• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Mind Mapping terhadap Pemahaman Materi Ajar Psikologi Umum I pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Mind Mapping terhadap Pemahaman Materi Ajar Psikologi Umum I pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kuliah merupakan aktivitas yang paling penting bagi mahasiswa. Dalam perkuliahan terjadi aktivitas belajar-mengajar serta penyebaran informasi antara dosen dengan mahasiswa. Dalam aktivitas ini pula mahasiswa dituntut secara aktif mengejar informasi agar mendapatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap materi yang disampaikan oleh dosen (Mudayen dalam Sahfitri, 2012).

(2)

Armbruster (2000) menyatakan bahwa mahasiswa menghabiskan sekitar 80% waktunya di kelas untuk mendengarkan ceramah. Permasalahan yang sering muncul saat aktivitas ini berlangsung adalah mahasiswa kurang fokus terhadap penjelasan dosen, sehingga tidak jarang membuat mahasiswa melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan perkuliahan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Baker dan Lombardi (1985) di University of Maryland Baltimore County terhadap 40 orang mahasiswa yang dipilih secara acak pada kuliah pengantar Psikologi ditemukan bahwa kebanyakan mahasiswa mencatat hanya sekitar 50% dari ide utama yang ditargetkan dalam perkuliahan dan kurang dari 25% pencatatan tersebut mencatat materi yang relevan. Hasil penelitian ini juga diungkapkan oleh Hartley dan Cameron (dalam DeZure, Kaplan, Deerman, 2004) bahwa mahasiswa gagal dalam merekam 40% poin penting materi perkuliahan saat ceramah, dan pada mahasiswa tahun pertama rata-rata hanya mampu merekam materi perkuliahan sekitar 11%.

(3)

Hasil survei yang peneliti lakukan pada tanggal 23 Maret 2012 terhadap 35 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara angkatan 2011 mengenai kebiasaan dan kemampuan mencatat mahasiswa saat ceramah ditemukan bahwa mahasiswa belum memiliki teknik pencatatan yang efektif dalam perkuliahan. Mahasiswa cenderung mencatat poin-poin penting materi kuliah tanpa mengaturnya, sehingga tidak jarang mahasiswa akhirnya meminjam catatan dari mahasiswa lain. Kondisi ini sering menjadi masalah bagi mahasiswa khususnya saat menjelang ujian karena kebanyakan mahasiswa akan mempelajari kembali catatan yang mereka buat sebelumnya, sehingga ketika mahasiswa meminjam orang lain maka ia akan kesulitan dalam memahami catatan tersebut.

(4)

Membuat catatan atau teknik mencatat yang baik merupakan salah satu kemampuan yang harus diketahui dan dipelajari mahasiswa. Membuat catatan juga telah diidentifikasi sebagai strategi yang sangat penting dalam belajar (Kiewra dalam Makany, Kemp & Dror, 2008). Mencatat adalah teknik pencatatan informasi-informasi penting untuk digunakan dimasa depan. Mencatat dalam perkuliahan ditujukan untuk mengumpulkan informasi baik dari dosen, buku, ataupun situasi lainnya yang nantinya berguna untuk meningkatkan ingatan serta menyukseskan program akademik mahasiswa (Boch & Piolat, 2005). Pembuatan catatan yang baik akan menghemat waktu mahasiswa untuk mempelajari ulang materi dan membantu dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa (Santrock & Halonen, 2010). Pembuatan catatan yang baik dan efektif juga akan membantu mahasiswa untuk tetap fokus pada perkuliahan dan dapat meningkatkan pemahaman. Adejumo & Ehindero (dalam Suryanto, 2009) menyebutkan mencatat dengan efektif mencakup tiga hal, yaitu mampu mengidentifikasi gagasan utama dan hubungan antar gagasan tersebut dalam suatu paparan, mampu memahami makna dibalik gagasan-gagasan tersebut, serta mampu menyajikan gagasan-gagasan tersebut dengan bahasa sendiri.

(5)

meningkatkan pemahaman dan ingatan akan isi dari materi, serta pada saat membuat catatan mahasiswa dapat lebih berkonsentrasi pada materi (Marshall & Rowland, 1998). Per Lange (dalam LoPiccolo, 2011) juga menambahkan bahwa perilaku saat mencatat dapat membantu mahasiswa dalam memproses informasi, membentuk hubungan dan memudahkan pemahaman terhadap topik yang dibahas. Hasill penelitian yang dilakukan oleh Boyle dan Weishaar (2001) terhadap 26 orang siswa berkebutuan khusus menunjukkan bahwa siswa yang membuat catatan memiliki ingatan jangka panjang dan pemahaman yang lebih baik. Pembuatan catatan secara tidak langsung juga berperan dalam peningkatan prestasi akademik. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian Oluwatimilehin & Owoyele (2012) yang dilakukan terhadap 300 orang siswa SMA di Ondo State, Nigeria. Penelitian yang menguji hubungan antara berbagai aspek kebiasaan belajar, termasuk pekerjaan rumah dan tugas, alokasi waktu, membaca dan mencatat, konsentrasi, ujian dan konsultasi guru dan prestasi siswa pada pelajaran bahasa Inggris, Matematika, Sains Terpadu dan Seni membuktikan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara kebiasaan belajar khususnya membaca dan membuat catatan terhadap prestasi akademik siswa SMA.

(6)

membuat pemikiran tidak terfokus saat membaca ulang materi yang telah diwarnai (Marshall & Rowland, 1998). Pembuatan catatan seperti ini menjadi tidak efektif, padahal fungsi catatan yang baik dan efektif harus dapat membantu individu dalam mengingat detail-detail akan poin kunci, memahami konsep-konsep utama dan melihat kaitan didalamnya.

Catatan yang baik harus sesingkat mungkin tanpa kehilangan poin penting dan akurat, serta memiliki pola organisasi yang jelas. Saat membuat catatan mahasiswa harus menuliskannya dengan kata-kata sendiri dan ide-ide dalam catatan harus berhubungan satu sama lain. Hal ini berarti bahwa catatan tersebut harus diatur ke dalam bentuk yang sesuai dengan diri individu, misalnya dalam bentuk daftar, diagram, tabel, grafik atau mind map, dan lain-lain (Tuksinvarajarn, 2009). Catatan yang berbentuk grafik cenderung lebih baik dalam menunjukkan representasi visual suatu informasi dan hubungan antar ide sehingga sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa (Shanahan, 1982). Berdasarkan hal tersebut, maka mind mapping sebagai suatu strategi pencatatan nonlinear atau berbentuk grafik dapat digunakan mahasiswa sebagai metode pencatatan yang efektif untuk menunjukkan hubungan diantara konsep-konsep penting dalam pembelajaran (dalam Dolehanty, 2008).

(7)

lainnya lebih dapat membantu dalam proses memahami kembali materi dan menyegarkan ingatan individu dalam mengingat suatu materi. Mind mapping dibuat oleh Buzan di tahun 1960an (Buzan dan Buzan, 1994) setelah meninjau penelitian tentang psikologi belajar dan mengingat. Dalam buku The Mind Map Book (Buzan and Buzan, 1994) disebutkan bahwa mind mapping merupakan suatu teknik grafik yang sangat ampuh dan menjadi kunci universal untuk membuka potensi dari seluruh otak karena menggunakan seluruh keterampilan yang terdapat pada bagian neo-korteks yaitu melibatkan otak kiri dan otak kanan. Penggunaan beragam warna, simbol maupun gambar saat proses pembuatan mind map memudahkan individu dalam memahami konsep dan informasi. Hal ini disebabkan otak lebih mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol dan warna (De Porter dalam Purnomo, 2008).

(8)

mengidentifikasi poin utama dan konsep pembelajaran lainnya sehingga pemahaman diantara konsep-konsep yang ada menjadi lebih baik.

Mind mapping dapat pula dijadikan sebagai alat bantu strategi kognitif berupa jembatan kedelai (mnemonic) sebab saat membuat kemudian mengingat bentuk dan struktur dari mind map dapat memberikan isyarat pada otak untuk segera mengingat informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, setiap individu membuat mind map maka akan terjadi proses asimilasi informasi yakni bukan hanya menghafalkan informasi akan tetapi memudahkan pembelajaran dengan menghubungkan fakta-fakta, memudahkan pemahaman serta mengingat informasi (Chang, 2007). Rogier (2012) menambahkan pula saat membuat mind map individu akan lebih memahami apa yang sedang dipelajari. Mind mapping dapat mengorganisasikan pikiran sehingga sangat berguna untuk meningkatkan pemahaman individu.

(9)

suatu topik perkuliahan. Mind mapping sering dipakai oleh dosen Fakultas Psikologi karena dapat membantu mahasiswa untuk memahami konsep-konsep materi Psikologi. Hal ini didukung oleh hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap salah satu dosen pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang menggunakan metode mind map dalam pembelajaran:

sebenarnya kan mind map itu struktur, nah otak kita sebenarnya juga kerjanya sama dengan mind map. Otak itu kan dikaitkan dengan memori, dalam pembelajaran itu diharapkan mahasiswa mengingat pelajaran sampai jangka panjang (LTM). Untuk mencapai itu harus ada tools atau alat bantu yang digunakan. Bahan pelajaran harus diorganisasikan sedemikian rupa dan terstruktur agar gampang diingat. Nah, di Psikologi sendiri itu kita banyak sekali menemui teori-teori. Teori ini harus disederhanakan agar diingat. Mind map inilah yang bisa menjadi reminders karena didalamnya banyak key dan clue sehingga lebih mudah diingat. Ujian di Psikologi juga menuntut penguasaan bahan, jadi penggunaan mind map sangat dibutuhkan karena dapat mempercepat pembelajaran dan cocok sekali dengan otak kita

(Komunikasi Interpersonal, 22 Januari 2013) Penjelasan yang hampir sama juga diungkapkan oleh Pembantu Dekan III Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara:

alasan saya mengenalkan mind map pada mahasiswa Psikologi pada dasarnya di Psikologi sendiri kita sudah mempelajari kajian mengenai kognitif pada mata kuliah Psikologi Kognitif maupun Psikologi Umum. Terkait dengan proses belajar apapun itu, kita secara otomatis menggunakan fungsi kognitif. Oleh karena itu dalam belajar pun kita harus mengetahui metode yang paling sesuai dan mudah dipahami oleh otak. Nah, proses pembuatan mind map itu sendiri sebenarnya dapat mengoptimalkan kinerja otak dan lebih bermanfaat daripada menghapal. Di Psikologi juga karena sudah membahas masalah kognitif membuat kita lebih mudah untuk mengaplikasian mind map”

(10)

peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian eksperimen di Fakultas Psikologi Sumatera Utara, yaitu memberikan pelatihan mind mapping kepada mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk melihat efektivitas dari pelatihan mind mapping yang telah diberikan kepada mahasiswa baru. Pemberian pelatihan mind map ini diharapkan bukan hanya dapat meningkatkan pengetahuan (knowledge) mahasiswa baru mengenai mind mapping, akan tetapi dapat meningkatkan keterampilan (skill) mahasiswa baru dalam menggunakan mind mapping sehingga dapat diterapkan di setiap perkuliahan Fakultas Psikologi.

Penelitian ini melibatkan materi ajar Psikologi Umum I khususnya pada bahasan pengenalan aliran-aliran ilmu Psikologi dan tokoh-tokohnya sebagai materi pembelajaran. Pemilihan mata kuliah Psikologi Umum I sebagai materi pembelajaran dan materi tes disebabkan mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah wajib dan penting yang ada di semester awal. Mata kuliah Psikologi Umum I ini berisikan pengenalan, konsep-konsep dan teori dasar dari ilmu Psikologi sehingga sangat penting untuk dimengerti dan dipahami oleh mahasiswa baru.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengajukan penelitian eksperimen dengan judul “Pengaruh Mind Mapping terhadap Pemahaman Materi Ajar Psikologi Umum I pada Mahasiswa Fakultas Psikologi

(11)

B. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari proposal penelitian ini untuk melihat pengaruh efektivitas pelatihan mind mapping terhadap pemahaman materi ajar Psikologi Umum I pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

C. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu Psikologi, yaitu dalam bidang Psikologi Umum terutama dalam bidang kognitif, serta Psikologi Pendidikan khususnya dalam strategi mencatat.

2. Manfaat Praktis

(12)

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dalam penelitian ini berisikan intisari dari:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi uraian singkat tentang latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini berisi teori-teori kepustakaan yang digunakan sebagai landasan di dalam penelitian ini, diantaranya teori tentang pemahaman dan mind mapping. Bab ini juga mengemukakan hipotesis penelitian sebagai dugaan sementara terhadap masalah penelitian.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai identifikasi variabel, metode pengumpulan data, subjek/partisipan penelitian, desain penelitian, tehnik pengambilan sampel, prosedur penelitian eksperimen, dan tehnik analisa data.

Bab IV : Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi uraian mengenai hasil utama penelitian serta pembahasan.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

4.6 Given the following specifications for an external cache memory: four-way set asso- ciative; line size of two 16-bit words; able to accommodate a total of 4K 32-bit words from

atau contoh yang baik buat anak-anak panti seperti. menyapa tamu dengan ramah dan

Pesan moral yang disampaikan oleh iklan Sampoerna Hijau dengan slogan yang cukup sederhana melalui kata – kata yang tidak sulit dicerna oleh akal pikiran manusia ini

Pemberian informasi obat di apotek, baik dalam pelayanan resep maupun pelayanan swamedikasi adalah hal yang sangat penting untuk memastikan pasien menggunakan obat

a. Kelebihan metode resitasi yaitu karena siswa mendalami dan mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya, maka pengetahuan itu akan tinggal lama di dalam jiwanya.

Ia menjadi guru di daerah tersebut pada abad ke-19 dan menikah dengan beberapa perempuan dari klan matrilineal yang memiliki kedudukan tinggi dan masih keturunan

Pada permasalahan diatas maka dirancanglah sebuah penyimpanan data terpusat menggunakan layanan nextcloud yang dapat melakukan olah file dokumen secara synchronizing

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR MERKURI DALAM URINE PADA PEKERJA TAMBANG EMAS DI DESA RENGAS TUJUH KECAMATAN TUMBANG TITI KABUPATEN KETAPANG TAHUN 2007. Pertambangan