BAB VIII
RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM)
PROGRAM INVESTASI
8.1. Ringkasan Skenario Pembangunan Kabupaten Malinau
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten
Malinau 2014-2018 sebagai pedoman, landasan dan referensi dalam menyusun
program pembangunan sarana dan prasarana yang terpadu bagi Kabupaten Malinau.
RPIJM Tahun 2014-2018 selanjutnya diharapkan dapat menjadi pedoman bagi
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Bidang Cipta Karya setiap tahunnya.
RPIJM Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya Kabupaten Malinau Tahun 2014 -2018
yang telah disusun ini hendaknya dapat dilaksanakan secarakonsisten, jujur, ransparan,
partisipatif dan penuh tanggungjawab dan merupakan pedoman bagi penyusunan bagi
program pembangunan selanjutnya.Untuk itu perlu ditetapkan kaidah-kaidah
pelaksanaan sebagai berikut:
1. Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Malinau serta masyarakat
termasuk dunia usaha berkewajiban untuk melaksanakanprogram-program dalam
RPIJM PU/Cipta Karya Kabupaten Malinau Tahun 2014-2018 dengan
sebaik-baiknya;
2. Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Malinau berkewajiban untuk
menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,kebijakan,
program dan kegiatan pokok pembangunan yang disusun dengan berpedoman pada
Program Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malinau Tahun 2014-2018 yang
nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Strategis Rencana Kerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah ;
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah berkewajiban menjamin konsistensi antara
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malinau
yang telah ditetapkan dengan perdoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah aerah maupun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten
Malinau ;
Karya Kabupaten Malinau Tahun 2014 -2018 ke dalam Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah;
5. Dalam pelaksanaan pembiayaan Rencana Pembangunan Investasi Jangka
Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Malinau Tahun 2014-2018 ini perlu
sinkronisasi antara pola investasi yang direncanakan oleh pemerintah daerah dengan
investasi pembangunan yang direncanakan dan dibangun oleh pemerintah pusat
(baik badan, instansi maupun departemen yang terkait);
6. Melalui Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Malinau Tahun
2014-2018 nantinya dapat meningkatkan pelayanan pemerintah terhadap
masyarakat dan dapat meningkatkan dan mengembangkan kapasitas pemerintah
daerah Kabupaten Malinau . Pelayanan terhadap masyarakat yang akan terus
membaik yang pada gilirannya kelak akan menciptakan kemajuan dan kesejahteraan
kehidupan di Kabupaten Malinau.
Melalui Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Malinau Tahun
2014-2018 diharapkan dapat meningkatkan taraf (kualitas) hidup dan kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Malinau.
Untuk memberikan dasar hukum Program Jangka Menengah Bidang Ke Cipta Karyaan
yang diusulkan Kabupaten Malinau diperlukan lembar kesepakatan antara DPRD
Kabupaten Malinau dan Bupati Malinau untuk elaksanakan dan mendanai program
investasi bidang Cipta Karya. Nota Kesepakatan ini penting bagi pelaksanaan program
investasi yang termuat dalam Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah,
antara lain:
1. Sebagai dasar penentuan dukungan Pemerintah Pusat kepada Kabupaten Malinau
pada penyelenggaraan bidang Cipta Karya;
2. Mendorong komitmen Pemerintah Kabupaten Malinau dalam menyusun program
investasi bidang Cipta Karya dalam RPIJM;
3. Memberikan penguatan dalam prosedur pendanaan, terutama dana dari lingkungan
eksternal Pemerintah Kabupaten Malinau, antara lain dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, Pinjaman Luar Negeri, masyarakat atau kerjasama dengan
pihak swasta.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Malinau Bidang
Cipta Karya merupakan keterpaduan kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan
sampai monitoring dan evaluasi program yang akan menjadi pedoman dalam kegiatan
pembangunan dan peningkatan bidang PU/Cipta Karya. Adapun ringkasan Rencana
Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Malinau adalah sebagai
berikut:
e. Rencana Investasi Bidang Penataan Bangunan Lingkungan
f. Rencana Investasi Pengembangan Permukiman
Dengan adanya program yang jelas dan terperinci ini diharapkan pelaksanaannya akan
dapat lancar dan terkoordinasi dengan baik tahapan pelaksanaannya.
8.2. Ringkasan Program Prioritas Infrastruktur
Ringkasan program prioritas infrastruktur bidang Cipta Karya di Kabupaten Malinau
disusun atas dasar kebutuhan dasar masyarakat dan wilayah Kabupaten Malinau yang
telah terangkum pada matrik terlampir. Untuk memudahkan pelaksanaannya dibuat
kerangka logis usulan program/kegiatanyang sangat dibutuhkan dengan jelas dan tepat
sasaran serta terjamin keberlanjutannya secara efektif dan efisien.
Dalam penyusunan kerangka logis
(logical framework)
agar dapat memberikan
gambaran tujuan, parameter penilaian, cara menilai dan evaluasi pelaksanaan
dengan jelas.
8.3. Pengaturan dan Mekanisme Pelaksanaan
Pengaturan dan mekanisme pelaksanaan Rencana Program Investasi Jangka
Menengah (RPIJM) bidang Pekerjaan Umum Cipta Karya Kabupaten memerlukan
kesepakatan bersama antara Pemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
dan Pemerintah Kabupaten Malinau maupun dengan masyarakat/swasta agar
pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.
Tabel 8.1
Format Kerangka Kerja Logis Program Investasi Infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya
No Isu/Permasalahan Per Kawasan Tujuan/Sasaran
Pendekatan / Strategi Pembangunan
Kebijakan Program Ruang Lingkup Kegiatan Output/Outcome Performance Indicator Asumsi dan Resiko
A. Permukiman
1 Permukiman kumuh
Lingkungan kumuh menjadi sehat
Penataan permukiman
Peningkatan prasarana dan sarana
Penataan dan perbaikan PSD Permukiman Kumuh
Pembangunan jalan
lingkungan, sanitasi dan air bersih
Output: Lingkungan sehat
2 Keterbatasan lahan Belum di
sahkannnya RTRW Provinsi dan Kabupaten
Optimalisasi pemanfaatan lahan berdasarkana tata ruang yang ada perumahan bagi masyarakat menengah ke bawah lahan yang optimal sesuai dengan tata ruang yang ada
Tercapainya kebutuhan rumah dengan optimalisasi lahan
Kesadaran masyarakat kurang
3 Perkembangan permukiman di sempadan sungai
Kondisi lingkungan hidup dapat terjaga
Pengembalian fungsi kawasan sesuai dengan peruntukannya
Relokasi permukiman di kawasan sempadan sungai
Relokasi penyiapan lahan baru untuk permukiman
Penyiapan lahan relokasi
Kondisi
lingkungan hidup tetap terjaga
Kembalinya fungsi sungai sebagai kawasan transportasi air dan kurang dan keterbatasan lahan dan biaya yang besar baik untuk pemulihan sempadan sungai maupun lahan relokasi 4 Infrastruktur masih
minim di kawasan pengembangan baru
Penyediaan infrastruktur yang cukup
Pengembangan pembangunan fisik infrastruktur
Peningkatan dukungan infrastruktur kawsan baru
Arahan rencana pengembangan fisik baru dengan penyediaan infrastruktur yang cukup
Pengembangan jaringan jalan, listrik, air bersih, jaringan jalan dan drainase
Terpenuhinya terpenuhi di kawasan baru
Pembangunan
5 Berkembangnya industri rumah tangga yang polutif di kawasan padat kumuh
Lingkungan menjadi sehat
Penataan kawasan industri rumah tangga di permukiman
Pemberdayaan masyarakat dengan
pembekalan skill yang yang cukup,
pembinaan UKM dan penataan PSD
permukiman
Penataan dan perbaikan PSD Permukiman Kumuh,
pembekalan skill dan pembekalan skill yang didukung peningkatan pemenuhan PSD permukiman yang sesuai kebutuhan, penetapan kegiatan dan bentuk kegiatan di masyarakat
Output: Lingkungan sehat lingkungan dan masyarakat pengembangan memiliki acuan RTBL
Tersedianya Produk RTBL
Penyusunanan produk RTBL
Arahan penyusunan produk RTBL
Penyusunanan produk RTBL sebagai acuan pembangunan peran
Penyusunanan produk RTBL
Tersusunnya produk RTBL sebagai acuan pembangunan peran
Tersedianya produk RTBL sebagai acuan pembangunan peran
Penyelenggara pemerintah pusat melalui Departemen PU dan Dinas Terkait
(Pemerintah Daerah) 2 Semua kawasan
tidak mempunyai acuan rencana induk proteksi kebakaran
Tersedianya rencana induk proteksi kebakaran
Penyusunan rencana induk proteksi kebakaran
Arahan penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaran
Peningkatan sistem proteksi kebakaran
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
Tersusunnya Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran RISPK
Tersedianya Rencana Induk Sistem pusat melalui Departemen PU dan Dinas Terkait
(Pemerintah Daerah) 3 Penurunan citra
kawasan sebagai akibat permukiman kumuh
Terwujudnya revitaliasai kawasan dan bangunan padat kumuh
Menyelenggarak an penataan permukiman
Arahan revitalisasai kawasan padat kumuh
Pembangunan PSD
permukiman kumuh
Penetapan jenis kegiatan dan bentuk kegiatan di masyarakat
Lingkungan menjadi sehat, bersih dan nyaman
Berkurangnya kawasan kumuh peran
No Isu/Permasalahan
Per Kawasan Tujuan/Sasaran
Pendekatan / Strategi Pembangunan
Kebijakan Program Ruang Lingkup
Kegiatan Output/Outcome
Performance Indicator
Asumsi dan Resiko
Terkait (Pemerintah Daerah) 4 Penataan kawasan
parkir tidak terkelola secara optimal
Tertatanya kawasan parkir peran dengan pengelolaan yang optimal
Menyelenggarak an penataan kawasan parkir
Arahan penataan kawasan parkir peran
Penataan dan pengelolaan kawasan parkir
Penetapan peraturan tata aturan kawasan parkir dan area terbuka
Tertata dan terkelolanya kawasan parkir secara optimal
Tersedianya kawasan parkir yang sesuai dengan kebutuhan peran
Penyelenggara pemerintah pusat melalui Departemen PU dan Dinas keamanan, dan kenyamanan bangunan gedung
Terwujudnya penataan bangunan gedung yang sesuai dengan aturan keselamatan, kenyamanan dan kemanan
Menyelenggarak an penataan dan penertiban bangunan gedung yang fungsional, gedung yang fungsional
Pembinaan teknis bangunan gedung negara
Melakukan penugasan tenaga bantuan teknis kepada instansi pemegang anggaran Inventarisasi dan evaluasi tenaga teknis secara berkala Pembinaan dan koordinasi secara berkala Menyusun laporan bantuan teknis secara berkala keselamatan dan kenyamanan
Seluruh bangunan gedung telah laik fungsi
Penyelenggara pemerintah pusat melalui Departemen PU dan Dinas Terkait (Pemerintah Daerah)
C Persampahan
1 Sampah bertambah pengelolaan belum optimal
Meningkatkan pengelolaan dan penataan
Pengurangan sampah
Penanganan dengan sistem landfill dan
Pengembangan program (Pelaksanaan
Penyuluhan dan pendampingan
Output:
Pembangunan
lingkungan yang incinerator komunal
3R) Masyarakat sejahetera 2 Rencana
pengembangan PS persampahan
Peningkatan kinerja pengelolaan TPA
Pengurangan volume timbulan sampah
Penyediaan lahan sebagai area
pengelolaan sampah dengan lokasi di Malinau sekitar 25 Ha
Penyiapan dan Penyediaan area lahan TPA
Pengembangan area lahan TPA dari 15 Ha menjadi 25 Ha, tanah sudah dibebaskan
Sampah dapat terkelola dengan optimal
Sampah dapat tertangani secara optimal dengan jumlah timbulan sampah berkurang
Pembiayaan yang besar, tingkat kesadaran masyarakat 3 TPST pada setiap
kelurahan belum tersedia setiap kelurahan
Penyediaan TPST pada setiap kelurahan
Rencana penyediaan TPST sebagai antisipasi
Sampah dapat tertangani secara optimal
Timbulan sampah dapat berkurang dan kondisi
1 Besarnya produksi limbah
mencapai ... % tetapi
penanganannya belum optimal
Upaya
pembuangan air limbah dan tercapai secara optimal
Alternatif pembuangan air limbah dengan sistem individual dan komunal
Peningkatan instalasi dan sarana
pembuangan air limbah atau ( IPAL dan SPAL )
Pengembangan sistem jaringan air limbah
Pembangunan sistem jaringan air limbah berupa ( IPAL dan SPAL )
Upaya
pembungan dan penyaluran air limbah secara optimal
Air limbah dapat ditangani secara optimal dengan ketersediaan sarana yang memadai
Kondisi geografis Kabupaten Malinau akan mempengaruhi penyediaan sistem jaringan air limbah 2 Penyediaan
Pengelolaan air limbah terbatas (MCK Plus)/ SANIMAS hanya terdapat di 2 Kelurahan
Meningkatkan cakupan pelayanan pengelolaan air limbah
Peningkatan pelayanan dan kualitas sistem air limbah untuk mencapai standard pelayanan minimal peran
Pengembangan pengelolaan SANIMAS
Peningkatan pelayanan dan kualitas air limbah dengan standard pelayanan minimal peran
Pembangunan sistem jaringan komunal dan MCK Plus/ SANIMAS
Peningkatan saluran air limbah dan sanitasi lingkungan
Tertanganinya air limbah dengan pengelolaan dan pelayanan yang
memenuhi standard pelayanan minimal peran
Pembiayaan, kondisi geografis dan kesadaran masyarakat
No Isu/Permasalahan
Per Kawasan Tujuan/Sasaran
Pendekatan / Strategi Pembangunan
Kebijakan Program Ruang Lingkup
Kegiatan Output/Outcome
Performance Indicator
Asumsi dan Resiko
penyediaan IPAL di Kawasan wisata Malinau
pelayanan pengeloalaan air limbah
prasarana dan sarana air limbah di Malinau
mekanisme pengelolaan dan pelayanan air limbah yang memenuhi standard pelayanan minimal peran
pengelolaan dan pelayanan sektor air limbah
IPAL, lahan dan pembiayaan IPAL Malinau
standard pelayanan minimal peran, meningkatnya pengelolaan air limbah dan kesehatan lingkungan di Malinau
penyediaan IPAL dan tertanganinya pengelolaan air limbah dengan standard pelayanan minimal peran
kondisi geografis dan kesadaran masyarakat
4 Belum tersedianya sarana dan prasarana air limbah IPAL di Kabupaten Malinau
Peningkatan pengelolaan air limbah domestik maupun non domestik
Pengembangan jaringan pengelolaan air limbah IPAL di Kabupaten Malinau
Mekanisme penyediaan IPAL Skala Peran dengan standard pelayanan minimal peran
Peningkatan pengelolaan air limbah
domoestik dan non domestik dengan standard pelayanan minimal peran
Penyediaan IPAL untuk limbah domestik dan non domestik
Dengan
penyediaan IPAL skala peran Air limbah domestik maupun non domestik dapat terkelola secara optimal
Air limbah domestik dan non domestik dapat tertangani dengan peningkatan pengelolaan dan pelayanan cakupan air limbah peran
Pembiayaan besar, konisi geografis, dan kesadaran masyarakat akan sanitasi lingkungan
5 IPLT terbatas Meningkatnya cakupan pelayanan dan pengelolaan air limbah
Peningkatan pengelolaan lumpur tinja dari tangki septik
Pengelolaan lumpur tinja dalam rangka perlindungan terhadap lingkungan dan sumber daya air
Peningkatan cakupan pelayanan dan pengelolaan air limbah
Pengembangan sistem off site
Pembangunan dan
pengembangan jaringan IPLT
IPLT skala peran terbangun dengan pengembangan jaringan dan pelayanan pengelolaan lumpur tinja
Tersediaanya IPLT Skala peran
Pembiayaan yang besar dan kondisi
geografis
E Drainase
1 Belum optimalnya pelayanan drainase di Kabupaten Malinau
Meningkatkan pelayanan drainase peran yang optimal
Penataan sistem drainase peran
Pengembangan sistem drainase terpisah
Pengembangan dan peningkatan pembangunan prasarana dan sarana drainase
Penataan drainase lingkungan dan normalisasi sungai
Upaya peningkatan pelayanan drainase peran yang optimal
Tingkat genangan pada sistem drainase berkurang
Pembangunan
peran Malinau
2 Kawasan genangan banjir
Kabupaten Malinau bebas banjir dan genangan
Pengembangan sistem drainase secara terpadu
Arahan pengendalian banjir dan pengembangan jaringan drainase secara menyeluruh di Kabupaten drainase dan pembangunan baru jaringan drainase
Tertanganinya kawasan rawan banjir dengan perbaikan sistem drainase primer, skunder.
Kapasitas drainase yang tersedia dapat menampung kebutuhan pengaliran air limpasan, pengendalian banjir dapat teratasi dan bebas dari genangan banjir
Pembiayaan, kesadaran masyarakat akan kebersihan menjaga lingkungan dan kondisi geografis.
3 Perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai
Pengaturan tata ruang
peruntukan pemanfaatan ruang yang sesuai
Pengendalian pembangunan yang tidak seimbang dan cenderung menyalahi aturan tata ruang
Arahan pengendalian pembangunan
Evaluasi dan pengendalian, insentif dan disinsetif dalam pemanfaatan pembangunan yang mengacu pada tataran legitimasi hukum tata ruang
Pembangunan dapat
dikendalikan sesuai dengan peraturan tata ruang yang ada
Kesadaran masyarakat, lemahnya pengawasan
4 Berkurangnya lahan konservasi sebagai daerah tangkapan dan resapan air
Mempertaankan kawasan konservasi sebagai area resapan air dan RTH
Pengendalian dan
pengawasan pembangunan yang mengacu pada tata ruang Kabupaten Malinau
Koordinasi pengawasan pembangunan antar kawasan
Arahan
pengembangan koordinasi pembangunan antar kawasan dengan pengendalian pembangunan
Pengendalian pembangunan pada kawasan konservasi, pelestarian kawasan resapan air dan perluasan RTH
Pelestarian kawasan konservasi sebagai area resapan air dan RTH
Kawasan konservasi tetap terjaga, RTH yang berimbang dan kawasan resapan air yang memadahi
Lemahnya pengawasan pembangunan,le mahnya institusi dalam
pengendalian perijinan pembangunan
F Air Minum
1 Belum optimalnya pelayanan air bersih
Pemenuhan kebutuhan dilakukan melalui sistem
Pengembangan air tanah sebagai air baku
Pengembangan sistem air bersih dengan sistem komunal
Penyusunan rencana teknis jaringan air bersih
Pembangunan jaringan air bersih dan pengembangan
Pemenuhan kebutuhan penduduk akan air bersih dapat
Peningkatan dan
pemenuhan kebutuhan air
No Isu/Permasalahan
Per Kawasan Tujuan/Sasaran
Pendekatan / Strategi Pembangunan
Kebijakan Program Ruang Lingkup
Kegiatan Output/Outcome
Performance Indicator
Asumsi dan Resiko
jaringan distribusi pelayanan
tercapai secara optimal
bersih 2 Kerusakan hutan
lindung/ catcemen area
(ketergantungan air baku) pada kawasan konservasi yang rusak
Melestarikan kawasan hutan lindung sebagai catcemen area
Pengendalian perusakan hutan lindung sebagai akibat
pemanfaatan yang kurang terkendali
Arahan
pengembangan dan pelestarian kawasan konservasi hutan lindung sebagai catcemen area
Pengembalian fungsi hutan lindung
Terjaganya fungsi hutan lindung sebagai kawasan konservasi
Kawasan konservasi tetap terjaga sebagai catcemen area
Penyalahgunaa n pemanfaatan lahan, biaya yang mahal 3 Penyediaan
Jaringan air bersih yang masih kurang merata
Penambahan jaringan air bersih
Pembangunan jaringan air bersih
Arahan pengembagan dan
penambahan jaringan air bersih
Peningkatan cakupan pelayanan penyediaan air bersih
Penambahan jaringan air bersih
Peningkatan cakupan pelayanan penyediaan air bersih
Cakupan pelayanan penyediaan air bersih merata di wilayah
Pembiayaan, kondisi
topografi/geogra fis wilayah
4 Peningkatan power listrik
Suplay listrik untuk mendukung produksi air bersih
Pembangunan power plan
Arahan peningkatan daya listrik
Peningkatan daya listrik dengan pembangunan power plan
Penyediaan dan pembangunan power plan sesui kebutuhan
Tercukupinya kebutuhan pemenuhan power listrik untuk produksi air bersih
Terbangunnya power plan sesuai kebutuhan dan optimalnya produksi air bersih
Pembiayaan cukup besar