• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN VII

TEORI JUMLAH UANG

BEREDAR

(2)

PENGERTIAN

• Uang dalam Arti Sempit (narrow money): daya beli

yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran

atau dapat diperluas mencakup alat-alat pembayaran

yang mendekati “uang” (deposito berjangka dan

tabungan).

• Narrow Money biasanya dinotasikandengan M

1

M

1

= C + D

(3)

PENGERTIAN

• Uang beredar dalam arti luas (Broad Money)  M2 didefinisikan sebagai M1 ditambah dengan deposito berjangka dan tabungan milik masyarakat pada bank-bank.

M2 = M1 + TD + SD

Dimana:

TD = Time deposits (deposito berjangka) SD = Savings Deposits (Saldo Tabungan)

• Uang dalam arti lebih luas lagi (M3) yang mencakup semua TD dan SD, besar kecil, rupiah atau dollar

milik penduduk pada bank atau lembaga keuangan non bank (uang kuasi)

(4)

BANK SEBAGAI PENCIPTA UANG

Otoritas moneter mempunyai peran utama

sebagai sumber awal dari terciptanya uang

beredar.

Otoritas moneter merupakan sumber

“penawaran” uang kartal (C) untuk memenuhi

“permintaan” akan uang tersebut dari

(5)

BANK SEBAGAI PENCIPTA UANG

• Uang kartal dan cadangan bank merupakan sumber bagi terciptanya unsur dari uang beredar yang disebut dengan “uang inti” atau “uang primer” (Primary Money).

B = C + R

Dimana: B = uang primer

• Lembaga keuangan yang terdiri dari bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan non bank lainnya (kantor pos giro, lembaga investasi, perusahaan asuransi, dll) sebagai sumber penawaran uang giral (DD), deposito berjangka (TD), simpanan tabungan (SD) dan aktiva-aktiva keuangan lain yang diminta masyarakat yang disebut sebagai “uang sekunder”

(6)

CONTOH KASUS

• Tuan X, seorang pengusaha mebel, memiliki

stok meja kantor senilai Rp. 100.000,- (sebagai

penyederhanaan: merupakan satu-satunya

modal). Neraca Tuan X yang menggambarkan

hal ini adalah:

Tuan X

(7)

CONTOH KASUS

• Kemudian pemerintah (negara) membeli seluruh stok meja Tuan X tersebut untuk keperluan negara dengan cara mencetak uang baru senilai meja

tersebut (100.000). Setelah terjadi transaksi, maka neraca Tuan X dan pemerintah adalah sebagai

berikut:

Pemerintah

Meja 100.000 Uang Tunai 100.000

Tuan X

(8)

CONTOH KASUS

• Seandainya Tuan X memutuskan untuk tidak

memegang seluruh kekayaannnya dalam bentuk

uang tunai, misalnya: 25.000 untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari, 50.000 disimpan dalam

bentuk rekening koran, dan sisanya 25.000

disimpan dalam bentuk deposito berjangka

dengan memperoleh imbalan bunga 18% per

tahun. Transaksi ini akan tercatat dalam neraca

Tuan X dan neraca bank sebagi berikut:

(9)

CONTOH KASUS

Tuan X Uang Tunai 25.000 Rekening koran 50.000 Deposito berjangka 25.000 100.000 Modal 100.000 100.000 Bank Uang Tunai 75.000 75.000 Rekening koran 50.000 (Tuan X) Deposito berjangka 25.000 (Tuan X) 75.000

(10)

CONTOH KASUS

Uang beredar yang tercipta:

• Sebelum Tuan X mengambil keputusan untuk

menyimpan sebagian uangnya di bank, maka JUB adalah 100.000 (dalam bentuk uang kartal)

• Setelah Tuan X menyimpan sebagian uangnya di bank, maka JUB (M1) adalah sebagai berikut:

Uang kartal 25.000

Saldo Rekening koran masyarakat 50.000

(11)

CONTOH KASUS

• Kemudian bank sentral menetapkan cadangan/reserve

bank sebesar 15% dari nilai total saldo rekening koran dan deposito berjangka yang dimiliki nasabah.

• Uang tunai yang dipegang bank untuk menjamin saldo DD dan TD adalah: 15% x 75.000 = 11.250

• Sisa uang tunai (75.000 - 11.250 = 63.750) bisa digunakan bank untuk usaha-usaha lain yang dapat memberikan

penghasilan kepada bank (memberikan pinjaman/kredit kepada masyarakat, misalnya kepada Tuan Y)

• Dengan demikian telah terjadi transaksi yang baru dan dapat dicatat sebagai berikut:

(12)

CONTOH KASUS

Tuan X Uang Tunai 25.000 Rekening koran 50.000 Deposito berjangka 25.000 100.000 Modal 100.000 100.000 Bank

Uang Tunai 75.000 Rekening koran 50.000

(13)

CONTOH KASUS

Tuan Y

Uang Tunai 63.750 Bank 63.750

Uang Beredar yang tercipta: - JUB dalam arti sempit (M1):

Uang Kartal:

Pada Tuan X 25.000

Pada Tuan Y 63.750 88.750

Rekening Koran (Tuan X) 50.000

(14)

TEORI PENAWARAN UANG

• Teori Penawaran uang tanpa bank

• Teori penawaran uang modern

(15)

PENAWARAN UANG TANPA BANK

• Teori ini menganggap seakan-akan perbankan tidak ada, kalau ada tidak mempunyai pengaruh terhadap proses penciptaan uang.

• Teori yang paling sederhana adalah gambaran dari sistem standart emas, dimana emas adalah satu-satunya alat pembayaran.

• JUB naik-turun sesuai dengan tersedianya emas di masyarakat

• Jumlah uang (emas) dapat turun apabila emas dikirim ke luar negeri untuk menutup defisit neraca pembayaran (impor), industri-industri yang menggunakan emas

dalam proses produksinya menyedot emas yang ada. • JUB (emas) naik apabila ada surplus neraca

(16)

PENAWARAN UANG TANPA BANK

• Uang beredar benar-benar ditentukan oleh proses

pasar, sedangkan pemerintah, bank sentral atau

perbankan tidak mempunyai pengaruh terhadap

besarnya uang beredar.

• Contoh sederhana, suatu perekonomian tertutup

yang menggunakan emas untuk alat

pembayarannya. Dalam hal ini uang hanya akan

bertambah apabila orang memproduksi emas

(17)

TEORI PENAWARAN MODERN

• Dalam perekonomian modern digunakan sistem

standart kertas dan sebagai sumber terciptanya

uang beredar adalah otorita moneter (pemerintah

dan bank sentral) dan lembaga keuangan.

• Otorita moneter sebagai sumber penawaran uang

inti dan lembaga keuangan sebagai sumber

penawaran uang sekunder

• JUB merupakan proses pasar, artinya hasil

interaksi anatara permintaan dan penawaran, dan

bukan ahanya pencetakan uang atau merupakan

keputusan pemerintah saja.

(18)

TEORI PENAWARAN MODERN

• Apabila suatu waktu permintaan uang inti tidak

sesuai dengan penawaran uang inti, maka para

pelaku dalam pasar uang masing-masing akan

melakukan “penyesuaian” berupa

tindakan-tindakan (mengubah struktur/komposisi dari

kekayaan) di sub-pasar uang inti sehingga terjadi

keseimbangan antara permintaan dan penawaran.

Demikian juga jika terjadi ketidakseimbangan di

(19)

TEORI PENAWARAN MODERN

• Sebagai contoh, ketika pasar dalam posisi

keseimbangan, pemerintah penambah penawaran uang inti kepada masyarakat (ada kenaikan gaji pegawai).

• Pertama: tambahan uang inti akan diterima masyarakat sebagai tambahan uang tunai (kartal). Hal ini dapat

mengganggu keseimbangan karena masyarakat akan merasa terlalu banyak memegang uang tunai.

• Misalkan tindakan penyesuaian yang dilakukan masyarakat adalah dengan menyimpan kelebihan tersebut dalam rekening giro, maka berarti bahwa cadangan bank menjadi lebih besar.

(20)

TEORI PENAWARAN MODERN

• Bank pada gilirannya merasa kelebihan cadangan

(uang tunai), dan bank mungkin akan

menanamkan kelebihan cadangan tersebut

dengan membeli SBI

• Dalam transaksi tersebut, bank menerima SBI dan

BI menerima uang tunai

• Kesimpulan: tambahan uang inti oleh pemerintah,

kembali ke BI sebagai otorita moneter.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan variabel Cadangan Devisa dan Tingkat Suku Bunga, secara bersam-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Jumlah Uang Beredar

Penjelasan lain dari teori implication for money creation yang menyatakan dalam rumus M x V = P x Y dari rumus ini sudah bisa dibuktikan bahwa M (jumlah uang beredar) akan

Dengan output (Y) ditentukan oleh supply faktor dan teknologi, saat Bank Sentral mengubah jumlah uang beredar (M) dan menyebabkan perubahan proporsional terhadap nilai output

Pengaruh kedua variabel ini dapat diartikan bahwa semakin besar volume penggunaan e-money dan jumlah uang yang beredar akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Hasil Estimasi ECM Pengaruh Pembayaran Non Tunai terhadap Jumlah Uang Beredar dalam Arti Sempit (M1-Narrow Money) yang Signifikan ... Hasil Estimasi ECM Pengaruh

Secara garis besar, sisi pasiva kewajiban neraca otoritas moneter memuat komponen-komponen uang primer, yang terdiri dari i uang kartal yang beredar di masyarakat maupun uang kartal

Pengaruh Jumlah Uang Beredar X1, Suku Bunga Bank Indonesia X2, dan Neraca Transaksi Berjalan X3, terhadap Nilai Tukar Rupiah Per-Dolar Amerika Y1 Hasil Uji: Sesuai hasil output

Skripsi dengan judul “Pengaruh Jumlah Uang Beredar JUB, Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS, dan Jakarta Islamic Index JII terhadap Nilai Aktiva Bersih NAB Reksadana Syariah Periode