• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Guru dalam Manajemen Kelas yang Ko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Guru dalam Manajemen Kelas yang Ko"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Sekolah Dasar

Peran Guru dalam Manajemen Kelas yang Kondusif dalam

Pembelajaran

(Ditunjukan untuk memenuhi mata kuliah Apresiasi Sastra Bahasa Indonesia)

Disusun :

Dewi Dayane Septiani (1815163009)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PGSD

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

(2)

Sekolah Dasar : Peran Guru dalam Manajemen Kelas yang Kondusif dalam Pembelajaran

Dewi Dayane Septiani

Perguruan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Jakarta

ABSTRAK

Penulis bertujuan untuk mengetahui tugas serta peran guru dalam dalam hal belajar mengajar serta mengetahui cara mengelola kelas yang baik dan kondusif. Semua itu dapat dilakukan dengan membangun strategi lingkaran belajar yang kondusif baik dari dimensi fisik ataupun psikologis. Dari hasil berbagai sumber informasi, penulis mengatakan bahwa makna yang terkandung dalam membangun lingkaran belajar yang kondusif mengajar pada dasarnya merupakan kegiatan yang kompleks, karena di dalamnya melibatkan berbagai macam ketrampilan dasar mengajar yang saling berinteraksi. Ketrampilan manajerial merupakan ketrampilan yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam mengajar. Ketrampilan mengelola kelas pada dasarnya merupakan kemampuan guru untuk menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar, baik secara fisik maupun psikologis. Faktor yang mempengarui keberhasilan proses pembelajaran di dalam kelas yaitu kopetensi guru, metode pembelajaran yang di pakai, strategi yang dipakai, kurikulum, sarana dan prasarana, serta lingkungan pembelajaran baik lingkungan alam ataupun lingkungan sosial budaya.

(3)

PENDAHULUAN

Guru sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Peran guru sangatlah penting dalam Pendidikan. Tanpa adanya guru, pembelajaran tidak akan bisa berjalan dengan baik. Menurut Mulyasa, (2005:35) Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.Tidak ada guru maka tidak ada pendidikan, tidak ada pendidikan tidak ada proses pencerdasan, tanpa proses pencerdasan yang bermakna, Pernyataan ini menyatakan bahwa proses peradaban dan kemanusiaan akan lumpuh tanpa kehadiran guru dalam perubahan proses pembelajaran anak bangsa. Terkait dengan pentingnya peran seorang guru, maka guru harus memiliki berbagai kemampuan, tidak hanya kemampuan akademik yang harus dimiliki oleh seorang guru, akan tetapi bagaimana seorang guru mempunyai kemampuan untuk memotivasi peserta didik, agar mau belajar yang nantinya akan meningkatkan prestasi serta cita-cita peserta didik. Lebih jelas lagi peran yang dimaksud disini berkaitan dengan peran guru dalam proses pembelajaran. Guru merupakan faktor penentu yang sangat banyak dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.

Guru yang professional salah satu cirinya adalah guru yang mampu mengelola kelas dengan baik. Pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila guru dapat menciptakan kelas yang kondusif untuk anak – anaknya agar tercapainya tujuan pembelajaran. Kelas yang kondusif adalah suatu kondisi pembelajaran dimana terciptanya suasana yang nyaman, aman, menyenangkan dalam kelas sehingga menciptakan kesadaran siswa untuk belajar. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu, sudah selayaknya kelas dikelola dengan professional. Guru harus mampu manajemen kelas dalam proses pembelajaran. Dapat dikatakan berhasilnya proses pembelajaran apabila guru berhasil mengelola manajemen yang baik terutama di kelas.

(4)

dengan rasa penuh tanggung jawab dan senang hati dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Manajemen kelas yang efektif adalah memperhatikan, membangkitkan minat, dan memelihara perilaku siswa dalam belajar. Indikator dari ketidakberhasilan guru adalah prestasi belajar siswa yang rendah tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Kegagalan atau ketidakberhasilan guru ini dikarenakan kurang mampunya dalam mengelola kelas sebagai proses dari pembelajaran yang telah diselenggarakan.

PEMBAHASAN

Tugas dan Peran Guru di Dalam Kelas

Ali Saifullah (2004: 9) menyatakan guru adalah “ mengabdikan seluruh

kehidupannya bagi perkembangan pendidikan anak”. Menurut Ahmad Tafsir (2007 : 72)

guru adalah “pendidik yang memberikan pelajaran kepada murid, biasanya adalah yang memegang mata pelajaran disekolah”.

Tugas dan peranan guru sebagai pendidik professional sangat kompleks, tidak terbatas saat berlangsungnya interaksi edukatif di kelas yang disebut proses belajar mengajar. Guru juga berfungsi sebagai administrator, evaluator, konselor, dan lain – lain sesuai sepuluh kompetensi yang dimilikinya. Menurut James B. Brow seperti yang dikutip oleh Sardiman A.M. (1990:142), mengemukakan bahwa tugas guru dan peranan guru antara lain : menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari – hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Tugas guru dalam proses belajar mengajar meliputi tugas pendagogik dan tugas administrasi. Tugas pendagogis adalah tugas membantu, membimbing dan memimpin. (Moh.Rifai, 1989:135) mengatakan :

“Dalam situasi pengajaran, gurulah yang memimpin dan bertanggung jawab penuh atas kepemimpinan yang dilakukan itu. Ia tidak melakukan instruksi-instruksi dan berdiri di bawah instruksi manusia lain kecuali dirinya sendiri, setelah masuk dalam situasi kelas”.

(5)

sekolah, (9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, (10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian Pendidikan guana keperluan pengajaran. Menurut Sardiman (2012:144) peranan guru dalam kegiatan belajar-mengajar, secara singkat dapat disebutkan sebagai berikut: (a) Informator (b) Organisator, (c) Motivator (d) Pengarah (e) Inisiator (f) Transmiter (g) Fasilitator (h) Mediator. Menurut pendapat Roestiyah NK (2005: 176-177) guru digolongkan kepada tiga pandangan, yaitu menurut pandangan tradisional, pandangan seorang pendidikan, dan menurut N.E.A (national Education Association).

a) Menurut pandangan tradisional guru dapat diartikan sebagai seorang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan.

b) Menurut pandangan seorang Pendidikan, dapat diartikan bahwa guru adalah seorang yang menyebabkan orang lain mengetahui atau memberikan pengertian sebaik mungkin.

c) Menurut N.E.A guru diartikan sebagai semua petugas yang langsung terlihat dalam tugas-tugas kependidikan.

Adapun peranan guru menurut pendapat para ahli berikut yang dikutip dalam buku Sardiman (2012, 143) adalah:

1. Prey Katz menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembang sikap dan tingkah laku serta nila-nilai, orang yang menguasi bahan yang diajarkan.

2. Havighurst menjelaskan bahwa peranan guru di sekolah sebagi pegawai dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan terhadap atasannya, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan penganti orang tua.

3. James W. Brownmengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.

Menurut pendapat Pullias danYoung (1988), Manan (1991) serta Yelon dan Weistein (1997) dapat di definisikan 10 peran guru yaitu sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharuan, teladan atau model, pendorong kreativitas, aktor, emansipator, evaluator.

1) Guru Sebagai Pendidik

Guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawah, wibawa, mandiri, dan disiplin

(6)

Guru membantu siswa yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari.

3) Guru Sebagai Pembimbing

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (Guide), yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bcrtanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam melakukan perjalanannya, guru memerlukan empat kompetensi dalam menjalankannya. (1) guru harus melakukan tujuan (2) Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, (3) Guru harus memaknai pembelajaran, (4) Guru harus melaksanakan penilaian.

4) Guru Sebagai Pelatih

Guru berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-masing.

5) Guru Sebagai Penasehat

Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.

6) Guru Sebagai Model dan Teladan

Guru sebagai model dan teladan bagi peserta didik. Menjadi guru berarti menerima tanggung jawab untuk menjadi teladan serta bisa menjadi panutan dan contoh yang baik untuk peserta didiknya.

7) Guru sebagai Pendorong Kreativitas

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut.

8) Guru Sebagai Aktor

Guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada penonton. Penampilan yang bagus dari seorang aktor akan mengakibatkan para penonton tertawa, mengikuti dengan sungguh-sungguh, dan bisa pula menangis terbawa oleh penampilan sang aktor. Sebagai aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam yang akan mengarahkan kegiatannya.

9) Guru Sebagai Emansipator

(7)

Dia tahu bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta didik

10) Guru Sebagai Evaluator

Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik. Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan dengan teknik yang sesuai, mungkin tes atau nontes. Teknik apapun yang dipilih, penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.

Manajemen Kelas dalam Pembelajaran

Proses pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat siswa belajar, dan terjadinya interaksi yang menyebabkan perubahan tingkah laku dari siswa. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat kegiatan siswa dan kegiatan guru. Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan manajerial. Kegiatan mengajar antara lain seperti kebutuhan peserta didik, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan, mengajukan pertanyaan, menilai kemajuan siswa. Sedangkan kegiatan manajerial kelas bermaksud meciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Kegiatan manajerial yang baik antara lain seperti mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan peserta didik, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok. Dalam mengelola kelas pembelajaran ini, guru berfungsi sebagai manajer. Dengan kata lain, sebagai seorang pemimpin sehingga dapat dikatakan guru sebagai seorang pemimpin dalam kelas pembelajaran.

(8)

serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Sedangkan tujuan dari manajemen kelas itu sendiri menurut Rusydie (Wiyani, 2013:61) mengemukakan tujuan dari manajemen kelas yaitu : (a) Memudahkan kegiatan belajar peserta didik, (b) Mengatasi hambatan-hambatan yang menghalangi terwujudnya interaksi dalamkegiatan belajar mengajar, (c) Mengatur berbagai penggunaan fasilitas belajar, (d) Membina dan membimbing peserta didik sesuai dengan berbagai latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya, (e) Membantu peserta didik belajar dan bekerja sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya, (f) Menciptakan suasana sosial yang baik di dalam kelas.

Perlunya kemampuan mengelola kelas yang dimiliki oleh seorang guru karena pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar, yang ditandai dengan perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif maupun psikomotorik. (Sunaryo dan Nyoman, 1996: 75). Dampak pembelajaran dapat dibedakan ke dalam manajemen kelas seorang guru diharapkan bisa mengatasi masalah-masalah yang membuat tidak kondusifnya kondisi kelas. Untuk itu, seorang guru harus memperhatikan komponen pengelolaan kelas. Berkaitan dengan tugas atau peran guru untuk mengembangkan potensi anak (guru sebagai demonstrator dan guru sebagai manajemen kelas), guru harus mengetahui betul potensi anak didik. Karena dari potensi itulah, guru menyiapkan strategi kegiatan yang baik dengan potensi anak didik. Strategi digunakan untuk mewujudkan keberhasilan tujuan pendidikan. Dampak dari globalisasi juga telah mengakibatkan pergeseran dalam peran guru. Jika dulu guru hanya berperan sebagai orang yang mengajari, menggurui, dan sebagai makhluk serba bisa. Maka sekarang harus bergeser, peran guru menjadi sosok yang lebih memberikan motivasi, inspirasi, fasilitas serta kawan dialog bagi peserta didiknya. Guru sekarang ini dituntut lebih maju, lebih pintar, memahami perkembangan zaman dan kreatif.

(9)

Kelas yang Kondusif dan Strategi Menciptakan Kelas agar Efektif

Menurut Supardi (2013:217), suasana sekolah dinyatakan kondusif apabila warga sekolah merasakan adanya kenyamanan, ketentraman, kemesraan, kegembiraan dan antusias dalam pelaksanaan pembelajaran. Sekolah memastikan sarana prasarana seperti kursi, meja, lemari yang terdapat di sekolah adalah sesuai dengan kebutuhan. Bangunan sekolah dan ruangan kelas yang dilengkapi ventilasi udara yang baik dan dilengkapi penerangan yang mencukupi dan suasana yang sunyi sehingga peserta didik merasa nyaman ketika pembelajaran berlangsung di kelas. Jadi, kelas yang kondusif adalah suatu kondisi pembelajaran dimana terciptanya suasana yang nyaman, aman, menyenangkan dalam kelas sehingga menciptakan kesadaran siswa untuk belajar.

Ramsden (1992) mengenal enam prinsip utama pengajaran berkesan yaitu yang dapat menghasilkan suasana pembelajaran kondusif.

Prinsip 1: Minat dan penjelasan

Penjelasan yang jelas tentang isi kandungan (subject matter) tidak lebih penting dari upaya menjadikan isi kandungan menarik sehingga siswa merasa tertarik mempelajarinya.

Prinsip 2: Keprihatinan dan hormat terhadap siswa dan pembelajaran siswa

Guru memberikan perhatian dan menghormati siswa serta pembelajaran mereka.

Prinsip 3: Penilaian dan umpan balik yang sesuai

Guru memberikan umpan balik terhadap kerja siswa.

Prinsip 4: Tujuan yang jelas dan tantangan intelektual

Tujuan dari pembelajaran sebelum kegiatan belajar dimulai harus dijelaskan terlebih dahulu sehingga siswa memahami tujuan dari kegiatan tersebut.

Prinsip 5: Kebebasan, pendampingan, dan penglibatan aktif

Pembelajaran berkualitas tinggi bermakna siswa terlibat secara aktif, mempunyai pilihan terhadap cara mereka belajar dan mempunyai pendampingan terhadap aspek yang dipelajari.

(10)

tempat duduk, (3) ventilasi dan pengaturan cahaya, (4) pengaturan penyimpanan barang-barang, (5) menciptakan kelas yang bersih dan indah.

Strategi pembelajaran adalah upaya guru dalam cara penyampaian materi yang telah dibuat tadi untuk lebih mudah disampaikan kepada siswa dengan cara seefektif mungkin. Berbagai cara yang dilakukan guru dalam penyampaian materi ini adalah menggunakan metode yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa yang menjadi subyek belajar. Roestiyah berpendapat bahwa “di dalam proses belajar -mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar”.

Dalam menciptakan iklim kelas yang kondusif, guru juga harus memperhatikan beberapa faktor sebelum proses belajar mengajar dimulai. Adapun faktor-faktor dalam yang menyebabkan kelas menjadi kondusif supaya keberhasilan siswa dapat tercapai pada saat pembelajaran yaitu : (1) pengetahuan awal peserta didik, (2) keadaan siswa di rumah juga berpengaruh terhadap hasil belajar, (3) jarak rumah dengan sekolah yang cukup jauh, (4) lingkungan sosial siswa di rumah, (5) fasilitas dalam pembelajaran di sekolah, (6) kondisi geografis sekolah yang terletak di perdesaan yang menyebabkan kurangnya tenaga guru professional.

Gunawan (2004:156) mengernukakan tiga elemen penting dalam komunikasi supaya proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, yaitu :

1. Konten

Konten merupakan bagian guru, dimana semua materi dapat dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Konten tidak hanya menyangkut informasi yang disampaikan tetapi juga mencakup kemampuan membina hubungan dengan murid, membangkitkan motivasi, memberikan nilai tambah dan rasa ingin tahu.

2. Penyampaian Informasi

Meliputi media penyampaian informasi, kontak mata, suara, ekspresi wajah maupun gerak tubuh.

3. Konteks

Konteks merupakan kondisi atau situasi yag terlibat meliputi suasana hati yang berlaku di kelas dan di sekolah.

(11)

keseluruhan kelas, (5) memberi penghargaan kepada murid yang kerjanya baik atau menegur murid yang berperiiaku buruk, (6) memastikan apakah bahan dan buku yang dipergunakan tersedia dan (7) memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisien. Keterampilan guru dalam mengelola kelas dapat digolongkan dalam dua aspek utama, yaitu: 1) menciptakan kondisi kelas yang kondusif dan 2) memelihara serta mengembalikan kondisi kondusif tersebut. Keberhasilan guru dalam memelihara supaya kondisi kelas tetap kondusif memerlukan pengalaman dan kreativitas guru.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa peran dan tugas guru dalam melakukan pengajaran sangatlah penting dalam menciptakan kelas agar kondisuf. Tugas guru menurut Sardiman A.M. (1990:142 yaitu menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari – hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Sedangkan Peran guru menurut pendapat Pullias danYoung (1988), Manan (1991) serta Yelon dan Weistein (1997) terdapat 10 peran guru yaitu sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharuan, teladan atau model, pendorong kreativitas, aktor, emansipator, evaluator. Perlunya kemampuan mengelola kelas yang dimiliki oleh seorang guru karena pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar, yang ditandai dengan perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif maupun psikomotorik. (Sunaryo dan Nyoman.

Guru juga sangat berperan dalam mangelola kelas. Sebab, keberhasilan seorang pendidik dapat dilihat dari cara guru mengelola kelasnya. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar di kelas adalah kemampuan guru dalam mengelola kelas. Jika guru mempunyai ketrampilan untuk mengelola kelasnya dengan baik maka pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik juga sehingga tercapailah tujuan dari pembelajaran.

(12)
(13)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Nartanio. 2006. Mengelola kelas untuk keberhasila Proses Belajar Mengajar. No 1. Hal 92-97.

Ahmadi, A. & J. T. Prasetiya. 2005. SBM: Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arens, Ricard. 2008. Learning To Teach (Belajar untuk Mengatur). Yogyajakarta : Pustaka Jakarta.

Dedi Permadi. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia.

Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

.

Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.

Hasibuan & Mudjiono. (2002). Proses belajar mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Helsa, dkk. 2017. Kemampuan Manajemen Guru di Kelas. Vol 16. No 2. Hal 89-104.

Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002), hal 8-10.

Ismiarti. 2004. Meningkatkan Minat Belajar Siswa melalui Penciptaan Iklim Kelas yang Kondusif. Jurnal Guru. Vol 1 hal 25-28.

M. Entang dan T. Raka Joni, 1983. kegiatan mengajar dan kegiatan manajerial, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Martinis Yamin, Maisah, 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas, Strategi Meningkatkan Mutu Pebellajaran kelas, Jakarta, Gaung Persada.

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992, hal. 89.

Mudri, M Walid. Kompetensi dan Peranan Guru dalam Pembelajaran. Hal 116-121.

(14)

Mursalin, Sulaiman. 2017. Peran Guru dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas. Vol 2. No 1. Hal 105-108

Mustafida, Fita. 2017. Strategi Menciptakan iklim kelas yang kondusif di SD.

Vicratina. Vol 01. No 2. Hal 84-86.

Ngalim, Poerwanto. 1991. Kompetensi Mengajar dan Guru. Jakarta: Nasco Nurudin Syafrudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta, Ciputat Press, 2002), hal 143.

Rachman, Maman. 1997. Manajemen Kelas. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Raresik, Ayuning. 2016. Faktor yang Mempengarui Keberhasilan Siswa. Vol 4. No 1. Hal 3-4.

Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1991, hal. 45.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi, Arikunto. 1992. Pengelolaan Kelas dan Siswa (Sebuah Pendekatan Evaluatif). Jakarta, Rajawali.

Sunhaji. 2014. Manajemen Kelas dan Implikasinya dalam Pembelajaran. Vol 2. No 2. Hal 32,35.

Suryosubroto, B, Drs. 2013. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Winataputra. 2003. Manajemen Peserta didik. Jakarta: Bina Karya.

Wiyani. 2013. Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan pembelajaran menyimak bahasa Jerman menurut Kurikulum 2013 adalah peserta didik mampu menyimak bunyi ujaran (kata, frasa, atau kalimat), peserta didik mampu

Pendekatan perubahan tingkah laku dalam manajemen kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku peserta didik di dalam kelas. Peranan guru

Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilaianya bahwa ia memang

Temuan penelitian tersebut menguatkan pendapat Novan Ardy Wiyani dalam bukunya Manajemen Kelas Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif,

Iklim kelas yang kondusif mendukung peserta didik untuk berperilaku disiplin dan terlebih lagi menentukan keberhasilan dalam penerapan sikap disiplin peserta didik di

Oleh karena itu, guru profesional memiliki peran yang sangat sentral dalam proses belajar mengajar yang meliputi manajemen kelas, perannya sebagai manajer kelas,

Implementasi manajemen kelas dalam meningkatkan minat belajar peserta didik mempunyai hambatan solusi untuk mengatasi hambatan manajemen kelas dalam meningkatkan minat belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen kelas dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD