• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Pengaruh Zat Pengembang dan Penambahan Ikan pada Pembuatan Kerupuk Ikan Ubi Jalar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Studi Pengaruh Zat Pengembang dan Penambahan Ikan pada Pembuatan Kerupuk Ikan Ubi Jalar"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Ubi Jalar

Ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Nikolai

Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah (Prihatman, 2000)

Penggunaan ubi jalar di Indonesia dewasa ini masih terbatas untuk bahan pangan. Menurut Rukmana (1997), di luar negeri khususnya di negara-negara maju, ubi jalar dijadikan makanan mewah dan bahan baku industri, seperti industri

fermentasi, tekstil, lem, kosmetika, farmasi dan sirup. Di Jepang, ubi jalar dijadikan makanan tradisional yang publisitasnya setaraf dengan pizza atau hamburger sehingga aneka makanan olahan dari ubi jalar banyak dijual di

toko-toko sampai restoran-restoran bertaraf internasional. Di Amerika Serikat, produk ubi jalar dijadikan bahan pengganti (substitusi) kentang, dan 60%-70%

diantaranya digunakan sebagai makanan manusia.

Ubi jalar sebagai salah satu komoditas pertanian penghasil karbohidrat yang sudah tidak disangsikan lagi bagi masyarakat kita. Bahkan ubi jalar memiliki

peranan penting sebagai cadangan pangan bila produksi padi dan jagung tidak mencukupi lagi. Di daerah pedesaan yang miskin, ubi jalar dapat dijadikan bahan

(2)

Komposisi Kimia Ubi Jalar

Karbohidrat merupakan kandungan utama dari ubi jalar. Selain itu, ubi jalar juga mengandung vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan) dan serat (pektin,

selulosa, hemiselulosa). Kadar pati di dalam ubi jalar ubi jalar segar sekitar 20% Pati ubi jalar berbentuk bulat sampai oval, dengan diameter 3 – 40 µm dengan kandungan amilosa sekitar 15 – 25 (Syamsir, 2008)

Komposisi kimia ubi jalar dengan ubi kayu dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Kimia Ubi Jalar Dibanding Ubi Kayu (100 g bahan)

Komponen Ubi Jalar Ubi Kayu

Putih

Kalori (kal) 123 146

Protein (g) 1,8 1,2

Lemak 0,7 0,3

Karbohidrat (g) 27,9 34,7

Kalsium (mg) 30 30

Phospor (mg) 49 40

Besi (mg) 0,7 0,7

Vitamin A (SI) 60 0

Vitamin B1 (mg) 0,09 0,06

Vitamin C (mg) 22 30

Air (g) 68,5 62,5

b.d.d (%) 86 75

Sumber : Departemen Kesehatan R.I. (1992).

Tepung Ubi Jalar

Tepung ubi jalar adalah sejenis pengolahan yang berguna untuk memperpanjang umur simpan ubi jalar. Selain itu tepung ubi jalar lebih luwes

(3)

Tepung ubi jalar memiliki prospek dan peluang yang cukup besar sebagai

bahan baku industri pangan. Perkembangan pemanfaatannya dapat ditingkatkan dengan cara penerapan teknologi budidaya yang tepat dalam upaya peningkatan

produktivitas serta tersedianya jaminan pasar yang layak bagi hasil yang diperoleh (Antarlina, 1994).

Tabel 2. Kandungan Kimia Tepung Ubi Jalar

Kandungan Kimia Jumlah

Air (%) 7,00

Protein (%) 5,12

Lemak (%) 0,5

Abu (%) 2,13

Karbohidrat (%) 85,26

Serat (%) 1,95

Kalori (cal/100g) 366,89

Sumber : Antarlina (1998)

Tepung Tapioka

Tepung tapioka adalah pati yang diperoleh dari ekstraksi ubi kayu melalui proses pemarutan, pemerasan, penyaringan, pengendapan pati, dan pengeringan.

Dalam pembuatan tapioka ditambahkan natrium bisulfit untuk memperbaiki warna sehingga warna tapioka menjadi putih bersih (Radiyati dan Agusto, 2003).

Tepung tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku ataupun campuran pada berbagai macam produk antara lain kerupuk, dan kue kering lainnya. Selain itu tepung tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengental (thickener), bahan

pengisi, bahan pengikat pada industri makanan olahan (Astawan, 2003).

Pati (starch) mempunyai dua komponen utama, yaitu amilosa (fraksi

(4)

kecenderungan pengembangan kerupuk yang lebih besar dibanding dengan

kandungan amilosa tinggi.

Tabel 3. Komposisi Kimia Tepung Tapioka (per 100 gram bahan)

Komposisi Jumlah

Kalori (Kal) 362,0

Protein (g) 0,5

Lemak (g) 0,3

Karbohidrat (g) 86,9

Air (g) 12,0

P (mg) 0,0

Kalsium (mg) 0,0

Fe (mg) 0,0

Bdd (%) 100,0

Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R.I., (1996). Ikan

Ikan mengandung protein tinggi yang terdiri atas asam amino essensial yang tidak rusak pada waktu pemasakan. Kandungan protein pada ikan bervariasi, tergantung kandungan lemak dan airnya. Secara umum ikan mengandung 13-20%

protein. Protein ini dapat membantu pertumbuhan sel otak, sehingga ikan sering disebut makanan penunjang kecerdasan. Karena serat proteinnya lebih pendek,

protein pada ikan mudah untuk dicerna bahkan bagi bayi sekalipun (Ronny, 2008).

Ikan memiliki kandungan mineral yang cukup banyak, diantaranya ada

magnesium (memperkuat tulang, otot), zat besi (mencegah anemia), yodium (mencegah sakit gondok & IQ rendah), seng (meningkatkan kekebalan tubuh,

(5)

Vitamin yang ada dalam ikan juga bermacam-macam, yaitu vitamin A, D,

Thiamin, Riboflavin, dan Niacin. Ikan juga mengandung mineral yang kurang lebih sama banyaknya dengan mineral yang ada dalam susu seperti kalsium,

phosphor, akan lebih tinggi dibandingkan dengan susu. Ada dua kelompok vitamin dalam ikan yaitu larut dalam air dan larut minyak. Yang larut dalam minyak yaitu vitamin A dan D, yaitu dalam minyak ikan (Wahyuni, 2001).

Lemak ikan jauh lebih rendah, kandungan lemaknya 1-20%. Mudah dicerna serta langsung dapat digunakan oleh jaringan tubuh dan sebagian besar

kandungan lemaknya adalah asam lemak tak jenuh (Atkins, 2007). Tabel 4. Komposisi kimia beberapa ikan air tawar :

Tabel 5. Komposisi kimia ikan pora-pora per 200gr bahan:

Komposisi Jumlah (%)

(6)

Kerupuk

Kerupuk merupakan makanan khas Indonesia dan sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Kerupuk sangat beragam dalam bentuk, ukuran, warna, bau,

rasa, kerenyahan, ketebalan ataupun nilai gizinya (Purba dan Rusmarilin, 2006). Kerupuk atau krupuk adalah te

dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah

bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan Indonesia seperti adalah jenis kerupuk yang paling umum dijumpai di Indonesia. Kerupuk berharga

murah seperti kerupuk aci atau kerupuk mlarat hanya dibuat dari adonan sagu dicampur

Secara umum kerupuk yang dikonsumsi oleh masyarakat dibuat dengan

menggunakan bahan dasar tepung tapioka dan ikan yang telah dihaluskan. Kemudian ditambahkan bumbu, garam, gula dan air secukupnya lalu diaduk rata

hingga adonan rata. Setelah itu adonan dibentuk bulat dan panjang seperti lontong. Lalu adonan dikukus selama 2 jam. Setelah didinginkan adonan diiris tipis kemudian dijemur selama 1 hari. Setelah 1 hari kerupuk siap digoreng.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia yang dibuat oleh Badan Standardisasi Nasional, 1999. Syarat mutu gizi kerupuk dapat mengacu pada

(7)

Tabel 6. Standar mutu kerupuk ikan :

Khas kerupuk ikan (bahan baku yang digunakan)

Sesuai peraturan yang berlaku Atau tidak ternyata

Cemaran logam (Timbal (Pb),

Tembaga (Cu), Raksa (Hg))

Sesuai peraturan yang berlaku Atau tidak ternyata

Arsen (As) Sesuai peraturan yang berlaku

Atau tidak ternyata

Sumber: Badan Standardisasi Nasional, 1999

Bahan Tambahan dalam Pembuatan Kerupuk Gula Pasir

Gula Berperan penting dalam memberikan rasa manis pada kerupuk.

Pemakaian gula biasanya 2 – 2,5%, pemakaian gula berlebih menyebabkan makin sedikit air yang terserap pada tepung dalam adonan sehingga pengembangan dapat berkurang (Wiriano, 1984).

Gula yang dikombinasikan dengan rasa garam secara teknis dianggap sebagai penyedap yang dapat meningkatkan rasa asin dan manis, atau biasa juga

(8)

lainnya, sehingga gula disebut sebagai penyedap rasa (taste flavorants)

(Wikipedia, 2011).

Penambahan gula bukan saja untuk menghasilkan rasa manis meskipun

sifat ini sangatlah penting. Gula bersifat untuk menyempurnakan rasa asam, cita rasa dan juga kekentalan. Daya larut yang tinggi dari gula memiliki kemampuan mengurangi kelembaban relatif, dan daya mengikat air adalah sifat-sifat yang

menyebabkan gula dipakai dalam pengawetan pangan (Buckle, et al, 1987). Garam

Garam memberi sejumlah pengaruh bila ditambahkan pada jaringan tumbuh-tumbuhan segar. Pertama-tama garam akan berperan sebagai penghambat selektif pada mikroorganisme pencemar tertentu. Mikroorganisme pembusuk atau

proteolitik dan juga pembentuk spora adalah yang paling mudah terpengaruh walau dengan kadar garam rendah sekalipun yaitu sampai 6%. Mikroorganisme patogenik, termasuk Clostridium botulinum dengan pengecualian pada

Streptococcus aureus dapat dihambat dengan konsentrasi garam 10 – 12% (Buckle, et al, 1987).

Garam merupakan salah satu bahan yang paling penting dalam proses pembuatan kerupuk. Fungsi penambahan garam dalam adonan adalah sebagai penambah cita rasa dan mempertahankan struktur adonan yang akan menentukan

kualitas produk. Penambahan garam pada konsentrasi tertentu berfungsi sebagai penambah cita rasa pada pangan (Soepamo, 1992).

Baking Powder (Pengembang)

(9)

seperti Baking powder bekerja dengan

melepaskan gas basa, menyebabkan gelembung-gelembung di dalam adonan yang masih basah,

dan ketika dipanaskan adonan memuai; ketika adonan matang, gelembung-gelembung itu terperangkap hingga menyebabkan kue menjadi naik dan ringan.

Baking powder dipakai untuk menggantika

diingini pada makanan yang dihasilkan, atau ketika adonan kurang memiliki sifat elastis untuk menahan gelembung-gelembung gas lebih dari beberapa menit

(Wikipedia, 2011).

Baking powder merupakan campuran dari bahan pengembang dengan pengembang yang terdiri dari natrim bikarbonat, pengembang asam, serta bahan

pengisi pati dengan standar formula paling sedikit menghasilkan 12% CO2 (b/b) dan NaHCO3 20- 30% (b/b) (Estiasih dan Ahmadi, 1998).

Bahan pengembang yang biasa digunakan dalam pembuatan kerupuk

adalah soda kue atau natrium bikarbonat (NaHCO3) karena harganya relatif murah, kemurnian tinggi, cepat larut dalam air pada suhu kamar dan toksisitasnya

rendah (Wiriano, 1984). Natrium bikarbonat (NaHCO3) apabila mengalami pemanasan akan menghasilkan natrium karbonat, karbondioksida dan air. Reaksinya adalah sebagai berikut:

2 NaHCO3 NaCO3 + H2O + CO

Bawang Putih (Allium sativum L).

2

(10)

diperoleh aroma yang khas guna meningkatkan selera makan (Pangkulun dan

Budhiarti, 1995). Bawang putih harus digunakan dengan hati-hati karena adanya bau yang kuat dan rasa yang kurang disukai bila digunakan secara berlebih.

Pengukusan

Pengukusan sering diartikan sebagai pemasakan yang dilakukan melalui media uap panas dengan suhu pemanasan sekitar 100o

Pengeringan

C. Selama proses

pengukusan panas dipindahkan ke produk melalui konveksi. Pengukusan merupakan tahap penting karena pada tahap ini terjadi proses gelatinisasi pati

yang berkaitan erat dengan pengembangan kerupuk saat digoreng (Suarman, 1996). Pengukusan yang terlalu lama akan menyebabkan air yang terperangkap oleh gel pati terlalu banyak, sehingga proses pengeringan dan penggorengan

menjadi tidak sempurna. Adonan yang setengah matang menyebabkan pati tidak tergelatinisasi dengan sempurna dan akan menghambat pengembangan kerupuk. Menurut Djumali et al. (1982), adonan yang telah masak ditandai dengan seluruh

bagian benvarna bening serta teksturnya kenyal.

Pengeringan adalah suatu metoda untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air dikurangi sampai

batas dimana mikroba tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya (Wianarno et al., 1980).

(11)

pengepakan dan pengangkutan, dengan demikian diharapkan biaya produksi

menjadi lebih murah (Winarno, 1992).

Disamping itu pengeringan juga mempunyai kelemahan antara lain :

terjadi perubahan warna dan tekstur. Perubahan warna tersebut disebabkan karena zat warna alami tidak tahan terhadap suhu tinggi (Buckle et al., 1987).

Banyaknya kandungan air dalam bahan pangan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi kecepatan dan aktivitas enzim, aktivitas mikroba dan aktivitas kimawi, yaitu terjadi ketengikan, reaksi non enzimatis, sehingga

menimbulkan sifat-sifat organoleptik, penampakan, tekstur dan cita rasa serta nilai gizi yang berubah, dimana kadar air pada bahan pangan dapat diukur dengan berbagai cara. Metoda yang umum untuk pengukuran kadar air di laboratorium

adalah dengan cara pemanasan dalam oven atau dengan cara destilasi (Syarief dan Hariyadi, 1993).

Pada waktu pengeringan masih berlangsung proses enzimatis.

Pengeringan dengan oven lebih baik ditinjau dari segi kecepatan pengeringan dan bahaya serangan jamur pada waktu pengeringan (Tjiptadi, 1982).

Pengeringan dengan menggunakan alat mekanis (pengeringan buatan) yang menggunakan tambahan panas memberikan keuntungan, diantaranya tidak tergantung cuaca, kapasitas pengeringan dapat dipilih sesuai dengan yang

diperlukan, tidak memerlukan tempat yang luas, serta kondisi pengeringan dapat dikontrol. Pengeringan ini memerlukan energi untuk memanaskan alat pengering,

(12)

Penggorengan

Menggoreng adalah suatu proses untuk memasak bahan pangan dengan menggunakan lemak atau minyak pangan. Secara komersial bahan pangan yang

digoreng atau (fried food) digoreng dengan menggunakan sistem deep frying. Pada proses penggorengan dengan menggunakan sistem deep drying, bahan pangan yang digoreng terendam dalam minyak dan suhu minyak mencapai

200-205°C (Ketaren,1986). Minyak goreng selain berfungsi sebagai medium penghantar panas juga dapat menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan

Gambar

Tabel 1. Komposisi Kimia Ubi Jalar Dibanding Ubi Kayu (100 g bahan)
Tabel 2. Kandungan Kimia Tepung Ubi Jalar
Tabel 3. Komposisi Kimia Tepung Tapioka (per 100 gram bahan)
Tabel 5. Komposisi kimia ikan pora-pora per 200gr bahan:
+2

Referensi

Dokumen terkait

denizcilerinin Hint Okyanusu'nun hırçın ve sert dalgalarına yenik düşmelerinin en önemli nedeni, Akdeniz gibi nisbeten sakin ve kapalı bir deniz için yapılmış olan

Hasil perhitungan Tukey pengujian hipotesis ketiga diperoleh Qhitung = 7,38 lebih besar dari Qtabel =2,95 (p<0,05); dan 4) Tidak terdapat perbedaan hasil

Tindakan peternak terhadap pelaksanaan pemerahan 73,33% termasuk kategori tinggi dengan arti peternak sudah banyak melakukan pelaksaanan pemerahan sesuai dengan pedoman

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan dan kesabaran serta semangat untuk senantiasa berusaha menyelesaikan

Bank Umum Syariah periode 2014-2018. Hal ini mengindikasikan bahwa sebanyak apapun dana yang disalurkan tidak akan memicu terjadinya financial distress karena selama

direvisi; (3) Berdasarkan pendapat guru dan dosen terhadap uji kelayakan buku ajar kimia SMA/MA kelas XI semester genap yang dikembangkan berdasarkan rubrik

yang berkaitan dengan Manajemen dibisnis Indonesia dalam perspektif nasional, baik pada tataran makro di tingkat nasional dan regional, maupun mikro di tingkat

Ngopi Doeloe adalah sebuah bisnis kreatif yang mulai berkiprah dalam industri restoran sejak tanggal 20 November 2006, yang berarti bisnis kreatif ini sudah