ATERIALITAS
Materialitas merupakan dasar penerapan dasar auditing, terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan
Konsep MATERIALITAS
Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas suatu pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
MATERIALITAS
Penting dalam Audit atas Laporan keuangan?
Dalam laporan audit atas laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan (guarantee) bagi klien atau pemakai laporan keuangan yang lain, bahwa laporan keuangan auditan adalah akurat.
MATERIALITAS
pertimbangan awal tentang materialis
Auditor melakukan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas dalam perencanaan auditnya. Penentuan materialitas ini, yang seringkali disebut dengan materialitas perencanaan, mungkin dapat berbeda dengan tingkat
materialitas yang digunakan pada saat pengambilan kesimpulan audit dan dalam mengevaluasi temuan audit karena (1) keadaan yang melingkupi berubah (2) informasi tambahan tentang klien dapat diperoleh selama berlangsungnya audit.
MATERIALITAS
pada tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas
. (1) auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit dan
(2) pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
MATERIALITAS
pada Tingkat Saldo akun
materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
Alokasi MATERIALITAS laporan Keuangan ke Akun
Dalam melakukan alokasi, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya salah saji dalam akun tertentu dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk memverifikasi akun tersebut.
Hubungan antara MATERIALITAS dengan bukti audit
Materialitas merupakan satu diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan ( kuantitas ) bukti audit. Dalam membuat generalisasi hubungan antara materialitas dengan bukti audit,
perbedaan istilah materialitas dan saldo akun material harus tetap diperhatikan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang
diperlukan ( hubungan terbalik ).
RISIKO AUDIT
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko audit. Menurut SA Seksi 312 risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit, risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
RISIKO Audit Keseluruhan ( Overall Audit Risk )
Risiko audit dapat ditaksir secara kuantitatif atau kualitatif. Dalam penentuan risiko audit keseluruhan, auditor juga menyatakan tingkat kepercayaan (level of confidence).
RISIKO Audit Individual
Karena audit mencakup pemeriksaan terhadap akun-akun secara indivual, risiko audit keseluruhan harus dialokasikan kepada akun-akun yang berkaitan.
Unsur RISIKO Audit
Terdapat tiga unsur risiko audit :
Penggunaan Informasi RISIKO Audit
Taksiran risiko audit pada tahap perencanaan audit dapat digunakan oleh auditor untuk menetapkan jumlah bukti audit yang akan diperiksa untuk membuktikan kewajaran penyajian saldo akun tertentu.
Risiko audit individual = risiko bawaan x risiko pengendalian x risiko deteksi
Dari formula tersebut, risiko deteksi dapat dihitung dengan formula berikut ini :
Risiko deteksi = Risiko audit individual Risiko bawaan x Risiko pengendalian
Hubungan antar Unsur RESIKO
Risiko bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Kedua risiko yang disebut terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi
berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditor itu sendiri. Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan risiko pengendalian.
Hubungan antara MATERIALITAS, RISIKO AUDIT, dan BUKTI AUDIT
Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, risiko audit, dan bukti audit digambarkan sebagai berikut :
1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat
materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang di kumpulkan.
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah satu dari tiga cara berikut ini :
a. Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap dipertahankan.
materialitas secara bersama-sama
STRATEGI AUDIT AWAL
Strategi audit awal dibagi menjadi dua macam : (1) Pendekatan Terutama Substantif, (2) Pendekatan Risiko Pengendalian Rendah.
Unsur STRATEGI AUDIT AWAL
Dalam mengembangkan strategi audit awal untuk suatu asersi, auditor menetapkan empat unsur berikut ini :
1. Tingkat risiko pengendalian taksiran yang direncanakan.
2. Luasnya pemahaman atas pengendalian intern yang harus diperoleh.
3. Pengujian pengendalian yang harus dilaksanakan untuk menaksir risiko pengendalian.