• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang - Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Sosialisasi Remaja di SMA Negeri 15 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang - Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Sosialisasi Remaja di SMA Negeri 15 Medan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu

berinteraksi satu sama lain (Mubarak, 2009). Keluarga merupakan lembaga

pertama dalam kehidupan seorang anak, tempat belajar segala sesuatu dan

menyatakan diri sebagai mahluk sosial (Kartono, 1992 dalam Yusniah, 2008).

Keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan kepribadian seseorang.

Dalam keluarga umumnya anak dan orang tua memiliki hubungan interaksi yang

intim. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral dan

pendidikan anak. Keluarga yang ideal adalah keluarga yang dapat menjalankan

peran dan fungsi dari keluarga tersebut dengan baik sehingga akan terwujud

hidup yang sejahtera. Untuk dapat mewujudkan keluarga yang sejahtera, faktor

dalam keluarga yang mempunyai peranan penting adalah penerapan pola asuh

orang tua (Hisyam, 1994 dalam Sipahutar, 2009).

Pola asuh merupakan suatu proses mendidik, membimbing, dan

mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan

norma dalam masyarakat. Baumrind (1978 dalam Santrock, 2007)

mengklasifikasikan gaya-gaya pola asuh ke dalam gaya yang bersifat otoriter,

demokratis, dan permisif. Gaya orang tua yang permisif dicirikan oleh sifat

menerima dan tidak menghukum dalam menghadapi perilaku anak-anak. Gaya

(2)

orang tua. Gaya demokratis menekankan suatu cara yang rasional, berorientasi

kepada isu “memberi dan menerima.”

Pola asuh orang tua sangat berpengaruh pada perkembangan pribadi dan

sosial semua usia tumbuh kembang, termaksud pada remaja. Anwar dan Kasmih

Astuti (2004 dalam Sujoko, 2011) dalam penelitiannya tentang pola asuh, tipe

kepribadian dan disiplin remaja menunjukkan bahwa pola asuh yang diberikan

oleh orang tua kepada anaknya ini sangat berpengaruh terhadap perilaku disiplin

dan kepribadian anak. Selain itu, Lestari (2006) dalam penelitiannya tentang

hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan moral remaja menunjukkan

bahwa pola asuh mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan moral

remaja. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa ada hubungan antara pola asuh

demokratis dengan perkembangan moral remaja, yaitu dengan diperolehnya nilai

signifikansi sebesar 0,007 dan nilai korelasi Spearman sebesar 0,226. Pola asuh

otoriter juga mempunyai hubungan dengan perkembangan mora remaja, yakni

dengan diperolehnya nilai signifikansi 0,024 dan nilai korelasi Spearman sebesar

0,188. Selain itu, ada hubungan antara pola asuh permisif dengan perkembangan

moral remaja, yaitu dengan diperolehnya nilai signifikansi sebesar 0,003 dan nilai

korelasi Spearman sebesar 0,243.

Orang tua dalam menerapkan pola asuh kepada anak tujuan sebenarnya

adalah bukan memberikan hukuman terhadap tindakan-tindakan yang salah,

melainkan membantu anak-anak khususnya remaja untuk mengontrol perilaku

mereka sendiri, mengembangkan disiplin diri, menerima tanggung jawab atas

(3)

perasaan dari orang lain. Pola asuh dapat bekerja sangat baik ketika pola ini

diterapkan pada anak secara individu dan dalam situasi yang spesifik sehingga

dapat terbina hubungan yang baik antar remaja dan orang tua (Soetjiningsih, 2004

dalam Sipahutar, 2009).

Hubungan yang baik antara orang tua dan remaja akan membantu pembinaan

diri remaja dalam upaya menyelesaikan setiap tugas perkembangan remaja. Tugas

perkembangan yang paling penting pada saat remaja adalah perkembangan

sosialisasi, yakni kuatnya pengaruh kelompok teman sebaya, perubahan dalam

perilaku sosial, pengelompokan sosial baru, nilai baru dalam memilih teman, nilai

baru dalam penerimaan sosial, dan nilai baru dalam memilih pemimpin (Hurlock,

1999). Perkembangan sosialisasi remaja yang buruk dapat menimbulkan masalah

pada masa remaja, seperti pergi keluar rumah untuk mencari penyaluran dari

kecemasan dan kegoncangan jiwanya kepada teman-teman yang senasib atau para

remaja yang memahaminya. Keadaan seperti itulah yang menyebabkan remaja

mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif akibat dari perkembangan sosialisasi

yang tidak baik (Panuju, 1999 dalam Sipahutar, 2009).

Masa remaja menjadi masa yang penting karena merupakan masa transisi

dimana terjadi peralihan dari masa kanak-kanak kemasa remaja dan masa transisi

inilah yang menjadikan emosi remaja kurang stabil (storm and stress). Masa

transisi memungkinkan timbulnya masa krisis yang biasanya ditandai dengan

kecenderungan munculnya perilaku-perilaku menyimpang (Hurlock, 1999).

Salah satu bukti perilaku menyimpang yang dilakukan remaja adalah seperti

(4)

bahwa kenakalan remaja saat ini cukup untuk mendapat perhatian serius, selain

tawuran pelajar, narkoba, pergaulan bebas, juga masalah geng motor yang

menjadi perhatian serius dari berbagai pihak (Eldin, 2011). Hal ini terbukti

dengan sering terjadinya tawuran antar pelajar, seperti tawuran pelajar antara

pelajar SMUN 1 Medan dengan pelajar SMU Swasta Methodis di Jalan Cik Ditiro

yang terjadi pada Senin, 24 Januari 2011 (Kito, 2011). Selain itu, tawuran antar

pelajar sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama pun terjadi, yaitu

antar pelajar SMPN 13 Medan dan SMAN 8 Medan dengan SMP dan SMA

Letjen S Parman yang terjadi di Jalan Wahidin Medan pada tanggal 18 November

2011. Tawuran antar pelajar ini terjadi akibat adanya tindakan saling mengejek

antar pelajar yang berbeda sekolah yang memicu kemarahan pelajar (Banjarnahor,

2011). Tingkat kenakalan remaja terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

terbukti dari seringnya kita melihat tawuran antar remaja yang terus disiarkan di

telivisi baik di Medan maupun di daerah lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian dan data diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dengan

perkembangan sosialisasi remaja di SMA Negeri 15 Medan. Peneliti memilih

SMA karena siswa SMA merupakan remaja yang sesuai dengan tujuan penelitian,

dan SMA Negeri 15 Medan adalah salah satu sekolah menengah atas yang

siswanya berasal dari lingkup dan lingkungan yang berbeda sehingga

memungkinkan orang tua siswa menerapkan pola asuh yang berbeda. Hal ini juga

akan menjadikan setiap remaja memiliki perkembangan sosialisasi yang berbeda

(5)

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik

untuk memilih judul penelitian yakni “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan

Perkembangan Sosialisasi Remaja di SMA Negeri 15 Medan”.

3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan masalah yang ada, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian

1. Apakah ada hubungan pola asuh orang tua otoriter dengan perkembangan

sosialisasi remaja di SMA Negeri 15 Medan ?

2. Apakah ada hubungan pola asuh orang tua demokratis dengan perkembangan

sosialisasi remaja di SMA Negeri 15 Medan ?

3. Apakah ada hubungan pola asuh orang tua permisif dengan perkembangan

sosialisasi remaja di SMA Negeri 15 Medan ?

4. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian yang diharapkan pada penelitian ini adalah

1. Ada hubungan pola asuh orang tua otoriter dengan perkembangan sosialisasi

remaja di SMA Negeri 15 Medan ?

2. Ada hubungan pola asuh orang tua demokratis dengan perkembangan

sosialisasi remaja di SMA Negeri 15 Medan ?

3. Ada hubungan pola asuh orang tua permisif dengan perkembangan sosialisasi

(6)

5. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

5.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan sosialisasi

remaja di SMA Negeri 15 Medan.

5.2. Tujuan Khusus

5.2.1. Mengidentifikasi pola asuh yang diterapkan orang tua pada remaja yang

terdiri dari pola asuh otoriter, demokratis, dan permisif di SMA Negeri 15

Medan.

5.2.2. Mengidentifikasi perkembangan sosialisasi remaja di SMA Negeri 15

Medan.

5.2.3. Mengidentifikasi hubungan pola asuh yang diterapkan orang tua yang

terdiri dari pola asuh pola asuh otoriter, demokratis, dan permisif pada

remaja dengan perkembangan sosialisasi remaja di SMA Negeri 15 Medan.

6. Manfaat Penelitian

6.1. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan untuk

persiapan materi penyuluhan yang berguna untuk meningkatkan kualitas

pendidikan keperawatan anak dan keluarga.

6.2. Pelayanan Keperawatan

Mengetahui lebih dalam mengenai perkembangan psikososial remaja

(7)

pemberian pelayanan yang tepat apabila berhadapan dengan pengguna jasa

pelayanan keperawatan, khususnya remaja.

6.3 Penelitian Berikutnya

Dapat memberikan informasi bagi peneliti berikutnya mengenai pengaruh

pola asuh orang tua terhadap perkembangan sosialisasi remaja dan tipe pola asuh

yang diterapkan orang tua untuk mendidik anak-anaknya di dalam keluarga.

6.4. Keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan bagi

keluarga, khususnya orang tua agar dapat menentukan pola asuh yang tepat untuk

Referensi

Dokumen terkait

Hingga saat ini belum diperoleh data yang akurat dan lengkap mengenai tema-tema skripsi yang sudah ditulis mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan FAH-UIN Jakarta, sehingga

Oleh karena itu, penulis ingin memperkenalkan Pulau Bangka kepada masyarakat luas.Dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas bagaimana membuat suatu Website Pulau Bangka yang

Kota Lubuk Linggau No..

Metode yang digunakan untuk pembuatan aplikasi ini adalah melakukan studi pustaka dengan pengambilan data atau informasi dari buku dan internet, serta buku yang membahas tentang

Penulisan ilmiah ini bertujuan untuk membuat website KODAM JAYA yang dapat digunakan sebagai informasi tentang organisasi ini. Dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas bagaimana

[r]

[r]

1) Kelompok fauna daratan / terestrial yang umumnya menempati bagian atas pohon mangrove, terdiri atas: insekta, ular, primata, dan burung. Kelompok ini tidak memiliki sifat