• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I latar belakang (4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I latar belakang (4)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Belajar merupakan sebuah proses kompleks yang terjadi pada semua orang

dan berlangsung secara kontinu, dan dapat kita lihat dari bertambahnya jumlah pengetahuan, adanya perubahan sikap, dan dapat mengaitkan sesuatu dengan realita kehidupan. Belajar juga merupakan proses yang terjadi pada seseorang

menuju perubahan yang dipengaruhi oleh lingkungannya, perubahan berkaitan dengan kepribadian, pengetahuan, serta sosial masyarakat. Salah satu usaha untuk

pengaplikasian dari belajar ini adanya pembelajaran.

Pembelajaran merupakan proses kompleks dari belajar, Proses belajar -mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian aktivitas antara

guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Guru merupakan jabatan atau profesi

yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Guru berperan dalam serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan dalam

menciptakan situasi tertentu, serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa oleh Wrightman (1997) dalam Usman

(2010 : 4).

(2)

siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian yang tidak biasa yang berpengaruh terhadap rangkaian kejadian – kejadian yang dialami siswa.

Syamsurizal (2008: 128) menyatakan proses pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan kemampuan yang menyangkut penguasaan bahan atau materi

ajar, kemampuan keterampilan dan juga mengembangkan nilai dan sikap positif. Terutama pada aspek pengetahuan yang dapat di ukur menggunakan alat ukur yang biasa disebut tes prestasi belajar. Tes semacam ini dikembangkan untuk

mengukur proses intelektual yang meliputi kemampuan dalam untuk mengingat (recognition), Bloom menyebutkan ada beberapa aspek yang terdapat pada ranah

kognitif, yaitu : Pemahaman (Knowledge), Pemahaman (comprehension), penerapan atau aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis) dan evaluasi (evaluation).

Dalam paradigma lama proses pembelajaran hanya terfokus pada guru, hal ini dapat memberikan dampak pada aktivitas belajar siswa yang pasif. Untuk

mengatasi hal tersebut penulis bermaksud menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki tahapan pembelajaran tertentu. Prinsip dasar pembelajaran

kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan sesama anggota kelompok saling berkontribusi satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan

bersama ( Wena, 2009: 189).

Agar pembelajaran lebih berkualitas dan tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Maka guru sebagai pengajar dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif

(3)

berpengaruh kepada aspek kognitif yang ditandai dari hasil belajar. Salah satu bentuk usaha yang dilakukan guru menggunakan srategi serta model – model

pembelajaran yang menarik dan meningkatkan keantusiasan siswa, sehingga siswa dapat terlibat secara langsung dalam proses belajar-mengajar.

Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Guru

merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan

kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Menurut Wrightman, (1977) di dalam Usman (2010 : 4), peranan guru disekolah ialah agar terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta

berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya

Syamsurizal (2008: 128) menyatakan, proses pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan kemampuan yang menyangkut penguasaan bahan atau materi ajar, kemampuan keterampilan dan juga mengembangkan nilai dan sikap

positif. Terutama dalam mengukur penguasaan materi terutama pada ranah kognitif sehingga di gunakan alat ukur yang disebut tes prestasi belajar. Tes ini

digunakan untuk proses intelektual yang meliputi kemampuan dalam mengingat (recognition), Bloom juga menyebutkan beberapa aspek yang terdapat pada ranah kognitif diantaranya, “ knowledge”, pemahaman (comprehension), penerapan

(4)

Dalam paradigma lama proses pembelajaran hanya terfokus guru saja, namun hal ini hanya dapat memberikan pengetahuan pasif terhadap siswa. Untuk

mengatasi masalah diatas penulis memilih menggunakan pembelajaran kooperatif, pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok

yang memiliki prinsip tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelomok kecil, anggota yang heterogen dan saling berkontribusi dengan sesama untuk mencapai tujuan bersama ( Wena, 2009:189).

Kenyataannya, hubungan timbal balik ini dapat dikatakan kurang maksimal karena pada pelaksanaanya, hanya pengajar yang lebih aktif dari peserta didik.

Pelajaran biologi merupakan mata pelajaran yang wajib bagi siswa. Mata pelajaran ini berbicara mengenai makhluk hidup (Hewan, tumbuhan dan manusia). Selain itu pelajaran biologi juga berkaitan dengan fungsi, interaksi,

serta pengaruh terhadap kesehatan dan lingkungan. Pelajaran biologi ini sangat menarik, jika pelaksanaannya juga menarik sehingga tujuan dari pembelajaran

tecapai dan pembelajaran lebih berkualitas.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan pada hari selasa tanggal 30 Maret 2015, peneliti mendapatkan data nilai rata – rata ulangan harian

(5)

Tabel 1. Nilai rata- rata ulangan harian dan ujian tengah semester genap kelas X SMA Negeri 13 Padang tahun pelajaran 2014/2015.

KELAS ULANGAN

Sumber : Guru biologi SMA Negeri 13 Padang

Kendala yang terjadi di SMA Negeri 13 Padang berdasarkan data pada Tabel 1 adalah rendahnya hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh cara belajar

siswa yang pembelajarannya terfokus pada teacher centered, metode pembelajaran yang kurang bervariasi dan sarana serta prasarana yang kurang

memadai. Untuk itu peneliti dituntut lebih kreatif dan dapat membuat suasana belajar siswa menjadi lebih kondusif dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Macam – macam model pembelajaran kooperatif diantaranya ialah :

Think Pair Share (TPS), Numbered Head Together (NHT), Jigsaw, Team Games Tournament (TGT), dll.

Penulis memilih bentuk model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada penelitian yang akan dilakukan karena model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan anak didik, berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Rusman (2007), didapat kesimpulan bahwa model pembelajaran TGT memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dan

(6)

pembelajaran berlangsung. Seiring dengan Rusman (2007) penelitian Mayroza (2012) menyatakan bahwa model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

juga dapat meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa.

Dalam bidang pendidikan, mind map mempunyai kegunaan yang sangat

besar, terutama untuk belajar dan mengajar. Untuk keperluan belajar, mind map sangat bermanfaat pada saat kita meringkas, mencatat dan mengkaji ulang. Untuk keperluan mengajar, mind map sangat bagus diterapkan pada saat guru mencatat,

mempersiapkan materi pengajaran dan managemen waktu pengajaran. Penggunaan mind map untuk keperluan belajar dan mengajar akan sangat

membantu proses belajar dan mengajar itu sendiri.

“Mind map (Sistem Peta Pikiran) adalah cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data dari ke otak. Sistem ini

bekerja sesuai dengan cara kerja alami otak kita, sehingga dapat mengoptimalkan seluruh potensi dan kapasitas otak manusia”. Edward (2009 : 64)

Model pembelajaran kooperatif TGT merupakan model pembelajaran kooperatif yang membutuhkan konsentrasi tinggi serta keaktifan peserta didik dalam melakukan pembelajaran, sedangkan mind map merupakan suatu pemikiran

yang ada dalam diri seseorang yang dapat digambarkan (peta), peta pemikiran inilah yang mempermudah kita dalam memahami materi pelajaran yang akan

berpengaruh terhadap point dari kelompok.

(7)

untuk menemukan konsep - konsep yang dikembangkan; (2) Melatih siswa meningkatkan keterampilan melalui diskusi kelompok; (4) Mendorong siswa

untuk mengetahui jawaban yang diberikan (siswa semakin aktif); (5) Menambah kompetensi dalam kelas; dan (6) Membangkitkan perolehan materi akademik dan

keterampilan sosial siswa (Ramlan. 2012)

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berencana melakukan penelitian mengenai “ pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe teams

game tournament (tgt) menggunakan mind map terhadap hasil belajar siswa dalam materi protista kelas X SMA Negeri 13 Padang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran yang hanya terpusat kepada guru

2. Kurang berkualitasnya pembelajaran karena kurang bervariasinya model

serta srategi pembelajaran yang digunakan guru

3. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran/monoton 4. Hasil belajar siswa (aspek kognitif) yang rendah

(8)

Dari identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT)

menggunakan mind map.

2. Hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif.

D. Rumusan Masalah

Berdasarakan identifikasi dan batasan masalah yang diutarakan, maka

dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: “ Apakah terdapat pengaruh hasil belajar biologi siswa yang diberi tugas berupa mind map dan dalam model pembelajaran kooperatif Teams Game Tournament (TGT) untuk mata pelajaran

siswa kelas X SMA Negeri 13 Padang”.

E. Asumsi

1. Setiap siswa mempunyai kesempatan sama dalam memperoleh materi pelajaran

2. Penggunaan tugas berupa mind map pada pembelajaran kooperatif

TGT

F. Tujuan Penelitian

(9)

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi guru dan calon guru untuk dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif agar dapat memacu

kreatifitas, aktifitas serta motivasi siswa untuk belajar yang dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa

Gambar

Tabel 1. Nilai rata- rata ulangan harian dan ujian tengah semester genap kelas X

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diketahuinya hubungan dukungan sosial keluarga dengan kesepian pada lanjut usia, dapat dijadikan sebagai bahan untuk usaha kesehatan baik promotif maupun

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, Informan mengatakan bahwa Program Green and Clean masih tetap terus diusahakan untuk dapat bekerja sama secara aktif dengan

Pengkaji memfokuskan kepada bahan bacaan dan kajian yang berkaitan dengan aspek-aspek penting seperti epidemik HIV/AIDS, faktor-faktor jangkitan HIV/AIDS, aktiviti penggunaan dadah

Hybrid DS/FH spread spectrum memiliki kehandalan yang sangat baik terhadap jamming yang berupa singletone jamming dan multitone jamming terbukti pada pengujian

Sampel susu segar yang diperoleh dari pemerahan pagi hari dalam penelitian ini menunjukkan nilai BJ yang lebih besar dibanding susu segar yang diperoleh dari pemerahan

Namun, aroma yang dihasilkan buah salak dapat dinetralisir oleh penambahan gula sehingga setelah menjadi produk sirup buah salak aroma ekstrak salak tidak

Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang menunjukan perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P>0,01)... Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom

Justeru, kajian ini memberi tumpuan untuk mengkaji penglibatan guru dalam membuat keputusan di Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) serta pengaruhnya terhadap perlakuan