• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Archimedes dan Penerapannya DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hukum Archimedes dan Penerapannya DI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Hukum Archimedes dan Penerapannya

by Kiki Raven , at 9:36 AM , have 8 komentar

Bunyi Hukum Archimedes. Hukum Archimedes adalah sebuah hukum

tentang prinsip pengapungan diatas benda cair yang ditemukan oleh

Archimedes, seorang ilmuwan Yunani yang juga merupakan penemu

pompa spiral untuk menaikan air yang dikenal dengan istilah Sekrup

Archimede. Hukum Archimedes berhubungan dengan gaya berat dan gaya

ke atas suatu benda jika dimasukan kedalam air. Berikut ini adalah bunyi

hukum Archimedes yang sangat terkenal itu.

Bunyi Hukum Archimedes

“Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau

seluruhya kedalam zat cair akan mengalami gaya

ke atas yang besarnya sama dengan berat zat

cair yang dipindahkan oleh benda tersebut”

Rumus Hukum Archimedes

F

A

= ρ

a

x

V

a

x g

Keterangan:

FA

= Gaya keatas yang dialami benda

(N)

ρa

= Massa Jenis zat cair (kg/m

3

)

Va

= Volume air yang terdesak (m

3

)

g

= Percepatan Gravitasi (m/det

2

)

(2)

1. Benda akan terapung jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air

lebih kecil dari massa jenis zat cairnya

2. Benda akan melayang jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam

air sama dengan massa jenis zat cairnya

3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam

air lebih besar dari pada massa jenis zat cairnya.

Penerapan Hukum Archimedes :

1. Teknologi perkapalan seperti Kapal laut dan kapal Selam

Teknologi perkapalan merupakan contoh hasil aplikasi ata penerapan hukum

Archimedes yang paling sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Kapan laut terbuat dari besi atau kayu yang di buat berongga dibagian

tengahnya. Rongga pada bagian tengah kapal laut ini bertujuan agar volume

air laut yang dipindahkan badan kapal besar. Aplikasi ini bedasarkan bunyi

hukum Archimedes dimana gaya apung suatu benda sebanding dengan

banyaknya air yang dipindahkan. Dengan menggunakan prinsip tersebut

maka kapal laut bisa terapung dan tidak tenggelam.

Berbeda dengan kapal selam yang memang di kehendaki untuk bisa

tenggelam di air dan juga mengapung di udara. Untuk itu pada bagian

tertentu dari kapal selam di persiapkan sebuah rongga yang dapat

menampung sejumlah air laut yang bisa di isi dan di buang sesuai

kebutuhan. Saat ingin menyelam, rongga tersebut di isi dengan air laut

sehingga berat kapal selam bertambah. Sedangkan saat ingin mengapung,

air laut dalam rongga tersebut di keluarkan sehingga bobot kapal selam

menjadi ringan dan mampu melayang di permukaan.

2. Alat pengukur massa jenis (Hidrometer)

(3)

gaya keatas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang

dipindahkan.Jika hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, sebagian alat

tersebut akan tenggelam. Makin besar massa jenis zat cair, Makin sedikit

bagian hidrometer yang tenggelam. Seberapa banyak air yang dipindahkan

oleh hidrometer akan tertera pada skala yang terdapat pada alat hidrometer.

3. Jembatan Poton

Jembatan poton adalah sebuah jembatan yang terbuat dari kumpulan

drum-drum kosong yang melayang diatas air dan diatur sedemikian rupa sehingga

menyerupai sebuah jembatan. Jembatan poton disebut juga jembatan

apung. Untuk bisa di jadikan sebagai jembatan, drum-drum tersebut harus

berada dalam kondisi kosong dan tertutup rapat sehingga udara di dalam

drum tidak dapat keluar dan air tidak dapat masuk kedalam. Dengan cara itu

berat jenis drum dapat diminimalkan sehingga bisa terapung di atas

permukaan air

.

4. Teknologi Balon Udara

Balon udara adalah penerapan prinsip Archimedes di udara. Jadi ternyata

aplikasi hukum Archinedes tidak hanya berlaku untuk benda cair tetapi juga

benda gas. Untuk dapat terbang melayang di udara, balon udara harus diisi

dengan gas yang bermassa jenis lebih kecil dari massa jenis udara atmosfer,

sehingga, balon udara dapat terbang karena mendapat gaya keatas,

misalnya diisi udara yang dipanaskan. Udara yang dipanaskan memiliki

tingkat kerenggangan lebih besar daripada udara biasa. Sehingga masa jenis

udara tersebut menjadi ringgan.

HUKUM ARCHEMEDES

Hukum Archimedes menyatakan sebagai berikut, Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkannya.

(4)

dipindahkan. Besarnya gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis dalam persamaan :

Fa = ρ v g

Keterangan :

Fa = gaya ke atas (N)

V = volume benda yang tercelup (m3)

ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)

g = percepatan gravitasi (N/kg)

Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan dari hukum newton juga.

- Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W maka resultan gaya =0 dan benda

melayang .

- Bila FA>W maka benda akan terdorong keatas akan melayang

- Bila FA<W maka benda akan terdorong kebawah dan tenggelam

Jika rapat massa fuida lebih kecil daripada rapat massa balok maka agar balok berada dalam keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil dari pada volume balok.Artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan dengan perkataan lain benda mengapung. Agar benda melayang maka volume zat cair yang dipindahkan harus sama dengan volume balok dan rapat massa cairan sama dengan rapat rapat massa benda.

Jika rapat massa benda lebih besar daripada rapat massa fuida, maka benda akan mengalami gaya total ke bawah yang tidak sama dengan nol. Artinya benda akan jatuh tenggelam.

Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair akan mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke atas (Fa) dari zat cair itu. Dalam hal ini ada tiga peristiwa yang berkaitan dengan besarnya kedua gaya tersebut yaitu seperti berikut.

• Tenggelam

Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda (w)

(5)

w > Fa

ρb X Vb X g > ρa X Va X g

ρb > ρa

Volume bagian benda yang tenggelam bergantung dari rapat massa zat cair (ρ)

• Melayang

Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat benda (w)

sama dengan gaya ke atas (Fa) atu benda tersebut tersebut dalam keadaan setimbang

w = Fa

ρb X Vb X g = ρa X Va X g

ρb = ρa

Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku :

(FA)tot = Wtot

rc . g (V1+V2+V3+V4+…..) = W1 + W2 + W3 + W4 +…..

• Terapung

Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (w)

lebih kecil dari gaya ke atas (Fa).

w = Fa

ρb X Vb X g = ρa X Va X g

ρb < ρa

Misal : Sepotong gabus ditahan pada dasar bejana berisi zat cair, setelah dilepas, gabus

tersebut akan naik ke permukaan zat cair (terapung) karena :

FA > W

rc . Vb . g > rb . Vb . g

(6)

Selisih antara W dan FA disebut gaya naik (Fn).

Fn = FA - W

Benda terapung tentunya dalam keadaan setimbang, sehingga berlaku :

FA’ = W

rc . Vb2 . g = rb . Vb . g

FA’ = Gaya ke atas yang dialami oleh bagian benda yang tercelup di dalam zat cair.

Vb1 = Volume benda yang berada dipermukaan zat cair.

Vb2 = Volume benda yang tercelup di dalam zat cair.

Vb = Vb1 + Vb 2

FA’ = rc . Vb2 . g

Berat (massa) benda terapung = berat (massa) zat cair yang dipindahkan

Daya apung (bouyancy) ada 3 macam, yaitu :

1. Daya apung positif (positive bouyancy) : bila suatu benda mengapung.

2. Daya apung negatif (negative bouyancy) : bila suatu benda tenggelam.

3. Daya apung netral (neutral bouyancy) : bila benda dapat melayang.

Bouyancy adalah suatu faktor yang sangat penting di dalam penyelaman. Selama

bergerak dalam air dengan scuba, penyelam harus mempertahankan posisi neutral

bouyancy.

Konsep Melayang, Tenggelam dan Terapung.

Kapankah suatu benda dapat terapung, tenggelam dan melayang ?

a. Benda dapat terapung bila massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair.

(miskonsepsi).

b. Benda dapat terapung bila massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis zat cair.

(konsepsi ilmiah)

c. Benda dapat melayang bila massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair.

(7)

d. Benda dapat tenggelam bila massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair.

(konsepsi ilmiah).

e. Terapung, melayang dan tenggelam dipengaruhi oleh volume benda. (miskonsepsi).

f. Terapung, melayang dan tenggelam dipengaruhi oleh berat dan massa benda

(miskonsepsi).

Tambahan

Mengapa Telur Tenggelam Dalam Air Biasa?

Pada saat telur tenggelam dalam air, berlakulah HUKUM ARCHIMEDES…”Benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.”

Mengapa Telur Tenggelam Dalam Air Biasa? Sesuai dengan Hukum Archimedes mengenai prinsip TENGGELAM, maka telur tenggelam dalam air biasa disebabkan karena :

- W telur > Fa

(berat telur > gaya ke atas oleh air)

- S telur > S zat cair

(berat jenis telur > berat jenis zat cair)

dimana rumus berat jenis :

S = massa jenis x gravitasi

Supaya telur tersebut tidak tenggelam, kita dapat menambahkan garam pada air tersebut. Sehingga menyebabkan W telur < Fa dan S telur < S air.

Mengapa Kapal baja bisa mengapung di-Air, padahal BJ baja 7.85 tom/m3 dan BJ air 1 ton/m3?

Karena berat baja per luasannya masih lebih kecil dari air.

Sumber : http://sg.ard.yahoo.com/

Bagaimana Penerapan Hukum Archimedes ?

(8)

F archmedes = V benda x massa jenis air x gravitasi.

sebagai percobaan ambil wadah bening di isi air putih lalu masukan 1 butir telur, yang terjadi telur akan tenggelam, lalu coba dalam wadah itu masukan garam.. hingga telur mengapung. ini dikarenakan perbedaan massa jenis air garam dengan benda.

karena massa jenis air laut umumnya sama maka berat kapal selam sudah didisain sedemikian rupa agar kapal bisa melayang.

Sumber : http://sg.ard.yahoo.com/

Mengapa Kapal Yang Berat Terapung tetapi batu yang kecil tenggelam?

Semua ini berkaitan dengan daya apungan, misalnya apabila kita mencampak sesuatu ke dalam air ia akan menolak & mengantikan kandungan air.

Misalnya apabila kita masukkan sebiji bola tenis ke dalam kolah, air sebanyak bola tennis akan melimpah keluar.

Jika berat air yang digantikan lebih berat daripada berat bola tennis, bola berkenaan akan terapung. Jika bola berkenaan dipenuhi dengan logam berbanding dengan udara, ia akan menjadi lebih berat daripada kandungan yang digantikan dengan air dan ia akan terapung.

Manusia yang menemui teori ini adalah ahli matematik Greek, Archimedes yang terkenal sebagai bapa apungan yang menemui teori itu semasa dalam kolah mandi.

Prinsip Archimedes menyatakan bahawa daya tujah ke atas yang bertindak pada sesuatu jasad yang tenggelam atau separa tenggelam adalah sama dengan berat cecair yang disesarkan oleh jasad tersebut.

Aplikasi daya tersebut dalam kehidupan harian adalah kapal laut, kapal selam dan belon udara. Sebuah kapal selam akan terapung pada permukaan lautan jika tanki keapungannya diisi dengan udara. Ini adalah kerana daya tujah ke atas bertindak pada kapal selam melebihi beratnya. Apabila tangki keapungannya diisi dengan air, kapal tersebut akan tenggelam dalam laut kerana daya tujah yang bertindak ke atasnya kurang daripada beratnya.

Contoh aplikasi dan penerapan hukum Archimedes

(9)

Teknologi perkapalan merupakan contoh hasil aplikasi ata penerapan hukum Archimedes yang paling sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kapal laut terbuat dari besi atau kayu yang di buat berongga dibagian tengahnya. Rongga pada bagian tengah kapal laut ini bertujuan agar volume air laut yang dipindahkan badan kapal besar. Aplikasi ini bedasarkan bunyi hukum Archimedes dimana gaya apung suatu benda sebanding dengan banyaknya air yang dipindahkan. Dengan menggunakan prinsip tersebut maka kapal laut bisa terapung dan tidak tenggelam.

Berbeda dengan kapal selam yang memang di kehendaki untuk bisa tenggelam di air dan juga mengapung di udara. Untuk itu pada bagian tertentu dari kapal selam di persiapkan sebuah rongga yang dapat menampung sejumlah air laut yang bisa di isi dan di buang sesuai kebutuhan. Saat ingin menyelam, rongga tersebut di isi dengan air laut sehingga berat kapal selam bertambah. Sedangkan saat ingin mengapung, air laut dalam rongga tersebut di keluarkan sehingga bobot kapal selam menjadi ringan dan mampu melayang di permukaan.

2. Alat pengukur massa jenis (Hidrometer)

Hidrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair. Hidrometer merupakan contoh penerapan hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari yang paling sederhana. Cara kerja hidrometer merupakan realisasi bunyi hukum archimede, dimana suatu benda yang dimasukan kedalam zat cair sebagian atau keseluruhan akan mengalami gaya keatas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.Jika hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, sebagian alat tersebut akan tenggelam. Makin besar massa jenis zat cair, Makin sedikit bagian hidrometer yang tenggelam. Seberapa banyak air yang dipindahkan oleh hidrometer akan tertera pada skala yang terdapat pada alat hidrometer.

3. Jembatan Poton

Jembatan poton adalah sebuah jembatan yang terbuat dari kumpulan drum-drum kosong yang melayang diatas air dan diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah jembatan. Jembatan poton disebut juga jembatan apung. Untuk bisa di jadikan sebagai jembatan, drum-drum tersebut harus berada dalam kondisi kosong dan tertutup rapat sehingga udara di dalam drum tidak dapat keluar dan air tidak dapat masuk kedalam. Dengan cara itu berat jenis drum dapat diminimalkan sehingga bisa terapung di atas permukaan air

.

4. Teknologi Balon Udara

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka melakukan pengawasan terhadap jalannya roda pemerintahan Kota Tanjung pinang, terutama atas efektif atau tidaknya Peraturan daerah yang telah

Kegiatan pengolahan ikan pari asap di Kabupaten Jeneponto terdapat di Kecamatan Toreang yaitu Kelompok Usaha “Pari Jaya” yang diketuai oleh Sannia Daeng Sunggu dan

Pemetaan dengan metode FILL-CORRECTIONS METHOD ini adalah metode baru yang dibuat oleh penulis untuk mengetahui daerah mana yang tergenang jika terjadi kenaikan

(1) Sistem jaringan transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) huruf a ditetapkan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan pergerakan orang dan

Pengujian dilakukan dengan menggunakan jarak antar pintu serta ketinggian bukaan pada pintu aliran bawah untuk memperoleh kombinasi antara aliran atas dan aliran bawah

f) Menegaskan bahwa tiap Penandatangan dari Perusahaan yang namanya disebutkan disini memiliki hak, kuasa, wewenang dan otorisasi untuk menandatangani, dan/atau menerima

Penelitian berjudul “Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Kompetensi dalam Mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)” ini dapat digunakan oleh mahasiswa untuk memahami

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kinerja atribut kualitas layanan pendidikan yang dilakukan Sekolah Tinggi Hukum Bandung (STHB) sesuai dengan