• Tidak ada hasil yang ditemukan

105257_CLEOPTERA KELOMPOK ARIN(1).docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "105257_CLEOPTERA KELOMPOK ARIN(1).docx"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

 KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam  bentuk

 bentuk maupun maupun isinya isinya yang yang sangat sangat sederhana. sederhana. Semoga Semoga makalah makalah ini ini dapat dapat dipergunakandipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi  pendidikan dalam profesi keguruan.

 pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan  pengalaman

 pengalaman bagi bagi para para pembaca, pembaca, sehingga sehingga kami kami dapat dapat memperbaiki memperbaiki bentuk bentuk maupun maupun isiisi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penulis Penulis

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Serangga memiliki arti penting dalam ekosistem kita. Serangga dapat menjaga aerasi tanah, menyerbukan bunga, mengendalikan serangga-hama dan juga sebagai hama tanaman; serangga juga mampu menguraikan bahan organik, sehingga mengembalikan unsur hara ke dalam tanah. Sepuluh tahun yang lalu terdapat sekitar 750.000 spesies serangga. Saat ini,  jumlahnya telah melebihi 1.000.000. Dan menurut sebuah artikel baru-baru ini, Scientific American, ahli entomologi memperkirakan bahwa ada kemungkinan lebih dari delapan juta spesies serangga di Bumi. Jika anda bandingkan dengan sekitar 4.809 spesies mamalia atau 1.500.000 species jamur, maka serangga memiliki populasi yang melebihi kelompok taksonomi hidup lainnya di Bumi.

Coleoptera berasala dari bahasa Latin coleos = perisai, pteron = sayap, berarti insekta  bersayap perisai. Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada  juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain.

Ordo Coleoptera, yang berarti "sayap berlapis", dan berisi spesies yang sering dilukiskan di dalamnya dibanding dalam beberapa ordo lain dalam kerajaan binatang. Empat  puluh persen dari seluruh spesies serangga adalah kumbang (sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih sering ditemukan. Perkiraan memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan dan tidak diuraikan, antara 5 dan 8 juta. Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala.

Pada kesempatan kali ini akan membahas ordo serangga yang paling banyak memiliki tampilan di banding serangga lainnya yaitu ordo coleoptera yang di Indonesia lebih dikenal dengan kumbang. Dan termasuk ordo terbesar dari serangga yaitu memiliki 300.000 spesies.

(3)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana morfologi dari ordo Coleoptera? 2. Bagaimana dari Anatomi Ordo Coleoptera?

3. Bagaimana klasifikasi (Taksonomi ) ordo Coleoptera? 4. Bagaimana Siklus hidup ordo Coleoptera?

BAB II PEMBAHASAN

Ciri-ciri khusus Anthropoda adalah tubuh dan tungkainya beruas-ruas, eksoskeleton (dinding tubuh) berkitin dan beruas-ruas, alat mulut beruas dan dapat beradaptasi untuk cara makan, rongga tubuh merupakan rongga darah (haemocoele), bernafas dengan permukaan tubuh, insang, trachea atau paru-paru, alat pencernaan makanan berbentuk tabung terletak di sepanjang tubuh, alat pembuang melalui pipa panjang di rongga tubuh. Sub phylum Mandibulata bercirikan perubahan kaki dekat mulut menjadi sepasang alat mulut atau mandibula seperti rahang.

Kelas insekta mempunyai ciri-ciri : tubuh terbagi menjadi 3 bagian (kelapa-thoraks-abdomen), mempunyai sepasang antenna, tungkainya berjumlah 3 pasang, mempunyai sayap 1-2 pasang, dan alat mulutnya terdiri atas : 1 pasang mandibula (rahang), 1 pasang maxilla (letaknya di belakang rahang), labium (bibir) dan hypopharink (lidah). Sub kelas Pterygota umumnya bersayap, adapula yang tidak bersayap tetapi tidak sejak dari nenek moyang, tidak mempunyai alat tambahan seperti style, mengalami metamorfosa sederhana

 – 

  sederhana (metabola) (Lilies, 1991). Ordo-ordo yang termasuk ke dalam kelas Insekta, sub kelas Pterygota antara lain Ephemeroptera, Odonata, Grylloblattaria, Phasmidia, Orthoptera, Mantodea, Blattaria, Isoptera, Dermaptera, Embiidina, Plecoptera, Zoraptera, Psocoptera,  phthiraptera, Hemiptera, Homoptera, thysanoptera, Neuroptera, Coleoptera, Strepsiptera,

Mecoptera, Siphonaptera, Diptera, Trichoptera, Lepidoptera, Hymenoptera.

Dari beberapa ordo di atas, akan di bahas lebih dalam mengenai ordo Coleoptera. Ordo Coleoptera termasuk ke dalam golongan Animalia, phylum Arthropoda, sub phylum Mandibulata, kelas Insekta, Sub kelas Pterygota, dan termasuk Endopterygota. Ordo Coleoptfera merupakan otdo yang terbesar dari serangga-serangga dan menggandung kira-kira 40 % yang terkenal dalam hexapoda (borror et al. 1992).

(4)

Ordo Coleoptera di Indonesia dinamakan kumbang. Kumbang adalah salah satu  binatang yang memiliki penampilan seperti kebanyakan spesies serangga. Ordo Coleoptera,

diambil dari kata coeleos yang berarti seludang dan pteron yang berarti sayap, maka dapat disimpulkan Coleoptera adalah serangga yang memiliki seludang pada sayapnya. Empat  puluh persen dari seluruh spesies serangga adalah kumbang (sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih sering ditemukan. Perkiraan memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan dan tidak diuraikan, antara 5 dan 8 juta.

Coleoptera berasal dari bahasa Latin coleos = perisai, pteron = sayap, berarti insekta  bersayap perisai. Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada  juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain.

Kumbang dapat ditemukan hampir di semua habitat, namun tidak diketahui terjadi di lautan atau di daerah kutub. Interaksi mereka dengan ekosistem mereka dilakukan dengan  berbagai cara. Mereka sering makan tumbuhan dan jamur, merusak pertahanan binatang dan tumbuhan, dan memangsa invertebrata lain. Beberapa spesies dimangsa berbagai binatang seperti burung dan mamalia. Jenis tertentu merupakan hama agrikultur, seperti Kumbang kentang Colorado Leptinotarsa decemlineata, Kumbang tanaman kapas Anthonomus grandis, kumbang tepung merah Tribolium castaneum, dan kumbang mungbean atau cowpea Callosobruchus maculatus, spesies kumbang lainnya adalah kotrol penting hama agrikultur. Seperti contoh, coccinellidae ("ladybirds" atau "kumbang tutul") yang mengkonsumsi aphid, hama pohon, thrips, dan serangga penghisap tanaman lainnya yang menyebabkan kerusakan  panen tanaman.

Ordo Coleoptera memiliki ciri-ciri yaitu :

· Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk sehingga disebut elytra, sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.

· Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan.

· Mengalami metamorfosis sempurna.

· Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur

 — 

> larva

 — 

> kepompong (pupa)

 — 

> dewasa (imago). Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera.

· Tipe mulut menggigit. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula  berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat

(5)

· Beberapa contoh :

- Kumbang kelapa / kumbang badak / kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Coleoptera Famili : Scarabaeidae Genus : Oryctes

Spesies : Oryctes rhinoceros L. - Kutu gabah (Rhyzoperta dominica) kingdom : animalia filum : antropoda kelas : insecta ordo : Coleoptera family : Brostrichidae genus : Rhyzoperta

spesies : Rhyzoperta dominica

Ciri-ciri specimen : memiliki 2 pasang tungkai, berwarna coklat kemerahan, pada kepala ada semacam duri-duri kecil

Komoditas yang diserang : gabah padi

Gejala yang ditimbulkan : biji menjadi lubang atau berlubang, terdapat serbuk  pada padi akibat gigitannya(Anonymouso , 2010).

- Kumbang janur kelapa (Brontispa longissima Gestr) Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda Kelas : Hexapoda Ordo : Coleoptera Famili : Chrysomelidae

(6)

Genus : Brontispa Spesies : Longissima

 Nama Ilmiah : Brontispa longissima

- Kutu beras (Sitophilus oryzae) Kingdom : Animalia Filum : Antropoda Kelas : Insecta Ordo : Coleoptera Family : Cureulionidae Genus : Sitophilus

Spesies : Sitophilus oryzae

Ciri-ciri specimen : memiliki moncong, terdapat elytra diatas abdomen, panjang tubuh dewasa 3,15-5 mm, dewasa berwarna coklat dan tua menjadi hitam.

Komoditas yang diserang : Beras

Gejala yang ditimbulkan : Biji menjadi berlubang terdapat serabut setelah terjadi gigitan hama tersebut, biji menjadi terpotong-potong

(Anonymousg , 2010).

A. Morfologi Ordo Coleoptera

- Kumbang memiliki sayap depan yang keras, tebal dan merupakan penutup bagi sayap  belakang dan tubuhnya. Sayap depan disebut elitron. Ketika terbang sayap depan kumbang tidak berfungsi hanya sayap belakang yang digunakan untuk terbang. Sayap belakang berupa selaputdan pada waktu istirahat dilipat dibawah elitra.

- Tipe alat mulut kumbang yaitu tipe penggigit dan pengunyah, kumbang juga memiliki kepala yang bebas dan kadang memanjang ke depan atau ke bawah sehingga berubah menjadi moncong.

- Kumbang memiliki mata majemuk (facet) besar, tanpa mata tunggal (ocellus). Abdomen memiliki 10 ruas dan pada daerah sternum ruas-ruas ersebut tida k semua terlihat. - Pada kumbang jantan, protoraks dan mandibula kerapkali membesar dan digunakan unuk berkelahi.

(7)

B. Metamorfosis

Proses perkembangan yang mengubah pradewasa instar pertama menjadi dewasa disebut metamorfosis (metamorphosis), yang arti sebenarnya adalah perubahan bentuk. Perubahan bentuk itu bisa berangsur-angsur (gradual), yaitu bentuk pradewasa secara umum hampir sama dengan bentuk dewasanya, atau tiba-tiba (abrupt), yaitu bentuk pradewasanya sangat berbeda dengan dewasanya dan perubahan ini terjadi pada instar akhir pradewasa. Metamorfosis (perubahan bentuk) dikelompokkan dalam empat tipe, yaitu:

1. Tanpa metamorfosis/ametamorfosis (ametabola)

§ Pada tipe ini beberapa spesies serangga tidak memperlihatkan adanya metamorfosis, maksudnya segera setelah menetas maka lahir serangga muda yang mirip dengan induknya kecuali ukurannya yang masih kecil dan perbedaan pada kematangan alat kelaminnya.

§ Kemudian setelah tumbuh membesar dan mengalami pergantian kulit, baru menjadi serangga dewasa (imago) tanpa terjadi perubahan bentuk hanya mengalami pertambahan  besar ukurannya saja.

§ Serangga pra dewasa sering disebut dengan istilah gaead.

§ Tipe metamorfosis ini terdapat pada serangga dari ordo Collembola, ordo Thysanura, dan ordo Protura.

2. Metamorfosis Bertahap (Paurometabola)

§ Serangga yang mengalami perubahan bentuk secara paurometabola selama siklus hidupnya mengalami tiga stadia pertumbuhan, yaitu stadia telur, nimfa dan imago.

§ Serangga pradewasa disebut nimfa.

§ Nimfa dan imago memiliki tipe alat mulut dan jenis makanan yang sama, bentuk nimfa menyerupai induknya hanya ukurannya lebih kecil, belum bersayap, dan belum memiliki alat kelamin.

§ Serangga pradewasa mengalami beberapa kali pergantian kulit, diikuti pertumbuhan tubuh dan sayap secara bertahap.

§ Serangga yang termasuk dalam tipe ini yaitu ordo Orthoptera, Hemiptera, dan Homoptera. 3. Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)

§ Hemimetabola memiliki cara hidup yang hampir sama dengan paurometabola, hanya habitat dari serangga pradewasanya berbeda dengan imagonya.

(8)

§ Stadia dalam perkembangan hidupnya terdiri dari telur, naiad, dan imago. § Serangga pradewasa disebut dengan istilah naiad.

§ Serangga pradewasa disebut dengan istilah naiad.

§ Naiad hidup di air, dan mempunyai alat bernafas semacam insang sedangkan habitat imago habitatnya di darat atau di udara.

§ Serangga yang memiliki perkembangan hemimetabola adalah ordo Odonata (Capung). 4. Metamorfosis Sempurna (Holometabola)

§ Pada tipe ini serangga memiliki empat stadia selama siklus hidupnya, yaitu telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago.

§ Serangga pradewasa disebut larva, dan memiliki habitat yang berbeda dengan imagonya. § Larva merupakan fase yang aktif makan, sedangkan pupa merupakan bentuk peralihan yang dicirikan dengan terjadinya perombakan dan penyususunan kembali alat-alat tubuh  bagian dalam dan luar.

§ Serangga yang memiliki perkembangan holometabola yaitu ordo Lepidoptera, ordo Coleoptera, ordo Hymenoptera.

Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu ordo: 1. Neuroptera 2. Lepidoptera 3. Diptera 4. Coleoptera 5. Siphonoptera 6. Hymenoptera

C. Klasifikasi Ordo Coleoptera

Dalam pengklasifikasian, coleoptera lebih dekat berkerabat dengan Neuropteroidea  primitif (Megaloptera, Raphidioptera, dan Neuroptera), dan mirip dengan Orthopteroidea

(9)

a. Achostemata (termasuk Micromalthus), total 3 family  b. Myxophaga, total 4 family

c. Adephaga, total 8 family

d. Polyphaga, total kurang lebih 138 family Subordo Adephaga

Anggota-anggota subordo ini memiliki koksa-koksa belakang yang membagi-bagi sternum abdomen pertama yang keliatan. Batas dari posterior sternum ini tidak meluas secara sempurna melewati abdomen, tetapi dihentikan oleh-oleh koksa- koksa belakang. Hampir semuanya mempunyai antena yang berbentuk rambut, mempunyai sutura-sutura notopleura dan kebanyakan bersifat pemangsa.

- Family Carabidae (ground beetles)

Famili ini termasuk yang terbesar pada Adephaga (lebih dari 30 ribu spesies), sebagian besar anggotanya bersifat predator, baik larva maupun dewasanya dan pada serangga lain, beberapa snail-specialists. Larva dan imagonya sangat aktif, meski beberapa mendiami lubang, misalnya tiger beetles. Anggota Carabidae mempunyai tiga kelompok ekologi, yaitu geofil, hidrofil, dan arboreal. Dalam kehidupannya ada yang bersifat diurnal dan nocturnal, baik diurnal maupun nocturnal merupakan strategi pencarian mangsa. Untuk  perlindungan dirinya, banyak spesies mempunyai pertahanan kimia yang dihasilkan dari kelenjar abdomen. Misalnya ada kelompok (bombardier beetles) yang menghasilkan bahan kimia yang teremisi secara eksplosive dari daerah anal yang mengeluarkan asap, ini dikeluarkan oleh kelenjar (prekursor) yang mempunyai reservoir, vestibule (enzym interjected) yang menghasilkan quinon panas (kira-kira 100 oC).

- Family Dytiscidae (water tigers, kumbang penyelam predator)

Larva dan imago dari Dytiscidae hidup di air (akuatik), tetapi imago penerbang aktif dan tertarik pada cahaya. Selain itu keduanya bersifat predator pada sebagian besar serangga,  beberapa pada moluska, amfibi, dan ikan. Larva mempunyai lubang (hollow) pada bagian mandibel yang seperti sabit (pencernaan ekstra oral), pada saat mereka menyerang seekor korban mereka menghisap keluar cairan-cairan tubuh melalui lubang-lubang di dalam mandibel tersebut. Larva menerima gas melalui spirakel caudal dan insang abdomen, untuk  beberapa spesies menerima gas melalui integumen. Pada serangga dewasa, permukaan caudalnya end-up yang digunakan untuk mengambil gelembung udara pada rongga perut (cavity) subelytra, mereka mengisinya pada waktu ke permukaan. Tungkai bertipe natatorial,  baik pada larva maupun imago, yang berkembang baik pada tungkai metathoraks imago.

- Family Gyrinidae (whirligig beetles)

Larva bersifat akuatik hidup di dasar air (bottom dwellin) dan abbomial appendaes,  berpasangan seperti pada larva Mealoptera. Imago hidup di permukaan air dan berkelompok (grearious). Larva dan imago bersifat predator, larva makan berbagai hewan akuatik yang

(10)

kecil dan seringkali kanibalistik. Imago makan serangga-serangga yang jatuh di atas  permukaan air dan kadang-kadang saprofag pada hewan yang membusuk. Larva mempunyai

mandibel sicle-like, seperti Dytiscidae. Pertukaran gas pada larva melalui insang abdomen. Pada imago terdapat antena yang termodifikasi membentuk organ Johnston yang  berkembang baik, untuk mendeteksi gerakan permukaan air. Imago mempunyai mata majemuk yang terbagi menjadi pasangan dorsal (aerial) dan pasangan ventral (submarine). Pasangan dorsal berfungsi untuk menemukan mangsa, sedankan pasangan ventral untuk menghindari predator. Gerakan berenang imago tak menentu (erratic), yang disebabkan tungkai yang pendek, tungkai mesothoraks dan metathoraks termodifikasi, tetapi ini merupakan suatu strategi untuk menghindari predator.

Subordo Polyphaga

Pada subordo ini sternum abdomen pertama yang kelihatan tidak terbagi olehh kosa-koksa belakang dan batas posteriornya meluas secara sempurna melewati abdomen. Trokhanter belakang biasanya kecil, muncul menuju garis tengah seperti pada Adephaga dan sutura notopleura tidak ada.

- Family Hydrophilidae (water scavenger beetles)

Serangga ini mempunyai fase larva dan imago di air (akuatik), untuk serangga dewasa  bisa meninggalkan air dan mendekati cahaya. Larvanya bersifat predator,utuk kelompok terutama pada larva Diptera, sedangkan imagonya bersifat omnivora, pemakan bangkai. Pertukaran gas pada larva, sebagian besar melalui filamen lateral abdomen (insang), seperti  pada Megaloptera. Serangga dewasa jarang menggantungkan kepalanya ke bawah (kebalikan

Dytiscidae).

Antena pada permukaan lapisan air menghidrofusi rambut-rambut pada ujung antena, antena "memegang gelembung dan mendorongnya ke venter thoraks dan abdomen, kemudian ke lubang subelytra. Venter akan terlihat berkilau seperti logam ketika "memegang" gelembung udara. Sebagai fungsi respiratori, antena yang berujung (clubbed), palpi maksila menjadi lebih panjang, yang digunakan sebagai alat sensor, mirip antena jenis filiform. Serangga dewasa berenang dengan menggerakkan tungkai-tungkainya yang berlawanan secara bergantian, berbeda dengan Dytiscidae yang menggerakan tungkai-tungkai yang  berlawanan secara simultan seperti pada katak.

- Family Staphylinidae (rove beetles)

Dalam karakteristiknya mempunyai persamaan dengan Dermaptera, pendek, elytra  berbentuk kerucut dan memotong di bagian atasnya, tetapi mempunyai lipatan kompleks pada sayap metathoraks. Staphylinidae sangat aktif dengan abdomen yang fleksibel. Larva dan imago bersifat predator atau saprofag, populasinya sangat berlimpah pada sampah dedaunan, tanaman yang membusuk, kayu yang membusuk, dan lain-lain, atau ada juga yang  berasosiasi dengan fungi.

(11)

Kehadirannya di tempat-tempat lembab dan tanaman membusuk mungkin  berhubungan dengan pengendalian biologis dari lalat-lalat tertentu, misalnya onion maggot. Dalam famili Staphylinidae ada subfamili yang semiakuatik, yang diketahui dapat meluncur di atas permukaan melalui sekresi bahan kimia dari kelenjar abdomen yang mereduksi tegangan permukaan air. Kemampuan ini digunakan untuk pergerakan yang cepat dan  berguna dalam menghindari predator. Pertahanan lainnya adalah dengan menghasilkan

senyawa kimia yang menyebabkan panas pada kulit manusia. - Family Scarabaeidae (white grubs, scarab beetles)

Sebagian besar kumbang termasuk kedalam famili ini, dan bahkan sebagian besar serangga, pada kelompok hewan, pada famili ini terdapat genus terbesar dengan anggota lebih dari 1500 spesies. Secara ekologi, famili ini terbagi atas 3 kelompok, yaitu serangga fitofag, pemakan kotoran hewan (agen daur ulang), dan untuk beberapa merupakan spesies termitophilous dan myrmecophilous. Serangga yang bersifat fitofag, mempunyai larva  berbentuk "C", tipe scarabaeiform, yang disebut tempayak atau grubs. Larva ini seringkali menjadi hama pada ladang berumput, seperti di lapangan golf, atau hidup pada kayu yang membusuk. Kumbang dewasanya makan pada dedaunan, bunga, dan lain-lain. Kumbang  berperan sebagai stadium awal polinasi, sehingga dianggap sebagai polinator original.

Serangga yang memakan kotoran hewan, lebih berperan sebagai agen daur ulang. Di Australia, digunakan sebagai kontrol biologi untuk mengatasi kotoran hewan yang berlimpah di peternakan. Perilaku serangga scarabid dalam kehidupan menjadikannya disakralkan masyarakat Mesir kuno, yang dihubungkan dengan Ra (dewa matahari). Serangga dewasa akan mengunyah sepotong tinja, dibuat sebuah bola, dan menggelindingkannya, bentuknya yang seperti bola tersebut dihubungkan dengan matahari. Kegiatan peletakan telur oleh serangga dewasa, oleh orang Mesir melihat hal tersebut sebagai pola siklus alam. Spesies termitophilous dan myrmecophilous, biasanya ditemukan hidup di sarang-sarang atau lubang-lubang vertebrata atau di dalam sarang-sarang semut atau rayap.

- Family Elateridae (wireworm, click beetles)

Larva bersifat subteranian atau hidup pada kayu membusuk, sedangkan dewasanya  pada dedaunan, kayu, dan pada beberapa jenis tertarik dengan cahaya. Larva dan dewasanya  bersifat fitofag, beberapa larva merupakan hama pada benih yang baru ditanam dan akar tanaman, misalnya pada tanaman kentang, dan ada juga yang bersifat predator, terutama yang hidup dalam kayu. Larva bertubuh keras (larva hard bodied), bertangkai pendek, head capsul dan mandibel berkembang baik, larva bertipe elateriform, atau untuk famili ini larvanya disebut juga wireworms.

Serangga dewasa dapat membalik dan meloncat, mekanisme clicking ini terjadi dengan melakukan gerakan tulang belakang prosternal secara tiba-tiba kelubang mesosternal, sedangkan posisi normalnya penjepit memegang prosternal pada tepi lubang, dan ketika  jepitan dilepaskan, lompatan dimulai. Ketika berputar tubuhnya condong ke kanan, untuk

(12)

Perilaku ini menghemat energi menjadi lebih efesien sekitar 50% - 60% dan energi otot dikonversikan kedalam energi kinetik. Satu genus dari famili Elaterid ae ada yang bersifat  bioluminescence baik pada larva maupun imagonya. Serangga ini mempunyai traceated fat  body cells dan reflector cells.

Organ ini sel penghasil cahaya, mengontrol pemancaran cahaya oleh pengontrolan suplai udara ke organ-organ tersebut. Ketika berada di tanah, imago biasanya bercahaya pada 2 spots pada pronotum (hijau kekuningan), sedangkan 1 spots ventral pada dasar abdomen (merah) digunakan sebagai landing light. Cahaya yang dihasilkan lebih intens daripada pada fireflies, (kunang-kunang, family Lampyridae). Family Coccinellidae (lady bugs, lady bird  beetles) Larva dan imago biasanya pada dedaunan, serangga dewasa dari banyak spesies melaui musim dingin dalam kelompok yang sangat banyak. Serangga yang bersifat predator, aktif mencari mangsa pada serangga kecil dan bertubuh lunak, misalnya aphids, hal ini sangat  berguna dalam pengendalian.

Contoh klasik dari kontrol biologis dari kumbang coccinellidae adalah diimpornya Rodolia cardinalis dari Australia (1888) untuk mengendalikan cottony cushion scale ( Icerya  purchasi) yang menghancurkan industri jeruk di California. Untuk spesies fitofag, banyak yang menjadi hama kebun yang merusak, seperti Mexican bean beetles. Beberapa spesies ada yang bersifat mycetofagus (pada mildews). Sebagian besar spesies imago yang memakan aphid beragregasi melewati musim dingin, mengikuti sinkronisasi siklus hidup dengan siklus hidup aphid. Untuk pertahanannya, dewasa umumnya berpura-pura mati yang dihubungkan dengan reflex bleeding yang berhubungan dengan pertahanan kimiawi.

- Family Tenebrionidae (darkling beetles)

Famili Tenebrionidae lebih dari 1500 spesies, dengan habitat yang hampir sama dengan Elateridae, yaitu larva di subteranian atau pada kayu yang membusuk, sedangkan imago di tanah atau kayu dan beberapa tertarik pada cahaya. Larva dan imago bersifat fitofag atau mycetofag, larva pada akar, kayu,atau fungi. Sebagian spesies merupakan hama kosmopolitan pada butir padi.

Serangga ini beradaptasi dengan baik pada habitat xeric, dengan hard-bodied, elytra  bersatu, beberapa dengan sayap metathorak tereduksi atau tidak ada sama sekali, dan sistem cryptonephridial berkembang baik. Secara ekologis, kumbang tanah memiliki kemampuan untuk menyimpan air. Kelenjar abdomennya mengeluarkan alomon interspesifik, quinon  berwarna dan baunya tidak enak. Karakteristik posturnya sesuai untuk pertahanan misalnya  pada Eleodes dengan headstand. Serangga ini juga mengsekresikan feromon intraspesifik,

sekresi kimiawi sebagai feromon agregasi. - Family Meloidae (blister beetles)

Larva berkembang pada masa telur belalang, atau beberapa hidup di dalam sarang-sarang lebah liar pada tahapan larvanya, dimana mereka makan telur-telur lebah dan makanan yang disimpan (provisions) di dalam ruangan-ruangan dengan telur-telur.

(13)

Imago pada dedaunan, bersifat fitofag atau tidak makan. Serangga ini mengalami hypermetamorfosis, dengan instar-instar larva yang berlainan dan sangat berbeda bentuknya. Instar larva yang pertama, bertungkai panjang dan aktif, disebut triungulin, berbentuk seperti campodeiform, mencari telur belalang atau sarang lebah kemudian berganti kulit. Pada jenis yang berkembang di sarang lebah biasanya triungulin memanjat pada sebuah bunga dan dirinya ditempelkan pada seekor lebah, sehingga terjadi perpindahan (phoresy), terutama  parasitoid lebah. Pada satu grup, dewasa mempunyai maksila yang termodifikasi (galea),

membentuk tabung penghisap untuk makan pada nektar. - Family Cerambycidae

Larva dan imago bersifat fitofag atau saprofag. Larva pada kayu mati (xylofag),  beberapa merupakan hama hutan minor. Imago ditemukan pada kayu (gelondongan), sering tertarik pada kayu yang segar/baru dipotong, dan pada bunga, banyak yang berambut dan  berfungsi sebagai polinator seperti pada banyak Scarabaeidae. Serangga dewasa

berwarna-warni untuk spesies diurnal sedangkan untuk spesies nocturnal, warna tidak menarik, banyak spesies nocturnal yang tertarik pada cahaya.

- Family Chrysomelidae (leaf beetles)

Larva dan imago bersifat fitofag, banyak anggotanya yang merupakan spesies hama serius (terutama larva). Perilaku satu grup (subfamily Hispinae), mengumpulkan dedaunan. Beberapa serangga dewasa mempunyai kebiasaan mimic fecal pellets.

- Family Curculionidae (weevils, snout beetles)

Famili Curculionidae merupakan famili terbesar dalam Ordo Coleoptera, anggotanya lebih dari 60 ribu spesies. Larva dan imago bersifat fitofag, banyak yang memiliki inang spesifik, dan banyak juga yang merupakan hama penting, seperti cotton boll weevil, rice dan maize weevil, alfalfa weevil, dan lain-lain. Permukaan kumbang membantu pertumbuhan fungi, algae, lichenes, liverworts, mosses, kumbang ini merupakan inang untuk protozoa, rottifers, nematoda dan mites.

D. Peranan Ordo Coleoptera Contoh :

· Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros) menyerang pucuk kelapa, pakis, sagu, kelapa sawit dan lain-lain.

· kutu beras Merusak bahan makanan yang disimpan (tepung kedelai). · kutu gabah menyerang gabah

(14)

BAB III KESIMPULAN

Coleoptera berasal dari bahasa Latin coleos = perisai, pteron = sayap, berarti insekta bersayap  perisai. Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga

yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Ordo Coleoptera memiliki ciri-ciri yaitu :

· Memiliki dua pasang sayap

· Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal).

· Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan. · Mengalami metamorfosis sempurna.

(15)

Sistem Pernapasan pada Ordo Coleoptera

Pada umumnya pernapasan pada insekta adalah sama. Insekta bernapas dengan system trakea yang berupa tabung bercabang yang dilapisi kitin. Oksigen masuk secar a langsung dari trakea ke sel-sel tubuh. Sistem trakea membuka ke bagian luar tubuh melalui spirakel, yaitu pori- pori yang dapat membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara dan membatasi

hilangnya air.

Sistem Pencernaan Pada Ordo Coleoptera

Pada umumnya sistem pencernaan pada Insekta adalah sama. Insekta memiliki system  pencernaan yang lengkap dan organ yang jelas untuk perombakan makanan dan penyerapan zat-zat makanan yaitu mulut, esophagus, lambung, usus, dan anus. Mulutnya digunakan untuk mengunyah.

Sistem Ekskresi Pada Ordo Coleoptera

Sistem pengeluaran insekta berupa tubulus malphigi yang melekat pada bagian posterior saluran pencernaan.

Sistem Sirkulasi pada Ordo Coleoptera

Sistem sirkulasi insekta berupa sistem sirkulasi terbuka dengan organ sebuah jantung  pembuluh yang berfungsi mempompa hemolimfa melalui sinus homosol (rongga tubuh).

Sistem Saraf Pada Ordo Coleoptera

Sistem saraf insekta terdiri dari pasangan tali saraf ventral dengan beberapa ganglia segmental. Beberapa segmen ganglia anterior menyatu membentuk otak yang terletak dekat dengan anten, mata, dan organ indera lain yang terpusat dikepala.

Sistem Reproduksi pada Ordo Coleoptera

Sebagian besar serangga membiak secara seksual, bagian yang lain secara aseksual atau  partenogenetik. Sistem reproduksi jantan berfungsi memproduksi dan menyampaikan atau mengantarkan spermatozoa. Sistem reproduksi betina berfungsi memproduksi dan menyimpan telur, menyimpan spermatozoa, sebagai tempat pembuahan, dan meletakkan telur atau melahirkan larva atau nimfa.

Beberapa jenis Coleoptera memiliki perkembangan paedogenesis. Serangga pradewasa memiliki alat kelamin yang telah matang dan dapat menghasilkan keturunan.

Metamorfosis

Proses perkembangan yang mengubah pradewasa instar pertama menjadi dewasa disebut metamorfosis (metamorphosis), yang arti sebenarnya adalah perubahan bentuk.

Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu ordo:

(16)

1. Neuroptera 2. Lepidoptera 3. Diptera 4. Coleoptera 5. Siphonoptera 6. Hymenoptera

Dalam pengklasifikasian, coleoptera lebih dekat berkerabat dengan Neuropteroidea primitif (Megaloptera, Raphidioptera, dan Neuroptera), dan mirip dengan Orthopteroidea (Dermaptera). Coleoptera terbagi kedalam 4 subordo, yaitu :

e. Achostemata (termasuk Micromalthus), total 3 family f. Myxophaga, total 4 family

g. Adephaga, total 8 family

h. Polyphaga, total kurang lebih 138 family E. Peranan Ordo Coleoptera

· Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros) menyerang pucuk kelapa, pakis, sagu, kelapa sawit dan lain-lain.

· kutu beras Merusak bahan makanan yang disimpan (tepung kedelai). · kutu gabah menyerang gabah

(17)

DAFTAR PUSTAKA - http://www.slideshare.net/unhybubulovers/arthropoda-12743730 - http://ganeshbieterz.blogspot.com/2010/05/insekta. - http://riostones.blogspot.com/2009_08_01_archive.html - http://ekajugakeren.blogspot.com/2011/06/preferensi-dan-kesesuaian-makanan-bagi.html - http://biologigonz.blogspot.com/2010/12/coleoptera-insecta.html - http://biologigonz.blogspot.com/2010/12/orthoptera.html

(18)

- http://ml.scribd.com/doc/95518700/Insekta-Akuatik 

-

Referensi

Dokumen terkait

maka tugas jiwah merima gambaran itu, namun ia tidak akan menerima jenis gambaran lain apabila gambaran pertama yang ia terima belum dilepaskan oleh tubuh. Sebagai

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menghitung besarnya pencadangan dana untuk meminimalkan risiko kredit atau yang disebut CKPN dengan menggunakan metode CreditRisk +

Dewasa ini telah diproduksi agen biologik yaitu Bacillus thuringiensis israelensis (Bti) yang toksik untuk larva Diptera tetapi aman bagi manusia dan bersifat jangka panjang

2. Surat-surat keterangan atau surat-surat lain untuk memperkuat permohonan ini. Apabila permohonan izin ini dikabulkan saya bersedia diperhitungkan dengan hak cuti/cuti tahunan

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Dari hasil penelitian ini nilai yang didapat untuk nilai kestabilan dan kekuatan papan komposit dari limbah batang kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) sudah

Perlindungan Sosial Korban Bencana Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan Gladi Lapang dan Apel Tagana se Provinsi Banten JB: Barang/jasa JP: Jasa Lainnya. 1