• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Angkutan Kota PT. Rahayu Medan Ceria Tahun 1984-2000

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Angkutan Kota PT. Rahayu Medan Ceria Tahun 1984-2000"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sejarah adalah peristiwa yang ada hubungannya dengan kegiatan manusia sehingga terjadi berbagai dimensi perubahan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan pada waktu serta tempat tertentu. Kebudayaaan menurut Koentjaraningrat menyebutkan adanya tujuh unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem peralatan hidup atau teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi dan kepercayaan hidup, serta sistem kesenian. Transportasi merupakan bagian dari sistem peralatan hidup atau teknologi yakni alat-alat untuk mengangkut benda atau barang-barang hasil produksi ke tempat pemasaran atau konsumen.1Pada zaman dahulu manusia menggunakan tenaga hewan untuk pengangkutan seperti gerobak sapi dan kereta lembu sebagai alat transportasi. Alat transportasi ini sangat vital karena membantu manusia mengangkut hasil perdagangan dan hasil bumi untuk dijual ke pasar. Alat transportasi gerobak sapi dan kereta lembu ini didominasi dan dikelola oleh masyarakat Tamil (India) sekitar tahun 1918.

Transportasi mencakup berbagai bidang yang cukup luas, karena hampir seluruh aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari pengangkutan (transportasi). Pengangkutan tumbuh dan berkembang sejalan dengan kemajuan tingkat budaya dan kehidupan manusia. Pengangkutan adalah salah satu sarana utama dalam mewujudkan segala aktivitas dan pengangkutan merupakan alat mobilitas seluruh lapisan masyarakat sehingga terjadinya interaksi sosial dalam masyarakat. Pengangkutan memberikan jasanya kepada masyarakat

      

  1

(2)

yang disebut jasa angkutan. Sebagaimana sifat jasa-jasa lainnya, jasa angkutan merupakan hasil perusahaan angkutan yang menyediakan beragam jenisnya sesuai dengan banyaknya jenis angkutan, baik itu jenis angkutan darat, perairan maupun udara.2 Sebaliknya jenis angkutan merupakan salah satu faktor masukan dari kegiatan budaya manusia.

Pada prinsipnya angkutan bukan hanya berupa gerakan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan cara dan kondisi yang statis tanpa adanya perubahan, akan tetapi angkutan sebaiknya harus selalu diusahakan perbaikan dan kemajuannya sesuai dengan perkembangan peradaban dan teknologi. Dengan demikian angkutan tersebut mengalami peningkatan sehingga akan tercapai efisiensi yang lebih baik pula dan ini menjadikan masyarakat akan selalu berusaha mencapai efisiensi angkutan. Pengangkutan baik itu barang maupun orang akan membutuhkan waktu yang secepat mungkin dan dengan pengeluaran biaya yang sekecil mungkin.

Perkembangan ekonomi yang baik perlu dicapai keseimbangan antara penyediaan dan permintaan jasa angkutan. Jika pada kondisinya penyediaan jasa angkutan lebih kecil daripada permintaannya, akan terjadi kemacetan arus barang yang dapat menimbulkan kegoncangan harga di pasaran. Sebaliknya jika penawaran jasa angkutan melebihi permintaan maka akan timbul persaingan yang tidak sehat yang menyebabkan banyak perusahaan angkutan yang rugi dan menghentikan kegiatan usahanya. Penawaran jasa angkutan berkurang yang selanjutnya menyebabkan ketidaklancaran arus barang dan kegoncangan harga di pasar.3 Peranan pengangkutan tidak hanya untuk melancarkan arus angkutan barang atau orang, pengangkutan juga membantu tercapainya pengalokasian

      

  2

  Rustian Kamaluddin, Ekonomi Transportasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986, hal 20‐21. 

  3

 Muchataruddin Siregar, Beberapa Masalah Ekonomi dan Manajemen Pengangkutan

(3)

sumber-sumber ekonomi secara optimal untuk itu jasa angkutan harus cukup tersedia secara merata dan terjangkau daya beli masyarakat.

Transportasi angkutan umum kota Medan pada tahun 1950-an masih sangat sederhana dan tidak seperti zaman sekarang ini. Dahulu alat transportasi yang digunakan pada masa itu seperti Bus Chevrolet, Bus Nasional. Ada juga Bus Povri yang digunakan untuk pengangkutan antar kota. Dan ada juga angkutan yang cukup populer seperti Bus Nasional dan Kobun ( Koperasi Bus Nasional). Bus ini yang mayoritas hilir-mudik menjelajahi semua pelosok Kota Medan untuk melayani kebutuhan sarana transportasi masyarakat. Tidak hanya di Kota Medan tetapi juga transportasi penumpang antar kota Sumatera Utara. Bus ini mayoritas digunakan dan dikelola oleh orang-orang Karo untuk mengangkut hasil kebun seperti sayur-sayuran dan buah-buahan dari Berastagi menuju Kota Medan tepatnya ke Pusat Pasar (Sambu). Dan pada tahun 1960-an, alat transportasi di Kota Medan mengalami dinamika perubahan hingga muncul kendaraan roda tiga yaitu berupa Bemo, Becak Dayung, Becak Mesin dan Becak Rex4 yang dalam penerapannya hanya mampu menjangkau jarak tempuh yang pendek dan daya angkut yang relatif sedikit. Adapun armada Becak yang jumlahnya cukup banyak, juga belum dapat menjangkau kebutuhan transportasi masyarakat kota dan belum mempunyai jalur (rute) yang tetap. Hal ini menggambarkan belum adanya sistem transportasi terpadu di Medan saat itu. Sementara itu menyikapi kondisi dinamis kota Medan, khususnya pertumbuhan penduduk dan pengembangan wilayah, yang diikuti pula dengan pertumbuhan jaringan transportasi yang meluas, tentu membutuhkan sarana pengangkutan umum dan sistem yang harus dapat menjawab masalah transportasi.

      

  4

 Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Kata Becak didefenisikan sebagai kendaraan yang bentuknya 

seperti sepeda beroda tiga. W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 

(4)

Sepanjang penelusuran penulis belum ada penelitian yang khusus membahas masalah perkembangan PT. RMC di Kota Medan, padahal masalah transportasi adalah hal yang cukup penting karena merupakan mata rantai yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas kehidupan manusia. Membicarakan tentang transportasi dapat juga berpengaruh dalam segi ekonomi, sosial, politik dan sebagainya. Dari segi ekonomi, transportasi memegang peranan penting dalam kelancaran mobilitas orang dan barang. Dari segi sosial, transportasi adalah media yang sangat membantu kelancaran aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari, seperti: berangkat kerja, pergi ke sekolah, pergi ke pasar dan aktivitas lainnya. Dari segi politik, transportasi merupakan sarana publik yang memerlukan kebijakan dari pemerintah agar terciptanya pelayanan jasa angkutan yang efektif dan efisien bagi masyarakat.

PT. Rahayu Medan Ceria Angkutan Kota merupakan salah satu perusahaan jasa angkutan yang ada di Kota Medan. PT. Rahayu Medan Ceria dahulu adalah usaha yang bernama UD. Rahayu yang didirikan oleh SJ. Ginting Munthe. UD. Rahayu ini didirikan pada tanggal 10 Desember 1984 yang beralamat di Jalan Kapten Pattimura No. 631B Medan. Usaha ini bergerak dalam bidang transportasi dengan jumlah kendaraan yang masih sedikit. Dan setelah beliau meninggal maka usaha tersebut dihibahkan dan diteruskan kepada anaknya Drs. Mont Gomery Munthe yang masih dikelola sampai sekarang ini. Dan pada tanggal 25 Mei 1993 usaha ini menjadi usaha perseroan terbatas (PT) dikarenakan adanya pemikiran dari beliau untuk mengembangkan usaha ini menjadi bisnis yang lebih besar. Dan sampai sekarang perusahaan jasa angkutan ini masih menunjukkan eksistensinya terhadap perkembangan transportasi di Kota Medan.5

      

  5

(5)

Berdasarkan dari fenomena historis perusahaan angkutan inilah, maka penulis berusaha menjelaskan tentang sejarah PT. RMC sebagai perusahaan jasa angkutan dan peranannya dalam kehidupan masyarakat di Kota Medan sehingga memberikan judul

ANGKUTAN KOTA PT. RAHAYU MEDAN CERIA TAHUN 1984-2000. Dalam

penelitian ini penulis membuat batasan waktu yang dimulai sejak tahun 1984 dimana pada tahun tersebut merupakan awal berdirinya PT. Rahayu Medan Ceria (RMC) di Kota Medan. Dan tahun 2000 sebagai batas akhir penulisan karena penulis menilai PT.RMC sudah menunjukkan peranan dan eksistensinya terhadap perkembangan transportasi di Kota Medan serta mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan jasa angkutan lainnya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, perlu dibuat suatu perumusan masalah penelitian yang di dalamnya memuat tentang batasan-batasan masalah penelitian dan juga ruang lingkup penelitian ataupun fokus dari penelitian, baik dari segi waktu, tempat dan para pelaku sehingga penulis dapat menghasilkan suatu penulisan yang maksimal dan objektif.

Adapun rumusan masalah penelitian yaitu:

1. Bagaimana latar belakang berdirinya PT. RMC Angkutan Kota?

2. Bagaimana perkembangan PT. RMC Angkutan Kota tahun 1984-2000?

(6)

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki tujuan dan manfaat. Tujuan dari penelitian ini untuk menjawab permasalahan yang sudah terlebih dahulu dirumuskan dalam rumusan masalah. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui latar belakang berdirinya PT. RMC Angkutan Kota.

2. Mengetahui perkembangan PT. RMC Angkutan Kota tahun 1984-2000. 3. Mengetahui peranan PT. RMC terhadap perkembangan transportasi dan masyarakat di Kota Medan.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang perusahaan jasa transportasi khususnya PT. RMC Angkutan Kota.

(7)

1.4. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dibuat untuk mendekatkan peneliti dengan informasi tertentu yang tentunya relevan dengan topik atau objek yang diteliti.6 Ada beberapa buku yang digunakan sebagai tinjauan pustaka untuk mendekatkan konsep-konsep teori yang diajukan dalam penelitian ini dan diharapkan mampu mendekatkan dengan pokok permasalahan yang ada.

Muchataruddin Siregar dalam bukunya yang berjudul Beberapa Masalah Ekonomi dan Manajemen Pengangkutan bahwa pengangkutan merupakan salah satu prasarana yang

menunjang pelaksanaan pembangunan ekonomi umumnya serta berperan dalam pengalokasian sumber dana dan kekayaan alam. Perusahaan pengangkutan yang memproduksi jasa angkutan sebagai keluaran (output) untuk dijual dengan memperoleh keuntungan dan pemakai jasa angkutan yang menggunakan jasa angkutan melihat pengangkutan sebagai masukan (input). Sehingga tercipta mata rantai yang sifatnya saling membutuhkan dan saling menguntungkan.

Rustian Kamaluddin dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Transportasi, menyatakan bahwa angkutan merupakan suatu jasa yang diberikan guna menolong barang atau orang untuk dibawa dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dengan demikian angkutan merupakan usaha mengangkut/membawa barang atau penumpang yang harus selalu diusahakan perbaikan dan peningkatan pelayanannya sesuai dengan perkembangan peradaban dan teknologi.

M. Nasution dalam bukunya yang berjudul Manajemen Transportasi menyatakan bahwa manajemen dari suatu pengoperasian angkutan barang pada suatu industri manufaktur

      

  6

 James A. Black, Dean. J. Champion, Metode dan Masalah Penelitian Sosial, E. Koswara, Etc (terj.), 

(8)

merupakan tanggung jawab perusahaan karena sasaran utama perusahaan itu adalah mencapai keuntungan dari upaya memuaskan pelanggannya. Dan jasa angkutan mempunyai tugas yang paling rumit/vital di antara semua fungsi dalam organisasi perusahaan karena pelayanannya dibutuhkan oleh hampir semua fungsi lainnya. Mereka yang terlibat dalam manajemen jasa transportasi harus dapat melayani kebutuhan-kebutuhan perusahaan secara menyeluruh.

Buku Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan karya Suwardjoko P. Warpani menyebutkan bahwa pengelolaan angkutan jalan adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan sistem angkutan jalan untuk mencapai sistem pelayanan yang efisien dan handal. Dan adapun komponen lalu lintas terdiri atas manusia (pengguna jalan), kendaraan dan jalan sebagai prasarana yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.

1.5. Metode Penelitian

Dalam penulisan sejarah yang ilmiah penggunaan metode sejarah7 sangatlah penting. Metode penelitian adalah suatu hal penting yang tidak terpisahkan dari suatu petunjuk teknis. Metode penelitian sejarah lazim juga disebut metode sejarah. Metode sejarah adalah suatu proses yang benar berupa aturan-aturan yang dirancang untuk membantu dengan efektif dalam mendapatkan kebenaran suatu sejarah. Adapun metode sejarah terbagi dalam empat

      

  7

 Untuk Metode Sejarah lihat uraiannya dalam buku Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah

Yogyakarta: Bentang Budaya, 1999, hal 94‐97 dan buku Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Nugroho 

(9)

langkah antara lain: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi atau penulisan sejarah.

Langkah pertama yang penulis lakukan yaitu heuristik adalah pengumpulan sumber-sumber atau data-data yang terkait dengan objek penelitian penulis dari berbagai sumber-sumber. Dan untuk sumber tertulis penulis menggunakan metode library research (studi pustaka) dan field research (studi lapangan). Library research (studi pustaka) adalah penelitian dengan mencari informasi permasalahan melalui beberapa literatur, baik berupa buku-buku dengan berbagai keterangan melalui bahan penulisan untuk mendukung penelitian. Sumber ini diperoleh dari Pemerintah Kota Medan, Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan dokumen-dokumen dari PT. Rahayu Medan Ceria. Dan field research (studi lapangan) adalah penelitian dalam usaha mencari informasi dari tempat objek penelitian di lapangan. Dalam penelitian lapangan ini dilakukan wawancara. Penulis melakukan wawancara melalui informan yang dapat memberikan informasi dalam penelitian ini antara lain: pemimpin (direktur) PT. RMC dan para staf pegawai PT. RMC.

(10)

kepada para supir yang menggunakan angkutan RMC dan para penumpang serta masyarakat Kota Medan. Sehingga melalui wawancara tersebut maka diketahui tentang sejauh mana perkembangan yang telah dilakukan oleh PT. RMC sebagai jasa angkutan di Kota Medan.

Langkah ketiga yang dilakukan yaitu interpretasi, setelah data tesebut melewati kritik sumber maka penulis melakukan tahapan yang ketiga yaitu penafsiran atau penganalisisan terhadap hasil dari kritik sumber. Interpretasi ini dapat dikatakan data sementara sebelum penulis membuat hasil keseluruhan dalam suatu penulisan interpretasi di dalam penelitian ini adalah mengenai PT. RMC pada tahun 1984 hingga tahun 2000.

Referensi

Dokumen terkait