• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM MANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM MANA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM MANAJEMEN

Dosen :

RAHMI SE., M.Si

Oleh:

KELOMPOK 3

SAFINATUN NAJAH ( 170602112 ) SUCI FAJRINA (170602116 ) DEVIA CHALISA (170602100 ) AFRIDA DIANA (170602128 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM PRODI EKONOMI SYARIAH

(2)

BANDA ACEH 2017/2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah mengenai

“ TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM MANAJEMEN“.

Makalah ini disusun berdasarkan buku Manajemen yang mencakup ruang lingkup pada tanggung jawab social dalam manajemen ruang lingkup tersebut, semoga bagi orang yang membaca makalah ini dapat menjadi terampil dan berkarakter.

Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses belajar dan pembelajaran. Dari lubuk hati kami yang terdalam, sangat disadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kami mohon maaf bila ada sesuatu informasi yang salah dan kurang lengkap.

Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca mengenai makalah ini, sehingga kami dapat membuat makalah yang lebih baik dikemudian hari.

Banda Aceh, 29 September 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah... 1 C. Tujuan Penulisan... 2

BAB II PEMBAHASAN

1. TANGGUNG JAWAB SOSIAL

a. Arti dari Tanggung Jawab ……

………

b. Manfaat Tanggung Jawab Sosial……….

………

c. Etika Manajerial ……….…. ………..

2. TANGGUNG JAWB SOSIAL DAN ETIKA

d.

Pengertian

Tanggung

jawab

social

perusahaan

………

a.

Pandangan kontra terhadap tanggung jawab social

………..

b. Mengevaluasi kinerja sosial perusahaan

……… ………..

c. Strategi tanggung jawab sosial

perusahaan

………

d. Mengelola Tanggung Jawab Sosial dari

Perusahaan………

e.

Perubahan konsep manajerial dan tanggung jawab organisasi

…………

f. Konsep Tanggung jawab organisasi

g. Lingkungan sebagai Ruang Lingkup Kegiatan Organisasi BAB III PENUTUP

(4)

B. Saran... 12

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial, setiap manusia mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama di dalam sosial, serta melakukan suatu tanggung jawab yang bersosial dimana saja. Dalam manajemen pasti memiliki tanggung jawab walaupun dimana pun mereka berada.Tanggung jawab yang dimiliki berbeda-beda ada di perusahaan dan ada jga di organisasi.

Tanggung jawab social bukan hanya di masyarakat tetapi di manajemen terdapat juga. Dalam manajemen juga membutuhankan tanggung jawab yang handal dan yang kuat pada tanggung jawabnya yang telah di atur oleh suatu organisasi atau perusahaan.

Seperti penjelasan diatas, sebuah tanggung jawab social tidak ada yang sama dalam perusahaan dan organisasi.. Karena perbedaan ini pula, bisa kita lihat dari sebuah perusahaan ataupun organisasi pasti itu sangatlah berbeda ..

Oleh sebab itu, kami membuat makalah yang berjudul ‘’TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM MANAJEMEN ”. Hal ini dimaksudkan agar kita lebih bisa memahami tentang tanggung jawab social dalam manajemen.

B. Rumusan Masalah

1. Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajemen 2. Tanggung Jawab Sosial dalam perusahaan C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana Tanggung jawab social dalam perusahaan,organisasi

2. Untuk mengetahui pandangan kontra terhadap tanggumg jawab

3. Untuk mengetahui bagaimana mengevaluasi kinerja sosial perusahaan

4. Unutk mengetahui strategis tanggung jawab social perusahaan

5. Untuk mengetahui etika manajerial

6. Untuk mengetahui

7. Untuk mengetahui

(6)

BAB 2 PEMBAHASAN

1. Tanggung Jawab Sosial Dan Etika

A. Arti Tanggung Jawab Sosial

Suatu ulasan kepustakaan baru – baru ini mengidentifikasi bahwa terdapat sedikitnya sembilan arti tanggung jawab sosial. Sembilan arti tersebut bisa dikelompokkan dalam tiga kategori umum : kewajiban sosial (socialobligation), reaksi sosial (social reaction), dan daya tanggap sosial (social responsiveness). Menurut pandangan ini, sebuah perusahaan dapat diterima oleh masyarakat bila perusahaan tersebut mengejar laba di dalam batas – batas peraturan yang ditentukan oleh masyarakat. Karena masyarakat mendukung bisnis dengan mengizinkan perusahaan itu berdiri, makan perusahaan berkewajiban untuk membayar kembali kepada masyarakat atas hak untuk mendapat keuntungan itu. Jadi, perilakuyang sesuai dengan hukum dalam mengejar keuntungan adalah perilaku yang bertanggung jawab kepada masyarakat, dan perilaku apapun yang tidak sesuai dengan hukum dalam mengejar keuntungan adalah perilaku yang tidak bertanggung jawab secara sosial.

Pandangan ini dihubungkan dengan ekonom Milton Friedman dan ekonom lainnya yang percaya, bahwa masyarakat menciptakan perusahaan bisnis khusus dan dikhususkan untuk mengejar tujuan – tujuan tertentu, menghasilkan berbagai barang dan jasa dan ikut serta dalam mendukung kedudukansah bisnis ditengah – tengah masyarakat. Sebagaimana dikatakan Friedman, “ Ada satu dan hanya satu tanggung jawab sosial bisnis untuk memakai sumber dayanya dan menggunakan dalam berbagai aktivitas yang didesain untuk menambah keuntungannya sepanjang bisnis itu tetap dalam aturan permainan, yang bisa diartikan sebagai, ikut-serta dalam persaingan terbuka dan bebas tanpa penipuan dan kecurangan.”

Pendukung tanggung jawab sosial sebagai kewajiban sosial memberikan empat alasan dalam mendukung pandangannya :

a. berbagai bisnis bertanggung jawab kepada pemegang sahamnya, pemilik perusahaan. Jadi tangung jawab tunggal manajemen adalah untuk mengabdi kepada kepentingan pemegang saham dengan mengelola perusahaan untuk menghasilkan laba yang darinya pemegang saham mendapatkan manfaat.

b. berbagai aktivitas yang bertanggung secara sosial, seperti program perbaikan sosial, seharusnya ditetapkan dengan peraturan, melalui kebijakan masyarakat, dan melalui tindakan dan sumbangan swasta perorangan. Sebagai wakil dari masyarakat, pemerintah (melalui perundang – undangan dan alokasi pajak penghasilan) adalah sangat baik diperlengkapi untuk mendapatkan sifat perbaikan sosial dan untuk merealisasikan perbaikan – perbaikan tersebut di masyarakat. c. jika manajemen mengalokasikan laba ke berbagai akivitas perbaikan sosial, ini

(7)

pada berbagai aktivitas yang tidak bisa segera menguntungkan bagi perusahaan. Dan manajemen melakukan begitu tanpa mendengar masukan dari pemegang saham. Karena para manajer tidak dipilih oleh masyarakat secara resmi, mereka berhak melakukan tindakan yang mempengaruhi masyarakat tanpa bertanggung jawab kepada masyarakat. Lebih jauh, jenis kegiatan tanpa pencarian-keuntungan ini bisa jadi tidak bijaksana maupun tidak bisa dilaksanakan karena para manajer tidak dilatih untuk membuat berbagai keputusan nonekonomis.

d. berbagai tindakan manajemen tersebut mungkin berhasil pada keadaan di mana masyarakat dirugikan. Dalam pengertian ini, biaya – biaya aktivitas sosial menyebabkan harga barang – barang dan jasa – jasa perusahaan meningkat dan peningkatan tersebut mungkin akan dibebankan kepada pelanggan. Jadi para manajer akan bertindak dalam suatu cara yang berlawanan dengan kepentingan pelanggan dan akhirnya kepentingan para pemegang saham.

Meskipun banyak orang yang tidak setuju dengan alasan ini, tanggung jawab sosial bisa menunjuk pada perilaku yang diarahkan semata-mata (tetapi menurut hukum) ke arah pencarian keuntungan. Seorang manajer bisa, dengan pembenaran, menyatakan bahwa dia telah dibebaskan kewajibannya kepada masyarakat dengan menciptakan barang – barang dan jasa – jasa dan memperoleh keuntungan di dalam batas – batas yang ditetapkan peraturan.

Arti kedua dari tanggung jawab sosial adalah perilaku yang merupakan reaksi terhadap “norma – norma, nilai- nilai, dan harapan – harapan yang di selenggarakan masyarakat yang berlaku sekarang.” Pandangan ini menekankan bahwa masyarakat mempunyai berbagai harapan terhadap perilaku bisnis dan perusahaan. Sedikitnya, perusahaan harusbertanggung jawab terhadap biaya – biaya ekologi, lingkungan dan sosial yang terjadi karena tindakannya; lebih luas lagi perusahaan harus bereaksi dan menyumbang untuk memecahkan berbagai masalah masyarakat (bahkan pada hal – hal yang tidak secara langsung berkaitan dengan bisnis). Suatu interpretasi tanggung jawab sosial sebagai reaksi sosial yang agak sempit adalah bahwa tanggung jawab sosial mencakup berbagai tindakan sukarela. Penafsiran ini bertujuan untuk membedakan antara tindakan yang dilakukan perusahaan demi pertimbangan ekonomi atau hukum dan tindakan yang diprakarsai secara sukarela. Jadi, pandangan ini mengimplikasikan bahwa perusahaan yang hanya mengejar perilaku yang diwajibkan secara sosial adalah tidak bertanggung jawab secara sosial, karena perilaku seperti itu dipaksakan, tidak sukarela. Intisari dari pandangan tanggung jawab sosial adalah bahwa perusahaan bersifat reaktif. Permintaan dibuat oleh kelompok tertentu, dan perusahaan bertanggung jawab secara sosial bila mereka beraksi, apakah bersifat suka rela atau terpaksa, untuk memuaskan permintaan tersebut. Ini berarti ketidakpuasan bagi mereka yang percaya bahwa pertanggung jawaban sosial seharusnya menunjuk ke perilaku yang proaktif.

(8)

tanggap sosial semakin luas pemakaiannya dalam beberapa tahun ini untuk menunjukkan berbagai tindakan yang berlangsung melebihi kewajiban sosial dan reaksi sosial.

Ciri – ciri dari perilaku yang bersifat tanggap secara sosial meliputi penerimaan terhadap tuntutan masyarakat, kemauan untuk bertindak bagi kelompok apapun, antisipasi kebutuhan masyarakat yang akan datang akan bergerak ke arah pemuasan mereka, dan mengkomunikasikan dengan pemerintah berkenaan dengan peraturan yang ada dan antisipasi yang diinginkan oleh masyarakat.

Pandangan daya tanggap sosial mengandung arti yang lebih luas dari tanggung jawab sosial. Pandangan ini menempatkan para manajer dan organisasi mereka dalam suatu posisi yang bergeser jauh dari pandangan tradisional yang semata–mata memusatkan pada cara – cara dan tujuan ekonomi. Pendukung daya tanggap sosial umumnya menegaskan bahwa pendekatan terhadap tanggung jawab sosial ini lebih unggul dari pandangan kewajiban sosial dan reaksi sosial karena tiga alasan :

 Pertama, berbagai aktivitas dan tujuan ekonomi bisnis dengan murni tidak bisa dipisahkan dari aktivitas sosial dan tujuan masyarakat.

 Kedua, berlawanan dengan pandangan pendukung kewajiban sosial bahwa para manajer tidak terlatih menghadapi masalah – masalah sosial, pendukung daya tanggap sosial menyatakan bahwa perusahaan “ adalah pemecah masalah organisasi yang paling efektif dalam suatu masyarakat yang kapitalis.”

 Ketiga, penganjur daya tanggap sosial menegaskan bahwa keterlibatan bisnis dalam masalah – masalah sosial bukanlah penyalahgunaan wewenang, sebagaimana pandangan kewajiban sosial. Pemegang saham merasa keberatan mendukung bisnis mereka karena alasan – alasan sosial, dan upaya perusahaan yang mungkin adalah untuk menerima persetujuan dari konsumen, media massa, dan masyarakat.

Untuk mengelompokkan tindakan yang bertanggung jawab secara sosial adalah dengan mengidentifikasi ahli waris (beneficiaries) dalam setiap tindakan. Untuk penyederhanaan, dua kelompok umum ahli waris bisa diidentifikasikan: internal daneksternal.

1. Ahli Waris Internal

Tanggung Jawab Kepada Pelanggan Isu tanggung jawab sosial yang ditujukan kepada pelanggan adalah relatif tetap pada satu ekstrim (seperti dalam contoh-contoh di mana peraturan menetapkan produk yang aman) dan agak berubah-ubah pada yang lain (seperti dalam contoh-contoh di mana terdapat harapan umum berkenaan dengan hubungan harga-kualitas).

(9)

keselamatan dan kesehatan), upah dan ketentuan jam kerja, serikat pekerja dan pembentukan serikat pekerja, dll. Arah dari berbagai peraturan tersebut adalah untuk mendorong manajemen menciptakan tempat kerja yang aman dan produktif yang di dalamnya hak mendasar warga negara tidak dibahayakan.

Tanggung Jawab Kepada Pemegang Saham Manajemen mempunyai suatu tanggung jawab untuk terbuka kepada pemegang saham dalam hal penggunaan sumber daya perusahaannyadan hasil-hasil pemanfaatannya. Hukum menjamin hak pemegang saham terhadap informasi keuangan dan keterbukaan minimal kepada masyarakat. Hak mendasar dari seorang pemegang saham tidaklah dijamin oleh keuntungan tetapi dijamin oleh informasi yang dengannya sebuah keputusan invetasi yang bijaksana bisa menjadi dasar. Tindakan akhir yang diambil seorang pemegang saham adalah menjual saham itu dan berhenti untukmempunyai suatu kepemilikan kepentingan.

Ahli waris internal merupakan fokus dari banyak perilaku wajib sosial manajemen. Dalam hubungannya dengan pelanggan, karyawan, dan pemegang saham, para manajer sangat dituntut untuk bertanggung jawab secara sosial. Hubungan di antara perusahaan dan ahli waris internalnya dibatasi oleh hukum, peraturan, dan kebiasaan agar perusahaan bertindak menurut hukum.

2. Ahli Waris Eksternal

Ahli Waris Eksternal KhususTindakan perusahaan yang melibatkan ahli waris eksternal khusus bisa jadi wajib, reaktif dan responsif. Tindakan wajib adalah dalam menanggapi peraturan dan hukum anti diskriminasi. Perusahaan itu bisa dinilai tidak bertanggung jawab secara sosial maupun hukum jika perusahaan itu melanggar peraturan-peraturan tersebut. Sebuah perusahaan bisa dianggap bersifat reaktif secara sosial jika perusahaan bertindak melebihi isi undang-undang yang sebenarnya.

Ahli Waris Eksternal Umum Berbagai program yang melibatkan ahli waris eksternal seringkali dianggap bertanggung jawab secara sosial karena menjadikan perusahaan berusaha untuk memecahkan atau mencegah masalah-masalah sosial umum. Berbagai perusahaan telah menjalankan aksi untuk memecahkan atau mencegah masalah yang berkaitan dengan lingkungan atau ekologi seperti polusi air, udara, dan suara serta pembuangan limbah dan radiasi.

 Ahli waris internal meliputi pelanggan, pemilik saham, dan karyawan.

 Ahli waris eksternal meliputi kelompok-kelompok yang mewakili golongan minoritas, wanita, orang cacat, dan lanjut usia.

(10)

1. Manfaat Bagi Perusahaan

Manfaat yang jelas bagi perusahaan jika perusahaan memberikan tanggung jawab sosial adalah munculnya citra positif dari masyarakat akan kehadiran perusahaan di lingkungannya. Kegiatan perusahaan dalam jangkaa panjang akan dianggap sebagai kontribusi yang positif bagi masyarakat. Selain membantu perekonomian masyarakat perusahaan juga akan dianggap bersama masyarakat membantu dalam mewujudkan keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang. Akibatnya, perusahaan justru akan memperoleh tanggapan yang positif setiap kali akan menawarkan sesuatu kepada masyarakat. Perusahaan tidak saja dianggap sekedar menawarkan produk untuk diberikan masyarakat, tetapi juga dianggap menawarkan sesuatu yang akan membawa perbaikan bagi masyarakat.

2. Manfaat Bagi Masyarakat

Manfaat bagi masyarakat dari tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan sangatlah jelas. Selain bahwa beberapa kepentingan masyarakat diperhatikan oleh perusahaan, masyarakat juga akan mendapatkan pandangan baru mengenai hubungan. perusahaan dan masyarakat yang barangkali selama ini hanya sekadar dipahami sebagai hubungan produsen-konsumen, atau hubungan antara penjual dan pembeli saja Masyarakat akan memiliki pandangan baru bahwa hubungan antara masyarakat dalam dunia bisnis perlu diarahkan untuk kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

3. Manfaat Bagi Pemerintah

Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan main dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dalam memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak yang mendapat legitimasi untuk mengubah tatanan masyarakat ke arah yang lebih baik akan mendapatkan partner dalam mewujudkan tatanan masyarakat tersebut. Sebagian tugas pemerintah dapat dijalankan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis.

C. Etika Manajerial

Kata etika, menurut pengertian umum, merujuk pada prinsip-prinsip perilaku yang membedakan antara baik, buruk, benar, dan salah. Tujuan etika, atau kode etik, adalah untuk memungkinkan individu membuat berbagai pilihan di antara perilaku-perilaku alternatif. Perhatian terhadap peran dan permasalahan etika dalam bisnis Amerika semakin tumbuh dan berkembang di antara para manajer dan masyarakat. Beberapa faktor telah memberi sumbangan terhadap tumbuh perhatian ini. Pertama, skandal yang melibatkan tindakan tidak etis oleh beberapa perusahaan besar (misalnya, NYNEX, General Electric, Shearson Lehman, dan General Dynamics Corporation) telah dipublikasikan secara luas. Lebih 15 tahun lebih, lebih dari dua pertiga dari 500 perusahaan Fortune pernah terlibat dalam beberapa bentuk perilaku ilegal.

(11)

manajemen yang menyimpang secara etis bisa merugikan perusahaan dan masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Shearson Lehman dan General Electric, sebagai contoh, masing-masing membayar beberapa juta dollar sebagai hukuman dan denda kriminal terhadap perilaku jahat para manajernya. Perilaku tidakterpuji dari beberapa bagian eksekutif kunci Drexel Burnham Lambert tidakhanya memaksa perusahaanitu menuju kebangkrutan tetapi juga mengguncang seluruh pasar obligasi kelas dua (junk bond). Ketiga, baik manajer maupun masyarakat umum menyadari bahwa dinamika etika dalam pengambilan keputusan manajemen seringkali merupakan fenomena yang rumit dan menantang; menetapkan apa yang etis dan yang tidak sering sulit untuk dilakukan. Karena etika pengambilan keputusan manajerial seringkali rumit dan para manajer sering sepakat terhadap apa yang merupakan keputusan etis, maka ada hal yang perlu diperhatikan : (1) mengetahui dasar yang bisa digunakan manajer individu dalam penentuan alternatif yang dipilih dalam pengambilan keputusan, dan (2) mengenali organisasi-organisasi yang bisa menjamin bahwa manajer mengikuti standar etik dalam pengambilan keputusan mereka.

 Standar Etika

Manajer harus mendamaikan nilai-nilai yang berlawanan dalam pengambilan keputusan. Mereka membuat keputusan-keputusan yang memiliki konsekuensi bagi mereka sendiri, organisasi yangmemperkerjakannya, dan masyarakat di mana mereka berada dan organisasi itu ada.

 Peran Organisasi Dalam Perilaku Etis

Berbagai pendekatan yang ditujukan bagi pengembangan pedoman perilaku etis sejauh ini hanya memusatkan pada manajer itu sendiri. Banyak pengamat mengaskan bahwa organisasi seharusnya memainkan suatu peran besar dalam menjamin supaya manajernya berbuat secara etis dalam mengelola perusahaan. Meskipun tanggung jawab akhir ada di perusahaan, sangat mengherankan bahwa hanyas sedikit organisasi yang secara tradisional memberi manajer pedoman tentang etika dalam pengambilan keputusan. Akan tetapi, seiring dengan meningkatnya perhatian yang diberikan terhadap etika dalam organisasi, sejumlah besar perusahaan yang sedang tumbuh berusaha untuk memberikan bimbingan kepada manajer mereka. Idealnya, sebuah peraturan perilaku sebaiknya memberi karyawan petunjuk yang berkaitan dengan berbagai dilema perilaku, menjelaskan posisi organisasi di tengah luasnya ketidakpastian yang berhubungan dengan etika, dan mencapai serta memelihara keseluruhan peraturan yang berjalan sehingga organisasi dipandang etis dan baik.

 Daya Tanggap Etika dan Sosial

(12)
(13)

2. Tanggung Jawab Sosial Dalam

a) Pengertian Tanggung jawab social perusahaan

tanggung jawab sosial perusahaan diartikan sebagai suatu kewajbandari organisasi untuk bertindak dengan cara-cara tertentu sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan organisasi itu sendiri maupun kepentingan dari banyak pihak luar.

pihak luar tersebut dianggap sebagai stakeholder,yakni orang -orang atau kelompok yang dalam sedikit atau banyak hal ,terpengaruh oleh perilaku organisasi.

b)

Pandangan kontra terhadap tanggung jawab social

dikalangan akademis dan kebijaksanaan publik terdapat dua pandangan yang saling bertentangan dalam hal tanggung jawab sosial: menganggap bahwa tanggung jawab sosial perusahaan tidak lain adalah menghasilkan uang sebanyak mungkin bagi para pemegang saham".

(14)
(15)

c) Mengevaluasi kinerja sosial perusahaan

Banyak bidang kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dan bentuk bentuk organisasi yang lain untuk mencapai tanggung jawab sosial.hal tersebut mencakup kepedulian akan kualitas ekologi dan lingkungan,kebenaran dalam membantu dan melindungi konsumen,bantuan pendidikan serta pelayanan kebutuhan masyarakat,praktek kerja yang memperhitungkan kaum minoritas,hubungan industrial yang progresif dan bantuan terhadap karyawan,serta kedermawanan perusahaan.

pada tingkatan organisasional ,suatu audit sosial berkala dapat digunakan secara sistematis untuk menilai dan melaporkan komitmen sumber daya organisasi pencapaian tindakan bidang tersebut ataupun kinerja sosial di bidang bidang lain.anda boleh menganggap bahwa audit sosial merupakan usaha untuk menilai kinerja sosial suatu organisasi seperti audit akutansi dalam menilai kinerja finansial.suatu model yang cukup dikenal untuk menilai kinerja sosial perusahaan dalam suatu audit sosial mencakup empat kriteria berikut :

1.Apakah tanggung jawab ekonomi organisasi tercapai? 2.Apakah tanggung jawab hukum organisasi tercapai? 3.Apakah tanggung jawab etis organisasi tercapai?

4.Apakah tanggung jawab yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan terpenuhi? Secara bertahap kegiatan tersebut mengarah secara sosial semakin bertanggung jawab.tanggung jawab ekonomi suatu perusahaan tercapai apabila perusahaan tersebut memperoleh laba lewat pemberian barang dan jasa seperti yang diinginkan oleh konsumen .tanggung jawab hukum tercapai apabila suatu organisasi beroperasi sesuai hukum serta menaati persyaratan dari berbagai aturan dari pihak luar.tanggung jawab etis tercapai apabila tindakan sukarela yang dilakukannya sesuai bukan hanya dengan apa yang diharapkan dari hukumtetapi juga dengan harapan moral dan nilai-nilai dala masyarakat

.

(16)

d) Strategi tanggung jawab sosial perusahaan

secara umum ada 4 strategi :

I. obstructionist strategy(menentang tuntutan sosial)

II. defensive strategy(lakukan sesedikit mungkin yang diminta oleh hukum.

III. accomodative strategy(lakukan sesedikit mungkin apa yang diharapkan dari etika) IV. proactive strategy(ambil kepemimpinan dalam inisiatif sosial)

e) Mengelola Tanggung Jawab Sosial dari Perusahaan

Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam mengelola tanggung jawab sosialnya., sebagaimana yang

2. Strategi Defensif (Dcfensive Social Responsibility Strategy)

Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial. 3. Strategi Akomodatif (Acommodative Social Responsibility

Strategy)

Beberapa perusahan memberikan tanggung jawab sosial berupa pelayanan kesehatan, kebersihan, dan lain sebagainya, bukan dikarenakan perusahaan menyadari perlunya tanggung jawab sosial, namun dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut. Tindakan seperti ini terkait dengan strategi akomodatif dalam tanggung jawab sosial.

4. Strategi Proaktif (Proaktive Social Responsibility Strategy)

Kegiatan bisnis yang melakukan strategi proaktif dalam tanggung jawab sosial memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika

stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun. Dalam jangka panjang perusahaan akan diterima oleh masyarakat dan perusahaan tidak akan khawatir akan kehilangan pelanggan, justru akan herpotensi untuk menambah jumlah pelanggan akibat citra positif yang disandangnya.

f)

Perubahan konsep manajerial dan tanggung jawab organisasi

(17)

ditujukan pada pandangan lama yang berpendapatan bahwa bisnis harus mengejar keuntungan saja,tanpa mempedulikan kebutuhan social.

Banyak orang,termasuk para manajer ,percaya bahwa para manajer mempunyai tanggung jawab kepada masyarat sebagi tambahan tanggung jawabnya kepada organisasi yang dilayaninnya.

g) Konsep Tanggung jawab organisasi

Lingkungan luar yang berubah telah menciptakan seperangkat nilai dan harapan baru. Semakin banyak yang di harapakan dari organisasi dan para managernya tetapi tidak ada kata sepakat tentang bagaimana tetaptnya perioritasnya.

h) Lingkungan sebagai Ruang Lingkup Kegiatan Organisasi

Organisasi bisnis akan berhadapan dengan lingkungan organisasinya, baik lingkungan yang secara langsung memengaruhi dan dipengaruhi oleh kegiatan organisasi bisnis, maupun lingkungan yang secara tak langsung terkait dengan organisasi bisnis. Pada intinya, setiap organisasi atau perusahaan pada akhirnya perlu menyadari bahwa apa pun yang dilakukannya merupakan reaksi atas tuntutan dari lingkungan atau juga sebaliknya merupakan upaya perusahaan perlu memiliki tanggung jawab sosial, perusahaan perlu memiliki tanggung jawab sosial meyakini bahwa sebagai bagian dari anggota masyarakat sudah semestinyalah perusahaan perlu memiliki tanggung jawab sosial.

(18)

lembaga sosial, seperti yayasan, lembaga swadaya masyarakat, dan lain sebagainya.

Perusahaan perlu memberikan tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis keberadaannya dalam lingkungan dan masyarakat. Hanya saja tanggung jawab sosial yang harus dipikul perusahaan ini semestinya diatur dengan lebih baik oleh pemerintah sehingga porsinya tidak terlalu menjadi kekuatan yang dominan di masyarakat, namun bersama-sama dengan pemerintah dan masyarakat mewujudkan lingkungan ke arah yang lebih baik.

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat pengguna ingin melakukan pencarian ayat yang berkaitan dengan sains dan teknologi, pengguna hanya perlu membuka aplikasi indeks sains dan teknologi dalam al-

Hal tersebut menunjukan bahwa kredibilitas dari pagelaran bajidoran berpengaruh terhadap minat mahasiswa dalam mengikuti atau menyaksikan pagelaran bajidoran

Taufiq mengungkapkan, satu foto yang diambil dari Galaxy S21 Ultra dengan resolusi 108 MP, itu bisa memakan memori hingga 25 MB dan yang paling diminati kini adalah tren

Menunjukkan posisi strategi pengembangan beras organik di Desa Lubuk Bayas berada pada kuadran III yang artinya petani organik memiliki peluang besar dalam

MENCAPAI HALA TUJU YANG TELAH DITETAPKAN OLEH PIHAK SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KEMENJADIAN MURID DAN PENINGKATAN KUALITI SEKOLAH. JUSTERU ITU, KERJASAMA DAN KOMITMEN SEMUA

diharapkan variabel independen yang terdiri atas jumlah anggota dewan komisaris, proporsi komisaris independen, jumlah anggota komite audit,

Pada penelitian ini optimalisasi dalam penanganan gangguan jaringan distribusi listrik diimplementasikan kedalam sebuah model sistem dengan menerapkan neural

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga.. SKRI SI EVALUASI AIR PRODUKSI