• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAl skripsi fisip hubungan internas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAl skripsi fisip hubungan internas"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

KEBIJAKAN NUKLIR KOREA UTARA PADA MASA KEPEMIMPINAN KIM JONG UN PADA TAHUN 2012-2015

Oleh:

Vindri Retya Ningrum NIM F1I014021

Diajukan untuk menyusun skripsi pada program Strata Satu (1) ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Univesitas Jenderal

Soedirman

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Korea adalah sebuah negara yang terletak dalam kawasan semenanjung di Asia Timur dan dikenal dengan nama Republik Demokratik Rakyat.

Korea Utara yang mulai mengembangkan teknologi nuklirnya pada tahun 1950 tidak terlepas dari bantuan teknik Uni Soviet. Para pakar-pakar teknologi Korea Utara telah diajarkan untuk mengembangkan nuklir oleh Uni Soviet sehingga Korea Utara memiliki keunggulan dalam pengembangan teknologi nuklir di wilayah Yongbyon yang telah dipilih sebagai tempat untuk membangun fasilitas nuklir dalam skala besar Korea Utara. Pada tahun 1960-an, secara keseluruhan Korea Utara dapat memproduksi serta memperoleh roket dan rudal untuk mendukung program rudalnya.1

Dengan munculnya senjata pemusnah massal dalam hal ini nukir, yang dimiliki oleh setiap negara di dunia maka akan mengancam sistem keamanan internasional dan juga kemanan dalam negeri suatu negara. Karena senjata jenis tersebut dapat digunakan kapan saja dengan jarak tempuh berapa pun dapat digunakan untuk menghancurkan suatu negara. Keberadaan senjata nuklir ini hanya memberikan kecemasan pada negara yang tidak memiliki dan memberikan keuntungan pada negara yang memilikinya.

Isu mengenai nuklir di Korea Utara memang selalu menjadi topik yang hangat dan kontroversial. Negara yang masih menganut komunisme secara turun temurun ini sepertinya sering mengejutkan dunia dengan banyak uji coba nuklir yang dikembangkannya saat ini. Hal ini telah memancing banyak pihak termasuk PBB yang bahkan akan melakukan sidang darurat dalam menanggapi masalah ini. Selain itu tindakan tidak konsisten Korea Utara dalam menyikapi segala

1 Diakses dari. Rear Area Missile Bases in North Korean can be Attack with Precisium. By Kim Min-sok, Korea Develops Cruise Missile Capable od Hitting Most of N.Korea pada tanggal 04

(3)

pertemuan maupun kesepakatan mengenai nuklir di ranah forum internasional bukan menjadi hal yang baru, seakan-akan korea utara hanya berusaha untuk menjadi pusat perhatian di dunia internasional dengan adanya nuklir. Seperti yang diberitakan oleh harian The New York Times, Korea Utara telah tercatat beberapa kali menyepakati perjanjian mengenai nuklir, khususnya dengan Amerika Serikat. namun kemudian Korea Utara mundur atau melanggar perjanjian-perjanjian tersebut. Kebijakan Korea Utara yang tak jelas dalam setiap perjanjian dan pertemuan yang membahas mengenai nuklir inilah yang kemudian membuat semakin hangatnya kontroversi ini. apa yang sebenarnya direncanakan oleh Korea Utara, yang tentu saja tidak terlepas dari peranan sang pemimpin negara ini sebagai pembuat kebijakan utama. Selepas dari pemerintahan kim jong il yang merupakan ayah dari pemimpin korea utara yang sekarang menjabat yaitu kim jong un, korea utara tidak merubah arah kebijakan baik di dalam negerinya maupun luar negerinya, hal ini diumumkan melalui stasiun televisi nasional korea utara pad akhir tahun 2011 yang menyatakan :

" Our party will make no slightest vacillation and concession in implementing the instructions and policies he laid out politicians around the world, including the puppet forces in South Korea, that they should not expect any changes from in his lifetime and... will allow no change in this process ...We declare solemnly and confidently that foolish us"

(4)

bertahun-tahun Korea Utara telah mengembangkan nuklirnya tanpa pengawasan. Selain itu, ini menunjukkan bahwa pemimpin baru Korea Utara setidaknya memiliki kemauan untuk mempertimbangkan negosiasi dan menjalin hubungan dengan Amerika Serikat.2

Namun tidak sampai sebulan persetujuan ini dicapai, Korea Utara kembali ke pola perilaku agresif yang dimilikinya dengan mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan satelit untuk mengorbit ke luar angkasa untuk memperingati 100 tahun Kim Il Sung.

Pernyataan ini tentu saja menghilangkan optimisme yang sempat dimiliki sebelumnya. Dengan meluncurkan satelit ini, Korea Utara tidak mengindahkan Resolusi Dewan Keamanan PBB yang berisi permintaan agar Korea Utara berhenti meluncurkan roket yang menggunakan misil dengan jangkauan antar benua karena roket yang digunakan untuk meluncurkan satelit luar angkasa ini adalah tipe yang sama digunakan untuk meluncurkan senjata nuklir, meningkatkan kembali ketegangan yang sempat mereda antara Korea Utara dan negara-negara yang terlibat khususnya Korea Selatan dan Amerika Serikat. Meskipun Korea Utara menyatakan bahwa roket tersebut digunakan hanya untuk mengangkut satelit cuaca, tetapi Amerika Serikat dan Korea Selatan mengatakan peluncuran tersebut adalah uji coba misil balistik. Presiden Amerika Barrack Obama telah menghimbau melalu media bahwa tindakan tersebut bukan sesuatu yang seharusnya dilakukan dan hanya akan memperparah isolasi Korea Utara dalam lingkungan internasional, namun Kim Jong Un tidak terlihat akan merubah keputusannya. Perkembangan terakhir dari kasus ini terjadi akhir Maret 2012 ketika militer Korea Utara mulai memindahkan roket peluncur tersebut ke

launching pad menggunakan kereta dan mengisinya dengan bahan bakar, seakan tidak mengindahkan segala himbauan yang diterima. Bahkan Korea utara mengundang 21 jurnalis dari berbagai negara untuk meliput uji coba roket yang akan dilakukan pemerintah Korea Utara. Roket yang mengangkut satelit

(5)

Myong-Song akan diluncurkan sekitar tanggal 12 sampai 16 April, melalui roket jarak jauh Unha 3 dari Stasiun Satelit Sohae di wilayah Cholsan, Provinsi Phyongan.3

B. RUMUSAN MASALAH

Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kim jong un dalam membuat kebijakan nuklir di korea utara?

C. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui dan menganalisa kebijakan nuklir korea utara pada masa pemerintahan kim jong un serta melihat peran dari kim jong un sendiri selaku pemimpin tertinggi di korea utara.

D. MANFAAT PENELITIAN

a. MANFAAT TEORITIS

Saya berharap penelitian ini dapat memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai peran kim jong un selaku presiden korea utara dalam membuat kebijakan nuklir di dunia internasional. Sekaligus memperkaya kajian keamanan dalam studi hubungan internasional.

b. MANFAAT PRAKTIS

Saya berharap dengan adanya penelitian ini kita dapat mengambil manfaat lain yaitu kita dapat memprediksi telah sejauh mana kebijakan nuklir yang di buat oleh korea utara.

E. PENELITIAN TERDAHULU

3 Ervan Hardoko. [online].

(6)

Dalam penelitian ini saya akan memaparkan sebuah peneltian terdahulu yang relevan dengan topik pembahasan saya tentang kebijakan nuklir di korea utara pada masa pemerintahan kim jong un.

Andi Purwono dan Ahmad Saifuddin Zuhri (2010) di dalam jurnal penelitiannya yang berjudul PERAN NUKLIR KOREA UTARA SEBAGAI INSTRUMEN DIPLOMASI POLITIK INTERNASIONAL.

Mereka memaparkan bahwa pemerintahan korea utara yang sekarang walaupun arah kebijakannya terkadang masih belum tampak jelas tetapi lebih lembut dan mulai membuka diri dalam pergaulan di dunia internasional. Mereka menyebutkan Korea Utara telah menjadikan nuklir sebagai instrumen diplomasi terhadap dunia internasional demi meraih kepentingan nasionalnya. Alasan Korea Utara menggunakan nuklir sebagai alat diplomasi adalah survive,ekonomi,dan keamanan.

Namun seiring dengan berkembangnya dinamika politik internasional, Korea Utara pun menggunakan teknologi nuklir yang dimilikinya sebagai sebuah bentuk diplomasi koersif dalam rangka mencapai tujuan atau kepentingan nasionalnya.

Dan skripsi dari UMY yang berjudul KOREA UTARA DIBAWAH KEPEMIMPINAN KIM JONG UN DALAM UPAYA REUNIFIKASI KOREA Juga tampak mulai membuka diri.

Skripsi ini menyebutkan kim jong un selaku presiden korea utara saat ini telah melakukan beberapa diplomasi,salah satunya dengan mengundang mantan pemain NBA, dennis rodman untuk berkunjung serta melakukan pertandingan dan melatih basket terhadap masyarakat korea utara.4

Hal ini memicu spekulasi bahwa pemerintahan dan kebijakan dari kim jong un akan lebih lembut dan membuka diri di dunia internasional.

(7)

F. KERANGKA PEMIKIRAN

Sesuai dengan pokok permasalahan tentang kebijakan nuklir korea utara pada masa pemerintahan kim jong un tahun 2012-2015, maka saya mencoba megkaji permasalahan tersebut dengan menggunakan teori atau pendekatan realisme dan konsep kepentingan nasional.

Istilah realisme sendiri sebenarnya sering digunakan dalam penerapan disiplin ilmu hubungan internasional, Realisme dikatakan sebuah pandangan yang pesimis dan skeptis. Realisme berasumsi bahwa sistem internasional adalah anarki jadi setiap negara pasti bersaing satu sama lain untuk mengejar kepentingannya masing-masing. Realisme klasik berpegang teguh mengenai konsep dasar kepentingan nasional.

Sedangkan konsep dari kepentingan nasional itu sendiri adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu bangsa secara tetap melalui kepemimpinan pemerintah. Berbeda dengan ini hans j morgenthau menyebutkan ada tiga konsep kepentingan nasional yaitu pengaruh,kekuasaan, dan kekuatan. Dapat disimpulkan bahwa kepentingan nasional itu berpusat pada perlindungan diri sebuah bangsa.

(8)

Menurut K.J. Holsti tentang kepentingan nasional, mengganti istilah kepentingan nasional dengan konsep ”tujuan”, yang pada dasarnya merupakan suatu gambaran keadaan peristiwa masa depan dan rangkaian kondisi dikemudian hari yang ingin diwujudkan oleh pemerintah melalui pengaruhnya di luar negeri dan mendukung sikap negara lain.5

Korea utara mengembangkan senjata nuklir dalam upaya untuk memodernisasikan persenjataan militernya. Korea utara menggunakan nuklir sebagai alat untuk meraih kepentingan nasionalnya. Alasan korea utara adalah yang pertama untuk alasan survive (bertahan) untuk terus mempertahankan rezim komunis agar tetap eksis di kancah perpolitikan dunia, alasan yang kedua adalah faktor ekonomi, sudah sering korea utara menggunakan nuklirnya atau bersikap licik dengan menyetujui kebijakan tertentu asalkan negara atau organisasi dapat memberikan bantuan bahan makanan ataupun ekonomi seperti yang pernah terjadi korea utara memberikan konsensi dengan memberikan penghentian sementara program nuklirnya atau ijin inspeksi IAEA dilakukan dengan imbalan bantuan makanan dan bahan bakar dari Cina dan Korea Selatan, serta pembangunan reaktor nuklir sipil di Korea Utara oleh pihak Korea Selatan dan Jepang. Korea Utara bahkan meminta konsesi untuk sekedar hadir di meja perundingan, sebagaimana syarat Pyongyang agar Washington mencairkan rekening 25 juta dollar miliknya yang dibekukan di Makau tahun 2005 sebelum kembali ke meja perundingan.

Alasan yang ketiga, alasan keamanan, bila dikaitkan dengan teori realisme korea utara seakan-akan ingin membentuk citra negara yang kuat dan ditakuti agar dunia internasional segan untuk memiliki masalah dengan negara ini, dan selain itu juga korea utara menggunakan teknologi nuklir ini tidak lain dalam rangka mencapai tujuan atau kepentingan nasional korea utara. Perspektif realis berpendapat bahwa adanya peningkatan kekuatan militer adalah suatu hal yang wajar dalam sistem internasional yang anarki, dimana tujuan Negara ialah untuk

(9)

lebih mempertahankan diri dan melindungi kepentingan nasionalnya dari pada hanya mempertahankan suatu perdamaian begitu pula dengan pengaruh atau sudut pandang dari pemimpin negara.

Negara dan tindakannya tidak dibatasi oleh suatu institusi internasional yang mengakibatkan setiap negara harus mempertahankan diri dari ancaman ataupun serangan dari negara lain serta mementingkan kepentingan negaranya (kepentingan nasional) diatas kepentingan negara lain. Upaya yang biasanya dilakukan adalah dengan meningkatkan kekuatan militer, membentuk suatu aliansi militer, melakukan hubungan kerjasama dan langkah-langkah lainnya. Dari sini muncul suatu lingkaran yang menimbulkan potensi konflik atau disebut lingkaran setan, dimanaupaya tersebut dianggap sebagai ancaman oleh negara lain. Gejala ini kemudian disebut dengan security dilemma dalam hubungan antar Negara di dunia. (tiopurwanto, 2008 : 8).

G. HIPOTESIS

1. Kebijakan nuklir merupakan strategi kim jong un agar korea utara berada di posisi strategis dalam keputusan politik

2. Kebijakan nuklir kimjong un merupakan strategi agar korea utara berada pada posisi yang baik dalam negosiasi internasional

3. Kebijakan nuklir kimjong un merupakan strategi agar korea utara maju dalam aspek pertahanan militer dan ekonomi

4. Kebijakan nuklir kimjong un merupakan strategi agar korea utara memiliki posisi atas dalam hubungan antar negara.

H. METODE PENELTIAN

(10)

Metode penelitian yang dipakai adalah metode kualitatif atau deskriptif yaitu dengan menggambarkan fenomena – fenomena yang terjadi untuk mengetahui kebijakan nuklir pada masa pemerintahan kim jong un pada tahun 2012-2015.

2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan yang saya lakukan adalah dengan mencari data pustaka, library reserch. Yaitu dengan mengumpulkan data – data dengan mencari sejumlah literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu berupa buku, jurnal, dokumen, makalah, laporan, majalah, surat kabar, artikel dan internet.

3. METODE PENULISAN

Metode penulisan yang saya gunakan adalah metode deduktif, yaitu adalah dengan menggambarkan masalah secara umum, kemudian menarik kesimpulan khusus mengenai kebijakan nuklir di korea utara pada masa kebijakan kim jong un tahun 2012-2015.

I. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian adalah dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif atau yang bersifat menjelaskan, menjabarkan tentang bagaimana kebijakan nuklir korea utara dapat mempengaruhi pandangan internasional dan juga bagaimana sudut pandang seorang pemimpin negara mempengaruhi arah kebijakan tersebut.

J. SISTEMATIKA PENULISAN

(11)
(12)

DAFTAR PUSTAKA

Wanandi, Jusuf, Masalah Keamanan Asia, (Jurnal) Central for Strategic and Internasional Studies (CSIS) , Jakarta, 1990

Wicahyani, A. F. (2010). Dampak Pengembangan Nuklir Korea Utara Terhadap Kompleksitas Keamanan Regional Asia Timur. Jurnal Lipi.

https://www.jurnalasia.com/lentera-asia/hentikan-uji-nuklir-obama-tolak-proposal-korea-utara di akses pada tanggal 04 september 2016

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga perlunya suatu bentuk kegiatan pendampingan masyarakat untuk lebih memasyarakatkan tanaman obat keluraga (TOGA) ini sebagai suatu bentuk kemandirian

Hasil pengamatan aktivitas enzim esterase pada populasi nyamuk dari ketiga desa menunjukkan bahwa persentase nyamuk yang mengalami peningkatan aktivitas enzim esterase yang

Proses penyaringan adalah proses pemisahan fraksi stearin yang telah mengkristal dan fraksi olein yang masih berwujud cair.tujuan proses ini adalah untuk

Tujuan dari penelitian ini, Untuk mengidentifikasi dan mendeteksi kerusakan bantalan akibat korosi pada pompa sentrifugal dengan kondisi yang telah ditentukan melalui

Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan akreditasi di bidang kurikulum atau kegiatan belajar mengajar adalah sekolah menyiapkan semua dokumen kurikulum yang

Setelah HTTP Request diterima oleh Firebase Cloud Messaging Server aplikasi yang sudah terpasang pada ponsel pintar berbasis Android yang telah ditandai dengan client

Tenun Troso merupakan kriya tenun Jepara dari Desa Troso. Kain ini ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsi yang sebelumnya diikat untuk membentuk

Based on the result of the final tryout, it can be concluded that the developed interactive multimedia software is pedagogically quite attractive and appropriate to help Year 2