• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 TEORI JUMLAH UANG BEREDAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB 5 TEORI JUMLAH UANG BEREDAR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

T

EORI

J

UMLAH

U

ANG

B

EREDAR

Setelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:

1.

Menjelaskan tentang definisi jumlah uang beredar

2.

Menjelaskan tentang lembaga-lembaga aau pihak terkait dalam penciptaan uang beredar

3. Menjelaskan tentang teori-teori penawaran uang atau jumlah uang beredar

Deskripsi Singkat:

Paba bab 5: Teori Jumlah Uang Beredar, membahas tentang definisi jumlah uang beredar dan erkembangannya, penciptaan uang beredar, dan teori-teori tentang jumlah uang beredar atau penawaran uang.

(2)

5.1. Konsep dan Pengertian

Jumlah uang beredar adalah uang yang berada di tangan masyarakat. Namun definisi ini terus berkembang, seiring dengan perkembangan perekonomian suatu negara. Cakupan definisi jumlah uang beredar di negara maju umumnya lebih luas dan kompleks dibandingkan negara sedang berkembang (NSB).

Pengertian paling sempit atau biasa dikenal dengan istilah narrow money

adalah daya beli yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran atau dapat diperluas mencakup alat-alat pembayaran yang mendekati “uang” (deposito berjangka dan tabungan). Narrow money yang biasanya disimbolkan dengan M1 terdiri dari uang tunai/kartal (currency) dan uang giral (Demand Deposit). Uang kartal merupakan uang kertas dan uang logam yang ada di tangan masyarakat umum, sedangkan uang giral mencakup saldo rekening koran/giro milik masyarakat umum yang disimpan di bank.

M1 = C + D

Dimana:

C = Currency (uang kartal: kertas dan logam)

D = Demand Deposits (uang giral: rekening koran/giro)

Pengertian uang beredar dalam arti lebih luas (Broad Money) adalah M1 ditambah dengan deposito berjangka dan tabungan milik masyarakat pada bank-bank.

M2 = M1 + TD + SD

Dimana:

TD = Time deposits (deposito berjangka) SD = Savings Deposits (Saldo Tabungan)

Definisi uang beredar yang lebih luas lagi adalah M3 yang mencakup semua TD dan SD, besar kecil, rupiah atau dollar milik penduduk pada bank atau lembaga keuangan non bank (uang kuasi)

M3 = M1 + QM

Dimana: QM = uang kuasi

(3)

5.2. Bank sebagai Pencipta Uang

Otorita moneter mempunyai peran utama sebagai sumber awal dari terciptanya uang beredar. Kelompok pelaku ini merupakan sumber ”penawaran” uang kartal untuk memenuhi permintaan akan uang tersebut dari masyarakat dan sumber ”penawaran” uang yang dibutuhkan oleh lembaga-lembaga keuangan, yang disebut cadangan bank (bank reserve). Uang kartal dan cadangan bank merupakan sumber bagi terciptanya unsur dari uang beredar yang disebut dengan “uang inti” atau “uang primer” (Primary Money).

B = C + R

Dimana: B = uang primer

Lembaga keuangan yang terdiri dari bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan non bank lainnya (kantor pos giro, lembaga investasi, perusahaan asuransi, dll) sebagai sumber penawaran uang giral (DD), deposito berjangka (TD), simpanan tabungan (SD) dan aktiva-aktiva keuangan lain yang diminta masyarakat yang disebut sebagai “uang sekunder”.

Contoh Kasus

a. Tuan X, seorang pengusaha mebel, memiliki stok meja kantor senilai Rp. 100.000,- (sebagai penyederhanaan: merupakan satu-satunya modal). Neraca Tuan X yang menggambarkan hal ini adalah:

Tuan X

Meja 100.000 Modal 100.000

b. Kemudian pemerintah (negara) membeli seluruh stok meja Tuan X tersebut untuk keperluan negara dengan cara mencetak uang baru senilai meja tersebut (100.000). Setelah terjadi transaksi, maka neraca Tuan X dan pemerintah adalah sebagai berikut:

Tuan X

Uang Tunai 100.000 Modal 100.000

Pemerintah

(4)

c. Seandainya Tuan X memutuskan untuk tidak memegang seluruh kekayaannnya dalam bentuk uang tunai, misalnya: 25.000 untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, 50.000 disimpan dalam bentuk rekening koran, dan sisanya 25.000 disimpan dalam bentuk deposito berjangka dengan memperoleh imbalan bunga 18% per tahun. Transaksi ini akan tercatat dalam neraca Tuan X dan neraca bank sebagi berikut: uangnya di bank, maka JUB adalah 100.000 (dalam bentuk uang kartal)  Setelah Tuan X menyimpan sebagian uangnya di bank, maka JUB (M1)

adalah sebagai berikut:

Uang kartal 25.000

Saldo Rekening koran masyarakat 50.000

Jumlah M1 75.000

 Sedangkan uang beredar dalam arti luas (M2) adalah M1 plus TD = 75.000 + 25.000 = 100.000

(5)

Sisa uang tunai (75.000 - 11.250 = 63.750) bisa digunakan bank untuk usaha-usaha lain yang dapat memberikan penghasilan kepada bank (memberikan pinjaman/kredit kepada masyarakat, misalnya kepada Tuan Y)

Dengan demikian telah terjadi transaksi yang baru dan dapat dicatat sebagai

berikut:

Tuan X

Uang Tunai 25.000 Rekening koran 50.000 Deposito berjangka 25.000 100.000

Modal 100.000

100.000

Bank

Uang Tunai 75.000

75.000

Rekening koran 50.000 (Tuan X)

Deposito berjangka 25.000 (Tuan X)

75.000

Tuan Y

Uang Tunai 63.750 Bank 63.750

Uang Beredar yang tercipta:

- JUB dalam arti sempit (M1): Uang Kartal:

Pada Tuan X 25.000

Pada Tuan Y 63.750

88.750

Rekening Koran (Tuan X) 50.000

Jumlah M1 138.750

(6)

5.3.

Teori Penawaran Uang

5.3.1. Teori Penawaran uang tanpa bank

Teori ini menganggap seakan-akan perbankan tidak ada, kalaupun ada tidak mempunyai pengaruh terhadap proses penciptaan uang.Teori yang paling sederhana adalah gambaran dari sistem standart emas, dimana emas adalah satu-satunya alat pembayaran. JUB naik-turun sesuai dengan tersedianya emas di masyarakat. Jumlah uang (emas) dapat turun apabila emas dikirim ke luar negeri untuk menutup defisit neraca pembayaran (impor), industri-industri yang menggunakan emas dalam proses produksinya menyedot emas yang ada. JUB (emas) naik apabila ada surplus neraca pembayaran atau karena produksi emas meningkat

Uang beredar benar-benar ditentukan oleh proses pasar, sedangkan pemerintah, bank sentral atau perbankan tidak mempunyai pengaruh terhadap besarnya uang beredar. Contoh sederhana, suatu perekonomian tertutup yang menggunakan emas untuk alat pembayarannya. Dalam hal ini uang hanya akan bertambah apabila orang memproduksi emas. Sedangkan produsen emas akan memproduksi emas hanya apabila menguntungkan, yaitu apabila harga emas di pasaran lebih tinggi daripada biaya produksinya.

5.3.2. Teori penawaran uang modern

(7)

Sebagai contoh, ketika pasar dalam posisi keseimbangan, pemerintah penambah penawaran uang inti kepada masyarakat (ada kenaikan gaji pegawai).

• Pertama: tambahan uang inti akan diterima masyarakat sebagai tambahan uang tunai (kartal). Hal ini dapat mengganggu keseimbangan karena masyarakat akan merasa terlalu banyak memegang uang tunai.

• Misalkan tindakan penyesuaian yang dilakukan masyarakat adalah dengan menyimpan kelebihan tersebut dalam rekening giro, maka berarti bahwa cadangan bank menjadi lebih besar.

• Bank pada gilirannya merasa kelebihan cadangan (uang tunai), dan bank mungkin akan menanamkan kelebihan cadangan tersebut dengan membeli SBI

• Dalam transaksi tersebut, bank menerima SBI dan BI menerima uang tunai

• Kesimpulan: tambahan uang inti oleh pemerintah, kembali ke BI sebagai otorita moneter.

• Uang kartal yang dipegang masyarakat tetap, tetapi ada tambahan uang giral, sehingga M1 bertambah.

Soal-Soal:

1. Jelaskan tentang definisi jumlah uang beredar!

2. Jelaskan lembaga apa saja, atau siapa saja pihak yang terkait dalam penciptaan uang beredar

3. Sebutkan dan jelaskan tentang teori-teori penawaran uang.

Daftar Pustaka

1. Nopirin (1998), Ekonomi Moneter Buku I, BPFE UGM, Yogyakarta.

2. Mishkin, Frederic S. (2006), The Economics of Money, Banking, and Financial Markets, Pearson - Addison Weasley

3. Insukindro (1997), Ekonomi Uang dan Bank, BPFE UGM, Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Buku Rencana Aksi Rinci Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa bumi di wilayah Provinsi Bengkulu menguraikan usulan sasaran dan kegiatan pemerintah provinsi dan pemerintah

[r]

Kesimpulan yang dapat kita peroleh adalah bahwa permasalahan migrasi yang terjadi ini bukan hanya merupakan permasalahan konseptual tetapi juga merupakan permasalahan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kerjasama, persaingan, konflik dan akomodasi antara transmigrasi yang tinggal di Desa Werdhi Agung dengan penduduk asli

Setelah dilakukan uji korelasi Spearman dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara derajat histopatologi karsinoma penis terhadap tampilan hasil

En una cantidad significativa de sistemas de RCE solamente pueden presentarse impugnaciones electorales directas relacionadas con actos y decisiones oficiales, es decir, los actos

Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati kota Semarang adalah sebuah desa yang mempunyai kawasan wisata alam Goa Kreo yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan Menurut Jenis Industri Manufaktur, 2011-2012..