PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA DAPAT MENINGKATKAN KETAHAHAN PANGAN NASIONAL
Pembahasan a. Sektor Pertanian Indonesia
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup ( termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia ) untuk kepentingan manusia, sedangkan dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu.
Sektor pertanian di Indonesia merupakan tulang punggung dari perekonomian dan pembangunan nasional, hal tersebut dapat dilihat dalam pembentukan PDB, penerimaan devisa, penyerapan tenaga kerja, penyediaan pangan, dan penyediaan bahan baku industri. Sektor pertanian juga berperan dalam memeratakan pembangunan melalui upaya pengentasan kemiskinan dan perbaikan pendapatan masyarakat. Selain itu, sektor pertanian juga telah menjadi salah satu pembentuk budaya bangsa dan penyeimbang ekosistem.
Dengan memperhatikan aspek kehidupan bangsa, maka terdapat banyak sekali peluang dan kendala didalam meningkatkan pembangunan sektor pertanian antara lain ;
1) Geografi.
Ditinjau dari segi geografi Indonesia, pertanian merupakan sistem keruangan yang terdiri dari aspek fisik dan aspek manusia. Aspek fisik antara lain meliputi lahan, iklim, air, dan udara. Adapun aspek manusia meliputi tenaga kerja, tradisi kehidupan, teknologi, dan ekonomi masyarakat. Analisis hubungan antara aspek fisik dan manusia tersebut dalam studi geografi sangat bermanfaat untuk menyusun diversifikasi tanaman pada lahan pertanian. Namun disisi lain perbedaan kondisi geografi tiap daerah merupakan kendala untuk memeratakan pembangunan sektor pertanian.
2) Demografi
penduduk tidak terkontrol, Indonesia akan menghadapi masalah penyediaan pangan dan pemeliharaan gizi masyarakat semakin menurun, Sebab dari tahun ke tahun pertumbuhan penduduk meningkat maka akan berdampak pula pada permintaan pangan yang juga akan semakin meningkat. Selama ini sektor pertanian memang telah banyak menyerap tenaga kerja yang begitu besar, namun disisi lain apabila pertumbuhan penduduk yang terus meningkat tersebut tidak di kontrol dan diawasi hal tersebut juga akan menyebabkan masalah yang serius bagi pemenuhan kebutuhan pangan.
3) Sumber Kekayaan Alam
Sumber kekayaan alam yang berlimpah khususnya yang terkait dengan sektor pertanian seperti; lahan, pengairan, iklim dan aneka ragam tanaman pertanian apabila dimanfaatkan secara baik dan maksimal maka merupakan potensi yang sangat besar didalam pembangunan sektor pertanian. Namun disisi lain eksplorasi yang berlebihan tanpa memperhatikan kearifan lokal dan lingkungan hal tersebut akan menyebabkan berkurang dan rusaknya sumber kekayaan alam yang dimiliki sehingga akan menghambat pembangunan sektor pertanian.
4) Ideologi
Sistem ekonomi yang mengacu pada Pancasila yaitu Sistem Ekonomi Pancasila yang merupakan sistem ekonomi pasar yang memihak pada upaya-upaya pewujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Asas Pancasila yang utuh serta memadukan ke-5 sila Pancasila lebih tegas mengarahkan kebijakan yang memihak pada pengembangan pertanian rakyat. Pertanian yang mengacu atau berperspektif Pancasila pasti memihak pada kebijakan yang mengarah secara kongkrit pada program pembangunan pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani.
5) Politik
Dalam bidang politik tampak sekali kebijakan politik pemerintah terhadap sektor pertanian belum sepenuhnya memihak kepada petani dan masyarakat, sehingga masih banyak petani yang hidup dalam kemiskinan. Sebagai contoh belum adanya undang-undang Perlindungan Petani serta impor produk pertanian dan pangan yang terus melaju hal tersebut tentunya akan menjadi permasalahan didalam mewujudkan ketahanan pangan.
6) Ekonomi
mencapai kurang lebih 240 juta jiwa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, tentunya hal ini menjadi pertimbangan utama pemerintah baik pusat maupun daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia masa saat ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Namun seiring dengan dicanangkannya masa depan Indonesia menuju era industrialisasi maka tentunya hal tersebut harus tetap mempertimbangkan sektor pertanian agar tidak berdampak pada kerawanan pangan.
7) Sosial Budaya
Dalam bidang sosial budaya, peralihan teknologi pertanian tradisional ke teknologi pertanian modern tentunya akan berkaitan erat dengan perubahan antara hubungan manusia (petani) dengan alam, khususnya dalam peningkatan eksploitasi lahan. Apabila sistem pertanian yang diterapkan tidak/ kurang memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan maka hal tersebut akan menimbulkan dampak negatif terhadap sumber daya alam dan lingkungan serta hasil pertanian. Oleh karena itu norma-norma sosial dan budaya harus diperhatikan, apalagi dalam sistem pertanian berkelanjutan di Indonesia biasanya jarak antara perumahan penduduk dengan areal pertanian sangat berdekatan yang didukung dengan tingginya nilai sosial pertimbangan utama sebelum merencanakan suatu usaha pertanian.
8) Pertahanan Keamanan
Dewasa ini sistem pertahanan keamanan terhadap sektor pertanian di Indonesia sudah semakin menurun, hal ini dikarenakan berbagai pengaruh teknologi yang modern serta banyaknya pengaruh-pengaruh asing dari luar. Pertanian yang mulanya menjadi faktor utama mata pencarian rakyat Indonesia pada masa dahulu, kini seakan telah digantikan dengan iming-iming gaji yang besar dari sektor lainnya. Belum lagi impor pangan yang dilakukan setiap tahunnya oleh pemerintah untuk memenuhi ketercukupan pangan menjadikan ketergantungan pemerintah terhadap pihak asing. Dengan demikian system pertahanan dan keamanan perlu ditingkatkan untuk mengawasi usaha pemenuhan kebutuhan pangan nasional termasuk dari sektor pertanian.
menempatkan pembangunan pertanian dan pemanfaatan sumber daya alam sebagai mesin penggerak utama perekonomian nasional sehingga kebutuhan pangan terpenuhi sehingga ketahanan pangan nasional dapat terwujud.
b. Utang Indonesia kepada luar negeri.
1. Jepang merupakan kreditur terbesar dengan USD 15,58 miliar.
2. Bank Pembangunan Asia (ADB) sebesar USS 9,106 miliar
3. Bank Dunia (World Bank) sebesar USD 8,103 miliar.
4. Jerman dengan USD 3,808 miliar, Amerika Serikat USD 3,545 miliar
5. Pihak lain, baik bilateral maupun multilateral sebesar USD 16,388 miliar.
c. Sejarah Pertanian Indonesia.
Pada masa pemerintahan Soeharto ini terjadi perombakan besar-besaran dalam berbagai macam sektor, apalagi jika melihat keadaan ekonomi sebelumnya yang sangat buruk maka kemudian berbagai macam hal dilakukan untuk pembenahan, terutama di bidang pertanian, bahkan ada beberapa macam pembangunan yang dilakukan yaitu dengan nama REPELITA atau yang dikenal dengan rencana pembangunan lima tahun.
Salah satu yang mendapat bagian disini adalah dalam sektor pertanian, apalagi pada zaman dahulu kebanyakan perekonomian pemerintah disokong oleh sektor pertanian, belum banyak industri yang berkembang di Indonesia sehingga mayoritas penduduknya masih mencari pendapatan dari bertani.
d. Perbandingan antara Pertanian Indonesia pada zaman dulu dan sekarang.
e. Ketahanan Pangan Nasional.
Ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Hingga saat ini ketahanan pangan nasional masih merupakan isu strategis bagi Indonesia mengingat kecukupan produksi, distribusi dan konsumsi pangan mempunyai dimensi yang sangat luas dan terkait dengan dimensi sosial, ekonomi dan politik.
Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang terdiri atas berbagai subsistem diantaranya ketersediaan pangan, distribusi pangan dan konsumsi pangan. Terwujudnya ketahanan pangan merupakan sinergi dari interaksi ketiga sub sistem tersebut. Mengenai ketersediaan pangan hal tersebut mencakup aspek produksi, cadangan serta keseimbangan antara impor dan ekspor pangan. Ketersediaan pangan harus dikelola sedemikian rupa sehingga walaupun produksi pangan bersifat musiman, terbatas dan tersebar antar wilayah, tetapi volume pangan yang tersedia bagi masyarakat harus cukup jumlah dan jenisnya serta stabil penyediaannya dari waktu ke waktu. Mengenai distribusi pangan hal tersebut mencakup aspek aksesibilitas secara fisik dan ekonomi atas pangan secara merata. Sistem distribusi ini tentunya perlu dikelola secara optimal dan tidak bertentangan dengan mekanisme pasar terbuka agar tercapai efisiensi dalam proses pemerataan akses pangan bagi seluruh penduduk. Sedangkan masalah konsumsi pangan hal tersebut menyangkut upaya peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mempunyai pemahaman atas pangan, gizi dan kesehatan yang baik. Impor pangan yang dilakukan pemerintah setiap tahunnya merupakan upaya didalam menjamin ketersediaan pangan nasional, tetapi sampai kapan negara akan bergantung kepada negara luar didalam memenuhi kebutuhan pangan nasional. Untuk itu perlu upaya peningkatan produksi pangan dalam negeri yang salah satunya dapat dilakukan dengan peningkatan pembangunan sektor pertanian.
Selain itu pemantapan ketahanan pangan juga tidak terlepas dari penanganan kerawanan pangan karena kerawanan pangan merupakan penyebab penting instabilitas ketahanann pangan. Kerawanan pangan dapat disebabkan karena adanya kendala yang bersifat kronis seperti terbatasnya sumber daya dan kemampuan pangan. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah dan masyarakat perlu membangun suatu sistem kewaspadaan, yang mampu mendeteksi secara dini adanya gejala kerawanan pangan di daerah masing-masing serta dapat meresponnya dengan cepat dan efektif. Penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan untuk menghindarklan masyarakat tersebut dari kerawanan yang lebih parah, dengan segala dampak yang mengikutinya.
c. Pembangunan sektor pertanian dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Di sektor pertanian banyak sekali permasalahan yang dapat menghambat dalam meningkatkan jumlah produksi pangan, hal ini disebabkan oleh beberapa masalah diantaranya menurunnya jumlah sumber daya manusia petani serta masih rendahnya kualitas petani dalam hal informasi dan teknologi pertanian, lemahnya akses modal yang didapat petani untuk mengembangkan usaha pertanian, berkurangnya lahan pertanian akibat adanya alih fungsi lahan untuk pengembangan Industri dan pertanian dan masih kurangnya peran lembaga penunjang atau pendukung sektor pertanian. Dengan memperhatikan permasalahan dan kondisi sektor pertanian seperti diuraikan diatas maka diperlukan kebijakan, strategi dan upaya didalam meningkatkan pembangunan sektor pertanian sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional melalui beberapa hal berikut ;
1) Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia petani melalui penyuluhan serta upaya meningkatkan kualitas SDM petani melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan pertanian sehingga pengetahuan informasi dan teknologi pertanian dapat dikuasai oleh petani.
2) Penguatan peran lembaga ekonomi petani melalui peningkatan modal usaha tani seperti Koperasi pertanian.
3) Penerapan inovasi teknologi budi daya pertanian dengan memanfaatkan lahan-lahan non produktif sehingga dapat dijadikan lahan produktif pertanian.
4) Pembangunan dan pengembangan infrastruktur pertanian seperti lahan, air, jalan desa, perluasan areal panen serta infrastruktur perbenihan.
5) Peningkatan kerjasama pemanfaatan dan perluasan kredit pertanian melalui lembaga keuangan mikro di pedesaan.
6) Penyediaan bantuan benih atau bibit kepada petani dan pemberdayaan kelembagaan perbenihan/ Perbibitan.
7) Pengembangan sistem cadangan pangan dan pemberdayaan pangan lokal serta mutu dan keamanan pangan.
8) Pengembangan Pertanian Terpadu dengan tetap memperhatikan Lingkungan Hidup.
Pembangunan sektor pertanian yang merupakan salah satu unsur peningkatan produksi pangan guna menjamin ketersediaan pangan melalui beberapa upaya diatas tentunya akan dapat meningkatkan ketersediaan pangan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pula ketahanan pangan nasional.
a. Kesimpulan
1) Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia dikarenakan hampir seluruh kegiatan perekonomian Indonesia berpusat pada sektor pertanian. Didalam peningkatan pembangunan sektor pertanian diperlukan adanya kerjasama antar pihak yang terkait seperti petani, pemerintah, lembaga peneliti pertanian, ilmuwan, innovator serta kalangan akademik maupun swasta sehingga dengan demikian diharapkan dengan hal tersebut dapat meningkatkan produksi pangan dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.
2) Didalam meningkatkan pembangunan sektor pertanian terdapat beberapa permasalahan yang dapat menghambat peningkatan produksi pangan diantaranya menurunnya jumlah sumber daya manusia petani serta masih rendahnya kualitas petani dalam hal informasi dan teknologi pertanian, lemahnya akses modal yang didapat petani untuk mengembangkan usaha pertanian, berkurangnya lahan pertanian akibat adanya alih fungsi lahan untuk pengembangan Industri dan pertanian dan masih kurangnya peran lembaga penunjang atau pendukung sektor pertanian.
b. Saran
1) Didalam pembangunan sektor pertanian peran pemerintah daerah perlu ditingkatkan terutama didalam menganalisa dan meningkatkan komoditi sumber pangan unggulan dari tiap daerah masing, sehingga masing-masing daerah memiliki ketersediaan pangan unggulan yang dapat saling memenuhi dengan daerah lainnya.
2) Untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan sektor pertanian diperlukan kebijakan, strategi dan upaya dari pemerintah secara optimal dengan dukungan dari berbagai pihak sehingga hasil produksi pangan dapat meningkat dan kebutuhan pangan terpenuhi yang pada akhirnya dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional.