• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Permintaan Uang Jumlah Uang Bere

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Permintaan Uang Jumlah Uang Bere"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Uang adalah urat syaraf segala hal. Siapa memegang dan menguasai uang, dialah yang memegang kuasa, dan siapa yang memegang kuasa juga menguasai uang. Siapa yang menguasai keduanya akan mudah mendapatkan apa yang diinginkannya, dan mudah melakukan pilihan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Adapun yang dimaksud dengan uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang sah. Untuk dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang sah, uang harus memenuhi tiga fungsi yaitu: sebagai satuan pengukur nilai, sebagai alat tukar dan sebagai penimbun kekayaan.

Permintaan uang menjawab pertanyaan mengapa masyarakat memegang uang dan bukan aset yang lain. Permintaan uang dipengaruhi oleh tiga hal sesuai dengan pendapat J.M.Keynes, yaitu kebutuhan bertransaksi,kebutuhan berjaga - jaga,dan kebutuhan berspekulasi.

Dalam teori moneter penawaran uang mempunyai arti yang sama dengan jumlah uang beredar. Pada zaman standar emas, penawaran uang hanya bisa ditambah dengan jalan menaikkan produksi emas, tapi memproduksi emas memerlukan biaya.

(2)

(atau jumlah uang beredar) semakin banyak, dan ini berarti selanjutnya akan menurunkan harga emas (atau menaikkan harga barang-barang lain). Keadaan sebaliknya akan terjadi kalau harga emas terlalu rendah. Jumlah uang yang beredar ada diluar kekuasaan pemerintah.Setelah sistem standar kertas semakin meluas penggunaannya, keadaan menjadi sangat berbeda, uang yang beredar dapat ditambah sebanyak yang dikehendaki pemerintah dengan biaya yang cukup rendah.Produksi uang kertas adalah monopoli pemerintah dan jumlah uang yang beredar menjadi sepenuhnya pencerminan kehendak pemerintah.

B.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pemintaan uang?

2. Apa yang dimaksud dengan jumlah uang yang beredar ?

3. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi jumlah uang yang beredar ?

C.

TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan permintaan uang dan factor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan jumlah uang yang beredar dan factor-faktor yang mempengaruhinya.

3. Untuk mengetahui apa saja kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat.

D.

MANFAAT

Adapun manfaat yang dapat kita peroleh dari pembuatan makah ini, antara lain :

(3)
(4)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PERMINTAAN UANG

Permintaan uang dalam ilmu ekonomi moneter didefnisikan sebagai jumlah uang yang ingin dipegang oleh masyarakat dan perusahaan secara keseluruhan. Dengan kata lain, permintaan uang adalah total permintaan uang dari seluruh rumah tangga dan perusahaan dalam sebuah perekonomian. Menurut pandangan ekonomi klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar. Karenanya jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat pendapatan. Jika tingkat pendapatan meningkat, permintaan uang meningkat, begitu juga sebaliknya. Jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat bukanlah semata-mata nilai nominalnya, tetapi juga daya belinya, yaitu nilai nominal dibandingkan dengan tingkat harga (real money balances). Karena uang hanya berfungsi sebagai alat tukar, maka uang bersifat netral (money neutrality), dalam arti uang hanya memengaruhi tingkat harga.

1. Teori Keynes

(5)

Selain itu Keynes juga mengatakan bahwa motif transaksi tergantung pada tingkat pendapatan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendapatan (Y), semakin besar keinginan memegang uang tunai untuk bertransaksi (LT). sebaliknya jika, motif transaksi rendah apabila pendapatan juga rendah.

Lalu dengan motif berjaga-jaga (precautionary motive). Menurut Keynes, motif berjaga-jaga merupakan tindakan seseorang yang menyimpan sebagian dari pendapatannya dalam bentuk uang tunai untuk kebutuhan atau pengeluaran yang tidak terduga. Menurut Lipsey, motif berjaga-jaga timbul karena rumah tangga dan perusahaan tidak tidak tahu pasti seberapa jauh tingkat keselarasan pembayaran dan penerimaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa baik permintaan untuk motif transaksi maupun untuk berjaga-jaga merupakan fungsi positif dari pendapatan, yaitu bahwa jumlahnya tergantung kepada tingkat pendapatan masyarakat, yang secara singkat masing-masing dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut.

Keterangan :

M1 = permintaan uang yang dilandasi motif transaksi dan berjaga-jaga.

Mt = permintaan uang dengan motif transaksi

Mp = permintaan uang dengan motif berjaga-jaga

F (Y) = fungsi pendapatan

 Persamaan tersebut dapat digambarkan dalam Kurva 1. M1 = Mt + Mp = f (Y)

(6)

Kurva 1. Permintaan Uang dengan Motif Transaksi dan Berjaga-jaga.

Motif spekulasi (speculative motive) atas permintaan uang, inilah yang membedakan Teori Keynes dan Teori Klasik. Menurut Keynes, seseorang dapat memilih untuk memegang uang tunai atau obligasi yang memberikan penghasilan berupa sejumlah uang tertentu yang disebut bunga pada setiap periode. Menurut Keynes, tingkat bunga merupakan harga yang harus dibayar untuk penggunaan uang yang selanjutnya disebut harga uang. Hubungan antara tingkat bunga dan permintaan uang untuk spekulasi adalah semakin tinggi tingkat bunga dimasa mendatang, semakin rendah permintaan uang untuk spekulasi. Karena naiknya tingkat bunga akan menurunkan harga obligasi sehingga seseorang akan menjual obligasinya dan memegang uang tunai untuk menghindari kerugian akibat turunnya harga obligasi.

(7)

Kurva 2. Permintaan Uang dengan Motif Spekulasi.

2. Teori Kuantitas

Teori Kuantitas dipelopori oleh Irving Fisher, Alfred Marshall, dan Milton Friedman. Inilah teori yang mereka cetuskan tentang permintaan uang.

1) Teori Irving Fisher

Teori ini mendasarkan pada sebuah falsafah, yaitu ekonomi akan selalu berada dalam keadaan penggunaan tenaga kerja penuh (full employment). Irving Fisher merumuskan teorinya dalam persamaan beikut:

Keterangan:

M : jumlah uang beredar

V : tingkat perputaran uang (velocity), yaitu berapa kali suatu mata uang pindah tangan (misalnya untuk transaksi) dari satu orang kepada orang lain dalam suatu periode tertentu

P : harga barang

T : volume barang dalam transaksi

Menurut teori Kuantitas, perubahan uang beredar (M) akan mengakibatkan perubahan harga (P) secara proposional. Artinya naiknya jumlah uang sebanyak dua kali akan menaikkan harga dua

(8)

kali juga. Pandangan tersebut didasarkan pada anggapan (asumsi) berikut:

a) Persamaan MV = PT menganggap unsur (T) tetap karena selalu berada dalam keadaan full employment .

b) Velocity (V) juga dianggap tetap. Velocity hanya akan berubah kalau terjadi perubahan kebiasaan masyarakat dalam melakukan pembayaran

Implikasi dari kedua anggapan ini ialah jumlah uang beredar (M) hanyalah mempengaruhi harga (P) dan pengaruhnya proposional. Uang tidak dapat mempengaruhi ouput riil (Y). Ouput riil ini hanya akan berubah kalau terjadi perubahan dalam jumlah dan kuantitas dari factor-faktor produksi (investasi).

2) Teori Cambridge atau Marshall Equation

Alfred Marshall dari Universitas Cambridge memandang persamaan Irving Fisher dengan sedikit berbeda. Dia tidak menekankan pada pertukaran uang (velocity) dalam suatu periode, tetapi pada bagian dari pendapatan (GNP) yang diwujudkan dalam bentuk uang kas. Teori Marshall dirumuskan dalam persamaan

(9)

3) Teori Modal (Capital Theory) Milton Friedman

Menurt Milton Friedman, uang merupakan salah satu bentuk kekayaan seperti halnya bentuk-bentuk kekayaan yang lain, misalanya surat berharga, tanah, dan keahlian. Bagi seorang pengusaha, uang merupakan barang yang produktif. Apabila uang tersebut dikombinasikan dengan faktor produksi yang lain, pengusaha dapat menghasilkan barang. Dengan demikian, teori permintaan uang dapat pula dipandang sebagai teori tentang modal (Capital Theory).

Friedman memberikan defnisi kekayaan meliputi segala sesuatu yang merupakan sumber pendapatan. Salah satu sumber pendapatan ini berasal dari diri manusia itu sendiri, yaitu keahlian (skill). Milton Friedman ternyata membagi kekayaan dengan lima kategori, yaitu uang, kas obligasi, saham, kekayaan yang berbentuk fsik, dan kekayaan yang berbentuk manusia atau keahlian (skill).

Dipandang dari seorang pemilik kekayaan (bukan pengusaha), teori permintaan uang dapat disamakan dengan teori permintaan akan barang konsumsi, jadi permintaan terhadap uang kas tergantung pada tiga faktor utama, yaitu:

1. Jumlah total kekayaan

2. Harga dan pendapatan dari berbagai alternative bentuk kekayaan 3. Selera dan kesukaan dari pemilik kekayaan

3. Teori Portofolio

Teori permintaan uang yang menekankan peran uang sebagai penyimpan nilai disebut teori portofolio (portfolio theories). Menurut teori ini, orang-orang yag memegang uang sebagai portofolio asset mereka. Uang memberikan kombinasi resiko dan hasil berbeda dibanding aset lain. Biasanya, uang memberikan hasil (nominal) yang aman, sedangkan harga saham obligasi bias naik atau turun. Jadi, beberapa ekonom menyarankan rumah tangga untuk memegang uang sebagai bagian dari portofolio optimal mereka.

(10)

uang seharusnya bergantung pada kekayaan total, karena sangat rendah. Para ekonom mengatakan uang (M1) adalah aset yang didominasi (dominated asets) artinya sebagai penyimpan nilai, uang eksis sepanjang asset-aset lain dalam kondisi lebih baik. Jadi, tidak optimal bagi orang-orang untuk memegang uang sebagai bagian dari portofolio mereka, dan teori portofolio tidak dapat mejelaskan permintaan terhadap bentuk uang yang didominasi ini.

4. Teori transaksi dari permintaan uang

Teori permintaan uang yang menekankan peran uang sebagai media pertukaran disebut teori transaksi (transaction theories). Teori ini menyatakan bahwa uang adalah aset yang didominasi dan menekankan bahwa orang memegang uang, tidak seperti aset-aset lainnya, untuk melakukan pembelian. Teori ini menjelaskan mengapa orang memegang ukuran uang yang sempit, seperti mata uang dan rekening cek, sebagai lawan dari memegang aset yang mendominasinya, seperti rekening tabungan atau treasury bills.

(11)

Anda telah memahami motif-motif permintaan uang, lantas

Selera masyarakat akan memengaruhi permintaan uang. Misalnya, peningkatan selera masyarakat terhadap barang-barang impor yang mahal akan meningkatkan permintaan terhadap uang kas untuk tujuan transaksi.

b. Kekayaan dari Masyarakat

Apabila suatu masyarakat semakin kaya, maka permintaan terhadap uang cenderung meningkat. Namun, tidak selalu bahwa kenaikan kekayaan yang cukup besar akan secara otomatis meningkatkan permintaan uang kas. Mungkin, ada sebagian yang diwujudkan dalam bentuk tabungan atau surat berharga jangka pendek.

c. Tersedianya Fasilitas Kredit

Dengan makin banyak serta mudahnya fasilitas kredit seperti kartu kredit dan pembayaran angsuran maka permintaan uang kas semakin kecil.

d. Kepastian tentang Pendapatan yang Diharapkan

Apabila masyarakat memiliki kepastian tentang pendapatan yang diharapkan di masa mendatang maka permintaan uang cenderung turun. Sebaliknya, apabila masyarakat tidak yakin bahwa pendapatan yang diharapkan kemungkinan tidak menjadi kenyataan maka permintaan uang kas cenderung naik.

e. Harapan tentang Harga

Apabila masyarakat menganggap bahwa di kemudian hari harga-harga barang dan jasa akan turun mereka akan cenderung menahan uang kas dan menunda pembelian barang. Sebaliknya, apabila diperkirakan harga akan naik, permintaan uang oleh masyarakat cenderung turun.

(12)
(13)

B. JUMLAH UANG YANG BEREDAR

(14)

ditambah komponen-komponen lainnya terutama sertiftikat deposito. Uang beredar dalam artian luas disebut juga dengan uang kuasi (quasy money).

Di dalam konteks perekonomian negara maju seperti USA, China, dll defnisi jumlah uang yang beredar memiliki perbedaan dengan defnisi dalam konteks perekonomian negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Namun setidak-tidaknya ada dua defnisi jumlah beredar yang banyak dipakai, baik di negara maju maupun NSB. Kedua defnisi tersebut di susun berdasarkan dua digunakan untuk menghitung jumlah uang yang beredar dalam arti sempit yaitu M1. Di Indonesia yang tercakup dalam M1 adalah uang kartal dan uang giral.

b. Pendekatan Likuiditas (Liquidity Approach)

Pendekatan likuiditas mendefnisikan jumlah uang beredar adalah jumlah uang untuk keperluan kebutuhan transaksi di tambah uang kuasi. Pertimbangannya adalah sekalipun uang kuasi merupakan asset fnancial yang kurang likuid dibanding uang kertas, uang logam dan rekening giro, tetapi sangat mudah di ubah menjadi uang yang dapat di gunakan untuk kebutuhan transaksi. Dalam praktek, pendekatan ini digunakan untuk menghitung jumlah uang beredar dalam arti luas (broad Money), yaitu M2 yang terdiri atas M1 ditambah uang kuasi. Uang kuasi terdiri atas simpanan berjangka dan tabungan penduduk pada bank umum.

Dari penjelasan diatas mari kita kenali uang beredar melalui artinya secara sempit, luas, dan melalui uang inti.

1. Jumlah Uang Beredar Dalam Arti Sempit/ Narrow

(15)

Telah dikatakan bahwa M1 terdiri atas uang kartal dan uang

giral. Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam. Uang

kertas dan uang logam yang dihitung sebagai uang kartal adalah

yang secara hukum ditetapkan masih berlaku, namun berada di

KPKN ( Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara ) juga yang ada

pada bank umum, tidak dihitung sebagai jumlah uang beredar.

a. Uang Kartal

Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam yang memiliki nilai nominal. Uang kertas dan uang logam digunakan untuk transaksi sehari-hari. Umumnya uang kartal di gunakan untuk transaksi yang nilai nya tidak terlalu besar. Jika nilai transaksinya besar, misalnya mencapai ratusan juta rupiah atau lebih, umumnya pihak-pihak yang bertransaksi lebih menyukai penggunaan rekening giro.

Uang beredar secara sempit (M1) adalah seluruh uang kartal (K) dan uang giral (G) yang tersedia digunakan masyarakat. Uang beredar ini dikenal dengan Istilah narrow money dan dituliskan dalam persamaan berikut:

M

1

= K + G

Uang Kertas

Sampai saat ini, nilai nominal pecahan uang kertas rupiah yang

berlaku di Indonesia adalah Rp1.000,00; Rp2.000,00; Rp 5.000,00;

Rp10.000,00; Rp20.000,00; Rp50.000,00; dan Rp100.000,00; tujuan

penyediaan uang kertas adalah untuk memenuhi kebutuhan

transaksi sehari-hari.

(16)

Fungsi uang logam adalah sama dengan uang kertas, tetapi nilai

nominal pecahan uang logam pada umumnya lebih kecil bahkan

jauh lebih kecil dibandingkan uang kertas

b. Uang Giral

Uang Giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan

berjangka, dan tabungan dalam rupiah yang sudah jatuh tempo,

yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah

pada system moneter. Dari defnisi itu dapat dikatakan simpanan

dalam bentuk mata uang rupiah dan mata uang asing merupakan

komponen yang perlu di perhatikan.

2. Jumlah Uang Beredar Dalam Arti Luas/ Broad Money

(M2)

Jumlah uang beredar dalam arti luas M2 adalah M1 ditambah dengan uang kuasi, yang di Indonesia adalah deposito berjangka. Defnisi yang agak luas adalah M2 merupakan penjumlahan dari M1 dengan deposito berjangka (time defosit) dan tabungan (saving deposit). Pengertian uang beredar secara luas mencakup uang kartal, uang giral, serta deposito dan tabungan masyarakat dibank. Deposito berjangja dan tabungan disebut dengan Istilah quasi money atau near money, yaitu sesuatu yang mendekati ciri dari uang. Secara sistematis pengertian uang beredar dapat disederhanakan menjadi persamaan berikut:

M2 = K + G + Uang Kuasi atau M2 = M1 + Uang Kuasi

(17)

seuai kebutuhan. Berubahnya simpanan menjadi uang tunai menyebabkan jumlah uang beredar bertambah.

3. Uang Inti (reserve money)

Uang Inti atau reserve money merupakan inti dari penciptaan uang kartal dan uang giral. Jadi, tanpa uang inti maka tidak akan ada uang kartal maupun uang giral. Lalu, bagaimana cara menetukan uang inti dalam masyarakat? Uang inti dapat didefnisikan sebagai berikut:

a) Saldo rekening koran (giro) milik bank-bank umum atau masyarakat pada Bank Indonesia (R),

b) Uang tunai yang dipegang bank-bank umum dan masyarakat (K).

Divinisi ini kita dapat sederhanakan kedalam persamaan berikut:

H = K + R

Faktor-faktor yang mempengaruhi Jumlah Uang Beredar

Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa dasar terciptanya uang beredar adalah karena adanya uang inti atau uang primer. Dengan demikian, besarnya uang beredar ini sangat dipengaruhi oleh besarnya uang inti yang tersedia. Sedangkan besarnya uang inti ini dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: (Boediono, 1993, hal:97)

1. Keadaan neraca pembayaran (surplus atau defsit))

Apabila neraca pembayaran mengalami surplus, berarti ada devisa yang masuk ke dalam negara, hal ini berarti ada penambahan jumlah uang beredar. Demikian pula sebaliknya, jika neraca pembayaran mengalami defsit, berarti ada pengurangan terhadap devisa negara. Hal ini berari ada pengurangan terhadap jumlah uang beredar.

2. Keadaan APBN (surplus atau defsit))

(18)

APBN negara mengalami surplus, maka sebagian uang beredar masuk ke dalam kas negara. Sehingga jumlah uang beredar semakin kecil.

3. Perubahan kredit langsung Bank Indonesia)

Sebagai penguasa moneter, Bank Indonesia tidak saja dapat memberikan kredit kepada bank-bank umum, tetapi BI juga dapat memberikan kredit langsung kepada lembaga-lembaga pemerintah yang lain seperti Pertamina, dan badan usaha milik negara (BUMN) lainnya. Perubahan besarnya kredit langsung ini akan berpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah uang beredar.

4. Perubahan kredit likuiditas Bank Indonesia.

Sebagai banker’s bank, BI dapat memberikan kredit likuiditas kepada bank-bank umum. Sebagai contoh, ketika terjadi krisis ekonomi sejak tahun 1997 lalu, BI memberikan kredit likuiditas dalam rangka mengatasi krisis likuiditas bank-bank umum, yang jumlahnya mencapai ratusan trilyun rupiah. Hal ini berdampak pada melonjaknya jumlah uang beredar.

Di samping itu, adanya pinjaman luar negeri, kebijakan tarif pajak, juga dapat mempengaruhi besar kecilnya jumlah uang beredar.

Hubungan jumlah uang beredar dengan laju infasi

Uang bukan saja mempengaruhi lalu lintas pertukaran, tetapi sering pula mengganggu. Perputaran uang yang tidak sehat menimbulkan pengaruh yang dapat merusak kakulasi-kalkulasi ekonomis. Cara uang berpengaruh atas setor barang yang dinyatakan dengan teori kuantitas. Teori tersebut pertama-tama menggunakan asumsi bahwa jumlah uang omset total berupa uang sama dengan jumlah omset barang – barang total. Hal tersebut adalah logis, karena pada setiap transaksi nilai uang dan nilai barang- barang yang ditukarkan satu sama lain per satu sama lain.

Dimana,

M = Jumlah Uang

(19)

V = Kecepatan Peredaran Uang P = Tingkat Harga

T = Jumlah Barang-barang yang tersedia.

MV = Jumlah uang efektif, maksudnya jumlah uang yang benar-benar beredar

Sehingga rumus menjadi:

Dimana,

M’ = Uang Giral

V’ = Kecepatan beredar uang giral

Andaikata uang tidak mempengaruhi sektor barang maka uang tersebut dinamakan netral maka terjadilah yang dinamakan keseimbangan moneter. Keadaan keseimbangan moneter demikian dicapai pada MV yang tidak berubah. Dan apabila kecepatan uang beredar yang sangat cepat (V) dan Jumlah uang yang beredar sangat besar maka berdasarkan persamaan diatas akan menigkatkan pula permintaan masyarakat akan barang-barang, sehingga secara tidak langsung harga barang tersebut meningkat. Sehingga timbul apa yang dinamakan infasi. Mengingat persamaan diatas adalah berbanding lurus satu sama lain. Di samping itu menurut pendapat teori moneter, bahwa jumlah uang ingin dipegang berkaitan erat dengan tingkat pendapatan mereka. Jadi apabila suplai uang bertambah lebih cepat dibandingkan dengan pendapatan, maka orang akan membelanjakan bagian (pendapatan) yang “tidak diingikan” itu. Hal tersebut akan mengakibatkan infasi. (Winardi, 1995 : 334)

(20)

C. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MEMPENGARUHI

JUMLAH UANG BEREDAR

Tabel Uang Beredar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Trilliun Rp)

Secara garis besar terdapat dua jenis kebijakan yang dilakukan pemerintah (Bank Indonesia dan Departemen Keuangan) dalam mengendalikan jumlah uang beredar, yaitu:

Kebijakan Moneter ( Monetary Policy )

(21)

melalui manajemen jumlah uang beredar, kebijakan moneter dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Kebijakan moneter kuantitatif / Quantitative Control Policy , yang

meliputi:

a. Poltik Pasar Terbuka ( Open Market Operation )

BI mengendalikan jumlah uang beredar dengan cara jual beli surat-surat berharga. BI mempunyai instrumen yaitu Sertifkat Bank Indonesia (SBI). Apabila jumlah uang beredar dalam masyarakat terlalu besar, maka BI dapat menjual SBI kepada masyarakat (bank-bank umum). Apabila (bank-bank umum membeli SBI artinya ada uang yang tersedot ke pemerintah (BI), yang berarti jumlah uang beredar berkurang.

b. Politik Diskonto dan bunga pinjaman ( Rediscount Rate Policy ) BI dapat membeli surat-surat berharga bank-bank umum yang tingkat likuiditasnya tinggi, dengan tingkat diskonto yang telah ditetapkan oleh BI. BI juga bisa memberikan pinjaman kepada bank-bank umum, yang artinya terjadi penambahan jumlah uang beredar. BI dapat juga menaikkan bunga pinjaman kepada bank-bank umum, maka bank-bank umum akan mengurangi jumlah requirement. Apabila Bank Indonesia menaikkan tingkat cadangan minimal bank-bank umum, katakanlah dari 10% menjadi 15%, maka hal ini akan mengurangi jumlah uang beredar, karena semakin besarnya modal bank-bank umum yang harus disimpan di BI.

2. Kebijakan moneter kualitatif / Qualitative Control Policy , yang

meliputi:

(22)

Dengan kebijaksanaan ini dimaksudkan agar masyarakat tidak tertarik pada obligasi pemerintah, sehingga diharapkan masyarakat mau membeli/menjual obligasi tersebut.

b. Pembujukan moral ( Direct Actions )

Bank sentral mengadakan pertemuan langsung dengan pimpinan bank-bank umum untuk meminta langkah-langkah tertentu dalam rangka membantu kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah. Melalui pembujukan moral ini, bank sentral dapat meminta bank-bank umum untuk menambah atau mengurangi pinjaman di semua sektor atau hanya di sektor-sektor tertentu saja. Ataupun membuat perubahan - perubahan tingkat bunga yang mereka tetapkan.

Kebijakan Fiskal ( Fiscal Policy )

Kebijakan ini juga dapat mempengaruhi jumlah uang beredar, yaitu melalui pajak ( tax ). Apabila pemerintah, dalam hal ini Departemen Keuangan, memperluas objek pajak, berarti akan lebih banyak uang yang tersedot ke pemerintah. Dalam hal ini berarti jumlah uang beredar menjadi berkurang. Demikian pula misalnya ketika pemerintah menaikkan pajak kendaraan bermotor pada tahun 1999 sebesar kurang lebih 100%, hal ini berarti terjadi

(23)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tidak ada subjek lain di bidang ekonomi telah dipelajari lagi atau lebih intensif daripada masalah uang. Teori permintaan uang sebenarnya dapat dijelaskan dengan menggunakan teori tentang alokasi uang sumber-sumber ekonomi sifatnya terbatas. Pada prinsipnya, dengan sumber ekonomi yang terbatas, manusia haruslah memilih alokaasi yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya (prinsip ekonomi). Apa bila mereka ingin memperbanyak konsumsinya misanya, maka jumlah kekayaan (yang terdiri pendapatan dan kekayaan lainnya) akan semakin kecil.

Hasilnya adalah jumlah uang beredar sangat berpengaruh besar pada perekonomian dan peningkatan jumlah uang beredar dalam jangka panjang atau jangka pendek sangat mepengaruhi perekonomian secara langsung dan kebijakan moneter pemerintah yang dapat menstabilkan jumlah uang beredar untuk menjaga perekonomian agar tetap berjalan baik.

B. SARAN

Adapun saran-saran yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. BI harus dapat memperhatikan perkembangan nilai tukar, karena perubahan nilai tukar dapat menyerap hampir Rp 1 milyar. BI harus dapat memperkirakan kapan BI mengintervensi nilai tukar, untuk mencegah agar kemerosotan rupiah tidak terlalu parah. BI juga harus membatasi perdagangan rupiah untuk spekulasi

(24)

3. Bank Sentral harus lebih optimal lagi dalam melakukan monitoring dan intervensi terhadap pengendalian tingkat suku bunga.

DAFTAR PUSTAKA

http://widi007.blogspot.com/2013/02/makalah-jumlah-uang-beredar.html , Di akses pada 18 April 2015.

http://m4hasiswakupu2.blogspot.com/2013/06/jumlah-uang-yang-beredar.html, , Di akses pada 18 April 2015.

http://peaunsri.blogspot.com/2014/03/permintaan-dan-penawaran-uang.html, Di akses pada 18 April 2015.

http://thawonk.blogspot.com/2014/11/makalah-teori-penawaran-uang-kelompok-3.html, , Di akses pada 18 April 2015.

http://bangseko.blogspot.com/2014/11/permintaan-uang-dan-penawaran-uang.html, , Di akses pada 18 April 2015.

http://ahmadalsana.blogspot.com/2014/01/teori-permintaan-dan-penawaran-uang.html, , Di akses pada 18 April 2015.

http://agustalo.blogspot.com/2012/04/permintaan-dan-penawaran-uang.html, Di akses pada 18 April 2015.

http://skoleksi.blogspot.com/2013/05/penawaran-uang-jumlah-uang-beredar.html, Di akses pada 18 April 2015.

https://avychapy.wordpress.com/about/materi-e-mon/teori-jumlah-uang-beredar/, Di akses pada 18 April 2015.

http://riyandari.blogspot.com/2010/05/jumlah-uang-beredar-yang-dimaksud.html, Di akses pada 18 April 2015.

http://pducomunity.blogspot.com/2011/05/ekonomi-moneter-permintaan-terhadap.html, Di akses pada 19 April

2015.

Gambar

Tabel Uang Beredar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Trilliun Rp)

Referensi

Dokumen terkait

Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli transaksi sehari- hari.. Indonesia menurut undang-undang Bank

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL RIIL DI INDONESIA..

Dalam penelitian ini untuk menganalisis PDB, tingkat bunga, nilai tukar uang, inflasi, investasi, pengeluaran pemerintah terhadap Uang Giral maka digunakan metode Error

Jumlah Uang Kartal Beredar, Transaksi APMK, Transaksi Kliring, Suku Bunga

Dalam penelitian ini untuk menganalisis PDB, tingkat bunga, nilai tukar uang, inflasi, investasi, pengeluaran pemerintah terhadap Uang Giral maka digunakan metode Error

Jadi, pertukaran antara nilai uang tunai dengan nilai uang elektronik (e-money) harus sama jumlahnya (tamatsul) baik kualitas maupun kuantitasnya, jika tidak, maka

Maka dapat diasumsikan bahwa perubahan pada nilai perputaran uang ini akan mempengaruhi permintaan Uang Elektronik, dikarenakan permintaan uang kartal yang

Jadi pada hakikatnya, uang elektronik adalah uang tunai tanpa fisik cashless money yang nilainya didasarkan atas uang fisik yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit,