• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUMAN REPRODUCTIVE SYSTEM AT SECOND GRADE OF SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XI SCIENCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUMAN REPRODUCTIVE SYSTEM AT SECOND GRADE OF SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XI SCIENCE"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

187 Lyanda Fitriani Chaniarosi

Mahasiswa Magister Pendidikan Biologi PPs Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh

Korespondensi: [email protected]

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI GURU BIOLOGI SMA KELAS XI IPA PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

ABSTRAK:Penelitian dengan judul “Identifikasi Miskonsepsi Guru Biologi SMA Kelas XI IPA pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia” bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya miskonsepsi, mengetahui sub konsep yang dimiskonsepsikan dan faktor utama penyebab terjadinya miskonsepsi pada guru biologi. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan berupa tescertainty of respons index (CRI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru teridentifikasi mengalami miskonsepsi pada 4 sub konsep yaitu pembentukan gamet (2,98%); ovulasi (7,50%); menstruasi (22,50%); fertilisasi, gestasi, persalinan, dan laktasi (14,58%). Dari sub konsep tersebut, persentase miskonsepsi tertinggi yang terjadi pada guru terdapat pada kelompok sub konsep menstruasi. Faktor utama penyebab terjadinya miskonsepsi guru bersumber dari pemikiran mereka sendiri.

Kata Kunci:Miskonsepsi Guru,Certainty of Respons Index(CRI), dan Sistem Reproduksi Manusia.

IDENTIFICATION OF BIOLOGY TEACHERS’ MISCONCEPTION IN CONCEPT OF HUMAN REPRODUCTIVE SYSTEM AT SECOND GRADE OF SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XI SCIENCE

ABSTRACT: The Research entitled “Identification Of Biology Teachers’ Misconception In Concept Of Human Reproductive System At Second Grade Of Senior High School Class XI Science” aims to identify the existence or non existence of the misconception, to know about the misconcepted sub concept and misconception main factors of biology teachers. It used descriptive research method. The instrument of this research wascertainty of respons index(CRI) test. The results showed that the teachers have misconception on 4 sub concepts, such as gametes formation (2.98%); ovulation (7.50%); menstruation (22.50%); fertilization, gestation, child birth, and lactation (14.58%). Based on those sub concepts, the highest percentage of misconceptions that occurred to teachers was in the group of menstruation sub concept. The main factors of the misconceptions existence towards teachers come from their own thoughts.

Keywords: Teachers’ Misconseption, Certainty of Respons Index (CRI), Human Reproductive System.

PENDAHULUAN

Sampai saat ini, perbaikan di bidang pendi-dikan masih terus berlanjut. Usaha ini bertujuan agar terwujudnya pendidikan yang berkualitas bagi suatu bangsa di masa yang akan datang. Pendi-dikan yang berkualitas akan menghasilkan gene-rasi yang berkualitas. Genegene-rasi berkualitas akan lahir jika terjadi interaksi yang baik antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Namun seba-liknya proses pembelajaran yang hanya didominasi oleh guru akan menciptakan situasi yang kurang menarik bagi siswa. Terlebih lagi, jika materi yang disampaikan guru memiliki konsep-konsep yang bersifat abstrak sehingga akan mempersulit siswa dalam memahami konsep tersebut. Dengan kondisi seperti ini, kemungkinan siswa akan mengalami perbedaan pemahaman yang tidak sejalan dengan konsep ilmiah dan akan memberikan pengaruh

buruk terhadap hasil belajar siswa.

Menurut (Tekkaya et al, 2001; Ekici et al, 2007; Kose, 2008), “Pemahaman konsep yang berbeda dengan konsep ilmiah dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi”. Selain itu, miskonsepsi juga dianggap sebagai kesalahan dalam memahami suatu konsep. Biasanya ditunjukkan pada saat menjelaskan suatu konsep dengan menggunakan bahasa sendiri (Kustiyah, 2007).

(2)

terja-dinya miskonsepsi pada siswa adalah guru yang memiliki miskonsepsi terhadap mata pelajaran tersebut”.Dari pernyataan yang telah disampaikan, diketahui bahwa miskonsepsi dapat terjadi pada guru yang mengajarkan mata pelajaran tertentu. Miskonsepsi yang muncul secara terus menerus dapat mengganggu pembentukan konsepsi ilmiah dalam diri siswa maupun dalam diri guru itu sendiri.

Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengangkat topik tentang sistem reproduksi manu-sia, yang merupakan salah satu konsep dalam bidang ilmu biologi. Sistem reproduksi manusia merupakan pendidikan seks ilmiah yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan pemahaman konsep yang cukup tinggi dalam mempelajarinya. Sesuai dengan hasil wawancara singkat yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian kepada beberapa guru biologi kelas XI IPA di SMA Nege-ri kota Banda Aceh, beberapa guru tersebut me-nyatakan ketidakpahaman mereka terhadap sub konsep tertentu, sehingga menyulitkan mereka da-lam mengajarkannya kepada siswa. Dengan keti-dakpahaman yang dimiliki guru tersebut, sangat berpeluang menimbulkan miskonsepsi bagi guru itu sendiri.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah miskonsepsi adalah dengan menggunakan metode certainty of respon-se indeks (CRI). Metode CRI dapat mengeks-plorasi pemahaman sains, tingkat kepercayaan diri yang terasosiasi dengan pemahaman tersebut dan mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi (Hasan et al (1999) dalam Hakim, Liliasari, & Kadorah-man, 2012). menyatakan bahwa CRI diperoleh dengan menggunakan jawaban guru pada soal-soal pilihan ganda. CRI ini menentukan tingkat kepas-tian pada setiap jawaban guru berdasarkan pada suatu skala 0-5. Skala ini dimulai dari jawaban me-nebak sampai guru yakin terhadap jawaban dari setiap pertanyaan yang diberikan.

Berdasarkan pemikiran tersebut, perlu dila-kukan tindakan lebih lanjut untuk mengetahui gambaran mengenai miskonsepsi yang terjadi pada guru biologi terhadap konsep sistem reproduksi manusia.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskrip-tif karena bertujuan untuk menyelidiki responden berdasarkan pemahaman konsep (Nasution, 2012). Sampel penelitian dipilih secara cluster random sampling, yaitu 8 orang guru biologi kelas XI IPA

dari 4 SMA Negeri yang berbeda. Masing-masing SMA terdiri dari 2 guru biologi. Instrumen pene-litian berupa tes certainty of response index (CRI) yaitu sebanyak 60 soal. Rancangan penelitian ter-diri dari 3 tahap yaitu, tahap persiapan, pelaksa-naan, dan tahap analisis.

Tahap Persiapan

Pembuatan instrumen penelitian berupa test CRI yaitu soal pilihan ganda dilengkapi dengan nilai CRI.

Tahap Pelaksanaan

Menentukan jumlah guru biologi kelas XI IPA yang telah mengajarkan konsep sistem repro-duksi manusia pada masing-masing SMA. Mela-kukan test CRI dan selanjutnya menghitung nilai CRI yang diperoleh dari jawaban guru.

Tahap Analisis Data

Hasil test CRI yang diperoleh diklasifikasi-kan menjadi 3 kategori yaitu tahu konsep (TK), miskonsepsi (M), dan tidak tahu konsep (TTK), lalu dihitung persentase dari jawaban guru untuk masing-masing kategori tersebut. Untuk menda-patkan jumlah rata-rata CRI jawaban benar, dila-kukan dengan cara menjumlahkan keseluruhan nilai CRI guru untuk setiap soal dibagi dengan jumlah guru yang menjawab benar. Untuk menda-patkan jumlah rata-rata CRI jawaban salah, dilaku-kan dengan cara menjumlahdilaku-kan keseluruhan nilai CRI guru untuk setiap soal dibagi dengan jumlah siswa yang menjawab salah. Kemudian disesuai-kan hasil rata-rata CRI yang diperoleh dengan Tabel 1.

Tabel 1. Ketentuan Untuk Membedakan Antara Tahu Konsep, Miskonsepsi dan Tidak Tahu Konsep Pada Responden Secara Individu.

Kriteria jawaban

CRI Rendah (<2,5)

CRI Tinggi (>2,5) Benar Tidak tahu konsep

(menebak)

Menguasai konsep dengan baik

Salah Tidak tahu konsep (menebak)

Miskonsepsi

(Hasanet al, 1999)

(3)

Manusia: dari Sel ke Sistem (Sherwood, 2011), dan beberapa buku penunjang lainnya yang ber-kaitan dengan sistem reproduksi manusia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dari tes CRI menunjukkan bahwa guru biologi teridentifikasi mengalami miskonsepsi pada konsep sistem reproduksi ma-nusia. Persentase jawaban guru dari ketiga kategori jawaban dapat dilihat pada Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2, miskonsepsi yang dia-lami guru terjadi hampir pada semua sub konsep sistem reproduksi manusia. Persentase miskonsep-si tertinggi terdapat pada kelompok sub konsep menstruasi yaitu 22,50%. Selain itu, persentase tertinggi juga terdapat pada kelompok sub konsep yang sama untuk kategori tidak tahu konsep yaitu 40,00%. Hasil ini menunjukkan bahwa guru bio-logi masih kurang memahami isi materi dari sub konsep menstruasi.

Berdasarkan data hasil tes CRI, perbandi-ngan persentase miskonsepsi guru biologi terhadap enam sub konsep pada konsep sistem reproduksi manusia dapat dilihat pada Gambar 1.

Dari Gambar 1, diketahui bahwa terdapat perbedaan persentase miskonsepsi antara sub kon-sep yang dimiskonkon-sepsikan oleh guru biologi.

Miskonsepsi terjadi pada empat sub konsep sistem reproduksi manusia. Perbandingan persentase mis-konsepsi yang dialami guru dapat diketahui dari penjelasan pada masing-masing sub konsep beri-kut ini:

Pada sub konsep 1 yaitu struktur dan fungsi organ reproduksi manusia, guru tidak mengalami miskonsepsi.

Pada sub konsep 2 yaitu pembentukan ga-met, guru teridentifikasi mengalami miskonsepsi terdapat pada proses oogenesis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sebagai contoh, guru ber-pendapat bahwa kelanjutan proses meiosis II akan berlangsung jika dipengaruhi hormon progesteron. Pernyataan ini merupakan miskonsepsi karena me-nurut Campbell et al (2004) dan Ganong (2008), kelanjutan proses meiosis II akan berlang-sung jika terjadi penetrasi sel telur oleh sperma (fertilisasi).

Hal ini sesuai dengan pendapat Sherwood (2011) yang menyatakan bahwa masuknya sperma ke dalam oosit sekunder dibutuhkan untuk memicu pembelahan meiosis kedua. Oosit sekunder yang tidak dibuahi tidak pernah menyelesaikan pem-belahan final ini. Selama pempem-belahan ini, separuh set kromosom bersama dengan sedikit sitoplasma dikeluarkan sebagai badan polar kedua. Separuh set lainnya (23 kromosom tidak berpasangan) tetap

Tabel 2. Persentase Miskonsepsi, Tahu Konsep, dan Tidak Tahu Konsep pada Guru Biologi. Kelompok Sub konsep

Persentase

Total Tahu Konsep

(TK)

Miskonsepsi (M)

Tidak Tahu Konsep (TTK) Struktur dan fungsi organ reproduksi manusia

Pembentukan gamet Ovulasi

Menstruasi

Fertilisasi, gestasi, persalinan dan laktasi Kelainan organ reproduksi

90,38 82,74 55 37,50 66,67 65,62

-2,98 7,50 22,50 14,58

-9,62 14,28 37,50 40 18,75 34,38

100 100 100 100 100 100

(4)

tertinggal dan disebut sebagai ovum matang.

Pada sub konsep 3 yaitu ovulasi, miskon-sepsi yang dialami guru terjadi pada peran hormon yang mendorong terjadinya ovulasi. Sebagai con-toh, guru berpendapat bahwa ovulasi dirangsang oleh hormon FSH. Jawaban yang diberikan res-ponden mengalami miskonsepsi karena hormon FSH berfungsi merangsang perkembangan folikel telur dan sel-sel folikel yang sedang tumbuh ini mensekresikan estrogen (Campbell et al, 2004; Scanlon, 2006). Jadi, hormon yang merangsang terjadinya ovulasi adalah Luteinizing Hormon (LH). Dengan konsentrasi LH yang tinggi dapat meningkatkan tekanan intrafolikel de graaf yang mengakibatkan permukaan ovarium tidak sanggup menahan tekanan tersebut sehingga terjadi ovulasi (Despopoulos & Silbergnagl, 2000; Ganong, 2008; Manuabaet al, 2007).

Contoh miskonsepsi lainnya terdapat pada hubungan hormon dengan proses ovulasi. Guru berpendapat bahwa hubungan estrogen dengan proses ovulasi adalah merangsang hipofisis untuk menghasilkan FSH yang akan menyebabkan foli-kel pecah. Pada konsep yang sebenarnya, hubung-an estrogen denghubung-an proses ovulasi adalah merhubung-ang- merang-sang hipofisis untuk mensekresikan Luteinizing Hormon (LH) dengan konsentrasi tinggi dan ber-sifat mendadak sehingga menyebabkan ovulasi (Despopoulos & Silbergnagl, 2000; Manuabaet al, 2007).

Pada sub konsep 4 yaitu tentang menstruasi, guru mengalami miskonsepsi pada sub konsep menstruasi. Sebagai contoh, guru memberikan per-nyataan bahwa menopause terjadi karena ovarium tidak menghasilkan sel telur akibat hormon pro-gesteron menurun. Padahal, pada konsep yang se-benarnya menopause terjadi karena berhentinya ovulasi akibat folikel kurang responsif terhadap FSH dan LH (Ganong, 2008).

Pada sub konsep 5 yaitu tentang fertilisasi, gestasi, persalinan dan laktasi. Contoh miskonsepsi yang dialami guru yaitu, penggunaan urin untuk uji kehamilan dikarenakan di dalam urin ibu hamil muda terdapat hormon Luteinizing Hormon (LH). Sedangkan konsep yang sebenarnya adalah terda-patnya hormon Human Chorionic Gonado-trophin (HCG) di dalam urin ibu hamil. Keberadaan HCG dalam urin pada awal kehamilan merupakan dasar bagi berbagai uji laboratorium untuk kehamilan. Hormon ini dapat terdeteksi 14 hari setelah kon-sepsi (Baety, 2011; Bloom & Fawcett, 2002; Ga-nong, 2008).

Selain itu, guru juga mengalami miskonsepsi pada metode kontrasepsi. Guru berpendapat bahwa

metode kontrasepsi yang tidak memungkinkan ter-jadinya kehamilan lagi adalah kondom. Seharus-nya jawaban yang tepat adalah tubektomi. Hal ini sesuai dengan pendapat Siswosuharjo & Chakra-wati (2010), metode kontrasepsi yang bersifat per-manen bagi perempuan yang yakin tidak ingin pu-nya anak adalah tubektomi yaitu prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilisasi (kesubu-ran) seseorang perempuan dengan cara mengikat dan memotong saluran tuba fallopi sehingga ovum tidak bertemu dengan sel sperma.

Pada sub konsep 6 yaitu tentang kelainan/ gangguan pada organ reproduksi, guru tidak meng-alami miskonsepsi.

Faktor utama penyebab terjadinya miskon-sepsi guru dalam penelitian ini, bersumber dari pe-mikiran guru itu sendiri. Artinya, pepe-mikiran ter-sebut dapat diperoleh dari interpretasi yang dibuat sendiri pada saat membaca buku teks. Makna dari suatu konsep yang dipahami guru bisa saja memi-liki ketidaksesuaian terhadap pendapat dari para ahli di bidangnya, sehingga akan melahirkan mis-konsepsi pada konsep tersebut. Hal ini sangat mengkhawatirkan, sebab jika seorang guru memi-liki kesalahpahaman terhadap suatu konsep, maka besar peluang bagi siswa mendapatkan penjelasan konsep yang salah dari guru tersebut. Sesuai per-nyataan Woolfolk dan Nicolich (1984) dalam He-windati dan Suryanto (2004), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara kualitas penjelasan dan pengetahuan guru dengan penca-paian belajar murid. Kurangnya pengetahuan guru akan menyebabkan tidak jelas-nya penyajian pela-jaran yang dapat menimbulkan miskonsepsi.

Selain itu, faktor penyebab miskonsepsi pada guru dalam penelitian ini juga bersumber dari buku teks. Guru cenderung menggunakan beberapa ma-cam buku teks tingkat SMA sebagai sumber infor-masi terhadap konsep yang diajarkan kepada sis-wa. (Odom, 1993dalam Kustiyah, 2007) menyata-kan bahwa, buku teks yang dijadimenyata-kan satu-satunya sumber informasi bagi guru akan mendorong terja-dinya miskonsepsi pada guru.

(5)

Sebaiknya guru menggunakan beberapa bu-ku pegangan lainnya yang memiliki penyajian konsep lebih rinci dan jelas dibandingkan buku tingkat SMA, seperti buku untuk perkuliahan. Hal ini bertujuan agar guru memiliki penguasaan dan pemahaman konsep lebih baik, sehingga guru da-pat lebih mudah dalam menentukan buku bacaan SMA yang akan dijadikan bahan ajar di sekolah.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian diketahui bahwa guru teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Miskon-sepsi yang dialami guru biologi terjadi pada empat

sub konsep yaitu pembentukan gamet; ovulasi; menstruasi; fertilisasi, gestasi, persalinan, dan laktasi. Sub konsep yang paling tinggi persentase miskonsepsinya terdapat pada sub konsep mens-truasi. Faktor utama penyebab terjadinya miskon-sepsi pada guru bersumber dari hasil pemikiran guru itu sendiri dan buku teks.

Diharapkan penelitian tentang miskonsepsi pada konsep yang berbeda dapat dilanjutkan se-hingga kualitas pendidikan akan menjadi lebih ba-ik di masa yang akan datang.

DAFTAR RUJUKAN

Adisendjaja, Y.H., & Romlah, O. 2007. Identifika-si kesalahan dan MiskonsepIdentifika-si Buku Teks Biologi SMAN. Universitas Pendidikan In-donesia. Tersedia pada http://sakola.net/con-tent/document/658. Diakses tanggal 10 Jan-uari 2013.

Baety, A. N. 2011. Biologi Reproduksi Kehamilan dan Persalinan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Bloom & Fawcett. 2002. Buku Ajar Histologi.

Ja-karta: EGC.

Campbell, N. A., Jane, B. R., & Lawrence, G. M. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Cibik, A. S., & Diken, E. H. 2008. The Effect of Group Works and Demonstrative Experi-ments Based on Conceptual Change Appro-ach: Photosynthesis and Respiration. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, Volume 9, Issue 2, Article 2, p.1. Despopoulus, A., & Silbernagl, S. 2000.Atlas

Ber-warna dan Teks Fisiologi. Jakarta: Hipokra-tes.

Ekici, F., Ekici, E., & Aydin, F. 2007. Utility of Concept Cartoons in Diagnosing and Over-coming Misconception Related to Photo-synthesis. International Journal of Environ-mental&Science Education,2 (4): 111-124. Ganong, W. F. 2008. Fisiologi Kedokteran.

Jakar-ta: EGC.

Hakim, A., Liliasari & Asep, K. 2012. Student Concept Understanding of Natural Products Chemistry in Primary and Secondary Meta-bolites Using the Data Collecting Technique of Modified CRI. International Online Jour-nal of EducatioJour-nal Sciences, ISSN: 1309-2707, 4 (3), 544-553.

Heffner, L. J., & Schust, D. J. 2008.At a Glance Sistem Reproduksi Edisi Kedua. Jakarta: Er-langga.

Hewindawati, Y., & Suryanto, A. 2004. Pemaha-man Murid Sekolah Dasar terhadap Konsep IPA Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis ada-nya Miskonsepsi. Jurnal Pendidikan, vol. 5 No.1: 61-72.

Kose, S. 2008. Diagnosing Student Misconcep-tions : Using Drawing as a Research Method. World Applied Sciences Journal, ISSN 1818-4952, Vol. 3 (2), pp. 283-293.

Kustiyah. 2007. Miskonsepsi Difusi dan Osmosis pada Siswa MAN Model Palangkaraya. Jur-nal Ilmiah Guru Kanderang Tingang, 5: 24-37.

Manuaba, I.B.G, Candranita, I. A, & Fajar, I. B. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

Nasution, L.O. 2012. Analisis Miskonsepsi Siswa, Guru, dan Buku Biologi Kelas XI Pada Materi Sistem Respirasi dan Sistem Eksresi di SMA se-Mandailinggodang Kabupaten Mandailing Natal. Tersedia pada http://digi-lib.unimed.ac.id. Diakses pada tanggal 13 Ja-nuari 2013.

Scanlon, V. C. 2006.Anatomi dan Fisiologi. Jakar-ta: EGC.

Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem, Edisi 6. Jakarta: EGC.

Siswosuharjo, S., & Chakrawati, F. 2010.Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. Jakarta: Pene-bar Plus+

Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pe-mula. Jakarta: EGC.

Gambar

Tabel 2. Persentase Miskonsepsi, Tahu Konsep, dan Tidak Tahu Konsep pada Guru Biologi.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai R Square adalah sebesar 0.387, hal ini menunjukan bahwa peringkat obligasi dipengaruhi oleh profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan leverage sebesar

Two problems are formulated as follows; first is what are the motives of the four characters in making decisions (Saruman, Gandalf, Boromir, and Frodo) when

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagiandengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.

Hasil dari satu bulan tindak lanjut dari penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas pengobatan (global yang Rata, kualitas subjektif tidur, durasi tidur,

[r]

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum kedatangan Islam Tradisi Pernikahan masyarakat Desa Bontosunggu banyak dipengaruhi oleh acara-acara sakral dengan tujuan

Langkah-langkah strategi bermain peran (role playing), antara lain: (1) Guru menyusun/ menyiapkan skenario yang akan ditampilkan; (2) Menunjuk beberapa siswa

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kandungan logam berat (Cu, Cd, Fe, Pb) pada jagung yang ditanam di dua tempat yang berbeda yaitu daerah dengan lokasi yang dekat