• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH - Sejarah Perusahaan Bus Angkutan Umum Sibualbuali (1937 – 1986)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH - Sejarah Perusahaan Bus Angkutan Umum Sibualbuali (1937 – 1986)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam

memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, karena memang manusia

diciptakan Tuhan untuk saling berinteraksi, bermasyarakat maupun bersilaturahmi

dengan sesama serta dapat saling tolong menolong dalam memenuhi kebutuhannya.

Manusia tidak bisa hidup sendirian. Manusia memerlukan manusia lain. Secara

kodrat, manusia adalah makhluk yang memiliki kecenderungan untuk hidup dalam

kebersamaan dengan yang lain untuk belajar hidup sebagai manusia. Manusia adalah

makhluk yang mencari kesempurnaan dirinya dalam tata hidup bersama. Manusia

lahir, tumbuh dan menjadi insan dewasa karena dan bersama manusia lain. Maka

definisi manusia sebagai makhluk sosial secara langsung bermaksud menegaskan

bahwa hanya dalam lingkup tata hidup bersama kesempurnaan manusia akan

menemukan kepenuhannya. Dalam ajarannya, Aristoteles (384-322 sebelum masehi),

seorang filsuf Yunani menyatakan bahwa manusia adalah Zoon Politicon, artinya

pada dasarnya manusia adalah makhluk yang ingin selalu bergaul dengan berkumpul

dengan manusia lain. Dari sifat suka bergaul dan bermasyarakat itulah manusia

dikenal sebagai makhluk sosial.

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial atau dapat dikatakan proses

(2)

sosial.1 Interaksi sosial merupakan hubungan–hubungan sosial yang dinamis yang

menyangkut hubungan antar orang–orang–perorangan, antara kelompok–kelompok

manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.2 Suatu bentuk

terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak

merupakan mengadakan hubungan langsung maupun tidak langsung bertemu

terhadap manusia lain, sedangkan komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan

tafsiran kepada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak–gerak

badaniah atau sikap), perasaan – perasaan apa yang ingin di sampaikan.3

Selain berpindah tempat untuk melakukan interaksi terhadap saudara dalam

struktur kekerabatan, manusia juga berpindah tempat untuk melakukan perdagangan

maupun merantau. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merantau berasal dari

kata “rantau”, yakni daerah (negeri) di luar daerah (negeri) sendiri atau daerah

(negeri) di luar kampung halaman; dan “merantau” adalah pergi ke negeri lain (untuk Melakukan suatu interaksi tidak selalu dalam satu tempat saja, akan tetapi

dapat di tempat lain. Selain itu manusia juga memiliki struktur kekerabatan dalam

kehidupan, yakni saudara keturunan dari ayah maupun saudara keturunan dari ibu.

Sebelum hadirnya kemajuan teknologi seperti saat ini, untuk melakukan interaksi

terhadap saudara dalam struktur kekerabatan manusia harus berpindah dari tempat

asalnya ke tempat lain atau tujuannya yang merupakan tempat dari saudara dalam

struktur kekerabatan.

1 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009, hal.55

2

Ibid

3

(3)

mencari penghidupan, ilmu, dsb).4

Transportasi berasal dari kata Latin yaitu transportare, dimana trans berarti

seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi,

transportasi berarti mengangkut atau membawa sesuatu ke sebelah lain atau dari suatu

tempat ke tempat lainnya.

Untuk melakukan perpindahan tempat tersebut

manusia membutuhkan transportasi.

5

Transportasi jalan raya seringkali dikatakan sebagai urat nadi bagi kehidupan

dan perkembangan ekonomi, sosial, dan mobilitas penduduk yang tumbuh mengikuti

maupun mendorong perkembangan yang terjadi pada berbagai sektor dan bidang

kehidupan tersebut. Transportasi khususnya transportasi jalan raya, menjalankan dua

fungsi, yaitu sebagai unsur penting yang melayani kegiatan–kegiatan yang sudah atau

sedang berjalan dan sebagai unsur penggerak penting dalam proses pembangunan. Ini berarti transportasi merupakan suatu jasa yang

diberikan, guna menolong manusia dan barang untuk dibawa dari suatu tempat ke

tempat lain.

Transportasi bukan hanya berupa gerakan barang dan manusia dari suatu

tempat ke tempat lain dengan cara dan kondisi yang statis tanpa perubahan, tetapi

transportasi selalu diusahakan perbaikan dan kemajuannya sesuai dengan

perkembangan peradaban teknologi. Dengan demikian, transportasi lebih diusahakan

perbaikan dan peningkatannya, sehingga akan tercapai efisiensinya yang lebih baik.

6

Sebelum menggunakan kendaraan bermotor, manusia menggunakan roda

Rustian Kamaludin, Ekonomi Transportasi (Karakteristik, Teori, dan Kebijakan), Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003 hal.13

6

(4)

dalam membantu kehidupannya. Gerobak merupakan suatu alat terbuat dari papan

kayu dengan roda berada disampingnya untuk berjalan. Gerobak dengan dua roda

buatan orang Mesir oleh orang–orang Yunani dan Romawi. Mereka menggunakannya

terutama sebagai kereta perang, atau pada upacara keagamaan dan untuk balapan.7

Setelah menggunakan roda atau gerobak sebagai alat penggerak untuk

mobilitas dalam kehidupannya, manusia membuat suatu inovasi yakni kendaraan

beroda dengan menggunakan mesin. Mulai hadirnya kendaraan bermotor pertama,

dalam hal ini sepeda motor, tiba di Indonesia pada tahun 1893. Walaupun pada masa

itu Indonesia berada di bawah pendudukan Belanda dan bernama Nederlands Indië

(Hindia Belanda), tetapi orang pertama yang memiliki kendaraan bermotor di

Indonesia bukanlah orang Belanda, melainkan orang Inggris. Orang itu bernama John

C Potter yang bekerja sebagai masinis Pertama di Pabrik Gula Oemboel, Probolinggo,

Jawa Timur.

Pada mulanya dipasang untuk menarik gerobak. Tetapi segera diganti dengan kuda,

yang dirasa lebih cocok, dan lebih cepat berlari.

8

Satu tahun setelah hadirnya sepeda motor, pada tahun 1894, mobil pertama

tiba di Pelabuhan Semarang. Dengan demikian, mobil pertama hadir di Indonesia, Sepeda motor pesanan John C Potter itu tiba di Pulau Jawa, melalui

Pelabuhan Semarang, pada tahun yang sama. Dan sepanjang tahun 1893, John C

Potter tercatat sebagai satu–satu nya orang yang menggunakan kendaraan bermotor di

Indonesia, dalam hal ini sepeda motor.

7

Sutrisno Eddy, Kisah – Kisah Penemuan Sepanjang Zaman (Transportasi), Jakarta: Inovasi, 2002 hal. 3

8

(5)

hanya delapan tahun setelah mobil pertama dibuat di Jerman (1886). Mobil itu

bermerek Benz Viktoria beratap terpal milik Soesoehoenan Soerakarta Pakoe

Boewono X.9

Delapan tahun sebelum Indonesia merdeka tahun 1945, di Tapanuli Selatan

berdiri sebuah perusahaan angkutan umum bus yang dinamai Fa. Odp Sibualbuali.

Nama Sibualbuali diambil dari nama gunung di wilayah Sipirok Tapanuli Selatan

yang memiliki ketinggian 1,819 meter (5,968 ft) di atas permukaan laut dengan

koordinat

Uniknya, mobil itu tiba di Surakarta dua tahun sebelum Belanda

menerima mobil pertamanya di Den Haag pada tahun 1896. Tahun 1902, Prof. Dr. W

Schüffner, seorang dokter medis di Medan memiliki mobil Benz yang merupakan

mobil pertama yang hadir di Pulau Sumatera.

Kendaraan bermotor roda empat tersebut hanya dimiliki oleh orang–orang

tertentu saja. Transportasi yang digunakan masyarakat Sumatera Utara sebelum

adanya angkutan umum orang dan barang menggunakan sado atau gerobak yang

memiliki roda dan ditarik oleh sapi atau kerbau maupun kereta kuda. Pada masa kini

kendaraan tersebut terlihat kuno dengan banyaknya kendaraan bermotor yang

berlalu-lalang di jalan raya. Namun kendaraan sederhana ini lah yang membantu masyarakat

dalam mengangkut barang atau melakukan perjalanan jarak jauh di masa sebelum

banyaknya kendaraan bermotor roda empat yang hadir di Indonesia.

10

9

Ibid., hal. 61

Kata Sibualbuali berasal dari kata “Marbual”

(bahasa Angkola) yang memiliki arti “Berasap” maka Sibualbuali dapat diartikan

sebagai “Bergumpal–gumpal”. Yang dimaksud dari “Bergumpal–gumpal” adalah

10

(6)

asap yang dikeluarkan dari gunung tersebut karena gunung Sibualbuali bersifat aktif.

Gunung Sibualbuali merupakan simbol Kota Sipirok. Karena Kota Sipirok dikatakan

sebagai Napani Sibualbuali atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Dataran

lembah gunung Sibualbuali karena kata Napa dalam bahasa Indonesia Dataran

lembah.11

Perusahaan bus ini didirikan secara resmi pada tahun 1937.

12

Pendirinya

adalah Sutan Pangurabaan Pane seorang guru dan sastrawan lokal di Tapanuli

Selatan yang dikemudian hari beliau lebih dikenal sebagai ayah dari tokoh-tokoh

terkenal seperti Sanusi Pane seorang sastrawan Indonesia, Armijn Pane dan Lafran

Pane pendiri dari organisasi kemahasiswaan yakni Himpunan Mahasiswa Islam.13

Pada awal pendiriannya armada bus Sibualbuali melayani angkutan

penumpang dan barang dengan tujuan jarak pendek ke beberapa tempat di wilayah

selatan Sumatera Utara seperti Muara Sipongi, Natal, Sibolga dan Tarutung.14

11

Hasil wawancara dengan Bapak Asrul Siregar Dosen Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara yang berasal dari kota Sipirok pada 28 Februari 2013.

12

Piagam Penghargaan dari Dewan Pimpinan Pusat Organda, yang mencantumkan bahwasanya Fa. Sibualbuali “Telah mengabdikan diri untuk Bangsa dan Negara yang disumbangkan melalui penyelenggaraan transportasi angkutan umum di jalan sejak Tahun 1937 s/d 2006 yang diberikan pada HUT ORGANDA ke 44 Tahun 2006”, di Jakarta, 30 Juni 2006 ditujukan kepada Nurdin Siregar selaku direktur utama Fa. Sibualbuali pada saat itu yang di tanda tangani oleh U.T. Murphy Hutagalung, MBA selaku ketua umum Organda dan M. Hatta Rajasa selaku Menteri Perhubungan RI.

13

Hasil wawancara dengan bapak Basyral Hamidy Harahap pada 7 Februari 2013 di kediaman beliau, pada saat wawancara beliau sedang menulis buku yang didalamnya terdapat bab tentang bus Sibualbuali.

14

Hasil wawancara dengan bapak Basyral Hamidy Harahap 7 Februari 2013

Untuk

tujuan jarak jauh bus Sibualbuali dengan tujuan utama Pematang Siantar dan Kota

Medan dengan loket bus yang memiliki peranan penting berada di Kota Padang

Sidempuan. Menurut Basyral Hamidy Harahap dalam bukunya, “Pemerintah Kota

(7)

Sejak berdirinya, Kota Padang Sidempuan telah menjadi kota terpenting sebagai

kota pusat jalan raya dan pasar yang sangat ramai (zeer drukke pasar)”.15 Ini

menjadi pembahasan yang sangat unik dimana kantor pusat dari perusahaan bus

tersebut berada di Kota Sipirok namun loket yang memiliki peranan penting berada di

Kota Padang Sidempuan. Menurut foto peta dokumentasi masa kolonial, bila

melakukan perjalanan dari Kota Padang menuju Kota Medan menggunakan jalur

darat, Kota Padang Sidempuan berada di tengah–tengah jalur lintas kedua ibukota

masing–masing provinsi tersebut.16

Minat masyarakat Sumatera Utara terhadap moda angkutan umum ini

terbilang cukup tinggi. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Baginda Tambangan

Harahap, “Ketika saya menjadi ketua Koperasi kota Padang Sidempuan tahun 1969 –

1971, saya sering menggunakan bus Sibualbuali untuk pulang pergi Sidempuan -

Medan. Loket bus di kota Sidempuan berada di Jalan Merdeka kalau sekarang

jalannya berubah menjadi Jalan Sudirman. Untuk trip menuju Medan dari

Sidempuan, itu bisa dibilang selalu penuh karena masyarakat memiliki kepentingan –

kepentingan ke Medan, ada yang bersilahturahmi, ada yang berdagang, ada juga

kepentingan lainnya. Jumlah penumpang yang bisa ditampung bus Sibualbuali

berjumlah 25 penumpang karena hitungan bangku nya 5 x 5. Tapi bila trip dari

Medan–Sidempuan itu jarang penuh bila menaikkan penumpang dari loket di Jalan

Bintang Medan. Jadi terkadang supir bus nya bila ada orang yang ingin menumpang

dengan menyetop dipinggir Lintas Sumatera, dinaikkan saja. Untuk penumpang yang

15

Basyral Hamidy Harahap, Pemerintah Kota Padang Sidempuan Menghadapi Tantangan Zaman, Padang Sidimpuan : Pemerintah Kota Padang Sidempuan, 2003 hal. 33

16

(8)

tidak resmi tersebut ya langsung membayar ke Cincu (pengelola keuangan untuk

bensin, makan supir, dan pelaporan uang masuk dalam sekali perjalanan bus)”. 17

Pada pertengahan dekade tahun 1980–an, perusahaan bus ini mengalami

beberapa masalah internal pada dewan direksinya. Karena perusahaan angkutan

umum ini bersifat firma, maka banyak orang (saudagar, pebisnis) yang dapat

memiliki bus lebih dari satu. Dari hasil pembagian keuntungan yang tidak merata,

manajemen yang bermasalah dan kalah bersaingnya armada bus Sibualbuali dengan

armada perusahaan bus yang lainnya yang menggunakan bus pabrikan Jerman.

18

Selain menjadi moda angkutan umum jarak jauh pertama di pulau Sumatera,

ada suatu hal yang menaikkan nama bus Sibualbuali, yakni menjadi bagian dari film

Pencopet” pada tahun 1973 yang dibintangi oleh Sophan Sophian (alm) dan

Widyawati yang disutradarai oleh Matnoor Tindaon. Menjadi bagian dari film

Pencopet” tersebut diyakini oleh seluruh narasumber dalam penulisan ini dan

menurut mereka bus ini menjadi ikon Sumatera Utara pada saat itu pada bidang

transportasi. Selain itu bunyi klakson bus ini yang memiliki ciri khas pada dekade

tahun 1950–1980 menjadi sebuah memori indah bagi masyarakat Sumatera Utara, Maka perusahaan ini mengalami penurunan minat dan namanya semakin dilupakan

oleh masyarakat Sumatera Utara dan kota Padang Sidempuan pada khususnya.

Namun sampai saat ini perusahaan bus ini masih beroperasi walau tidak seperti dulu

lagi.

17

Hasil wawancara dengan bapak Baginda Tambangan Harahap selaku Dewan Pimpinan Adat kota Padang Sidempuan pada 26 Februari 2013

18

(9)

bahwasanya dahulu bus ini pernah mengalami masa kejayaan.

Dari paparan di atas, tentu menjadi suatu pembahasan yang sangat menarik

untuk mengangkat dan mengikuti perkembangan sejarah perusahaan bus angkutan

umum Sibualbuali yang peranannya pada masa sekarang mulai terlupakan. Sebagai

alat transportasi jarak jauh yang memiliki banyak peranan pada masa sebelum

kemerdekaan dan setelah kemerdekaan terhadap masyarakat Sumatera Utara yang

merantau dan berpindah untuk pendidikan serta menjadi mobilitas perdagangan

masyarakat maupun membantu komunikasi dengan pengiriman surat menjadi sesuatu

hal yang menarik untuk ditulis sejarahwan. Selain itu, walaupun kantor pusat

perusahaan bus Sibualbuali ini berada di kota Sipirok namun loket atau stasiun yang

memiliki peranan penting dan ramai akan penumpang berada di kota Padang

Sidempuan. Begitu juga dengan perubahan armada bus tersebut pada setiap dekade

juga menarik untuk ditulis karena perusahaan bus tersebut mengikuti perkembangan

otomotif sebagai penarik minat masyarakat untuk menggunakan jasanya di tengah

persaingan pelayanan jasa bus jarak jauh yang lainnya. Namun mulai hadirnya

pesaing–pesaing dengan armada yang lebih canggih dan permasalahan dalam direksi

perusahaan bus ini membuat perusahaan bus tersebut mengalami penurunan minat

masyarakat Sumatera Utara. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menjadikan

perusahaan bus ini sebagai objek penelitian. Untuk itu, diangkatlah sebuah judul

SEJARAH PERUSAHAAN BUS ANGKUTAN UMUM SIBUALBUALI (1937-1986). Adapun skop temporal yang diangkat adalah sekitar abad ke 20 yaitu antara 1937 sampai dengan 1986. Pada 1937 adalah tahun di mana perusahaan bus ini

(10)

merupakan mulai berkurangnya minat masyarakat Sumatera Utara khususnya

Tapanuli Selatan akan angkutan umum tersebut. Rentang waktu antara 1937-1986

akan dibahas bagaimana sejarah perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dalam melakukan sebuah penelitian, sudah seharusnya ada yang menjadi

pokok permasalahan yang akan di bahas. Pokok permasalahan ini sangat penting

karena pokok permasalahan inilah yang menjadi landasan dan dasar sebuah

penelitian. Dengan adanya pokok permasalahan akan sangat membantu peneliti agar

penelitian yang dilakukan menjadi terarah dan tepat sasaran sesuai dengan objek yang

telah ditentukan.

Sesuai dengan judul Sejarah Perusahaan Bus Angkutan Umum Sibualbuali

1937-1986 maka ditetapkan beberapa pokok pertanyaan yang bertujuan sebagai

batasan dalam penelitian. Pokok permasalahan yang telah dimaksudkan untuk

mempermudah pembahasan yaitu:

1. Bagaimana latar belakang berdirinya perusahaan angkutan umum bus

Sibualbuali?

2. Bagaimana perkembangan armada angkutan umum bus Sibualbuali?

3. Bagaimana peranan angkutan umum bus Sibualbuali pada masyarakat

Sumatera Utara?

4. Faktor-faktor yang menyebabkan berkurangnya minat masyarakat

Sumatera Utara untuk menggunakan jasa bus Sibualbuali untuk perjalanan

(11)

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Dalam melakukan sebuah penelitian tentang Sejarah Perusahaan Bus

Angkutan Umum Sibualbuali 1937-1986 ini tentu mempunyai tujuan dan manfaat

yang dapat diberikan kepada pembaca dan seluruh jajaran sejarahwan serta akademisi

dan masyarakat Sumatera Utara. Adapun tujuannya antara lain:

1. Menjelaskan bagaimana latar belakang berdirinya perusahaan bus

angkutan umum Sibualbuali.

2. Menjelaskan bagaimana perkembangan armada angkutan umum bus

Sibualbuali dari tahun 1937 sampai dengan tahun 1986.

3. Menjelaskan bagaimana peranan angkutan umum bus Sibualbuali pada

masyarakat Sumatera Utara.

4. Menjelaskan faktor–faktor yang menyebabkan berkurangnya minat

masyarakat Sumatera Utara untuk menggunakan jasa bus Sibualbuali

untuk perjalanan jarak jauh.

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Mendukung perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam penulisan

sejarah transportasi dewasa ini

2. Memperkaya khasanah penelitian sejarah transportasi, khususnya sejarah

perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali.

3. Sebagai sumber informasi untuk meneliti bagi para akademisi,

sejarahrawan, dan masyarakat bahwa transportasi memiliki peranan lain,

selain mengangkut manusia dan barang juga mengangkut surat untuk

melancarkan komunikasi manusia sebelum adanya teknologi modern

(12)

4. Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain apabila membahas tentang

sejarah transportasi, maupun perkembangan sarana transportasi di

Sumatera Utara.

1.4 TINJAUAN PUSTAKA

Ketika kita menulis karya ilmiah, maka diperlukanlah beberapa literatur untuk

mendukung penulisan tersebut. Literatur-literatur itulah yang peneliti sebut dengan

tinjauan pustaka. Tinjauan adalah literatur yang relevan dan memiliki keterkaitan

secara dekat dengan pokok permasalahan yang akan diteliti. Tinjauan pustaka berisi

tentang uraian-uraian yang mengarahkan peneliti betapa pentingnya literatur sehingga

digunakan sebagai sumber acuan yang menimbulkan ide, sumber informasi dan

pendukung penelitian. Adapun literatur yang digunakan untuk mendukung penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Soerjono Soekanto dalam bukunya “Sosiologi Suatu Pengantar” menguraikan

bahwasanya manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi, bermasyarakat

maupun bersilaturahmi dengan manusia lain baik yang memiliki hubungan

kekerabatan maupun tidak serta dapat saling tolong menolong dalam memenuhi

kebutuhannya. Hal inilah yang dijadikan penulis sebagai acuan bahwasanya manusia

memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dengan manusia lain yang berada dalam satu

wilayah namun dapat berinteraksi pula dengan manusia lain yang berada di wilayah

berbeda. Maka penulis dapat menulis latar belakang manusia membutuhkan

(13)

Prof. Drs. H. Rustian Kamaludin dalam bukunya “Ekonomi Transportasi

(Karakteristik, Teori, dan Kebijakan)” sangat membantu penulis dalam penulisan

sejarah transportasi. Dalam buku tersebut diuraikan tentang definisi dari transportasi

dengan mendefenisikan bahwasanya transportasi merupakan suatu jasa yang

diberikan, guna menolong manusia. Dalam buku itu juga dipaparkan makna

transportasi bukan hanya berupa gerakan barang dan manusia dari suatu tempat ke

tempat lain dengan cara dan kondisi yang statis tanpa perubahan, tetapi transportasi

selalu diusahakan perbaikan dan kemajuannya sesuai dengan perkembangan

peradaban teknologi.

Sutrisno Eddy dalam bukunya “Kisah–Kisah Penemuan Sepanjang Zaman

(Transportasi)” menguraikan dengan sangat baik akan awal mula hadirnya

transportasi dengan terciptanya roda dalam kehidupan manusia. Dari roda mulai

berkembang menjadi gerobak. Lalu dari gerobak dimodifikasi dengan kuda, kerbau,

dan keledai sebagai alat penggerak dari gerobak sehingga mobilitas menjadi semakin

cepat pada masa sebelum hadirnya kendaraan bermotor.

James Luhulima dalam bukunya “Sejarah Mobil & Kisah Kehadiran Mobil Di

Negeri Ini” menguraikan dengan sangat baik bagaimana hadirnya kendaraan

bermotor di Indonesia lebih tepatnya di Pulau Jawa. Dibuku itu juga dijelaskan

bahwasanya pada tahun 1902, Prof. Dr. W Schüffner, seorang dokter medis di Medan

memiliki mobil Benz yang merupakan mobil pertama yang hadir di Pulau Sumatera.

Piagam Penghargaan dari Dewan Pimpinan Pusat Organda kepada perusahaan

Fa. Sibualbuali, menjelaskan bahwasanya memang betul perusahaan bus Sibualbuali

(14)

30 Juni 2006 oleh U.T Murphy Hutagalung, Mba selaku Ketua Umum Organda dan

M. Hatta Rajasa selaku Menteri Perhubungan RI.

Basyral Hamidy Harahap dalam bukunya “Pemerintah Kota Padang

Sidimpuan Menghadapi Tantangan Zaman” menguraikan bahwa Kota Padang

Sidempuan merupakan kota transit di kawasan Sumatera Utara sejak masa kolonial

sampai dengan sekarang. Bila melakukan perjalanan dari Kota Padang menuju Kota

Medan menggunakan jalur darat, menurut foto peta dokumentasi masa kolonial, Kota

Padang Sidempuan berada di tengah–tengah jalur lintas kedua ibukota masing–

masing provinsi tersebut. Ini menguatkan bahwasanya Kota Padang Sidempuan

memang merupakan kota transit di kawasan Sumatera Utara sejak masa kolonial.

1.5 METODE PENELITIAN

Di dalam suatu penelitian sejarah yang ilmiah pemakaian metode sejarah

sangatlah penting.19

1. Heuristik adalah tahapan paling awal dalam metode sejarah. Pada tahapan ini

peneliti berusaha mengumpulkan sumber atau data melalui dua metode,

yaitu metode kepustakaan (library research) dan metode penelitian lapangan

(field research).

Metode sejarah adalah suatu tahapan yang digunakan dalam

penelitian sejarah ilmiah. Dengan adanya metode penelitian dapat menjadi petunjuk

peneliti untuk memperoleh sumber-sumber yang relevan terhadap pokok pembahasan

sehingga dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Adapun tahap-tahap yang harus dilakukan dalam metode sejarah adalah:

19

(15)

Penelitian dengan metode kepustakaan bertujuan untuk memperoleh data

tertulis melalui buku-buku, arsip, artikel ataupun sumber tertulis lainnya.

Adapun yang digunakan sebagai sumber antara lain Soerjono Soekanto dalam

bukunya “Sosiologi Suatu Pengantar” membantu penulis memperoleh data

bahwasanya dalam berinteraksi, manusia memerlukan transportasi.

Sedangkan pengumpulan data dengan metode penelitian lapangan dilakukan

dengan teknik wawancara terhadap beberapa informan khususnya yang

mengetahui sejarah akan bus angkutan umum Sibualbuali ataupun masyarakat

kota Padang Sidempuan yang memiliki kenangan akan bus angkutan umum

tersebut. Prof. Drs. H. Rustian Kamaludin dalam bukunya “Ekonomi

Transportasi (Karakteristik, Teori, dan Kebijakan)” membantu penulis dalam

mendefenisikan arti dari kata transportasi menurut teori. Sutirno Eddy dalam

bukunya “Kisah–Kisah Penemuan Sepanjang Zaman (Transportasi)”

membantu penulis untuk mengetahui bahwasanya awal mula adanya

transportasi dengan hadirnya roda dan gerobak untuk mobilitas dalam

kehidupan manusia. James Luhulima dalam bukunya “Sejarah Mobil & Kisah

Kehadiran Mobil Di Negeri Ini” membantu penulis untuk mendapatkan data

awal mula masuknya kendaraan bermotor roda empat di Indonesia, Pulau

Jawa lebih tepatnya dan kehadiran mobil pertama yang hadir di Sumatera

Utara tepatnya di Kota Medan. Piagam Penghargaan dari Dewan Pimpinan

Pusat Organda kepada perusahaan Fa. Odp. Sibualbuali sangat membantu

penulis dalam mencantumkan tahun pasti berdirinya perusahaan bus

(16)

Daerah Sumatera Utara”, buku ini memberikan data tentang sejarah

pendidikan di Tapanuli. Basyral Hamidy Harahap dalam bukunya

Pemerintah Kota Padang Sidimpuan Menghadapi Tantangan Zaman”

memberikan data bahwa kota Padang Sidempuan merupakan kota transit sejak

berdirinya kota itu. Koleksi foto Arsip Nasional Republik Indonesia dalam

foto, ”Peta Jalur Lintas Kota Padang Menuju Medan” membantu penulis

akan keabsahan kota Padang Sidempuan merupakan kota transit karena berada

di tengah–tengah jalan raya lintas dari Kota Padang menuju Kota Medan.

Sedangkan pengumpulan data dengan metode penelitian lapangan dilakukan

dengan teknik wawancara terhadap beberapa informan khususnya yang

mengetahui sejarah bus angkutan umum Sibualbuali ataupun masyarakat yang

memiliki kenangan akan bus angkutan umum tersebut.

2. Kritik Sumber adalah tahapan kedua dalam metode sejarah. Pada tahapan ini

peneliti bertugas untuk mengkritik terhadap sumber-sumber yang diteliti agar

peneliti lebih dekat lagi dengan nilai kebenaran dan keaslian dari sumber yang

diperoleh. Dalam melakukan kritik terhadap sumber dapat dilakukan dengan

cara mengcroschek data dengan menelaah kembali kebenaran isi atau fakta

dari sumber buku, arsip ataupun hasil wawancara dengan informan, dan

kemudian diuji kembali keaslian sumber tersebut demi menjaga keobjektifan

suatu data.

3. Interpretasi adalah tahapan ketiga dalam metode sejarah. Pada tahapan ini

peneliti hendaknya menafsirkan data-data yang diperoleh agar menjadi suatu

(17)

sumber, mengkritik tentang objek kajian bus angkutan umum Sibualbuali.

Dengan adanya interpretasi ini diharapkan dapat menjadi data sementara

sebelum peneliti menuangkannya ke dalam bentuk tulisan.

4. Historiografi adalah tahapan terakhir dalam metode sejarah. Tahapan ini dapat

disebut juga sebagai penulisan laporan. Pada tahap ini, peneliti menjabarkan

secara kronologis dan sistematis fakta-fakta yang diperoleh agar

menghasilkan tulisan yang ilmiah dan bersifat objektif. Pada penulisan bus

sejarah angkutan umum ini, penulis dalam menjelaskan atau menerangkan

dunia alat transportasi ini tentu memiliki pendekatan tertentu. Dengan adanya

pendekatan ilmiah ini diharapkan dapat memudahkan orang lain untuk

memahami maksud dan pengetahuan bagi orang yang membacanya. Yang

perlu diperhatikan ialah hubungan antara bus angkutan umum itu dengan

zamannya, dengan dunia sekelilingnya dan terjalin erat dengan riwayat

Referensi

Dokumen terkait

2 tahun 1958 tentang Persetujuan antara RI-RRC mengenai Dwi Kewarganegaraan diwajibkan kepada setiap orang yang mempunyai dwi kewarganegaraan untuk menentukan

yang berbeda, maka setiap individu akan memiliki penilaian terhadap keadaan.. tubuh (body esteem) yang

Kanazawa et a1 .(1992) mencatat bahwa kandungan vitamin C dihati benih ikan ekor kuning yang diberi pakan dengan suplementasi L-askorbil-2-phosphate magnesium lebih

MENIMBANG : Bahwa guna menyempurnakan dan meningkatkan fungsi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) serta untuk mengadakan pembinaan terus menerus kepada

anita usia subur - cakupan yang tinggi untuk semua kelompok sasaran sulit dicapai ;aksinasi rnasai bnntuk - cukup potensial menghambat h-ansmisi - rnenyisakan kelompok

Berdasarkan pertimbangan diatas maka diharapkan modifikasi analog kurkumin pada gugus tengah dengan suatu N- heterosiklik monoketon dan rantai samping dengan subtituen gugus

Pada saat selector switch berada pada sistem operasi lokal maka plant gardu distribusi berada pada posisi lokal maka sumber 5 VDC akan digunakan sebagai

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat 31 orang (31,63 persen) responden yang menjawab dengan nilai =6 sehingga dapat disimpulkan konsumen merasa puas