PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Hari/Tgl : Sabtu, 18 April 2015 Nama:
Komposisi kimia : C
Golongan mineral : Native Element
Nama mineral : Grafit
Keterangan :
Mineral Pertama dengan nomor peraga 8. Mineral ini memiliki warna segar
Hitam dan warna lapuk Coklat. Warna merupakan warna yang di tangkap oleh
mata ketika mineral tersebut terkena sinar. Cerat berwarna hitam dimana cerat
merupakan warna yang didapatkan bilamana mineral dalam bentuk bubuk. Kilap
mineral ini ialah kilap Logam, dimana kilap ialah Kesan ketika mineral ini terkena
cahaya. Mineral ini memiliki belahan sempurna, dimana belahan ialah
kecenderungan mineral untuk terbelah melalui bidang belahnya. Pecahan dari
mineral ini ialah pecahan Even, dimana pecahan ialah suatu permukaan yang
terbentuk akibat pecahnya suatu mineral. Kekerasan ialah suatu sifat yang
ditentukan dari susunan dalam atom-atom dan menurut percobaan, kekerasan dari
mineral ini 2,5 SM karena dapat tergores oleh Kaca dan menurut buku rocks and
mineral karangan Annibelle Mottana kekerasannya sebesar 2,5 SM.
Berat jenis yang dimiliki oleh mineral ini ialah sebesar 2.23 g/cm3 dimana berat
jenis merupakan perbandingan antara berat mineral diudara terhadap volume. Sifat
kemagnetan dari mineral ini ialah diamagnetik atau mineral tidak dapat tertarik
oleh gaya magnet dimana sifat kemagnetan sendiri merupakan sifat mineral
terhadap daya tarik magnet. Derajat kejernihan dari mineral ini ialah Opaq atau
mineral tidak dapat mentransmisikan atau menyalurkan cahaya yang masuk dalam
mentransmisikan atau menyalurkan cahaya yang masuk ke dalam mineral. Mineral
ini memiliki tenacity Rapuh, dimana tenacity ialah sifat mineral itu bilamana kita
berusaha untuk mematahkannya, memotongnya, menghancurkannya,
membengkokkannya, ataupun mengirisnya. Mineral ini memiliki sistem kristal
Hexagonal dengan komposisi kimia C. Mineral ini tergolong dalam golongan
mineral Native Element. Berdasarkan deskripsi ciri fisik di atas, nama mineral ini
adalah Grafit.
Terbentuk pada lingkungan batuan metamorf, baik pada metamorfisme
regional, atau kontak. Metamorfisme Regional adalah metamorfisme yang terjadi
pada volume batuan yang relative besar (ribuan kilometer kubik) dan
Metamorfisme Kontak adalah metamorfisme dengan agen utamanya adalah
temperature yang terjadi karena intrusi batuan beku terhadap batuan dangkal yang
lebih dingin, biasa terjadi pada skala lokal. Dapat dijumpai pada batugamping
kristalin, geneis, sekis, kuarsit, dan lapisan batubara termetamorf. Berasosiasi
dengan mineral Kuarsa, Kalsit, Mika, dan Tourmaline.
Grafit sebagian besar digunakan untuk refraktori, pembuatan baja, grafit
diperluas, pelapis rem, facings pengecoran dan pelumas. Grafena , yang terjadi
secara alami dalam grafit, memiliki sifat fisik yang unik dan mungkin salah satu
zat terkuat yang dikenal, namun, proses pemisahan dari grafit akan membutuhkan
beberapa perkembangan teknologi sebelum ekonomis layak untuk
menggunakannya dalam proses industri.
REFERENSI :
Mottana, Annibelle. 1975. Rocks and Minerals. New York: Simon and Schuster Inc.
Ria, Ulva. 2015. Penuntun Praktikum Mineralogi dan Kristalografi.
Makassar: Laboratorium Petrografi
Asisten Praktikan
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Hari/Tgl : Sabtu, 18 April 2015 Nama:
Sistem kristal : Orthorombik
Komposisi kimia : KMgCl3.6H2O
Golongan mineral : Halida
Nama mineral : Carnalite
Keterangan :
Mineral kedua dengan nomor peraga 2. Mineral ini memiliki warna segar
Merah muda dan warna lapuk Putih. Warna merupakan warna yang di tangkap oleh
mata ketika mineral tersebut terkena sinar. Cerat berwarna putih dimana cerat
merupakan warna yang didapatkan bilamana mineral dalam bentuk bubuk. Kilap
mineral ini ialah kilap Kaca, dimana kilap ialah Kesan ketika mineral ini terkena
cahaya. Mineral ini tidak memiliki belahan, dimana belahan ialah kecenderungan
mineral untuk terbelah melalui bidang belahnya. Pecahan dari mineral ini berupa
even, dimana pecahan ialah suatu permukaan yang terbentuk akibat pecahnya
suatu mineral. Kekerasan ialah suatu sifat yang ditentukan dari susunan dalam
atom-atom dan menurut percobaan, kekerasan dari mineral ini 2,5 SM karena
dapat tergores oleh kuku dan menurut buku rocks and mineral karangan
Annibelle Mottana kekerasannya sebesar 2,5 SM. Berat jenis yang dimiliki oleh mineral ini ialah sebesar 2,23 g/cm3 dimana berat jenis merupakan
perbandingan antara berat mineral diudara terhadap volume. Sifat kemagnetan dari
mineral ini ialah diamagnetik atau mineral tidak dapat tertarik oleh gaya magnet
dimana sifat kemagnetan sendiri merupakan sifat mineral terhadap daya tarik
magnet. Derajat kejernihan dari mineral ini ialah Translucent atau mineral hanya
kejernihan ialah kemampuan mineral untuk mentransmisikan atau menyalurkan
cahaya yang masuk ke dalam mineral. Mineral ini memiliki tenacity Rapuh,
dimana tenacity ialah sifat mineral itu bilamana kita berusaha untuk
mematahkannya, memotongnya, menghancurkannya, membengkokkannya,
ataupun mengirisnya. Mineral ini memiliki sistem kristal Orthorombik dengan
komposisi kimia KMgCl3.6H2O. Mineral ini tergolong dalam golongan mineral
Halida. Berdasarkan deskripsi ciri fisik di atas, nama mineral ini adalah Carnalite.
Carnalite ditemukan dalam deposito laut garam. mineral karnalit adalah
sedimen mineral yang dikenal sebagai evaporites. Evaporites terkonsentrasi oleh
penguapan air laut. Masuknya air harus di bawah penguapan atau penggunaan
tingkat. Hal ini menciptakan masa penguapan berkepanjangan. Dalam percobaan
lingkungan yang terkendali, halida terbentuk ketika 10% -20% dari sampel asli
dari air tetap. Mendekati 10 persen silvit diikuti oleh bentuk karnalit.Carnalite
terdapat pada batuan sedimen seperti Batugamping dan Tufa. Berasosiasi dengan
mineral Anhidrit, Dolomit, Gipsum, Kainit, Kieserite, Polyhalite, Dan Silvit.
Mineral ini banyak digunakan dalam industri seperti, pembuatan pupuk dan
produksi kalium.
REFERENSI :
Graha, Doddy Setia. 1987 . Batuan dan Mineral. Bandung : NOVA
Mottana, Annibelle. 1975. Rocks and Minerals. New York: Simon and Schuster Inc.
Ria, Ulva. 2015. Penuntun Praktikum Mineralogi dan Kristalografi.
Asisten Praktikan
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Hari/Tgl : Sabtu, 18 April 2015 Nama:
Tenacity : Rapuh
Sistem kristal : Hexagonal
Komposisi kimia :Ca5(PO4)5 (F, Cl, OH)
Golongan mineral : Phospat
Nama mineral : Apatit
Keterangan :
Mineral ketiga dengan nomor peraga 8. Mineral ini memiliki warna segar
Putih-transparant dan warna lapuk Putih Kehitaman. Warna merupakan warna
yang di tangkap oleh mata ketika mineral tersebut terkena sinar. Cerat berwarna
putih dimana cerat merupakan warna yang didapatkan bilamana mineral dalam
bentuk bubuk. Kilap mineral ini ialah kilap Kaca, dimana kilap ialah Kesan ketika
mineral ini terkena cahaya. Mineral ini tidak memiliki belahan, dimana belahan
ialah kecenderungan mineral untuk terbelah melalui bidang belahnya. Pecahan
dari mineral ini ialah pecahan Concoidal (Kulit Bawang), dimana pecahan ialah
suatu permukaan yang terbentuk akibat pecahnya suatu mineral. Kekerasan ialah
suatu sifat yang ditentukan dari susunan dalam atom-atom dan menurut percobaan,
kekerasan dari mineral ini 5,5 - 6 SM karena dapat tergores oleh Kaca dan menurut
buku rocks and mineral karangan Annibelle Mottana kekerasannya
sebesar 5 SM. Berat jenis yang dimiliki oleh mineral ini ialah sebesar 3.1 – 3.22 g/cm3 dimana berat jenis merupakan perbandingan antara berat mineral
diudara terhadap volume. Sifat kemagnetan dari mineral ini ialah diamagnetik atau
mineral tidak dapat tertarik oleh gaya magnet dimana sifat kemagnetan sendiri
mineral ini ialah Translucent atau mineral hanya dapat mentransmisikan cahaya
dalam jumlah yang terbatas, dimana derajat kejernihan ialah kemampuan mineral
untuk mentransmisikan atau menyalurkan cahaya yang masuk ke dalam mineral.
Mineral ini memiliki tenacity Rapuh, dimana tenacity ialah sifat mineral itu
bilamana kita berusaha untuk mematahkannya, memotongnya, menghancurkannya,
membengkokkannya, ataupun mengirisnya. Mineral ini memiliki sistem kristal
Hexagonal dengan komposisi kimia Ca5(PO4)5 (F, Cl, OH). Mineral ini tergolong
dalam golongan mineral Phospat. Berdasarkan deskripsi ciri fisik di atas, nama
mineral ini adalah Apatit.
Terbentuk pada urat Hydrotermal pada suhu sedang sampai suhu tinggi
Pada fase Hypotermal pada suhu 300o-500o C.Terdapat pada batuan Phosphorite,
Granite, Pegmatite, Microgranite dan Carbonatite. Berasosiasi dengan mineral
Barite, Kuarsa, Zinc, Timbal, Topas, Tourmalin, Cassiterit, dan Fluorite.
Dimanfaatkan sebagai bahan dalam indusitri kimia, peleburan baja,
pembuatan gelas, pembuatan Fiber glass dan tembikar.
REFERENSI :
Graha, Doddy Setia. 1987 . Batuan dan Mineral. Bandung : NOVA
Mottana, Annibelle. 1975. Rocks and Minerals. New York: Simon and Schuster Inc.
Ria, Ulva. 2015. Penuntun Praktikum Mineralogi dan Kristalografi.
Asisten Praktikan
(SURYADI) (ANUGRAH SYAFI’I)
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Hari/Tgl : Sabtu, 18 April 2015 Nama:
Berat jenis : 2.31 – 2.33 gr/cm3
Mineral keempat dengan nomor peraga 12. Mineral ini memiliki warna
segar Putih-transparant dan warna lapuk Putih. Warna merupakan warna yang di
tangkap oleh mata ketika mineral tersebut terkena sinar. Cerat berwarna putih
dimana cerat merupakan warna yang didapatkan bilamana mineral dalam bentuk
bubuk. Kilap mineral ini ialah kilap Kaca, dimana kilap ialah Kesan ketika mineral
ini terkena cahaya. Mineral ini memiliki belahan sempurna, dimana belahan ialah
kecenderungan mineral untuk terbelah melalui bidang belahnya. Pecahan dari
mineral ini ialah pecahan Concoidal (Kulit Bawang), dimana pecahan ialah suatu
permukaan yang terbentuk akibat pecahnya suatu mineral. Kekerasan ialah suatu
sifat yang ditentukan dari susunan dalam atom-atom dan menurut percobaan,
kekerasan dari mineral ini 2,5 SM karena dapat tergores oleh Kuku dan menurut
buku rocks and mineral karangan Annibelle Mottana kekerasannya
diudara terhadap volume. Sifat kemagnetan dari mineral ini ialah diamagnetik atau
mineral tidak dapat tertarik oleh gaya magnet dimana sifat kemagnetan sendiri
merupakan sifat mineral terhadap daya tarik magnet. Derajat kejernihan dari
mineral ini ialah Transparan atau mineral dapat dengan mudah mentransmisikan
atau menyalurkan cahaya yang masuk dalam mineral, dimana derajat kejernihan
ialah kemampuan mineral untuk mentransmisikan atau menyalurkan cahaya yang
masuk ke dalam mineral. Mineral ini memiliki tenacity Rapuh, dimana tenacity
ialah sifat mineral itu bilamana kita berusaha untuk mematahkannya,
memotongnya, menghancurkannya, membengkokkannya, ataupun mengirisnya.
Mineral ini memiliki sistem kristal Monoklin dengan komposisi kimia CaSO4.
Mineral ini tergolong dalam golongan mineral Sulfida. Berdasarkan deskripsi ciri
fisik di atas, nama mineral ini adalah Gypsum.
Mineral ini terbentuk karena hasil evaporasi air laut, yang dapat ditemukan
pada endapan luas yang meliputi seluruh dunia. Ditemukan pada batuan
Lempung/tanah liat dan Batugamping, Larut dalam asam sulfat, tidak larut dalam
HCl. Berasosiasi dengan mineral Sulfur, Halite, Anhydrite, dan Fluorite.
Kegunaannya sebagai Bahan bangunan seperti gips dan hiasan bangunan.
REFERENSI :
Graha, Doddy Setia. 1987 . Batuan dan Mineral. Bandung : NOVA
Mottana, Annibelle. 1975. Rocks and Minerals. New York: Simon and Schuster Inc.
Ria, Ulva. 2015. Penuntun Praktikum Mineralogi dan Kristalografi.
Asisten Praktikan
(SURYADI) (ANUGRAH SYAFI’I)
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Hari/Tgl : Sabtu, 18 April 2015 Nama:
Anugrah Syafi’i
Acara : NIM :
D61114308
No. Urut : 05
No. Peraga : 3
Warna
- Segar : Coklat
- Lapuk : Coklat - Kehitaman
Cerat : Putih
Kilap : Tanah
Belahan : Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasan : 5,5 – 6 SM (Kaca)
Kuku
- -
Mineral kelima dengan nomor peraga 3. Mineral ini memiliki warna segar
Coklat dan warna lapuk Coklat kehitaman. Warna merupakan warna yang di
tangkap oleh mata ketika mineral tersebut terkena sinar. Cerat berwarna putih
dimana cerat merupakan warna yang didapatkan bilamana mineral dalam bentuk
bubuk. Kilap mineral ini ialah kilap Tanah, dimana kilap ialah Kesan ketika
mineral ini terkena cahaya. Mineral ini memiliki belahan sempurna, dimana
belahan ialah kecenderungan mineral untuk terbelah melalui bidang belahnya.
Pecahan dari mineral ini ialah pecahan Uneven (Tidak Rata), dimana pecahan
ialah suatu permukaan yang terbentuk akibat pecahnya suatu mineral. Kekerasan
ialah suatu sifat yang ditentukan dari susunan dalam atom-atom dan menurut
percobaan, kekerasan dari mineral ini 5,5 - 6 SM karena dapat tergores oleh Kaca
kekerasannya sebesar 4 SM. Berat jenis yang dimiliki oleh mineral ini ialah sebesar 3.1 – 3.3 g/cm3 dimana berat jenis merupakan perbandingan antara berat
mineral diudara terhadap volume. Sifat kemagnetan dari mineral ini ialah
diamagnetik atau mineral tidak dapat tertarik oleh gaya magnet dimana sifat
kemagnetan sendiri merupakan sifat mineral terhadap daya tarik magnet. Derajat
kejernihan dari mineral ini ialah Opaq atau mineral tidak dapat mentransmisikan
atau menyalurkan cahaya yang masuk dalam mineral, dimana derajat kejernihan
ialah kemampuan mineral untuk mentransmisikan atau menyalurkan cahaya yang
masuk ke dalam mineral. Mineral ini memiliki tenacity Britel, dimana tenacity
ialah sifat mineral itu bilamana kita berusaha untuk mematahkannya,
memotongnya, menghancurkannya, membengkokkannya, ataupun mengirisnya.
Mineral ini memiliki sistem kristal Isometrik dengan komposisi kimia CaF2.
Mineral ini tergolong dalam golongan mineral Halida. Berdasarkan deskripsi ciri
fisik di atas, nama mineral ini adalah Fluorite.
Terbentuk pada urat Hydrotermal pada suhu sedang sampai suhu tinggi
Pada fase Hypotermal pada suhu 300o-500o C. Terdapat pada batuan beku seperti
Pegmatit. Berasosiasi dengan mineral Barite, Kuarsa, Zinc, Timbal, Topas,
Tourmalin, Cassiterit, dan Apatit.
Kegunaannya sebagai pembuatan asah Hydrofluoric, industri plastik dan
Alat Optik, dan pada Metalurgi pembuatan Bauksit.
REFERENSI :
Mottana, Annibelle. 1975. Rocks and Minerals. New York: Simon and Schuster Inc.
Ria, Ulva. 2015. Penuntun Praktikum Mineralogi dan Kristalografi.
Makassar: Laboratorium Petrografi
Asisten Praktikan
(SURYADI) (ANUGRAH SYAFI’I)
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Hari/Tgl : Sabtu, 18 April 2015 Nama:
Anugrah Syafi’i
Acara : NIM :
D61114308
No. Urut : 06
No. Peraga : 7
Warna
- Segar : Ungu
- Lapuk : Putih - Kehitaman
Cerat : Merah
Belahan : Sempurna
Komposisi kimia :CO3 (ASO4)2 . 8H2O
Golongan mineral : Phospat
Nama mineral : Erythrite
Keterangan :
Mineral keenam dengan nomor peraga 7. Mineral ini memiliki warna segar
Ungu dan warna lapuk Putih kehitaman. Warna merupakan warna yang di tangkap
oleh mata ketika mineral tersebut terkena sinar. Cerat berwarna Merah dimana
cerat merupakan warna yang didapatkan bilamana mineral dalam bentuk bubuk.
Kilap mineral ini ialah kilap Kaca, dimana kilap ialah Kesan ketika mineral ini
terkena cahaya. Mineral ini memiliki belahan sempurna, dimana belahan ialah
kecenderungan mineral untuk terbelah melalui bidang belahnya. Pecahan dari
permukaan yang terbentuk akibat pecahnya suatu mineral. Kekerasan ialah suatu
sifat yang ditentukan dari susunan dalam atom-atom dan menurut percobaan,
kekerasan dari mineral ini 2,5 SM karena dapat tergores oleh Kuku dan menurut
buku rocks and mineral karangan Annibelle Mottana kekerasannya
sebesar 1,5 – 2,5 SM. Berat jenis yang dimiliki oleh mineral ini ialah sebesar 3.1 – 3.2 g/cm3 dimana berat jenis merupakan perbandingan antara berat mineral
diudara terhadap volume. Sifat kemagnetan dari mineral ini ialah diamagnetik atau
mineral tidak dapat tertarik oleh gaya magnet dimana sifat kemagnetan sendiri
merupakan sifat mineral terhadap daya tarik magnet. Derajat kejernihan dari
mineral ini ialah Opaq atau mineral tidak dapat mentransmisikan atau
menyalurkan cahaya yang masuk dalam mineral, dimana derajat kejernihan ialah
kemampuan mineral untuk mentransmisikan atau menyalurkan cahaya yang masuk
ke dalam mineral. Mineral ini memiliki tenacity Rapuh, dimana tenacity ialah sifat
mineral itu bilamana kita berusaha untuk mematahkannya, memotongnya,
menghancurkannya, membengkokkannya, ataupun mengirisnya. Mineral ini
memiliki sistem kristal Isometrik dengan komposisi kimia CO3(ASO4)2.8H2O.
Mineral ini tergolong dalam golongan mineral Phospat. Berdasarkan deskripsi ciri
fisik di atas, nama mineral ini adalah Erythrite.
Erythrite terbentuk sebagai mineral sekunder di zona oksida dari
Co-Ni-Sebagai deposit mineral bantalan. Terdapat pada batuan metamorf seperti Skarn
Roselite, Scorodite, Pharmacosiderite, Adamite, Morenosite , Retgersite, Dan
Perunggu.
Mineral ini digunakan sebagai panduan untuk berhubungan dengan kobalt
dan perak.
REFERENSI :
Graha, Doddy Setia. 1987 . Batuan dan Mineral. Bandung : NOVA
Mottana, Annibelle. 1975. Rocks and Minerals. New York: Simon and Schuster Inc.
Ria, Ulva. 2015. Penuntun Praktikum Mineralogi dan Kristalografi.
Makassar: Laboratorium Petrografi
Asisten Praktikan
(SURYADI) (ANUGRAH SYAFI’I)
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Hari/Tgl : Sabtu, 18 April 2015 Nama:
Anugrah Syafi’i
Acara : NIM :
D61114308
tangkap oleh mata ketika mineral tersebut terkena sinar. Cerat berwarna kuning
dimana cerat merupakan warna yang didapatkan bilamana mineral dalam bentuk
bubuk. Kilap mineral ini ialah kilap Kaca, dimana kilap ialah Kesan ketika mineral
ini terkena cahaya. Mineral ini tidak memiliki belahan, dimana belahan ialah
kecenderungan mineral untuk terbelah melalui bidang belahnya. Pecahan dari
mineral ini ialah pecahan Even, dimana pecahan ialah suatu permukaan yang
terbentuk akibat pecahnya suatu mineral. Kekerasan ialah suatu sifat yang
ditentukan dari susunan dalam atom-atom dan menurut percobaan, kekerasan dari
mineral ini 3 SM karena dapat tergores oleh Kawat tembaga dan menurut buku
rocks and mineral karangan Annibelle Mottana kekerasannya sebesar
1,5 – 2,5 SM. Berat jenis yang dimiliki oleh mineral ini ialah sebesar 2.0 – 2.1 g/cm3 dimana berat jenis merupakan perbandingan antara berat mineral diudara
terhadap volume. Sifat kemagnetan dari mineral ini ialah diamagnetik atau mineral
tidak dapat tertarik oleh gaya magnet dimana sifat kemagnetan sendiri merupakan
sifat mineral terhadap daya tarik magnet. Derajat kejernihan dari mineral ini ialah
Translucent atau mineral dapat mentransmisikan cahaya dalam jumlah yang
terbatas, dimana derajat kejernihan ialah kemampuan mineral untuk
mentransmisikan atau menyalurkan cahaya yang masuk ke dalam mineral. Mineral
ini memiliki tenacity Rapuh, dimana tenacity ialah sifat mineral itu bilamana kita
berusaha untuk mematahkannya, memotongnya, menghancurkannya,
membengkokkannya, ataupun mengirisnya. Mineral ini memiliki sistem kristal
mineral Native Element. Berdasarkan deskripsi ciri fisik di atas, nama mineral ini
adalah Sulfur.
Endapan Sulfur mempunyai hubungan erat dengan kegiatan gunung berapi. Endapan tersebut dapat merupakan endapan sedimen, kerak belerang, atau endapan hidrothermal-metasomatik. Keterdapatan pada batuan sedimen seperti Lempung/tanah liat dan Batugamping. Berasosiasi dengan Gypsum, Halite, Dan Fluorite.
Sulfur umumnya banyak digunakan dalam industri kimia, yaitu pembuatan
asam sulfat (H2SO4) yang diperlukan dalam pembuatan pupuk, penghalusan
minyak, bahan-bahan kimia berat dan keperluan metalurgi.
REFERENSI :
Graha, Doddy Setia. 1987 . Batuan dan Mineral. Bandung : NOVA
Mottana, Annibelle. 1975. Rocks and Minerals. New York: Simon and Schuster Inc.
Ria, Ulva. 2015. Penuntun Praktikum Mineralogi dan Kristalografi.
Makassar: Laboratorium Petrografi
Asisten Praktikan
(SURYADI) (ANUGRAH SYAFI’I)
Nama mineral : Halite
Keterangan :
Mineral kedelapan dengan nomor peraga 8. Mineral ini memiliki warna
segar Putih bening dan warna Putih kehitaman. Warna merupakan warna yang di
tangkap oleh mata ketika mineral tersebut terkena sinar. Cerat berwarna putih
dimana cerat merupakan warna yang didapatkan bilamana mineral dalam bentuk
bubuk. Kilap mineral ini ialah kilap Kaca, dimana kilap ialah Kesan ketika mineral
ini terkena cahaya. Mineral ini memiliki belahan Sempuna, dimana belahan ialah
kecenderungan mineral untuk terbelah melalui bidang belahnya. Pecahan dari
mineral ini ialah pecahan Uneven, dimana pecahan ialah suatu permukaan yang
terbentuk akibat pecahnya suatu mineral. Kekerasan ialah suatu sifat yang
ditentukan dari susunan dalam atom-atom dan menurut percobaan, kekerasan dari
mineral ini 2,5 SM karena dapat tergores oleh Kuku dan menurut buku rocks and
mineral karangan Annibelle Mottana kekerasannya sebesar 2 – 2,5
SM. Berat jenis yang dimiliki oleh mineral ini ialah sebesar 2.1 – 2.2 g/cm3 dimana berat jenis merupakan perbandingan antara berat mineral diudara terhadap
volume. Sifat kemagnetan dari mineral ini ialah diamagnetik atau mineral tidak
dapat tertarik oleh gaya magnet dimana sifat kemagnetan sendiri merupakan sifat
mineral terhadap daya tarik magnet. Derajat kejernihan dari mineral ini ialah
Translucent atau mineral dapat mentransmisikan cahaya dalam jumlah yang
terbatas, dimana derajat kejernihan ialah kemampuan mineral untuk
mentransmisikan atau menyalurkan cahaya yang masuk ke dalam mineral. Mineral
berusaha untuk mematahkannya, memotongnya, menghancurkannya,
membengkokkannya, ataupun mengirisnya. Mineral ini memiliki sistem kristal
Isometrik dengan komposisi kimia NaCl. Mineral ini tergolong dalam golongan
mineral Halida. Berdasarkan deskripsi ciri fisik di atas, nama mineral ini adalah
Halite.
Terbentuk karena proses eksogen melalui pengeringan danau yang
mengandung garam atau tempat lain yang mengandung air garam atau terbentuk
dari hasil presipitasi air laut secara primer/langsung dangan temperatur sekitar
1000C, mineral ini juga merupakan hasil presipitasi pada endapan sedimen seperti
lempung. Terdapat pada batuan sedimen seperti Batugamping dan Lempung.
Berasosiasi dengan mineral Anhydrit, Sylvenit, Carnalite, dan Gypsum.
Kegunaannya sebagai pembuatan asam Hydrofluoric, Ramuan obat diet,
bahan Optik.
REFERENSI :
Graha, Doddy Setia. 1987 . Batuan dan Mineral. Bandung : NOVA
Mottana, Annibelle. 1975. Rocks and Minerals. New York: Simon and Schuster Inc.
Ria, Ulva. 2015. Penuntun Praktikum Mineralogi dan Kristalografi.
Makassar: Laboratorium Petrografi