BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Tenaga kependidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta didik. Oleh karena itu sebagai seorang guru yang profesional akan melaksanakan tugasnya secara profesional sehingga menghasilkan lulusan yang lebih bermutu dan berdaya saing tinggi. Sudharto (2007: 35) menyatakan
bahwa “Menjadi guru yang profesional tidak akan terwujud begitu saja tanpa adanya upaya untuk peningkatannya.” Adapun salah satu cara untuk memujudkanya pengembangan profesionalisme mem-butuhkan dorongan dan dukungan dari pihak yang mempunyai peran penting dalam proses belajar mengajar yaitu kepala sekolah.
secara efektif dengan para guru dibutuhkan keadaan yang kondusif.
Perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap para guru baik sebagai individu maupun kelompok.
Tulus (2002: 24) menyatakan bahwa “Perilaku instru-mental kepala sekolah merupakan tugas-tugas yang diorentasikan dan secara langsung diklarifikasi dalam peranan dan tugas-tugas para guru, sebagai individu maupun kelompok.” Perilaku kepala sekolah yang positif dapat mendorong, mengarahkan, dan memo-tivasi seluruh warga sekolah untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah, dengan kata lain kepala sekolah bertanggung jawab atas jalannya lembaga sekolah dan kegiatan dalam sekolah sejalan dengan tantangan kehidupan global.
misi sekolah serta tujuan pendidikan. Wirjana (2005: 32) menyatakan bahwa
“Kepala sekolah dituntut menerapkan prinsip
kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan pendidik dan tenaga kependidi-kan lain sekolah, dapat bekerja secara kolaborasi dengan tim manajemen sekolah, serta mewujudkan tujuan sekolah secara efektif, efisien, produktif, akuntabel sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.”
Kepala sekolah pada kenyataannya mengalami kesulitan dalam menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan pendidik dan tenaga kependidikan lain di sekolah, tetapi seorang kepala sekolah dapat bekerja secara kolaborasi dengan tim manajemen sekolah, serta mewujudkan tujuan sekolah secara efektif, efisien, produktif, akuntabel sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Mulyasa (2013: 19) menyatakan bahwa indikator kepala sekolah efektif secara umum dapat diamati dari tiga hal pokok sebagai berikut
Pertama: komitmen terhadap visi sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya, kedua: menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan memimpin sekolah, dan ketiga: senantiasa memfokus-kan kegiatannya terhadap pembelajaran dan kinerja guru di kelas.
terhadap kinerja sekolah secara keseluruhan. Fandy (2003: 152) menyatakan bahwa
Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
Kepemimpinan adalah proses pengaruh sosial di mana pemimpin mengupayakan partisipasi sukarela pada bawahannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Artinya dengan kepemimpinan kepala sekolah, pengawasan dan pengembangan diri guru menjadi prioritasnya.
Kepala sekolah yang baik akan memahami kebutuhan sekolah yang ia pimpin, sehingga mendorong guru untuk mencapai profesional yang dikehendaki. Sebagai kepala sekolah, kepala sekolah harus sadar bahwa keberhasilannya bergantung pada orang-orang lain, seperti guru dan tenaga kependidi-kan. Oleh karena itu, karakteristik pribadi kepala sekolah memainkan peran penting dan merupakan bagian dalam keberhasilan atau kegagalannya.
mampu memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan. Guru, yang merupakan suatu sosok yang sentral dan menjadi sorotan strategis karena guru memegang peran utama dalam suatu proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Sebagai pendidik, motivasi guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran terkait erat dengan tugas, etika, dan tanggung jawab.
Dalam rangka meningkatkan kinerja para guru di SDN Pedurungan Kidul 04 Semarang peneliti berusaha meneliti peningkatan kinerja mengajar guru melalui
reward dan punisment Berikut faktor-faktor yang berhubungan dengan hal tersebut. Karena terbatasnya ruang dan waktu, peneliti hanya berusaha meneliti faktor yang berhubungan kinerja mengajar guru yaitu
reward dan punisment sebagai variabel bebas
(independent variabel) yang berhubungan dengan kinerja guru (Y) sebagai variabel terikat (dependent variabel).
Tabel 1.1
Hasil Pra Penelitian Pendahuluan Kinerja Guru Pada 15 Guru SD Pedurungan Kidul 04
Semarang
Kategori Interval Frekuensi Prosentase Sangat tinggi 52-60 1 6,67 Sumber: Hasil Pra Penelitian, Bulan September 2014
Berdasarkan tabel 1.1 sebagian besar (73,33%) Kinerja guru SDN Pedurungan Kidul 04 Semarang berada pada kategori rendah hasil pra penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan memberikan angket skala kinerja guru di SDN Pedurungan Kidul 04 Semarang di dapatkan bahwa dari 15 guru yang diberikan angket skala mengajar guru, ternyata memiliki kinerja mengajar dengan kategori rendah.
Tabel 1.2
Hasil Pra Penelitian Pendahuluan Reward dan
Punishment Di SDN Pedurungan Kidul 04
Semarang
Berdasarkan tabel 1.2 sebagian besar (46,7%)
reward dan punishment di SDN Pedurungan Kidul 04 Semarang berada pada kategori Sedang. Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan penulis, penulis merasa bahwa reward dan punishment merupakan salah satu pendekatan yang tepat di dalam meningkatkan kinerja guru.
Adanya penelitian lain yang relevan yaitu hasil penelitian Purwadi (2013: 1) yang berjudul “pengaruh reward dan punishment terhadap kinerja guru”,
penelitian dilakukan di SD lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung dengan menggunakan metode penelitian pendekatan kuantitatif dengan
explatopry survey, pengolahan dan analisis data menggunakan structural equation model dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikansi dari reward dan punishment
terhadap kinerja guru.
apakah reward dan punishment yang dilakukan kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang:
“Teknik Reward dan Punishment Pembinaan Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Di SDN
Pedurungan Kidul 04 Semarang.”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Teknik reward dan punishment bisa meningkatkan kinerja guru di SDN Pedurungan Kidul 04 Semarang?
2. Faktor yang mempengaruhi reward dan punish-ment pembinaan Kepala Sekolah dalam memotivasi untuk meningkatkan Kinerja guru di SDN Pedurungan Kidul 04 Semarang?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di sub bab sebelumnya maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi reward dan
punishment pembinaan Kepala Sekolah dalam memotivasi untuk meningkatkan Kinerja guru di SDN Pedurungan Kidul 04 Semarang.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini berdasarkan perma-salahan dan tujuan penelitian uraian diatas adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Untuk memberikan sumbangan pikiran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan terutama tentang Teknik Reward dan Punishment Pembina-an Kepala Sekolah dalam memotivasi untuk meningkatkan kinerja guru di SDN Pedurungan Kidul 04 Semarang.
2.Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Penelitian ini menjadi bekal yang bermanfaat bagi kepala sekolah terutama didalam memimpin para guru.
b.Bagi Guru
c. Bagi Pengawas dan kepala UPTD
Penelitian ini dapat membantu dalam Teknik