• Tidak ada hasil yang ditemukan

266431697 Laporan PKL Teknik Mesin Sei S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "266431697 Laporan PKL Teknik Mesin Sei S"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

MEKANISME PEMINDAHAN AIR TEBU SETELAH DIPERAS DI

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II PABRIK GULA SEI SEMAYANG

DISUSUN OLEH MALIK ARIFIN / 130421031 RAHMAN SONOWIJOYO / 130421036

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

(2)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PABRIK GULA SEI SEMAYANG

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)

JL. BINJAI 12,5 SEI SEMAYANG

DELI SERDANG

Oleh :

Malik Arifin 130421006

RahmanSonowijoyo 130421012

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

LEMBAR PENGESAHAN I

LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK GULA SEI SEMAYANG

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) JL.BINJAI KM 12,5 SEI SEMAYANG

DELI SERDANG

Oleh :

Malik Arifin 130421006

RahmanSonowijoyo 130421012

DISETUJUI OLEH :

Dosen Pembimbing Kerja Praktek

Ir. M. Syahril Gultom, MT. NIP : 195512101987101001

Ketua Departemen Teknik Mesin Koordinator PPSE DTM FT USU Fakultas Teknik

Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri Ir. Syahrul Abda, M.Sc.

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK GULA SEI SEMAYANG

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) JL.BINJAI KM 12,5 SEI SEMAYANG

DELI SERDANG

Oleh :

Malik Arifin 130421006

RahmanSonowijoyo 130421012

Telah Diperiksa dan Disetujui dari Hasil Seminar Tugas Kerja Praktek Periode ke 2 pada Tanggal April 2015

DISETUJUI OLEH :

Dosen Pembanding I Dosen Penmbanding II

Andianto Pintoro, ST. Ir. M. Syahril Gultom, MT.

(5)

LEMBAR PENGESAHAN II

LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK GULA SEI SEMAYANG

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) JL.BINJAI KM 12,5 SEI SEMAYANG

DELI SERDANG

Oleh :

Malik Arifin 130421006

RahmanSonowijoyo 130421012

DIKETAHUI OLEH : Pembimbing Lapangan

J.H.Purba, S.T. Asisten Teknik PGSS

DISETUJUI OLEH :

Kepala Dinas Teknik Manager Pabrik PGSS

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis, Sehingga dapat menyelesaikan laporan kerja praktek di Pabrik Gula Sei Semayang PT Perkebunan Nusantara II (Persero), yang berlokasi di Jl. Binjai KM 12,5 Sei Semayang Deli Serdang.

Kerja praktek (KP) ini merupakan kurikulum Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara (USU) dan sebagai salah satu syarat menyelesaikan perkuliahan Program Pendidikan Sarjana Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara. Untuk itu penulis melaksanakan kerja praktek selama kurang lebih satu bulan di Pabrik Gula Sei Semayang PT Perkebunan Nusantara II (Persero), yang berlokasi di Jl. Binjai KM 12,5 Sei Semayang Deli Serdang.

Dalam Pelaksanaan Kerja Praktek (KP) dan Penulisan Laporan ini Penulis sudah banyak mendapat bimbingan, dukungan maupun bantuan dalam bentuk apapun dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. M. Syahril Gultom, MT selaku dosen pembimbing Kerja Praktek yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis.

2. Bapak Ir. Syahrul Abda, M.Sc, selaku dosen koordinator Kerja Praktek Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak M. Agus Hasan selaku Manager Pabrik Gula Sei Semayang.

5. Bapak Effendy S Manaor, S.T selaku Pembimbing Lapangan PTPN II (Persero) Pabrik Gula Sei Semayang.

(7)

7. Orang tua dan Keluarga penulis yang selalu mendoakan penulis. Terima kasih atas dukungan dan Doanya.

8. Teman-Teman yang senantiasa memberi bantuan dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, baik karena keterbatasan ilmu dan juga pengalaman. Karena itu, penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun, untuk kesempurnaan laporan kerja praktek ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Medan, Mei 2015

(8)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ...1

1.2Tujuan Kerja Praktek...1

2.1.2 Perkembangan Teori Manajemen...6

2.2 Produksi Gula di Indonesia...8

2.2.1 Latar belakang...8

2.2.2 Varietas Tebu yang Baik untuk Bahan Baku Gula...10

2.3 Sejarah Perkembangan Pemeliharaan ( Maintenance)...11

2.3.1 Defenisi Maintenance (Perawatan)...12

2.3.2 Tujuan Pemeliharaan( Maintenance) ...13

2.3.3 Dasar-dasar Perencanaan Pemeliharaan...14

(9)

2.4 Gilingan (Mill)...15

2.5 Mesin pemindah fluida (Air Gula)...16

2.5.1 Pompa Tekanan Statis ...16

2.5.2 Pompa Tekanan Dinamis...17

BAB III GAMBARAN UMUM PTPN II PGSS...19

3.1Sejarah Pabrik Gula Sei Semayang...19

3.2Lokasi Perusahaan...20

3.3Ruang Lingkup Bidang Usaha...20

3.4Organisasi dan Manajemen...21

3.4.1Uraian Tugas dan Tanggung Jawab...23

3.5Tenaga Kerja, Jam Kerja dan Sistem Pengupahan...34

3.5.1Tenaga Kerja...34

3.5.2Schedulling (Penjadwalan) Jam Kerja...35

3.5.3 Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan...36

3.6 Safety and Fire Protection...36

BAB IV TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI...38

4.1 Proses Produksi...38

4.1.1Bahan yang Digunakan...38

4.1.2 Standard Mutu Bahan/Produk ...41

4.2 Uraian Proses Produksi...42

4.2.1Stasiun Penimbangan...42

4.2.2 Stasiun Penanganan (Cane Handling Station)...43

4.2.3 Stasiun Gilingan...45

4.2.4Stasiun Pemurnian...47

4.2.5 Stasiun Penguapan (Evaporator Station)...54

4.2.6 Stasiun Masakan...56

4.2.7Stasiun Putaran...57

4.2.8 Stasiun Penyelesaian (Finishing)...60

4.2.9 Pengemasan dan Penggudangan Gula Produksi...61

(10)

4.3.1Stasiun Boiler...62

4.3.2 Stasiun Listrik ...64

4.3.3 Workshop...66

4.3.4 Stasiun Limbah ...66

4.3.5 Laboratorium ...72

4.3.6. Pengolahan Air (Water Treatment) ...74

4.3.7 Bahan Kimia Pembantu ...76

4.3.8 Safety and Fire Protection... 78

BAB V TUGAS KHUSUS ...80

5.1 Pendahuluan...80

5.2 Cara kerja...80

5.2.1 Diameter pipa dan kecepatan aliran...81

5.2.2 Head Kerugian Gesek dalam Pipa(Friction Loss dan Fitting)...81

5.2.3 Total Head Pompa...83

5.2.4 Net Positive Suction Head Available (NPSHA)...83

4.3 Perhitungan dan pembahasan...84

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...98

5.1Kesimpulan...98

5.1Saran...99

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Aliran proses stasiun gilingan (Sumber: LAB PGSS)...15

Gambar 2.2 Pompa roda gigi dan Pompa ulir...17

Gambar 2.3 Pompa diafragma...17

Gambar 2.4 Pompa sentrifugal...18

Gambar 3.1Denah Lokasi Pabrik Gula Sei Semayang...20

Gambar 4.1Tanaman Tebu Perkebunan PGSS...40

Gambar 4.2Timbangan...42

Gambar 4.17Sketsa Proses Penguapan di Evaporator I...55

(12)

Gambar 4.25Stasiun Boiler...63

Gambar 4.26Stasiun Pembangkit Tenaga Uap...64

Gambar 4.27Kolam Pengendapan...68

Gambar 4.28Kolam Stabilisasi...69

Gambar 4.29Kolam Oksidasi...70

Gambar 4.30Tangki Anion dan Kation...76

Gambar 4.31Alat Pemadam Kapur...77

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1Standar Mutu Gula SHS...38

Tabel 4.2Data Penyusutan Batang Tebu...39

Tabel 4.3Perbandingan Kualitas Gula...61

Tabel 4.4Perbandingan Buangan Limbah PGSS...71

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi Pabrik Gula Sei Semayang

Lampiran 2 Flowsheet PT Perkebunan Nusantara II PG. Sei Semayang

Lampiran 3 Gambar Data Ukuran Untuk Pompa

Lampiran 4 Gambar Data Teknik Pompa Sentrifugal Kapasitas 102 dan 204 m3/H

Lampiran 5 Gambar Data Sheet Pompa sentrifugal Kapasitas 204 m3/H

Lampiran 6 Gambar Data Sheet Pompa sentrifugal Kapasitas 102 m3/H

Lampiran 7 Gambar diagram instalasi pemindahan fluida (air tebu/nira mentah) dari proses pemerasan ke proses pemurnian dengan pompa sentrifugal melalui pipa-pipa.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek

Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib dalam kurikulum program pendidikan Sarjana (PPSE) Strata satu (S1) Fakultas Teknik Departemen Teknik Mesin, Universitas Sumatera Utara dengan bobot 2 SKS (Satuan Kredit Semester), dan dapat dilakukan di sebuah pabrik yang disetujui oleh Departemen Teknik Mesin.

Melalui kerja Praktek ini, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan teori-teori ilmiah yang diperoleh dibangku akademis yang berguna untuk menganalisa dan memecahkan masalah yang ada di lapangan, serta memperoleh pengalaman yang berguna dalam perwujudan pola kerja yang akan dihadapi nantinya. Perusahaan yang menjadi pilihan untuk menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh di bangku kuliah adalah Pabrik Gula Sei Semayang PT Perkebunan Nusantara II (Persero), yang berlokasi di Jl. Binjai KM 12,5 Sei Semayang Deli Serdang, yang merupakan perusahaan yang memproduksi gula kristal.

1.2. Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan kerja praktek pada Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1. Mendapatkan gambaran nyata tentang organisasi dan manajemen perusahaan termasuk pengenalan praktek-praktek pengolahan lingkungan kerja dan peraturan-peraturan kerja.

2. Memahami dan dapat menggambarkan struktur masukan-masukan proses produksi di pabrik bersangkutan yang meliputi :

a. Bahan-bahan utama maupun bahan-bahan penunjang dalam proses produksi.

b. Energi yang dibeli dari luar perusahaan maupun yang dibangkitkan sendiri.

(16)

3. Berlatih bekerja disiplin dan bertanggung jawab sebagai salah seorang karyawan perusahaan.

4. Memperoleh keterampilan dalam hal penguasaan pekerjaan, sehinggga menambah pengalaman untuk persiapan terjun ke masyarakat.

5. Mengetahui perawatan (Maintenance) di pabrik gula Sei Semayang. 6. Untuk mengetahui cara reconditioning dan mengeetahui bagian-bagian

yang dianggap paling kritis pada pabrik gula Sei Semayang. 7. Sebagai dasar bagi penyusunan laporan kerja praktek.

1.3. Manfaat Kerja Praktek

Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah : a. Bagi Mahasiswa melakukan pekerjaan atau kegiatan lapangan.

4. Lebih memahami cara melakukan suatu penelitian untuk menghasilkan karya ilmiah.

5. Memperoleh pengetahuan yang berguna dalam perwujudan kerja yang akan dihadapi kelak, setelah mahasiswa tersebut menyelesaikan studinya.

b. Bagi Perguruan Tinggi

1. Mempererat kerjasama antara perusahaan dengan perguruan tinggi Universitas Sumatera Utara (USU), khususnya dengan Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik USU.

c. Bagi Perusahaan

1. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan dalam rangka memajukan pembangunan di bidang pendidikan dan dalam peningkatan efisiensi.

(17)

3. Sebagai community development bagi perusahaan dalam bidang pendidikan.

4. Sebagai wadah bagi perusahaan untuk menciptakan citra yang positif bagi masyarakat.

1.4. Batasan Permasalahan

Adapun yang menjadi batasan permasalahan dalam kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Setiap mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan harus melakukan kerja praktek pada perusahaan atau lembaga/instansi pemerintah atau swasta. 2. Kerja praktek dilakukan di PT Perkebunan Nusantara II (Persero), yang

berlokasi di Jl. Binjai KM 12,5 Sei Semayang Deli Serdang, yaitu perusahaan yang menghasilkan gula. Secara khusus, kerja praktek dilakukan pada proses produksi untuk menghasilkan gula kristal.

3. Kerja Praktek ini harus bersifat latihan kerja yang berdisiplin dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan pada perusahaan yang bersangkutan.

1.5. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan kerja praktek, dilakukan kegiatan-kegiatan yang meliputi :

1. Tahap persiapan

Mempersiapkan hal-hal yang perlu untuk kegiatan kerja praktek, seperti pengenalan perusahaan, membuat permohonan kerja praktek pada jurusan dan perusahaan, konsultasi dengan koordinator kerja praktek dan dosen pembimbing, serta membuat proposal.

2. Studi literatur

Mempelajari buku-buku, karangan ilmiah, majalah yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi di lapangan.

3. Peninjauan lapangan

(18)

4. Pengumpulan data

Mengumpulkan data-data untuk menyusun laporan kerja praktek dari perusahaan. Data-data yang dikumpulkan mengenai aspek perusahaan, organisasi, dan manajemen tenaga kerja, sistem pengupahan, proses produksi, pemasaran, finansial dan data lain yang bersangkutan dengan tugas akademis. 5. Analisa dan evaluasi data

Data yang telah diperoleh/dikumpulkan, dianalisa dan dievaluasi dengan menggunakan metode yang telah diterapkan.

6. Pembuatan draft laporan kerja praktek

Membuat penulisan draft kerja praktek sehubungan dengan data-data yang diperoleh dari perusahaan.

7. Diskusi dengan pembimbing

Mengasistensi draft kerja praktek kepada pembimbing lapangan dan dosen pembimbing, serta didiskusikan dengan koordinator kerja praktek.

8. Penulisan laporan kerja praktek dan draft kerja praktek yang sudah diasistensikan, kemudian diketik dan dijilid.

1.6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan danpengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumberdaya organisasi lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telahditetapkan.

Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah rnenggunakan kata "proses", bukan"seni". Mengartikan manajernen sebagai "seni" mengandung arti bahwa hal ituadalah kemampuan atau keterampilan pribadi. Sedangkan suatu "proses" adalah carasistematis untuk rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proseskarena semua manajer tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau keterampilankhusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalampencapaian tujuan yang diinginkan.Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemenmerupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikandan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsiperencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), danpengawasan (controlling).Sampai sekarang belum ada suatu teori manajernen dapat diterapkan pada semuasituasi. Seorang manajer akan menjumpai banyak pandangan tentang manajemen.Setiap pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah yang berbeda-beda.(Sumber :©2003 Digitized by USU digital library)

Ada tiga aliran pemikiran manajemen yaitu : a. Aliran klasik

b. Aliran hubungan manusiawi c. Aliran manajemen modern

Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi tiga golongan yang berbeda :

(20)

Tingkat paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional disebut manajemen lini (garis) pertama.

2. Manajer menengah

Manajemen menengah dapat meliputi bebrapa tingkatan dalam suatu organisasi.Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional.

3. Manajer puncak

Klasifikasi manajer training pada suatu organisasi.Manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.

2.1.1 Aliran Manajemen Modern

Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari OperationResearch dan Management Science.Pada aliran ini berkumpul para sarjanamatematika, pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalahmasalahyang lebih kompleks.Tim sarjana ini di Inggris, di Amerika Serikat, sesudahperang Dunia II dikenal dengan sebutan "OR Tema” dan setelah perangdimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet yang memerlukan "ORTim" ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi.Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadialiran IImu Manajemen Modem. Konsep dari aliran ini sebenarnya sukardipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif sehingga paramanajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik ilmumanajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.

2.1.2 Perkembangan Teori Manajemen

(21)

tumbuh menjadipendekatan baru yang disebut pendekatan sistem dan kontingensi.Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Denganterjadinya proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini,maka kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan antaraaliran-aliran ini.Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yangdilihat dari lima sisi yaitu :

a. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.

b. Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiritanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.

c. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehinggabatas antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudahterjadi sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihatbentuk dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.

d. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi darialiran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dankontingensi.

e. Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen denganmunculnya teori-teori manajenlen yang baru yang memusatkan perhatian kepadasatu permasalahan manajenlen tertentu.

(22)

(1995), yang dikutip dari Dirlanudin (hal. 10, 1996) bahwa pengembangankerangka kelja teori khususnya teori manajemen adalah :"pengembangan kerangka kerja teori, dengan menjelaskan pada dua dimensi,epistemological dan ortological mengenai kreasi pengetahuan organisasional.Dimensi epistemological yang digambarkan pada garis vertikal, yang mana konversipengetahuan eksplisit.Sedangkan dimensi ortologi yangmewakili garis horisontal, dimana pengetahuan diciptakan melalui individu-individuyang kemudian ditransformasi pada pengetahuan tingkat kelompok, organisasi danantar organisasi dan berinteraksi secara terus-menerus".

2.2 Produksi Gula di Indonesia 2.2.1 Latar belakang

Gula merupakan komoditi penting bagi Indonesia.Selain sebagai salahsatu bahan makanan pokok, gula juga merupakan sumber kalori bagi masyarakatselain beras, jagung dan umbi-umbian. Sebagai bahan pemanis utama, guladigunakan pula sebagai bahan baku pada industri makanan dan minuman.Keberadaan pemanis buatan dan pemanis lainnya sampai saat ini belumsepenuhnya bisa menggantikan keberadaan gula pasir.Karenanya gula menjadisemakin penting perannya pada kebutuhan pangan masyarakat.

(23)

Karena industri gula pada masa kolonial berorientasi ekspor maka sejakawalnya bidang pemasaran dikuasai oleh badan pemerintah yang independendalam upaya mengamankan penerimaan pemerintah kolonial Belanda dari cukaidan mengawasi jumlah konsumsi dalam negeri untuk meningkatkan ekspor.Halini masih kita warisi setelah masa kemerdekaan, dimana selain diakui sebagaikomoditi bahan pokok komoditi ini masih termasuk komoditi kesenangan atauekspor yang wajib menanggung beban cukai. (Sapuan, 1998)

Masa keemasan industri gula itu kini telah berlalu.Kondisi perekonomianyang tidak stabil di awal kemerdekaan merupakan salah satu penyebabmerosotnya industri gula di Indonesia.Selain itu ketertinggalan teknologiproduksi dan kebijakan pergulaan oleh pemerintah yang tidak menentu juga merupakan masalah yang masih terus dihadapi industri gula kita sampai saat ini.Produksi total dan produktivitas industri gula yang terus menurun yang tidakseiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan gula mengakibatkanekspor gula terhenti sama sekali pada tahun 1966. (Mubyarto, 1984).Bahkan sejaktahun 1967 Indonesia untuk pertama kali mengimpor gula sebesar 33 ribu ton danterus meningkat hingga melebihi 160 ribu ton pada tahun 1972.

(24)

Salah satu indikator masalah industri gula Indonesia adalahkecenderungan volume impor yang terus meningkat dengan laju 16,6 persen pertahun. Hal ini terjadi karena ketika konsumsi terus meningkat dengan laju 2,96persen per tahun, produksi gula dalam negeri menurun dengan laju 3,03 persenper tahun. Bahkan pada lima tahun 1997-2002 produksi mengalami penurunandengan laju 6,14 persen per tahun. (DGI dalam Susila, 2005)Pada tahun 1996 impor gula pasir sebesar 976 ribu ton, tahun 1997 sebesar1,4 juta ton, tahun 1998 sebesar 1,8 juta ton dan pada tahun 1999 telah mencapai 2juta ton atau 60 persen dari kebutuhan konsumsi dalam negeri. Angkaketergantungan impor selama tahun 1998 – 2000 menjadi sangat tinggi yaitu ratarata47 persen per tahun, dimana Indonesia telah menjadi negara pengimpor gulaterbesar kedua di dunia setelah Rusia. (Sawit et al, 2003 dalam Prajogo U. Hadi).

(Sumber :http//eprints.undip.ac.id/17077/1/Diesy_Meireni_Dachliani.pdf)

2.2.2 Varietas Tebu yang Baik untuk Bahan Baku Gula

Varietas tebu sangat banyak jumlahnya, tetapi tidak semua unggul. Yang dimaksud variatas unggul adalah varietas yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Tingkat produktivitas gula yang tinggi. Produktivitas dapat diukur dari bobot atau rendemen yang tinggi;

2. Tingkat produktivitas (daya produk) yang stabil; 3. Kemampuan yang tinggi untuk di peras; dan 4. Toleransi yang tinggi terhadap hama dan penyakit;

Varietas tebu yang baik untuk bahan baku gula adalah Varietas tebu yang termasuk kedalam kriteria Varietas yang sudah mencapai masa tebu layak giling. Yang dimaskud tebu layak giling adalah :

1. Tebu yang ditebang pada tingkat pemasakan optimal.

2. Kadar kotoran (tebu mati, pucuk, pelepah tanah, dll) maksimal 2% 3. Jangka waktu sejak tebang sampai giling tidak lebih dari 36 jam.

Berdasarkan ciri-ciri tebu diatas maka pada umumnya pabrik gula di Indonesia memakai tebu Varietas Ps dari pasuruan dan Bz dari Brazil.

(25)

2.3 Sejarah Perkembangan Pemeliharaan ( Maintenance)

Pada generasi I sebelum perang dunia II pemeliharaan peralatan diJepang menggunakan cara pemeliharaan lama (metode klasik) yaitu denganmenggunakan sistem Breakdown Maintenance(BM). Dimana pemeliharaandilakukan setelah timbul kerusakan. Hal ini masih dapat dilakukan dikarenakanoleh :

1.Mekanisasi industri tidak tinggi sehingga Down Timebukan masalah.

2.Peralatan sangat sederhana dengan tingkat keandalan tinggi, (karenarancangan dibuat berlebihan) dan mudah dirawat.

3.Tidak membutuhkan maintenance secara matematis kecuali pembersihandan pelumasan, sehingga skill yang dibutuhkan rendah.

4.Preventive bukan prioritas utamaGenerasi II, yaitu pada saat perang dunia II industri-industri di jepangmulai mengalami kesulitan dengan kerusakan yang dihadapi.

Hal ini disebabkanoleh :

1.Meningkatnya mekanisasi peralatan, akibat dari meningkatnya kebutuhan 2.Sejak tahun 1950-an jenis mesin dan peralatan industri makin banyak

dankompleks.

3.Down timemenjadi perhatian utama, sehingga mulai tercipta konsep.

Preventive Maintenance(1960) dan pelaksanaan overhaul dilakukansecara periodik pada interval yang tetap.Peningkatan ongkos pemeliharan terhadap ongkos operasi, sehinggameningkat pada sistem perencanaan dan penjadwalan.Dengan demikian pemeliharaan hanya akan segera dilakukan setelahmesin/peralatan mengalami kerusakan, Hal ini juga yang menyebabkan parainsinyur pemeliharaan tidak punya waktu untuk memberikan ide-ide yang baik bagi pengembangan dasar dalam usaha untuk meminimalkan kerusakan tersebut.Sehingga pada generasi III yaitu sejak pertengahan tahun 1970-an, denganadanya peningkatan proses perubahan di industri jepang maupun dunia yangmemacu adanya sistem pemeliharaan.

(26)

2.3.1 Defenisi Maintenance (Perawatan)

Menurut lindley R. Higgis & R. Keith Mobley, (Maintenance engineering Handbook, sixth Edition, McGraw-Hill,2002) pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulangdengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya. Maintenance atau pemeliharan juga dilakukan untuk menjaga agar peralatan tetap berada dalam kondisi yang dapat diterima oleh penggunanya. Adapun tujuan dari dilakukannya pemeliharaan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Menjamin tersedianya peralatan atau mesin dalam kondisi yang mampu memberikan keuntungan .

2. Menjamin kesiapan dalam situasi darurat, misalnya sistem pemadam kebakaran, pembakit listrik dan sebagainya

3. Menjamin keselamatan manusia yang menggunakan peralatan

4. Memperpanjang masa pakai peralatan atau paling tidak menjaga agar masa pakai peralatan tersebut tidak kurang dari masa pakai yang telah dijamin oleh pembuat peralatan tersebut.

Suatu organisasi perusahaan yang baik paham bahwa mereka tidak boleh melihat aktivitas perawatan sebagai unsure pengeluaran belaka.melainkan aktivitas tersebut dapat memberikan dukungan yang sangat penting terutama dalam kaitannya dengan peningkatan produktifitas. Pemeliharaan yang efektif akan mengarah pada hal – hal sebagai berikut :

1. Kapasitas produksi terpenuhi secara maksimal

2. Kemampuan untuk memproduksi produk dengan toleransi khusus atau level kualitas tertentu.

3. Dapat meminimalkan biaya per unit produk

4. Dapat mengurangi resiko kegagalan dalam memenuhi keinginan pelanggan yang berkaitan dengan kapasitas produksi,

5. Dapat menjaga keselamatan pegawai dan masyrakat sekitar dari bahaya yang mungkin muncul dengan adanya proses produksi.

(27)

2.3.2 Tujuan Pemeliharaan( Maintenance)

Pengertian pemeliharaan( Maintenance)

menurut JIS adalah semuapengaturan dan kegiatan yang diperlukan untuk menjaga/memelihara suatuperalatan pada kondisi siap pakai/siap operasi atau dengan memperbaikinya sehingga bebas dari kerusakan. Sedangkan tujuan pemeliharaan dapat dibagi atasbeberapa tujuan, yaitu :

a. Berdasarkan pengertiannya,

Tujuan pemeliharaan dibagi atas :

1.Tujuan pemeliharaan dalam arti sempittujuannya adalah adalah suatu kegiatan untuk menjaga/memeliharasuatu peralatan/mesin dapat beroperasi dengan keadaan baik dan bebasdari penurunan mutu baik peralatan/mesin maupun produk yangdihasilkan.

2. Tujuan pemeliharaan dalam arti luastujuannya adalah semua kegiatan yang dibutuhkan untuk menunjangkelancaran produksi dan meningkatkan produktivitasnya yaitu dengancara :

 Menyempurnakan peralatan/mesin

 Menyempurnakan mutu produk

 Penyerahan dan penyelesaian tepat waktu

 Meningkatkan efisiensi dan biaya pemeliharaan yang ekonomis

 Mengurangi kecelakaan dan meningkatkan moral kerja.

b.Tujuan pemeliharaan jika ditinjau dari segi teknis

1.Memelihara keberadaan peralatan dan mesin agar siap pakai dalam kurunwaktu tertentu ( Availability).

2.Menjaga kemampuan peralatan dan mesin demi melaksanakan fungsinyadalam kedaan dan waktu tertentu ( Reability).

(28)

2.3.3 Dasar-dasar Perencanaan Pemeliharaan

Dasar rencana kerja pemeliharaan merupakan rencana pokok ( Master Plan) yang terdiri dari dasar strategis pemeliharaan jangka panjang, yaitu :

1.Rencana kerja pemeliharaan untuk jangka waktu 10 tahun, yang meliputi : a.Rencana kerja pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance)

b.Rencana kerja untuk penyempurnaan ( Improvement )

c.Rencana kerja pembelian material dalam skala besar (Refractory Material). 2.Rencana kerja pemeliharaan tahunan.

a. Rencana kerja pemeliharaan tahunan yang diambil dari rencanakerja jangka panjang (Time Based )

b.Rencana kerja pemeliharaan yang dibuat untuk perhitunganbiaya/estimasi anggaran untuk satu tahun.

c.Rencana pembaharuan ( Renewal Plan) dan rekondisi peralatan d.Rencana kerja yang dikontrakkan.

e.Rencana pembelian material seperti spare part, minyak pelumas, dll. 3.Rencana kerja pemeliharaan bulanan, yang meliputi :

a.Rencana kerja pemeliharaan berdasarkan kondisi peralatan b.Rencana pekerjaan pemeliharaan yang tertunda pada bulan lalu

c.Rencana perbaikan peralatan dari hasil koordinasi seksi operasidengan seksi pemeliharaan

4.Rencana kerja pemeliharaan mingguan dan harian, yang meliputi : a.Rencana kerja pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Based ).

b.Rencana kerja pemeliharaan dari hasil koordinasi seksi operasi danseksi pemeliharaan yang dilakukan sebelum memulai pekerjaan.

2.3.4 Strategi Pemeliharaan ( Maintenance Strategy)

(29)

diluarperencanaan (Unplanned Maintenance) adalah merupakan pemeliharaan daruratyang tidak diinginkan (Emergency Maintenance) yang terjadi diluar dugaan tetapiharus segera diperbaiki kembali (Corrective Maintenance), sebab hal tersebutsangat berpengaruh dalam proses produksi.

2.4Gilingan (Mill)

Pada gilingan dilakukan pemerasan tebu dengan tujuan untuk mendapatkan nira sebanyak-banyaknya. Pemerasan dilakukan dengan 5 set three roll mill yaitu unit gilingan I sampai V dimana setiap unit gilingan terdapat 3 roll

yang diatur sedemikian rupa membentuk sudut 120°, dan pada masing-masing gilingan terjadi 2 kali pemerasan.

Nira hasil perasan di gilingan I dan II ditampung di tangki nira mentah yang kemudian dipompakan menuju timbangan nira mentah. Ampas dari gilingan I dilanjutkan ke gilingan II, demikian seterusnya sampai ke gilingan V, sampai kebelakang ampas tebu akan semakin kering sehingga nira yang diperas benar-benar maksimal. Nira yang dihasilkan oleh gilingan III merupakan nira imbibisi

Gambar 2.1 Aliran proses stasiun gilingan (Sumber: LAB PGSS)

(30)

Setelah gilingan V praktis nira yang terikut dalam ampas (bagasse) tebu hampir tidak ada.Bagasse dari pemerasan akhir ini dibakar di boiler sehingga menghasilkan uap air untuk menggerakan turbin. Dan yang tidak terpakai di

boiler dikirim ke bagasse house (gudang penyimpanan ampas tebu). Sedangkan

ampas yang terikat pada tangki nira mentah disaring melalui plat saringan dan dibawa oleh srew conveyor ke ampas gilingan I untuk digiling kembali ke gilingan II. Ampas yang terikut pada hasil gilingan III, IV, dan V diangkut oleh

juice strainer untuk digiling kembali pada gilingan III.Nira yang telah bebas ampas dari stasiun gilingan I dan II dipompakan ke stasiun pemurnian.

2.5 Mesin pemindah fluida (Air Gula)

Mesin pemindah fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial. Dalam hal inifluida yang dimaksud berupa cairan,yaitu air gula setelah proses pemerasan.

Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin kerja.Pompa berfungsi untuk memindahkan zat cair dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi karena adanya perbedaan tekanan.

Secara umum pompa dapat diklasifikasikan dalam dua jenis kelompok besar yaitu:

1. Pompa Tekanan Statis (Positive Displacement Pump) 2. Pompa Tekanan Dinamis (Rotodynamic Pump)

2.5.1 Pompa Tekanan Statis

Pompa jenis ini bekerja dengan prinsip memberikan tekanan secara periodik pada fluida yang terkurung dalam rumah pompa. Pompa ini dibagi menjadi dua jenis.

1) Pompa Putar (Rotary Pump)

(31)

Gamabar 2.2 Pompa roda gigi dan Pompa ulir 2) Pompa Torak (Reciprocating Pump)

Pompa torak mempunyai bagian utama berupa torak yang bergerak bolak-balik dalam silinder. Fluida masuk melalui katup isap (suction valve) ke dalamsilinder dan kemudian ditekan oleh torak sehingga tekanan statis fluida naikdan sanggup mengalirkan fluida keluar melalui katup tekan (discharge valve).Contoh tipe pompa ini adalah : pompa diafragma dan pompa plunyer.

Gamabar 2.3 Pompa diafragma

2.5.2 Pompa Tekanan Dinamis

(32)

Gambar 2.4 Pompa sentrifugal Ciri-ciri utama dari pompa ini adalah:

- Mempunyai bagian utama yang berotasi berupa roda dengan sudu-sudusekelilingnya, yang sering disebut dengan impeler.

- Melalui sudu-sudu, fluida mengalir terus-menerus, dimana fluida berada diantara sudu-sudu tersebut.

Dasar pertimbangan pemilihan pompa, didasarkan pada sistem ekonomisnya, yakni keuntungan dan kerugian jika pompa tersebut digunakan dandapat emenuhi kebutuhan pemindahan fluida sesuai dengan kondisi yang direncanakan.Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis pompa yang igunakan adalah analisa fungsi pompa terhadap instalasi pemipaan, kapasitas, head, viskositas, temperatur kerja dan jenis motor penggerak.

Pada pabrik gula Sei Semayang untuk mengalirkan fluida/air gula setelah proses pemerasan dipilih pompa jenis sentrifugal, karena sifat pompa jenis sentrifugal lebih sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan, yakni :

- Aliran fluida lebih merata. - Putaran poros dapat lebih tinggi.

- Rugi-rugi transmisinya lebih kecil karena dapat dikopel langsung dengan motor penggerak.

(33)

BAB III

GAMBARAN UMUM PTPN II

PABRIK GULA SEI SEMAYANG

3.1 Sejarah Pabrik Gula Sei Semayang

Pada awalnya PT Perkebunan Nusantara II pabrik gula Sei Semayang merupakan perusahaan Belanda dengan nama N.V. Veroning Dedeli Maatsenappij, tetapi akhirnya tanggal 11 Januari 1958 seluruh perusahaan bangsa Belanda yang diambil alih kepemilikannya termasuk perusahaan perkebunan Belanda berdasarkan Undang-Undang No.84 Tahun 1958 tentang normalisasi perusahaan milik Belanda N.V.VDM yang terdiri dari 34 perusahaan.

Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah No.143 Tahun 1961, maka pada tanggal 1 Juni 1961, Perusahaan Perkebunan Negara baru akan diubah menjadi Perusahaan Perkebunan Sumatera Utara I yang bergerak khusus di dalam bidang pengembangan tembakau. Selanjutnya pada Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1968 dan Lembaga Negara No.23 Tahun 1968 menyatakan bahwa Perusahaan Perkebunan Sumatera Utara I diubah menjadi Perusahaan Negara Perkebunan IX yang terdiri dari 23 perkebunan dengan luas areal 58.319,75 Ha.

Setelah melakukan penelitian maka dapat memenuhi ketentuan-ketentuan untuk diahlikan bentuknya menjadi perusahaan Perseroan karena adanya permasalahan dalam berbagai hal pengusaha tembakau dipasaran serta usaha pemanfaatan tanah secara khusus pada selang waktu penanaman tembakau, maka Proyek Pengembangan Industri Gula (PPIG) dirjen perkebunan dilakukan percobaan penanaman tebu pada tahun 1975 yang berlokasi di Tanjung Morawa, Batang Kuis dan Sei Semayang walaupun sebelumnya ini bukanlah termasuk daerah penerapan tanaman tebu.

(34)

Pabrik Gula

Binjai Medan

Perumahan PGSS

Rel KA

gula PTP IX, akhirnya pada tahun 1982 didirikanlah Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS)

3.2 Lokasi Perusahaan

Pabrik Gula Sei Semayang berlokasi kira-kira 12,5 km dari kota Medan, terletak di daerah Sei Semayang desa Mulyarejo Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang sebelah barat kota Medan, yang bersebelahan dengan Jalan Utara dan jalur kereta api Medan-Binjai. Secara geografis area pabrik gula Sei Semayang terletak diantara 980 Bujur Timur dan diantara garis 30 Lintang Utara.

Ketinggian tempat antara 9-125 m diatas permukaan laut. Adapun denah lokasi pabrik dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Denah Lokasi Pabrik Gula Sei Semayang

3.3 Ruang Lingkup Bidang Usaha

Berdasarkan pengelompokan perusahaan gula negara, Pabrik Gula Sei Semayang dikategorikan dalam golongan D pengelompokan sesuai dengan SK Menteri Pertanian No. 59/Kpst EKKU/10/1977 yang mengelompokkan pabrik gula berdasarkan kapasitas :

(35)

c. Golongan C untuk pabrik dengan kapasitas 1800-2700 ton. d. Golongan D untuk pabrik dengan kapasitas 2700-4000 ton.

3.4 Organisasi dan Manajemen

Pada sebuah perusahaan, organisasi dan struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam menentukan keberhasilan dan pancapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya organisasi disuatu perusahaan maka dapat dilihat suatu sistem birokrasi yang menggambarkan bagaimana setiap pekerjaan dilaksanakan dengan teratur dan dengan penuh tanggung jawab sehingga rencana-rencana kerja dapat dilaksanakan dengan baik serta pengawasan akan lebih mudah dilakukan. Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambar bagan yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang yang ada.

Dengan demikian struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai ciri organisasi yang dapat dipergunakan untuk mengendalikan dan membedakan bagian-bagian organisasi, sehingga perilaku organisasi dapat secara efektif dan efisien tersalurkan dan terkendali arahnya untuk menuju tercapainya tujuan organisasi.

Pembagian struktur organisasi dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Organisasi Garis/Lini

Organisasi ini didasarkan atas wewenang langsung. Masing-masing manajer bertanggungjawab untuk mengumpulkan dan memproses informasi yang akan dikeluarkan departemennya bersama-sama dengan sistem manajer dan bawahan lainnya.

2. Organisasi Lini dan Staf

(36)

3. Organisasi Fungsional

Struktur organisasi fungsional didasarkan atas kepercayaan bahwa setiap individu tidak akan menyediakan masing-masing tenaga ahli dalam enam gugus dari tiap tenaga kerja dengan enam supervisor tersendiri. Ide ini dikembangkan oleh F. Taylor.

4. Organisasi Matriks

Struktur organisasi matriks lebih banyak digunakan dalam organisasi proyek yang melibatkan bebarapa spesialis ahli dari berbagai bidang untuk proyek yang sama.

Struktur organisasi pada Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS) adalah struktur organisasi lini. Adapun alasan digunakan struktur organisasi lini adalah didasarkan atas wewenang langsung dimana masing-masing kepala dinas bertanggungjawab untuk mengumpulkan dan memproses informasi yang akan dikeluarkan departemennya bersama-sama dengan bawahan lainnya. Organisasi lini tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya yang diuraikan sebagai berikut :

Kelebihan struktur organisasi lini :

a. Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tangan.

b. Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung dengan bawahan.

c. Proses pengambilan keputusan cepat.

d. Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat segera diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas. Rasa solidaritas tinggi.

Kekurangan struktur organisasi lini :

a. Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak mampu melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.

(37)

3.4.1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Dari gambar di atas dapat diuraikan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan yang ada pada Pabrik Gula Sei Semayang. Uraian tugas dan tanggung jawab tersebut adalah sebagai berikut :

1. Manager Pabrik Kewajiban :

- Membantu direksi melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang telah digariskan perusahaan.

- Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengendaliaan, dan pengawasan di pabrik, guna menunjang usaha pokok secara efektif dan efisien.

- Menyediakan informasi yang akurat dan up to date untuk kepentingan direksi dan pengambil keputusan.

Wewenang

- Menyusun dan membuat rencana kerja dan anggaran perusahaan pabrik. - Menyusun program kerja di kebun yang berkaitan dengan upaya

peningkatan kinerja pabrik.

- Melakukan pengawasan, penganalisaan, dan melakukan tindakan perbaikan dibidang pengolahan, administrasi dan keuangan.

- Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan instansi terkait (Kepolisian, Militer, Pemuka Masyarakat) dalam pembinaan wilayah untuk pengamanan aset perusahaan.

Tugas :

- Dalam menjalankan tugasnya, manager dibantu dengan kepala dinas. - Mengendalikan kegiatan operasional pabrik.

(38)

Tanggung Jawab :

- Manager pabrik bertanggung jawab terhadap direksi.

2. Kepala Dinas Pengolahan Kewajiban :

- Membantu manager pabrik melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang telah digariskan perusahaan.

- Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendaliaan dan pengawasan dipabrik untuk menunjang pencapaian sasaran yang telah ditetapkan manager pabrik.

- Menyediakan data dan informasi yang akurat untuk kepentingan manager pabrik

Wewenang

- Membantu rencana kerja jangka menengah dan jangka pendek untuk memelihara dan mengoperasikan mesin.

- Mengendalikan biaya operasional di pabrik agar kegiatan berjalan optimal. - Memantau/mengevaluasi dan membantu tindakan perbaikan terhadap

penyimpangan operasional.

Tugas

- Dalam melaksanakan tugas kepala dinas pengolahan harus berkoordinasi dengan kepala dinas teknik dan dibantu oleh asisten.

- Mengkoordinasi semua asisten yang dibawahinya untuk mencapai target/sasaran yang sudah ditentukan.

- Mengoptimalkan kerja mesin dan peralatan.

Tanggung Jawab :

(39)

3. Kepala Dinas Laboratorium Kewajiban :

- Membantu manager pabrik dalam melaksanakan pekerjaan di bidang laboratorium sebagai alat kontrol.

Wewenang :

- Membuat rencana jangka pendek tentang operasional laboratorium.

- Membuat program perawatan alat-alat laboratorium dan unit pengolahan limbah.

- Melaksanakan analisa/kontrol terhadap hasil kerja pengolahan/peralatan. - Memeriksa dan menguasai metode, pelaksanaan dan peralatan analisa. - Pengawasan terhadap bahan-bahan pembantu/kimia.

- Pengendalian biaya laboratorium.

Tugas :

- Dalam melaksanakan tugas kepala dinas laboratorium harus berkoordinasi dengan kepala dinas teknik dan dinas pengolahan dibantu oleh asisten. - Mengkoordinasi semua asisten yang dibawahinya untuk mencapai

target/sasaran yang sudah ditentukan.

- Mengoptimalkan hasil analisis laboratorium.

Tanggung Jawab :

- Kepala Dinas laboratorium bertanggung jawab kepada manager.

4. Kepala Dinas Teknik Kewajiban :

- Membantu manager pabrik melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh perusahaan.

(40)

- Menyediakan data dan informasi yang akurat untuk kepentingan manager perusahaan.

Wewenang :

- Membuat rencana jangka pendek untuk pemeliharaan dan pengoperasian mesin dan instalasi.

- Mengendalikan biaya operasional di pabrik agar kegiatan berjalan efektif dan efisien.

- Memantau, mengevaluasi dan membuat tindakan perbaikan terhadap penyimpangan operasional di pabrik.

- Memberikan usul dan saran perbaikan pada manager pabrik yang dapat meningkatkan kinerja pabrik.

Tugas :

- Dalam menjalankan tugas, kepala dinas teknik harus berkoordinasi dengan kepala pengolahan dibantu oleh asisten.

- Mengkoordinasi seluruh asisten yang dibawahinya untuk mencapai target/sasaran yang tepat.

- Mengoptimalkan kerja mesin/peralatan agar proses produksi berjalan optimal.

- Membuat laporan pertanggun jawaban.

Tanggung Jawab :

- Bertanggung jawab kepada manager pabrik.

5. Kepala Dinas Tata Usaha Kewajiban :

- Membantu manager pabrik dalam melaksanakan tugasnya dibidang administrasi.

Wewenang :

- Mengkoordinir seluruh kegiatan administrasi kantor.

(41)

- Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja. - Pengendalian sumber dana dan penggunaan dana.

- Menyimpan uang kas dan surat berharga milik perusahaan.

- Melakukan inspeksi ke kantor unit dalam lingkungan pabrik/kebun. Pengamanan terhadap aset perusahaan.

- Mengelola sumber daya yang ada pada perusahan - Mengelola perkoperasian perusahaan

Tugas :

- Administrasi pabrik/kebun dikelola oleh staff dengan dibantu tenaga administrasi. Bertugas mengelola administrasi pabrik/kebun secara menyeluruh.

6. Asisten Pemurnian Kewajiban :

- Membantu kepala dinas pengolahan melaksanakan pekerjaan dalam proses pengolahan pada stasiun pemurnian.

Wewenang :

- Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan, perbaikan dan pengoperasian peralatan pada stasiun pemurnian.

- Menyusun program perawatan peralatan. - Melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu.

- Melaksanakan inspeksi secara teratur dan membuat recording. - Pengendalian biaya dan sistem kerja.

Tugas :

(42)

Tanggung Jawab :

- Asisten pemurnian bertanggung jawab terhadap kepala dinas pengolahan. 7. Asisten Masakan

Kewajiban :

- Membantu kepala dinas pengolahan melaksanakan pekerjaan dalam proses pengolahan pada stasiun masakan.

Wewenang :

- Membuat rencana kerja jangka pendek tentang pengadaan, perbaikan dan pengoperasian peralatan pada stasiun masakan.

- Menyusun program perawatan peralatan. - Melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu.

- Melaksanakan inspeksi secara teratur dan membuat recording. - Pengendalian biaya dan sistem kerja.

Tugas :

- Stasiun masakan dipimpin oleh seorang staff dibantu dengan mandor dan tenaga administrasi, bertugas melakukan pemasakan nira hingga terbentuk kristal gula dengan menganut prinsip efisiensi.

Tanggung Jawab :

- Asisten masakan bertanggung jawab terhadap kepala dinas pengolahan.

8. Asisten Putaran Kewajiban :

- Membantu kepala dinas pengolahan melaksanakan pekerjaan dalam proses pengolahan pada sistem putaran.

Wewenang :

- Menyusun program perawatan peralatan. - Melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu.

(43)

Tugas :

- Stasiun putaran di pimpin oleh seorang staff dibantu oleh mandor dan tenaga adiministrasi bertugas memisahkan kristal dan melakukan pengeringan dengan prinsip efisien.

Tanggung Jawab :

- Asisten putaran bertanggung jawawb terhadap kepala dinas pengolahan.

9. Asisten Laboratorium Kewajiban :

- Membantu tugas Kepala Asisten Laboratorium dan pengawasan di laboratorium.

Wewenang :

- Mengkoordinir dan mengevaluasi kegiatan laboratorium. - Menganalisa dan memperbaiki hasil kerja.

- Membuat rencana kerja tahunan dengan bagian lain.

Tanggung jawab :

- Asisten laboratorium bertanggung jawab langsung kepada Kepala Asisten Laboratorium dibantu seorang koordinator.

10. Asisten Listrik Kewajiban :

- Membantu kepala dinas teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan layout, perawatan, pengoperasian seluruh peralatan pabrik, kantor, perumahan, pembangkit yang berkaitan dengan listrik/instrument.

Wewenang :

(44)

- Menyusun program perawatan peralatan listrik dan instrument.

- Melaksanakan standar baik biaya, fisik maupun mutu sesuai dengan ketetapan.

- Melakukan inspeksi secara teratur.

- Memantau menganalisa dan memperbaiki pekerjaan dibidang listrik/instrument.

Tugas :

- Bidang listrik/instrument dipimpin oleh seorang staff dan dibantu oleh mandor, bertugas mengolah peralatan listrik dan sumber daya lainnya yang berkaitan.

Tanggung Jawab :

- Asisten listrik/instrument bertanggung jawab terhadap kepala dinas teknik.

11. Asisten Gilingan Kewajiban :

- Membantu kepala bidang teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan perencanaan, perawatan, pengoperasian stasiun gilingan.

Wewenang :

- Membuat rencana jangka pendek tentang pangadaan perbaikan dan penanganan peralatan pada stasiun gilingan.

- Menyusun program perawtan/mesin/peralatan stasiun gilingan. - Melaksanakan standar fisik, biaya, dan mutu yang telah ditetapkan. - Melakukan inventaris fisik.

- Memantau, menganalisa, dan memperbaiki hasil kegiatan di stasiun gilingan.

(45)

Tugas :

- Stasiun ini dipimpin oleh seorang staff yang bertugas mengelola peralatan dan tenaga kerja pada stasiun gilingan dengan melaksanakan tugasnya dibantu mandor.

Tanggung Jawab :

- Asisten gilingan bertanggung jawab terhadap kepala dinas teknik.

12. Asisten Work Shop Kewajiban :

- Membantu kepala bidang teknik dalam melakukan pekerjaan mengolah workshop.

- Mewakili kepada bidang teknik bila tidak berada ditempat.

Wewenang :

- Membuat rencana jangka pendek dalam pengadaan perbaikan/modifikasi dan penggunaan mesin/peralatan workshop.

- Menyusun program perawatan peralatan workshop. - Melaksanakan standar biaya, fisik, dan mutu.

- Memantau, mengevaluasi, dan memperbaiki hasil kerja workshop.

Tugas :

- Workshop dipimpin oleh seorang staff dan dibantu oleh mandor serta tenaga administrasi. Asisten workshop bertugas untuk melayani perbaikan, pembuatan peralatan suku cadang pabrik.

Tanggung Jawab :

- Asisten workshop bertanggung jawab kepada dinas teknik.

13. Asisten Cane Yard Kewajiban :

(46)

Wewenang :

- Menentukan operasi cane staker, forklift, traktor, dll.

- Menyusun anggaran dan program perawatan peralatan yang dipergunakan di cane yard beserta keberhasilannya.

- Pengawasan dan pengendalian biaya serta operasi cane yard.

- Menjaga kebersihan halaman, lingkungan, jalan saluran air, pasar dan insfrastruktur lainnya milik pabrik.

14. Asisten Gudang Hasil / Material Kewajiban :

- Membantu Kepala Asisten Tata Usaha dalam mengawasi bagian gidang di pabrik.

Wewenang :

- Melakukan pemeriksaan di gudang material dan gudang hasil. - Melakukan inspeksi secara teratur.

- Menyusun laporan mengenai jumlah barang masuk dan keluar.

Tanggung Jawab :

- Asisten gudang bertanggung jawab kepada Kepala Asisten Tata Usaha dalam melakukan pengawasan di gudang dibantu seorang koordinator.

15. Asisten Keuangan Kewajiban :

- Membantu Kepala Tata Usaha dalam pengawasan di bagian akuntansi, financial dan perencanaan perusahaan.

Wewenang :

(47)

- Pengendalian sumber dana dan penggunaan dana.

- Menyimpan uang kas dan surat-surat berharga milik perusahaan. - Melakukan inspeksi kekantor unit dalam lingkup pabrik/kebun. - Pengamanan aset perusahaan.

Tugas :

- Administrasi pabrik/kebun dikelola oleh seorang staff dan dibantu oleh tenaga administrasi. Bertugas mengolah administrasi pabrik/kebun secara menyeluruh.

Tanggung jawab :

- Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Asisten Tata Usaha mengenai kondisi kantor dibantu seorang koordinator.

16. Asisten SDM dan Umum Kewajiban :

- Membantu Kepala Tata Usaha dalam mengawasi bagian umum perusahaan.

Wewenang :

- Mengelola sumber daya yang ada pada perusahaan. - Mengelola perkoperasian perusahaan.

- Sebagai hubungan masyarakat perusahaan.

Tugas :

- Membantu Kepala Asisten Tata Usaha melakukan pengawasan pada bagian umum seperti personalia dan koperasi.

(48)

- Membantu manager pabrik/administrasi dalam melaksanakan tugasnya dibidang keamanan.

- Melakukan patroli/inspeksi secara sistematis.

- Pengamanan terhadap aset perusahaan, tenagakerja beserta keluarganya. - Menganalisa dan memperbaiki serta meningkatkan hasil kerja dibidang

keamanan.

Tugas :

- Menjaga keamanan pabrik dan aset-aset yang dimilikinya. Askam/Papam dipimpin oleh seorang bintara /TNI-POLRI/ yang dibantu oleh hansip.

Tanggung jawab :

- Askam/ Papam bertanggung jawab kepada administrasi/ papam PTPN II dikantor direksi.

3.5. Tenaga Kerja, Jam Kerja dan Sistem Pengupahan 3.5.1 Tenaga Kerja

Adapun jumlah tenaga kerja yang ada di PGSS dalam melaksanakan kegiatan produksinya Pabrik Gula Sei Semayang mempekerjakan 673 orang karyawan. Tenaga kerja terbagi atas 5 tingkatan, yaitu :

a. Pegawai Staff. b. Pegawai Non Staff. c. Karyawan Harian Tetap.

d. Karyawan Lepas (untuk tenaga kerja pada saat pabrik beroperasi)

Bagi tenaga kerja yang mempunyai dasar ilmu yang tinggi diberikan kesempatan mengikuti ujian test ujian saringan ke LPP PAUP (Pendidikan Ahli Usaha Gula Perkebunan) di Yogyakarta. Selama pendidikan ditanggung oleh PTP Nusantara II dengan gaji dan tunjangan dibayar penuh.

(49)

A. Staff (Karyawan Pimpinan / Manajer) terdiri atas KTU. Ka. Dinas Teknik, Ka. Dinas Pengolahan, Ka. Laboratorium, Ass. Pengolahan dan Ass. Teknik.

B. Karyawan bulanan dengan gaji atau upah dibayar sekali sebulan sesuai klasifikasi yang dibagi-bagi dalam golongan tertentu.

C. Karyawan Tidak Tetap (KTT) dengan gaji atau upah dibayar sekali sebulan sama seperti karyawan bulanan tetap.

D. Karyawan Harian Lepas (Buruh Harian Lepas).

3.5.2. Schedulling (Penjadwalan) Jam Kerja

Dalam melaksanakan aktifitasnya PGSS memiliki jam kerja yang terbagi atas 3 bagian waktu yaitu :

A. Jam Untuk karyawan kantor (Departemen Marketing) 1) Hari Senin sampai Kamis

Mulai jam 07.30 s/d 12.30 WIB (Kerja Aktif) Mulai jam 12.30 s/d 13.00 WIB (Istirahat) Mulai jam 13.00 s/d 15.30 WIB (Kerja Aktif) 2) Hari Jumat

Mulai jam 07.30 s/d 12.00 WIB (Kerja Aktif) 3) Hari Sabtu

Mulai jam 07.30 s/d 12.30 WIB (Kerja Aktif) Mulai jam 12.30 s/d 13.00 WIB (Istirahat) Mulai jam 13.00 s/d 15.30 WIB (Kerja Aktif)

B. Jam Kerja untuk karyawan pabrik (operasi) dalam masa giling 1) Shift I mulai jam 07.00 s/d 15.00 WIB

2) Shift II mulai jam 15.00 s/d 23.00 WIB 3) Shift III mulai jam 23.00 s/d 07.00 WIB

(50)

2) Shift II mulai jam 15.00 s/d 23.00 WIB 3) Shift III mulai jam 23.00 s/d 07.00 WIB

Sesuai dengan ketentuan Depnaker bahwa jam kerja seorang karyawan adalah 40 jam per minggu, selebihnya perkiraan jam kerja lembur.

3.5.3. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan

Gaji atau upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari perusahaan kepada karyawan untuk suatu pekerjaan yang telah dilakukan yang dinilai dalam bentuk perjanjian atau undang-undang. Banyak cara atau sistem pembayaran gaji atau upah yang digunakan oleh perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai sistem yang berbeda-beda, dengan dasar sistem tersebut akan membawa keuntungan bagi perusahaan tanpa harus merugikan karyawan. Adapun sistem pengupahan di Pabrik Gula Sei Semayang meliputi :

- Gaji Pokok

- Tunjangan untuk Sewa Rumah - Tunjangan Khusus

- Lembur - Premi

- Tunjangan Air

- Tunjangan untuk Bahan Baku - Dan lain-lain.

3.6. Safety and Fire Protection

(51)

yang dilakukan yaitu dengan melengkapi pekerja dengan alat keselamatan kerja dan juga mesin-mesin yang dioperasikan haruslah dalam keadaan layak digunakan. Keselamatan kerja harus benar-benar diperhatikan pada saat perancangan dan bukan baru dipikirkan kemudian setelah pabrik didirikan. Namum terlepas dari penggunaan alat pelindung diri dan mesin dalam keadaan baik, pengawasan tetap penting untuk mencapai keselamatan kerja yang optimal.

Alat pelindung diri meliputi:

- Untuk melindungi badan pekerja dari panas sebaiknya menggunakan pakaian khusus yang tahan panas.

- Bagi pekerja yang berada di mesin penggiling sebaiknya menggunakan pelindung telinga.

- Untuk melindungi pekerja dari kecelakaan kerja yang disebabkan oleh benda berat menimpa kaki atau benda tajam menimpa kaki, maka sebaiknya menggunakan sepatu safety

- Untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh diatas pekerja maka pekerja harus menggunakan helem.

(52)

BAB IV

TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI

4.1 Proses Produksi

4.1.1 Standard Mutu Bahan/Produk

Pabrik Gula Sei Semayang PTP.N II memproduksi gula SHS I (Superior High Sugar) dan gula SHS II. Gula SHS I adalah gula SHS yang memenuhi standard mutu yang telah di tetapkan sedangkan SHS II adalah gula SHS yang tidak memenuhi standard, dan akan diolah kembali agar sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Pihak pabrik PTPN II telah menetapkan standard gula SHS I dengan standar sebagai berikut :

- Gula yang diproduksi harus berwarna putih dan juga bersih. - Ukuran kristal gula standard yaitu 0,7 – 0,9 mm.

- Gula hasil produksi harus benar-benar kering agar tahan lama. - Gula yang dihasilkan tidak berbau.

Tabel 4.1. Standard Mutu Gula SHS seperti ditunjukkan dibawah ini

STANDARD SHS I

SHS I A SHS I B SHS I C

Warna 70 65 60

Kadar air 0,1 0,1 0,1

Berat jenis 0,9 – 1,0 0,9 – 1,0 0,9 – 1,0

Kadar C 99,8 99,6 99,5

4.1.2 Bahan Yang Digunakan A. Bahan Baku

(53)

hidup di daerah tropis dan sub tropis bahkan sampai pada ketinggian 1400 m dari permukaan laut.

Pertumbuhan dan kualitas tanaman tebu sangat dipengaruhi oleh : a. Keadaan iklim

b. Keadaan tanah c. Pengairan d. Pembibitan e. Penyakit tebu

f. Cara penanaman tebu g. Pemakaian pupuk

Tanaman tebu ini dipanen setelah tanaman memiliki kadar gula yang cukup tinggi (umur 10 – 12 bulan). Tebu yang telah dipanen dapat menunggu untuk diperas selama maksimal 24 jam, apabila lebih dari 24 jam maka akan terjadi perubahan rasa tebu menjadi asam dan kadar sukrosa yang ada dalam tebu akan berkurang. Komponen penyusutan tebu dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 4.2 Data Penyusutan Batang Tebu.

Sumber : Data Laboratorium Pabrik Gula Sei Semayang

Tebu yang masuk ke gilingan sebaiknya memiliki kualitas yang baik atau memenuhi kriteria manis, bersih dan segar (MBS).

(54)

 Bersih berarti tebu bebas dari trash (daun, sogolan, pucukan, dll.), tanah dan kotoran lainnya. Kadar trash dan kotoran pada tebu giling harus dibawah 5%.

 Tebu segar menggambarkan bahwa tebu digiling dalam rentang waktu kurang dari 24 jam setelah ditebang. Tebu yang lambat tergiling biasanya mengandung pati dan dekstran dalam jumlah banyak sehingga akan menggangu proses pemurnian dan menurunkan perolehan sukrosa.

Gambar 4.1 Tanaman Tebu Perkebunan PGSS

B. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan secara langsung ke dalam proses produksi dan merupakan komposisi produk untuk memudahkan dan menyempurnakan produk.

1. Susu kapur (Ca(OH)2)

Susu kapur dibuat dari pembakaran batu kapur sehingga berubah menjadi kapur tohor, baru kemudian disiram dengan air panas, sehingga menghasilkan susu kapur. Pemberian susu kapur bertujuan untuk pemurnian air nira. Air panas ini berasal dari dari proses kondensasi uap evaporator, yaitu air bersih dengan temperatur 600C yang berfungsi sebagai:

(55)

- Air imbibisi pada stasiun gilingan untuk meningkatkan nira yang dihasilkan, dimana volume air yang dipakai adalah 20% dari kapasitas produksi.

- Siraman pada saringan hampa udara.

Kapur Tohor di buat menjadi susu kapur yang berfungsi untuk menaikkan PH nira menjadi 9,0 – 9,5

2. Gas Sulfit (SO2)

Gas sulfit diperoleh dari pembakaran belerang di dalam tabung belerang, dimana awalnya memasukkan belerang yang sengaja dinyalakan, kemudian selanjutnya secara terus-menerus dialirkan ke udara kering.

Tujuan pemberian gas sulfit ini adalah:

-Menetralkan kelebihan air kapur pada nira yang terkapur, sehingga pH mencapai 7,2 – 7,4 dan untuk membantu terbentuknya endapan Ca(SO3)2

-Untuk memucatkan warna larutan nira kental yang akan berpengaruh pada warna Kristal dari gula.

3. Flokulat

Penambahan flokulat adalah dengan membentuk flok dari partikel kotoran terlarut yang terdapat pada nira sehingga lebih mudah disaring.

4. Phospat

Pemberian phospat bertujuan untuk meningkatkan kadar phospat yang terdapat pada nira jika kadar phospat dalam nira mentah lebih kecil dari 300 ppm, akan tetapi jika kadar phospat lebih dari 300 ppm maka tidak perlu lagi

ditambahkan phospat.

5. Bockom

Manfaat bockom antara lain adalah:

- Sebagai pengawet pada nira yang belum diolah.

- Untuk memisahkan butiran gula dengan yang lain.

(56)

6. Campuran NaCl, NaOH, Na2SO4

Campuran ini digunakan untuk membersihkan heating tube di stasiun evaporator (penguapan).

4.2 Uraian Proses Produksi

Gula yang diproduksi oleh Pabrik Gula Sei Semayang PTP. Nusantara II adalah gula tebu yang berbentuk sakarosa dengan rumus kimia sebagai berikut :

C12H22O11 + H2O asam C6H12O6 + C6H12O6

Sukrosa air glukosa fruktosa

Proses pembuatan gula dari tebu pada Pabrik Gula Sei Semayang dibagi dalam beberapa stasiun. Adapun tahapan proses produksi dari awal sampai akhir pengolahan tebu menjadi gula kristal.

4.2.1 Stasiun Penimbangan

Stasiun penimbangan seperti ditunjukkan pada gambar.4.2.

Gambar.4.2. Timbangan

(57)

kemudian setelah tebu ditimbang maka berat keseluruhan dikurangi berat truk sehingga diperoleh berat bersih.Adapun jenis timbangan yang digunakan di PG. Se Semayang, yaitu: Timbangan truk tebu, berfungsi untuk mengukur berat tebu yang masuk dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

Bruto = berat truk + tebu Tarra = berat truk

Netto (berat tebu) = Bruto ± Tarra

Truk yang berisi tebu dengan kapasitas 5-6 ton naik ke tripper dan dijungkitkan dengan tenaga pompa hidrolik sehingga tebu jatuh ke bagian pembawa tebu (cane carrier). Truk dengan kapasitas 10 – 12 ton yang dilengkapi dengan tali dengan menggunakan alat pengangkat tebu, mengangkat tebu ke bagian meja tebu dimana kabel pengangkat tebu dihubungkan dengan tali sling. Selanjutnya tenaga hidrolik digerakkan sehingga mengangkat tali sling dan tebu ditumpukkan ke bagian meja tebu, lalu tebu dimasukkan ke bagian pembawa tebu (cane carrier) sehingga dapat dikirim ke cane cutter (pencacah).

4.2.2 Stasiun Penanganan (Cane Handling Station)

Stasiun penanganan seperti ditunjukkan pada gambar.4.3.

(a) cane lifter hilo (b) wheel crane Gambar.4.3 Cane Handling Station

(58)

Pada cane cutter I tebu potong secara horizontal, dicacah dan dipotong-potong agar mempermudah proses penggilingan. Selanjutnya dibawa ke bagian cane cutter II.

a) Cane cutter I

Cane cutter I dapat dilihat dalam gambar seperti ditunjukkan pada gambar.4.4

Gambar.4.4. Cane Cutter I

Cane cutter I berfungsi memotong tebu agar tebu terpotong-potong rata walaupun masih kasar, untuk mempermudah penggilingan.

b) Cane cutter II

Cane cutter II dapat dilihat dalam gambar seperti ditunjukkan pada gambar.4.5

(59)

Tahap berikutnya tebu dimasukkan ke cane cutter II yang digunakan sebagai alat pencacah tebu yang telah dipotong-potong oleh cutter I supaya lebih halus dari cutter I, sehingga penggilingan berlangsung lebih mudah.

4.2.3. Stasiun Gilingan

Stasiun gilingan seperti ditunjukkan pada gambar.4.6

Gambar.4.6. Stasiun Gilingan

Pada stasiun gilingan tebu akan digiling yang bertujuan untuk mendapatkan air nira sebanyak mungkin. Penggilingan (pemerasan) dilakukan lima kali dengan unit gilingan (Five Set Three Roller Mill) yang disusun seri dengan memakai tekanan hidrolik yang berbeda-beda. Alat ini terdiri dari tiga buah roll yang terbuat dari (satu set) yang mempunyai permukaan yang beralur berbentuk V dengan sudut 300 yang gunanya untuk memperlancar aliran nira dengan

mengurangi terjadinya slip. Jarak antara roll atas (Top Roll) dengan roll belakang (bagasse roll) lebih kecil daripada jarak antara roll atas dan roll depan (feed roll). Besarnya daya yang digunakan untuk menggerakkan alat penggiling adalah 150 – 200 Kg/cm2 dengan putaran yang berbeda-beda antara gilingan I dengan gilingan

yang lain. Putaran gilingan PG Sei semayang ± 5 putaran/menit.

Mekanisme kerja dari stasiun penggilingan ini adalah sebagai berikut :

(60)

dari mesin gilingan I masuk ke mesin gilingan II untuk digiling kembali. Air perasan (gilingan) yang diperoleh dari bak penampung I disebut primary juice masuk ke dalam bak penampung nira I.

b. Nira yang berasal dari penggilingan I dan II ditampung pada bak penampung I masih mengandung ampas yang sama-sama disaring pada juice strainer kemudian dimasukkan pada gilingan II dan nira yang disaring ditampung dalam tangki dan siap dipompakan pada stasiun pemurnian.

c. Ampas tebu yang berasal dari penggilingan II dibawa ke penggilingan III untuk digiling kembali. Nira ditampung pada bak penampung II dan digunakan untuk menyiram ampas yang keluar dari gilingan I, agar penggilingan berjalan dengan lancar.

d. Ampas tebu dari penggilingan III dibawa ke penggilingan IV. Air gilingan IV diberi air imbibisi dengan temperatur sekitar 60 – 70 ºC berasal dari kondensat evaporator badan IV dan V.

Gambar

Gambar 2.1 Aliran proses stasiun gilingan (Sumber: LAB PGSS)
Gambar 2.4  Pompa sentrifugal
Gambar 3.1 Denah Lokasi Pabrik Gula Sei Semayang
Tabel 4.2 Data Penyusutan Batang Tebu.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi ekonomi di Indonesia yang memburuk dewasa ini banyak dipengaruhi oleh ketergantungan industri dan masyarakat terhadap barang impor yang tidak dapat dipenuhi dalam

Plastik merupakan bahan baku Non Logam yang banyak di pakai pada perlengkapan rumah tangga dan dunia Industri, pada saat ini perkembangan Industri Plastik yang sangat pesat di

Kondisi ekonomi di Indonesia yang memburuk dewasa ini banyak dipengaruhi oleh ketergantungan industri dan masyarakat terhadap barang impor yang tidak dapat dipenuhi dalam

LAPORAN PKL TEKNIK PRODUKSI KISTA DANIEL ONNY SETIYOKO kegiatan budidaya terutama budidaya pakan alami karena hal tersebut merupakan cara termudah dibandingkan dengan metode

Salah satu faktor penyebab kecelakaan laut terbesar yang selama ini terjadi di Indonesia, dalam banyak kasus yang seharusnya bisa mencegah itu adalah mereka yang

Laporan Mingguan Kegiatan Magang Industri dan Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Teknik D3 Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin - Politeknik Negeri Bandung Semester V Tahun Ajaran