• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksistensi Mahkamah Konstitusi Pasca Ama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Eksistensi Mahkamah Konstitusi Pasca Ama"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Eksistensi Mahkamah Konstitusi Pasca Amandemen UUD 1945

Oleh

Ratikawati

8111416049

Fakultas Hukum

(2)

Latar Belakang

Indonesia adalah negara konstitusional, sebagai negara yang memiliki hukum dasar yang mengatur dan mengendalikan seluruh tatanan dari setiap tindakan pemerintah serta masyarakat yang diperintah, hal ini dalam tatanan hukum tatanegara disebut sebagai konstitualisme.

Mengacu kepada konteks Negara modern saat ini, maka kita akan menemukan bahwa setiap Negara didunia sudah dipastikan memiliki konstitusi yang berlaku didalamnya, terlepas dari jenisnya yang tertulis maupun tak tertulis seperti di Inggris misalnya, namun tetap bisa dikatakan sebagai Negara konstitusional. Berkenaan dengan pembentukan konstitusi, maka dalam ciri Negara konstitusional harus memikirkan kepada kesepakatan rakyat yang merupakan obyek sekaligus subyek dalam proses bernegara.

Konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan hal yang penting. Oleh karena itu, bangsa Indonesia sudah memiliki konstitusi sejak kemerdekaan dari UUD 1945, konstitusi RIS, UUDS 1950, sampai UUD 1945 hasil amandemen. Konstitusi negara tidak hanya sekedar teks-teks yang tertuang dalam suatu naskah. Konstitusi diharapkan bisa hidup dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain, konstitusi benar-benar harus ditaati dan dijalankan oleh segenap komponen negara begitu juga dengan presiden sekalipun Presiden adalah penyelenggara Pemerintahan negara tertinggi, Penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi. Dengan demikian, kekuasaan dan tanggung jawab sebagian besar berada di tangan presiden (Concentration of Power and Responsibility upon the President). Namun tetap kekuasaan dan kewenangan presiden tidak bisa melampauhi UUD 1945 yang menjadi konstitusi.

(3)

Rumusan masalah

1. Bagaimana perilaku pemerintah yang melampauhi dan melanggar konstitusi ?

2. Bagaimana usaha dan solusi untuk membatasi kekuasaan pemerintahan, terutama presiden di indonesia ?

Batasan Masalah

Eksistensi MK dalam usaha membatasi kekuasaan pemerintah terkait penyimpangan terhadap konstitusi.

Tujuan

1. Menerangkan mengenai penyimpangan terhadap konstitusi yang dilakukan oleh pemerintah (pada orde lama);

2. Menjelaskan mengenai usaha untuk membatasi kekuasaan pemerintah di Indonesia.

Pembahasan

Pengertian Konstitusi

Konstitusi berasal dari istilah bahasa Latin, yaitu constituo atau constitutum yang bermakna ganda tergantung dari sudut pandang mana kita mengartikannya. Apabila kita memandang secara menyeluruh, konstitusi adalah setiap ketentuan yang ada kaitannya dengan keorganisasian negara yang terdapat dalam UUD. Pengertian itulah yang merupakan pengertian konstitusi secara luas. Artinya, konstitusi merupakan dokumen hukum resmi dengan kedudukan yang sangat istimewa, baik dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi merupakan sesuatu yang istimewa.

(4)

dasar. Beberapa ahli ketatanegaraan yang menyatakan pengertian konstitusi, yaitu sebagai berikut:

a. E. C. S. Wade

Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok cara kerja badan tersebut.

b. Chairul Anwar

Konstitusi adalah fundamental laws tentang pemerintahan suatu negara dan nila-nilai fundamentalnya

c. Sri Soemantri

Konstitusi adalah suatu naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-sendi sistem pemerintahan negara.

Penyimpangan terhadap konstitusi oleh pemerintah

1. Penyimpangan terhadap konstitusi periode UUD 1945 (18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949)

UUD 1945 di sahkan dalam sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, karena ini adalah konstitusi yang pertama diberlakukan setelah Indonesia merdeka, maka sudah wajar terjadi penyimpangan-penyimpangan. Penyimpangan penyimpangan tersebut antara lain : a. Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) berubah fungsi dari yang semula adalah

pembantu presiden, menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut serta dalam penetapan Garis Garis Besar Haluan Negara (GGBHN) berdasarkan Maklumat WaPres No. X yang dikeluarkan pada tangga 16 Oktober 1945.Yang seharusnya, tugas legislatif dilakukan oleh DPR dan tugas menetapkan GGBHN adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR.

(5)

2. Penyimpangan terhadap konstitusi periode Konstitusi RIS (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950)

Konstitusi RIS mulai berlaku sejak 27 Desember 1949, sejak saat itu negara kita bukan negara kesatuan lagi melainkan negara yang bentuk negaranyaserikat atau federasi. Pada saat itu Indonesia dibagi menjadi 16 Negara bagian.

Pada periode berlakunya Konstitusi RIS juga tidak luput dari penyimpangan, berikut adalah beberapa penyimpangan-penyimpangannya :

a. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) berubah menjadi Negara Federasi Republik Indonesia Serikat (RIS). Hal ini sesuai dengan yang diatur dalam konstitusi RIS yang telah disepakati dalam Konferensi Meja Bundar (KMB).

b. Kekuasaan legislatif yang seharusnya dilaksanakan presiden dan DPR dilaksanakan DPR dan Senat.

Karena Indonesia dibagi menjadi beberapa negara bagian, persatuan dan kesatuan Indonesia menjadi goyah.

3. Penyimpangan terhadap konstitusi periode berlakunya UUD S 1950 (17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959)

Perubahan yang terjadi perbedaan dengan UUD 1945 adalah berubahnya sistem kabinet presidensial menjadi sistem kabinet parlementer. Adanya perubahan atau perbedaan itu adalah tidak tercapainya stabilitas politik dan pemerintahan yang akibatnya sering bergantinya kabinet.

4. Penyimpangan terhadap konstitusi periode berlakunya UUD 1945 (5 Juli 1959 - 19 Oktober 1999)

Dalam sejarah bangsa Indonesia pernah mengadakan pemilu di tahun 1955 untuk memilih anggota anggota parlemen (DPR) dan anggota konstituante. Dewan konstituante ini merupakan suatu dewan pemebentuk UUD, dengan kata lain merupakan suatu lembaga penyusun konstitusi.

(6)

Sehingga pada tanggal 5 Juli 1959 keluarlah Dekrit Presiden yang isinya antara lain adalah berlakunya kembali UUD 1945 yang dulu pernah kita gunakan sejak Indonesia merdeka. Di periode ini dapat dibagi menjadi dua masa, masa orde lama dan orde baru.

5. Penyimpangan konstitusi pada masa orde lama

Pemerintahan masa Orde Lama salah satunya dijalankan dengan sistem demokrasi terpimpin. Pelaksanaan demokrasi terpimpin membuat terjadinya berbagai penyimpangan-penyimpangan, yaitu sebagai berikut :

a. Presiden telah mengeluarkan produk legislatif yang pada hakikatnya adalah undang-undang dalam bentuk penetapan presiden tanpa persetujuan DPR.

b. MPRS dengan ketetapan No. I/MPRS/1960 telah mengambil keputusan menetapkan pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul "Penemuan Kembali Revolusi Kita" atau yang lebih dikenal dengan Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) sebagai GBHN yang bersifat tetap.

c. Konsepsi Pancasila berubah menjadi konsepsi Nasakom (nasional, agama dan komunis) d. Presiden membubarkan DPR hasil Pemilu 1955, dan membentuk DPRGR.

e. Presiden membentuk MPRS, dan seluruh anggota MPRS diangkat dan diberhentikan oleh presiden.

f. Presiden diangkat seumur hidup melalui keketapan MPRS Nomor III/MPRS/1963 Akibat dari penyimpangan tersebut adalah tidak berjalannya sistem yang telah diatur di dalam UUD 1945 dan juga telah membuat kondisi politik di Indonesia semakin memburuk, tidak hanya itu keamanan dan keadaan ekonomi di Indonesia juga sangat buruk terutama pada saat pemberontakan G 30-S/PKI.

6. Penyimpangan konstitusi pada masa Orde Baru

Penyimpangan konstitusional dalam kurun waktu ini, antara lain sebagai berikut : 1) Penyelenggaraan negara bersifat otoriter

(7)

Upaya membatasi kekuasaan pemerintah di Indonesia

Undang-Undang Dasar 1945 sebelum diamandemen dinilai memberi kekuasaan kepada presiden secara berlebihan. Pembagian kekuasaan pada lembaga negara kurang proporsional. Presiden menjadi pusat kekuasaan sehingga memungkinkan presiden menguasai segala bidang kelembagaan. Kondisi ini memberikan peluang kepada presiden untuk menyalahgunakan kekuasaan.

Beberapa bagian dalam UUD 1945 hasil amandemen yang menjadi solusi untuk membatasi kekuasaan pemerintah adalah sebagai berikut:

1. Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. 2. Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh

Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat.

3. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. 4. Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang, yang harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam persidangan berikut.

5. Presiden mengangkat duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

6. Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.

7. Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

8. Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lai

(8)

Mahkama konstitusi adalah suatu lembaga yang setelah amandemen dimaksutkan untuk tujuan mengawal dan menjahga agar konstitusi sebagai hukum tertinggi benar-benar dijalankan atau ditegakkan dalam menyelenggakan kehidupan kenegaraan sesuai dengan prinsip-prinsip negara hukum modern.

Pentingnya menjaga konstitusi adalah karena hukum merupakan sistem yang selalu berorientasi kepada tujuan. Hukum dapat diartikan sebagai perangkat aturan yang dapat dituangkan dalam dokumen tertulis yang disebut peraturan perundang-undangan, UUD 1945 Pasal 24C menyebut bahwa:

“Mahkamah konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap UUD Negara Republik Indonesia 1945, memutus sengketa kewenangan lembaganegara yang kewenangannya diberikan oleh UUD Negara Republik Indonesia 1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum”.

Di samping kewenangan diatas, MK mempunyai kewajiban memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Wresiden.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, Jimly. Konstitusi & Kontitusionalisme Indonesia. Jakarta: Konstitusi Press. 2005

Martitah. MAHKAMAH KONSTITUSI : Dari Negative Legislature Ke Positive Legislature. Jakarta: Konstitusi Press. 2013

Lubis, M. Solly. Hukum Tata Negara. Bandung: Mandar Maju. 2008

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil pada siklus I terjadi peningkatan dalam hasil belajar siswa, sebanyak 13 siswa atau sebesar 48,1% sudah termasuk

 Spesifikasi Teknis, wajib dibuat rekanan, Namun rekanan dapat dinyatakan sudah melampirkan spesifikasi teknis apabila spesifikasi teknis setiap hal yang tertera

Mengenai hubungan antara konsentrasi ekstrak batang serai dengan jumlah larva yang mati dihubungkan dengan kisaran waktu, dapat dilihat pada gambar 1 bahwa mortalitas

Dengan distribusi Poisson, peluang tidak ada kejadian yang muncul sampai selang waktu t

Naiknya indeks yang diterima petani lebih dipengaruhi oleh peningkatan subkelompok padi sebesar 3,88 persen sedangkan naiknya indeks yang dibayar dominan dipengaruhi oleh peningkatan

Keunggulannya adalah sebagai berikut: (1) melalui implementasi metode peta pikiran, siswa termotivasi untuk belajar, siswa merasakan terlibat penuh dalam kegiatan

melakukan banyak hal dalam memasarkan Solaris untuk dapat digunakan secara luas baik pada kelas penggunaan workstation "x64" dan ataupun sebagai mesin peladen baik

Metodologi penelitian ini terdiri dari 6 tahapan yaitu penelitian awal, desain sampling, penyusunan dan penyebaran kuesioner, analisis perilaku konsumen roti atau