• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktualisasi Diri 2.1.1. Pengertian Aktualisasi Diri - Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri Dan Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pt. Perkebunan Nusantara Iv (Persero) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktualisasi Diri 2.1.1. Pengertian Aktualisasi Diri - Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri Dan Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pt. Perkebunan Nusantara Iv (Persero) Medan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktualisasi Diri

2.1.1. Pengertian Aktualisasi Diri

Menurut Maslow dalam Mangkunegara (2006:77), kebutuhan ini

sebagai “hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri,

menjadi apa saja menurut kemampuannya”.Aktualisasi diri dapat diartikan

sebagaia perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat,

potensi, serta penggunaan semua kualitas dan kapasitas secara penuh.

Karena aktualisasi diri adalah kebutuhan yang paling tinggi, maka ia

menjadi kebutuhan yang paling rendah prioritasnya. Orang harus memenuhi

keempat kebutuhan di bawahnya untuk merasa butuh akan aktualisasi-diri.

Menurut Sutrisno (2011: 125), kebutuhan aktualisasi diri merupakan

tingkat kebutuhan yang paling tinggi. Untuk memenuhinya biasanya

seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lain melainkan karena

kesadaran dan keinginan diri sendiri. Dalam kondisi seseorang ingin

memperlihatkan kemampuannya secara optimal di tempat masing masing.

Menurut Sunyoto (2012:13), aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan

dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses

pengembangan akan potensi yang sesungguhnya dari seseorang.

Hasibuan (2007:156), menyatakan bahwa keinginan untuk

mengaktualisasi diri ada pada diri kita masing-masing, bahwa motivasi atau

(2)

mempunyai suatu keinginan yang inheren, yang dibawa sejak kita lahir,

yaitu berada demi keberadaan itu, berbuat demi perbuatan itu, dan merasa

demi perasaan itu, yaitu aktualisasi diri. Kebutuhan akan aktualisasi diri

akan muncul apabila kebutuhan yang ada dibawahnya telah terpenuhi.

Maslow dalam Poduska dan Turman (2008:125) menandai kebutuhan

aktualisasi diri sebagai kebutuhan individu unttuk menjadi orang sesuai

dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya.

Dalam proses aktualisasi diri, Poduska (2002:165) membagi wujud

aktualisasi diri menjadi tiga indikator yaitu;

1. Pertumbuhan yang Mandek

a. Depresi

Seseorang dapat mengalami depresi jika dalam keadaan sedih,

murung, kecewa dan susah. Karena semangat yang rendah,

seseorang bisa menjadi patah semangat dan cenderung menarik

diri.

b. Obsesi

Seseorang yang mengalami obsesi, jika mengalami suatu perasaan

yang terus menerus dihantui oleh pikiran – pikiran yang menguasai

kesadaran.

2. Pemeliharaan

a. Frustasi

Seseorang dapat merasa frustasi jika dalam keadaan kecewa dan

(3)

merasa gagal dalam melaksanakan apa yang sudah

direnacanakannya.

b. Bimbang

Seseorang yang bimbang cenderung ragu atau goyah saat

melaksanakan suatu pilihan. Fluktuasi seperti ini sering karena

kekacauan, kekaburan atau keraguan pada sesuatu yang dapat

dipercaya.

3. Pertumbuhan Sehat

a. Pemenuhan

Pemenuhan dapat dicapai jika telah mendapat kepuasan akan hasil

yang ia capai. Pemenuhan adalah kepuasan yang dialami jika ia

memperoleh suatu tujuan atau merampungkan suatu tugas dan ia

puas dan bangga dengan hasil tugasnya.

b. Kepercayaan

Kepercayaan adalah suatu perbuatan keyakinan, ada suatu

ketergantungan diri terhadap integritas, kemampuan dan maksud

orang lain. Ada suatu perasaan terjamin dan rasa aman dan dalam

pada itu menyadari kelemahan seseorang. Ada suatu perasaan

tanggung jawab yang kuat, yang diterima seseorang dalam

(4)

2.1.2. Karakteristik orang yang mengaktulisasikan dirinya

Menurut Maslow dalam Jess and Gregory (2010:345), ada beberapa

karakteristik yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri.

Karakteristik tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Mampu melihat realitas secara lebih efisien.

2. Penerimaan akan diri, orang lain dan hal-hal alamiah.

3. Spontanitas, kesederhanaan, kealamian.

4. Berpusat pada masalah.

5. Kebutuhan akan privasi.

6. Kemandirian.

7. Penghargaan yang selalu baru.

8. Pengalaman puncak.

9. Ketertarikan sosial.

10. Hubungan interpersonal yang kuat.

11. Struktur karakter yang demokratis.

12. Diskriminasi antara cara dan tujuan.

13. Rasa jenaka atau humor yang filosofis.

14. Kreatifitas

(5)

2.2. Penghargaan

2.2.1. Pengertian Penghargaan

Menurut Simamora (2004:514), penghargaan adalah insentif yang

mengaitkan bayaran atas dasar untuk dapat meningkatkan produktivitas para

karyawan guna mencapai keunggulan yang kompetitif. Mahmudi (2005:89),

menyatakan bahwa penghargaan adalah reward dalam bentuk uang yang

diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah

ditentukan. Menurut Bangun (2012:317), penghargaan adalah sebuah bentuk

apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan baik oleh perorangan

ataupun suatu lembaga. Penghargaan dapat berupa materi ataupun non

materi, namun tetap memberikan kebanggaan bagi siapa saja yang

menerimanya. Semakin tinggi status dan kedudukan seseorang dalam

perusahaan maka semakin tinggi pula kebutuhan akan harga diri yang

bersangkutan.

Dengan adanya pendapat para ahli diatas maka, penulis dapat

menyimpulkan bahwa suatu penghargaan adalah imbalan yang diberikan

dalam bentuk material dan non material yang diberikan oleh pihak

perusahaan kepada karyawannya agar mereka dapat bekerja dengan

motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan

perusahaan, dengan kata lain pemberian penghargaan dimaksudkan untuk

meningkatkan produktivitas dan mempertahankan karyawan yang

berprestasi agar tetap berada dalam perusahaan. Pemberian sistem

(6)

dengan lebih baik dan membangkitkan motivasi sehingga dapat mendorong

kinerja karyawan menjadi lebih baik.

2.2.2. Pembagian Penghargaan

Suatu penghargaan merupakan hal yang sangat penting untuk bagi

seseorang, karena seseorang individu akan memberikan sedikit usaha

kecuali penghargaan tersebut mempunyai nilai. Menurut Ivancevich,

Konopaske, dan Matteson (2006 : 230), Penghargaan di bedakan atas 2 (dua)

jenis yaitu:

1. Penghargaan Intrinsik.

Penghargaan intrinsik sebagai penghargaan yang diatur sendiri oleh

seseorang. Hal itu menyediakan perasaan puas atau terima kasih dan

sering kali perasaan bangga akan pekerjaan yang dilakukan dengan

baik. Penghargaan ini dibedakan atas:

a. Penyelesaian

Kemampuan memulai dan menyelesaikan suatu pekerjaan atau proyek

merupakan hal yang penting bagi sebagian orang. Orang-orang seperti

ini menilai apa yang mereka sebut sebagai penyelesaian tugas.

Beberapa orang memiliki kebutuhan untuk menyelesaikan tugas dan

efek dari menyelesaikan tugas bagi seseorang merupakan suatu bentuk

penghargaan pada diri sendiri. Kesempatan yang memungkinkan

orang seperti ini menyelesaikan tugasnya dapat memiliki efek

(7)

b. Pencapaian

Pencapaian merupakan penghargaan yang muncul dalam diri

sendiri, yang diperoleh ketika seseorang meraih suatu tujuan yang

menantang. Dalam program penetapan tujuan, telah diusulkan

bahwa sasaran yang sulit menghasilkan tingkat kinerja individu

yang lebih tinggi dari pada sasaran yang umum. Akan tetapi, dalam

program semacam itu, perbedaan individual harus dipertimbangkan

sebelum mencapai kesimpulan mengenai pentingnya kerja sama

dalam mewujudkan pencapaian perusahaan.

c. Otonomi.

Sebagian orang menginginkan pekerjaan yang memberikan hak

untuk mengambil keputusan dan bekarja tanpa diawasi dengan

ketat. Perasaan otonomi dapat dihasilkan dari kebebasan.

d. Pertumbuhan pribadi

Pertumbuhan pribadi dari setiap orang merupakan pengalaman

yang unik. Seseorang yang mengalami pertumbuhan semacam itu

bisa merasakan perkembangan dirinya dan melihat bagaimana

kemampuannya dikembangkan. Dengan mengembangkan

kemampuan, seseorang mampu untuk memaksimalkan atau

(8)

2. Penghargaan ekstrinsik

Penghargaan ekstrinsik adalah penghargaan yang datang dari luar orang

tersebut. Penghargaan ektrinsik meliputi gaji dan upah, tunjangan,

promosi dan penghargaan interpersonal. Gaji dan upah biasanya berupa

uang yang merupakan penghargaan ekstrinsik yang utama, mekanisme

utama untuk memberikan penghargaan dan memodifikasi perilaku

dalam organisasi. Tunjangan utama di organisasi adalah berupa dana

pensiun, jaminan kesehatan, dan liburan. Promosi merupakan

pemberian penghargaan atas kinerja yang baik atau dikarenakan

lamanya karyawan bekerja diinstansi tersebut. Penghargaan

interpersonal berupa status dan pengakuan yang diberikan oleh

pemimpin untuk meningkatkan motivasi kerja karyawannya.

2.2.3. Tujuan Penghargaan

Menurut Hasibuan (2007:149), tujuan pemberian penghargaan antara

lain sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi,

stabilitas karyawan dan disiplin.

1. Ikatan Kerja Sama

Ikatan kerja sama formal antara manajer dengan karyawan. Karyawan

harus mengerjakan tugas – tugas dengan baik sedangkan manajer wajib

(9)

2. Kepuasan Kerja

Dengan penghargaan, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan –

kebutuhan fisik, kebutuhan status sosial, dan egoistiknya sehingga

memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.

3. Pengadaan Efektif

Jika program penghargaan ditetapkan cukup besar, maka pengadaan

penghargaan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.

4. Motivasi

Jika penghargaan yang diberikan cukup besar manajer akan lebih

mudah memotivasi bawahannya.

5. Stabilitas Karyawan

Dengan program atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi

yang lebih kompetitif, maka stabilitas karyawan akan lebih terjamin

karena turn-over relatif kecil.

6. Disiplin

Dengan pemberian penghargaan cukup besar, maka disiplin karyawan

akan semakin baik.

2.2.4. Norma Pemberian Penghargaan

Penghargaan dapat mengubah seseorang dan memicu peningkatan

kinerja. Menurut Mahsun (2006:114), terdapat 4 (empat) alternatif norma

pemberian penghargaan agar dapat digunakan untuk memicu kinerja dan

(10)

1. Kesesuaian Tujuan (Goal Congruense). Setiap organisasi publik pasti

mempunyai tujuan yang hendak dicapai, sedangkan setiap individu

dalam organisasi mempunyai tujuan individual yang sering tidak

selaras dengan tujuan organisasi. Penghargaan harus diciptakan sebagai

jalan tengah agar tujuan organisasi dapat di capai tanpa mengorbankan

tujuan individual, dan sebaliknya tujuan individual dapat tercapai tanpa

harus mengorbankan tujuan organisasi.

2. Keadilan (Equity). Penghargaan harus dialokasikan secara proporsional

dengan mempertimbangkan besarnya kontribusi setiap individu atau

kelompok. Karyawan yang memberi kontribusi tinggi maka

penghargaannya juga akan tinggi, sebaliknya siapa yang memberi

kontribusi rendah maka penghargaannya juga akan rendah.

3. Kemerataan (Equality). Penghargaan juga harus didistribusikan secara

merata bagi semua pihak (individu/kelompok) yang telah

menyumbangkan sumberdayanya untuk tercapainya produktivitas.

4. Kebutuhan (Needed). Alokasi penghargaan kepada pegawai seharusnya

mempertimbangkan tingkat kebutuhan utama dari pegawai.

Penghargaan yang berwujud finansial tidak selalu sesuai dengan

(11)

2.3. Prestasi Kerja

2.3.1. Pengertian Prestasi Kerja

Menurut Sastrohadiwiryo (2002 : 235), prestasi kerja adalah kinerja

yang dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang

diberikan kepadanya. Pada umumnya prestasi kerja tersebut dipengaruhi

oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman dan kesungguhan karyawan

tersebut. Menurut Yuli (2005 : 89), prestasi kerja merupakan hasil secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan yang

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

2.3.2. Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Wahyudi (2002:101), penilaian prestasi kerja dapat diartikan

sebagai suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang

prestasi kerja seorang tenaga kerja termasuk potensi pengembangannya.

Dari hasil penilaian prestasi kerja dapat diketahui kelebihan dan

kekurangannya dari pekerjaan yang dinilai, lalu hasilnya ditentukan oleh

manajemen sehingga dapat dijadikan sebagai dasar tindakan - tindakan

selanjutnya seperti:

1. Mengukur prestasi kerja yakni, sampai sejauh mana seorang tenaga

kerja berhasil dalam pekerjaannya.

2. Mengukur keberhasilan tenaga kerja dalam mengikuti program

(12)

3. Mengumpulkan data yang akan digunakan dalam rangka memperbaiki

dan mengembangkan kecakapan tenaga kerja, disamping untuk

melakukan pengecekan secara periodik.

4. Mengumpulkan data guna pertimbangan - pertimbangan dalam program

mutasi nasional

5. Mengumpulkan data yang diperlukan guna menetapkan pemberian

insentif

2.3.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi kerja

Dalam suatu perusahaan dibutuhkan prestasi kerja yang tinggi guna

mencapai tujuan organisasi tersebut. Untuk mencapai prestasi kerja yang

baik banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Anoraga (2004:178),

faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan adalah sebagai

berikut :

1. Motivasi

Pimpinan perusahaan perlu mengetahui motivasi kerja dari anggota

perusahaan karyawan. Dengan mengetahui motivasi itu maka pimpinan

dapat mendorong karyawan bekerja lebih baik.

2. Pendidikan

Pada umumnya seseorang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan

mempunyai prestasi kerja yang lebih baik, hal demikian ternyata

merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan prestasi kerja

(13)

mempelajari hal – hal yang baru bersifat baru dalam cara atau suatu

sistem.

3. Disiplin Kerja

Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang

senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala

peraturan yang telah ditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan

yang sangat erat dengan motivasi, kepemimpinan dengan suatu latihan

antara lain dengan bekerja menghargai waktu dan biaya akan

memberikan pengaruh yang positif terhadap prestasi kerja karyawan.

4. Keterampilan

Keterampilan banyak pengaruhnya terhadap prestasi kerja karyawan.

Keterampilan karyawan dalam perusahaan dapat ditingkatkan melalui

training, kursus – kursus dan lain – lain.

5. Kesempatan Berprestasi

Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,

dengan diberikan kesempatan berprestasi maka, karyawan akan

meningkatkan/ prestasi kerjanya.

Sedangkan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi

kerja adalah kondisi fisik, peralatan, waktu, materi, pendidikan, supervisi,

desain organisasi, pelatihan dan keberuntungan. Faktor-faktor lingkungan

ini tidak langsung menentukan prestasi kerja seseorang tetapi

(14)

Mangkunegara (2000:67), menyatakan bahwa ukuran yang perlu

diperhatikan dalam penilaian prestasi kerja antara lain :

1. Kualitas Kerja yaitu Kerapian dan ketelitian hasil kerja dengan tidak

mengabaikan volume pekerjaan.

2. Kuantitas kerja yaitu volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi

normal. Kuantitas kerja menunjukkan banyaknnya jenis pekerjaan yang

dilakukan dalam satu waktu sehingga efisiensi dan efektifitas dapat

terlaksana sesuai dengan tujuan

3. Tanggung jawab yaitu menunjukkan seberapa besar karyawan dapat

mempertanggung jawabkan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang

dipergunakan serta perilaku kerjanya.

4. Inisiatif yaitu menunjukkan seberapa besar kemampuan karyawan

untuk menganalisis, menilai, menciptakan dan membuat keputusan

terhadap penyelesaian masalah yang dihadapinya.

5. Kerja sama yaitu merupakan kesediaan karyawan untuk berpartisipasi

dan bekerja sama dengan karyawan lain secara vertikal maupun

horizontal.

6. Ketaatan yaitu kesediaan karyawan dalam memenuhi peraturan

peraturan yang melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang

(15)

2.4. Penelitian Terdahulu

Nopri Jumeldi (2011), Pengaruh Kebutuhan Penghargaan Terhadap Prestasi

Kerja Karyawan PT. Pertamina EP. Region .Sumatra Field atau Rantau Simpang

Aceh Tamiang. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, penulis

menyimpulkan bahwa penghargaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

prestasi kerja karyawan PT. Pertamina EP Field Rantau, sehingga penghargaan

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi kerja pada karyawan .

Jenis penelitian ini adalah eksplanatory dengan menggunakan analisis regresi

linier sederhana, hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif dan

signifikan antara penghargaan prestasi kerja karyawan dan pada pengujian

koefisien determinan (r2) diperoleh nilai 0,428 yang artinya ada hubungan yang

erat antara penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan sebesar 42,8% dan

sisanya 57,2% dapat dijelaskan oleh faktor – faktor lain tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Djati dalam jurnal manajemen ekonomi (2000:25), menjelaskan bahwa

“Guna lebih meningkatkan prestasi tenaga kerja dapat diusahakan melalui

pemberian motivasi dengan melihat kebutuhan yang dominan dari para pekerja,

baik kebutuhan fisiologis ataupun kebutuhan – kebutuhan lain, seperti kebutuhan

keselamatan dan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, serta

kebutuhan aktualisasi diri. Makin tepat usaha pemberian motivasi, maka

produktivitas tenaga kerja mekin tinggi sehingga akan menggantungkan kedua

belah pihak, baik pihak perusahaan maupun pekerja akan mampu meningkatkan

(16)

Dewi Arfina Lubis (2013), Analisis pengaruh kebutuhan Sosialisasi diri,

Penghargaan, dan Pengawasan terhadap Prestasi Kerja karyawan PT. Pelabuhan

Indonesia I (persero) Medan.Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah

metode eksplanasi dengan menggunakan analisis linier berganda. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kebutuhan Sosialisasi diri, Penghargaan, dan Pengawasan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT.

Pelabuhan Indonesia I (persero) Medan. Dari hasil pengujian koefisian

determinasi (r2) menunjukkan bahwa hubungan antara Sosialisasi diri,

penghargaan dan Pengawasan terhadap prestasi kerja karyawan sebesar 41%,

yang artinya ada hubungan yang erat, dan sisanya tidak dijelaskan dalam

penelitian ini.

Catarina Cori (2012), “ Influence of work safety and health of employee

accomplishments” The objective of this research is to find out the influence of

occupational health and safety program toward the performance of the employees

mediated by work motivation. The metod of data collection in this explanatory of

research employs questionnaire, interview, observation and documentation. From

the population of 188 employees as the sample. Data analysis used Path analysis.

Based on the result of the research, it can be concluced that occupational health

and safety program has positif and sicnificant influence mediated by the variable

of work motivation.

Berdasarkan penelitian dan pembahasan, penulis menyimbulkan bahwa

penghargaan mempunyai pengaruh yang lebih dominan dibandingkan dengan

(17)

2.5. Kerangka Konseptual

Menurut Yuli ( 2005 : 89), penilaian prestasi kerja karyawan dilakukan oleh

organisasi terhadap karyawannya secara sistematik berdasarkan pekerjaan yang

ditugaskan kepadanya sebagai bahan pertimbangan untuk penetapan kenaikan

gaji, kenaikan golongan, promosi, pensiun dan perencanaan pengembangan karier.

Bangun (2012:318), menyatakan bahwa kebutuhan aktualisasi diri yaitu

kebutuhan yang mendorong agar seseorang sesuai dengan ambisinya yang

mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.

Kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, keterampilan

dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan.

Menurut Sastrahadiwiryo (2002 : 296), penghargaan merupakan pengakuan atas

suatu kinerja yang telah dicapai seseorang, pengakuan atas suatu kinerja, dan

memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi daripada penghargaan dalam bentuk

materi maupun hadiah. Penghargaan atau pengakuan dalam bentuk promosi, dapat

menjadikan perangsang yang lebih kuat dibandingkan dengan hadiah berupa

barang atau bonus uang. Penghargaan kerja sangat berperan agar karyawan tetap

giat bekerja, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan pekerjaannya serta mendorong prestasi kerjanya.

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnely dalam Wibowo (2009:149),

tujuan utama penghargaan adalah untuk menarik orang yang cakap untuk

bergabung dalam organisasi, menjaga pekerja agar datang untuk bekerja, dan

memotivasi pekerja untuk mencapai kinerja tingkat tinggi. Dapat disimpulkan

(18)

Definisi diatas dapat diketahui bahwa kebutuhan aktualisasi diri, dan

penghargaan akan mempengaruhi prestasi kerja suatu perusahaan. Berdasarkan

teori pendukung diatas maka, kerangka konseptual pada penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual

2.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan diatas, maka

hipotesis penelitian ini adalah : “Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi diri dan Penghargaan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Prestasi kerja Karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV”.

Kebutuhan Aktualisasi Diri (X1)

Penghargaan Karyawan (X1)

Gambar

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman diantara mahluk hidup dari semua sumber, termasuk diantaranya daratan, lautan dan ekosistem akuatik lainnya serta

[r]

31. Pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan proses pembelajaran oleh kepala sekolah/madrasah.. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN.. 32. Mengembangkan sikap

Pengayaan Kompos Limbah Kelapa Sawit dengan Cendawan Endofit Isolat Lokal untuk Menekan Infeksi Ganoderma spp. dan Peningkatan Produksi di Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di

[r]

Kecamatan adalah Wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten dan atau Daerah Kota, dalam menghadapi perkembangan daerah Kabupaten Murung Raya ke depan dan

[r]

glycines yang hidup pada tanaman aplikasi PGPR memiliki waktu yang lebih panjang sehingga perkembangan menjadi imago dewasa menjadi lebih lambat pula dibandingkan dengan tanaman