• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN PENYAKIT KARANG SABUK HITAM SECARA SPASIAL DI KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN PENYAKIT KARANG SABUK HITAM SECARA SPASIAL DI KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN PENYAKIT KARANG SABUK HITAM

SECARA SPASIAL DI KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA

Of ri Johan*), Di et ri ech G. Ben gen* * ), Nevi aty P. Zam an i* * * ), dan Su harson o* * * )

* ) Pusat Penel i t ian d an Pengem b angan Peri k anan Bud i daya Jl . Ragunan 20 , Pasar Ming gu, Jakarta Selat an 125 40

E- m ai l: of r ij ohan@k kp.go.id

* * ) Fakultas Peri kanan d an Ilm u Kelautan, Instit ut Pert ani an Bog or Jl . Rasam al a, Kam pus IPB Dar m ag a, Bog or 166 80 * * * ) Pusat Penel it i an d an Peng em bangan Oseanol og i - LIPI

Jl . Pasi r Puti h Raya 1, Ancol, Jakar ta Utara

(Naskah diter im a: 26 Juni 2 01 2; Diset uj ui publik asi: 1 8 Ok tober 20 13)

ABST RAK

Peneli t ian t ent ang k eli m pahan dan p enyeb aran p enyaki t k arang t el ah di l ak sanakan sejak Juni 2011 sam pai Juli 2011 untuk m engetahui kelim pahan awal penyakit karang jeni s Black Band Disease (BBD - Penyak it sab uk hitam ) di p erairan Kepul auan Serib u, Jakar ta. Metode pengam at an m enggunak an tr ansek sab uk dengan l ebar 1 m ke ki ri dan ke kanan, panjang bentangan m eteran 20 m dengan ulangan sebanyak tiga kali. Transek ditem patkan pada dataran terum bu dengan kedalam an 0- 3 m dengan m encatat j um l ah k ol oni yang t er i nf ek si p enyak i t k ar ang , j eni s p enyak i t k ar ang BBD. Hasi l p enel it i an m enunj ukk an b ahwa p enyak it k ar ang j eni s BBD b anyak d it em uk an p ad a tutupan karang yang tinggi dan karang jenis Montipor a sp. dom inan di lokasi tersebut. Berdasarkan lokasi secara um um kelim pahan tertinggi terjadi di Pulau Pram uka Utara (0,15 kol/ m ); Pulau Pari Tim ur (0,092 kol/ m ); Pulau Penjaliran (0,092 kol/ m ); dan Pulau Ti k us (0 ,0 8 5 k ol / m ). Hasi l u j i st at i st i k d eng an m eng g unak an ANOVA d i p er ol eh k el im pahan penyaki t karang BBD berb ed a nyata ant ar a k el om pok lokasi peneli ti an, yaitu antara lokasi jarak terdekat dengan jarak sedang, dan lokasi jarak terdekat dengan jarak terjauh dengan nilai perbedaan (signifikan) berturut- turut 0,030 dan 0,025 (tingkat keper cayaan 95%). Sedangk an pad a kelom pok lokasi jarak sedang dan t erj auh tid ak terdapat perbedaan nyata. Berdasarkan data klim atologi, peningkatan suhu pada bulan Maret hingga Juli dapat m em icu terjadi penyakit karang di kawasan Kepulauan Seribu.

KATA KUNCI: k elim pah an, penyak it sab uk hit am , M ont ip or a sp., Kepu lau an Ser i b u

ABST RACT : D i st r i bu t i on an d ab un d ant of b l ack b an d di sease on coral s in Serib u Island, Jak arta. By: O f ri Johan , Dietriech G. Beng en, Nev i at y P. Zam ani , an d Su h ar son o

(2)

Penj alir an Island (0 .09 2 col/ m ), and Tik us Island (0 .08 5 col/ m ). St at ist ical test by jum lah pulau tersebut terdapat 11 pulau yang b erp en d ud u k yait u Pu lau Pang g ang , Pulau Pramuka, Pulau Kelapa, Pulau Kelapa Dua, Pulau Harap an, Seb ira, Pulau Tidu ng Besar, Pulau Payun g, Pulau Pari, Pulau Lancang Besar, d an Pulau Untun g Jawa.

dan luas perairan m encapai 6.997 ,50 km2.

Kawasan terumbu karang Kepulauan Seribu m erup akan daerah yang dekat den gan ko ta b esar yait u ib u k ot a n eg ara yan g m em ilik i jumlah penduduk yang sangat padat sebanyak 9,604 juta jiwa, jumlah penduduk di Kepulauan Serib u itu ada seb anyak 21,082 rib u j iwa (BPS DKI Jakarta, 2 010 ). Pem b ang unan k ota yang t eru s b erk em b ang dan ak tivit as p end u du k yang pad at inilah yan g m em b uat terjadin ya salah sat u p olu si antropo gen ik dari darat an hingga ke Kepulauan Seribu terutam a di Teluk Jakarta. Kon disi ini terlihat j elas p ada m usim Timur di mana banyak sampah terbawa ke pulau dan warna perairan ag ak keruh . Salah satu in dik asi lain yang dirasakan o leh pen dud uk ad alah rum p ut lau t t idak bisa tum buh baik di Pulau Pari, ko nd isi t erseb ut d id u ga k aren a sudah m enurunnya kualitas perairan di daerah tersebu t.

Fakt or lain yang p erlu dicerm at i ad alah pengaruh dam pak p erub ahan iklim d eng an adanya fluktuasi suhu dan tinggi m uka air laut, k o nd isi t erseb u t d ap at j u g a m em en g aru h i

kelangsungan biota yang ada di laut, term asuk b io t a yan g b eraso siasi d en g an ek o si st em terum bu karang. Pemanasan global dapat m e-ningk atk an suh u air laut sehin gga terum bu k arang ak an m eng alam i stres d an apab ila gangguan ini berjalan terus dapat m

enyebab-kan t erjadin ya pem u tih an karang (bleaching)

dan k em atian m assal. Kem atian pad a k arang yang selam a ini sebagai habit at bag i berb agai biota yang berasosiasi dengannya, akan m ulai terganggu dan pada akhirnya akan berdampak pada p rod uk si perikan an yang b erasal dari ek osistem teru m b u karang , sem ent ara se-bagian b esar m asyarak at pesisir tergantu ng terhadap eko sist em tersebu t sebagai sum ber m at a pencaharian.

Salah satu akibat dari k ond isi lingk ung an yang t idak m endu kung adalah fluktuasi suhu, keadaan ini akan m em berik an dam pak neg a-t if b ag i keh idu p an k aran g yaia-tu a-t im b u ln ya p enyak it k aran g . Di sam p in g it u , p en yak it karan g j uga dapat diseb abk an oleh adan ya p o l u si an t r o p o g en i k d an j u g a t i n g g i n ya in t en si t as p en yi n ar an cah aya m at ah ari d i perairan yang m em iliki terum bu karang.

Po lu si an t ro p o g en ik m er u p ak an su at u bentu k cem aran yan g d iak ibatkan oleh akt i-vitas m anusia sep erti ad anya lim b ah rum ah tangg a d an p abrik yan g t erb awa oleh aliran sungai sam pai ke laut. Di Teluk Jakarta tingkat sed im en t asi d an li m b ah an t ro p o g en ik i n i cu kup tinggi hingg a t erb awa arus sam p ai ke pulau- pulau lain di Kepulauan Seribu.

Sebagai gam baran kondisi terum bu karang di Kepulauan Seribu dapat d ilihat dari hasil p en el i t i an yan g d i l ak u k an o l eh Yayasan Teran gi d alam k uru n waktu 20 05- 2009 pada 19 lokasi di Kepulauan Seribu, kondisi terum bu karan g d ari tut upan k arang keras m eng alam i f lu k tu asi yait u d alam selan g an t ara 2 8 ,9 %

hingg a 34 ,3% (Setyawan et al., 20 11), berarti

m asih berada pada kelom p ok k ond isi sedang

4 4 0

(3)

(Gom ez & Yap, 1984 ). Secara keseluruhan to-tal m arga yang ditem ukan di Kepulauan Seribu sebanyak 63 marga dari hasil pengamatan sejak

tahu n 2005 - 2009 (Setyawan et al., 20 11).

Pengam atan tentang kelim pahan p enyakit

karan g sabu k h itam atau black band disease

(BBD) telah dilaku kan pad a p enelit ian ini

ter-hadap Mont ipor a sp. dan telah dikaji kaitannya

dengan fakto r penyebab m un culnya pen yak it

karan g tersebut . Penyakit black band disease

(BBD) diterj em ahkan m enj adi penyak it sab uk hitam adalah salah satu penyakit karang tertua, pertam a kali ditem ukan yang disebabkan oleh

g ab u n g an m i k ro b a pat hogen yan g secara

bersam a- sam a m em bent uk sab uk d i m ana bentu k g abun gan tersebut terdiri atas lim a m acam ; berupa bakteri berbentuk filamen dari

k el o m p o k c y an o b ac t er i u m Ph or m i d i u m

cor allyt icum, bakt eri kelom p ok het erot rop ik (Garrett & Ducklow 1975), jam ur laut (Ram os-Flores, 1 983 ), bak teri pengo ksidasi su lph id (Beg g i o t a) d an b ak t er i yan g m en u ru n k an su lph at (Desulfovibrio) (Du cklow & Mitchell, 1979; Richardson, 1996). Populasi cyanobact-eria d icirik an d en g an ad an ya warn a hit am kecok lat an hin gga m erah, tebal sabuk nya 1 mm dengan lebar antara 1- 3 m m.

Penyakit karang sabuk hitam sudah pernah

ditem ukan p ada Mont ipor a sp . yang bent uk

pertumbuhan mengerak (encr usting), lem baran

d au n (f oliose), dan b ercab an g (br anching).

Pen yakit sabuk hitam pertam a kali d item u kan pada perairan terum bu karang di Belize, Puerto Rico, Flo rid a, d an Berm uda (Anto niu s, 1 973 ), saat ini sudah terjadi pada 36 negara term asuk wilayah Indo- Pacific, namun penelitian tentang penyakit sab uk hit am ini baru pert am a kali dilaku kan di Kepu lauan Serib u, Indo nesia.

Tu juan penelitian ini adalah un tuk m en g-k aj i p en yeb aran d an g-k elim p ah an p en yag-k it karan g, m eng enali jenis p enyakit k aran g d an param eter keseh atan karang lainn ya.

METOD E PENELITIAN

Lok asi Penelitian

Penelitian dim ulai sejak Ju ni sam pai Ju li 20 11 di beberap a p ulau d i Kepu lauan Seribu Jakarta, m eliputi: Pulau Pari, Pulau Tikus, Pulau Pram u ka, Pulau Sem ak Daun , Pulau Kelap a, Pu lau Ko tok , Pulau Putri, Pulau Belanda, d an Pu lau Pet elo ran seperti t erlihat p ada Tab el 1. Lok asi m enyebar d ari Selatan hin gga ke Ut ara at au lo kasi yang d ekat sam pai terjauh dari daratan utam a (Pulau Jawa), di antaranya

men-cak up z o n a in t i Tam an Nasion al Lau t Ke-pulauan Seribu Jakarta dan beberapa di antara pu lau - pu lau tersebut m erupakan pu lau yang

Data Kondisi Terum bu Karang

Pengam bilan data kondisi terum bu karang d il ak u k an d en g an m en g g u n ak an m et o d e

transek garis (Line Int er cept Tr ansect) pada

ked alam an ant ara 1- 3 m (r eef flat) dan 3- 7 m

Gambar 1. Lokasi penelitian m ewakili terde-kat (Zona 1), sedang (Zona 2) dan terjauh (Zona 3) dari daratan utam a

(4)

Tabel 1. Lokasi penelitian

Table 1. Resear ch locat ions

Lo kasi p enel it ian Resea r ch l oca t ion

Li nt ang La t i t ut e

Buj ur Lon g i t ut e

Ked al aman

Dept h ( m)

- Pulau Peteloran (Pet elor an I sland) 05o27'07.6" 106o33'44.9" 1.5

- Pulau Penjaliran (Penjalir an Island) 05o27'34.0" 106o33'49.3" 1.5

- Utara Pulau Jukung (Nor t h of Jukung I sland) 05o34'00.1" 106o31'36.3" 7.0

- Utara Pulau Putri (N or t h of Put r i I sland) 05o35'25.5" 106°34'03.6" 6.0

- Barat Pulau Belanda (West of Belanda Island) 05o36'16.4" 106o31'08.4" 7.0

- Selat an Pulau Pramuka (Sout h of Pr am uka I sland) 05o45'01.9" 106o36'41.5" 1.5

- Utara Pulau Pramuka (Nor t h of Pr am uka I sland) 05o44'24.9" 106o37'14.5'' 1.5

- Gosong Karang Bongkok - - 3.0

- Selat an Pulau Kelapa (Sout h of Kelapa I sland) - - 6.0

- Pulau Semak Daun (Sem ak Daun Island) 05o43'37.0" 106o33'59.2" 6.0

- Selat an Pulau Pari 1 (Sout h of Par i 1 Island) 05o52'14.0" 106o36'38.8" 1.5

- Selat an Pulau Pari 2 (Sout h of Par i 2 Island) 05o51'65.1'' 106o37'25.0' 1.5

- Utara Pulau Tikus (Nor t h of Tikus Island) 05o51'07.8" 106o34'53.8" 6.0

Lo kasi b erpend ud uk 2 ( Jarak t erd ekat d ari Pulau Jaw a) I n h a b it ed loca t i on 2 (T h e n ea r est d i st a n ce f r om Ja va I sl a nd ) Lo kasi t id ak b erp end ud uk ( Jarak t erjauh d ari Pulau Jaw a) Un popula t ed loca t i on (T h e f a r t h est d ist a n ce f r om Ja va I sl a n d )

Lo kasi b erpend ud uk 1 ( Jarak sed ang d ari Pulau Jaw a)

I n h a b it ed loca t i on 1 (T h e m i dd l e d ist a nce f r om f r om Ja va Isla n d )

(r eef slope) seb anyak t iga u lan gan d en gan

panjang transek 20 m . Pada tek nik Line Int er

-cept Tr ansect (LIT), life for m dan substrat pada tit ik random dianalisis dengan m eng gunakan sistem klasifikasi dengan persam aan m enurut

Eng lish et al. (1 997) sebagai berik ut:

garis transek den gan pan jan g t ran sek 20 m sebanyak tiga ulangan, sehingga luas cakupan

daerah 120 m2. Data yang diam bil di lapangan

ad alah k elim pah an pen yak it karang terutam a

j en i s bl ack band di sease (BBD) d an whi t e

syndr om (WS) serta jen is lain yang term asuk dalam parameter kesehatan karang (Raym undo

et al., 200 8). Tut upan k arang pad a lo kasi d

i-uk ur deng an m en ggun akan m eto de LIT (Line

Int er cept Tr ansect) den g an p an jan g 20 m seban yak tig a k ali ulangan. Identifik asi jen is penyakit karang dilak ukan b erd asarkan bu ku

panduan Raym undo et al. (2008 ) d an Beed en

et al. (2 008 ).

Data Kualitas Perairan

Param eter ling kun gan yan g d iuk ur m eli-pu ti oseano grafi fisik (ked alam an , suhu air, k ecerahan, in tensitas cah aya, dan su b st rat dasar), dan kimia (DO, pH, nitrat, dan ortofosfat).

Pengukuran data in situ dengan m enggunakan

alat YSI 556 MPS, sem ent ara param eter lain dilakukan pengam bilan sam pel dan d ianalisis Hasil t ut upan karan g hid up yang ting gi

m en unjukk an bahwa ko ndisi terum bu karang di lo kasi t ersebu t b erad a d alam k ond isi yang baik.

Data Kelim pahan Penyakit Karang

Pengam bilan dat a m eng gun akan transek

sabuk (belt t r ansect) den gan lebar m asin

g-masing 1 m ke samping kiri dan samping kanan

di m ana:

Li = Persent ase penut upan b iot a k ar ang ke- i ni = Panjang t ot al kel om p ok biot a kar ang ke- i L = Panjang t ot al t r ansek gar is

Li = ni

L x 100 %

4 4 2

(5)

di Laboratorium Penguj ian Produ ktivitas d an Ling ku ng an Perairan (Pro ling ), Dep artem en Manajem en Sum berdaya Perairan- IPB.

Seb ag ai p erb an ding an d at a suh u un tu k m elihat dam p ak pem an asan g lo bal deng an

m eng gunakan data dari Cor al Reef Wat ch sat

-ellit e (SST) Sea Sur face Tem per at ur e anom aly

yang dikeluarkan oleh National Oceanographic and Atm ospheric Adm inistration (NOAA) pada t ah u n 2 0 0 9 , 2 0 1 0 , d an 2 0 1 1 . h t t p : / / coralreef watch.no aa.g ov.

Dat a k u al it as p er ai ran ak an d ian ali si s dengan m eng gun akan Diskrim in an Analisis

m eng gun ak an soft war e k om pu ter p ro gram

SPSS, un tu k m end ap atk an p erbedaan ant ar lo kasi yang dicirikan oleh param et er kualit as perairan yang dom inan.

Bahan dan Alat Penelitian

Pen elit ian in i m en g g u n ak an alat d asar

len gkap snor keling (fins, m ask er, wet suit), rol

m eter, kamera underwater m erek Cannon Ixus

120, alat pengukur kualitas air in sit u m erk YSI

55 6 MPS (suh u, kon duk tivitas, TDS, salin itas, DO, pH), secch i d isk , p eng u ku r k ecep atan arus, alat t ulis b awah air, dan sk ala st and ar untuk pen gam bilan foto bawah air.

Analisis Data

An alisis st atistik un tuk m em bandingk an antara lokasi dengan m enggunakan uji ANOVA

terhadap kelim pah an p enyakit k arang dalam

sat uan luas yang diam ati (120 m2). Hub ungan

an tara t utup an karang hidup dengan tu tup an

karang jenis Mont ipor a sp. di lokasi ditem ukan

BBD (black band disease) dilakukan uji statistik

dengan regresi. Kond isi p aram et er kualit as p er ai r an d i g u n ak an m et o d e d i sk r i m i n an an al i si s u n t u k m e l i h at p e m b e d a an t ar a kelom po k lokasi penelitian.

HASIL DAN BAHASAN

Hasil Penelitian

Kondisi Terumbu Karang

Secara keseluruhan tu tupan karang hid up d it em u k an cu k u p t in g g i p ad a l o k asi k

e-beradaan pen yakit k arang BBD (black band

disease) yaitu berkisar antara 57,17%- 76,88%, tutu pan seperti ini dikelom p okkan pada k on-d isi karang b aik on-dan san g at b aik m en u ru t kategori Gom ez & Yap (1984). Tutupan karang tersebut didom inasi oleh bentuk pertum buhan CF (cor al foliose) dari jenis karang Mont ipor a

sp. berkisar antara 32,08%- 57,75%; sem entara sisanya merupakan karang mati, alga, biota lain, dan abiot ik. Tu tup an k arang hid up di lokasi terj auh, Pulau Peteloran, lebih tin ggi (76,88%) dibandingk an den gan Pu lau Pari (71 ,79%) dan terendah pada Pulau Pram uka (57,17%).

Hasil uj i stat ist ik d eng an m en ggu nak an ANOVA t i d ak t erd ap at p er b ed aan an t ar a

Tabel 2. Param eter fisik- kim ia air yang diukur harian dan bulanan

Table 2. Physics and chem ist par am et er s m easur ed daily and m ont hly

Ket er angan (Not e):

* Dat a diukur harian d engan al at yang d ipasang p erm anen d i l ok asi penel it i an (Dat as wer e

m easur ed daily using per m anent device in t he r esear ch l ocat ion)

Paramet er (Pa r a m et er s) Al at (T ools)/ M et o d e (M et h od s)

Fi si ka p erai ran (Ph ysic of wa t er)

Suhu (Tem per at ur e) (oC) Data Logger merk Hobo*

TSS (Tot al suspended solid) (mg/ L) TSS met er

Intensitas c ahay a (Light int ensit y ) Data Logger merk Hobo*

Ki mi a p erai ran (Ch em i st of wa t er)

Salinitas (Salinit y) (‰) Refrakt ometer

Derajat keasaman (pH) pH meter

Ortof osf at (mg/ L) Asc orbic ac id spec trofot omet ric

Nitrat (NO3) (mg/ L) Bruc ine spec trofot omet ric

(6)

tutupan karang hidup d ibandingkan antar ke-lo m po k ke-lokasi pen elitian yaitu an tara ke-lokasi jarak terdekat, jarak sedang, dan jarak terjauh d ari d arat an u tam a Pu lau Jawa. Hal in i di-k aren adi-k an sebagian besar p en yadi-kit di-k aran g ditem ukan pada tut upan karan g b erko ndisi b aik dan san gat b aik d i m ana p ad a lo k asi

tersebut ditem ukan banyak karang Mont ipor a

sp. Pen gujian secara statist ik dengan m et ode reg resi an t ara p ersen t ase t u t u p an k aran g h i d u p d an t u t u p an k ar an g Mont ip or a sp . diperoleh bahwa terdapat hubungan yang kuat di an tara k edu a p aram eter t ersebu t d eng an nilai reg resi (R) sebesar 0,9 1.

Kelim pahan Penyakit Karang m atan hanya dilakukan pada dataran terum bu saja.

karan g yang terinf eksi p enyakit hanya terjadi

p ad a k ar an g j en is Mont ipor a sp . d en g an penelitian ini tapi pad a m onitoring berikutnya di lokasi perm anen transek pernah ditemukan. Pada j en is k aran g lain j u ga b elu m p ern ah ditem ukan p enyakit BBD selam a pen elitian. Seb agai p erban dingan, pad a lok asi p enelit ian j ug a d item uk an j en is pen yak it lain sep ert i

whit e syndr om e (WS) ban yak ditem ukan pada

karang Mont ipor a sp. d eng an ben tu k p

er-tu m bu han foliose, encr ust ing d an juga pada

j enis karang Acr opor a sp . Kelim p ah an WS

tertingg i t erj adi pada Pulau Pram uka Selat an

(0,11 kol.m- 2); Pulau Kelapa (0,07 kol.m- 2); dan

Gosong Karang Bongkok (0,05 kol.m- 2).

Sem entara k ondisi yang m en gganggu ke-sehat an karang tap i t idak t erg olon g p

enya-kit (com pr om ised healt h) banyak dit em uk an

Gambar 2. Persentase tutupan karang hidup (life coral), tutupan Mont ipor a sp. dan

(7)

pada lokasi Gosong Karang Bo ngk ok adalah

ko m petisi d eng an spon s d an adanya pr

eda-t or Achant ast er plancii d engan n ilai sebesar

0,1 7 kol.m- 2 (Gam bar 3). Lokasi lain sepert i di Kepulauan Serib u h anya t erk onsentrasi pada

satu jen is karan g saja yaitu Mont ipor a sp.,

b erbeda deng an yang d it em u kan o leh be-berap a p enelit ian lainnya yang m engatak an penyakit karang BBD d apat m eng infeksi pada beberapa jenis karang dan terdistribusi secara

m erata (Frias- Lopez et al., 2003).

Hasil uj i stat ist ik d eng an m en ggu nak an ANOVA dipero leh perbandingan kelim pah an p en yak it k arang BBD berbeda nyat a ant ara kelom pok lokasi penelitian. Di m ana pada ke-lom po k lok asi j arak t erd ek at deng an jarak sedan g, dan kelom pok lok asi jarak terdek at dengan jarak terjauh terdapat perbedaan nyata kelim pah an pen yak it BBD den gan nilai

per-bed aan (signif icant) berturut - turut 0,030 dan

0,025 (t ingk at kep ercayaan 95%). Sem entara kelim pah an p ada kelom pok lo kasi pada jarak

sedan g dan t erj auh tid ak terdap at perb edaan nyata secara uji statistik (Gam bar 3 dan Tab el 3).

Berdasarkan dat a rataan harian suh u se-lam a 11 t ahu n t erakhir tercatat su hu m

aksi-m uaksi-m sebesar 32oC, m inim um pada suhu 23oC,

dan rataan harian sebesar 28,54oC. Pada tahun

2011 saat penelitian berlangsung rataan suhu

tahun 2011 diperoleh sebesar rataan 28,44oC;

m inim um 23,2oC; dan m aksim u m p ada su hu

35,4oC. Berdasarkan grafik suhu pada Gam bar

4 terlihat bahwa terjadi peningkatan suhu dari bu lan Maret hingg a Ju li dan kem ud ian dari bu lan Septem ber d an Desem ber d ari 4 tah un data yang ditam pilkan. Kondisi tersebut dapat m em icu terjadinya penyakit karang di kawasan Kepulauan Serib u.

Kondisi Kualitas Perairan

Pengu kuran param eter kualit as perairan

secara in sit u d idapatk an dat a suhu , salin

i-tas, DO, pH, dan TDS. Berdasark an data su hu d ip er o leh sel an g r at aan an t ar a 2 8 ,9 8o

C-29 ,3 9oC; k ond isi terseb ut m asih b erad a d

a-lam selang baku m u tu (Tabel 4). Penelitian seb elum nya d i Pu lau Pari dipero leh selan g suhu.

Gambar 3. Perbandingan kelim pahan penyakit BBD dengan penyakit lain pada beberapa lokasi di Kepulauan Seribu

Figur e 3. The com par at ion of BBD abundant and ot her s kind disease on sever al locat ion at Ser ibu Island

(8)

Gambar 4. Grafik fluktuasi suhu harian (minimum , maksim um , dan rataan harian) pada Kepulauan Seribu pada tahun 2011 (Gam bar atas) dan Grafik suhu sejak tahun 2008 hingga 2011 (Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok, 2011)

(9)

a-Berd asark an h asil u j i st at ist ik d en g an Analisis Diskrim inan untuk m elihat perbedaan ant ar lo kasi yan g d icirikan o leh p aram eter k ualit as air, diperoleh bahwa p eran f un gsi su m b u p ertam a d an k ed u a b ertu ru t - t u ru t ad alah 7 7 ,6 % d an 2 2 ,4 %. Keb erad aan d u a fu ngsi su m bu tersebut sud ah dap at m enj e-l ask an p er b ed aan an t ar k ee-lo m p o k e-l o k asi penelitian, m eskipun peran fun gsi su m bu 1 dan 2 secara bersam aan at au han ya f ung si

su m bu 2 saja tidak berbed a n yata (P Value

0,590 dan 0,648 ). Fun gsi su m bu 1 d icirik an oleh TDS dan salinitas, sementara fungsi sum -bu 2 dicirikan oleh pH, DO, dan suhu perairan.

BAHASAN

Pada penelitian awal ini yang d ilaksanakan p ada m u sim k em arau t erlihat h asil b ah wa penyakit karang BBD banyak terjadi pada lokasi

yang lebih dekat dengan daratan utam a, m es-kipun pada lokasi terjauh juga masih ditemukan penyakit karang . Dua jen is pen yakit k arang

yang sering dit em uk an yaitu BBD (black band

disease) dan WS (whit e syndr om e). Kond isi ini d apat m en j awab salah sat u asu m si b ah wa penyakit karang m em an g b anyak d item uk an di lo kasi yang dekat den gan darat an utam a yang dianggap sebagai pem bawa bahan polusi antropogenik. Nam u n pada lokasi terjau hpun penyakit karang m asih ada ditem ukan, di m ana m estinya po lu si ant ro po genik diasum sikan tid ak ak an sam pai k e lok asi t erseb ut.

Penyakit BBD m erup akan salah satu jen is penyakit dari 4 jenis penyakit yan g d iketah ui beraso siasi deng an peru bah an suhu perairan (Ku t a & Ri ch ar d s o n , 1 9 9 6 ; Br u c k n e r &

Bruck ner, 1 997 ), jenis p enyakit lain plague

(Dust an, 197 7; Richard son , 1 998 ), dan jen is

Tabel 3. Uji statistik perbedaan kelim pahan antar kelom pok lokasi penelitian

Table 3. St at ist ic t est of abundant differ ent bet ween r esear ch sit es gr oup

Kel o mp o k l o kasi Loca t ion g r oup

Jumlah l o kasi N um b er of

loca t ion ( N)

Rat aan Aver a g e

St and ar d evi asi St a n d a r d d evia t ion

St and ar kesal ahan St a n d a r d

er r or

Si g .

1 = Terdekat (1 = N ear est) 3 12 4.583 2.646

2 = Sedang (2 = Medium) 4 3 3.559 1.780

3 = Terjauh (3 = Far t hest) 3 2 2.000 1.155

Lokasi 1*2 (Locat ion 1*2) 9 2.708 0.030*

Lokasi 1*3 (Locat ion 1*3) 10 2.895 0.025*

Lokasi 2*3 (Locat ion 2*3) 1 2.708 0.928

Tabel 4. Hasil pengukuran param eter kualitas air in sit u

Table 4. Measur em ent r esult of in sit u wat er s qualit y

T erd ekat Nea r est

Sed ang Med i um

T erj auh Fa r t hest

Suhu (Tem per at ur e) (oC) 29.39±0.70 28.98±0.86 29.13±0.79 28-30

Salinit as (Salinit y) (‰) 32.02±4.31 34.99±0.55 34.79±0.46 33-34

Oksigen terlarut

Dissolved ox y gen (mg/ L) 8.31±1.60 7.28±2.09 7.78±1.86 > 5

pH 7.53±0.28 7.54±0.23 7.28±0.25 7.0-8.5

TDS (mg/ L) 31.93±3.85 34.6±0.48 34.43±0.40

-Turbidit as (Tur bidit y) - - -

-Lo kasi (Loca t i on) Paramet er

Pa r a m et er s

(10)

penyakit yang baru dikenal yaitu penyakit dar k spot s (Gil- Ag udelo & Garzo n- Ferreira, 200 1) pada um um nya penyakit tersebut terjadi pada

m usim panas di saat suhu berada di at as 28oC

(Kuta & Richardson, 2 002).

In ten sit as cah aya dan suhu sangat m e-nent uk an k eb erad aan penyak it k aran g BBD dan WS, karena lokasi pengamatan berada pada

perairan yang d ang kal yait u d i d aerah r eef

flat. Kem udian j enis k arang jug a didom inasi

oleh karang bentuk pertu m bu han foliose d an

encr ust ing d ari g en u s k aran g yan g sam a. Penyakit BBD mem iliki bakteri yang berasosiasi d en g an cah aya m at ahari seh in g g a b an yak ditem ukan p ada karang yang dang kal dengan leb ar p erm uk aan k olon i k aran g yan g lebih l eb ar , seh in g g a leb i h ef ek t if m en an g k ap

cahaya dan m enj adi rum ah (host) dari bakteri

yang p ada akhirnya m en im bu lkan pen yakit.

Pem asukan n utrien (sum ber pem buangan ko toran), sedim en tasi, d an m asukn ya air dari d ar at an m eru p ak an f ak t o r yan g p o t en sial m endu kun g tim bu lnya k asu s p enyakit baru (cor al disease incidence). Berdasark an pen litian sudah diperoleh lim a faktor (suhu , k e-dalam an, keragam an karang, dan konsentrasi ortho- fosfat dan nitrit), pengujian secara statis-t ik d ip ero leh hu b un gan yan g sang astatis-t nyastatis-t a dengan k eberad aan BBD (Kuta & Richardso n, 20 02). Kem ud ian Bru ckner & Bru ckn er (199 7) m elap o rk an b ah wa p en in g kat an t erj ad in ya penyakit BBD pada terum bu karang yang dekat d en g an salu ran at au d aerah p em b u an g an ko toran dan daerah yang tin ggi pem asukk an sedim en nya.

Ek o sist em t eru m b u k aran g m eru p ak an ek osistem yang paling pro duk tif secara bio-logis, nam un juga m erupakan ekosistem yang palin g sensitif t erh adap tekan an (Birkelan d, 1997). Terumbu karang Kepulauan Seribu me-rupakan salah satu contoh ekosistem terum bu karang yang dekat d eng an ibuk ota negara, dingkan dengan terum bu karang yang terletak lebih jau h t eru tam a ak ibat d am p ak aktivit as

m an usia (Cleary et al., 20 06).

Pada penelit ian in i dapat terlihat bah wa kem atian karang akib at penyakit karan g ak an memberikan dampak pada penurunan

keaneka-ragam an karang teru tam a jen is Mont ipor a sp.

di kawasan tutupan karang tinggi. Semua koloni t er in f ek si p en yak i t k aran g yan g t er cat at teru tam a d i ked ua pu lau Pram uk a d an Pari m en g alam i k em at i an , k em u d i an p en yak it karan g m uncul lag i p ada koloni baru. Peneli-tian lain yang dilak uk an di beb erapa pulau yang dek at d eng an daratan u tam a at au Teluk Jakarta pad a tahun 2005 m enunju kkan bahwa perairan Onrust su dah tidak ditem u kan lagi

ekosistem karang hidup (Giyanto et al., 2006).

Penurunan k ond isi karang ju ga sud ah dik e-tahui dari hasil pen elit ian sejak tahun 19 94 bahwa kekayaan jen is karang perairan Pulau Onrust menurun secara signifikan dalam kurun waktu 64 tahun, d ari jenis 96 yang dit em ukan pada tahu n 1 929 m enuru n m enj adi 21 jen is pada tah un 1 993 . Pulau- p ulau lain di Teluk Jakarta diperkirakan m engalam i m asalah yang sam a. Den gan d em ikian salah sat u bag ian k aw asan Kep u lau an Serib u yai t u d i Telu k Jak ar t a su d ah t id ak b i sa l ag i d i n yat ak an sebag ai ekosist em teru m bu karan g, k arena beberapa kom pon en terpen tin g penyu sun an ekosistem sudah ham pir tidak lagi dit em ukan at au j um lahn ya sud ah t erbatas. Kom od it as yang m am pu h idu p d i k awasan in i telah ter-gantikan dengan kom uditas lain dengan dasar

lunak (Estradivari et al., 20 09).

gr adien ling kungan yang besar, sem akin jauh dari Teluk Jakarta maka kondisi terumbu karang ak an leb ih baik k aren a j arak m em p eng aru hi terjad i penuru nan tutu pan karang d ari 23% di

1985 m enjadi 17% di tahun 1995 (DeVantier et

al., 1998).

Keberad aan penyakit BBD yang ditem ukan

banyak pada perairan d angk al (r eef flat) di

Kepulauan Seribu sesuai d eng an penelitian lain yang m enemukan BBD di perairan dangkal keberadaann ya berbeda nyata dengan lokasi lain. Penelitian yang sam a jug a m enem uk an bahwa pad a k edalam an lebih d ari 6,6 m tid ak ditem ukan lagi BBD. Penelitian lain yang m en-du kun g BBD d item uk an b erb eda nyata leb ih banyak pada ked alam an dan gkal d i an

tara-4 tara-4 8

(11)

nya Rutzler et al. 1983; Taylor, 1983; Antonius, nyata lebih tinggi dib andingkan deng an loka-si yang tid ak ada penyakit . Pada um um n ya sem ua lok asi yan g ad a BBD m em iliki suh u

an tara 29,0oC- 30,0oC; kecuali ad a satu lokasi

dit em uk an BBD yan g m em ilik i suh u 26 ,0oC.

Kh usu snya hu bun gan an tara kelim pah an BBD dan tingginya suhu perairan sudah pernah ditem ukan o leh beberapa pen eliti seb elu m -nya dari program m onitoring secara m usim an (An t o n iu s, 1 9 8 1 ; Ed m u n d s, 1 9 9 1 ; Ku t a & Richardson, 1996; Bruckner & Bruckner, 1997; Bo rger & Steiner, 200 5; Voss & Richardso n,

2006 ; Rodriguez & Croqu er, 20 08; Sato et al.,

20 09; Zvu loni et al., 20 09). In ten sit as cahaya

ju ga telah d isaran kan dan m enjadi perh atian seb ag ai f ak t o r li n g k u n g an yan g b erp eran dalam pen ent uan po la d ist rib usi BBD (Kuta & Richardson, 2002; Page & Willis, 2006; Croquer & Weil, 2009), dan juga perubahan kelimpahan penyakit karan g d an p erk em b ang an pen yak it

pada setiap lokasi secara spasial di Kepulauan Seri b u , k elim p ah an n ya b an yak d it em u k an pad a perairan yang lebih dangkal yait u rat aan t erm b u (r eef p lat e) d i b an d in g k an d en g an

leren g t eru m b u (r eef slope). Karan g yan g

b anyak t erinf ek si ad alah jen is k aran g dari

Mont ipor a sp . yan gbentuk pertu m buh ann ya

cor al foliouse d an cor al encr ust ing. Pen yak it karang BBD terjadi pada tutupan karang hidup dalam kelom pok kondisi baik di m ana tutupan karan g h idu pnya d i atas 50 %.

Keli m p ah an p en yak i t k aran g t er t i n g g i

terjadi d i Pulau Pram u ka Utara (0,15 k ol.m- 2),

Pulau Pari Timur (0,092 kol.m- 2), Pulau Penjaliran

(0 ,09 2 k ol.m- 2). Kelim pah an p enyakit k arang

terkait d eng an p eningkatan suh u yang sud ah terindikasikan sejak bulan Maret- Juli bersamaan dengan waktu pengam bilan dat a k elim pah an awal.

Saran

Penelitian penyak it k arang m asih baru d i-lakuk an di Indo nesia seh ing ga m asih b anyak bagian - bagian penelit ian yan g belum d ila-k u ila-k an , d i an t aran ya an alisis m iila-k r o b io l o g i penyebab penyakit karang , analisis h ist olo gi un tuk m elih at bag ian karang yang diserang atau rusak oleh penyakit dan untuk m engetahui k en ap a p enyak it k aran g BBD b an yak dit

e-m u kan pada karang jenis Mont ipor a sp. d an

pada kedalam an dangkal saja.

Penelitian yang sam a perlu dilakuk an di daerah lain di Ind onesia den gan asum si at au t e m u an s e m e n t ar a y an g d i p e r o l e h d i Kep u lau an Ser ib u b ah w a p en yak it k aran g banyak ditemukan pada kedalaman 0- 1,5 m dan

pada k aran g j enis Mont ipor a sp.

Rekom endasi tin dakan p eng end alian d an m anajem en terhadap dampak penyakit karang terhadap eko sistem terum b u k arang secara keseluru han di Ind onesia m asih belum dap at diberikan k arena m em butu hkan data len gkap tentang distribusi dan dam pak penyakit karang tersebut di beb erapa wilayah d i In don esia.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tulisan ini merupakan bagian dari disertasi saya, yan g d al am p elak san aan n ya b an yak dibant u oleh b erbagai pih ak. Penu lis m eng u-cap k an t eri m a k asih k ep ad a Kem en t er ian Kelau tan dan Perik anan yang telah m em beri-kan b easiswa selam a st udi, dan bantuan dana penelitian dari Pusat Penelitian dan Pengem -bangan Perikanan Budidaya. Terim a kasih juga penulis sam p aik an pad a sem u a pihak yang terlibat d alam p engum p ulan d ata di lapan gan di antaranya Tam an Nasional Kepulauan Seribu, Jakart a, Stasiun Met eoro log i Maritim Tanju ng Priok , d an Yayasan Terum bu Karang In don e-sia. Terim a kasih juga disampaikan secara per-sonal yang telah mem bantu langsung m aupun tidak langsung dalam keg iat an pen elitian ini meliputi Ali Arman, Agustin Rustam, Muhammad Rasyid, Ret ia Revanny, d an lainnya.

DAFTAR ACUAN

Antonius, A. 1973. New observations on coral

destruction in reefs. Abs. Assoc. Isl. Mar .

(12)

Antonius, A. 1981. The ‘band’ diseases in coral

reefs. Pr oc 4th Int . Cor al Reef Symp,Manila,

2: 7- 14.

Antonius, A. 1985. Coral diseases in the

Indo-Pacific: a first record. PSZNI: Mar ine

Ecol-ogy, 6(3): 197- 218.

Beeden, R., Willis, B.L., Raym undo, L.J., Page, C.A., & Weil, E. 2008. Underwater cards for assessin g coral h ealt h o n In d o - p acif ic reefs.

Birkeland, C. 1997. Life and death of coral reefs. (Ed.) Chapm an & Hall, New York, 535 pp. Borger, J.L. & Steiner, S.C.C. 2005.The spatial

and tem poral dynam ics of coral diseases

in Dom inica, West Indies. Bull. Mar . Sci., 77:

137- 154.

BPS DKI Jakarta. 2010. Provinsi DKI Jakarta per Kabupaten/ Kota tahun 2010. http; jakarta. bps.go.id (akses 29 oktober 2013). Bruckner, A.W. & Bruckner, R.J. 1997. The

per-sistence of black- band disease in Jam aica:

im pact on com m unity structure. Pr oc. 8t h

Int . Cor al Reef Sym p., 1: 601- 606.

Cleary, D.F.R., Suharsono, & Hoeksem a, B.W. 2006. Coral diversity across a disturbance gradient in the Pulau Serubu reef com plex

off Jakarta, Indonesia. Biodiver sity and

Con-ser vat ion, 15: 3,653- 3,674.

Croquer, A. & Weil, E. 2009. Changes in Carib-bean co ral disease p revalence af ter the

2005 bleaching event. Dis. Aquat . Or g., 87:

33- 43.

DeVantier, L., Suharsono, Budianto, A., Tuti, J., Im anto, P., & Ledesm a, R. 1998. Status of coral com m unities of Pulau Seribu

1985-1995. Dalam Soem ohihardjo, S. (Eds.) Pr

o-ceeding Cor al Reef Evaluat ion Wor kshop Pulau Ser ibu. Jakarta, Indonesia, p. 1- 24. Ducklow, H.W. & Mitchell, R. 1979.

Observa-tion o n naturally and art ificially sisease tropical corals: Scanning electron m

icro-scope study. Micr ob. Ecol., 5: 215- 223.

Dustan, P. 1977. Vitality of reef coral popula-tions off Key Largo, Florida: recruitm ent

and mortality. Envir on. Geol., 2: 51- 58.

Edm unds, P.J. 1991. Ex tent and effect of black

band disease on a Caribbean reef. Cor al

Reefs., 10: 161- 165.

English, S., Wilkinson, C., & Baker, V. 1997. Sur-vey m anual for tropical m arine resources,

2nd Edn. Australian Institute of Marine

Sci-ence, Townsville.

Est radivari, E., Set yawan, & Yu sri, S. 20 09 . Teru m b u k ar an g Jak art a: Pen g am at an

jangka panjang terumbu karang Kepulauan Ser i b u (2 0 0 3 - 2 0 0 7 ) (Ed s .). Yay asan TERANGI. Jakarta, viii + 102 pp.

Frias- Lopez, J., Bonheyo, G.T., Jin, Q., & Fouke, B.W. 2003. Cyanobacteria Associated with Coral Black Band Disease in Caribbean and

Indo- Pacific Reefs. Applied and Envir

on-m ental Micr obiology, p. 2,409- 2,413. Garret, P. & Ducklow, H. 1975. Coral diseases

in Bermuda. Natur e, 523: 349- 350.

Giyanto, Tuti, Y., & Budiyanto, A. 2006. Analisa Pendahuluan kondisi terum bu karang di Kepulauan Seribu, Jakarta pada tahun 2006.

Dalam Tuti, M.I.Y. & Soemodihardjo, S. (Eds.) Ekosistem terum bu karang di Kepulauan Ser ib u : m o n i t o r i n g d an eval u asi t i g a

dasawarsa.LIPI dan Naturalis. Indonesia, p.

9- 18.

Gomez, E.D. & Yap, H.T. 1984. Monitoring reef

condition. In Kenchington, R.A. & Hudson,

B.E.T. (Eds.). Coral reef Managem ent Hand Book. Unesco Regional Office for Science and Technology for South East Asia. Jakarta. Kuta, K.G. & Richardson, L.L. 2002. Ecological aspects of black band disease of corals: relationships between disease incidence

and environm ental factors. Cor al Reefs, 21:

393- 398.

Kuta, K.G. & Richardson, L.L. 1996. Abundance and distribution of black band disease on coral reefs in the northern Florida Keys.

range and large- scale spatial variability in b lack b an d d isease p revalen ce o n t h e

Great Barrier Reef, Australia. Dis. Aquat .

Or g., 69: 41- 51.

Ram os- Flores, T. 1983. Lower m arine fungus associated with black line disease in star

corals (Mont ast r ea annular is, E. & S.).

Bio-logical Bullet in, 165: 429- 435.

(13)

ated with black- band disease of corals.

Micr ob. Ecol., 32: 323- 335.

Rich ard so n, L.L., Ku t a, K.G., Sch nell, S., & Carlton, R.G. 1997. Ecology of the black

band disease m icrobial consortium . Pr oc.

8t h Int l. Cor al Reef Sym p., 1: 597- 600.

Richardson, L.L. 1998. Coral diseases: what is

really known?. Tr ends Ecol. Evol. 13:

438-443.

Rodriguez, S. & Croquer, A. 2008. Dynam ics of

black band disease in a Diplor ia st r igosa

population subjected to annual upwelling on the northeastern coast of Venezuela.

Cor al Reefs, 27: 381- 388.

Ruitzler, K., Santavy, D.L., & Antonius, A. 1983. The black band disease of Atlantic Reef Coral III. Distribution, ecology, and

devel-opment. PSZNI Mar . Ecol., 4: 329- 358.

Sato, Y., Bourne, D., & Willis, B. 2009. Succes-sional changes in bacterial com m unities during the development of black band

dis-ease on the reef coral, Mont ipor a Hispida.

The ISME Jour nal, 4: 203- 214.

Setyawan, E., Yusri, S., & Tim otius, S. 2011. Teru m b u Kar an g Jak ar t a: Pen g am at an Jangka Panjang Terum bu Karang Kepulauan Seribu (2005- 2009) (Eds.) Yayasan TERANGI. Jakarta, Vi+ 102 pp.

Taylor, B.R. 1983. Assays of m icrobial nitrogen

transform ation. In Carpenter, E.J. & Capon,

D.G. (Eds.) Nitrogen in the m arine environ-m ent. Acadeenviron-m ic Press. New York, p. 809-838.

Voss, J.D. & Richardson, L.L. 2006. Nutrient en-rich m ent en h an ces b lack b an d d isease

progression in corals. Cor al Reefs, 25:

569-576.

Zvu lo n i, A., Ar t z y- Ran d ru p , Y., St o n e, L., Kram arsky- Winter, E., Barkan, R., & Loya, Y. 2009. Spatio- tem poral transm ission pat-terns of black- band disease in a coral

Gambar

Gambar 1. Lokasi penelitian mewakili terde-
Tabel 1.Lokasi penelitian
Table 2.Physics and chemist par ameter s measur ed daily and monthly
Gambar 2. Persentase tutupan karang hidup (life coral), tutupan Montipor a sp. dantutupan parameter lain berdasarkan data transek garis pada beberapa lokasidi Kepulauan Seribu JakartaFigur e 2.Per centage of life cor al cover , Montipora sp
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini akan dikaji perihal pendaftaran hak tanggungan pada kantor pertanahan Kabupaten Pidie, hanya saja jaminan yang diberikan debitur kemudian diketahui

Tujuan dalam perancangan bentuk bangunan ini yaitu menghasilkan bentuk bangunan yang sesuai dengan identitas arsitektur hijau. Pengolahan bentuk bangunan mengambil

Perlakuan penambahan jenis daging ikan pada kekian dengan bahan baku utama surimi ikan kurisi dan penambahan dengan ikan nila merah, ikan kakap merah dan ikan

adanya kontrak tersebut tidak mematuhi materi atau isi dari Undang-Undang pertambangan tebaru terkait Pasal 169 tentang pegantian sistem kontrak karya ke sistem izin

Saat ini belum ada kebijakan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan yang diarahkan untuk mewajibkan masyarakat di lingkungan pemukiman rumah tangga/individu untuk

Evaluasi Kerentanan Bangunan Gedung Terhadap Gempa Bumi dengan Rapid Visual Screening (RVS) Berdasarkan FEMA 154 (Kurniawandy dkk, 2016) 2015 Penelitian Lapangan

2 Melakukan monitoring, evaluasi dan pengukuran secara berkala terhadap pegawai yang telah menetapkan target kinerja individu dan mengaitkannya dengan

Sehingga disini perlu dilakukan analisis kinerja dan analisis tarif yang bertujuan untuk mengetahui kinerja secara keseluruhan bus AKAP trayek Malang-Jakarta,