ISIS ANEH: Tidak sesuai syariat Islam (kelompok yang menyalahi/ menentang tujuan sendiri)
Seperti yang kita ketahui, baru- baru ini negeri ini telah digegerkan oleh aksi teror yang dilakukan oleh salah satu kelompok teroris terkenal. Berkaca dari masa lampau, sudah banyak sekali aksi- aksi teror yang menghantam negeri ini sperti teror bom yang menelan banyak korban di Bali pada tahun 2002 ( bom bali satu).
Baru-baru ini, pada bulan awal tahun 2016 tepatnya Kamis 14 Januari 2016, kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, digegerkan oleh aksi bom bunuh diri dan aksi koboi pelaku yang melepaskan tembakan ke arah petugas polisi dan masyarakat umum. Meskipun pelaku akhirnya bisa di lumpuhkan, tdak menutup kemungkinan aksi- aksi lainya akan menyusul. Aksi terorris ini di yakini dilakukan oleh kelompok terroris ISIS, pernyataan ini di perkuat oleh pernyataan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyah. Sekitar dua bulan pasca terror di Paris, kelompok terror ISIS telah memberi warning yang di alamatkan pada Polri. Dalam warning itu dikatakan akan ada konser di Indonesia (aksi bom bunuh diri di tempat keramaian), dan Indonesia akan jadi berita internasional1.
Mengenai kejadian diatas, pemerintah harus lebih meningkatkan keamanan negara. Hal ini bisa saja memberikan fasilitas yang memadai kepada Polri dan TNI untuk memberantas kelompok teroris yang semakin menggila di Indonesia. Sanksi hukum pun bisa saja menekan aksi terror di Indonesia, bisa saja dengan memberikan hukuman Mati terhadap pelaku terroris yang dimaksudkan untuk mengurangi jumlah anggota teroris. Tetapi, apakah mereka takut dengan ancaman hukuman mati tersebut.
Diketahui, di Indonesia telah ada beberapa anggota teroris yang di hukum mati seperti Amrozi cs. Akan tetapi, aksi teror masih saja tetap terjadi.
2
Menurut C. Manullang: Terorisme adalah suatu cara untuk merebut kekuasaan dari kelompok lain, dipicu oleh banyak hal, seperti; pertentangan (pemahaman) agama, ideologi dan etnis, kesenjangan ekonomi, serta tersumbatnya komunikasi masyarakat dengan pemerintah, atau karena adanya paham separatisme dan ideologi fanatisme2.
Jika dilihat dari definisi diatas, kegiatan teror yang di lakukan oleh kelompok ISIS ini dipicu oleh pertentangan ( pemahaman) agama. ISIS diketahui ingin mendirikan negara Islam. ISIS merupakan negara baru yang dideklarasikan oleh Abu Bakar al-Baghdady pada tanggal 9 April 2013, menyusul terjadinya perang saudara di Irak dan Suriah. Tentu saja proklamasi kemerdekaan ini masih bersifat sepihak, dimana Pemerintah Suriah dan Pemerintah Irak tak merestuinya. Begitu pula Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sama sekali belum mengakuinya sebagai negara yang berdaulat. Dalam bahasa Arab, negara ini disebut يفةيملسلا هلود ماشلاو قارعلا (Daulah Islamiyyah fie Iraq wa Syam), atau dalam bahasa Inggris ditulis dalam beberapa versi. Ada yang menyebutnya Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL), Islamic State in Iraq and Syria (ISIS), dan ada juga yang menyebutnya Islamic State in Iraq and al-Shām (juga disingkat ISIS). Meski secara de jure belum diakui negara-negara lain, faktanya ISIS telah menguasai wilayah seluas 400.000 km2, yang meliputi wilayah di Irak dan Suriah. Untuk sementara, Kota Raqqah yang berada di Suriah ditetapkan sebagai ibu kota negara3.
2 Manullang, A.C. 2001. Menguak Tabu Intelijen Teror, Motif dan Rezim, Jakarta: Panta Rhei
Jika dilihat tujuan ISIS ini untuk mendirikan negara Islam, itu sebenarnya sah- sah saja apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan syarat-syarat mendirikan negara. Akan tetapi, seperti yang kita ketahui, ISIS menggunakan kekerasan yang bertentangan dengan syariat Islam. Adapun kesalahan ISIS dapat ditinjau dari tiga aspek:
1. Dari aspek tujuan politik (siyasah), sebagaimana penjelasan dalam deskripsi yaitu berencana akan menegakkan hukum Islam dapat digolongkan dalam kelompok pemberontak (ahli baghyi). Adapun agenda politik yang sebenarnya ingin dicapai oleh mereka, perlu ada kajian lebih mendalam.
2. Dari aspek ideologi (aqidah), tergolong ahli bid’ah wad dlolal.
3. Dari aspek aksi (Harokah), tindakan kelompok ISIS dalam mewujudkan tujuan politiknya dengan kekerasan, seperti pembantaian massal, perampasan harta, penganiaan kepada sesama muslim, sebagaimana dalam deskripsi adalah tergolong tindakan kejahatan berat dalam hukum Islam4.
3
Jika dilihat dari pembahasan diatas, ISIS merupakan kelompok yang sebenarnya menyalahi tujuan mereka sendiri untuk mendirikan negara Islam, dengan perilaku mereka yang melakukan pembantaian, yang bertentangan dengan Syariat Islam. Apalagi dalam mewujudkan tujuan politiknya yang menggunakan kekerasan, pembantaian massal, perampasan, penganiayaan sesama muslim, yang merupakan kejahatan terberat di dalam hukum islam.