LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA PERLUASAN WILAYAH
PROGRAM BANTUAN PANGAN NONTUNAI 2018
Cetakan Pertama, Desember 2017
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
© Tim Pengendali Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai
Anda dipersilakan untuk menyalin, menyebarkan dan mengirimkan karya ini untuk tujuan non-komersial.
Untuk meminta salinan publikasi ini atau keterangan lebih lanjut mengenai publikasi ini, silakan hubungi Tim Pengendali Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
TIM
PENYUSUN
PENGARAH
Vivi Yulaswati Badan Perencanan Pembangunan Nasional (Bappenas)
G. Fajar Suryono Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK)
Mokhammad O. Royani Kementerian Sosial (Kemensos)
Nyoto Suwignyo Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Panji Ruky Kantor Staf Presiden (KSP)
Elan Satriawan Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sri Kusumastuti Rahayu Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
vi 12. Imelda Leiwakabessy 13. Kholid Fathirius 14. Maria Virthy 15. Miari Putri
16. Muhammad Alif Timur Ghifari 17. Nidah Saidah
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
DAFTAR
ISTILAH
(Kartu) SIM : Subscriber Identity Module
Admin : Administrator SPP
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
ATM : Anjungan Tunai Mandiri
Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BAST : Berita Acara Serah Terima
BDT : Basis Data Terpadu
BI : Bank Indonesia
BPNT : Bantuan Pangan Nontunai
BPS : Badan Pusat Statistik
BSA : Basic Savings Account
BUMN : Badan Umum Milik Negara
Burekol : Pembukaan rekening (bank) secara kolektif
CD : Compact Disk
Daring : Dalam jaringan (online)
Dinsos : Dinas Sosial
DPM : Daftar Penerima Manfaat
DT-PPFM : Data Terpadu Penanganan Fakir Miskin
EDC : Electronic Data Capture
HIMBARA : Himpunan Bank Milik Negara
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
JPS : Jaring Pengaman Sosial (atau biasa dikenal sebagai Social Safety Net/ SSN)
K/L : Kementerian/Lembaga
Kemendagri : Kementerian Dalam Negeri
Kemenko : Kementerian Koordinator
KemenPANRB : Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Kemensos : Kementerian Sosial
KKS : Kartu Keluarga Sejahtera
KPM : Keluarga Penerima Manfaat
KPS : Kartu Perlindungan Sosial
KSP : Kantor Staf Presiden
KYC : Know Your Customer
Laku Pandai : Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif
LAPOR : Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat
Luring : Luar jaringan (atau biasa dikenal dengan istilah offline)
viii
OPD : Organisasi Perangkat Daerah
OPK : Operasi Pasar Khusus
PBDT : Pemutakhiran Basis Data Terpadu
Pedlak : Pedoman Pelaksanaan
Perum BULOG : Perusahaan Umum BULOG
PIN : Personal Identification Number
PIP : Program Indonesia Pintar
PKH : Program Keluarga Harapan
PMK (1) : Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
PMK (2) : Peraturan Menteri Keuangan
PMT : Proxy Means Testing
PoI : Points of Information
Pokja : Kelompok Kerja
PPLS : Pendataan Program Perlindungan Sosial
Protap : Prosedur Operasional Tetap (atau dikenal sebagai Standard Operating
Procedures/SOP)
PSM : Pekerja Sosial Masyarakat
QR Code : Quick Response Code
Raskin : Program Nasional Subsidi Beras bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah
Rastra : Program Subsidi Beras Sejahtera
Ratas : Rapat Kabinet Terbatas
RI : Republik Indonesia
RT : Rukun Tetangga
RTS : Rumah Tangga Sasaran
RW : Rukun Warga
Setda : Sekretariat Daerah
SIM : Sistem Informasi Manajemen
Siskadasatu : Sistem Informasi dan Konfirmasi Data Sosial Terpadu
SK : Surat Keputusan
SPP : Sistem Pengelolaan Pengaduan
Susenas : Survei Sosial Ekonomi Nasional
Telko : Perusahaan Telekomunikasi
TKPKD : Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
TKSK : Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan
TNP2K : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ... TIM PENYUSUN ... DAFTAR ISTILAH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR KOTAK ...
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1.1. Program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) ... 1.2. Integrasi Program Bantuan Sosial Uji Coba Perluasan Wilayah BPNT 2016 ... 1.3 Uji Coba Perluasan Wilayah BPNT 2018 ...
BAB 2. TUJUAN DAN TAHAPAN UJI COBA ...
BAB 3. RUANG LINGKUP UJI COBA ... 3.1. Waktu Pelaksanaan Uji Coba ... 3.2. Manfaat atau Nilai Bantuan ... 3.3. Jenis Bahan Pangan ... 3.4. Frekuensi dan Jadwal Penyaluran ... 3.5. Alat Transaksi Nontunai ... 3.6. Ketentuan Penggunaan e-voucher ... 3.7. Penentuan Lokasi Uji Coba ... 3.8. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Uji Coba ... 3.9. Pelaksana Uji Coba ... 3.10. Mitra Pelaksana Uji Coba ... 3.10.1. Bank ... 3.10.2. Agen bank ... 3.11. Pemantauan ... 3.11.1. Tujuan pemantauan ... 3.11.2. Metode dan strategi pemantauan ...
BAB 4. PERSIAPAN UJI COBA ... 4.1. Koordinasi Pelaksana Uji Coba di Tingkat Pusat dan Daerah ... 4.2. Koordinasi dengan Mitra Pelaksana Uji Coba ... 4.3. Penilaian Awal di Kabupaten/Kota Lokasi Uji Coba ... 4.3.1. Tujuan dan dasar pemikiran ... 4.3.2. Persiapan dan pelaksanaan ...
x
5.1.2. Persiapan dan pelaksanaan ... 5.1.3. Catatan penting ... 5.2. Perekrutan Agen Bank ... 5.2.1. Tujuan dan dasar pemikiran ... 5.2.2. Persiapan dan pelaksanaan ... 5.2.3. Catatan penting ... 5.3. Sosialisasi dan Edukasi ... 5.3.1. Tujuan dan dasar pemikiran ... 5.3.2. Persiapan dan pelaksanaan ... 5.3.3. Catatan penting ... 5.4. Pembukaan Rekening Tabungan dan Registrasi/Distribusi KKS ... 5.4.1. Tujuan dan dasar pemikiran ... 5.4.2. Persiapan dan pelaksanaan ... 5.4.3. Catatan penting ... 5.5. Penyaluran Bantuan ke Rekening KPM ... 5.5.1. Tujuan dan dasar pemikiran ... 5.5.2. Persiapan dan pelaksanaan ... 5.5.3. Catatan penting ... 5.6. Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan (SPP) ... 5.6.1. Tujuan dan dasar pemikiran ... 5.6.2. Persiapan dan pelaksanaan ... 5.6.3. Catatan penting ...
BAB 6. REKOMENDASI ... 6.1. Penetapan Ruang Lingkup Program ...
6.1.1. Manfaat atau nilai bantuan program ... 6.1.2. Jenis bahan pangan ... 6.1.3. Jadwal penyaluran ... 6.1.4. Alat transaksi nontunai ... 6.1.5. Penetapan lokasi perluasan ... 6.2. Koordinasi antara Pelaksana Program dan Mitra Kerja ... 6.2.1. Kelembagaan ... 6.2.2. Penentuan bank mitra ... 6.3. Persiapan Data KPM ... 6.3.1. Penetapan DPM BPNT ... 6.3.2. Pengembangan aplikasi pengelolaan data KPM ... 6.4. Perekrutan e-Warong ...
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
6.5. Sosialisasi dan Edukasi ... 6.6. Pembukaan Rekening ... 6.7. Kegiatan Registrasi/Distribusi KKS ... 6.7.1. Koordinasi penyelenggaraan kegiatan registrasi ... 6.7.2. Surat pemberitahuan kepesertaan untuk KPM ... 6.7.3. Pelaksanaan registrasi ... 6.7.4. Pemeriksaan keberadaan calon KPM ... 6.7.5. Penggantian KPM dan pengesahan Daftar KPM Pengganti ... 6.7.6. Registrasi susulan ... 6.8. Pemanfaatan e-voucher ... 6.9. Pengelolaan Pengaduan ...
6.9.1. Teknis pengelolaan pengaduan ... 6.9.2. Pelatihan ... 6.10. Pemantauan dan Pelaporan Pelaksanaan ...
PENUTUP ... LAMPIRAN ...
Lampiran 1 : TAHAPAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI ... Lampiran 2 : PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI PENDATAAN KPM UNTUK
PEMBUKAAN REKENING UJI COBA PERLUASAN DAERAH BPNT 2018 ...
xii
2016 - 2020
Gambar 3. Tahap Pelaksanaan Uji Coba Perluasan Wilayah BPNT 2018
Gambar 4. Peta Prioritas Wilayah Perluasan BPNT 2018 Berdasarkan Pengelompokan
Indeks Komposit
Gambar 5. Rapat Koordinasi antara Pelaksana Pusat dan Perwakilan Bank Mitra Uji Coba di Sekretariat TNP2K, 16 Mei 2017
Gambar 6. Koordinasi Tim Pelaksana Pusat dengan Pemerintah Daerah dan Kantor
Cabang Bank di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, 28 April 2017
Gambar 7. Alur Penetapan DPM-1 Uji Coba
Gambar 8. Praktik Penggunaan Aplikasi Formulir Kelola DPM-1 oleh TKSK di Lombok Timur
Gambar 9. Sampul Depan SOP Uji Coba
Gambar 10. Sampul Depan Panduan TKSK
Gambar 11. Sosialisasi PoI di Aula Kantor Pemerintah Kota Tual Gambar 12. Sosialisasi PoI di Aula Kelurahan Klabim, Kota Sorong
Gambar 13. Poster Informasi Umum Uji Coba
Gambar 14. Poster Tata Cara Transaksi Nontunai
Gambar 15. Daftar Agen Bank Mitra Uji Coba
Gambar 16. Logo Agen Bank Mitra Uji Coba
Gambar 17. Contoh Surat Pemberitahuan untuk KPM di Wilayah Intervensi Uji Coba
Gambar 18. Sosialisasi oleh bank
Gambar 19. Kartu nama lokasi agen
Gambar 20. Proses pencocokan data, distribusi KKS, dan aktivasi KKS
Gambar 21. Mobil Teras
Gambar 22. Alur Distribusi KKS kepada KPM Uji Coba
Gambar 23. Contoh BAST Rekapitulasi Pendistribusian KKS di Kabupaten Gowa
Gambar 24. Contoh Kit KKS yang Disediakan BRI
Gambar 25. Contoh Kit KKS yang Disediakan BNI
Gambar 26. Antrian di Hari Pertama Pemanfaatan e-voucher (Boyolali) dan Contoh Bukti Transaksi dengan Sisa Saldo (Kota Sorong)
Gambar 27. Pelaksanaan Transaksi oleh Agen di Kota Tual
Gambar 28. Alur Transaksi Belanja dengan KKS pada Mesin EDC BNI
Gambar 29. Penyiapan Stok Beras dan Telur untuk Tahap Pemanfaatan Bantuan Uji Coba
Gambar 30. Struktur Organisasi Pengelola SPP BPNT
Gambar 31. Alur Pengelolaan Pengaduan BPNT
Gambar 32. Pelatihan Admin Daerah Sebagai Pengelola SPP Uji Coba di Jakarta, 8 Juni 2017
Gambar 33. Informasi Kontak Pengaduan pada Media Poster Sosialisasi
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
Tabel 1. Variabel yang Digunakan dalam Perhitungan Indeks
Tabel 2. Jumlah Daerah Berdasarkan Prioritas Pelaksanaan Program BPNT Tabel 3. Aspek yang Dipertimbangkan dalam Pemilihan Lokasi Uji Coba Tabel 4. Lokasi Uji Coba, Jumlah KPM, Prioritas Daerah, dan Bank Mitra Tabel 5. Mitra Pelaksana Uji Coba Perluasan Wilayah BPNT
Tabel 6. Aspek Strategi Pemantauan
Tabel 7. Kategori, Status, dan Jumlah Responden/Informan
Tabel 8. Jumlah Pemilik Rekening Tabungan di Lokasi Uji Coba, Berdasarkan Jenis Kelamin dan Lanjut Usia
Tabel 9. Jumlah Calon KPM dalam DPM Uji Coba (Berdasarkan DPM Rastra per 16 Maret 2017) dan Jumlah Calon KPM Pengganti dalam DPM-1 Uji Coba
Tabel 10. Jumlah Calon Agen Potensial Hasil Pemetaan Awal dan Agen Direkrut di Lokasi Uji Coba
Tabel 11. Jenisi Intervensi Sosialisasi di Daerah Lokasi Uji Coba
Tabel 12. Hasil Pemetaan Points of Information di Daerah Lokasi Uji Coba
Tabel 13. Strategi Penyampaian Surat Pemberitahuan ke KPM di Lima (5) Wilayah Intervensi
Tabel 14. Waktu Registrasi/Distribusi KKS di Lokasi Uji Coba
Tabel 15. Rekapitulasi Alasan KPM Belum Berhasil Registrasi Pada Periode Pertama (Juni 2017) Tabel 16. Kesepakatan tentang Prosedur Menindaklanjuti KKS yang Belum Terdistribusi Tabel 17. Realisasi Jadwal Registrasi/Distribusi KKS – Gelombang Susulan (Juli 2017) Tabel 18. Rekapitulasi Hasil Registrasi (Distribusi KKS) per Akhir Juni 2017 dan Hasil
Registrasi Susulan per Juli 2017
Tabel 19. Rekapitulasi KPM Bermasalah Dalam Penerimaan KIT KKS Tabel 20. Lokasi Uji Coba, Bank Mitra, dan Tanggal Penyaluran Bantuan
Tabel 21. Kisaran Harga Pembelian Beras dan Telur Selama Dua Kali Penyaluran di 10 Daerah Lokasi Uji Coba
xiv
Kotak 3. Pembukaan rekening “QQ” sebagai solusi bagi KPM yang memerlukan perwalian
Kotak 4. Perekrutan agen bank BNI di Kota Sorong
Kotak 5. Warung/toko yang melayani KPM bukan agen bank sebenarnya Kotak 6. Inisiatif BRI di Kota Balikpapan
Kotak 7. Inisiatif BRI untuk registrasi di Kota Balikpapan
Kotak 8. Proses registrasi untuk calon KPM Peserta PKH di Kulon Progo dan Boyolali
Kotak 9. KPM penyandang disabilitas dan lansia pun dilayani Kotak 10. Tak registrasi karena takut kehilangan pekerjaan
Kotak 11. Melengkapi formulir pembukaan rekening sebelum hari registrasi Kotak 12. Beragam cara untuk pemberitahuan penyaluran
Kotak 13. Perubahan Kode Transaksi Kotak 14. Catatan Perluasan Kota Tual
Kotak 15. Gapoktan sebagai pemasok beras pada uji coba di Kulon Progo
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
2
1.2.
1 ‘Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2017” dalam BPS: Berita Resmi Statistik, No. 66/07/Th. XX, 17 Juli 2017.
2 Penggunaan sistem perbankan juga diharapkan dapat mendorong perilaku produktif dan menabung masyarakat, serta
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
TUJUAN DAN
TAHAPAN UJI COBA
8
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
x
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
12
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
14
Æ
•
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 −
1 =
𝐼𝐼𝐼𝐼
[𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼
(𝑞𝑞3,𝑞𝑞4)𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼
(𝑞𝑞3,𝑞𝑞4)]
•
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 −
2 =
𝐼𝐼𝐼𝐼 {
[
𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼
(𝑞𝑞3,𝑞𝑞4)𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼
(𝑞𝑞1,𝑞𝑞2)]
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
Legenda :
Prioritas Lokasi Perluasan BPNT Prioritas 1
16
•
•
•
•
•
7 Terjadi perubahan lokasi uji coba di Kota Sorong karena adanya pemekaran wilayah administrasi. Perubahan ini telah
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
8 Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (e-Warong KUBE PKH) adalah
20
Peraturan Menteri Sosial Nomor 25 Tahun 2016 tentang Bantuan Pengembangan Sarana Usaha Melalui e-Warong KUBE PKH.
9 Rumah Pangan Kita (RPK) merupakan mitra Perum BULOG serta jaringan outlet penjualan pangan pokok. Outlet penjualan
yang dimiliki masyarakat dan dibina oleh Perum BULOG ini bertujuan menjaga stabilitas harga di tengah-tengah masyarakat. Lihat www.bulog.co.id.
10 Agen bank adalah pihak ketiga yang bekerja sama dengan bank dan bertindak untuk dan atas nama bank dalam memberikan
layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking) agar nasabah memperoleh kemudahan melakukan transaksi. Lihat definisi agen bank pada www.bni.co.id.
11 Agen Laku Pandai bertindak sebagai perwakilan bank yang dapat memberikan berbagai layanan keuangan, seperti transfer
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
28
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
12 Gelombang pertama (25-30 April 2017) dilaksanakan di lima (5) daerah intervensi dan gelombang kedua (1-6 Mei 2017)
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
x
x
Ͳ
Ͳ
Ͳ
Ͳ
13 Banyak informasi dan persoalan teknis di lapangan dapat diselesaikan dengan koordinasi yang efektif di WAG, termasuk di
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
14 VBA adalah bahasa pemrograman untuk membuat aplikasi formulir sederhana, sementara Macro adalah sintaks untuk
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
15 Sebagian pemerintah daerah mengkhawatirkan perbedaan DPM Rastra antara yang merujuk Siskadasatu dan merujuk data
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
PROSEDUR OPERASI STANDAR (SOP)
UJI COBA BANTUAN
PANGAN NON TUNAI DI
WILAYAH PERLUASAN
PANDUAN TKSK
52
Gambar 12. Sosialisasi Pol di Aula Kelurahan Klabim, Kota Sorong
Sumber: Sekretariat TNP2K (2017)
Sumber: Sekretariat TNP2K (2017)
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
Gambar 13. Poster Informasi Umum Uji Coba
Gambar 14. Poster Tata Cara Transaksi Nontunai
Sumber: Sekretariat TNP2K (2017)
54
Gambar 16. Logo Agen Bank Mitra Uji Coba
E-warong adalah istilah yang digunakan dalam Program Bantuan Pangan Non Tunai untuk menyebutkan agen bank, pedagang dan/atau pihak lain yang telah bekerja sama dengan Bank Penyalur dan ditentukan sebagai tempat pembelian bahan pangan oleh KPM, yaitu pasar tradisional, warung, toko kelontong, E-warong Kube, Warung Desa, Rumah Pangan Kita (RPK), Agen Laku Pandai, Agen Layanan Keuangan Digital (LKD) yang menjual bahan pangan, atau usaha eceran lainnya.
1
2
3
4
Sumber: Sekretariat TNP2K (2017)
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
Gambar 17. Contoh Surat Pemberitahuan untuk KPM di Wilayah Intervensi Uji Coba
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
58
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
x
x
x
x
x
x
x
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
86
16 Di Kota Sorong, seorang agen terpaksa melayani KPM yang membeli di luar ketentuan. Karena takut menghadapi KPM yang
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
17 LAPOR adalah layanan penyampaian semua aspirasi dan pengaduan masyarakat secara dalam jaringan (daring)/online yang
dikelola oleh KSP dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB). LAPOR telah ditetapkan sebagai SP4N berdasarkan PermenPAN-RB Nomor 3 Tahun 2015.
Ketentuan ini mengamanatkan seluruh pemerintah daerah, yang telah menyelenggarakan pengelolaan pengaduan pelayanan publik berbasis teknologi informasi, untuk mengintegrasikan sistem dengan LAPOR, baik untuk pengaduan internal maupun antarinstansi, dari unit terbawah sampai dengan unit teratas. Untuk mendorong peningkatan kualitas pelayanan publik dan meningkatkan efektivitas pengelolaan pengaduan, KemenPAN-RB, Ombudsman RI, dan KSP telah menandatangani nota kesepahaman untuk memanfaatkan sistem LAPOR.
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
100
pengaduan; (g) pembukaan rekening; (h) kegiatan registrasi/distribusi KKS; (i)
pemanfaatan
e-voucher
; dan (j) pemantauan dan pelaporan pelaksanaan.
Penetapan
ruang lingkup program terdiri atas penetapan nilai bantuan, jenis bahan pangan, jadwal
penyaluran, alat transaksi nontunai, dan penentuan wilayah perluasan.
Koordinasi di
tingkat pusat dan daerah mencakup isu kelembagaan dan penetapan bank mitra.
Pengelolaan pengaduan memberikan penekanan terhadap proses pelatihan, sosialisasi,
kejelasan aturan dan penganggaran, dan teknis pengelolaan pengaduan.
Kegiatan
registrasi/distribusi KKS
mencakup surat pemberitahuan untuk KPM, pengembangan
aplikasi pemeriksaan data KPM, koordinasi penyelenggaraan kegiatan registrasi,
pemeriksaan data KPM, serta pengesahan perubahan data KPM dan registrasi susulan.
6.1.
Penetapan Ruang Lingkup Program
6.1.1.
Manfaat atau nilai bantuan program
a.
Idealnya Tim Pengendali menyesuaikan nilai bantuan program dengan nilai
pembelian riil di masing-masing wilayah Indonesia (barat, tengah, timur). Di
beberapa kabupaten/kota uji coba, suplai bahan pangan terbatas dan biaya
transportasinya tinggi sehingga akan memengaruhi harga bahan pangan di
wilayah tersebut.
b.
Namun, karena adanya keterbatasan dan perencanaan anggaran, hal ini
diharapkan dapat diterapkan pada penyaluran bantuan sosial secara nontunai
di beberapa tahun mendatang.
6.1.2.
Jenis bahan pangan
a.
Hasil uji coba menunjukkan terdapat KPM yang membeli bahan pangan selain
beras dan telur; seperti gula, kopi, tepung terigu, makanan kaleng, dan
makanan instan. Pilihan bahan pangan yang dibeli sebagian KPM tidak sesuai
ketentuan uji coba.
b.
Menindaklanjuti arahan program, bahan pangan yang dapat dibeli KPM pada
pelaksanaan Program BPNT 2018 adalah beras, telur, dan bahan pangan bergizi
lainnya (seperti ikan, kacang-kacangan, dan sayuran).
6.1.3.
Jadwal penyaluran
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
b.
Kemensos memastikan bank mitra menyalurkan dana BPNT ke rekening KPM
pada tanggal yang sama setiap bulan.
6.1.4.
Alat transaksi nontunai
a.
Hasil uji coba memperlihatkan bahwa tidak semua lokasi uji coba memiliki
jaringan internet dan sinyal yang kuat yang diperlukan dalam mengoperasikan
mesin EDC. Sementara itu, uji coba 2016 menunjukkan bahwa penggunaan alat
transaksi lain seperti telepon seluler mampu beroperasi dalam keterbatasan
sinyal.
b.
Tim Pengendali dapat mempertimbangkan penggunaan alat transaksi
alternatif di lokasi yang jaringan internet dan sinyalnya lemah, seperti telepon
seluler atau tablet dengan aplikasi yang dapat dipergunakan secara daring
(
online
) dan luring (
offline
). Sistem luring dapat digunakan di tempat yang sama
sekali belum ada jaringan internet dan sinyal.
6.1.5.
Penetapan lokasi perluasan
Penetapan lokasi uji coba sudah mempertimbangkan kesiapan daerah. Indikator
telah dikembangkan serta dapat dipakai dalam menyusun daftar dan menerbitkan
surat keputusan wilayah perluasan TA 2018, dengan beberapa catatan sebagai
berikut:
a.
Dasar pemilihan kabupaten/kota perluasan dapat menggunakan indikator
yang mencerminkan kondisi aktual kesiapan kabupaten/kota bersangkutan.
-
Dalam uji coba dilakukan pengkajian terhadap dua (2) indikator komposit
yang dapat mencerminkan kesiapan kabupaten/kota, yaitu kesiapan
fasilitas transaksi nontunai dan kesiapan infrastruktur.
-
Indikator komposit kesiapan fasilitas transaksi nontunai (IFT) meliputi
ketersediaan toko/warung kelontong, pasar, dan bank umum pemerintah.
-
Indikator komposit kesiapan infrastruktur (IKI) terdiri atas elektrifikasi, akses
transportasi, dan konektivitas jaringan telekomunikasi.
-
Kedua indikator komposit cukup untuk menjadi dasar pemilihan lokasi uji
coba.
-
Indikator sebaiknya menggunakan data hingga ke tingkat desa/kelurahan
karena pelaksanaan program di tingkat desa/kelurahan. Data yang saat ini
mendukung adalah Potensi Desa (PODES 2014, BPS), dan bisa didukung
sumber data lainnya yang terbaru dan lebih lengkap.
b.
Untuk mendapatkan wilayah prioritas perluasan program, dapat dilakukan
pengelompokan berdasarkan indeks komposit IFT dan indeks komposit IKI.
102
-
Uji coba ini memperlihatkan Kota Tual dan Sorong yang termasuk kota
prioritas-3 dengan permasalahan jaringan listrik dan konektivitas (lihat
Sub
Bab 5.6.3
). Ke depan, perluasan program ke kota prioritas-3 akan
memerlukan persiapan lebih intensif dibandingkan kota prioritas lainnya.
-
Perluasan wilayah 2018 sebaiknya mengikuti daftar awal yang meliputi 154
kabupaten di prioritas-1, serta 54 kota yang terdiri atas tujuh (7) kota
prioritas-1, 17 kota prioritas-2, dan 30 kota prioritas-3.
c.
Dari hasil pengelompokan, ada beberapa aspek yang perlu ditindaklanjuti Tim
Pengendali untuk mempersiapkan wilayah perluasan:
-
Memastikan pihak penyedia layanan telekomunikasi mempersiapkan
infrastruktur jaringan telekomunikasi.
-
Memastikan
pihak
penyedia
layanan
kelistrikan
mempersiapkan
infrastruktur listrik.
-
Memastikan pihak perbankan dapat menganalisis kebutuhan agen bank
berdasarkan IFT sesuai rencana perluasan wilayah.
-
Memastikan pemerintah daerah melakukan pengendalian terhadap harga
dan pasokan bahan pangan di daerah dengan aksesibilitas terbatas
berdasarkan IKI.
6.2.
Koordinasi antara Pelaksana Program dan Mitra Kerja
6.2.1.
Kelembagaan
Keterlibatan dan keseriusan Pemerintah daerah dan pemerintah desa akan
mendorong antusiasme KPM dalam menggunakan bantuan. Hal ini sesuai amanat
Perpres Nomor 63 Tahun 2017 yang menyatakan “
perlu peningkatan keterlibatan
pemerintah daerah dalam pengelolaan program
.” Berdasarkan ketentuan ini, berikut
rekomendasi untuk meningkatkan keterlibatan Pemerintah daerah:
a.
Tim Pengendali c.q. Kemendagri perlu meminta kepala daerah untuk
menetapkan satuan tugas yang terdiri dari OPD yang akan mengelola
penyaluran bantuan sosial secara nontunai berdasarkan koordinasi dengan K/L
terkait, termasuk untuk pengelolaan pengaduan.
b.
Kemendagri perlu menerbitkan surat edaran mengenai pengelolaan
pengaduan yang mencakup pembentukan tim hingga tingkat desa/kelurahan.
c.
Kemensos sebagai Pengguna Anggaran (PA) dan KPA perlu menerbitkan
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
pertanggungjawaban Program BPNT untuk menjadi dasar hukum yang
mengikat pelaksana daerah, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, serta
pemantauan dan evaluasi program. Dalam penyusunan dokumen tersebut,
Kemensos perlu berkoordinasi dengan K/L terkait lainnya.
d.
Kepala daerah perlu memastikan koordinasi antara OPD terkait berjalan efektif,
termasuk kepastian anggaran untuk pengelolaan program.
e.
Pengelola program di daerah perlu menyediakan pendamping dan/atau
menunjuk aparat setempat yang akan membantu kelancaran proses
penyaluran BPNT.
6.2.2.
Penentuan bank mitra
a.
Penunjukan bank mitra pelaksana uji coba yang merujuk pada zonasi bank
tidak secara otomatis merupakan bank yang mempunyai kapasitas riil terbaik di
wilayah tersebut.
b.
HIMBARA perlu meningkatkan kemampuan interoperabilitas, agar KPM dapat
melakukan transaksi nontunai di agen dari bank mitra manapun. Harapannya,
dengan terpenuhinya
interoperabilitas, zonasi bank tidak menjadi kendala
dalam perluasan wilayah 2018.
c.
Penunjukan bank mitra pelaksana program memerlukan evaluasi lebih rinci,
seperti: pengalaman sumber daya manusia dalam menyelenggarakan
branchless banking
, pengetahuan tentang sebaran penerima manfaat di
wilayah terkait, pengetahuan tentang Program BPNT, dan integritas kandidat
agen dalam perekrutan.
d.
Sumber daya manusia bank mitra diharapkan memiliki pengetahuan yang
cukup mengenai program agar dapat melayani kebutuhan teknis atau
informasi bagi agen bank dan/atau penerima manfaat. Hasil pemantauan
terhadap pelaksanaan uji coba ini, maupun BPNT 2017 di 44 kota,
memperlihatkan bahwa bank menjadi sumber informasi utama bagi agen bank
dan KPM yang membutuhkan asistensi saat ada kendala.
e.
Sumber daya manusia bank mitra harus melatih agen dan secara berkelanjutan
mendampingi agen dalam pelaksanaan program. Diperlukan pelatihan yang
lebih berbobot, tetapi mudah dimengerti, serta inisiatif pendampingan yang
lebih rutin.
104
untuk meminimalisir pencetakan kartu ganda.
c.
Kemensos mengirimkan kepada daerah data penerima manfaat, meliputi DPM
BPNT dan Basis Data Terpadu (BDT) keseluruhan sebagai sumber data
pengganti KPM.
d.
Kemensos menetapkan metode penyampaian DPM BPNT secara daring kepada
pengelola program di daerah (kabupaten/kota dan provinsi). Pengelola
program di daerah menyampaikan DPM BPNT kepada perangkat
desa/kelurahan secara luring.
6.3.2.
Pengembangan aplikasi pengelolaan data KPM
a.
Untuk mempermudah pengelolaan data KPM di daerah, Kemensos
berkoordinasi dengan K/L terkait dalam mengembangkan dan menentukan
aplikasi yang tepat. Penentuan ini mempertimbangkan keterbatasan
kemampuan teknologi komputer para pengguna di daerah.
b.
Aplikasi Formulir Kelola DPM-1 menggunakan alur entri data Microsoft Excel
sehingga mudah dipahami dan diterapkan dalam mengelola data KPM uji
coba. Di samping praktis dan sederhana, aplikasi bersifat luring sehingga bisa
dipakai di desa/kelurahan dengan jaringan internet dan sinyal terbatas.
c.
Beberapa fitur yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan aplikasi
pengelolaan data KPM adalah sebagai berikut:
-
penyimpanan data secara otomatis,
-
pengentrian data bisa acak,
-
penyediaan format baku untuk validasi tanggal lahir, NIK, dan kepesertaan
PKH,
-
integrasi data BDT cadangan per desa/kelurahan (usulan KPM pengganti),
-
pengidentifikasian data ganda pada data entri KPM baru,
-
pemanggilan data yang sudah dientri guna pemeriksaan data akhir, dan
-
rekapitulasi dan pelaporan data KPM.
d.
Kemensos berkoordinasi dengan K/L terkait dalam menyusun panduan
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
6.4.
Perekrutan e-Warong
Pasal 10 Perpres Nomor 63 Tahun 2017 menyatakan “
pemilik usaha mikro, kecil, dan
koperasi yang ingin berpartisipasi dalam penyaluran bantuan sosial dapat
mendaftarkan diri ke bank penyalur sebagai e-warong
.” Untuk memenuhi ketentuan
tersebut, perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.
Pemenuhan persyaratan e-warong dalam proses perekrutan (rujuk ke Sub Bab
5.2.2).
b.
Rasio pelayanan e-warong terhadap KPM untuk pelaksanaan Program BPNT
2018 tidak melebihi 1:250 dan minimal tersedia dua (2) e-warong per
desa/kelurahan.
c.
Bank mitra perlu membuat perjanjian kerja sama dengan setiap e-warong
untuk menjamin keuntungan
bagi kedua belah pihak.
d.
Perjanjian kerja sama ini mencakup ketentuan, antara lain mengenai penjualan
bahan pangan sesuai yang diatur program, kebebasan e-warong untuk
membeli pasokan bahan pangan dari berbagai sumber, waktu penyerahan
bahan pangan kepada KPM sesaat setelah transaksi, pelarangan pemaketan,
pelarangan pencairan bantuan pangan secara tunai, pelarangan harga bahan
pangan di atas harga pasaran, dan penyimpanan KKS pada agen bank.
e.
Perjanjian kerja sama ini menjadi salah satu acuan pemantauan pelaksana
daerah dan kepala daerah (gubernur, bupati, dan wali kota). Keterlibatan
pelaksana daerah —sebagai mediator atau katalisator antara bank, e-warong,
dan KPM— akan mempercepat pelayanan untuk KPM dan meningkatkan
kualitas BPNT.
6.5.
Sosialisasi dan Edukasi
a.
Sosialisasi dilakukan secara berjenjang oleh Kemensos bersama dengan bank
mitra.
b.
Memastikan pengelola program di daerah menyiapkan PoI sampai dengan
tingkat RT/RW. PoI menjadi motor sosialisasi kepada KPM di daerah sehingga
pengelola program di daerah perlu mempertimbangkan masuknya
individu/kelompok yang paling banyak bersentuhan dengan masyarakat.
Individu/kelompok ini perlu dilibatkan sejak awal dan mendapatkan informasi
yang lengkap mengenai Program BPNT, mulai dari isu-isu penting BPNT hingga
isu teknis, termasuk mengenai SPP.
c.
Hasil uji coba memperlihatkan bahwa media sosialisasi visual dan
penyampaian langsung PoI adalah cara yang paling efektif bagi KPM. Oleh
karena itu, Kemensos berkoordinasi dengan K/L terkait perlu membekali PoI
dengan pengetahuan yang menyeluruh dan memberikan media sosialisasi
yang dapat dijadikan acuan oleh PoI saat menyampaikan sosialisasi.
106
f.
Edukasi kepada e-warong dilakukan secara berkala oleh bank. Materi edukasi
meliputi: (1) daftar nama agen, nilai bantuan; (2) jenis bahan pangan; (3) tata
cara transaksi nontunai; (4) perubahan terkait mekanisme penyaluran
(termasuk perubahan kode transaksi); (5) fleksibilitas waktu transaksi, pemilihan
agen, pemilihan bahan pangan; dan (6) mekanisme pengaduan.
6.6.
Pembukaan Rekening
a.
Untuk mengurangi tingkat kesalahan pencetakan kartu dan memperlancar
registrasi, bank mitra sebaiknya mencetak KKS tanpa pencantuman nama
pemegang rekening.
b.
Bank mitra harus memastikan KPM menerima PIN unik sehingga bank perlu
mempersiapkan PIN sebelum proses registrasi dilaksanakan.
c.
Bank mitra yang hanya dapat menyediakan PIN
default
harus menyediakan
mesin EDC pada saat registrasi agar KPM dapat mengganti PIN secara
langsung. Bank mitra harus memastikan bahwa proses penggantian PIN terjadi
pada saat KPM menerima KKS.
6.7.
Kegiatan Registrasi/Distribusi KKS
Rekomendasi berikut mencakup surat pemberitahuan untuk KPM, pengembangan
aplikasi untuk memeriksa data KPM, koordinasi penyelenggaran kegiatan registrasi,
pemeriksaan data KPM, serta pengesahan perubahan data KPM dan registrasi
susulan.
6.7.1.
Koordinasi penyelenggaraan kegiatan registrasi
a.
Perlu koordinasi yang baik antara bank mitra dan pengelola program di daerah
dalam menyiapkan proses registrasi. Koordinasi antara Dinsos, pihak
kecamatan, desa/kelurahan, bank mitra, dan pendamping meliputi penentuan
lokasi, jadwal, tugas, dan tanggung jawab masing-masing pihak.
b.
Sebelum registrasi dilaksanakan, pendamping dan perangkat desa/kelurahan
melakukan pemeriksaan terhadap DPM terkait keberadaan dan kesediaan KPM.
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
d.
Ketersediaan personel bank untuk kegiatan registrasi perlu disesuaikan dengan
jumlah KPM di masing-masing desa/kelurahan.
e.
Bank mitra memastikan penyediaan fasilitas ‘jemput bola’ untuk registrasi KPM
yang sakit/lansia dan penyandang disabilitas.
f.
Bank mitra memeriksa Daftar KPM BPNT untuk memastikan hanya pemberian
satu (1) KKS kepada KPM Peserta PKH.
g.
Pengelola program di daerah perlu mengambil peran dalam menyediakan
surat keterangan dan memfasilitasi pengurusan dokumen kependudukan.
h.
Pelaksanaan koordinasi ini berlangsung maksimal 20 hari sejak Daftar KPM
BPNT diterima oleh pengelola program di daerah.
6.7.2.
Surat pemberitahuan kepesertaan untuk KPM
a.
Surat pemberitahuan dengan nomor kode unik KPM dinilai bank mitra dapat
menjadi tambahan dokumen pendukung yang penting dalam proses registrasi.
Namun, jika surat dicetak dan dikirimkan oleh Kemensos maka akan diperlukan
biaya besar dan waktu yang lama, terutama saat perluasan wilayah
pelaksanaan BPNT. Selain itu, surat berisiko tidak sampai ke tangan KPM.
b.
Agar lebih efisien, pracetak (
pre-printed
) surat pemberitahuan untuk KPM tetap
dibuat oleh Kemensos untuk kemudian dicetak dan didistribusikan oleh
pengelola program di daerah masing-masing.
c.
Isi pracetak surat tersebut mencakup kode unik KPM, nama, alamat, dan NIK
pemilik rekening; nama dan NIK anggota lain dalam KPM; dan dokumen yang
harus dibawa saat registrasi. Pengisian lokasi dan jadwal pelaksanaan surat
diserahkan kepada pengelola program di daerah.
d.
Kemensos perlu memastikan pracetak surat tersebut dikirim bersamaan
dengan daftar KPM BPNT kepada pengelola program di daerah.
e.
Setelah menerima pracetak surat, pengelola program di daerah harus
memastikan surat tersebut dicetak dan didistribusikan dalam jangka waktu
maksimal 20 hari.
f.
Pengelola program di daerah perlu memastikan PoI untuk tetap memberikan
penjelasan mengenai isi surat tersebut, terutama bagi KPM yang tidak dapat
membaca dan menulis.
6.7.3.
Pelaksanaan registrasi
a.
Pengelola program dan bank mitra di daerah harus mulai melaksanakan
registrasi paling lambat 30 hari setelah menerima daftar KPM BPNT dan selesai
sebelum penyaluran pertama.
108
keberadaannya oleh pihak desa/kelurahan.
6.7.4.
Pemeriksaan keberadaan calon KPM
a.
Tidak adanya pemegang rekening (karena bekerja di luar lokasi, meninggal,
cerai, dan lain-lain) tidak menggugurkan
hak KPM sebagai peserta program.
b.
Pihak desa/kelurahan berkoordinasi dengan petugas bank dalam melakukan
pemeriksaan keberadaan calon KPM yang tidak hadir pada saat registrasi
sampai tanggal penutupan.
c.
Pihak desa/kelurahan dan bank mitra di daerah menyusun Berita Acara Hasil
Registrasi yang berisi jumlah KPM tidak teregistrasi dan alasan KPM tidak hadir.
Pihak desa/kelurahan mengirim berita acara tersebut kepada pengelola
program untuk mendapatkan daftar calon KPM pengganti dari DT-PPFM.
d.
Untuk kasus KPM yang tidak hadir registrasi karena KPM anggota tunggal yang
meninggal, KPM pindah atau tidak ditemukan, atau KPM yang menolak atau
mengundurkan diri, desa/kelurahan menyelenggarakan mudes/muskel untuk
menetapkan KPM pengganti berdasarkan DT-PPFM tersebut.
e.
Keluarga yang tidak masuk dalam Daftar KPM BPNT tetapi merasa layak, dapat
mendaftarkan dirinya melalui Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) dan
dapat dicalonkan sebagai penerima BPNT di tahun berikutnya.
6.7.5.
Penggantian KPM dan pengesahan Daftar KPM Pengganti
a.
Daftar KPM Pengganti diserahkan pihak desa/kelurahan kepada pengelola
program di daerah selambat-lambatnya 15 hari setelah registrasi berakhir.
b.
Kemensos perlu mendelegasikan wewenang kepada pengelola program di
daerah untuk mengesahkan Daftar KPM Pengganti. Pengelola program di
daerah melaporkan daftar kepada Dirjen PFM Kemensos dan gubernur sebagai
tembusan.
c.
Laporan disampaikan melalui aplikasi pengelolaan data KPM yang telah
disepakati, baik secara daring maupun luring.
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
6.7.6.
Registrasi susulan
a.
Bank mitra berkoordinasi dengan pengelola program di daerah dalam
penyelenggaraan registrasi susulan bagi KPM pengganti dan KPM bermasalah.
b.
Registrasi susulan untuk KPM pengganti dan KPM bermasalah harus selesai
dilakukan sebelum penyaluran tahap kedua.
c.
Pihak desa/kelurahan dan bank mitra menyusun Berita Acara Hasil Registrasi
Susulan. Pihak desa/kelurahan mengirim berita acara tersebut kepada
pengelola program di daerah. Pengelola program di daerah melaporkan daftar
kepada Dirjen PFM Kemensos dan Gubernur sebagai tembusan.
d.
Kantor cabang/wilayah bank mitra melaporkan rekapitulasi hasil registrasi yang
terdiri dari KKS yang berhasil terdistribusi dan sisa KKS kepada pengelola
program di daerah untuk diteruskan kepada Dirjen PFM Kemensos dan
Gubernur sebagai tembusan.
6.8.
Pemanfaatan
e-voucher
a.
Pengelola program di daerah harus memastikan ketersediaan stok bahan
pangan di e-warong dan memberikan pilihan kepada KPM selama proses
pencairan.
b.
Bank mitra harus menginformasikan setiap perubahan kode program dalam
mesin EDC kepada e-warong.
c.
Bank mitra dan pengelola program di daerah harus memastikan bahwa:
-
KPM dapat melakukan transaksi di e-warong manapun sehingga
penyusunan daftar nama KPM per e-warong tidak diperbolehkan,
-
e-Warong menjual bahan pangan sesuai yang diatur program,
-
KPM memiliki kebebasan dalam menentukan jumlah dan kualitas bahan
pangan,
-
KPM memiliki kebebasan dalam menentukan waktu transaksi,
-
e-Warong tidak memaketkan bahan pangan,
-
e-Warong harus menyerahkan bahan pangan kepada KPM sesaat setelah
transaksi,
-
e-Warong harus menyerahkan salinan transaksi kepada KPM,
-
e-Warong dan KPM tidak boleh mencairkan dana bantuan pangan secara
tunai,
-
e-Warong tidak menaikkan harga bahan pangan di atas harga pasaran,
-
KPM tidak menitipkan KKS pada e-Warong atau pihak lain.
110
harus di-
input
ke dalam aplikasi LAPOR.
b.
Pengaduan luring dapat diintegrasikan ke dalam pengaduan daring ketika
aplikasi mendapatkan jaringan internet. Sistem luring dapat digunakan di
tempat yang sama sekali belum ada jaringan internet dan sinyal.
c.
Tim pengelola program di daerah perlu membentuk tim pengelola pengaduan
sampai tingkat desa/kelurahan. Di tingkat desa/kelurahan perlu ditunjuk
petugas untuk melayani pengaduan tatap muka dari masyarakat dan
melakukan pencatatan secara luring terkait hasil pengelolaan pengaduan.
d.
Aplikasi LAPOR masih perlu penyesuaian untuk dapat menjawab kebutuhan
pengelolaan pengaduan BPNT, termasuk penyesuaian dengan sistem
pengaduan perbankan.
6.9.2.
Pelatihan
a.
Kemendagri, berkoordinasi dengan Kemensos dan K/L terkait lain, perlu
mempersiapkan bahan pelatihan yang menjelaskan sistem pengaduan secara
luring di samping secara daring. Materi dapat berbentuk pedoman dan video
tutorial.
b.
Peserta pelatihan adalah tim pengelola pengaduan yang telah ditunjuk oleh
pemerintah daerah.
c.
Kemendagri, berkoordinasi dengan Kemensos dan K/L terkait lain,
menyelenggarakan pelatihan yang idealnya secara berjenjang.
d.
Tim pelatih utama terdiri dari anggota dari Kemensos, Kemendagri, Kemenko
PMK, Bappenas, Sekretariat TNP2K, dan KSP. Tim pelatih utama disiapkan untuk
melatih tim pengelola pengaduan di tingkat provinsi.
e.
Waktu pelatihan memerlukan minimal dua (2) hari. Waktu sehari tidak
memadai, khususnya terkait praktik pengelolaan disertai contoh-contoh kasus
serta praktik menggunakan aplikasi LAPOR.
f.
Untuk mencapai hasil optimal, perlu jumlah pelatih yang memadai dengan
rasio pelatih terhadap peserta pelatihan minimal 1:20.
g.
Perlu jaringan internet dengan kapasitas dan mutu yang baik agar praktik
pengelolaan pengaduan selama pelatihan dapat berjalan lancar.
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
i.
Pengelola program di daerah berkoordinasi dengan OPD terkait lain dalam
menerima dan menindaklanjuti pengaduan.
6.10.
Pemantauan dan Pelaporan Pelaksanaan
a.
Kemensos berkoordinasi dengan K/L terkait perlu membentuk tim pemantau
yang anggotanya berasal dari Tim Pengendali. Pengelola program di daerah
membentuk tim pemantau yang anggotanya berasal dari OPD terkait.
b.
Kemensos dan K/L terkait perlu menyusun metode dan format pemantauan,
serta pelaporan yang akan digunakan oleh tim pemantau tingkat pusat dan
daerah. Dalam penyusunan instrumen pemantauan, Kemensos perlu
memasukkan poin-poin terkait pemanfaatan
e-voucher
yang dapat merujuk
pada
Sub
Bab 6.8 poin (c).
Sedangkan terkait dengan kinerja e-warong, hal-hal
yang perlu dipantau dapat merujuk pada
Sub Bab 6.4. poin (d).
c.
Tim pemantau tingkat pusat dan daerah melakukan pemantauan dan
pelaporan terhadap seluruh tahapan program dengan menggunakan metode
dan format yang telah ditetapkan.
d.
Pemantauan dilakukan di pusat dan daerah secara berkala, minimal tiga (3)
bulan sekali. Tim pemantau tingkat pusat dalam melaksanakan kegiatan
pemantauan dapat bekerja sama dengan pihak ketiga yang ditunjuk
Kemensos. Tim pemantau tingkat daerah dapat bekerja sama dengan
pendamping dan/atau pihak lain.
e.
Untuk melengkapi bahan pemantauan dan penyusunan pelaporan
pelaksanaan, kantor pusat dan kantor cabang/wilayah bank mitra setiap bulan
harus mempersiapkan data:
-
Rekapitulasi hasil registrasi yang terdiri dari KKS yang berhasil terdistribusi
dan sisa KKS.
-
Jumlah e-warong yang aktif terlibat dalam transaksi BPNT.
-
e-Warong yang mengalami masalah selama saat transaksi, antara lain:
mesin EDC berfungsi, dana tidak masuk ke rekening pemilik e-warong, dan
transaksi menggantung/gagal.
-
Jumlah dana yang disalurkan, digunakan, dan tersisa.
-
Jumlah KPM yang tidak memanfaatkan
e-voucher
.
-
Jumlah KPM yang bermasalah, sebagai contoh saldo kosong, KKS tidak
dapat digunakan, KKS tidak terbaca mesin EDC, dan KKS hilang.
f.
Tim pemantau tingkat daerah melaporkan hasil pemantauan pelaksanaan
program secara berkala, setidaknya dua (2) kali dalam setahun, kepada Dirjen
PFM Kemensos dan ditembuskan kepada Gubernur. Laporan tersebut
diteruskan Dirjen PFM Kemensos kepada Tim Pengendali.
g.
Tim pemantau tingkat pusat melaporkan hasil pemantauan pelaksanaan
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
116
pengumpulan data dimulai, tim memberikan pelatihan singkat kepada tim yang akan
melakukan pemantauan. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan data yang
berkualitas.
b.
Tahap pelaksanaan. Kegiatan pemantauan dilakukan dalam dua tahap, yaitu
pemantauan pada tahap pencairan pertama dan kedua. Di kedua tahap pemantauan
ini, tim melakukan wawancara mendalam dan diskusi terhadap sejumlah
responden/informan kunci. Hasil wawancara dilengkapi dengan pengamatan
terhadap kondisi infrastruktur (akses jalan, transportasi, dan sinyal), keberadaan
warung/toko, kegiatan registrasi, dan pelaksanaan transaksi di agen bank
.
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
Lampiran 2: PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI PENDATAAN KPM
UNTUK PEMBUKAAN REKENING UJI COBA PERLUASAN DAERAH BPNT
2018
PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI PENDATAAN KPM UNTUK
PEMBUKAAN REKENING UJI COBA PERLUASAN DAERAH BPNT 2018
Aplikasi ini digunakan untuk melakukan rekapitulasi hasil pemutakhiran data Uji Coba
yang telah melalui proses musyawarah desa (Mudes)/ Musyawarah Kelurahan (Muskel).
1. Salin dan buka file aplikasi data pendataan KPM yang bernama:
Aplikasi Pendataan Uji Coba – [nama kabupaten/kota] – [nama desa].xls
118
4. Untuk melihat data yang akan dikonfirmasi, tekan tombol “Tampilkan Data” yang berada
pada pojok kiri bawah. Formulir isian akan menampilkan data KPM yang akan dikonfirmasi. Data KPM yang ditampilkan tidak bisa diubah. Untuk melihat dan memeriksa data gunakan
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
5. Petugas data entry memeriksa status keberadaan KPM dan melakukan langkah sebagai berikut:
a. Jika KPM tidak diganti maka pada bagian Kepesertaan Uji Coba pilih tombol “Tetap.”
• Selanjutnya, petugas data entry memeriksa formulir isian bagian Data Pembukaan
Rekening Uji Coba Perluasan Penyaluran BPNT 2018.
• Layar menampilkan informasi pasangan kepala KPM. Jika data pembukaan rekening
KPM tidak sesuai dengan data KTP/KK, petugas data entry melakukan perbaikan sesuai dengan data dalam KTP/KK.
• Jika formulir tidak terisi data, formulir diisi dengan informasi anggota KPM berjenis
kelamin perempuan (anak) yang telah memenuhi syarat sesuai dengan data KTP/KK.
• Selanjutnya, tekan (klik) Tombol “Konfirmasi Data” jika data yang dimasukkan telah
120
• Jika petugas yakin dengan informasi KPM maka tekan tombol “Yes.” Selanjutnya, setelah disimpan, layar akan menampilkan informasi “Data telah disimpan”. Data KPM yang telah dikonfirmasi akan tersimpan dan tidak dapat diubah lagi.
LAPORAN PELAKSANAAN UJI COBA
Perluasan Wilayah Program Bantuan Pangan Nontunai 2018
dan Petugas menekan tombol “Konfirmasi Data” untuk memastikan KPM akan diganti
KPM baru.
• Layar akan menampilkan data KPM yang akan diganti yang memerlukan konfimasi
ulang dari petugas entry.
• Jika petugas yakin dengan penggantian KPM maka tekan tombol “Yes.”
• Berikutnya layar akan menampilkan informasi bahwa penggantian telah dilakukan dan
telah disimpan. Setelah petugas entry menekan OK, layar akan menampilkan formulir
122
• Layar akan menampilkan data KPM yang telah ditambahkan dan meminta konfirmasi petugas.
• Jika data telah sesuai maka tekan “Yes”. Sebaliknya, jika masih memerlukan perbaikan, maka tekan “No” dan kembali mengisi formulir.