbesar di Mesir ini, Abduh kecil berguru pada seorang alim bernama Syaikh Ahmad.

Di usianya yang masih tergolong remaja, Abduh sudah dikenal sebagai anak yang tekun dan semangat dalam menuntut ilmu. Hal ini terlihat dari hasil gemilang yang kerap kali diperolehnya dalam menuntut ilmu. Bahkan sikap kritisnya juga sudah mulai tampak pada usia ini. Di sana, dia melakukan protes dan tidak setuju dengan model pengajaran yang berlaku, hingga akhirnya membuatnya untuk memutuskan kembali ke kampung halamannya.

(7)

pamannya. Dan di situlah dia bertemu Syeikh Darwisy Khadr. Seorang penganut tasawwuf yang pernah belajar di Libya dan Tripoli.

Kondisi Muhammad Abduh saat itu sangat membenci buku dan ilmu pengetahuan, sehingga membuat Darwisy untuk selalu sabar mengajarinya. Dan pada akhirnya, pada bulan Oktober 1865 M/ 1286 H, Muhammad Abduh mulai kembali lagi ke Thanta. Hal ini hanya berkisar 6 bulan, dan kemudian beliau menuju Al-Azhar.

Rasa kecewa kebali merasuki hatinya. Dalam salah satu tulisannya,beliau mengungkapkan kekecewaannya denga mengatakan bahwa metode pengajaran yang verbalis itu telah merusahk akal dan nalarnya.1

Setelah itu beliau akhirnya menekuni dunia istik dan sufi. Pada tahun 1871, beliau bertemu dengan Sayyid Jamaludin A. Afghani. Dalam diri Afghani, Abduh menemukan gelora yang tidak ia temukan di tempat lain. Pemikiran-pemikiran yang diperkenalkan Afghani demikian mempesona Abduh. Ia seakan mendapatkan pencerahan yang menggiringnya untuk dapat membebaskan diri dari banyak belenggu tradisi yang saat itu mengekang dirinya dan masyarakat. Sebab Afghani mengajarinya kritis terhadap kondisi keterpurukan umat Islam saat itu. Jadilah Afghani sebagai “universitas” kedua bagi Abduh setelah al-Azhar.2

Perlahan namun pasti, pengaruh duo Afghani dan Abduh mulai menyebar ke tengah masyarakat luas. Namun, akibat kekisruhan politik saat itu, keduanya diusir dari Cairo. Afghani ke Paris dan Abduh keluar dari Cairo. Tetapi pada tahun berikutnya, Abduh diizinkan kembali bahkan dipercaya untuk memimpin surat kabar pemerintah yang bernama al-Waqa’i al-Mishriyah.

Pada periode ini, secara praktis Abduh terjun dalam dunia politik. Tapi karena dianggap oposan, akibatnya Abduh diusir untuk kedua kalinya. Untuk pengusiran kali ini dia pergi ke Syiria. Di sana, Abduh sempat memberikan kuliah-kuliah yang di kemudian hari dibukukan menjadi salah

1 Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam : Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2007), hal. 241

2

(8)

satu karyanya: Risalah al-Tauhid. Buku ini kelak diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama oleh tokoh-tokoh pembaruan di Indonesia.

Pada tahun 1834 beliau kembali ke Beirut. Kegiatan yang beliau lakukan adalah menerjemahkan kitab-kitab asing ke dalam bahasa Arab. Dan pada tahun 1899, beliau diangkat menjadi mufti menggantikan Syaikh Hasanuddin al-Nadawi.

Usaha pertama yang beliau lakukan ketika menjabat sebagai mufti adalah merubah pandangan masyarakat bahkan pandangan mufti sendiri tentang kedudukan mereka sebagai hakim. Mufti baginya tidak hanya berkhidmat pada Negara, tetapi juga pada masyarakat luas.

Kemudian beliau mendirikan organisasi social bernama Jami’at al-Khairiyah al-Iskamiyyah pada tahun 1892. Organisasi ini bertujuan untuk menyantuni fakir miskin dan anak yang tidak mampu dibiayai oleh orangtuanya.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemikiran Muhammad Abduh Faktor-faktor tersebut, diantaranya :3

1. Faktor sosial, berupa sikap hidup yang dibentuk oleh keluarga dan gurunya. Di samping itu beliau juga menemukan sistem pendidikan yang tidak efektif selama belajar di Thanta dan Mesir

2. Faktor Kebudayaan, berupa ilmu yang diperolehnya selama belajar di sekolah formal dari Jamaluddin A. Afghani dan yang ditimbanya di Barat.

3. Faktor Politik yang bersumber dari situasi politik di masanya, sejak dilingkungan keluarganya di Mukallaf Nashr.

Dari faktor-faktor inilah yang melatarbelakangi lahirnya pemikran Muhammad Abduh dalam berbagai bidang ilmu. Salah satunya dalam bidang teologi, beliau fokuskan pada perbuatan manusia, qada dan qadar, serta sifat-sifat Tuhan.

C. Meredefinisi Ajaran Islam

(9)

Disini beliau mengungkapkan delapan keunggulan Islam atas Kristen, yakni :4

1. Islam menegaskan bahwa meyakini keesaan Allah dan membenarkan risalah Muhammad merupakan kebenaran inti ajaran Islam

2. Menyepakati bahwa akal dan wahyu berjalan tidak saling bertentangan 3. Islam sangat terbuka atas berbagai berbagai interpretasi

4. Islam tidak membenarkan seseorang menyeruka risalah Islam kepada orang lain, kecuali dengan bukti

5. Islam diperintahkan untuk menumbangkan otoritas agama

6. Islam melindungi dakwah dan risalah, menghentikan perpecahan dan fitnah

7. Islam adalah agama kasih saying, persahabatan, dan mawaddah kepada orang yang berbeda doktrinnya

8. Islam memadukan antara kesejahteraan dunia dan akhirat D. Pembaruan Pendidikan Islam di Mesir

Ada empat agenda pembaruan yang dilakukan oleh beliau, yakni :5 1. Purifikasi

Yaitu usaha pemurnia agama Islam yang berkaitan dengan munculnya berbagai khurafat dan bid’ah.6

2. Reformasi

Hal ini beliau fokuskan pada Universitas Al-Azhar. Beliau menyatakan bahwa mempelajari ilmu-ilmu sains modern juga perlu disamping belajar ilmu-ilmu klasik.

3. Pembelaan Islam

Lewat Risalah Al-Tauhid-nya, beliau berusaha untuk mempertahankan potret Islam. Beliau tidak pernah menaruh perhatian terhadap paham-paham filsafat antiagama yang marak di Eropa.

4. Reformulasi

Agenda ini dilaksanakan degan cara mebuka pintu ijtihad. Dengan ini, beliau menegaskan bahwa Islam telah membangkitkan akal pikiran

4 Ibid. Hal. 245 5 Ibid, hal. 246

(10)

manusia dari tidur panjangnya. Manusia tercipta dalam kondisi tidak terkekang.

Pembaruan ini pada dasarnya dilatarbelakangi oleh kondisi sosial dan pendidikan yang terjadi pada saat itu. Krisis yang menimpa umat Islam tidak hanya dalam bidang akidah dan syariat, melainkan juga maupun yang didirikan oleh Bangsa Asing. Padahal seharusnya tidak ada pemisahan seperti itu.

Selain itu, banyak pula sekolah-sekolah yang hanya memasukkan kurikulum dari Barat saja, tanpa memasukkan kurikulum ilmu pengetahua agama. Hal ini menyebabkan terjadinya dualisme pendidikan yag melahirkan dua kelas social. Tipe sekolah yang pertama melahirkan para ulama dan tokoh masyarakat yang cenderung tetap mempertahankan tradisi. Sedangkan tipe yang kedua, melahirkan kelas elite generasi muda dengan mudahnya menerima ide-ide dari Barat.

Ada segi negatif dari kedua hal tersebut, yakni jika pemikiran pertama tetap dipertahankan, maka akan membuat umat Islam tertinggal jauh, terdesak oleh arus kehidupan dan pemikiran modern. Sedangkan pemikiran yang kedua, terdapat bahaya yang mengancam sendi-sendi agama dan moral yang akan tergoyahkan oleh pemikiran modern yang mereka serap.

E. Macam-Macam Kurikulum yang Dikembangkan

Melihat situasi-situasi semacam itu, akhirnya melahirkan pemikiran beliau dalam bidang pendidikan formal dan non formal. Dalam pendidikan formal tujuannya yang esensi adalah menghapuskan dualisme pendidikan. Adapun kurikulum yang beliau canangkan adalah :

(11)

Disini beliau memasukkan ilmu filsafat, logika, dan ilmu pengetahuan modern ke dalam kurikulum Al-Azhar

2. Tingkat Sekolah Dasar

Beliau beranggapan bahwa dasar pembentukan jiwa agama hendaknya sudah dimulai semenjak masa kanak-kanak. Oleh karena itu, mata pelajaran agama hendaknya dijadikan inti semua mata pelajaran

3. Tingkat Atas

Upaya ini dilakukan dengan mendirikan sekolah menengah untuk menghasilkan ahli dalam berbagai lapangan administrasi, militer, kesehatan, perindustrian dan sebagainya. Namun tetap memasukkan pendidikan agama. Sedangkan madrasah-madrasah yang berada di bawah naungan Al-Azhar, dimasukkan ilmu Mantik, ilmu falsafah dan tauhid

Meskipun kurikulum tersebut yang telah dirancang oleh beliau, sukar dilaksanakan secara utuh, namun tetap menjangkau pemikiran untuk mengahargai ilmu-imu agama dan sama penilaiannya terhadap ilmu-ilmu dari Barat.

Dalam praktik mengajar pun beliau menggunakan metode diskusi dan bukan hafalan. Ia menekankan pentingnya memberi pengertian terhadap setiap pelajaran. Kemudian beliau juga mendukung pendidikan untuk wanita, karena pada dasarnya haknya sama seperti laki-laki dalam hal memperoleh pendidikan.

Dalam bidang pendidikan non formal, beliau juga melakukan usaha perbaikan dengan melibatkan pemerintah, terutama dalam mempersiapkan para pendakwah.

Tugas mereka yang utama adalah :

a. Menyampaikan kewajiban dan pentingnya belajar

b. Mendidik mereka dengan memberikan pelajaran apa yang mereka lupakan atau yang belum mereka ketahui

(12)

Bab III Penutup

A. Kesimpulan

Dari berbagai uraian makalah ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa yang melatarbelakangi Muhammad Abduh dalam melakukan pembaruan pendidikan Islam di Mesir adalah karena berangkat dari kondisi keluarga yang sangat mencintai ilmu, pengaruh dari para gurunya (khususnya Syaikh Darwisy dan Jamaluddin A.Afghani), kekecewaan beliau atas kondisi dan metode yang dipakai oleh pendidikan di masanya.

(13)

Daftar Pustaka

Nizar, Samsul. 2007. Sejarah Pendidikan Islam : Menelusuri Jejak Sejarah

Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia. Jakarta : Kencana Prenada

Media

Suharto, Toto. 2006. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta : Ar-Ruzz

Website :

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dari 6 nasabah dengan profesi dan pemahaman yang berbeda, dapat diketahui bahwa hanya satu orang nasabah yang

Dari hasil wawancara mendalam mengenai frekuensi hubungan LSL baik dengan istri ataupun pasangan sesama jenis menunjukkan bahwa dua orang subyek hanya melakukan 3

Uji kandungan kimia dilakukan terhadap simplisia dan ekstrak etanol daun patikala, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa simplisia mengandung senyawa flavonoid,

Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan oleh Soekarno menjadi pengumuman kepada dunia bahwa Indonesia telah merdeka dan sejajar dengan negara lain sebagai bangsa yang

Pelaksanaan survai mitra dilakukan pada tanggal 17 April 2020 dengan hasil yang didapat yaitu mengetahui beberapa langkah yang sudah dilakukan oleh Kantor

MONITORING KESIAPAN PERPINDAHAN DAN RAPAT KOORDINASI PEMANTAPAN PROGRAM PERPINDAHAN DAN PENEMPATAN • Terlaksananya pelaksanaan perpindahan transmigran sesuai

Kami berharap sejawat dokter, psikiater, psikolog dan profesi lain yang terkait dengan problem seksual dan marital memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan serta

Di sekolah pun Vera dan Desi tetap sederhana, mereka tidak kelihatan seperti anak orang kaya, Mereka juga tidak sombong kepada teman-temannya.. Pernah suati ketika ada