• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemimpinan Kepala Sekolah (3). docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kepemimpinan Kepala Sekolah (3). docx"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SDIT AR-RIDHO PALEMBANG

HERNI IRMAYANI

Email : herniirmayani88@gmail.com

Abstract:

Kepala sekolah memiliki tanggung jawab terhadap semua aktivitas pembelajaran sekolah, semua guru memiliki kompetensi di bidangnya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Diperoleh data bahwa rata-rata guru telah menempuh jenjang strata satu. Dalam hal mengajar , guru telah menunjukkan kemampuan mendidik sesuai dengan tingkat pendidikan, penguasaan materi sudah cukup baik. Profesionalisme guru diperoleh melalui pelatihan dan sertifikasi. Rata-rata yang menjadi guru adalah mereka yang langsung bergabung setelah menamatkan S1. Salah satu Faktor penghambat yang dihadapi kepala sekolah seperti dana keuangan sekolah yang kurang transparan dan akuntabel, keterbatasan fasilitas, tuntutan yayasan yang kurang seimbang dalam hal dana kegiatan, perbedaan pola berfikir antar guru, Namun disisi lain kepala sekolah juga didukung oleh Dinas UPTD kecamatan dalam hal pembinaan dan pengawasan sehingga media social mudah sekali diakses untuk selalu meminta saran dan pendapat, masyarakat atau orang tua wali murid memberikan dukungan dalam setiap kegiatan, adanya kerjasama dengan masyarakat sekitar terutama lahan parkir menjadi lebih rapi, serta pengelolaan administrasi dan keuangan sekolah yang transparan dan akuntabel, walaupun langsung dipegang pihak yayasan.

Kata Kunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Profesionalisme Guru

1. Pendahuluan

(2)

mengandalkan kekuasaan sebagai pemimpin , 2) kepemimpinan laizzea-faire, hanya sebagai lambang kebebasan 3)kepemimpian demokratis , yang mengutamakan kerjasama , 4). Kepemimpinan pseudo-demokratis, demokrasi yang semu dan penuh manipulasi . Sebagai contoh gaya kepemimpinan kepala sekolah terdahulu yang cenderung menganut system otoriter, dimana keputusan yang dibuat kebanyakan perintah dari yayasan yang diteruskan oleh kepala sekolah. Tugas sekolah adalah melaksanakan kewajiban sesuai dengaan arahan kepala sekolah. Kelebihan dalam model kepemimpinan ini dirasakan oleh guru disekolah lebih kepada kedisiplinan yang cukup ketat, tapi kadangkala tidak merasa sejalan, tetapi terpaksa diikuti karena sudah menjadi keputusan. Seperti ketika kepala sekolah menginginkan kinerja guru untuk hadir efektif jam mengajar dan bekerja, bagi yang tidak hadir agar membuat surat keterangan dan dikenai sanksi pengurangan atau pemotongan gaji (Rp. 10.000/hari). Jadwal piket dibuat dengan detail menuliskan setiap guru untuk piket, yang tugasnya menerima siswa dan menjaga siswa ketika beristirahat dan menjaga lingkungan sekolah tetap bersih dan nyaman. Kelemahannya adalah keluhan guru terhadap pemotongn uang dianggap terlalu besar dengan perbandingan yang diterima setiap bulan tidak seimbang. Satu sisi pihak yayasan pula kurang merespon positif bagi guru yang dinilai rajin dan rapi secara administrasi.

(3)

pemegangnya. Peranan seseorang ditunjukkan dari kemampuan mengelola pekerjaan. Peran utama yang harus diemban oleh kepala sekolah adalah pencapaian visi dan misi dalam tujuan pembelajaran. Kepemimpinan pendidikan mengacu pada kualitas tertentu yang harus dimiliki kepala sekolah , seperti (1) mengetahui apa yang ingin dicapai, dan bagaimana mencapainya misi tersebut. (2) strategi untuk melaksanakan misi guna mewujudkan misi itu. Dan (3) memiliki karakter dan karismatik. Ketercapaian visi, misi dan tujuan pendidikan, juga bergantung profesionalisme kepala sekolah dalam mengatur dan mengelola semua timnya untuk tetap pada arah yang sama sampai pada tujuan akhir program. Semua tenaga pendidik dapat bekerja sesuai dengan fungsi masing-masing dan jam kerja yang telah diatur sedemkian rupa tanpa membuat kecemburuan antar guru kelas atau guru mata pelajaran. Kepala sekolah memahami akan kebutuhan sekolah yang ia pimpin sehingga kompetensi guru tidak hanya stagnan pada kompetensi yang ia miliki sebelumnya, melainkan bertambah dan berkembang dengan baik sehingga profesionalisme guru akan terwujud. Menurut Mulyasa dalam Syarwani (2016 : 29 ), kriteria dalam kepemimpinan efektif yaitu: a) mampu memberdayakan seluruh sumber daya dengan baik, lancar dan produktif, b) menyelesaikan tugas, c) menjalin hubungan yang harmonis, d) berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan, e) bekerja dengan tim manajemen g) berhasil mewujudkan tujuan secara produktif. Fungsi kepemimpinan dalam sebuah organisasi, diantaranya pertama, memfokuskan diri pada tujuan, misi dan disain organisasi. Kedua, mengembangkan budaya organisasi. Ketiga, memberdayakan para bawahannya. Keempat, mengembangkan produk organisasi. Kelima, bertindak sebagai konduktor, ia mengorganisir dan mensinergikan para bawahannya dalam melaksanakan tugas (Wirawan, 2003:34-35).

(4)

mempengaruhi profesionalisme guru sehingga dapat menjalankan tugas sesuai dengan tugas akademiknya. Guru-guru dan staf lainnya bekerja dengan baik dan penuh semangat apabila kepala sekolah mampu menerapkan strategi, prinsip dan pola kepemimpinannya secara efektif. Pola kepemimpinan demokratis yang diterapkan di SDIT Ar-Ridho dapat mewakili keinginan bersama dalam kesejajaran sebagai tim baik antara kepala sekolah maupun guru. Berdasarkan Kepmendiknas No. 162 Tahun 2003 tentang pedoman penugasan guru sebagai kepala sekolah (Karwati & Priansa, 2013, p.114) disebutkan bahwa tugas/peran kepala sekolah meliputi: “educator, manager, administrator, supervisor, leader, entrepreneur, dan climate creator”. Peran dan fungsi tersebut apabila dijalankan dengan baik dan benar, maka mutu pendidikan di sekolah akan meningkat.

Dengan gaya kepemimpinan yang demokratis diharapkan guru dapat meningkatkan kediplinannya, mampu dalam pengelolaan kelas, mampu mengaplikasikan teknologi dalam mendukung proses belajar sesuai dengan kompetensi masing-masing.

2. Profesionalisme Guru

Ahmad Tafsir (2006) mendefenisikan profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang profesional. Dadlam kamus Bahasa Indonesia edisi kedua (1991) , guru diartikan orang yang pekerjaannya mengajar. Secara sederhana pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh orang yang secara khusus disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan yang lainnya. Dalam hal ini guru yang bagaimana yang dianggap profesional ? menjawab pertanyaan berikut maka ada beberapa factor yang mempengaruhi guru profesional, antara lain 1) dilihat dari status akademik memiliki kemampuan secara teoritis dan praktis, 2) memiliki pengalaman belajar dan menguasai kelas dengan baik, 3) mencintai profesinya sebagai guru, 4) berkepribadian.

(5)

atau surat kabar penerimaan tenaga pendidik seperti guru mata pelajaran dan guru kelas. transparan. Perlukah kepala sekolah ikut menyeleksi penerimaan tenaga guru di sekolah tersebut? Selama yang berjalan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2016 perekrutan hanya dilakukan melalui informasi yang disampaikan melalui intern sekolah (Panitia PPDB 2016, Nuril Taufiqi) Sehingga mereka tenaga pendidik yang diterima juga kurang qualified baik didalam proses pengelolaan kelas maupun administrasi kelas. Dari temuan dilapangan berdasarkan data catatan PDE (Pengolahan Data Elektronik) tahun 2016 ditemukan bahwa di sekolah SDIT Ar-Ridho terdapat 26 orang guru dengan kualifikasi 2 orang guru yang belum mencapai kualifikasi S1, yaitu guru penjas dan guru tahfizh atau BTA. Perekrutan ini bermula dari tahun pertama sekolah menerima mereka yang mau mengajar, bukan atas landasan kebutuhan kualifikasi S1. Perlu diketahui bahwa sekolah tersebut berdiri dan mulai operasional tahun 2007, atas surat keputusan ijin operasional dari Kepala Dinas Dikpora Kota Palembang tahun 2007 dan diperpanjang sampai dengan sekarang 2016. Dengan profesionalisme guru, maka guru masa depan tidak tampil lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, tetapi beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (counselor), dan manajer belajar (learning manager). (Kunandar, 2011:50). Akan dengan perekrutan yang dilaksanakan seperti diatas, rasanya akan banyak sekali PR kepala Sekolah dalam membuat guru menjadi profesional dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya.

(6)

Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya kalbu), dan keterampilan (daya fisik) yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan. Dengan kata lain, kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas/pekerjaan. Dalam pelaksanaan tugas pembelajaran sehari-hari guru dituntut akan kreatifitas, inovasi dan pembelajaran yang menyenangkan.

Guru dalam konteks pendidikan memiliki peran yang besar dan strategis. Hal ini dikarenakan untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Guru harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Dengan kompetensi tersebut, yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya akan menjadi guru yang profesional, baik secara akademis maupun nonakademis. Kemampuan ini dapat dimiliki apabila guru menerima semacam pelatihan dan pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan bagi anak-anak.

Sudarwan Danim (2002:30) menyatakan bahwa pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat, sebagai berikut: (1) Pendidikan dan Pelatihan yang terdiri dari: Pelatihan secara internal di kelompok kerja guru, Program magang, Kemitraan sekolah, Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus, Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya, Pembinaan internal oleh sekolah, Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut. (2) Kegiatan Selain Pendidikan dan Pelatihan, yang terdiri dari : Diskusi masalah-masalah pendidikan, Seminar, Workshop, Penelitian, Penulisan buku/bahan ajar, Pembuatan media pembelajaran, dan Pembuatan karya teknologi/karya seni. Tahun lalu kegiatan yang diikuti oleh guru kelas dan guru bidang studi antara lain adalah mengikuti pelatihan kurikulum K13, pelatihan pembuatan kisi-kisi soal ujian dengan menggunakan kata-kata operasional C1 – C6.untuk tingkat sekolah dasar kata operasional yang diambil hanya pada C4 saja.

(7)

dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat”. Hasan (dalam Abdul Hadis, dkk, 2010:6) mengemukakan bahwa : Guru sebagai tenaga profesional harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu: (1) mempunyai komitmen terhadap siswa dan proses belajarnya, (2) menguasai mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa, (3) bertanggungjawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi, dan (4) mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari lingkungan profesinya. Jika guru dapat memenuhi beberapa kriteria tersebut di atas, maka para guru akan menunjukkan kinerja yang baik.

Dalam perkembangan hasil temuan yang kami peroleh dilapangan dengan merujuk pada kriteria tenaga professional, maka ternyata masih banyak guru di SDIt Ar-Ridho yang belum sepenuhnya dari hari berkeinginan mengajar, terbukti dengan kakunya waktu yang digunakan bagi siswa untuk belajar dengan guru, kurangnya kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran, yang kadangkala teks book sehingga membuat siswa menjadi kebingungan, kurangnya membuat evaluasi hasil belajar sehingga kadangkala hasil belajar kurang maksimal, serta masih belum dapat berfikir secara sistematis. Seringkali guru tidak menggunakan media belajar, RPP juga tidak dipersiapkan dan alat penilaian tidak digunakan. Pembelajaran lebih sering menggunakan cara konvensional, padahal media untuk mengakses gambar pembelajaran melalui infocus sudah tersedia.

Dari beberapa sekolah dasar yang berada pada lingkup pengelola swasta seperti Sekolah SD Pusri, yang berada pada wilayah kecamatan yang sama, mereka memiliki kelebihan masing-masing memiliki guru profesional melalui seleksi ketat dari yayasan atau pengurus dan tahapan yang sudah standar untuk penerimaan calon guru sekolah dasar. Selain kemampuan ilmu pengetahuan, mereka juga menilai keahlian yang mendukung aktifitas siswa. Sarana dan prasarana lengkap dan lingkungan belajar yang kondusif.

3. Metode Penelitian

(8)

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah. Metode kualitatif bertolak dari pandangan fenomenologis, yang mana peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu (Patilima, 2011).

Dalam penelitian ini peneliti berusaha menggali secara mendalam bagaiamana efektifitas kepemimpinan kepala sekolah terhadap profesionalisme guru di SDIT Ar-Ridho Palembang, menganalisis informasi, hasil penelitian dan teori-teori yang mengkaji kriteria efektifitas kepemimpinan terhadap profesionalisme guru. Data yang didperoleh dari SDIt Ar-Ridho Kotamadya Palembang, menjadi data primer dalam penelitian ini.

Objek penelitian ini adalah SDIT Ar-Ridho Palembang, Sumatera Selatan, informasi dari guru dan tenaga kependidikan, hasil penelitian dan teori-teori yang mengkaji efektifitas kepemimpinan kepala sekolah terhadap profesionalisme guru di tingkat sekolah dasar. Selain peneliti melakukan studi literatur, peneliti juga melakukan wawancara langsung dengan guru dan tenaga tata usaha serta guru senior yang lebih memahami kondisi sekolah dengan baik.

(9)

Dalam menganalisis data, peneliti meringkas data dalam bentuk yang mudah difahami dan mudah ditafsirkan (Sukardi dalam jurnal Kristiawan, 2016). Menurut Moleong, (2007) aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara teus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan data diperoleh sampai jenuh. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Jurnal Kristiawan , (2016), menyebutkan “ analysis involves working with data, organizing it, breaking it into manageable units, synthesizing searching for patterns, discovering what is important and what to be learned and deciding what you will tell the oters”.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

(10)

proses yang disengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas dalam hubungan dalam kelompok atau organisasi”. Edward Sallis (2006:169) menyatakan,”Kepemimpinan adalah unsur penting dalam Total Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu)”. Pemimpin harus memiliki visi dan mampu menerjemahkan visi tersebut ke dalam kebijakan yang jelas dan tujuan yang spesifik. Mutu terpadu bagaimana seorang pemimpin dalam membangkitkan dan meningkatkan gairah dan pandangan hidup bagi organisasi untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Sekolah Dasar Islam terpadu Ar-Ridho Palembang yang terletak di Jl. Residen H. Abdul Rozak merupakan salah satu sekolah swasta yang mulai beroperasionasarl tahun 2007 yang lalu. Dasar dibangunnya sekolah ini adalah untuk menjawab akan kebutuhan masyarakat mencari solusi alternative sekolah yang memiliki program sekolah yang semi pesantren, yaitu lebih kepada pendidikan formal yang memadukan materi umum dengan materi keislaman dengan jam pembelajaran yang seimbang. Harapan para orang tua dan masyarakat adalah dengan adanya sekolah Ar-Ridho akan menjadi tempat bagi anak-anak untuk dapat mengaji (membaca Alquran), menghafal Alquran dan doa Hadist serta dapat mengaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari seperti melaksanakan kewajiban Sholat 5 waktu dengan bacaan yang baik dan benar.

(11)

situasi. 4) perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan.5) kehidupan organisasi yang dinamis .

(12)
(13)

tidak hanya terhenti pada kompetensi yang ia miliki sebelumnya, melainkan bertambah dan berkembang dengan baik sehingga profesionalisme guru akan terwujud. Dalam Jurnal Ilmu Pendidikan yang berjudul Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif Kunci Pencapaian Kualitas Pendidikan, Ekosiswoyo (2007 : 80) menggambarkan peran kepemimpinan sebagai berikut. “Setiap jabatan menggambarkan status yang diemban pemegangnya, status itu, pada gilirannya menunjukkan peran yang harus dilakukan pejabatnya. Peran utama yang harus diemban oleh kepala sekolah yang membedakannya dari jabatanjabatan kepala unit lainnya adalah peran sebagai pemimpin pendidikan. Kepemimpinan pendidikan mengacu pada kualitas tertentu yang harus dimiliki kepala sekolah untuk dapat mengemban tanggung jawabnya secara berhasil. Diantara kualitas itu paling tidak kepala sekolah harus (a) tahu secara benar tetang sesuatu yang ingin dicapainya (visi) dan upaya mencapainya, (b) memiliki sejumlah kompetensi untuk melaksanakan misi guna mewujudkan visi yang dicanangkan, dan (c) memiliki karakter tertentu yang menunjukkan integritasnya”.

Letak sekolah Ar-Ridho yang berada di sekitar lingkungan perumahan TNI, otomatis cukup strategis menjadi pilihan terbaik bagi anak-anak TNI memilih Ar-Ridho sebagi pilihan bersekolah. Akan tetapi resiko bagi anak-anak TNI juga bahwa mereka harus ikut pindah sekolah pada saat orang tua berpindah tugas, bukan karena ketidakmampuan siswa mengikuti pelajaran, atau bermasalah dengan guru.

(14)

Hal dimaksudkan agar kegiatan berjalan lebih transparan sehubungan dana yang harus dikeluarkan untuk kegiatan tersebut; 2) Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru, diadakan pelatihan dan pembinaan yang menghadirkan ketua Pengawas Rayon dari Dinas UPTD Kecamatan Kalidoni yang memiliki kompetensi dalam membuat administrasi kelas yang baik dan benar termasuk cara pengisian Program semester dengan benar. Sebagaimana tugas guru bahwa mempersiapkan segala administrasi kelas dengan baik akan mendukung program belajar yang efektif pula; 3) setiap tahun melaksanakan rolling guru kelas, dengan tujuan agar setiap guru memiliki kemampuan dan pengalaman yang beragam, baik dalam hal pengelolaan kelas, administrasi kelas, memahami karakter siswa, membuat improvisasi dalam pembelajaran, mengenal siswa lebih baik, dan mengubah mind set guru yang berfikir bahwa tugasnya hanya pada bagian yang menjadi tanggung jawabnya saja tanpa mau berfikir secara global. Mengkotak-kotakkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dengan kemampuan yang dimiliki; 4) bersama dengan guru agama membuat program tahfizh yang merupakan program unggulan sekolah.

(15)

Dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah selaku pimpinan dalam kesehariannya memberikan ruang gerak dan motivasi kepada tenaga pendidik untuk melakukan kegiatan yang mengarah pada pembinaan mutu guru berkualitas dengan mengikutkan guru dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan kompetensi keguruaannya, seperti ikut serta dalam KKG, pelatihan-pelatihan, studi banding dan memotivasi guru untuk selalu mengembangkan wawasannya melalui berbagai media yang tersedia seperti perpustakan dan lain-lain, serta memberikan peluang bagi setiap guru yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, kini SDIT Ar-Ridho Palembang telah memiliki 25 orang tenaga pendidik yang berijasah, S1 dan S2, 24 orang berijazah S1 dan 2 orang lainnya berijazah D3 . Pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik dilakukan dengan pembinaan dan pengembangan kompetensi pendagogik, kompetensi kepribadian kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang telah dimilikinya. Secara umum kegiatan pembinaan dan pengembangan ini dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar siswa. Pembinaan dan pengembangan ini dilakukan oleh guru yang bersangkutan untuk dapat secara profesional mengelola semua sumberdaya kelas, seperti ruang kelas, fasilitas pembelajaran, suasana kelas, dan interaksi sinergis lainnya yang diperoleh guru pada saat menjalani tugas-tugas kedinasan. Dengan begitu, potensi yang telah dimiliki guru bersertifikat akan terjaga dan terus berkembang.

(16)

Pendidik satuan pendidikan/sekolah adalah diperolehnya Pendidik yang profesional sehingga dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah .

Keberhasilannya pembinaan dan pengembangan karir Pendidik satuan pendidikan/sekolah harus terlihat dalam indikator-indikator sebagai berikut: a) Meningkatnya kualifikasi Pendidik minimal berpendidikan sarjana (SI) terutama bagi Pendidik yang berpendidikan Diploma.b) Meningkatnya motivasi kerja para Pendidik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Pendidik profesional. c) Meningkatnya kinerja dan hasil kerja Pendidik yang ditunjukkan oleh kemajuan-kemajuan mutu pendidikan pada sekolah . d) Meningkatnya pangkat dan jabatan Pendidik setelah memenuhi angka kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta kesejahteraan materil dan non-material sesuai dengan jabatan dan prestasi yang dicapainya. e) Meningkatnya citra positif para Pendidik satuan pendidikan dikalangan stakeholder sekolah. Meningkatnya kemauan Pendidik untuk studi lanjut dan atau meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sebagai Pendidik profesional. (Nana Sudjana; 2006)

(17)

dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah, para guru, serta murid yang berada dalam lingkup cakupannya.

(18)

didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan. Guru dikatakan profesional apabila memiliki beberapa unsur atau aspek, baik aspek kepribadian, aspek pengetahuan akademik, maupun aspek sosial sebagai figur guru yang dapat menjadi panutan bagi siswa, maupun di masyarakat. Guru profesional harus memiliki pengalaman belajar kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Apabila keempat kompetensi tersebut telah dimiliki oleh guru maka hak profesional telah mendapat pengakuan dan perlakuan hukum jabatan yang disandangnya sebagai guru profesional. Kepemimpinan merupakan pusat sumber gerak dalam sebuah organisasi. Kepemimpinan yang berkaitan dengan kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan suatu pertemuan dengan para guru secara profesional dalam situasi yang kondusif dalam mendayagunakan sumber daya secara efektif.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dilingkungan SDIT Ar-Ridho, maka dapat diperoleh bahwa dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis memberikan ruang gerak yang lebih leluasa bagi guru untuk mengelola tugas dan tanggung jawabnya tanpa harus merasa takut salah dalam mengatasi masalah. Komunikasi dengan orang tua cukup terjalin dengan baik, penyelesaian masalah dapat dibuka di forum dalam briefing pagi ataupun rapat bulanan. Masalah kegiatan yang berhubungan dengan dana kegiatan dapat dibicarakan dan dirembuk dengan kepala sekolah dan yayasan dengan solusi penggunaan dana bos yang efektif dan efisien. Dari data penerimaan siswa baru juga terlihat kenaikan jumlah siswa dari tahun lalu kelas 1 hanya 38 anak, maka tahun ini 2016 diterima kelas 1 berjumlah 44 anak. (Hasil observasi & wawancara guru kelas 1a&b, 08 Nopember 2106). Efektifitas kepala sekolah dengan gaya kepemimpinan yang demokratis ternyata dapat meningkatkan profesionalisme guru SDIT Ar-Ridho.

5 Kesimpulan

(19)

Beberapa fungsi dalam kepemimpinan, yaitu; 1) fungsi Instruktif yaitu pemimpin sebagai komunikator secara efektif; 2) fungsi Konsultatif menerima bahan pertimbangan dari bawahan; 3) fungsi partisipasi yaitu pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya; 4) fungsi delegasi (kepercayaan) yaitu pemimpin memberikan pelimpahan wewenang menetapkan keputusan baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan.; 5) fungsi Pengendalian yaitu kemampuan mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan efektif, yaitu 1) jujur; 2) tanggung jawab ; 3) disiplin; 4) kerjasama; 5) adil; dan 6) peduli terhadap sesama, staf dan organisasi.

Guru profesional tidak hanya dituntut untuk dapat menyampaikan informasi kepada anak didik, melainkan juga dituntut untuk merencanakan, mengelola, mendiagnosis, dan menilai proses hasil belajar mengajar. Untuk itu, seorang guru profesional harus 1) memahami anak didik dengan latar belakang dan kemampuannya; 2) menguasai disiplin ilmu sebagai sumber bahan belajar; 3) menguasai bahan belajar; 4) memiliki wawasan kependidikan; 5) menguasai teknologi pendidikan,; 6) memahami tujuan pendidikan nasional; dan 7) berkepribadian.

Profesionalisme guru dapat ditingkatkan antara lain melalui cara sendiri-sendiri dan secara bersama-sama dengan jalan Pendidikan, Pelatihan Pembinaan teknis secara berkelanjutan, Pembentukan wadah pembinaan profesionalisme guru. Dengan semakin banyaknya guru yang profesional diharapkan pendidikan di Indonesia mengalami peningkatan dan kemajuan.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Syarwani. 2013. Ketahanmalangan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Felicha

Alfabeta Republik Indonesia. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Lembaran Negara RI Tahun 2005, No. 157. Sekretariat Negara. Jakarta.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia. _________. 2010. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta. 18 Ekosiswoyo, Rasdi. 2007. Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif Kunci

Pencapaian Kualitas Pendidikan. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid 14 (2) : 80 Hadis,

H. Abdul dan Nurhayati B. 2010. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta. LunenburgFred C&IrbyBeverly J. 2006. The Principalship: Vision to Action. Canada:

Nelson Education. Kunandar. 2011. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Martodirjo, Haryo S. 1991. Teknik Penelitian Deskriptif. Bandung: Tarsito. Miskel, Cecil

G. & Wayne K. Hoy. 2008. Educational Administration. New York: McGraw-Hill.

Moelong, Lexi J. 1993. Metodologi Penerapan Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional:Dalam Konteks Menyukseskan

MBS dan KBK. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

________. 2011. Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. 2011. Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri.

(21)

Rivai, Veitzal dan Murni, Sylviana. 2010. Education Managemen: Analisis Teori dan Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Pendidik. Bandung: Alfabeta. Sallis, Edward. 2006. Total Quality Management in Education. Penerjemah oleh Ahmad Ali Riyadi, Fahrurozi. Jogyakarta: IRCiSoD.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organiasi: Teori dan Praktek Dalam Bidang Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Tobari, 2016. Membangun Budaya Organisasi pada Instansi Pemerintahan. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization). Bandung: Alfabeta. Wirawan. 2003. Kapita Selekta Teori Kepemimpinan: Pengantar Untuk Praktek dan Penelitian. Jakarta: Yayasan Bangsa Indonesia dan Uhamka Press.

Widjaja, A.W. 1985. Pola Kepemimpinan dan Kepemimpinan Pancasila, Bandung: CV. Armico

Referensi

Dokumen terkait

Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang

Dalam kaitan masa transisi rencana pembangunan daerah tersebut, prioritas beserta fokus pembangunan daerah Kabupaten Kabupaten Tana Tidun gtahun 2019 disusun

Demikian juga pengembangan ilmu pada wilayah tradisi dan budaya ilmiah dalam bentuknya sebagai madzhab keilmuan, bukan hanya dapat mengakomodir sisi sosiologis, historis, dan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 13, yang dimaksud dengan Mukim adalah kesatuan masyarakat hukum dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang terdiri

Kata Kunci : Kesepian, Kecanduan Internet , Dewasa Awal. Individu dalam tahapan dewasa awal memiliki tugas perkembangan yang salah satunya adalah untuk membentuk hubungan

Pemilihan dosis yang digunakan diperoleh dari dosis maksimum yang diberikan secara teknis pada hewan uji mencit (16 g/kgBB) dengan mengacu pada tabel klasifikasi

Siswa pada tingkat 3 mampu membuat masalah yang “baru” dengan lancar (fasih) miskipun cara penyelesaian masalah itu tunggal atau dapat membuat masalah yang beragam

Famili Tenebrionidae lebih dari 1500 spesies, dengan habitat yang hampir sama dengan Elateridae, yaitu larva di subteranian atau pada kayu yang membusuk,