REFORMA AGRARIA:
REFORMA AGRARIA
Bukan sekedar political will yg
diwujudkan melalui kebijakan perundang-undangan
Untuk mencapai tujuan, dibutuhkan
kekuatan pemerintah untuk memaksa melalui aparatus
Bagai pisau bermata dua:di satu sisi
kebijakan pemberdayaan di sisi lain kebijakan ketidakberdayaan (berupa pengambilan paksa aset dll yg
Operasi pemerintah yg dijalankan untuk mengubah struktur penguasaan tanah dan
kekayaan alam yg timpang untuk mewujudkan cita-cita konstitusional mewujudkan keadilan sosial bagi kaum miskin pedesaan.
Di sisi lain, reforma agraria adalah bagian dari pengakuan negara atas kedudukan kaum
miskin pedesaan tersebut sebagai warga
negara, sekaligus pemenuhan keajiban negara melalui berbagai badan pemerintah untuk
memenuhi hak-hak warga negara.
Reforma Agraria di Era
Kolonial
UU Agraria tahun 1870 (Agrarische
Wet) tanah diperuntukan sebesar-besarnya untuk perkebunan kolonial (gula, karet, kopi, nila)
Menjadi dasar hukum bagi akumulasi
modal perusahaan eropa untuk berinvestasi di Hindia Belanda
Konsesi diberikan untuk mengelola
Utopia Soekarno
Penghapusan azas domein negara tanah
yang ditelantarkan, tidak terpakai, dan tanah yang tidak mempunyai hak
kepemilikan pribadi (eigendom) diakui sebagai milik negara.
Azas domein negara dianggap sebagai akar
masalah ketidakadilan terhadap penduduk pribumi.
Lahirnya UUPA 1960 mengubah azas
Semangat UUPA 1965
Pembaruan hukum agraria
Penghapusan hak asing dan konsesi kolonial atas tanah
Menghakhiri penghisapan feodal secara berangsur2
Perombakan mengenai kepemilikan dan penguasaan tanah serta hubungan2
hukum yang berkaitan dengan itu Perencanaan, peruntukan, dan
Hak Menguasai dari Negara
(1) mengatur, merencanakan dan mentara alokasi
penggunaan, penyediaan, dan pemeliharaan dari bumi, air, dan udara; (2) Menentukan dan
mengatur hubungan2 hukum antara rakyat dengan bumi, air, dan udara; (3)Menentukan dan mengatur hubungan hukum di antara rakyat dan juga
tindakan hukum yang terkait dengan bumi, air, dan udara.
Efek samping: (1) penghapusan hak istimewa desa
Kejatuhan Reforma Agraria
dan Sengkarut Orde Baru
Paket kebijakan ekstraktif: UU 1/67
ttg Penanaman Modal Asing, UU 5/67 ttg Kehutanan, UU 8/67 ttg
Penanaman Modal Dalam Negeri, dan UU 11/67 ttg Pertambangan.
Alam dipergunakan
sebesar-besarnya untuk “kemakmuran” melalui kegiatan
Tanah di era Soeharto
Tanah untuk pembangunan
mencakup pengambilalihan tanah untuk proyek pembangunan
Lahirnya BPN : (1) bahwa dalam
pelaksanaan pembangunan nasional, adanya kebutuhan, penguasaan, dan penggunaan
tanah pada umumnya termasuk untuk kepentingan pembangunan dirasakan semakin meningkat. (2) bahwa dengan
meningkatnya kebutuhan, penguasaan, dan penggunaan tanah terutama untuk
Tanah di Era Soeharto
BPN sebagai obat mujarab
Asas legal formal meletakkan hak
atas tanah bergantung pada bukti kepemilikan
Pasca Soeharto
Keinginan yang kuat untuk kembali
melakukan reforma agraria
Banyaknya konflik yang muncul