IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK
MENENTUKAN PENJURUSAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE SIMPLE MULTI ATRIBUT RATING TECHNUQUE
(SMART ).
Mukhsin Nasution (0911840)
Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan www.stmik-budidarma.ac.id // Email : [email protected]
ABSTRAK
Salah satu peran SPK dibidang pendidikan yaitu pada proses pengambilan keputusan untuk pemilihan jurusan siswa di SMU, yang sifatnya dapat membantu pengambil keputusan dalam memberikan alternatif– alternatif putusan jurusan yang tepat bagi siswa, dimana hasil keputusan dapat dijadikan sebagai bahan untuk membantu guru dalam mengambil keputusan.Kebanyakan siswa hanya mengikuti teman untuk memilih jurusan sehingga memungkinkan siswa merasa tidak cocok setelah masuk jurusan tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem pendukung keputusan yang dapat melakukan perhitungan nilai, kemampuan serta minat yang dimiliki siswa untuk membantu menentukan jurusan dan SMU yang tepat.
Sistem ini mengimplementasikan metode Smart. Sistem membutuhkan beberapa masukan berupa nilai, kemampuan dan minat siswa. Hasil dari sistem berupa nilai rekomendasi yang sesuai dengan nilai, kemampuan dan minat yang dimiliki.
Kata Kunci: Smart, Penjurusan, Sistem Pendukung Keputusan
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Lembaga pendidikan seperti pendidikan SMU kerap kali membutuhkan suatu bentuk keputusan dalam memilih jurusan yang sesuai untuk siswa-siswi SMU. Keputusan yang diambil dalam memilih jurusan mungkin hampir benar sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat siswa atau mungkin juga salah. Pembuat keputusan harus benar-benar mempertimbangkan pilihan yang sesuai untuk penjurusan tersebut. Pihak sekolah sulit menentukan jurusan terhadap siswa, khususnya muncul nilai yang sama, maka pihak sekolah melihat dari data kehadiran dan minat belajar seorang siswa. Jika seorang siswa, misalnya bercita-cita menjadi seorang banker, maka program studi yang paling tepat adalah program studi IPS. Demikian pula, jika seseorang ingin menjadi ahli parmasi, maka pemilihannya sebaiknya adalah program studi IPA. Untuk menggunakan atau memfungsikan sebuah komputer maka harus terdapat program yang terdistribusi di dalamnya, tanpa program tersebut komputer hanyalah menjadi sebuah kotak yang tak berguna. Program yang terdapat pada komputer sangat bervariasi dan setiap program tersebut pasti menggunakan algoritma. Algoritma merupakan kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. Perintah-perintahnya dapat diterjemahkan secara bertahap dari awal hingga akhir. Masalah tersebut dapat berupa apapun dengan catatan untuk setiap masalah, memiliki kriteria kondisi awal yang harus dipenuhi sebelum menjalankan algoritma.
SMART (Simple Multi – Atribut Rating Technique) adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif optimal dengan kriteria tertentu. Inti dari
SMART (Simple Multi – Atribut Rating Technique)
adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Dalam menyelesaikan masalah pengambilan keputusan terdapat beberapa metode yang digunakan yaitu diantaranya metode SMART (
Imp le me nta si Siste m Pe nd ukung Ke p utusa n Untuk Me ne ntuka n Pe njurusa n Siswa De ng a n
14
studi mestinya sudah ditetapkan oleh setiap siswa semenjak awal. Misalnya, Program studi IPS biasanya mempersyaratkan prestasi tinggi untuk mata pelajaran Ekonomi, Sejarah, dan Geografi. Sedangkan program studi IPA menetapkan syarat nilai yang tinggi untuk bidang studi Matematika, Fisika, dan Kimia.
Proses pengambilan keputusan penjurusan siswa pada SMA Yapim masih dilakukan secara manual, yaitu dengan mengumpulkan nilai semester dari masing-masing wali kelas 11 SMA kepada guru bimbingan konseling (bagian penjurusan) lalu mereka menganalisis dan menghitung hasilnya serta mencocokkannya dengan kriteria jurusan tertentu. Hal ini menyulitkan guru bimbingan konseling (bagian penjurusan) SMA dalam penjurusan siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menganalisisnya. Untuk memecahkan permasalahan tersebut akan dianalisis Metode SMART ( Simple Multi - Atribut Rating Technuque ) untuk sistem membantu proses penjurusan siswa. SMART ( Simple Multi - Atribut Rating Technuque ) adalah teknik yang cukup sederhana dan cepat dalam pekerjaan pengelompokkan data Metode SMART ( Simple Multi - Atribut Rating Technuque ) dimulai dengan pembentukan prototipe di awal kemudian secara iteratif prototipe cluster ini diperbaiki hingga konvergen. Perubahan ini diukur menggunakan fungsi objektif yang umumnya didefinisikan sebagai jumlah atau rata-rata jarak tiap item data dengan pusat massa kelompoknya.
2. Landasan Teori 2.2. Teori Penjurusan
Pengertian penjurusan merupakan upaya untuk membantu siswa dalam memilih jenis sekolah dan/atau program pengajaran khusus dan/atau program studi yang akan diikuti siswa dalam pendidikan lanjutannya. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling upaya penjurusan ini merupakan salah satu bentuk dari layanan penempatan/penyaluran siswa (Kusnianto, Yudha, Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan DiIndonesia, 2009)
Tujuan penjurusan pertama-tama bertujuan agar siswa dapat memperoleh informasi yang lengkap dan jelas tentang berbagai kemungkinan pilihan yang ada bagi kelanjutan pendidikannya. Dengan upaya tersebut akhirnya peserta didik dapat memilih dengan tepat jenis sekolah dan/atau program pengajaran khusus atau program studi yang ada itu sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat, kecendrungan pribadu dan hal-hal yang dapat mempengaruhi kelanjutan pendidikannya itu (Kusnianto, Yudha, Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan DiIndonesia, 2009).
2.3. Metode Simple Multi Atribut Rating
Technuque
Metode Smart mengunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, di mana rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan. Proses ini Ai diberiakan sebagai berikut:
S wj
j i n
j
I
j
x
S
=
∏
= , dengan i= 1,2,…, mDimana ∑wj = 1.
wj adalah pangkat bernilai positif untuk atribut keuntungan, dan bernilai negatif untuk atribut biaya. Preferensi relatif dari setiap alternatif, diberikan sebagai:
j j
w j n
j
w ij x n
j i
x
V
)
(
1
1
∏
∏
=
=
=
………(3.1)Dengan i = 1, 2, …, m
Contoh kasus :
Misalkan nilai setiap alternatif pada setiap atribut diberikan berdasarkan data riil yang ada seperti pada Tabel 1, perlu diidentifikasi terlebih dahulu jenis kriteria apakah termasuk kriteria keuntungan atau kriteria biaya.
Tabel 1 : Rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria
Kriteria C1 (nilai pelajaran), C2 (absensi), sedangkan kriteria C3 (psikotes), C4 (wawancara), dan C5 (kepribadian) adalah kriteria keuntungan karena pada rating kecocokan setiap alternatif pada kriteria untuk layanan tidak ada kriteria biaya maka yang di gunakan hanya kriteria keuntungan.Permasalahan kasus di atas akan di selesaikan dengan menggunakan metode Smart
Sebelumnya akan dilakukan perbaikan bobot terlebih dahulu. Bobot awal W=(5, 3, 4, 4, 2), akan diperbaiki sehingga total bobot ∑Wj= 1, dengan cara
∑
=
wj W
1111
Kemudian vector S dihitung berdasarkan persamaan; dengan i= 1,2,…,m sebagai berikut:
Nilai vektor yang akan digunakan untuk perankingan dapat dihitung berdasarkan persamaan
j
Dengan i= 1,2,….., m sebagai berikut
3682
Nilai terbesar ada pada V2 sehingga alternative A2
adalah alternative yang terpilih sebagai alternatif terbaik
3. Analisa Dan Perancangan 3.1 Analisa Masalah
Menganalisa dan mengumpulkan semua kebutuhan yang diperlukan dalam implementasi sistem pendukung keputusan layanan untuk menentukan penjurusan siswa. Pada bagian ini, akan dianalisis mengapa SMU Yapim Medan membutuhkan sistem pendukung keputusan untuk menentukan penjurusan siswa. Selama ini guru di SMU Yapim Medan menentukan penjurusan berdasarkan laporan nilai yang di berikan setiap guru mata pelajaran, yang terdiri dari nilai akademik, kepribadian, dan absensi. Sedangkan nilai psikotes di dapat dari hasil tes psikotes yang di adakan pihak sekolah, dan tes wawancara yang di lakukan guru untuk mengetahui minat siswa.
Kesulitan akan timbul karena data siswa yang harus di olah cukup banyak dan waktu yang tersedia untuk megolah data tidak banyak, Salah satu masalah di atas dapat menyeba an keterlambatan guru dalam menentukan penjurusan siswa, faktor lain yang dapat menyeba an keterlambatan dalam menentukan penjurusan adalah pengolahan nilai yang menggunakan sistem manual memerlukan waktu yang cukup lama, karena data yang ada harus direkap terlebih dahulu, kemudian diolah untuk menentukan
penjurusan siswa. Pada pengolahan data ini, terkadang terdapat kesalahan dalam menentukan penjurusan siswa, karena hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakat siswa. Hal ini dapat merugikan siswa karena penjurusan di Smu Yapim menentukan siswa dalam menentukan penjurusan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Lima kriteria yang menentukan penjurusan di SMU Yapim Medan diantaranya:
1. Nilai Mata Pelajaran
Untuk menentukan penjurusan siswa, nilai mata pelajaran sangat berpengaruh, karena untuk masing-masing jurusan IPA atau IPS ada nilai mata pelajaran. Untuk jurusan IPA ada empat mata pelajaran IPA yang dinilai, diantaranya. Nilai matematika, fisika, biologi, dan kimia.. Untuk jurusan IPS mata pelajaran yang dinilai diantaranya, ekonomi, geografi, sejarah, dan sosiologi.
2. Hasil Psikotes
Psikotes adalah tes yang diadakan pihak sekolah, untuk melihat tingkat kecerdasan siswa dan bakat yang siswa miliki untuk menentukan jurusan ketika melanjutkan ke perguruan tinggi. 3. Kepribadian
Kedisiplinan di sini adalah penilain guru terhadap siswa yang dinilai dari tiga indikator, diantaranya: kelakuan, kedisiplinan, dan keterampilan.
4. Absensi
Penilaian absensi adalah untuk pertimbangan menentukan lulus tidaknya siswa dalam satu mata pelajaran, setiap pelajaran memiliki standar kelulusan untuk absensi.
5. Wawancara
Proses wawancara adalah untuk mengetahui minat siswa dalam menentukan penjurusan.
Syarat dalam penentuan jurusan IPA dan IPS adalah jika nilai V (nilai akhir)> 0,5 maka maka jurusan adalah IPA dan jika nilai V (Nilai akhir)< 0,5 maka jurusan adalah IPS.
3.1.1 Analisis Input
Data yang dibutuhkan dalam menentukan penjurusan siswa adalah :
a) Data Siswa
Data siswa adalah data yang inputkan oleh admin dengan tujuan untuk mengetahui data pribadi siswa data siswa di simpan didatabase data siswa, berada pada admin yang mengelola sistem SPK layanan
b) Data Guru Mata Pelajaran
Data guru adalah data yang diinputkan oleh admin dengan tujuan untuk mengetahui guru yang mengajar setiap mata pelajaran data guru disimpan
c) Data Penjurusan
Imp le me nta si Siste m Pe nd ukung Ke p utusa n Untuk Me ne ntuka n Pe njurusa n Siswa De ng a n
16
terdiri dari nilai psikotes dan nilai wawancara yang diinputkan oleh admin.
3.1.2 Analisis Output
Keluaran (Output) dari sistem pendukung keputusan layanan untuk menentukan penjurusan siswa adalah guru , siswa, guru, dan kepala sekolah dapat mengetahui data siswa, hasil tes, nilai siswa dan penjurusan siswa apabila telah dilakukan proses pengolahan data dengan menggunakan metode Smart.
3.1.3 Strukur File
Adapun File file yang akan digunakan dalam proses pengolahan data ini adalah :
1.Tabel Siswa
Tabel ini digunakan untuk menampung data-data siswa yang akan digunakan dalam proses pemilihan jurusan. Tabel ini berisi tentang biodata siswa. Adapun struktur tabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2: Disain Tabel Siswa
Field Type Size Nipa Char 12 Nama Char 30 Alamat Char 50 Pendidikan Char 10 Status Char 10
2. Tabel Guru
Tabel ini digunakan untuk menampung data-data guru, dimana guru akan memberi nilai kepada masing-masing siswa berdasarkan mata pelajarannya. Tabel ini berisi tentang biodata guru. Adapun struktur tabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3 : Disain Tabel Guru
Field Type Size Nis Char 12 Nama Char 30 Alamat Char 50 Kelas Char 20 Sex Char 30 Agama Char 20
3. Tabel Penjurusan
Tabel ini digunakan untuk menampung data-data dalam melakukan proses pemilihan jurusan.Adapun struktur tabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4 : Disain Tabel Penjurusan
Field Type Size Nipa Char 12 Nama Char 30 Alamat Char 50 Pendidikan Char 10 Status Char 10 Field Type Size Nis Char 15 Nama Char 30
Nipa Int 11 Aipa Int 11 Kipa Int 11 Nips Int 11 Kips Int 11 Psikotes Int 11 Wawancara Int 11 Ripa Int 11 Rips Int 11 Vipa Int 11 Vips Int 11 Sebaiknya Char 5 Minat Char 5
4. Algoritma Dan Implementasi 4.1 Algoritma
Algoritma adalah langkah-langkah penyelesaian suatu permasalahan, juga langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan suatu persoalan sehingga menghasilkan suatu program yang siap untuk digunakan. Algoritma inilah yang kemudian di terjemahkan ke dalam bahasa pemrograman tertentu yang dipilih berdasarkan kesesuaian dengan permasalahan.
Untuk menghasilkan suatu program aplikasi, hal ini pertama yang harus dilakukan adalah membentuk algoritma yang akan menggambarkan bagaimana program itu bekerja. Dalam menggambarkan dibutuhkan langkah-langkah logika untuk menyelesaikan masalah serta berfungsi untuk penelusuran program untuk keperluan perbaikan atau pengembangan akan lebih mudah dan terarah adapun algoritma yang digumakan dalam program ini adalah:
4.1.1 Algoritma Input Data Siswa Input : Nis, nama, alamat, jenkel, agama
Output : Simpan data siswa Proses :
/* Deklarasi variabel */
Nis, nama, alamat, jenkel, agama <- ( variabel input )
/* Input_field */
Nis, nama, alamat, jenkel, agama (data yang akan diinput)
Seek nis
If found()
List data
Else Add Data
End if
/* output_file */ Simpan Data Siswa
4.1.2 Algoritma Input Data Guru
Input : Nik, nama, alamat,status, pendidikan
Output : Simpan data guru Proses :
Nik, nama, alamat,status, pendidikan <- ( variabel input )
/* Input_field */
Nik, nama, alamat,status, pendidikan
(data yang akan diinput) Seek nik
If found()
List data
Else Add Data
End if
/* output_file */
Simpan Data Guru
4.1.3 Algoritma Penjurusan
Input : Nik, nilai pelajaran, absensi, wawancara, pisikotes, kepribadian
Output : Simpan data penjurusan Proses :
/* Deklarasi variabel */ i, j, n<- ( variabel ) /* Input_field */
Nik, nilai pelajaran, absensi, wawancara, pisikotes, kepribadian (data yang akan diinput)
Seek nik
If found()
List data
endif
While inputan<=100 do begin
pembagi [ i ]= pembagi [ i ]+mat_kriteria [j,i]
J=J+1
Enddo For I =1 to j do
sep_pos [ i ] = sqr (data_norm_bobot [ i,J ] - max [ J ])
sep_neg [ i ] = sqr (data_norm_bobot [ i,J ] - min [ J ])
Next i
Sep_pos [ i ] = sqrt (sep_pos [ i ] ) Sep_neg [ i ] = sqrt (sep_neg [ i ] ) V [ i ]= sep_neg [ i ] . sep_neg [ i ] + sep_pos [ i ]
End if
/* output_file */
Simpan data penjurusan
4.2. Implementasi Sistem
Berdasarkan implementasi dari perancangan sebelumnya, dihasilkan sebuah tampilan hasildari komponen-komponen sistem. Adapun tampilan hasil ini terbagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :
4.2.1 Form Input Data Siswa
Form ini digunakan untuk menginput data-data siswa yang akan digunakan sebagai biodata-data dari masing-masing siswa. Biodata ini nantinya akan
digunakan dalam pengolahan dalam pemilihan jurusan. Adapun form tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 1 : Form Input Data Siswa
4.2.2. Form Input Data Guru
Form ini digunakan untuk menginput data-data guru yang akan digunakan sebagai biodata-data dari masing-masing guru. Biodata ini nantinya akan digunakan dalam pengolahan data pihak sekolah. Adapun form tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2 : Form Input Data Guru
4.2.3. Form Input Data Penjurusan
Form ini digunakan untuk menginput data-data siswa dan data-data penilaian dimana data-data-data-data tersebut yang akan digunakan dalam penentuan jurusan. Adapun pilihan jurusan hanya ada dua yaitu IPA dan IPS dimana jika nilai akhir > 0,5 maka pilihannya adalah IPA dan jika nilai akhir < 0,5 maka pilihannya IPS. Adapun form tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3 : Form Input Data Penjurusan
4.2.4 Form Input Data Hasil
Imp le me nta si Siste m Pe nd ukung Ke p utusa n Untuk Me ne ntuka n Pe njurusa n Siswa De ng a n
18
Gambar 4 : Form Input Data Hasil5. Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada proses pembuatan sistem informasi untuk menentukan jurusan bagi siswa SMA Yapim Medan dengan menggunakan metode Smart ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pemilihan penjurusan Pada SMA Yapim sangat membantu dalam membangun sistem pendukung keputusan penentuan jurusan di SMA Yapim Medan.
2. Proses penentuan jurusan Pada SMA Yapim Medan dapat dilakukan dengan mudah karena telah memiliki parameter-paramater yang jelas dalam memudahkan siswa untuk memilih jurusan sesuai dengan bakat dan minat dari masing-masing siswa tersebut.
3. Sistem penjurusan menjadi lebih objektif dan akurat karena tidak hanya mengggunakan nilai rapor saja melainkan juga aspek – aspek yang mempengaruhi dalam menentukan jurusan siswa, seperti aspek tes bakat.
4.2 Saran
Berdasarkan semua proses dalam membangun aplikasi ini, saran – sarannya adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan sistem ini dapat dikembangkan lagi menjadi sistem yang lebih baik dengan cara membandingkan metode smart dengan metode-metode yang lainnya.
2. Perlunya penambahan kriteria-kriteria yang digunakan sehingga proses pemilihan jurusan dapat lebih baik lagi dari sebelumnya.
3. Menambahkan metode atau mengubah metode sehingga sistem dapat bekerja dengan baik lagi dan lebih sempurna sesuai yang diharapkan serta dapat berguna bagi pihak sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Littel, Alter, Bonczek “ Mendefenisikan
Decision Support Sistem” (1970)
2. Keen, “ Menerapkan Istilah Decision Support Sistem ” (1980)
3. Sri Eniyati, Candra Noor Santi, “ Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Prestasi Dosen Berdasarkan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat” (2010)
4. Kusrini, “4 Tahap Dalam mengambil keputusan” (2007:30)
5. Kusrini, “konsep dalam membentuk sebuah Sistem Informasi ” (2006:19)
6. Kusrini, “ jenis-jenis dan konsep sistem pendukung keputusan ” (2007:18)
7. Kusrini, “ tahap-tahap dalam pembentukan sistem pendukung keputusan ” (2007, 30) 8. Kusrini, “ Manajemen Model ” (2007:26)
9. Kusnianto, Yudha, “ Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan DiIndonesia ” (2009)
10. Rahmat Pryanto, “ Sekilas Tentang Visual Basic.Net ” (2009:1:5:6:7:11)
11. “Unified Modeling Language”
http://kk.mercubuana.ac.id/files/15024-8-968515215342.doc, ( Akses : 17 Juni 2013 ) 12. Axmark, Allan Larsson dan Michael, “ MYSQL ”
(1980)
13. Perintah-Perintah Dasar Mysql