• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGKUTAN RAHAYU MEDAN CERIA 104

7. Jenis-jenis atau tipe mobil yang dipakai sebagai angkutan di Rahayu Medan Ceria 104

1.4. Cara bicara dan gaya bahasa

1.4.1. Sesama supir angkutan

Komunikasi sesama supir angkutan umum pada umumnya adalah bahasa pasaran. Dimana mereka sering mengucapkan kata-kata kasar yang bagi kalangan awam tidak boleh diucapkan seperti : “anjing kau..”., “setan…”, “bapakmulah jing…”. Dan masih banyak kata-kata kasar yang diucapkan para sopir angkutan umum terhadap sesama supir angkutan, mereka bukan hanya mengucap kata-kata kasar juga berupa makian : “ah…pukimakmu lah….” Ini diucapkan bukan hanya karena kesal atau sedang marah tetapi sudah menjadi bahasa hari dan sudah menjadi kebiasaan. Bagi mereka selain bahasa sehari- sehari-hari juga kata-kata ini diucapkan bertujuan untuk mengangkat harga diri, dan merasa hebat dan dihormati serta dikatakan sebagai preman, serta merasa lebih dihargai.

1.4.2. Supir dengan toke atau pemilik angkutan tersebut.

Komunikasi antara sesama supir angkutan dengan komunikasi antara supir angkutan umum dengan toke atau pemilik angkutan tersebut jauh berbeda. Bahasa mereka sehari-hari jauh lebih ,sopan dan terkesan hormat.selain berkomunikasi secara hormat para sopir berusaha untuk dekat dengan toke atau pemilik angkutan dan berusaha untuk dapat mengambil perhatian para toke. Ini bertujuan agar kelak toke atau pemilik angkutan tersebut mengangkatnya menjadi supir tetap.

1.4.3. Supir dengan penumpang

Komunikasi antara sesama supir angkutan umum dan terhadap toke juga berbeda dengan komunikasi antara supir angkutan umum dengan penumpang. Bahasa yang mereka gunakan pada umumnya lebih sopan dan lebih lembut. Dan bernada membujuk, ini diucapkan untuk menarik perhatian dan membuat penumpang terkesan dan tertarik untuk manaiki angkutan tersebut.

1.5. Pendapatan supir angkutan umum

Pendapatan supir angkutan umum PT Rahayu Medan Ceria (RMC) trayek 104 jurusan Perumnas Simalingkar – Pancing relative tidak tetap. Mereka mendapat penghasilan yang lebih banyak pada minggu pertama awal bulan sampai pada minggu kedua, dan pada minggu ketiga dan ke empat pendapatan mereka sudah sangat berkurang. Hal ini disebabkan oleh jumlah orang yang berkativitas pada minggu ketiga dan empat sudah mulai berkurang dan pada umumnya para pekerja (buruh) atau pegawai menerima gaji pada minggu pertama dan minggu kedua, walaupun ada sebahagian yang menerima gaji mingguan dan akhir bulan.. Pendapatan supir angkutan umum per harinya mencapai angka Rp 50.000 – Rp 100.000.angka pendapatan sebesar ini masih brutto atau pendapatan kotor. Disamping pekerjaan sebagai supir angkutan umum, mereka sebahagian kecil para supir angkutan umum juga mempunyai pekerjaan sampingan seperti berjualan bersama sang istri, dan menajadi agen atau calo-calo jual beli angkutan umum, sepeda motor, dan juga mobil-mobil pribadi di pangkalan mereka masing masing. Pendapatan seperti ini tidak

sampingan bahkan ada juga yang berpendapat :”ah, ini iseng-iseng saja.. kalau ada yah rejeki dan kami tidak bertumpu pada pekerjaan ini. Ga bisa dibilang harus sekian atau dapat sekian”, demikian pengakuan seorang supir angkutan umum PT Rahayu Medan Ceria

1.6. Pengeluaran supir angkutan umum

Pengeluaran seorang supir angkutan umum PT Rahayu Medan Ceria sangat beraneka ragam. Pengeluaran satu sama lain sangat berbeda-beda. Bagi seorang sopir angkutan yang telah menikah akan semakin sedikit pengeluarannya. Dari pantauan peneliti dilapangan kebanyakan supir angkutan umum Rahayu Medan Ceria trayek 104 yang telah menikah hanya makan di kedai atau rumah makan hanya satu kali sehari saja. Dan seorang supir angkutan umum lainnya yang belum menikah makan sebanyak tiga kali sehari bahkan ada yang sampai empat kali. Ada beberapa pengeluaran seorang supir angkutan umum yaitu :

1. Biaya makan sebanyak tiga kali bagi yang belum menikah dan satu kali bagi yang telah menikah. Para supir yang telah menikah untuk serapan pagi dan makan malam biasanya mereka makan dirumah bersama keluarga mereka.

2. Biaya minum, seorang supir angkutan umum biasanya dipagi hari sebelum bekerja selalu minum teh manis atau kopi, dan sebagian minum kopi susu. Sore harinya para sopir angkutan umum kebanyakan berkumpul dikadai tuak atau lapo tuak. disana mereka mengahabiskan sebahagian besar

wib tengah malam.banyak diantara mereka yang sudah mabuk, tapi sebahagian minum tuak hanya untuk sekadar melakukan perbincangan.

BAB V KESIMPULAN

Secara sederhana kebudayaan dapat difenisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, dan untuk menciptakan serta mendorong terwujudnya kelakuan.

Dengan demikian kebudayaan juga merupakan pengetahuan yaitu sistem pengetahuan yang dipunyai atau dimiliki oleh manusia. Dengan demikian, kebudayaan itu pada hakekatnya dipunyai oleh individu-individu atau masyarakat dan bukan oleh masyarakat tanpa memperhatikan individunya, yang sebenarnya menjadi pemilik dan yang menggunakan kebudayaan atau pengetahuan tersebut dalam kehidupannya.

Ada tiga macam cara kebudayaan itu diperoleh atau diterima :

1. Melalui pengalaman dari hidup dalam menghadapi lingkungannya, sehingga dari pengalamannya tersebut manusia dapat memilih suatu tindakan tepat sesuai dengan lingkungan yang dihadapi dan sesuai dengan keinginan yang akan diacapai.

2. Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial dalam lingkungan manusia itu sendiri.

3. melalui petunjuk-petunjuk yang simbolik atau yang dinamakan komunikasi simbolik yang artinya adalah bahwa berbagai pengetahuan yang didapat oleh mansuia itu telah diperolehnya dengan melalui suatu

masing-masing dan khususnya bagi yang belajar karena adanya simbol ( simbol adalah segala objek : benda, manusia, tindakan, ucapan, gerak tubuh, peristiwa yang mempunyai pengertian; dan pengertiannya didefenisikan oleh kebudayaan)

Pada manusia, tingkah laku ini tergantung pada proses pembelajaran. Apa yang mereka lakukan adalah hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya yang disadari atau tidak. Mereka mempelajari bagaimana bertingkah laku ini dengan cara mencontoh atau belajar dari generasi diatasnya dan juga dari lingkungan dan sosial yang ada di sekelilingnya. Inilah yang oleh para ahli Antropologi disebut kebudayaan (parsudi suparlan). Kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia, baik itu kelompok-kelompok kecil maupun kelompok-kelompok yang sangat besar. Inilah yang menjadi objek spesial dari penelitian-penelitian Antropologi.

Pembangunan didefinisikan secara luas sebagai suatu proses perbaikan yang berkesinambungan atas suatu masyarakat atau suatu sistem sosial secara keseluruhan menuju kehidupan yang lebih baik atau lebih sejahtera. Bentuk nyata atau unsur-unsur dari kehidupan serba lebih baik itu sendiri masih menjadi perdebatan. Komponen dasar atau nilai inti yang harus dijadikan basis konseptual dan pedoman praktis untuk memahami kehidupan yang lebih baik atau lebih sejahtera terdiri atas tiga komponen dasar yaitu

Kehidupan di kota atau perkotaan jauh lebih kompleks di banding kehidupan di desa baik dari segi pendidikan, mata pencaharian, keagamaan, suku, dan gejala gejala sosial. Salah satu penyebab kenapa orang berlomba datang ke kota (urbanisasi),karena tersedianya lapangan pekerjaan yang jauh lebih banyak dibanding di pedesaan. Tersedianya berbagai fasilitas pendidikan, perbelanjaan, hiburan,

sehingga orang dari desa berbondong-bondong datang ke kota.perpindahan penduduk dari desa ke kota yang di sebut Urbanisasi,membuat pertumbuhan kota sangat cepat sekali. Mereka datang kekota hanya ingin mengadu nasib tanpa memperhatikan sumber daya manusianya.

Sopir angkutan di kota Medan sangat banyak sekali, dan hampir semua penjuru kota telah dimasuki angkutan,.namun semua angkutan mempunyai trayek masing masing dan mempunyai stasiun atau terminal sendiri. Selain itu juga ada yang mempuyai stasiun terpadu, dimana angkutan kota dan angkutan dari pedesaan berkumpul disana. Dikota Medan ada tiga stasiun terpadu yaitu terminal terpadu Amplas dan terminal Pinang baris, serta terminal Sambu.

Penelitian ini akan berfokus pada jenis angkutan Rahayu Medan Ceria (RMC) trayek 104. Yang mempunyai trayek antara Perumnas Simalingkar sampai Pancing hingga ke Universitas Negeri Medan. Jenis angkutan Rahayu Medan Ceria mempunyai satu stasiun ataupun terminal yaitu di Perumnas Simalingkar, tepatnya di jalan Nilam.

Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk bersikap objektif terhadap data yang diperoleh di lapangan. Data yang diperoleh tidak dikurangi, ditambah ataupun dirubah,sehingga tidak mempengaruhi keaslian data tersebut. Kemudian data-data ini akan dianalisa secara kualitatif. Keseluruhan data-data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan sumber kepustakaan disusun berdasarkan pemahaman akan fokus penelitian atau berdasarkan kategor-kategori yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penganalisaan data ini dilakukan agar data yang diperoleh lebih mudah dibaca dan dipahami. Dan tahap terakhir, melakukan pengkategorian data sehingga

data primer dan data sekunder, hasil kategorisasi data akan dideskripsikan demi pencapaian tujuan penelitian.

Dokumen terkait