• Tidak ada hasil yang ditemukan

Supir Angkutan Umum (Studi Kasus Supir PT Rahayu Medan Ceria, Trayek 104 Jurusan Perumnas Simalingkar- Pancing, Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Supir Angkutan Umum (Studi Kasus Supir PT Rahayu Medan Ceria, Trayek 104 Jurusan Perumnas Simalingkar- Pancing, Medan)"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

ANGKUTAN KOTA

(Studi Kasus Supir PT Rahayu Medan Ceria, Trayek 104 Jurusan

Perumnas Simalingkar- Pancing, Medan)

Skripsi

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana sosial dalam bidang Antropologi

Oleh Tohom Haloho NIM : 020905041

Program Studi Antropologi

(2)

ABSTRAK

Pertumbuhan kota sering diwarnai dengan dampak sosial seperti keresahan, keputusasaan, dan kriminalitas, dimana kota membutuhkan penataan yang baik dan teratur. Untuk itu diperlukan banyak sumber daya alam yang terserap dikota, agar pembangunan di perkotaan dapat dirasakan. Hal ini dilihat dari banyaknya lapangan pekerjaan yang sangat banyak, mulai dari pegawai negeri sipil, pegawai swasta, buruh, pedagang, hingga sampai kepada pemulung.

Salah satu lapangan pekerjaan tersebut yang ingin diungkap adalah pekerjaan sebagai supir angkutan. Supir angkutan adalah pekerjaan yang menawarkan jasa, untuk mengantar penumpang dari suatu tempat ketempat tujuan yang lainnya. Seringkali dikatakan bahwa pekerjaan menawarkan jasa memiliki membedakannya dari barang atau produk-produk manufaktur. Empat karakteristik yang paling sering dijumpai dalam posisi sebagai supir angkot yang merupakan pekerjaan penawaran jasa, berbeda dari barang pada umumnya adalah :

kemacetan yang dihadapi hampir semua kota besar di dunia.

Angkutan Kota atau angkot adalah salah satu sarana perhubungan dalam kota dan

(3)
(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh

Nama : Tohom Haloho

NIM : 020905041

Departemen : Antropologi-Sosial

Judul : Supir Angkutan Umum

(Studi Deskriptif Supir Angkutan Umum PT

Rahayu Medan Ceria, trayek 104 jurusan

Perumnas Simalingkar- Pancing, Medan)

Medan, 30 Desember 2008

Pembimbing Skripsi Ketua Departemen

Antropologi

(Drs. Agustrisno, MSP) (Drs. Zulkifli Lubis, MA)

NIP. 131 659 306 NIP. 131 882 278

(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Pengesahan Skripsi ini telah dipertahankan

Oleh:

Nama : Tohom Haloho Nim : 020905041

Judul : Supir Angkutan Umum(Studi Deskriptif Supir Angkutan Umum PT Rahayu Medan Ceria, trayek 104 jurusan Perumnas Simalingkar- Pancing, Medan

Pada Ujian Komperhensif yang dilaksanakan pada

Hari : Selasa

Tanggal : 06 Januari 2009 Pukul : 12.00-14.00

Tempat : Ruang Sidang FISIP-USU

Tim Penguji terdiri dari :

1. Ketua : Drs.Irfan. M.Si ( )

(6)

KATA PENGANTAR

Syallom, untuk kita semua……Amien

Segala Puji bagi Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus yang bertahta dalam Kerajaan surga. Karena dengan Berkat kasih, sayang serta pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini adalah salah satu syarat dalam menyelesaikan studi S-1 di Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Medan

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dimulai dari tahap awal penelitian sampai dengan penyelesaiannya tidak luput dari berbagai kesalahan serta kekurangan. Hal ini tidak lain dikarenakan terbatasnya ilmu dan wawasan yang penulis miliki. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak berhutang budi kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing, dan sekaligus dosen wali penulis Bapak. Drs.Agustrisno,MSP yang senantiasa memberikan dukungan dan pengarahan yang besar kepada penulis mulai dari penyusunan proposal sampai pada penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas kesabaran, keramahan, pengertian dan arahan yang berguna kepada penulis dalam membimbing penulis dan segala kekurangan dan kelemahan yang penulis miliki.

Terima kasih juga, penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Zulkifli Lubis, MA dan Bapak Drs. Irfan Simatupang, selaku ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Antropologi FISIP yang selalu mengingatkan dan memberikan arahan dan dukungan kepada penulis khususnya dan para mahasiswa Antropologi umumnya untuk senantiasa bergiat dalam kegiatan akedemik.

(7)

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Supir Angkutan Umum PT Rahayu Medan Ceria Trayek 104 yang telah membantu penulis dalam informasi yang diberikan, hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Tanpa kalian semua, mungkin skripsi ini tidak ada artinya. Terima kasih kepada Mandor 104 Poltak dan bang Rambe, Manik, Ucil/Unyil, keling, sikalapa, bang toib, dan semuanya supir 104,teruskan perjuangan…jalan kita masih panjang.

Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk kerabat-kerabat penulis di Departemen Antropologi, Hovny”Bewoks”Dede Sihombing. S.Sos, Novandi PR Siburian. S.Sos, Iman Sulaiman. S.Sos, Indra Suryadarma. S.Sos, David Wirawan.S.Sos, Romi Ginting, Aulia Kemala Sari. S.Sos, and All Antro’s Stambuk 2002 (kita adalah INSAN, ikatan dongan sabutuha….horas jala gabe). Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada abang angkat dan sahabat penulis selama di kota Medan, bang Abel Gurusinga, S.Sos, Lae Munthe, Amd, Abangda Prima Perangin-angin, dan all Crew Vector-Net….kenanglah segala apa yang telah kita alami selama ini saudaraku, hingga kelak kita akan meninggalkan dunia ini

Penulis mengucapkan terima kasih yang spesial kepada Citra Siagian, AmKeb dan keluarga untuk waktu, perhatian, kasih sayang, cita-cinta yang diberikan kepada penulis dalam mencapai apa yang penulis harapkan (tetap dalam Dia, sebab semua akan indah pada waktu nya, jagalah semua apa yang telah diberikan oleh-Nya kepada kita).

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang teramat dalam kepada kedua orang tua penulis, Bapak J.haloho dan Mama s. Br S,Siboro yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moral dan material selama penulis menjalani perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini, tanpa kedua orang tua penulis, penulis tidak ada artinya. Tom sayang bapa dan mama. Buat Abang dan Adekku, serta Keluarga semua

(8)

menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna bagi kita semua, terima kasih. Syallom.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN………. i

LEMBAR PENGESAHAN………...ii

1.1 Latar Belakang Masalah………..……….1

1.2 Perumusan Masalah..….……….………..4

1.3 Lokasi Penelitian………..4

1.4 Tujuan Penelitian.……….. ………...5

1.5 Manfaat Penelitian………5

1.6 Tinjauan Pustaka...…………...……….6

1.7 Metode Penelitian...……...………...15

1.8 Teknik Pengumpulan Data...16

1.9 Analisa Data...20

BAB II : GAMBARAN UMUM ANAK KOTA MEDAN……...….21

(10)

2.3 Pemerintahan di kota Medan...,,,,,,,,,,,,,,,,,,,... 34

2.3.1 Jumlah Penduduk……..……….……….. 34

2.3.2 Transportasi... 35

BAB III : KEGIATAN SUPIR ANGKUTAN...………... 38

3. 1. Pribadi……….…... 38

3. 1. 1. Gaya Penampilan Seorang supir angkutan umum rahayu medan ceria………. 38

3. 1. 2.Strategi supir angkutan……...………. 45

3. 2. Kelompok supir angkutan...………... 46

3. 2. 1. Kegiatan supir angkutan umum……….. 46

3. 2. 2. Tingkah laku supir angkutan umum…….…….. 54

3. 2. 3. Hubungan supir angkutan umum...……...….. 56

BAB IV : ANGKUTAN RAHAYU MEDAN CERIA TRAYEK 104 4. 1. Seluk beluk Rahayu Medan Ceria 104………. ..57

4. 2. Trayek yang dilalui RMC 104………...58

BAB V : KESIMPULAN... 69

(11)

ABSTRAK

Pertumbuhan kota sering diwarnai dengan dampak sosial seperti keresahan, keputusasaan, dan kriminalitas, dimana kota membutuhkan penataan yang baik dan teratur. Untuk itu diperlukan banyak sumber daya alam yang terserap dikota, agar pembangunan di perkotaan dapat dirasakan. Hal ini dilihat dari banyaknya lapangan pekerjaan yang sangat banyak, mulai dari pegawai negeri sipil, pegawai swasta, buruh, pedagang, hingga sampai kepada pemulung.

Salah satu lapangan pekerjaan tersebut yang ingin diungkap adalah pekerjaan sebagai supir angkutan. Supir angkutan adalah pekerjaan yang menawarkan jasa, untuk mengantar penumpang dari suatu tempat ketempat tujuan yang lainnya. Seringkali dikatakan bahwa pekerjaan menawarkan jasa memiliki membedakannya dari barang atau produk-produk manufaktur. Empat karakteristik yang paling sering dijumpai dalam posisi sebagai supir angkot yang merupakan pekerjaan penawaran jasa, berbeda dari barang pada umumnya adalah :

kemacetan yang dihadapi hampir semua kota besar di dunia.

Angkutan Kota atau angkot adalah salah satu sarana perhubungan dalam kota dan

antar kota yang banyak digunakan d

(12)
(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Apabila pembangunan dilihat sebagai sebuah proses, maka pembangunan haruslah ada di setiap negara. Artinya, pembangunan sekecil apapun akan mempunyai arti yang sangat penting untuk kemajuan serta kemapanan bagi warga masyarakat bangsa atau Negara tersebut. Pembangunan haruslah berlangsung terus menerus dalam upaya menuju perbaikan hidup masyarakatnya. Untuk itu segala unsur yang terkait di dalamnya harus diikut sertakan, tanpa terkecuali manusia sebagai subjek ataupun objek pembangunan itu sendiri.

Indonesia adalah sebuah bangsa atau negara, yang sedang mengalami proses pembangunan yang mengarah kepada cita-cita masyarakat adil dan makmur. Masalah proses pembangunan tidak jarang diikuti oleh berkembangnya wilayah perkotaan. Sepertinya di dalam proses pembangunan tersebut menjadi begitu penting di Indonesia, mengingat perkembangan kota kota saat ini sangat pesat dan juga banyak menimbulkan masalah, mulai dari proses perubahan tanah persawahan dijadikan perumahan, dijadikan lokasi tempat dibangunnya pabrik-pabrik, jalan raya, sampai peristiwa penggusuran illegal dan pelebaran jalan, bahkan jalur hijau yang penuh pengorbanan bagi warga masyarakatnya untuk menjadi daerah pemukiman.

(14)

saatnya kota Medan berbenah diri. Termasuk mengembangkan sektor transportasinya,terutama angkutan umum atau yang biasa disebut Angkot. Sektor ini sangat berperan penting didalam kehidupan perkotaan, selain mendorong pertumbuhan kota juga sektor transportasi menambah lapangan pekerjaan.

Pertumbuhan kota sering diwarnai dengan dampak sosial seperti keresahan, keputusasaan, dan kriminalitas, dimana kota membutuhkan penataan yang baik dan teratur. Untuk itu diperlukan banyak sumber daya alam yang terserap dikota, agar pembangunan di perkotaan dapat dirasakan. Hal ini dilihat dari banyaknya lapangan pekerjaan yang sangat banyak, mulai dari pegawai negeri sipil, pegawai swasta, buruh, pedagang, hingga sampai kepada pemulung.

Salah satu lapangan pekerjaan tersebut yang ingin diungkap adalah pekerjaan sebagai supir angkutan. Supir angkutan adalah pekerjaan yang menawarkan jasa, untuk mengantar penumpang dari suatu tempat ketempat tujuan yang lainnya. Seringkali dikatakan bahwa pekerjaan menawarkan jasa memilik unik, yang membedakannya dari barang atau produk-produk manufaktur. Empat karakteristik yang paling sering dijumpai dalam posisi sebagai supir angkot yang merupakan pekerjaan penawaran jasa, berbeda dari barang pada umumnya adalah :

1. Tidak berwujud

(15)

2. Heteregonitas

Jasa merupakan variabel non – standar dan sangat bervariasi. Artinya, karena jasa itu berupa suatu unjuk kerja, maka tidak ada hasil jasa yang sama walaupun dikerjakan oleh satu orang. Hal ini dikarenakan oleh interaksi manusia (karyawan dan konsumen) dengan segala perbedaan harapan dan persepsi yang menyertai interaksi tersebut.

3. Tidak dapat dipisahkan

Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, dengan partisipasi konsumen dalam proses tersebut. Berarti, konsumen harus berada di tempat jasa yang dimintanya, sehingga konsumen melihat dan bahkan ikut ambil bagian dalam proses produksi tersebut.

4. Tidak tahan lama

Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Artinya, jasa tidak bisa disimpan, dijual kembali kepada orang lain, atau dikembalikan kepada

Sejalan dengan proses pembangunan, banyak orang yang mampu membeli kendaraan pribadi. Alasan untuk memiliki kendaraan pribadi, antara lain karena masalah kendaraan pribadi terlalu banyak juga menimbulkan masalah.

(16)

menggunakan kendaraan umum, semakin efektif pula penggunaan jalan raya. Dengan kata lain, kendaraan umum merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah kemacetan yang dihadapi hampir semua kota besar di dunia.

Angkutan Kota atau angkot adalah salah satu sarana perhubungan dalam kota

dan antar kota yang banyak digunakan d

seorang kenek. Tugas kenek adalah memanggil penumpang dan membantu sopir dalam perawatan kendaraan (ganti ban mobil, isi bahan bakar, dan lain-lain). Setiap jurusan dibedakan melalui warna armadanya atau sistem penataan melalui angka.

Angkutan Kota sebenarnya cuma diperbolehkan berhenti di halte-halte tertentu, namun pada praktiknya semua sopir angkot akan menghentikan kendaraannya di mana saja, untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Pelanggaran lain yang dilakukan adalah memasukkan orang dan barang bawaan dalam jumlah yang melebihi kapasitas mobil, dan pintu belakang yang tidak ditutup sama sekali atau tidak ditutup dengan rapat. Pelanggaran-pelanggaran seperti ini biasanya diabaikan oleh aparat karena sistem penegakan hukum yang lemah.

(17)

Demikian halnya dengan kota Medan angkutan umum terdiri dari berbagai jenis, mulai dari becak (becak dayung, becak bermotor), angkutan umum atau mobil penumpan umum (MPU), taksi dan bus damri. Jumlah armada untuk angkutan jenis becak dayung dan becak bermotor 18.800 unit. Sedangkan jumlah angkutan umum (MPU) 11.255 unit dengan 248 trayek dan taksi 1187 unit.(data dari Dinas Perhubungan kota Medan 2006).

2. Perumusan masalah

Penelitian ini memusatkan perhatian pada kajian tentang posisi sopir angkot mengenai strateginya dalam mencari penumpang. Dalam hal ini meliputi diantaranya: bagaimana para sopir angkutan dan dengan trayek/jurusan tertentu mengetahui

lokasi-lokasi penumpang. Bagaimana pula, para sopir angkutan mengetahui atau

meprediksi saat-saat banyaknya penumpang. Apa atau bagaimana cara yang

dilakukan para supir angutant untuk dapat menarik perhatian para penumpang, agar

para penumpang mau ikut di angkutannya..

1. 3. Lokasi penelitian

(18)

Secara umum, akibat kota medan telah menjadi daerah perkotaan yang berkembang pesat.

Kehidupan di kota atau perkotaan jauh lebih kompleks di banding kehidupan di desa baik dari segi pendidikan, mata pencaharian, keagamaan, suku, dan gejala gejala sosial. Salah satu penyebab kenapa orang berlomba datang ke kota (urbanisasi),karena tersedianya lapangan pekerjaan yang jauh lebih banyak dibanding di pedesaan. Tersedianya berbagai fasilitas pendidikan, perbelanjaan, hiburan, perumahan, dan lain lain sebagainya.hal ini menjadi faktor pendorong yang besar sehingga orang dari desa berbondong-bondong datang ke kota.perpindahan penduduk dari desa ke kota yang di sebut Urbanisasi,membuat pertumbuhan kota sangat cepat sekali. Mereka datang kekota hanya ingin mengadu nasib tanpa memperhatikan sumber daya manusianya.

Sopir angkutan di kota Medan sangat banyak sekali, dan hampir semua penjuru kota telah dimasuki angkutan,.namun semua angkutan mempunyai trayek masing masing dan mempunyai stasiun atau terminal sendiri. Selain itu juga ada yang mempuyai stasiun terpadu, dimana angkutan kota dan angkutan dari pedesaan berkumpul disana. Dikota Medan ada tiga stasiun terpadu yaitu terminal terpadu Amplas dan terminal Pinang baris, serta terminal Sambu.

(19)

Angkutan kota Rahayu Medan Ceria trayek 104 merupakan trayek yang mempunyai armada atau unit yang paling banyak di Rahayu Medan Ceria,hampir mencapai 160 unit.selain trayek yang mempunyai unit yang paling banyak, trayek ini juga melintasi pusat-pusat kota Medan seperti : jalan S Parman, jalan Balai Kota, Jalan Perintis Kemerdekaan, serta Jalan M Yamin.

Angkutan kota Rahayu Medan Ceria 104 selain melintasi pusat-pusat kota juga melewati beberapa kampus di kota Medan diantaranya adalah: kampus USU, AMIK,Nommensen, IBBI, serta Unimed.dari hasi pengamatan peneliti di lapangan mayoritas penumpang dari trayek Rahayu Medan Ceria 104 merupakan Mahasiswa.

Selain itu angkutan Rahayu Medan Ceria 104 mempunyai beberapa keunggulan dari trayek-trayek lain diantaranya adalah beroperasi mulai pukul 05.00 wib hingga pukul 00.00 Wib.Dan mempunyai mesin jenis Daihatsu 1500 cc serta mencapai 70% busnya merupakan bus tahun pembuatan mesin diatas tahun 2002.

(20)

1. 4. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan yaitu mengkaji pengetahuan sopir angkutan tentang strategi mencari penumpang, lokasi penumpang, serta waktu atau saat-saat penumpang dianggap banyak. Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengkaji sebagaimana pengetahuan para sopir angkutan khususnya sopir angkot Rahayu Medan Ceria tentang lokasi dan waktu atau jam jam dimana saat penumpang membludak.

2. Untuk memberikan masukan kepada banyak intansi, baik itu intansi pemerintah maupun intansi swasta tentang efektivitas angkot di kota Medan.

3. Untuk menghasilkan Skripsi sebagai syarat kelulusan dari Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan.

1. 5. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian yang dapat berguna sebagai bahan bacaan untuk informasi pengembangan ilmu pengetahuan bagi para sopir angkot. 2. Hasil penelitian yang dapat berguna sebagai bahan bacaan untuk

informasi pengembangan ilmu pengetahuan bagi para instansi pemerintah, lembaga formal maupun non formal ( sekolah /akademik). 3. Hasil penelitian yang dapat berguna sebagai bahan bacaan untuk

(21)

4. Menghasilkan Karya tulis ilmiah yang dapat berguna untuk sebuah pemahaman mengenai salah satu kelompok atau bagian dari masyarakat yang memang eksis dan yang telah menjadi bagian dari masyarkat kita.

5. Memberikan sumbangan kecil untuk dunia Antropologi terutama kampus Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, mengenai perkembangan Antropologi dan lapangan ilmiahnya.

1. 6. Tinjauan Pustaka

Antropologi sosial budaya adalah Ilmu ini mempelajari tingkah laku manusia, baik itu tingkah laku individu atau tingkah laku kelompok. Tingkah laku yang akan di pelajari disini bukan hanya kegiatan yang bisa diamati dengan mata saja, tetapi juga apa yang ada dalam pikiran mereka.

Secara sederhana kebudayaan dapat difenisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, dan untuk menciptakan serta mendorong terwujudnya kelakuan.

(22)

Ada tiga macam cara kebudayaan itu diperoleh atau diterima :

1. Melalui pengalaman dari hidup dalam menghadapi lingkungannya, sehingga dari pengalamannya tersebut manusia dapat memilih suatu tindakan tepat sesuai dengan lingkungan yang dihadapi dan sesuai dengan keinginan yang akan diacapai.

2. Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial dalam lingkungan manusia itu sendiri.

3. melalui petunjuk-petunjuk yang simbolik atau yang dinamakan komunikasi simbolik yang artinya adalah bahwa berbagai pengetahuan yang didapat oleh mansuia itu telah diperolehnya dengan melalui suatu komunikasi dengan orang lain baik melalui ucapan, kata-kata, isyarat, serta simbi-simbol, yang komunikasi itu akan menghasilkan arti bagi masing-masing dan khususnya bagi yang belajar karena adanya simbol ( simbol adalah segala objek : benda, manusia, tindakan, ucapan, gerak tubuh, peristiwa yang mempunyai pengertian; dan pengertiannya didefenisikan oleh kebudayaan)

(23)

kelompok-kelompok manusia, baik itu kelompok-kelompok kecil maupun kelompok-kelompok yang sangat besar. Inilah yang menjadi objek spesial dari penelitian-penelitian Antropologi.

Pembangunan didefinisikan secara luas sebagai suatu proses perbaikan yang berkesinambungan atas suatu masyarakat atau suatu sistem sosial secara keseluruhan menuju kehidupan yang lebih baik atau lebih sejahtera. Bentuk nyata atau unsur-unsur dari kehidupan serba lebih baik itu sendiri masih menjadi perdebatan. Komponen dasar atau nilai inti yang harus dijadikan basis konseptual dan pedoman praktis untuk memahami kehidupan yang lebih baik atau lebih sejahtera terdiri atas tiga komponen dasar yaitu

1. Kecukupan (sustenance)

Kecukupan yaitu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar. Kebutuhan tersebut bukan hanya menyangkut makanan,

melainkan mewakili semua hal yang merupakan kebutuhan dasar manusia secara fisik yang meliputi pangan, sandang, papan dan keamanan.

2. Jati diri (self esteem)

(24)

lambat laun dianggap sebagai suatu ukuran kelayakan yang universal dan dinobatkan menjadi landasan penilaian atas segala sesuatu.

3. Kebebasan (freedom)

Kebebasan atau kemerdekaan di sini diartikan secara luas sebagai kemampuan untuk berdiri tegak sehingga tidak diperbudak oleh pengejaran aspek materil semata-mata dalam kehidupan ini. Kebebasan disini juga harus diartikan sebagai kebebasan terhadap ajaran-ajaran yang dogmatis. Jika kita memiliki kebebasan, itu berarti untuk selamanya kita mampu berpikir jernih dan menilai segala sesuatu atas dasar keyakinan, pikiran sehat dan hati nurani kita sendiri. Kebebasan juga meliputi kemampuan individual atau masyarakat untuk memilih satu atau sebagian dari sekian banyak pilihan yang tersedia.

Manfaat inti yang terkandung dalam penguasaan yang lebih besar itu adalah kebebasan untuk memilih merasakan kenikmatan yang lebih besar dan bervariasi, untuk memilih lebih banyak barang dan jasa. Faktor-faktor yang ikut menentukan pola konsumsi keluarga antara lain tingkat pendapatan keluarga, ukuran keluarga, pendidikan kepala keluarga dan status kerja wanita.

(25)

Artinya proporsi alokasi pengeluaran untuk pangan akan semakin kecil dengan bertambahnya pendapatan keluarga, karena sebagian besar dari pendapatan tersebut dialokasikan pada kebutuhan non pangan. Jumlah anggota keluarga atau ukuran keluarga juga mempengaruhi pola konsumsi.. Yang membuktikan bahwa semakin besar jumlah anggota keluarga semakin besar proporsi pengeluaran keluarga untuk makanan dari pada untuk bukan makanan. Ini berarti semakin kecil jumlah anggota keluarga, semakin kecil pula bagian pendapatan untuk kebutuhan makanan.

1. 7. Metode Penelitian

1. 7.1. Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif. Metode ini akan menghasilkan data deskriptif: ucapan/tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (supir angkot atau masyarakat). Ini berarti bahwa hasil data deskriptif tersebut berupa uraian tertulis yang berasal dari informan, baik itu informasi tertulis maupun tidak tertulis.

1. 7. 2. Teknik Pengumpulan Data

(26)

1. Studi Lapangan.

Teknik pengumpulan data yang dipakai ketika peneliti melakukan penelitian di lapangan adalah menggunakan metode wawancara.

1.1 Wawancara

Wawancara yang dipakai dalam penelitian ini adalah bentuk wawancara mendalam (depth interview) dengan menggunakan alat bantu pedoman wawancara (interview guide) yang berhubungan dengan masalah penelitian. Pemilihan waktu untuk wawancara disesuaikan dengan keadaan dilapangan dan kegiatan yang dilakukan oleh informan.

1.2 Observasi Partisipasi.

Metode observasi partisipasi dengan melakukan pengamatan langsung dalam penelitian. Pada masyarakat sekitar, maupun supir angkot di trayek 104 rahayu medan ceria, Medan.

Analisa Data

(27)
(28)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2. 1 Gambaran Umum Kota Medan

2.1.1. Sejarah Kota Medan

Medan merupakan Ibukota dari Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan sebelumnya sering disebut dengan Daerah Kotamadya Tingkat II Medan. Namun setelah berlakunya Undang-undang No 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, penyebutan nama daerah Tingkat II Kotamadya Medan berubah menjadi daerah Kota Medan. Sebagai pusat pemerintahan daerah Sumatera Utara, Kota Medan tumbuh menjadi kota metropolitan dengan luas 265,10 Km dan berpenduduk kurang lebih 2.036.018 jiwa dengan kepadatan penduduk 7.681/Km.

Perkembangan Kota Medan terjadi ketika penguasaan Belanda mulai membebaskan tanah untuk perkebunan tembakau. Van Der Falk, Jacob Nienhuys dan Elliot merupakan pedagang asal negeri Belanda yang mempelopori pembukaan perkebunan tembakau di tanah Deli. Berbagai bentuk bangunan tua peninggalan masa kolonial Belanda dengan arsitektur Belanda masih dapat ditemukan di pusat-pusat Kota Medan. Beberapa diantaranya adalah Gedung Balai Kota Lama, Kantor Pos, Menara Air PDAM, dan masih banyak lagi peninggalan bangunan-bangunan tersebut.

(29)

Tingkat I Sumatera Utara ini berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang disebelah Timur, Barat, Utara dan Selatan.

2.1.2. Letak Geografis Kota Medan

Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar (265,10 Km 2 ) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring keutara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut. . Seperti suhu di Indonesia pada umumnya, kota Medan juga merupakn kota yang memiliki iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia berkisar antara 23,30 C-24,20 C dan suhu maksimum berkisar antara 30,50 C-33,50 C, sedangkan menurut stasiun Sampali, suhu minimum kota Medan berkisar antara 23,40 C-24,40 C dan suhu maksimum berkisar antara 30,70 C-33,20C.

(30)

Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya

Kota Medan (dahulu daerah tingkat II berstatus kotamadya) adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara. Medan adalah pintu gerbang menuju kota wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba, yang terkenal sebagai tempat wisata, serta Pantai Cermin, yang terkenal dengan pemandangan lautnya dilengkapi dengan Waterboom Theme Park. Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, timur, dan selatan dan dengan Selat Malaka di sebelah utara. Penduduk asli kota ini adalah orang Batak Karo dan Melayu, tetapi saat ini kota ini merupakan kota multi etnis yang menarik.

(31)

yang letaknya sangat strategis karena berada di Selat Malaka, yang yang merupakan jalur perdagangan internasional.

Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

(32)

2.1.3. Pemerintahan

Kota Medan dipimpin oleh seorang dibagi lagi menjadi 21

(33)

Lintasan angkutan umum Rayahu Medan Ceria 104 berdasarkan rutenya. (dalam Gambar 2.1 sampai gambar 2.11)

Gambar 2.2

(34)

Gambar 2.3

Peta Medan Timur Laut, kotamadya Medan

(35)

Gambar 2.4

(36)

Gambar 2.5

Peta Medan Barat Daya, kotamadya Medan

(37)

Gambar 2.6

(38)

Gambar 2.7

Kecamatan Medan Tuntungan

(39)

Gambar 2.8

(40)

Gambar 2.9

Peta Setia Budi, kotamadya Medan

(41)

Gambar 2.10

(42)

Gambar 2.11

Peta Tuntungan, kotamadya Medan

(43)

2.1.4. Jumlah penduduk

Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Kota Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap , sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk commuters. Dengan demikian Kota Medan Merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar, sehingga memiliki deferensiasi pasar.

Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa dengan dihitungnya jumlah kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk).

Dilihat dari struktur umur penduduk, Kota Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian Kota Medan secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.

(44)

penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per Km 2 pada tahun 2004. jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit , terdapat di kecamatan Medan Baru, Medan Maimun dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan Penduduk tertinggi ada di kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area dan Medan Timur.

Mayoritas penduduk kota Medan sekarang adalah s di kota ini banyak tinggal pula orang keturunan Tionghoa di Medan cukup besar, sekitar 25% jumlah total. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah di seluruh kota. Daerah di sekitar Jalan Zainul Arifin bahkan dikenal sebagai

Tabel 2.2 Berdasarkan tinggkat kependudukan kota Medan

(45)

Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wa

Secara historis, pada tahun jumlah tersebut, 409 orang berketurunan berketurunan Tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras Timur lainnya.

1. Jumlah penduduk Berdasarkan jenis kelamin

Dari data yang penulis peroleh di ksntor Badan Pusat Statistik KotaMadya Medan (BPS) jumlah penduduk secara keseluruhan adalah 2.067.288 yang terdiri dari 1.027.607 jiwa laki-laki dan 1 039 681 jiwa perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 2.3 Penduduk Kota Medan Menurut Jenis Kelamin

Population by Sex of Medan City 1996 - 2006

(46)

2. Jumlah penduduk berdasarkan Warga Negara

Tabel 2.4 Penduduk Kota Medan Berdasarkan Warga Negara

Population by Sex of Medan City 1996 - 2006

Tahun

Sumber : Sensus Penduduk 2000 & Proyeksi Penduduk 2000 - 2010

3. Jumlah penduduk Berdasarkan Agama

Tabel 2.5 Penduduk Kota Medan berdasarkan Agama

Population by Sex of Medan City 1996 - 2006

Agama lainnya

Islam Katolik Protestan Budha Hindu

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.336. 1.291.751 55.002 345.310 345.310 12.888

(47)

4. Jumlah penduduk Berdasarkan Usia

Tabel 2.6 Penduduk Kota Medan berdasarkan Usia

Population by Sex of Medan City

Kelompok Umur T A H U N

Sumber BPS Kota Medan Tahun 2006

5. Jumlah penduduk Berdasarkan suku bangsa

Tabel 2.7 Penduduk Kota Medan berdasarkan Suku bangsa

Population by Sex of Medan City 1996 - 2006

Tahun

Year

Melayu Batak

toba Mandailing Karo Simalungun jumlah

(48)

6. Jumlah penduduk Berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 2.8 Penduduk Kota Medan berdasarkan Pendidikan

Population by Sex of Medan City 1996 - 2006

Tidak

Sumber : Sensus Penduduk 2000 & Proyeksi Penduduk 2000 - 2010

7. Jumlah penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Tabel 2.9 Penduduk Kota Medan berdasarkan mata pencaharian

Population by Sex of Medan City 1996 - 2006

Tahun

(49)

8. Jumlah penduduk Berdasarkan tingkat pendapatan

Tabel 2.10 Penduduk Kota Medan berdasarkan tingkat pendapatan

Population by Sex of Medan City 1996 - 2006

Sumber : Sensus Penduduk 2000 & Proyeksi Penduduk 2000 - 2010

2.1.5. Tranportasi

Di antara terminal yang melayani warga kota Medan adalah:

(50)

Selain becak, dalam kota juga tersedia angkutan umum berbent oplet) da

Akan tetapi bagi penduduk Medan, sebutan paling khas untuk angkutan umum adalah Sudako. Angkutan umum ini (Sudako) pada awalnya menggunakan minibus dari mobil pick up. Pada bagian belakangnya diletakkan dua buah kursi panjang sehingga penumpang duduk saling berhadapan dan sangat dekat sehingga bersinggungan lutut dengan penumpang di depannya. Ongkosnya pun relatif murah, yaitu Rp 1.000 per 10 km untuk para pelajar, dan Rp 2.500 per km untuk penumpang umum ( Gambar 2.11 )

(51)

Trayek yang pertama kali bagi sudako ini adalah Line 01, (Line sama dengan trayek) yang menghubungkan antara daerah Pasar Merah (Jl. HM. Joni), Jl. Amaliun dan terminal Sambu, yang merupakan terminal pusat pertama angkutan penumpang ukuran kecil dan sedang. Saat ini Daihatsu S38 500 cc sudah tidak digunakan lagi karena faktor usia dan berganti dengan mobil-mobil baru seperti memuat penumpang lebih banyak. Istilahnya 68 ( maksudnya 6 penumpang duduk di bagian kiri, 8 penumpang duduk di bagian kanan).

(52)

kabupaten

Pusat Perbelanjaan :

1. Brastagi Plaza

2. Deli Plaza, Sinar Plaza, Menara Plaza (di-merger menjadi satu dan akan segera direnovasi tahun 2008 dengan nama Deli Grand City) 3. Grand Palladium

4. Hong kong Plaza

5. Macan Group Macan Yaohan, Macan Syariah, Macan Mart, Macan 6. Makro

7. Plaza Medan fair ( gambar 2.12 ) 8. Medan Mall

9. Medan Plaza (Salah satu plaza tertua di Medan. Kendati dekat dengan Plaza Medan Fair namun masih bertahan. Plaza ini berhasil bertahan karena tetap mempertahankan tenant-tenant yang menyediakan beragam barang dan jasa yang ekonomis. Di Plaza ini terdapat grosir besar sepatu dan pakaian yang ekonomis tapi berkualitas ( gambar 2.13 )

(53)

berhasil karena plaza ini berani segmented dalam membidik pasar, yakni Pasar Handphone. Millenium Plaza merupakan salah satu pusat penjualan Handphone terbesar dan teramai di luar Pulau Jawa)

Gambar 2.12

Keadaan Medan Fair dimalam hari, dimana lokasi ini dijadikan sebagai sasaran para supir angkot dalam mencari calon penumpang.

(54)

Sun Plaza (Salah satu Plaza modern di awal era 2000. Menjadi pionir bagi munculnya plaza dan Mal baru di kota Medan)

Gambar : 2.13

Suasana di Medan Plaza dimalam hari yang serimg dijadikan sasaran para supir angkot dalam mencari penumpang

12. Thamrin Plaza 13. Yuki Simpang Raya 14. Yanglim Plaza

(55)

perbelanjaan modern. Olympia Plaza saat ini lebih sebagai tempat grosir pakaian, sepatu dan barang pecah belah.

Pasar pasar Di kotamadya Medan

1. Pusat Pasar (Salah satu Pasar tradisional tua di Medan. Sudah ada sejak zaman kolonial. menyediakan beragam kebutuhan pokok dan sayur mayur) 2. Pasar Petisah (Mengalami renovasi sejak tahun 2000. Pemerintah kota menggabungkan pasar tradisional dan pasar modern. Tak heran jika sekarang tampilannya tidak kumuh dan becek seperti pasara tradisional umumnya. Pasar Petisah menjadi acuan berbelanja yang murah dan berkualitas ).

3. Pasar Beruang

4. Pasar Simpang Limun Salah satu pasar tradisonal yang cukup tua dan menjadi trade mark kota Medan. Terletak di persimpangan Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Sakti Lubis. Saat ini sedang dalam tahap penataan untuk mengatasi kemacetan lalulintas akibat kesibukan pasar ini 5. Pasar Ramai Pasar ini terletak di Jalan Thamrin yg bersebelahan dengan

(56)

BAB III

ANGKUTAN RAHAYU MEDAN CERIA 104

Kota sebagai pusat berbagai kegiatan kegiatan yang menentukan atau mempengaruhi berbagai kegiatan yang terajadi disekitarnya. Besarnya kekuatan suatu kota dapat tercermin dari luas wilayah pengaruhnya itu. Hal tersebut ditentukan oleh aneka ragam kegiatan yang dilakukan , serta barang dan jasa yang diproduksi atau ditangani di kota tersebut ( Gambar 3.1 dan gambar 3.2 )

Gambar 3.1

(57)

Gambar 3.2

Kegiatan disuatu pusat kota, yang sering dijadikan sasaran para supir angkot dalam mencari calon penumpang.

.

Salah satu sarana tersebut adalah yaitu perhubungan atau sarana bidang transportasi. Sarana tansportasi dikota Medan sangat beraneka ragam mulai dari becak hingga bus damri atau bus antar kota dalam provinsi.

(58)

Dari berbagai jenis kenderaan bermotor tersebut, peningkatan kenderaan roda tiga yang kesohor dengan sebutan “beca bermesin” benar-benar mencengangkan. Dalam tahun 2004, jumlah kenderaan roda tiga tercatat sebanyak 3.015 unit dan tahun 2005 naik menjadi 3.710 unit atau meningkat sebesar 11,88 persen. Namun pada tahun 2006 melonjak menjadi 109.994 unit atau meningkat sebesar 143,05 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

(59)

Jumlah mobil penumpang dalam tahun 2005 tercatat sebanyak 173.235 unit atau meningkat sekitar 23,93 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 149.302 unit. Tahun 2006 meningkat lagi menjadi 240.066 unit atau naik sekitar 38,58 persen. Jumlah mobil barang juga naik dari 107.776 unit tahun 2004 menjadi 111.525 unit tahun 2005 atau naik sekitar 3,74 persen. Tahun 2006 meningkat lagi menjadi 172.999 unit atau naik 55,12 persen.

Bus-bus besar, sedang dan kecil juga mengalami peningkatan jumlahnya, akan tetapi persentasenya kecil. Jumlah bus besar dalam tahun 2004 sebanyak 2.709 unit dan tahun 2005 naik menjadi 2.913 unit atau mengalami kenaikan sekitar 7,53 persen. Bus sedang naik jumlahnya dari 3.949 unit dalam tahun 2004 menjadi 4.033 unit dalam tahun 2005 atau naik sekitar 2,13 persen. Bus kecil juga mengalami peningkatan yakni dari sebanyak 5.454 unit dalam tahun 2004 menjadi 5.844 unit dalam tahun 2005 atau meningkat sebesar 7,15 persen.

(60)

kenderaan bertambah dan kecepatan menurun dan polusi udara dan sebagainya. Dalam hal ini diperlukan pemikiran bersama yang melibatkan berbagai instansi terkait seperti Polisi, Dinas Perhubungan dan organisasi angkutan untuk lebih memberdayakan angkutan umum. (I02MOS/R01MOS/R02MOS)

1. Sejarah angkutan umum Rahayu Medan Ceria

Salah satu grup angkutan umum dikota Medan adalah PT.Rahayu Medan Ceria, selain grup Rahayu Medan Ceria ada Koperasi Pengangkutan Umum Medan (KPUM),PT Morina, CV Nitra, CV Hikma, CV Wampu Mini, PT Medan Bus, PT Mars. PT Nasional, CV Desa Maju, PT Medan Raya Expres, CV Mtra, dll.

(61)

Gambar : 3.4

(62)

2. Sejarah trayek Rahayu Medan Ceria 104

Untuk pertama kali PT Rahayu Medan Ceria merintis trayek Pintu belakang atau yang disebut dengan sudako yang mempunyai trayek pasar Simalingkar ke pasar Sambu yang melalui Olimpya, selain PT Rahayu Medan Ceria telah ada angkutan Umum yaitu Koperasi Pengangkutan Umum Medan. Untuk pertama kalinya sudako pintu belakang beroperasi pada tahun 1988, seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi sejalan pula dengan permintaan pelayanan jasa transportasi. Untuk itu PT Rahayu Medan Ceria menambah armada angkutan dan didukung oleh Perusahaan Daihatsu yang telah memproduksi jenis mobil angkutan berpintu samping. Pertama kali PT Rahayu Medan Ceria membuka Trayek 104 yaitu Perumnas Simalingkar – Pancing sampai ke Universitas Negeri Medan yang pada saat itu masih Istitut Keguruan Ilmu Pengetahuan (IKIP) Medan.

3. Kaitan pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan Rahayu

Medan Ceria 104

(63)

4. Proses penggabungan organisasi Angkutan Umum PT Rahayu Medan

Ceria Trayek 104.

Semua Organisasi angkutan umum mempunyai sistem dan aturan yang berbeda-beda, salah satunya yaitu aturan penggabungan Trayek. Adapun yang dimaksut dengan penggabungan trayek adalah dimana seorang pemilik angkutan yang ingin bergabung dengan salah satu jenis trayek harus menempuh beberapa aturan dan dikenai sejumlah biaya, yang pertama adalah setelah sipemilik mobil tersebut membeli mobil dengan cara cash ataupun dengan credit maka sipemilik mobil tersebut mengajukan surat permohonan gabungan terhadap salah satu organisasi angkutan umum yang telah ditentukan oleh pemilik mobil tersebut misalnya Trayek Rahayu Medan Ceria 104. dan surat tersebut ditujukan kepada Direksi PT Rahayu Medan Ceria 104, setelah mendapatkan ijin sipemilik angkutan tersebut harus membayar sejumlah admininstrasi yaitu

• Uang gabungan Rp 5.000.000.

• Uang mandor Rp 500.000

• Speksi/ tahun Rp 750.000

• Distribusi lapangan Rp 250.000 • Cat angkutan yang ditentukan Rp 2.500.000

• Menyetujui beberapa aturan yang telah ditetapkan PT Rahayu

(64)

setelah itu semua administrasi selesai sipemilik angkutan tersebut membawa mobilnya untuk diperiksa oleh pihak PT Rahayu Medan Ceria 104. Diperiksa dan dibenahi serta dicat sehingga sesuai dengan aturan-aturan PT Rahayu Medan Ceria trayek 104.setelah semuanya selesai barulah sipemilik angkutan tersebut dapat mengoperasikan angkutannya sama seperti angkutan lainnya. (gambar 3.4 )

5. Mekanisme di lapangan

Pemilik angkutan Rahayu Medan Ceria trayek 104 juga harus melaksanakan aturan yang telah disetujui diatas yaitu berupa :

• Iuran harian Rp 6.000

• Iuran mandor I ( dipancing) Rp 2.000

• Iuran mandor II (di Simalingkar) Rp 2000

(65)

Gambar : 3.6

Salah satu supir angkutan Umum PT Rahayu Medan Ceria 104 sedang menbayat iuran harian.

6. Aturan-aturan dilapangan

Untuk operasional dilapangan yang akan dilaksanakan oleh supir yang mengemudikan angkutan tersebut harus mematuhi aturan ataupun disiplin yang telah disepakati bersama yang kesepakatan ini dihasilkan dari musyawarah bersama. Adapun disiplin yang harus dipatuhi adalah sebagai berikut ( gambar 3.7 dan gambar 3.8 ) :

• Mewajibkan setiapkan sopir untuk memiliki SIM ( surat ijin

(66)

• Mewajibkan para supir untuk membuat buku Repas ( berupa buku

absent yang akan diisi/distempel oleh mandor) untuk setiap unit angkutan masing-masing.

• Mewajibkan setiap supir untuk mengisi buku repass tersebut setiap

pagi tepat jam 09’00 Wib sampai jam 17’00 Wib. • Membayar kewajiban yang telah tertera diatas.

• Mengisi stempel repass setiap satu kali putaran, ini diwajibkan

untuk menghindari kecurangan kecurangan mendapatkan penumpang dan juga memantau keadaan dilapangan.

• Jika terbukti melanggar aturan akan didenda sebanyak Rp 50.000,

serta skorsing selama 3 hari.

• Batas operasional mulai pukul 05’00 wib hingga 02’00 wib dini

hari.

• Melaporkan setiap permasalahan dilapangan kepada mandor

terdekat dan mendiskusikan permaslahan tersebut.

• Saling menghormati sesama sopir angkutan umum Trayek Rahayu

(67)

Gambar : 3.7

(68)

7. Jenis-jenis atau tipe mobil yang dipakai sebagai angkutan di Rahayu

Medan Ceria 104

Jenis mobil angkutan umum Rahayu Medan Ceria 104 ada dua Jenis tipe mobil dengan merek mesin yang sama yaitu mesin Daihatsu.

a. Jenis minibus Daihatsu Zebra dengan mesin 1300 cc, yang menggunakan pintu samping. Memiliki daya angkut penumpang sebanyak 14 orang selain supir. Tahun pembuatan mesin mulai dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1995. jenis minibus ini memakai bahan bakar bensin. Sampai sekarang jenis minibus ini yang masih beroperasi sebayak 25 unit ( gambar 3.9 )

Gambar : 3.9

(69)

b. Jenis Daihatsu Espass dengan mesin 1500 cc, juga menggunakan pintu samping. Memiliki daya angkut penumpang sebanyak 14 orang selain supir. Tahun pembuatan mesin mulai tahun 1996 sampai dengan tahun 2007.jenis minibus ini juga memakai bahan bakar bensin. Sampai sekarang jenis minibus ini menjadi favorit dikalangan angkutan kota di medan, karena selain tahun pembutan mesin yang relative baru minibus ini juga memiliki desain yang mewah dan kekuatan mesin yang cukup handal,sehingga sangat banyak toke atau pengusaha angkutan umum yang menggunakannya sebagai angkutan umum. Selain digunakan sebagai angkutan umum jenis minibus ini ada tipe mobil pribadi yang bernuansa ekonomis sebab jenis mobil ini sangat hemat bahan bakar dan jenis mesin yang bandal, Jumlah unit untuk jenis Daihatsu Espass ini sebanyak 115 unit.

8. Trayek yang dilalui Rahayu Medan Ceria 104

(70)
(71)

Gambar : 3.10

(72)

BAB IV

1.1. Etnis/suku para supir angkutan PT Rahayu Medan Ceria trayek 104

Etnis/suku dari supir angkutan PT rahayu Medan Ceria 104 sebanyak 95 % adalah suku batak yang terdiri dari suku batak toba dan selebihnya adalah suku jawa.adapun suku batak yang terbagi menjadi : terdiri dari sebanyak 45 orang, dan suku batak karo 40 orang, suku simalungun 10 orang, suku Mandailing sebanyak 6 orang, suku Pak-pak 10 orang, serta suku Jawa sebanyak 5 orang.

1.2. Situasi dilapangan

1.2.1. Sesama supir angkutan umum

Hubungan sesama supir angkutan umum PT Rahayu Medan Ceria trayek 104 sangat erat sekali, ini terlihat mulai dari kebersamaan mereka di kedai kopi ataupun di lapo tuak (kedai yang menjual arak) hingga sifat yang saling menghargai sesama para supir angkutan Rahayu Medan Ceria.

1.2.2. Supir dengan toke (pemilik angkutan tersebut)

(73)

1.2.3. Supir dengan penumpang.

(74)

Gambar 4.2

Operasi angkutan umum PT Rahayu Medan Ceria trayek 104 beroperasi hingga pukul 00’00 wib

1.3. Pengetahuan ( strategi) supir angkutan Umum Rahayu Medan Ceria 104

1.3.1. Operasi pada jam-jam tertentu

(75)

Gambar 4.3

(76)

1.3.2. Bermain curang terhadap sesama supir angkutan

Banyak cara yang dilakukan para supir angkutan untuk mendapatkan penumpang salah satunya yaitu bermain curang yaitu memperlambat laju angkutannya sehingga jarak terhadap angkutan yang lainnya semakin jauh dan menciptakan selisih waktu yang lebih lama dari waktu yang biasa yang telah ditentukan. Sehingga peluang untuk mendapatkan penumpang semakin besar dan akan berpengaruh terhadap angkutan yang berada dibelakangnya. Tehnik seperti ini sangat digemari sebagian besar sopir angkutan sebab tidak ada saksi terhadap kecurangan seperti ini.

1.3.3. Beroperasi hingga batas waktu yang ditentukan

Operasional yang telah ditentukan hingga pukul 02’00 wib, tetapi sebahagian besar angkutan umum PT Rahayu Medan Ceria trayek 104 beroperasi hingga pukul 00’00 wib. Tetapi bagi mereka yang masih kejar setoran akan beroperasi hingga lewat batas waktu yang telah ditentukan, dan beroperasi lebih dini dari waktu yang telah ditentukan (Gambar 4.2 ).

1.3.4. Memberikan kepada orang lain (supir cadangan/tidak tetap) Supir angkutan umum juga terbagi 2 jenis yaitu :

1. Supir Tetap (supir satu)

(77)

telah ditentukan oleh pemilik angkutan tersebut dan juga disetujui oleh supir tersebut. Adapun tanggung jawab dari supir tetap adalah sebagai berikut :

• Bertanggung jawab terhadap kerusakan-kerusakan ringan

angkutan tersebut, seperti bocor ban, kerusakan lampu, kanvas rem, air baterai, dll

• Bertanggung jawab terhadap permasalahan dilapangan

seperti j ditilang oleh polisi, DLLAJ, dll

• Membayar iuran sehari-hari yang telah ditentukan sebanyak

Rp 9.000.,

• Mencuci mobil angkutan tersebut setiap harinya

• Membayar penuh setoran yang telah desepakati oleh

pemilik angkutan tersebut dengan sopir angkutan tersebut. 2. Supir tidak tetap (supir dua/ supir tembak)

(78)

1.3.5. Berpenampilan menarik.

Sopir angkutan identik dengan penampilan yang jauh dari sederhana atau dengan kata lain kurang menarik. Kebanyakan supir angkutan umum tidak memperhatikan penampilan, seperti pakaian yang tidak disetrika, jarang mandi, rambut gondrong, dan bau keringat yang menyengat. Tetapi seiring dengan semakin ketatnya persaingan jasa transportasi menuntut para supir angkutan umum untuk menjadi lebih menarik dimata para penumpang terutama dalam penampilan. Mereka membenahi penampilan seperti pangkasan yang rapi tidak urak-urakan, memakai kemeja dan sepatu, serta memakai minyak wangi atau farvum sehingga penumpang merasa nyaman dan tertarik untuk menggunakan jasa angkutan supir tersebut.

1.3.6. Desain mobil yang menarik (modifikasi)

(79)

untuk manaiki angkutan tersebut seperti memasang musik yang keras-keras. Ini terbukti dari pengakuan dari beberapa sopir angkutan umum PT Rahayu Medan Ceria : “mereka (penumpang) selalu memilih angkutan yang mempunyai musik dan sound system yang bagus, kalau

kita tidak memilikinya mereka tidak akan mau naik, dan menunggu

angkutan yang memiliki tape yang bagus, karena mereka telah

menandai(mengenal) angkutan seperti itu. Apalagi penumpang

mahasiswa Universitas Negeri Medan dan Nommensen. Mereka tidak

mau naik kecuali karena terburu-buru”. Beberapa pengakuan

(80)

1.3.7. Keramahan terhadap penumpang.

Seorang sopir angkutan umum tidak hanya berpenampilan menarik dan memiliki angkutan yang mewah untuk menarik perhatian penumpang, tetapi juga harus memiliki keramahan yang baik terhadap penumpang. Para sopir angkutan menyapa penumpang dijalanan, dimana lokasi-lokasi penumpang seperti bertanya : “mau kemana neng?”, “naik gratis turun bayar”, “mao kemana sayang” sapaan bagi penumpang

wanita yang masih muda. Kata-kata ini lebih sering digunakan para sopir angkutan yang masih muda dan belum menikah (Gambar 4.6 ).

Gambar : 4.6

(81)

1.4. Cara bicara dan gaya bahasa

1.4.1. Sesama supir angkutan

Komunikasi sesama supir angkutan umum pada umumnya adalah bahasa pasaran. Dimana mereka sering mengucapkan kata-kata kasar yang bagi kalangan awam tidak boleh diucapkan seperti : “anjing kau..”., “setan…”, “bapakmulah jing…”. Dan masih banyak kata-kata

kasar yang diucapkan para sopir angkutan umum terhadap sesama supir angkutan, mereka bukan hanya mengucap kata-kata kasar juga berupa makian : “ah…pukimakmu lah….” Ini diucapkan bukan hanya karena kesal atau sedang marah tetapi sudah menjadi bahasa hari dan sudah menjadi kebiasaan. Bagi mereka selain bahasa sehari- sehari-hari juga kata-kata ini diucapkan bertujuan untuk mengangkat harga diri, dan merasa hebat dan dihormati serta dikatakan sebagai preman, serta merasa lebih dihargai.

1.4.2. Supir dengan toke atau pemilik angkutan tersebut.

(82)

1.4.3. Supir dengan penumpang

Komunikasi antara sesama supir angkutan umum dan terhadap toke juga berbeda dengan komunikasi antara supir angkutan umum dengan penumpang. Bahasa yang mereka gunakan pada umumnya lebih sopan dan lebih lembut. Dan bernada membujuk, ini diucapkan untuk menarik perhatian dan membuat penumpang terkesan dan tertarik untuk manaiki angkutan tersebut.

1.5. Pendapatan supir angkutan umum

Pendapatan supir angkutan umum PT Rahayu Medan Ceria (RMC) trayek 104 jurusan Perumnas Simalingkar – Pancing relative tidak tetap. Mereka mendapat penghasilan yang lebih banyak pada minggu pertama awal bulan sampai pada minggu kedua, dan pada minggu ketiga dan ke empat pendapatan mereka sudah sangat berkurang. Hal ini disebabkan oleh jumlah orang yang berkativitas pada minggu ketiga dan empat sudah mulai berkurang dan pada umumnya para pekerja (buruh) atau pegawai menerima gaji pada minggu pertama dan minggu kedua, walaupun ada sebahagian yang menerima gaji mingguan dan akhir bulan.. Pendapatan supir angkutan umum per harinya mencapai angka Rp 50.000 – Rp 100.000.angka pendapatan sebesar ini masih brutto atau pendapatan kotor. Disamping pekerjaan sebagai supir angkutan

(83)

sampingan bahkan ada juga yang berpendapat :”ah, ini iseng-iseng saja.. kalau ada yah rejeki dan kami tidak bertumpu pada pekerjaan ini. Ga bisa dibilang

harus sekian atau dapat sekian”, demikian pengakuan seorang supir angkutan

umum PT Rahayu Medan Ceria

1.6. Pengeluaran supir angkutan umum

Pengeluaran seorang supir angkutan umum PT Rahayu Medan Ceria sangat beraneka ragam. Pengeluaran satu sama lain sangat berbeda-beda. Bagi seorang sopir angkutan yang telah menikah akan semakin sedikit pengeluarannya. Dari pantauan peneliti dilapangan kebanyakan supir angkutan umum Rahayu Medan Ceria trayek 104 yang telah menikah hanya makan di kedai atau rumah makan hanya satu kali sehari saja. Dan seorang supir angkutan umum lainnya yang belum menikah makan sebanyak tiga kali sehari bahkan ada yang sampai empat kali. Ada beberapa pengeluaran seorang supir angkutan umum yaitu :

1. Biaya makan sebanyak tiga kali bagi yang belum menikah dan satu kali bagi yang telah menikah. Para supir yang telah menikah untuk serapan pagi dan makan malam biasanya mereka makan dirumah bersama keluarga mereka.

(84)
(85)

BAB V

KESIMPULAN

Secara sederhana kebudayaan dapat difenisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, dan untuk menciptakan serta mendorong terwujudnya kelakuan.

Dengan demikian kebudayaan juga merupakan pengetahuan yaitu sistem pengetahuan yang dipunyai atau dimiliki oleh manusia. Dengan demikian, kebudayaan itu pada hakekatnya dipunyai oleh individu-individu atau masyarakat dan bukan oleh masyarakat tanpa memperhatikan individunya, yang sebenarnya menjadi pemilik dan yang menggunakan kebudayaan atau pengetahuan tersebut dalam kehidupannya.

Ada tiga macam cara kebudayaan itu diperoleh atau diterima :

1. Melalui pengalaman dari hidup dalam menghadapi lingkungannya, sehingga dari pengalamannya tersebut manusia dapat memilih suatu tindakan tepat sesuai dengan lingkungan yang dihadapi dan sesuai dengan keinginan yang akan diacapai.

2. Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial dalam lingkungan manusia itu sendiri.

(86)

masing-masing dan khususnya bagi yang belajar karena adanya simbol ( simbol adalah segala objek : benda, manusia, tindakan, ucapan, gerak tubuh, peristiwa yang mempunyai pengertian; dan pengertiannya didefenisikan oleh kebudayaan)

Pada manusia, tingkah laku ini tergantung pada proses pembelajaran. Apa yang mereka lakukan adalah hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya yang disadari atau tidak. Mereka mempelajari bagaimana bertingkah laku ini dengan cara mencontoh atau belajar dari generasi diatasnya dan juga dari lingkungan dan sosial yang ada di sekelilingnya. Inilah yang oleh para ahli Antropologi disebut kebudayaan (parsudi suparlan). Kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia, baik itu kelompok-kelompok kecil maupun kelompok-kelompok yang sangat besar. Inilah yang menjadi objek spesial dari penelitian-penelitian Antropologi.

Pembangunan didefinisikan secara luas sebagai suatu proses perbaikan yang berkesinambungan atas suatu masyarakat atau suatu sistem sosial secara keseluruhan menuju kehidupan yang lebih baik atau lebih sejahtera. Bentuk nyata atau unsur-unsur dari kehidupan serba lebih baik itu sendiri masih menjadi perdebatan. Komponen dasar atau nilai inti yang harus dijadikan basis konseptual dan pedoman praktis untuk memahami kehidupan yang lebih baik atau lebih sejahtera terdiri atas tiga komponen dasar yaitu

(87)

sehingga orang dari desa berbondong-bondong datang ke kota.perpindahan penduduk dari desa ke kota yang di sebut Urbanisasi,membuat pertumbuhan kota sangat cepat sekali. Mereka datang kekota hanya ingin mengadu nasib tanpa memperhatikan sumber daya manusianya.

Sopir angkutan di kota Medan sangat banyak sekali, dan hampir semua penjuru kota telah dimasuki angkutan,.namun semua angkutan mempunyai trayek masing masing dan mempunyai stasiun atau terminal sendiri. Selain itu juga ada yang mempuyai stasiun terpadu, dimana angkutan kota dan angkutan dari pedesaan berkumpul disana. Dikota Medan ada tiga stasiun terpadu yaitu terminal terpadu Amplas dan terminal Pinang baris, serta terminal Sambu.

Penelitian ini akan berfokus pada jenis angkutan Rahayu Medan Ceria (RMC) trayek 104. Yang mempunyai trayek antara Perumnas Simalingkar sampai Pancing hingga ke Universitas Negeri Medan. Jenis angkutan Rahayu Medan Ceria mempunyai satu stasiun ataupun terminal yaitu di Perumnas Simalingkar, tepatnya di jalan Nilam.

(88)
(89)

DAFTAR PUSTAKA

Antariksa

2007 Remaja, Gaya, Selera. Newsletters Kunci. Badan Pusat Statistik

2005 Medan dalam Angka dan Peta Kota Medan.2000 Danandjaja.James

1988 Antropologi Psikologi. Teori, Metode dan Sejarah Perkembangannya. Rajawali Pers.. Jakarta.

1985 Pantomim Suci Betara Berkutuk Dari Trunyan, Bali. PN. Balai Pustaka. Jakarta.

Dwiyanto, Joko

2003 “Metode Kualitatif: Penerapannya Dalam Penelitian”, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada, Jogjakarta. Pengantar. Carol, Melvin & Ember

1984 Teori dan Metode Antropologi Budaya, editor T.O. Ihromi, Pokok pokok Antropologi Budaya, PT.Gramedia, Jakarta.

Felix

2000 Sejarah singkat Anarkisme, PE. Geertz, Clifford

1970 Ideology as a Cultural System. New York. Freedom Press. Gretzel, Ulrike

1989 Social Network Analysis: Introduction and Resources, George Mason University Press

Hebdige, Dick

(90)

Koentjaraningrat

2004 Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta, Gramedia. Koentjaraningrat

1998 Penghantar Antropologi II. Pokok-pokok Etnografi. Jakarta, Rineka Cipta.

Maanen, Van, J. and ,E. H.

1979 "Toward of Theory of Organizational Socialization." Research in Organizational Behavior.

Mead, George H. Mind

1999 Self, and Society: From the standpoint of social behaviorist. Chicago and London,

Moleong, J. Lexy

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar  2.3
Gambar 2.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan supir angkutan kota tentang pentingnya uji emisi kendaraan bermotor di Medan.. Metode

Adapun yang di bahas dalam penelitian ini mengenai karakteristik angkutan umum yang melayani trayek Medan – Sidikalang pada angkutan umum PO.DATRA dan CV.PAS,

Adapun yang di bahas dalam penelitian ini mengenai karakteristik angkutan umum yang melayani trayek Medan – Sidikalang pada angkutan umum PO.DATRA dan CV.PAS,

Adapun yang di bahas dalam penelitian ini mengenai karakteristik angkutan umum yang melayani trayek Medan – Sidikalang pada angkutan umum PO.DATRA dan CV.PAS,

Paksa Satu Detik (VEP 1 ) pada Supir Angkutan Umum di Terminal Amplas

Berdasarkan masa kerja, diketahui bahwa frekuensi kelelahan kategori sedang paling banyak pada supir angkutan kota trayek 12 berada pada masa kerja 5 tahun yaitu 2 orang

Penilaian masyarakat terhadap tiap-tiap variabel kinerja pelayanan angkutan bus antar provinsi trayek Lhokseumawe-Medan dalam penelitian ini digunakan metode

Laporan ini berisikan penjelasan mengenai proyek Tugas Akhir dari penulis yang berjudul “ Perpustakaan Umum Kota Medan“.. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima