• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ciri khas arsitektur yunani dan romawian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ciri khas arsitektur yunani dan romawian"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

pg. 1

SEJARAH TEORI ARSITEKTUR I

Dosen Pengampu :

Emmelia Tricia H. S.T., M.T

CIRI KHAS ARSITEKTUR KLASIK YUNANI DAN KLASIK ROMAWI

Oleh :

Vanessa Stefani

130115108

Kelas F

MAHASISWI PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

▸ Baca selengkapnya: seni kriya yunani klasik sudah ada sejak abad

(2)

pg. 2

ABSTRAK

Arsitektur Klasik merupakan ungkapan dan gambaran perjalanan sejarah arsitektur di Eropa yang secara khusus menunjuk pada karya-karya arsitektur yang bernilai tinggi dan “first class‟. Disebutkan demikian karena karya-karya ini memperlihatkan aturan/pedoman yang ketat dan pertimbangan yang hati-hati sebagai landasan berpikir dan mencipta karya tersebut.

Predikat kata „Klasik‟ diberikan pada suatu karya arsitektur yang secara inheren (terkandung dalam benda tersebut yang secara asosiatif seolah-olah selalu melekat dengannya) mengandung nilai-nilai keabadian disamping ketinggian mutu dan nilainya. Teori arsitektur Klasik dengan demikian merupakan suatu perwujudankarya arsitektur yang dilandasi dan dijiwai oleh gagasan dan idealisme Teori Vitruvius khususnya pada suatu kurun waktu sesudah Vitruvius sendiri meninggal dunia.

Bangunan Parthenon di Athena dan Pantheon di Roma merupakan contoh yang sangat baik dariperwujudan teori arsitektur klasik yang dengan sikap kehati-hatian dan seksama mempertimbangkan prinsip-prinsip order, geometri dan ukuran-ukurannya, disertai dengan kehalusan seni “craftmanship”. Perlu diketahui bahwa bangunan ini mengalami masa pembangunan yang lama, dari saat awal konstruksi, revisi, perbaikan dan penyelesaian berkali-kali hingga sampai pad bentuk akhirnya bisa mencapai lebih dari 200 tahun.

(3)

pg. 3

Daftar Gambar

Nomor Gambar Gambar Halaman

(4)

pg. 4 Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan YME penulis panjatkan karena atas rahmatNya yang tak berkesudahan penulis dapat

menyelesaikan laporan penelitian kerja praktik yang berjudul “CIRI KHAS ARSITEKTUR KLASIK YUNANI DAN KLASIK ROMAWI”.

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas akhir semester yang harus ditempuh oleh mahasiswa Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik melalui matakuliah wajib Sejarah Teori Arsitektur 1 sebagaimana telah ditetapkan oleh Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Adanya matakuliah tersebut bermaksud untuk mengenalkan mahasiswa pada sejarah arsitektur yang telah ada terlebih dahulu. Selain itu agar mahasiswa memiliki pengetahuan mampu membandingkan antara ciri khas arsitektur yang satu dan arsitektur yang lain. Penulisan ini dimulai dengan studi pustaka, asistensi atau konsultasi dengan dosen, dan pada akhirnya melalui tahap penulisan yang berupa makalah.

Karya ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari pihak-pihak terkait yang telah meluangkan waktu, memberi ide, masukan, semangat serta doa restu yang sangat berarti bagi penulis. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Emmelia Tricia H. S.T., M.T selaku dosen Sejarah Teori Arsitektur 1

2. Kedua orang tua, kakak dan adik serta yang selalu mendukung penulis melalui doa dan semangat yang diberikan dalam setiap langkah yang ditempuh;

3. Teman-teman seperjuangan yang juga menempuh matakuliah Sejarah teori Arsitektur 1 yang saling mendukung dan melakukan evaluasi bersama;

(5)

pg. 5

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Abstrak

Daftar Gambar

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Pembahasan

1.3 Metode Pembahasan 1.4 Lingkup Pembahasan 1.5 Sistematika Pembahasan

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kondisi Sosial-Budaya-Politik Masyarakat, serta Filosofi yang Berkembang

BAB III

ANALISIS

3.1 Arsitektur Yunani

3.2 Arsitektur Romawi

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

(6)

pg. 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daerah Yunani terletak diujung tenggara benua Eropa. Sebagian besar kepulauan di Laut Aigeia dan Laut Ionia masuk wilayah Yunani. Bagian utara, Yunani berbatasan dengan Albania, Yugoslavia, Bulgaria, dan Turki di daratan Eropa. Sebelah Timur, Yunani dikelilingi oleh Laut Aegea, di sebelah selatan dengan Laut Tengah, dan di sebelah barat dengan Laut Ionia. Yunani beriklim laut tengah yang nyaman. Tanah Yunani yang bergunung-gunung pada umumnya tidak subur. Mereka yang pindah adalah para petani (colonus), kemudian mereka mendirikan Kolonia di negara lain.

Yunani kuno berlangsung dari periode Arkhaik, pada abad 8-6 SM, hingga tahun 146 SM ketika Romawi menaklukan Yunani setelah Pertempuran Korinthos. Pusat dari periode ini disebut Yunani Klasik, yang berlangsung dari abad 5-4 SM, dan diawali oleh keberhasilan Yunani, dengan dipimpin oleh kota Athena, dalam memukul mundur serangan dari Persia. Zaman Emas Athena berakhir setelah Sparta mampu mengalahkan Athena dalam Perang Peloloponnesos. Perang Peloponnesos (431-404 SM) antara Sparta dan Athena, beserta sekutu masing-masing, amat sangat melemahkan kekuatan kolektif Yunani, dan pada 336 SM, hampir semua negara-kota di Yunani berada di bawah kekuasaan Makedonia. Itu adalah untuk pertama kalinya Yunani menjadi satu unit politik. Aleksander III (kelak dikenal sebagai Aleksander Agung), raja Makedonia berikutnya, mewarisi Yunani dari ayahnya, Phillip. Dengan pasukan dari Yunani, Aleksander berhasil menaklukan sebagian besar wilayah yang sudah dikenal oleh orang Yunani. Bersama penaklukannya, dia juga menyebarluaskan budaya Yunani (Hellenisme, atau

ε η ισ ος) ke Mesir, Persia, dan bahkan India. Setelah kematian Aleksander Agung, kekaisarannya

terpecah menjadi empat, dan salah satunya adalah Yunani, yang bertahan sampai 168 SM, ketika akhirnya Makedonia ditaklukan oleh Romawi. Keseluruhan Yunani sendiri benar-benar dikuasai oleh Romawi pada 146 SM.

Pada Periode Klasik, budaya Yunani berkembang pesat, dan tersebar ke penjuru Laut Mediterania melalui Kekaisaran Athena, selain juga oleh para pedagang, imigran, dan penakluk dari Yunani. Yunani Klasik sangat berpengaruh terhadap Kekaisaran Romawi, yang pada gilirannya menyebarluaskannya ke seluruh penjuru Mediterania dan Eropa di bawah kekuasaan Romawi. Karena alasan inilah, Yunani Klasik dianggap sebagai pondasi bagi peradaban Barat.

Sementara Romawi merupakan tempat kuno di Eropa yang mejadi sumber kebudayaan Barat. Terletak di Semenanjung Apenia yang sekarang menjadi Italia. Sebelah Utara Romawi bersambung dengan daratan Eropa yang terdapat pegunungan Alpen sebagai batas alam yang memanjang. Semantara bagian barat berbatasan dengan Prancis, dan timur laut dengan Yugoslavia.

Romawi Kuno adalah sebuah peradaban yang tumbuh dari negara-kota Roma didirikan di Semenanjung Italia di sekitar abad ke-9 SM. Selama keberadaanya selama 12 abad, kebudayaan Romawi berubah dari sebuah monarki ke sebuah republik oligarki sampai kekekaisaran yang luas. Dia datang untuk mendominasi Eropa Baratdan wilayah sekitar di sekitar Laut Tengah melalui penaklukan danasimilasi. Namun beberapa faktor menyebabkan kemerosotannya. Sebelah barat kekaisaran, termasuk Hispania, Gaul, dan Italia, akhirnya pecah menjadi kerajaan merdeka pada abad ke-5

kekaisaran timur, diatur dari Konstantinopel, disebut sebagai Kekaisaran Romawi Timur setelah tahun 476, tanggal tradisional “kejatuhan Romawi” dan kelanjutannya Zaman Pertengahan.

(7)

pg. 7

untuk pertanian. Penduduk Latium kemudian disebut bangsa Latin. Pada mulanya, di daerah Latium inilah bangsa Latin hidup dan berkembang serta menghasilkan peradaban yang tinggi nilainya. Kota Roma yang menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di muara sungai Tiber. Waktu berdirinya Kota Roma yang yang terletak di lembah Sungai Tiber tidak diketahui secara pasti. Legenda menyebut bahwa Roma didirikan dua bersaudara keturunan Aenas dari Yunani, Remus dan Romulus.

Peradaban Romawi seringkali dikelompokan sebagai “klasik antik” bersama dengan Yunani kuno,

sebuah peradaban yang menginspirasikan banyak budaya Romawi Kuno. Romawi Kuno

menyumbangkan banyak kepada pengembangan hukum, perang, seni, literatur, arsitektur, dan bahasa dalam dunia Barat, dan sejarahnya terus memiliki pengaruh besar dalam dunia sekarang ini. Bangsa Romawi yang semula petani, setelah mengalahkan penguasa Etruskia kemudian menjadi bangsa penguasa besar dengan manaklukan wilayah yang luas sampai ke Laut Tengah. Bangsa yang semula petani ini kemudian menjadi masyarakat kapitalis dan materialis.

Gambar 1-Letak Geografis Peradaban Yunani kuno

Sumber:www.wikipedia.org

1.2 Tujuan Pembahasan

Menganalisis ciri Khas Arsitektur Klasik di Eropa yaitu Arsitektur Klasik Yunani dan Arsitektur Klasik Romawi.

1.3 Metode Pembahasan

Analisis Komparatif; membandingkan ciri khas Arsitektur Klasik Yunani dan Arsitektur Klasik Romawi.

1.4 Lingkup Pembahasan

Dari pembahasan di atas penulis membatasi lingkup pembahasan sebatas ciri khas Arsitektural Klasik Yunani dan Romawi.

1.5 Sistematika Pembahasan

(8)

pg. 8

beserta contoh bentuk arsitektur pada masa kejayaan. Kemudian ditutup dengan kesimpulan dan saran serta daftar pustaka.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kondisi Sosial dan Budaya

Seperti bangsa India-Eropa lainnya, orang Yunani kuno cenderung membagi dunia menjadi dua bagian yang saling bertentangan. Mereka melihat segala sesuatu sebagai dua bagian yang saling bersaing dan berseteru. Oleh karena itu, mereka juga membagi umat manusia menjadi dua kelompok. Ada banyak cara pembagian manusia. Satu cara yang penting adalah dengan memisahkan manusia dari hewan. Orang Yunani berpendapat bahwa manusia berbeda dari hewan karena hewan memakan makanan secara mentah-mentah, sedangkan manusia memasak makanannya terlebih dulu. Manusia juga memiliki akal, sedangkan hewan tidak. Manusia juga berbeda dari dewa karena dewa tidak makan dan tidak mati. Pembagian lainnya adalah pembedaan antara orang Yunani dan orang barbar, yaitu orang yang bukan termasuk bangsa Yunani.

Masyarakat Yunani kuno, pria dan wanita juga dianggap amat berbeda dan secara alami

bertentangan. Pria dipandang rasional, pemikir, stabil, dan normal, sedangkan wanita dianggap irasional, histeris, dan berbahaya. Pria mirip dewa, sedangkan wanita mirip hewan. Orang Yunani juga membagi manusia menjadi sejumlah kelompok umur. Dua kelompok umur yang paling penting juga dipandang saling bertentangan., yaitu remaja dan dewasa. Remaja adalah mereka yang telah mencapai pubertas namun belum memiliki janggut (Sekitar 15-2 tahun), sedangkan pria dewasa telah memiliki janggut namun belum menikah (sekitar 20-30 tahun). Pembagian ini tidak permanen karena setiap remaja pasti menjadi orang dewasa.

Terdapat pula pembedaan antara orang bebas dan budak. Pembedaan ini juga tak permanen karena budak dapat menjadi bebas dan orang bebas dan menjadi budak. Meskipun demikian, pembedaan ini tetap dianggap penting karena terdapat budak dan orang bebas di semua negara kota Yunani.

Semetara kondisi sosial masyarakat Romawi dihuni oleh orang yang berbeda-beda karena Kekaisaran Romawi sangat luas. Ada beragam jenis keluarga di Kekaisaran Romawi. Secara umum, persamaan kedudukan pria dan wanita di bawah hukum Romawi agak lebih baik dibandingkan dengan hukum Yunani atau bahkan hukum Islam. Persamaan gender di Romawi lebih tinggi di daerah barat, seperti di Eropa dan Afrika Utara, daripada di daerah timur seperti di Asia Barat, yang meneruskan tradisi-tradisi Yunani.

Orang-orang dari ras dan budaya minoritas kemungkinan merasa lebih nyaman berada di bawah hukum Romawi. Ada banyak orang berbagai budaya dan suku yang berinteraksi di kekaisaran sehingga muncul toleransi yang tinggi terhadap budaya lain. Di pihak lain, hubungan ini kadangkala juga dapat meletus menjadi kekerasan terhadap kelompok minoritas.

(9)

pg. 9

seperti misalnya menjadi pembantu, juru masak, pencuci, dan pengurus kandang. Jenis budak yang kedua diperlakukan lebih baik. Banyak juga budak yang dipekerjakan oleh pemerintah, atau oleh bisnis swasta, atau menjadi manajer, atau mengurus toko, atau di pabrik kecil. Budak-budak lainnya merupakan penjahat yang dihukum untuk bekerja di tambang atau kerja paksa lainnya. Bahkan jika merdeka, mantan budak tetap tidak memiliki hak yang sama seperti halnya orang lain.

Pada seluruh masa kekaisaran, banyak anak lelaki di kota yang pergi bersekolah. Beberapa anak perempuan bersekolah, namun sebagian besar tidak diizinkan bersekolah. Daerah pedesaan, jumlah anak yang bersekolah jauh lebih sedikit, yang belajar di perguruan tinggi juga sedikit, karena jaraknya yang jauh, misalnya di Athena atau di Alexandria.

Anak-anak Romawi memiliki banyak teman, baik di sekolah, keluarga, atau di lingkungan sekitar mereka. Akan tetapi, lelaki dan gadis dari keluarga kaya tidak diperbolehkan untuk saling mencintai dengan leluasa karena biasanya pernikahan dilakukan melalui perjodohan yang diatur oleh keluarga. Sementara untuk orang miskin, percintaan bisa lebih leluasa.

2.2 Kondisi Politik

Orang Yunani kuno memiliki banyak bentuk pemerintahan, karena ada banyak negara kota di Yunani kuno, dan masing-masing memiliki sistem pemerintahan tersendiri. Selain itu, gagasan tentang pemerintahan yang baik juga terus berubah seiring waktu. Aristoteles membagi pemerintahan di Yunani menjadi beberapa bentuk, antara lain monarki, oligarki, tirani, dan demokrasi. Pembagian ini masih seirng dipakai oleh sebagian besar sejarawan. Sebagian besar kota di Yunani pada awalnya menerapkan monarki, kemudian berganti oligarki, kemudian tirani, kemudian demokrasi, namun pada tiap periode ada beberapa negara kota yang menggunakan sistem yang berbeda-beda pula, bahkan ada beberapa yang tidak pernah menerapkan tirani atau demokrasi sama sekali.

Pada Zaman Perunggu Akhir, disebut periode Mykenai, antara tahun 2000 SM dan 1200 SM, semua negara kota Yunani tampaknya menerapkan monarki yang dipimpin oleh raja. Naskah Iliad karya Homeros menceritakan banyak raja yang berkuasa di kota-kota Yunani, di antaranya Agamemnon dan Theseus. Beberapa istana raja dari masa ini berhasil ditemukan oleh para arkeolog.

Setelah Zaman Kegalapan berakhir, hanya sedikit negara kota Yunani yang masih memiliki raja. Salah satunya adalah Sparta, yang tak hanya mempertahankan jabatan raja, namun juga memiliki dua raja yang berkuasa bersama-sama. Pada masa perang, salah satu raja biasanya tetap tinggal di kota sementara yang satunya pergi berperang. Sebagian besar negara kota pada periode Arkaik menerapkan sistem oligarki, yang mana pemerintahan dipimpin oleh para aristokrat (orang kaya). Kemudian pada tahun 600-an SM dan 500-an SM, banyak negara kota yang dipimpin oleh tiran. Tiran biasanya merupakan seorang aristokrat yang berhasil memperoleh banyak sekali dukungan dari orang miskin.

Yunani pada periode Arkaik

(10)

pg. 10

Yunani pada masa kekuasaan Athena

Dan pada masa ini masih banyak pula negara kota Yunani yang tetap menerapkan pemerintahan oligarki, tirani, atau monarki.Pada tahun 300-an SM, sebagian besar Yunani ditaklukan oleh raja Philippos dari Makedonia. Dengan demikian, Yunani pun mengalami pemerintahan monarki. Secara resmi, Philippos sebeanrnya hanya memimpin sebuah persekutuan negara-negara kota Yunani, namun pada praktiknya dia bertindak seperti seorang raja. Athena dan kota-kota Yunani lainnya masih dapat menjalankan demokrasi dan oligarki mereka menyangkut urusan dalam kota, namun itupun harus dengan persetujuan raja Makedonia. Kepemimpinan atas Yunani berganti setelah Philippos meninggal dan digantikan oleh putranya, Aleksander Agung.

Yunani pada masa kekuasaan raja Philippos Ii

Setelah Aleksander meninggal pada tahun 323 SM, daerah kekuasaannya di Yunani diperintah oleh para raja Makedonia, hingga secara berangsur-angsur Yunani ditaklukan oleh Romawi antara 200 SM dan 146 SM. Sejak itu, Yunani menjadi provinsi Romawi. Setelah Kekaisaran Romaw Barat runtuh, Yunani masih tetap menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi Timr, yang disebut juga Kekaisaran Bizantium. Pada tahun 1100an dan 1200-an M, sebagian Yunani dikuasai oleh bangsa Norman. Mereka membangun kastil-kastil dan berkuasa sebagai raja. Dan akhirnya pada tahun 1400-an M, Kesultanan Utsmaniyah, yang merupakan orang-orang Turk, menguasai Yunani.

Kondisi politik Romawi sejak 500 SM sampai mendekati 1500 M, selama dua ribu tahun,

pemerintahan Romawi kurang lebih memakai sistem yang sama, dengan kata lain, tidak banyak terjadi perubahan, meskipun perubahan itu tetap ada seiring waktu. Pada awalnya, Romawi dipimpin oleh raja yang dibantu oleh senat. Ketika Republik Romawi pertama kali didirkan pada 500 SM, raja diganti oleh dua orang yang disebut konsul, sedangkan senat tetap ada. Perempuan tidak diperbolehkan menjadi konsul. Kedua konsul memegang kendali atas pasukan, behak menyatakan perang, menentukan jumlah pajak, dan membuat hukum. Suatu keputusan harus disetujui oleh kedua konsul; jika salah seorang mengatakan “veto” (aku tolak), maka keputusan tidak jadi dilaksanakan.

Konsul dibantu oleh senat sebagai dewan penasihat. Senat terdiri dari keluarga-keluarga kaya di Romawi. Perempuan tidak diperbolehkan menjadi anggota senat. Jabatan senator (anggota senat) merupakan jabatan seumur hidup. Kebanyakan konsul pada akhirnya bergabung dengan senat, dan kebanyakan senator memiliki ayah atau kakek yang dulunya juga menjabat di senat. Para konsul sering melaksanakan apa yang diusulkan oleh senat.

Ada juga prefek di Romawi, mereka bertugas mengurusi kota, beberapa mengadili kasus, beberapa yang lainnya mengatur pasar atau pelabuhan. Selain itu, ada Tribunus, yaitu orang-orang di senat yang mewakili rakyat miskin. Tribunus dipilih oleh Majelis. Tribunus berhak memveto keputusan senat yang berkenaan dengan rakyat miskin. Sementara Majelis adalah kumpulan yang terdiri dari para pria dewasa dan merdeka di Romawi. Mereka berhak memberikan suara jika dimintai oleh konsul, mislnya harus pergi berperang atau tidak. Majelis juga memilih konsul, prefek, dan senator. Namun Majelis sudah diatur sedemikian rupa sehingga orang kaya bisa lebih bnyak memilih daripada orang miskin. Baik prefek, Tribunus, atau Majelis hanya boleh diisi oleh laki-laki.

Setelah Romawi menaklukan berbagai daerah yang jauh dari kota Roma, mereka pun menerapkan sistem provinsi. Setiap provinsi dipimpin oleh gubernur. Gubernur memegang kendali atas pasukan di provinsinya. Gubernur biasanya berasal dari kalangan jenderal.

(11)

pg. 11

kekuasaan tertinggi. Dia berhasil membuat senat menjadikannya dirinya sebagai Tribunus, sehingga Augustus bisa memveto keputusan senat yang tidak dia sukai. Augustus juga memegang kendali atas pasukan sehingga dia bisa menyingkirkan orang yang menghalangi jalannya. Sistem ini, yaitu Romawi dipimpin oleh kaisar namun senat dan konsul tetap ada, terus berjalan selama 1500 tahun sampai akhirnya Romawi runtuh.

2.3 Kondisi Ekonomi

Salah satu tulang punggung bagi perekonomian Yunani adalah laut dan pelayaran. Banyak orang Yunani yang bekerja dengan mengandalkan pelayaran. Sejumlah orang Yunani menjadi nelayan dan menjual sebagian hasil tangkapannya di pasar. Beberapa lainnya adalah pedagang yang menjual barang dagangannya ke negeri-negeri yang jauh melalui laut.

Ada pula orang Yunani yang menjadi tentara bagi negara kotanya, mereka menaklukan kota lainnya dan memaksa kota taklukannya memberi upeti. Banyak juga pelaut Yunani yang bekerja sebagai tentara bayaran, menyewakan tenaga dan kapal mereka untuk bertempur bagi negara lain seperti Mesir atau Persia.

Terakhir, ada orang Yunani yang menjadi perompak, yang menyerang kapal atau pemukiman dan menjarah barang-barang berharga. Pada kenyataannya, pengelompokkan pekerjaan tersebut tidaklah tetap, sehingga ada orang yang terkadang menjadi nelayan, terkadang menjadi peromak, dan terkadang menjadi tentara bayaran.

Sebagian besar orang di Romawi adalah petani, dan beberapa petani adalah budak meskipun sebagian besarnya adalah orang merdeka. Mereka menanam gandum, barley, zaitun, anggur, apel, bawang, dan seledri. Mereka biasanya menjual hasil panen mereka di pasar kota. Petani Romawi membayar pajak sebagian dengan uang, sebagian lagi dengan hail panen. Uang dari penjualan hasil panen, para petani bisa membeli makanan, pakaian, dan barang-barang lainnya. Mereka juga membeli hewan untuk dipersembahkan pada dewa. Banyak petani tinggal di desa kecil, namun banyak juga yang tinggal di kota yang agak besar, dan pergi ke ladang mereka setiap hari. Orang-orang di desa kebanyakan tinggal di bangunan dari batu bata yang dilengkapi halaman. Orang yang tinggal di kota biasanya tinggal di bangunan apartemen kecil tanpa halaman dan dapur, sehingga mereka harus membeli makanan di pedagang jalanan atau restoran. Orang kaya beserta budak-budak mereka juga tinggal di kota. Beberapa dari orang kaya ini adalah tuan tanah, yang menyewakan tanah mereka pada para petani miskin, atau menyuruh budak untuk mengurusnya. Beberapa orang kaya menjalankan bisnis pembuatan pakaian atau peralatan. Beberpa orang yang lebih miskin menajdi pengajar, dokter, pemabawa air, atau pengemis. Kaum perempuan menjual barang-barang di toko, menjadi penjahit, atau mengemis. Perempuan biasanya tidak menjadi pengajar di sekolah.

Bangsa Romawi juga melakukan perdagangan dengan bangsa-bangsa lainnya. Mereka

(12)

pg. 12

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 ARSITEKTUR YUNANI

Bangunan tertua yang dibangun di Yunani, tepatnya pada Zaman Batu Baru, adalah rumah atau gubuk kecil, dan dinding kayu di sekelilingnya untuk perlindungan. Kemudian, dibangun rumah yang lebih besar, dan dinding batu di sekeliling desa. Pada Zaman Perunggu Awal, di tengah-tengah suatu desa dibangun satu rumah yang paling besar, dan dinding batunya juga lebih besar. Pada Zaman Perunggu Akhir, dengan dipengaruhi Asia Barat, dan juga Minos di Kreta, ada istana dan makam batu besar, selain juga jalan berubin, jembatan, bendungan, dan lebih banyak dinding batu. Pada Zaman Kegelapan Yunani, istana-istana dibakar, sedangkan jalan dan jembatan dihancurkan. Namun pada akhir Zaman Kegelapan, dengan dimulainya Zaman Besi dan periode Arkaik di Yunani, bangunan jenis baru pun mulai dibuat, di antaranya kuil para dewa. Kuil jenis awal ini dibangun dengan gaya Doria. Ada pula perumahan, namun tidak ada istana. Selain itu, jalan, jembatan, dan dinding batu juga dibangun lagi.

Pada periode Klasik, dibangun lebih banyak lagi kuil, dengan ukuran yang lebih besar dan

rancangan yang baru. Orang Athena membangun Parthenon pada tahun 440-an SM. Pada masa ini kuil dibangun dengan gaya Ionia. Demokrasi mencegah orang Yunani membangun istana atau makam besar, karena menurut demokrasi, setiap orang dianggap setara, jadi memiliki istana bukanlah hal yang dianggap baik. Alih-alih, orang Yunani membangun tempat umum, misalnya gimnasium dan stoa, dimana orang-orang dapat berkumpul dan berdiskusi.

Pada tahun 300-an SM, yang disebut periode Hellenistik, ada banyak jenis arsitektur baru. Kuil mulai kurang diperhatikan. Orang Yunani lebih banyak membangun teater di seluruh dunia Yunani. Selain itu, perencanaan kota juga menjadi lebih matang, jalanan dirancang terlebih dahulu untuk dibuat lurus, berbeda dengan dulu ketika jalanan dibuat tanpa perencanaan dan dibuat begitu saja sesuai dengan lokasi. Melalui penaklukan Aleksander Agung, arsitektur menjadi cara yang penting untuk menyebarkan kebudayaan Yunani dan menunjukkan kekuasaan Yunani di daerah taklukan.

Hal yang sama terjadi ketika Romawi menakluakn Yunani, sekitar tahun 200-100 SM. Orang Romawi menggunakan arsitektur untuk menunjukkan kekuasaan Romawi di Yunani. Dengan cepat mereka membangun banyak bangunan bergaya Romawi di Yunani. Arsitektur Korinthos menjadi lebih terkenal. Sekitar tahun 400 SM, orang Yunani memeluk agama Kristen, dan mereka mulai membangun gereja dan biara. Mereka juga mengubah banyak kuil menjadi gereja. Pada Abad Pertengahan, sebagian Yunani direbut oleh bangsa Norman, yang membangun kastil-kastil. Sebagian lainnya masih dikuasai oleh Kekaisaran Bizantium, dan memiliki banyak bangunan dengan gaya Asia Barat. Pada akhirnya pada tahun 1453 SM, bangsa Turk menaklukan Kekaisaran Bizantium dan orang-orang mulai membangun masjid di Yunani.

Aspek-aspek yang Terdapat dalam Arsitektur Yunani

(13)

pg. 13

Triglif dan Metope

Triglif adalah tiga garis vertikal di atas tiang, dan metope adalah ruang berbentuk segi empat di antara tiap triglif Sebagian besar kuil Yunani memiliki pola khusus di bagian bawah pedimen yang disebut triglif dan metope. Triglif berselang-seling dengan metope di bagian depan kuil. Triglif adalah tiga buah garis vertikal, dan di antara tiap triglif terdapat

metope.Terkadang metope nampak polos tanpa hiasan apapun, misalnya metope yang terdapat di kuil di Agrigento. Pada metope di kuil lainnya terdapat hiasan, seperti di kuil di Sisilia yang memiliki metope dengan relief yang menggambarkan adegan Perseus yang membunuh Medusa. Pada kuil Parthenon, releif pada metopenya menggambarkan pertempuran antara suku Lapith melawan para Kentaur.

Gambar 2- Triglif dan Metope

Doria/Doric

Bagian atas tiang bergaya Doria. Kuil-kuil Yunani tertua dibangun dengan gaya Doria. Ciri kuil Doria adalah tampilannya yang sederhana namun nampak kuat. Pada kuil Doria, di bawah tiang tidak dipasang basis, jadi tiang langsung ditegakkan di atas lantai. Pada bagian atas tiang, terdapa kapital batu yang bentuknya amirip bantal, dan di atasnya adalah balok batu berbentuk segi empat, tepat di bawah arkitraf. Pada arkitraf terdapat triglif dan metope.

Gambar 3-Doric

www.wibuku.org

(14)

pg. 14

Ionia/Ionic

Bagian atas dan bawah tiang bergaya Ionia Sekitar tahun 500 SM, terjadi perubahan pada gaya arsitektur Yunani. Orang Yunani mulai berslih dari gaya Doria ke gaya baru yang disebut gaya Ionia. Kuil Ionia memiliki tampilan yang lebih rumit dan mewah daripada Doria. Pada kuil Ionia, tiangnya memiliki basis tempatnya ditegakkan, jadi tiang tidak langsung diletakkan di atas lantai. Tiangnya juga memiliki lebih banyak flutasi daripada tiang Doria. Pada bagian atas tiang, terdapat lengkungan ganda dari batu, tepat di bawah arkitraf. Pada arkitraf terdapat friz yanng saling menyambung, alih-alih triglif dan metope.

Gambar 4-Ionic

Korinthos

Sekitar tahun 400 SM, orang Yunani menciptakan gaya tiang ketiga, yaitu gaya Korinthos, yang dinamai dari nama kota Korinthos. Pada perkembangannya, gaya pada ini tidak banyak digunakan oleh orang Yunani dan lebih banyak digunakan oleh orang Romawi. Gaya Korinthos memiliki tampilan yang lebih mewah, indah, dan rumit daripada gaya Ionia. Pada kuil Korinhos, tiangnya memiliki basis yang lebih mewah. Pada bagian atas tiang, kapitalnya dihiasi dengan pahatan daun akanthos yang indah. Pada arkitrafnya, kuil jenis ini dihiasi dengan friz bersambungan, sama seperti kuil Ionia, Salah satu contoh kuil Korinthos adalah Pantheon. Contoh lainnya adalah kuil Castor di Forum Romawi.

www.wibuku.org

Gambar 5- Korinthos

(15)

pg. 15

Bentuk Arsitektur

Parthenon

Parthenon adalah kuil untuk dewi Athena yang dibagun di puncak bukti tertinggi di kota Athena, yaitu di Akropolis ("Kota Tinggi"). Pada Zaman Perunggu Akhir, sekitar tahun 1300 SM, Akropolis merupakan tempat tinggal para raja, sekaligus merupakan tempat

pertahanan terakhir jika kota Athena diserang. Setelah Zaman Kegelapan, kota Athena tidak lagi dipimpin oleh raja, sebagai gantinya mereka menerapkan oligarki. Dengan demikian, Akropolis tak lagi menjadi tempat kediaman raja, alih-alih, tempat ini menjadi tempat suci bagi dewi Athena, dan orang Athena membangun kuil untuknya di sana. Kuil Athena pertama di Akropolis pertama kali dibangun pada periode Arkaik dan dibuat dari batu kapur. Ketika pasukan Persia menaklukan Athena dalam Perang Yunani-Persia, mereka menghancurkan kuil itu, tepat sebelum Pertempuran Salamis pada tahun 480 SM. Seusai perang, sisa-sisa kuil itu dikubur di bawah Akropolis.

Teater di Epidauros

Terater Yunani tertua, kemungkinan berasal dari Zaman Batu, hanyalah lereng bukit berumput dengan tempar datar di bagian bawahnya. Orang-orang duduk di lereng bukit dan menonton oorang lain berbicara di bagian bawah, atau meonton sekelompok orang bernyanyi atau menari. Selain itu, penonton juga dapat melihat keindahan pemandangan alam di balik panggung.

Teater di Dodonoa

Pada periode Klasik, sekitar tahun 450 SM, banyak kota Yunani yang menjadi lebih kaya, jadi pengembangan teater pun mulai lebih diperhatian. Selain itu, sandiwara juga diciptakan, beberapa penulis sandiwara yang terkenal adalah Aiskhylos dan Sphokles. Sejak saat itu, teater tidak hanya menampilkan nyanyian dan tarian. Di banyak kota, pemerintahnya mengganti tempat duduk kayu dengan batu kapur atau marmer. Terkadang mereka menaruh platform batu rendah untuk digunakan sebagai pemandangan.

3.2 ARSITEKTUR ROMAWI

KARAKTERISTIK ARSITEKTUR ROMAWI

1. Kemampuan dalam teknologi bangunan lebih maju dari pada bangsa Yunani, seperti dalam pembuatan saluran air dan pembuatan konstruksi busur/lengkung.

2. Penafsiran terhadap makna kehidupan dari segi fungsi dan sistem struktur sosial sangat kompleks. Kondisi ini sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku, tata cara hidup dan termasuk dalam tata bangunan. Setiap aktifitas kehidupan dalam struktur sosial kemasyarakatan seringkali diperingati dengan upacara-upacara atau pesta-pesta besar.

Gambar 6-Partheon

(16)

pg. 16

3. Konsep penataan bangunan dan landscape perkotaan dirancang secara integratif. Perancangan bangunan selalu berorientasi kedalan skala yang lebih luas atau dalam skala kota demikian juga sebaliknya.

4. Konsep perancangan menekankan pada pengertian bahwa ruang merupakan media ekspresi arsitektural. pada skala kota dan interior.

5. Skala bangunan bersifat monumental atau mengutamakan kesan agung. Ekspresi arsitekturnya terungkapkan melalui peralihan artikulasi detail.

6. Bentuk arsitektur mengesankan keanggunan formal yang berorientasi birokratik, tersusun secara sistematik, praktis dan variatif dalam langgam.

LAGAM ARSITEKTUR ROMAWI

1. Memanfaatkan kosa klasik Yunani sebagai motif dekorasi, bukan elemen dasar yang mengungkap karakter ideal secara utuh.

2. Superimposisi (menggahungkan order kiasik yang diatur dalam posisi saling tumpang tindih untuk satu tingkatan yang berbeda) berbagai langgam, untuk mencapai suatu totalitas sistem yang dinamis dan bentuk simbolik yang baru.

3. Dinding sebagai bidang penerus, diperkuat dengan pembagian bidang, tekstur, elemen vertikal dan horizontal.

4. Kontruksi busur dan lengkung untuk gugus ruang yang kompleks.

KONSEP RUANG

1. Ruang merupakan konkretisasi dimensi waktu dan tindakan, bukan keabadian atau keteraturan statis.

2. Ruang bersifat self-contained bukan merupakan batasan fisik belaka, karena itu harus dibentuk, diartikulasikan dan diaktifkan.

3. Karakter lingkungan spatial terpadu, tidak ditentukan oleh ikatan situasi geografis tertentu.

4. Artikulasi ruang merupakan kontinuitas, irama, variasi, keteraturan, dinamis, sekuens dan aksialitas.

TIPOLOGI BANGUNAN 1.KUIL.

Merupakan asimilasi yang berasal dan elemen-elemen arsitektur Yunani. Beberapa bentuk bangunan tidak berdiri sendiri, diantaranya merupakan gabungan dinding pembatas ruang yang vertikal dengan yang melengkung dan diatur secara aksial. Bangunan ini

dipersernbahkan untuk tiga serangkai dewa Romawi (Capitol Triad) yaitu : Jupiter, Juno dan Minerva. Salah satu kuil yang terkenal adalah Pantheon, dibangun oleh Handrian sejak awal abad 2 SM yang diperuntukan bagi semua dewa. Konsep ruang dalamnya menggambarkan karakteristik Kosmik dengan model surgawi. Bangunan ini telah menjadi puncak

(17)

pg. 17

perkembangan teknoiogi membangun terutama nilai-nilai atau makna yang terkandung didalamnya.

a. Rotunda. Merupakan suatu kubah besar yang mewadahi Cellar. Diameter atau garis tengah kubah irii sebesar 43.6 meter.

b. Portico. Merupakan suatu serambi berkolom (Colonnade) dengan langgam elemen Carinthian Order.

2. BASILIKA

Bangunan publik dengan sifat multi fungsi diantaranya dapat digunakan untuk bangunan administrasi, pengadilan, bermusyawarah atau berkumpul dan tempat interaksi sosial masyarakat kota Roma (Public Promenade). Bangunan ini ada kemiripan dengan Stoa di Yunani.

3. THEATER

Masih bersumber pada teater Yunani dengan beberapa perubahan bentuk dan metoda strukturnya. Konsep ruangnya mengalami pergeseran orientasi yang bukan lagi dengan setting panorama alamiah, tetapi lebih memfokuskan pada pertunjukan tersebut, akibatnya kesan ruang dalam terasa lebih kuat terutama dengan membuat tempat duduk yang curam. Teater ini biasanya digunakan untuk pertunjukan sandiwara realistik yang menampilkan unsur-unsur dekor, penghapusan orkes dan ukuran panggung yang terbatas.

4. AMPHITEATHER ’HIPPODROME’ CIRCUS.

Berkembang akibat popularitas olah raga atletik, lomba kereta, pertarungan Gladiator melawan hewan buas. Bangunan ini berdiri di atas tanah yang datar dan berhentuk ellips dengan daya tampung untuk kurang lebih 700 orang. Bentuk dinding dengan langgam superimposisi dan bentuk arkade yang mengelilingi sisi luar bawah bangunan. Juga terdapat struktur basement untuk kandang, jebakan dan tempat keluarnya para gladiator.

5.ROMANBATH

Tempat pemandian atau kolam yang minp dengan pemandian Turki (mandi panas-bilas-mandi spaberenang di air dingin) dan digunakan juga sebagai tempat

perkumpulan anggota klub (Social Centre). Salah satu pemandian yang tekenal pada waktu itu adalah Bath of Caracalla rnenggunakan kontruksi lengkung atau kubah dan beton untuk mencapai gugusan ruang yang kompleks, program fungsional rumit karena banyaknya ruang yang diperlukan.

6. SPALATO ( PALACE OF DIOCLETIAN ).

Rumah tmggal para pemimpin yang me.nampilkan karakter simetris dan bernuansa muter kekaisaran, makna yang ditampilkan menunjukkan peran kaisar sebagai Cosmocreator (kekuatan yang menguasai dunia). Bangunan ini dapat dikelompokkan dalam jenis villa dan istana.

7. FORUM

Merupakan unit spatial yang terbuka, umumnya berhentuk empat persegi panjang yang direncanakan untuk kenyamanan dan menikmati urutan persepsi visual dan vista. Elemen-elemen bangunan terdiri dan portico yang berfungsi sebagai pemersatu

(18)

pg. 18

8. VI LLA ( ROMAN COUNTRY HOUSE ).

Rumah berbentuk atrium (ruang yang terpusat dan pada bagian atasnya terbuka). Merupakan sintesa dari fungsi privat dan fungsi publik. Bagian tengah bangunan ini ditembus oleh poros longitudinal yang bergerak dan entrance ke kebun. Contoh villa yang terkenal pada waktu itu adalah Villa Hadrian. Sedangkan apartemen atau insulae merupakan bangunan yang bertingkat lima dengan toilet pada tingkat satu dan WC atau KM di tempat pemandian umum.

KARAKTERISTIK KOTA ROMAWI

•Terdiri dan jalur sirkulasi yang mempunyai sistem hirarki atau pembagian

• Jenjang jalan terdiri dari μ Jalan Arteri (Cardo) untuk kawasan pemerintahan yang

menghubungkan jalur Utara-Selatan kota Roma, Jalan Kolektor (Decusmanus) untuk daerah Pemerintahan (Domain), Apartemen (Insule) dan Ruang Terbuka (Tempulum) yang

menghubungkan jalur Timur-Barat, Jalan lingkungan (Prinsipia) dan Lorong (Path) untuk hunian. Pada pertemuan jenis jalan tersebut dinamakan simpul (Nodes), biasanya diletakkan pintu-pintu gerbang (Triumphal-Arches). Jalur Utara-Selatan dan Timur-Barat diakhiri dengan empat benteng Kota. Citra kota menekankan pada aspek keteraturan kosmik (Cosmik Order) dengan mengacu pada lata letak berskala besar dengan pola grideon. Citra spatial kota ini mempunyai sifat tidak berubah-ubah (non arbitrary), ortogonal, dan memasukkan

unsurunsur ruang memusat, vertikal dan berorientasi arah mata angin (Cardinal).

• Pemisahan yang jelas antara daerah sekitar pemukiman (Periphery Bloks) dengan kawasan

penghijauan taman kota/lanskap. Ruang-ruang kota mempunyai interaksi sistematik dengan bangunan di sekitarnya.

• Fasade bangunan kota merupakan rangkaian (sequence) dan tipikal kolonade yang

(19)

pg. 19

BAB IV

KESIMPULAN

Arsitektur Yunani bagian struktur nampak jelas pada bagian kolom, sedangkan arsitektur Romawi terjadi pemisahan bentuk dan struktur, bentuk tidak selalu mencerminkan strukturnya, struktur

hanyalah merupakan hiasan atau omamen. Menurut Van Ramont ini merupakan penyakit arsitektur barat yaitu pemaksaan pemisahan antara bentuk dan struktur. Kuda kuda sederhana (architrave), tiang dan balok (post and linted) pada arsitektur Yunani, sedangkan arsitektur Romawi konstruksi kuda-kuda lebih kompleks ditandai dengan penambahan setengah kuda-kuda pada kedua sisi bangunan. Selain itu terdapat konstruksi busur dan rusuk (Barrel Vault).

(20)

pg. 20

Daftar Pustaka

www.wibuku.org/Yunani_Kuno/Arsitektur

www.wibuku.org/Romawi_kuno/Arsitektur

Gambar

Gambar  Halaman
Gambar 1-Letak Geografis Peradaban Yunani kuno
Gambar 2- Triglif dan Metope
Gambar 5- Korinthos
+2

Referensi

Dokumen terkait

“Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi.”

Hal penting dari pemraktik medis modern dan medis tradisional, yang jadi hambatan adalah: (1) Perbedaan dalam proses sosialisasi dan profesionalisasi, sehingga persepsi

Dalam kehidupan sosial dan kepercayaan, masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam, yang dalam hal ini adalah masyarakat yang tinggal dalam wilayah Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh

Ujian PPL diadakan setelah selesainya pembelajaran mandiri. Mahasiswa PPL melaksanakan ujian PPL sebanyak satu kali. Ujian PPL yang dilaksanakan yaitu mahasiswa

Inilah dosa yang akan terus mengalir ke dalam diri orang Islam, tanpa kita minta, tanpa kita panggil, bahkan tanpa kita melakukannya.. Dosa ini akan terus datang, setiap saat

“ Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Dalam penelitian ini dapat di- simpulkan bahwa faktor struktural, kultural serta proses reproduksi sosial menyebabkan kesenjangan sosial dan tingkat prasejahte- ra warga Desa

Konsep-konsep cakupan perlindungan ekspresi budaya tradisional sangat erat kaitannya dengan daerah sebagai “pengemban” budaya tradisional, sehingga pemerintah daerah,