• Tidak ada hasil yang ditemukan

KASUS ETIKA PROFESIONAL Studi Kasus 4 22

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KASUS ETIKA PROFESIONAL Studi Kasus 4 22"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KASUS ETIKA PROFESIONAL

(Pembahasan Soal Studi Kasus 4-22)

KELOMPOK 3

Disusun Oleh:

No. Nama NPK

1 Affan Riansyah 111171088 2 Azhar Hidayatika 11090336 3 Bayu Sektiaji 111000222 4 Budi Catur Nugroho 111170404

5 Hamzah 1112701244

6 Harno 11080691

7 Irna Tri JUliani 111000261 8 Paundra Adi 1112701241

9 Priscilla 11090390

10 Ratna Hening Pitaloka 1112700267 11 Robby Widrianto 111000862

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI

(2)

JAKARTA 2014

ETIKA PROFESIONAL

Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai. Masing-masing orang memiliki perangkat nilai tersebut antara lain: kejujuran, integritas, mematuhi janji, loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain,menghargai orang lain,menjadi warga yang bertanggung jawab,mencapai yang terbaik,dan lain-lain. Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting karena pada dasarnya berhubungan dengan hukum. Sebagian besar orang mendefinisikan perilaku tidak etis sebagai perilaku yang berbeda dari sesuatu yang seharusnya dilakukan .Terdapat dua alasan mengapa orang bertindak tidak etis :

a) Standar etika seseorang berbeda dari masyarakat umum.

Contoh orang yang perilakukan melanggar hampir semua standar etika yang dianut oleh setiap orang setiap orang adalah para pengedar obat terlarang, perampok bank, dan pencuri.Sebagian besar orang yang melakukan tindakan tersebut tidak menunjukkan rasa penyesalan saat mereke tertangkap, karena standar etika merke berbeda dengan yang berlaku di masyarakat secara keseluruhan.

b) Orang memilih untuk bertindak mementingkan diri sendiri.

Contoh si EF menemukan sebuah koper di bandar udara yang berisi dokumen-dokumen penting dan uang senilai Rp 5.000.000,-. Si EF mengambil uang dalam koper tersebut dan meletakkan koper di keadaan yang mencolok. Berbeda dengan GH dengan keadaan yang sama dia mengambil uang dalam koper tersebut dan membuang kopernya. Selanjutnya GH membual tentang keberuntungannya hari ini memperoleh uang Rp 5.000.000,-. Kedua tindakan tersebut bertindak mementingkan dirinya sendiri.

Arti istilah profesional adalah tanggung jawab untuk bertindak lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab diri sendiri maupun ketentuan hukum dan peratuan masyarakat. Akuntan publik , sebagai profesional mengakui adanya tanggung jawab kepada masyarakat , klien, serta rekan praktisi , termasuk perilaku yang terhormat, meskipun berarti pengorbanan diri.

Dalam perilaku etika profesional terdapat beberapa penerapan peraturan perilaku dari AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) sebagai berkut:

1. Peraturan 101- Independensi.

Seorang anggota yang berpraktek untuk perusahaan publik harus bersikap independen dalam melaksanakan jasa profesionalnya sebagaimana oleh disyaratkan menurut standar yang dirumuskan lembaga yang dibentuk oleh dewan .

(3)

Anggota yang tercakup. Peraturan 101 berlaku untuk anggota yang terlibat yang mempengaruhi penugasan atestasi. Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi (assertion) suatu entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam laporan keuangan historis adalah adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Selanjutnya, anggota yang tercakup meliputi:

a. Orang-orang pada tim penugasan atestasi

b. Orang-orang yang dapat mempengaruhi penugasan atestasi

c. Partner atau manajer yang memberikan jasa nonatestasi kepada klien

d. Patner di kantor partner yang bertanggung jawab atas bertanggung jawab atas penugasan atestasi

e. Kantor akuntan dan program tunjangan karyawannya

f. Entitas yang dapat dikendalikan oleh setiap anggota yang terlibat tersebut di atas atau oleh dua orang atau lebih anggota yang terlibat atau entitas yang beroperasi bersama. Beberapa konflik independensi yang biasa timbul :

a. Kepentingan keuangan .

Peraturan ini berlaku bagi partner atau pemegang saham tetapi untuk non partner berlaku jika mereka terlibat dalam penugasan

Berlaku bagi Pemilikan langsung dan untuk pemilikan tidak langsung jika jumlahnya material

Materialitas harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan kekayaan pribadi anggota dan penghasilannya.

b. Interpretasi dari independensi adalah sebagai berikut :

Pinjaman antara KAP dengan klien dilarang kecuali jumlahnya kecil, hipotek rumah, atau pinjaman tanpa agunan .

Kepentingan keuangan pada hubungan saudara dilarang kecuali kontak jarang terjadi atau letaknya yang terpisah secara geografis .

Hubungan investor atau investee bersama dengan klien dilarang kecuali jumlahnya maksimal 5 % dari total aktiva .

Mantan partner atau pemegang saham boleh mengadakan hubungan dengan klien Tidak diperkenankan seorang anggota menjadi direktur atau pengurus perusahaan klien kecuali untuk organisasi nirlaba atau sepanjang profesinya bersifat kehormatan.

Tuntutan antara sebuah KAP dengan kliennya dilarang

Jasa pembukuan dan audit untuk klien yang sama oleh sebuah KAP diijinkan dengan syarat :

1) Klien harus menerima tanggung jawab penuh atas laporan keuangan .

(4)

Honor audit tidak boleh dibayar oleh manajemen kecuali auditor pemerintah atau komite audit

2. Peraturan 102 - Integritas dan Obyektifitas

Dalam melaksanakan setiap jasa profesionalnya,seorang anggota harus mempertahankan objektivitasnya dan integritas, bebas dari konflik kepentingan, dan tidak secara sengaja membuat kesalahan penyajian data atau menyerahkan pertimbangannya kepada pihak lain.

Contoh penggambaran arti objektivitas, asumsi auditor percaya bahwa piutang usaha mungkin tidak dapat ditagih tetapi menerima pendapat manajemen tanpa evaluasi independen atas kolektibilitas atau ketertagihan objektivitas, maka terjadi pelanggaran objektivitas. Contoh penggambaran arti integritas, jika akuntan publik mendorong klien untuk membuat potongan pajak yang tidak sah tetapi kecil kemungkinannya ditemukan oleh Dinas Pajak (IRS), pelanggaran telah terjadi. Ini merupakan kesalahan penyajian fakta; karenanya, intergritas akuntan publik terancam. Selanjutnya, auditor staf tidak boleh menyerahkan penilaiannya kepada penyelia dalam suatu penugasan audit. Auditor staf bertanggung jawab atas penilaian mereka sendiri yang didokumentasikan dalam arsip audit, dan tidak boleh mengubah kesimpulan tersebut atas permintaan penyelia kecuali auditor staf tersebut setuju dengan kesimpulan penyelia.

Interpretasi atas Peraturan 102 menyatakan bahwa konflik kepentingan yang terlihat mungkin tidak melanggar peraturan perilaku jika informasinya diungkapkan kepada klien anggota atau yang memperkerjakannya. Contoh, jika partner dari sebuah kantor akuntan publik merekomendasikan kepada klien agar keamanan Web site Internetnya dievaluasi oleh perusahaan konsultan teknologi yang dimiliki oleh pasangan hidup dari partner tersebut, maka ada konflik kepentingan. Tidak ada pelanggaran atas Peraturan 102 jika partner memberi tahu manajemen klien tentang hubungan itu dan manajemen melanjukan evaluasinya dengan pengetahuan tersebut. Interpretasi menjelaskan bahwa persyaratan independensi menurut Peraturan 101 tidak dapat dihilangkan dengan pengungkapan tersebut.

3. Peraturan 201 - Standar umum

Seorang anggota harus mematuhi standar berikut dan interpretasinya yang ditetapkan oleh lembaga yang ditunjuk Dewan.

a) Kompetensi profesional. Hanya mengerjakan jasa profesional di mana anggota atau kantor anggota menganggap secara wajar dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional

b) Keseksamaan profesional (due profesional care). Menggunakan kemahiran profesional dalam pelaksanaan jasa profesional

c) Perencanaan dan supervisi. Merencakanan dan mencukupi pelaksanaan jasa profesional

(5)

4. Peraturan 202 - Ketaatan pada standar

Seorang anggota yang melaksanakan audit, review, kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan, atau jasa profesional lainnya harus mematuhi standar yang ditetapkan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Dewan.

5. Peraturan 203 - Prinsip Akuntansi

Seorang anggota tidak boleh:

a) Memberikan pendapat atau menyatakan secara tegas bahwa laporan keuangan atau data keuangan lainnya milik suatu entitas telas disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau;

b) Menyatakan bahwa ia menyadari tidak adanya modifikasi yang material yang harus dibuat pada laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, jika laporan atau data tersebut mengandung penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dirumuskan oleh badan yang ditunjuk oleh Dewan untuk menetapkan prinsip semcam itu, yang mempunyai dampak material terhadap laporan atau data yang diambil secara keseluruhan. Namun, jika laporan atau data tersebut mengandung penyimpangan dan anggota dapat memperlihatkan bahwa akibat keadaan yang tidak biasa maka tanpan penyimpangan tersebut, laporan keuangan atau data itu justru akan menyesatkan, anggota dapat mematuhi peraturan dengan menjelaskan penyimpangannya, dampaknya bila dapat diperkirakan, dan alasan mengapa kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tersebut di atas akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.

6. Peraturan 301 – Informasi Rahasia Klien

Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh mengungkapkan setiap informasi rahasia klien tanpa persetujuan.

Peraturan ini tidak boleh diartikan:

a) Untuk membebaskan seorang anggota dari kewajiban profesionalnya menurut Peraturan 202 dan 203

b) Untuk mempengaruhi dengan cara apapun kewajiban anggota memenuhi panggilan pengadilan yang dibuat secara sah dan dapat diberlaukan

c) Untuk menghambat review atas praktik profesional anggota menurut AICPA atau perkumpulan akuntan publik negara bagian atau otorisasi Dewan akuntansi, atau d) Untuk menghalangi seorang anggota mengajukan keluhan dengan, atau menanggapi

suatu penyelidikan yang dilakukan oleh, devisi etika profesional atau dewan pengadilan insitut atau badan investigatif atau disipliner dari perkumpulan akuntan publik negara bagian atau Dewan Akuntansi.

(6)

1. Kewajiban yang berhubungan dengan standar teknis. Andaikan bahwa 3 bulan setelah laporan audit wajar tanpa pengecualian dikeluarkan auditor menemukan bahwa laporan keuangan tersebut mengandung salah saji material. Ketika CEO dikonfrontasikan, ia menanggapi namun persyaratan kerhasiaan mencegah akuntan publik untuk memberi tahu siapapun. Namun, tanggung jawab auditor lebih besar daripada kerahasian. Dalam kasus tersebut, laporan audit yang telah direvisi dan benar harus dikeluarkan.

2. Panggilan pengadilan dan ketaatan pada hukum serta peraturan.

3. Peer review. Apabila akuntan publik lainnya melakukan review atas pengendalian mutu kantor publik lainnya dan sudah mendapat izin dari AICPA, masyarakat akuntan publik negara bagian, atau Dewan Akuntansi negara bagian, ijin dari klien untuk menguji dokumentasi audit tidak diperlukan.

4. Respon terhadap devisi etika.

7. Peraturan 302 – Fee Kontijensi

Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh:

a) Melaksanakan jasa profesional apapun dengan fee kontijensi, atau menerima fee semacam itu, dan klien dimana anggota atau kantor akuntan anggota melakukan:

audit atas review atas laporan, atau

kompilasi laporan keuangan ketika anggota menduga, atau secawa wajar dapat menduga, bahwa pihak ketiga akan menggunakan laporan keuangan itu dan laporan kompilasi anggota tidak mengungkapkan kurangnya independensi; atau pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif; atau

b) Menyiapkan SPT pajak yang asli atau yang telah diperbaiki atau klaim atas restitusi pajak agar mendapatkan fee kontijensi dari klien.

Larangan (a) di atas berlaku selama periode di mana anggota atau kantor anggota ditugaskan untuk memberikan salah satu jasa di atas, dan periode yang dicakup oleh setiap laporan keuangan historis yang terlibat pada salah satu jasa di atas.

Kecuali dinyatakan dalam kalimat berikut, fee kontijensi adalah fee yang diperoleh dari pelaksanaan suatu jasa sesuai dengan perjanjian di mana tidak ada fee yang diperoleh dari pelaksanaan suatu jasa seperti itu. Hanya untuk tujuan peraturan ini, fee tidak dianggap sebagai kontijensi bila ditetapkan oleh pengadilan atau otoritas publik lainnya, atau dalam masalah pajak, bila ditentukan berdasarkan hasil dari proses hukum atau temuan instansi pemerintahan. Fee anggota dapat bervariasi tergantung pada, misalnya kerumitan jasa yang diberikan.

8. Peraturan 501 – Tindakan yang Dapat Didiskreditkan

Seorang anggota tidak akan melakukan tindakan yang dapat didiskreditkan bagi profesinya.

Interpretasi dari tindakan tersebut diatas adalah sebagai berikut :

(7)

b) Melakukan diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis kelamin dan lainnya

c) Standar tentang audit pemerintah dan persyaratan badan serta agen pemerintahan. d) Kelalaian dalam penyiapan laporan atau catatan keuangan.

e) Jika melakukan audit atas badan pemerintah yang prosedurnya lain dari GAAS , auditor tidak mengikuti keduanya kecuali dinyatakan dan beserta alasannya pada laporan .

f) Permohonan atau pengungkapan pertanyaan dan jawaban ujian akuntan publik.

g) Kelalaian mengisi SPT pajak atau membayar kewajiban pajak.

9. Peraturan 502- Iklan dan Bentuk Permohonan Lainnya

Semua anggota dalam praktik publik tidak boleh berusaha memperoleh klien dengan iklan atau bentuk permohonan lainnya dengan cara palsu, menyesatkan , atau menipu. Permohonan dengan menggunakan paksaan, melampaui batas atau menggangu sangat dilarang.

10. Peraturan 503- Komisi dan Fee Referal

a) Komisi yang dilarang. Seorang akuntan dalam praktik publik tidak boleh menerima komisi untuk merekomendasikan atau mereferensikan produk atau jasa kepada klien, atau meenrima komisi untuk merekomendasikan suatu produk atau jasa yang dipasok oleh klien, atau menerima komisi, apabila anggota atau kantor anggota tersebut juga melakukan untuk klien tersebut:

Audit atau review atas laporan keuangan; atau

Kompilasi laporan keuangan bila anggota itu menduga, ata bila secara wajar dapar diduga, bahkan pihak ketiga akan menggunakan laporan keuangan itu, dan laporan kompilasi anggota tidak mengungkapkan kurangnya independensi; atau

Pameriksaan atas informasi keuangan prospektif.

Larangan ini berlaku selama periode di mana anggota ditugaskan untuk melaksanakan setiap jasa di atas dan periode yang tecakup oleh laporan keuangan hostoris yang terlibat dalam jasa tersebut di atas.

b) Pengungkapan komisi yang diizinkan. Anggota dalam praktik publik yang tidak dilarang oleh peraturan ini untuk melaksanakan jasa atau menerima komisi dan bayaran, atau berharap mendapat komisi, harus mengungkapkan fakta tersebut kepada orang atau entitas di mana anggota itu merekomendasikan atau merefensikan suatu produk atau jasa yang berkaitan dengan komisi ini.

(8)

11. Peraturan 504- Bentuk dan Nama Organisasi

a) Anggota dapat berpraktik dalam bidang akuntansi publik hanya dalam bentuk organisasi yang diizinkan oleh hukum atau peraturan negara bagian yang karakteristiknya sesuai dengan resolusi Dewan.

b) Seorang anggota tidak boleh berpraktik dalam bidang akuntansi dengan nama kantor yang menyesatkan. Nama dari satu atau lebih pemilik lama bisa disertakan dalam nama kantor organisasi penerus.

(9)

KASUS ETIKA PROFESI

4-22. Masing – masing situasi berikut melibatkan kemungkinan pelanggaran atas Kode Perilaku Profesional AICPA. Untuk setiap situasi, nyatakan apakah ini merupakan pelanggaran atas Kode Etik. Dalam aksus terjadi pelanggaran, jelaskan sifat pelanggaran itu dan dasar pemikiran untuk peraturan yang ada.

a. Pickens and Perkins, CPA, bergabung untuk membuka praktik akuntan publik. Satu – satunya pemegang saham dalam perusahaan adalah karyawan organisasi itu yang mencakup partner, anggota staf yang berstatus akuntan publik, anggota staf yang bukan akuntan publik, dan personil administrasi.

b. Fenn and Company, CPA, mempunyai server komputer berbasis-jaringan canggih yang mendukung teknologi sistem dan database kantor itu. Karena tersedia kapasitas berlebih pada server, Fenn and Company setuju untuk menyelenggarakan catatan akuntansi pada servernya bagi salah satu klien audit Fenn, yaitu Delta Equipment Company.

c. Godette, CPA, terjun dalam praktik hukum. Godette telah merekomendasikan salah satu kliennya kepada Doyle, CPA. Doyle setuju untuk membayar Godette 10% dari fee atas jasa yang diberikan Doyle kepada klien Godette.

d. Theresa Barnes, CPA, mempunyai klien audit, Smith,Inc., yang menugaskan akuntan publik lainnya untuk melakukan pekerjaan jasa manajemen. Barnes mengirimkan literatur kantornya yang mencakup kemampuan jasa manajemen kepada Smith,Inc. setiap bulan tanpa diminta.

e. Sebuah bank menerbitkan suatu pemberitahuan kepada para nasabahnya bahwa bank itu sedang diaudit dan meminta mereka untuk membantu usaha akuntan publik guna memperoleh konfirmasi tentang saldo simpanan. Bank mencetak nama dan alamat akuntan publik itu dalam pemberitahuan tersebut. Akuntan publik tersebut telah mengetahui pemberitahuan itu.

f. Myron Jones,CPA, adalah anggota dari kantor akuntan publik nasional. Dalam kartu namanya tercantum nama, nama kantornya, alamat, dan nomor telepon, serta gelar konsultan TI.

g. Gutowski, seorang akuntan publik, menulis artikerl yang berhubungan dengan e-commerce yang diterbitkan dalam sebuah publikasi profesional. Publikasi itu ditujukan untuk menginformasikan pembacanya tentang latar belakang Gutowski. Informasi tersebut yang telah disetujui Gutowski, meliputi gelar akademisnya, artikel lain yang telah diterbitkannya dalam jurnal profesional, dan sebuah pernyataan bahwa ia adalah pakar e-commerce.

h. Ralph Williams adalah partner pada audit atas sebuah organisasi sosial nirlaba. Ia juga merupakan anggota dari dewan direksi, tetapi ini adalah posisi kehormatan dan tidak melibatkan pelaksanaan fungsi manajemen.

(10)

klien bahwa kertas kerja yang berhubungan dengan audit sebelumnya diberikan kepada Lyons. Ia tidak mendapatkan izin sebelum melepaskan kertas kerja yang berkaitan dengan jasa perpajakan dan manajemen.

(11)

PEMBAHASAN

No

. Peraturan yangdilanggar Penjelasan

a. Tidak Ada Pelanggaran

Dalam situasi diatas, Tidak melanggar etika profesi. Karena kepemilikan kantor akuntan publik oleh bukan akuntan public sekarang diizinkan menurut kondisi berikut :

Akuntan publik harus mempunyai mayoritas kepentingan keuangan dan hak pengambilan suara pada kantor itu. Seorang akuntan public harus mempunyai tanggung jawab akhir atas semua atestasi laporan keuangan, kompilasi, dan jasa lain yang diberikan oleh kantor itu yang diatur oleh Statemnets on Auditing Standards atau Statements on Standards for Accounting and Review Services.

Pemilik harus selalu mempunyai ekuitas dalam hak mereka sendiri.

Peraturan berikut berlaku bagi semua pemilik yang bukan akuntan publik :

a. Mereka secara aktif harus memberikan jasa kepada klien kantor akuntan sebagai pekerjaan utamanya. b. Mereka tidak dapat menyebut dirinya sebagai akuntan

publik tetapi dapat menggunakan gelar yang diizinkan oleh hukum negara bagian seperti ketua, pemilik, pejabat, anggota, atau pemegang saham.

c. Mereka tidak dapat memikul tanggung jawab akhir atas setiap atestasi laporan keuangan atau penugasan kompilasi.

Mereka tidak meenuhi syarat dalam keanggotaan AICPA tetapi harus memenuhi Kode Perilaku Profesional AICPA.

b. 101Independency

Untuk menjaga independensi auditor, Sarbanes-Oxley Act dan peraturan SEC tidak memperkenankan Akuntan publik untuk melakukan jasa pembukuan dan akuntansi lain serta melakukan perancangan dan implementasi sistem informasi keuangan bagi kliennya.

c. 503Komisi dan Fee

(12)

d. 101Independency

Akuntan publik tidak hanya diharuskan untuk independeni dalam fakta, tetapi juga harus independensi dalam penampilan (independenci in appearance). Bila auditor independen dalam fakta tetapi pemakai yakin bahwa mereka menjadi penasihat untuk klien, sebagian besar nilai fungsi audit telah hilang. Dalam peraturan Sarbanes-Oxley Act dan SEC, ada beberapa jasa non audit yang tidak diperkenankan untuk diberikan oleh auditor kepada kliennya, salah satunya adalah fungsi manajemen dan sumber daya manusia.

No

. Peraturan yangdilanggar Penjelasan

e. Tidak ada pelanggaran

Selama pemberitahuan tersebut hanya ditujukan kepada nasabah bank yang bersangkutan, hal tersebut tidak melanggar. Ini praktek normal dan hampir dilakukan sebagai bagian audit agar konfirmasi dari nasabah dapat segera diterima guna memenuhi syarat audit.

f. Tidak ada pelanggaran

Karena kartu nama hanya sebagai identitas, dan bukan bagian dari unsur periklanan. Selama data yang tercantum pada identitas tersebut adalah benar, tidak palsu, menyesatkan, dan menipu.

g. Tidak ada pelanggaran

Selama informasi yang dipublikasikan oleh Gutowski adalah benar, tidak palsu, menyesatkan, dan menipu, maka hal itu tidak melanggar etika profesi sebagai auditor.

h. Tidak ada pelanggaran

Ralph Williams menurut kami tidak terjadi pelenggaran Peraturan 101 tentang Independensi. Intrepestasi dari peraturan 101 tersebut mengizinkan akuntan publik menjadi direktur atau komisaris kehormatan bagi orgnisai nirlaba. Jelas pada kasus tersebut disebutkan jabatan Ralph Williams merupakan anggota dari dewan direksi, tetapi ini adalah posisi kehormatan dan tidak melibatkan pelaksanaan fungsi manajemen.

i.

Tidak ada Pelanggaran

Poust telah memperoleh izin dari semua klien audit bahwa kertas kerja yang berhubungan dengan audit sebelumnya

Referensi

Dokumen terkait

PENGART]H ORIENTASI ETIKA DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP SENSITTYITAS ETIKA AUDITOR (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).. Yang

Bagi akuntan publik, penting untuk meyakinkan klien dan pemakai laporan keuangan akan kualitas audit dan jasa lainnya, karena kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa

Hasil pengujian yang dilakukan mendapatkan hasil Nagelkerke R Square adalah 0,199, artinya variabel pemilihan karier akuntan publik (variabel dependen) pada

Berdasarkan atas kesimpulan diatas, terdapat implikasi yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) harus tetap menjaga

Hal ini dapat dipengaruhi oleh karakteristik sektor kantor akuntan publik, yang dimana pada sektor kantor akuntan publik, klien memilih jasa audit berdasarkan reputasi

Bila KAP (Kantor Akuntan Publik) mempunyai tujuan yang sama bagi profesinya, valensi dari pengaruh yang dihipotesiskan disini adalah sama dengan hipotesisi H 1 dan

Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit bukan semata hanya untuk kepentingan klien melainkan juga untuk pihak ketiga yang berkepentingan terhadap laporan keuangan

Dilihat dari sisi KAP Andersen, tanggung-jawab seorang akuntan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan klien individual atau pemberi kerja.Dalam melaksanakan