“
WILAYAH PERBATASAN MENURUT PERSPEKTIF SOSIAL PEMBANGUNAN DAN
Y ”
Oleh:
Aspin Nur Arifin Rivai (Hubungan Internasional UMY / 2011)
Farras Fadhil Salim (Hubungan Internasional UMY / 2012)
Ganendra Widigdya (Hubungan Internasional UMY / 2013)
Disampaikan Pada:
2
OUTLINE
3. PENDEKATAN NATIONAL PROSPERITY APPROACH PADA
DAERAH PERBATASAN
2. PENDEKATAN NATIONAL SECURITY APPROACH TERUTAMA
ASPEK HUMAN SECURITY
1. KERANGKA KONSEPTUAL PERAN PEMERINTAH PADA
PENGEMBANGAN PERBATASAN NASIONAL
Kerangka Konseptual Peran Pemerintah Pada
Pengembangan Perbatasan Nasional
Pendekatan Keamanan (National Security Approach)
Terutama Aspek Human Security
Security
Human
Security
Individu
Kelompok*
EKSTERNAL
•
Wilayah perbatasan yang tidak diamankan
dengan baik.
INTERNAL
•
Masyarakat perbatasan yang miskin dan
terpinggirkan.
•
Rasa Nasionalisme yang rendah.
•
Pemberian akses informasi masyarakat
perbatasan.
•
Penambahan pasukan penjaga perbatasan.
•
Mendirikan pemukiman yang layak diperbatasan.
•
Pembangunan pusat perekonomian masyarakat
sekitar beserta sarana dan pra sarananya.
Pendekatan Kesejahteraan (National Prosperity Approach)
Pada Daerah Perbatasan
Mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi inward looking menjadi outward looking
Peran strategis kawasan perbatasan sbg “Belt of Security”, secara sosial-ekonomi sebagai nasional “image dan gateway” dan secara lingkungan sbg “buffer zone”
Paradigma baru penanganan kawasan perbatasan dari sebatas “security approach” menjadi lebih integrasi antara security dan prosperity approach
Pendekatan pembangunan yang dilakukan, selain menggunakan pendekatan yang bersifat keamanan, juga diperlukan pendekatan kesejahteraan,
keadilan, dan pemerataan.
Dibandingkan kawasan tertinggal lainnya, kawasan perbatasan sangat menonjol permasalahan sosial-ekonomi yang perlu antisipasi segera.
PENGAKUAN PEMERINTAH BAHWA DAERAH PERBATASAN: SPESIAL
DAERAH PERBATASAN SEBAGAI DAERAH DENGAN SARAT KETERTINGGALAN
Sumber: Rencana Kerja Tahunan Kemendikbud 2013
KABUPATEN/KOTA
TERTINGGAL
KABUPATEN/KOTA
PERBATASAN TERTINGGAL
SUMBER
199
26 (total 37 Kab/Kota)
KPDT, 2009
199
27 (total 38 Kab/Kota)
KPDT, 2010
PERBATASAN SEBAGAI PRIORITAS NASIONAL
Sumber: Badan Nasional Pengelola Perbatasan, 2012
Growth
Oriented!
Tidak Berciri
PERALIHAN PARADIGMA:
PERTUMBUHAN EKONOMI KE PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN
Definisi Pembangunan Ekonomi (Todaro, 2008):
Suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per-kapita
suatu wilayah dalam jangka panjang yang disertai oleh
perbaikan
sistem kelembagaan. (
institutional welfare state
)
Todaro (2008) juga menyatakan bahwa keberhasilan suatu pembangunan
ekonomi dalam mencapai kesejahteraan ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Basic Needs: Berkembangnya kemampuan dasar untuk memenuhi
kebutuhan pokok;
2. Self Esteem: Meningkatnya rasa harga diri masyarakat sebagai manusia;
3. Freedom for Servitude: Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk
SEGITIGA INTERAKSI PEMBANGUNAN BERPRESPEKTIF KESEJAHTERAAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
(Basic Needs)
JAMINAN HAK SOSIAL
(Self-Esteem)
KESEJAHTERAAN
(WELFARE
)
KEBIJAKAN TENAGA KERJA AKTIF
(Freedom for Servitude)
MASALAH-MASALAH UMUM SOSIAL EKONOMI PERBATASAN
KESENJANGAN WILAYAH antara kawasan perbatasan dengan negara tetangga dan dengan kawasan lain di Indonesia, karena:
• Ketimpangan tingkat pendapatan, nilai tukar, dan nilai jual komoditas, orientasi ekonomi lebih ke negara tetangga (growth industry center) sementara kawasan Indonesia di perbatasan hanya jadi (hinterland); polarization effect
• Aksesibilitas rendah terhadap sistem kota di sekitarnya (remote area) sementara akses ke kawasan negara tetangga lebih baik;
• Fungsi pemerintahan kecamatan tidak berjalan dengan optimal;
• Potensi separatisme di perbatasan;
SUMBER DAYA MANUSIA tantangan strategis yang dihadapi:
• Kualitas SDM relatif rendah;
• Masyarakat tidak terlalu terbuka dengan perubahan;
KETAHANAN NASIONAL, karena
• Kualitas pendidikan, mata uang dan pusat aktivitas di negara tetangga yang menurunkan rasa nasionalisme (menyongsong ASEAN);
USULAN STRATEGI & SOLUSI MANAJEMEN PERBATASAN UNTUK KESEJAHTERAAN SDM PERBATASAN
PERBAIKAN
Perbaikan etos aparatur
(layanan publik,
Acara Nasional di
Perbatasan
(sosialisasi)
Lelang jabatan Camat
Perbatasan
Sekolah sebagai
centre of activities
Self-Esteem
Peningkatan apresiasi dan
fasilitas aparatur
perbatasan
Pendidikan universal Freedom for
Servitude
KESIMPULAN
18
KESIMPULAN
1. Bahwa Indonesia harus menguatkan masyarakat perbatasan karena menyangkut konstitusi dasar masyarakat Indonesia itu sendiri.
2. Aspek National Security penting dalam pengelolaan perbatasan, terutama aspek
Human Security
3. Bahwa kerangka baru dalam pengembangan perbatasan tidak hanya terkait security approach semata, namun juga security-prosperity approach.
4. Intervensi pemerintah pada percepatan pembangunan daerah perbatasan masih berorientasi pertumbuhan ekonomi BUKAN pembangunan kesejahteraan.