• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan S c Peb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Pendahuluan S c Peb"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN POST SC DENGAN PEB

A. Definisi

Pre-eklamsia adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan, terjadi setelah minggu ke 20 gestasi, ditandai dengan hipertensi dan protein uria dan dapat juga diserta dengan udema. Hipertensi di sini adalah tekanan darah 140/90 mmHgatau lebih, atau sutu kenaikan tekanan sistolik sebesar 30mmHg atau lebih (jika diketahui tingkat yang biasa), atau kenaikan tekanan darah diastolic sebesar 15 mmHg atau lebih (jika diketahui tingkat yang biasa). Protein uria dalam preeklamsia adalah konsentrasi protein sebesar 0,3 g/l atau lebih pada sedikitnya 2 spesimen urin yang di ambil secara acak dan pada selang waktu 6 jam atau lebih. Edema biasa terjadi pada kehamilan normal, sehingga edema bukanlah tanda pre-eklampsia yang dapat dipercaya kecuali jika edema juga mulai terjadi pada tangan dan wajah, serta Kenaikan berat badan yangmendadk sebanyak 1 kg atay kebih dalam seminggu (atau 3 kg dalam sebulan) adalah indikasi pre-eklampsia (kenaikan berat badan normal sekitar 0,5 kg per minggu). (Anonim, 2007).

Sedangkan PEB (Pre-eklampsia berat) adalah pre-eklampsia yang berlabihan yang terjadi secara mendadak. Wanita dapat dengan cepat mengalami eklampsia. Hal ini merupakan kedaruratan obstertik dan penatalaksanaannya harus segera dimulai.

Pre-eklamsi berat terjadi apabila :

a. Tekanan darah 160/110 atau lebih.diukur 2x dengan antara sekurang-kurangnya 6 jam dan pasien istirahat.

b. Proteinuria 5 gr atau lebih/24 jam. c. Olyguri 400 cc atau lebih/ 24 jam. d. Gangguan cerebral /penglihatan e. Oedema paru / cyanosis

(2)

i. Gangguan penglihatan (seperti pandangan kabur, kilatan cahaya) j. Nyeri epigastrium

k. Mual dan muntah (Musalli, 2007).

Seksio Caesaria adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut & dinding rahim dng syarat dinidng rahim dalam keada an utuh serta berat janin diatas 500 gram. Indikasi sectio caesaria adalah sectio caesarea antara lain : Ibu / janin : Distosia (ketidakseimbangan sepalopelvik, kegagalan induksi persalinan, kerja rahim yang abnormal). Ibu : Penyakit pada ibu (Eklapmsia, DM, Penyakit jantung, Ca servik), pembedahan sebelumnya, sumbatan pada jalan lahir. Janin : Gangguan pada janin, Prolaps tali, Mal presentasi. Plasenta : Plasenta previa,Abrupsion plasenta ( Mochtar, 1998).

B. Faktor Risiko Preeklampsia

Walaupun belum ada teori yang pasti berkaitan dengan penyebab terjadinya preeklampsia, tetapi beberapa penelitian menyimpulkan sejumlah faktor yang mempengaruhi terjadinya preeklampsia. Faktor risiko tersebut meliputi; 1) Riwayat preeklampsia. Seseorang yang mempunyai riwayat preeklampsia

atau riwayat keluarga dengan preeklampsia maka akan meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia.

2) Primigravida, karena pada primigravida pembentukan antibodi penghambat (blocking antibodies) belum sempurna sehingga meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia Perkembangan preklamsia semakin meningkat pada umur kehamilan pertama dan kehamilan dengan umur yang ekstrem, seperti terlalu muda atau terlalu tua.

3) Kegemukan (Rochimhadi, 2005). C. Etiologi

(3)

Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini.Adapun teori-teori tersebut adalah ;

a.Peran Prostasiklin dan Tromboksan

Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga sekresi vasodilatator prostasiklin oleh sel-sel endotelial plasenta berkurang, sedangkan pada kehamilan normal prostasiklin meningkat. Sekresi tromboksan oleh trombosit bertambah sehingga timbul vasokonstrikso generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat perubahan ini menyebabkan pengurangn perfusi plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan aktivasi komplemen. Hal ini dapat diikuti dengan terjadinya pembentukan proteinuria.

c.Peran Faktor Genetik

Preeklampsia hanya terjadi pada manusia. Preeklampsia meningkat pada anak dari ibu yang menderita preeklampsia.

d. Iskemik dari uterus. Terjadi karena penurunan aliran darah di uterus

e.Defisiensi kalsium. Diketahui bahwa kalsium berfungsi membantu mempertahankan vasodilatasi dari pembuluh darah.

(4)

D. Patofisiologi

Pada preeklampsi terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit, dimana perubahan pokok pada preeklampsi yaitu mengalami spasme pembuluh darah perlu adanya kompensasi hipertensi ( suatu usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifir agar oksigenasi jaringan tercukupi). Dengan adanya spasme pembuluh darah menyebabkan perubahan – perubahan ke organ antara lain :

a. Otak .

Mengalami resistensi pembuluh darah ke otak meningkat akan terjadi oedema yang menyebabkan kelainan cerebal bisa menimbulkan pusing dan CVA ,serta kelainan visus pada mata.

b. Ginjal.

Terjadi spasme arteriole glomerulus yang menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang maka terjadi filtrasi glomerolus negatif , dimana filtrasi natirum lewat glomelurus mengalami penurunan sampai dengan 50 % dari normal yang mengakibatkan retensi garam dan air , sehingga terjadi oliguri dan oedema. c. URI

Dimana aliran darah plasenta menurun yang menyebabkan gangguan plasenta maka akan terjadi IUGR, oksigenisasi berkurang sehingga akan terjadi gangguan pertumbuhan janin, gawat janin , serta kematian janin dalam kandungan.

d. Rahim

Tonus otot rahim peka rangsang terjadi peningkatan yang akan menyebabkan partus prematur.

e.Paru

Dekompensi cordis yang akan menyebabkan oedema paru sehingga oksigenasi terganggu dan cyanosis maka akan terjadi gangguan pola nafas. Juga mengalami aspirasi paru / abses paru yang bisa menyebabkan kematian .

f. Hepar

(5)

subskapular sehingga sering menyebabkan nyeri epigastrium, serta ikterus

TD ↑, + protein hilang + transudasi ↓

Kejang/penurunan kesadaran (Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan

darah).

(resiko terjadi syok hipovolemik (gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit) dan resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan)

nyeri/kembung/flatus/muntah

muntah

flatus

Insufisiensi akut eritosit keluar↑dari sist sirkulasi↓

(6)

Syok hipovolemik O2 dalam darah↓

Sesak+transpor O2 ke organ turun (resiko pola napas tidak efektif) Lanjutan

Fisiologi organ terganggu pembentukan WBC terganggu resiko infeksi F. Data system pengkajian Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi oedema dengan menekan bagian tertentu dari tubuh.

Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress, kelainan jantung, dan paru pada ibu.

Perkusi: untuk mengetahui reflek patela sebagai syarat pemberian Mg SO4.

3. Pemeriksaan diagnostic

Pemeriksaan Diagnostik : Hasil :

1. Darah lengkap Nilai Hb↓,SDM ↓,SDP ↓,Albumin ↓, Hematokrit ↓,Trobosit ↓.

2. Serum elektrolit Nilai kalium↑,kalsium ↓. ( Suyono, 2002).

Sumber lain mengatakan Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam.

(7)

hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml

Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu

Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak USG ; untuk mengetahui keadaan janin

NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin ( Surjadi, 1999) 4. Diagnosis banding

Hipertensi kronik

Jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak diketahui, akan sulit untuk membedakan antara preeklampsia dan hipertensi kronik, dalam hal demikian, tangani sebagai hipertensi karena kehamilan.

Proteinuria

Sekret vagina atau cairan amnion dapat mengkontaminasi urin, sehingga terdapat proteinuria .Kateterisasi tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan infeksi Infeksi kandung kemih, anemia berat, payah jantung dan partus lama juga dapat menyebabkan proteinuria.Darah dalam urin, kontaminasi darah vagina dapat menghasilkan proteinuria positif palsu

Kejang dan koma

(8)

b. Resiko terjadi syok hipovolemik b.d tdk adekuatnya system sirkulasi (akut) se kunder terhadap perdarahan & kekurangan cairan.

c. Resiko terjadi gangguan keseimbangan cairan /elektrolit b.d perdarahan (ekstra seluler/intraseluler)atau muntah yg hebat.

d. Resiko tdk efektifnya pola napas b.d penurunan suplay O2 didalam darah

e. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) b.d diskontinuitas jariangan. f. Resiko terjadi infeksi b.d diskontinuitas jaringan/luka operasi g. Resiko pemenuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat

(9)

Daftar Pustaka

Anonim. 2007. Preeclampsia, Available

from:htttp://www.mayoclinic.com/health/preeclamsia/DS00583/DSECTION=4. Diakses 30 September 2013.

Budisantoso. 2006. Panduan Diagnosis Keperawatan Nanda 2005-2006. Primamedika, Jakarta

Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC, Jakarta. Johnson. 1997. Nursing Outcome Classification. Mosby, USA

MCcloskey. 1996. Nursing Intervention Classification. Mosby, USA.

Mochtar, R..1998. Toksemia Gravidarum dalam: Sinopsis Obstetri Jilid I edisi II. EGC: Jakarta

Rachimhadhi, T.. 2005. Preklamsia dan Eklamsia, dalam: buku Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

Suyono. Y.J., 2002. Dasar-Dasar Obstetri & Ginekologi. Edisi 6. Hipokrates, Jakarta. Wahdi. Dkk, 2000. Kematian Maternal Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun

(10)

LAPORAN PENDAHULUAN

POST SC ATAS INDIKASI DC PC II – III PEB DI RUANG HCU RS. HASAN SADIKIN BANDUNG

Oleh

Atria Indra Nilla, S.kep

(11)

Referensi

Dokumen terkait