• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATIFIKASI SOSIAL DALAM PERSPEKTIF ISL (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATIFIKASI SOSIAL DALAM PERSPEKTIF ISL (1)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

STRATIFIKASI SOSIAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM

(Terjemah dari Kitab Falsafah Qur

aniyah Bab At-Tabaqat Karya

Abbas Mahmud Al-Aqqad)

MK Ridwan (215-13-003)

(2)

Al-Qur’an menetapkan adanya keistimewaan yang berbeda-beda di antara

manusia. Ini membuat manusia yang satu mempunyai kelebihan dari yang lain,

dan yang melandasi kegiatan kerja dalam kehidupan masyarakat.

Mereka tidak sama dalam hal pengetahuan dan keutamaan. Allah

berfirman:

"Adakah sama antara orang-orang yang berpengetahuan dengan yang tidak berpengetahuan?" (Qs. Az-Zumar [39]: 9).

“Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Qs. Al-Mujadalah [58]: 11

Mereka juga tidak sama, baik dalam hal kesanggupan melakukan

perjuangan spiritual maupun dalam hal kesanggupan menciptakan perbaikan.

Allah berfirrman:

“Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain” (Qs. Al-Baqarah [2]: 251)

Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. (Qs. An-Nisa [4]: 95)

Mereka pun tidak sama dalam hal memperoleh rizki dan syarat-syarat penghidupan. Mengenai hal itu, Allah berfirman:

...Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat... (Qs. Az-Zukhruf: 32).

...dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki... (Qs. An-Nahl: 71).

(3)

Tetapi ketidaksamaan itu bukan disebabkan oleh fanatisme ras atau

keluarga (kabilah), sebab dalam hal itu tak ada bedanya antara manusia yang

satu dengan manusia yang lain. Semua orang beriman adalah saudara.

Tak ada perbedaan antara satu bangsa dengan bangsa yang lain, antara satu

suku dan suku yang lain, dan tak ada pula perbedaan antara orang yang satu

dan orang yang lain; kecuali dalam hal memelihara hak dan kewajiban. Allah

SWT berfirman:

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (Qs. Al-Hujurat: 13).

Dengan demikian, banyaknya jumlah bangsa hanyalah sebagai sarana

(4)

bertengkar membanggakan diri, untuk melahirkan fanatisme kebangsaan, dan

bukan pula untuk merasa lebih unggul satu sama lainnya.

Rasulullah SAW menafsirkan ayat yang gamblang dengan berbagai hadis

yang bermakna:

Orang Arab tidak lebih utama dari orang bukan Arab, dan orang Quraisy tidak lebih utama dari orang Habsyi kecuali karena taqwanya masing-masing kepada Allah.

Hendaklah kalian taat kepada seorang penguasa sekalipun ia budak Habasyi yang berkepala seperti kismis, selagi ia menegakkan Kitabullah.

Umar ibn Khatab r.a dalam pembicaraannya mengenai Abu Bakar

Ash-Shidiq r.a, sambil menunjuk kepada Bilal bin Rabbah (bekas budak Habasyi)

(5)

Dalam hukum setegas itu, al-Qur’an al-Karim memberi persamaan hak

kepada sesama manusia. Dan di samping itu, ia pun memberi hak perbedaan di

antara setiap orang dari lapisan. Perbedaan tidak di larang oleh Qur’an, tetapi Qur’an melarang perbedaan itu dijadikan sarana untuk berbuat kezaliman dan perkosaan hak. Perbedaan itu dibolehkan sebagai saran untuk menjamin hak

setiap orang, tidak pandang apakah orang itu dari bangsa yang lemah, atau dari

lapisan yang mempunyai kedudukan sosial lemah.

Dengan menetapkan perbedaan itu, berarti al-Qur’an menetapkan tatanan

terbaik yang menjamin kelurusan hidup individu dan masyarakat. Karena soal

perbedaan merupakan hukum kehidupan yang jauh lebih mendalam daripada

kehidupan manusia itu sendiri, dan lebih mendalam daripada sistem sosial atau

sistem ekonomi apapun juga.

Kehidupan tercermin di dalam beribu ribu jenis, macam dan bagian. Tiap

jenis, macam dan bagian terdiri dari satuan-satuan yang berjumlah ribuan dan

jutaan. Masing-masingnya tidak sama dalam hal bentuk dan warna kulit, dan

tidak sama pula dalam hal kekuatan dan ciri khususnya. Meski pada zaman

dahulu sedikit sekali orang yang berbicara tentang sebab-sebab terjadinya

perbedaan itu, namun kenyataan yang kita saksikan ialah bahwa perbedaan itu

merupakan hukum kehidupan dan tujuannya. Hukum kehidupan cenderung

kepada perbedaan ciri-ciri khusus. Ia tidak cenderung kepada kesamaan, baik di

dalam fenomena kehidupan manusia maupun di dalam fenomena kehidupan

hewan. Bahkan kemungkinan besar perbedaan itu lebih dulu mencakup alam

(6)

Hikmah perbedaan adalah jelas, dan cacat yang ada pada kesamaan jauh

lebih jelas. Karena kehidupan memang merupakan adanya berbagai

keistimewaan tertentu. Bila geraknya terbatas pada mengulang-ulang satu

bentuk pada setiap individu, membuat semua orang menjadi satu tipe atau satu

model, sehigga tak ada lingkungan yang lebih baik daripada lingkungan lainnya,

dan tak ada kelompok yang lebih baik daripada kelompok lain. Kehidupan ini

senantiasa penuh dengan berbagai keistimewaan yang terus menerus baru, dan

menuntut adanya berbagai kemampuan yang terus menerus bertambah pada

setiap kali terjadi perbedaan sifat dan perbedaan nasib. Adanya perbedaan

antara satuan-satuan di dalam kehidupan merupakan kebaikan yang ingin di

(7)

Perbedaan tak akan ada artinya bila orang yang berkemampuan disamakan

dengan orang yang tidak mampu, jika orang yang giat bekerja disamakan

dengan orang yang malas. Jika hal ini berlaku, si pemalas tidak merasa khawatir

terhadap hidupnya sendiri, dan orang yang rajin bekerja tidak berkeinginan

mencapai kehidupan yang lebih baik. Pada akhirnya orang-orang yang tidak

mempunyai keistimewaan apapun akan merasa tentram, sama dengan

ketentraman yang dirasakan orang-orang yang mempunyai keistimewaan lebih

banyak dan lebih tinggi. sesungguhnya kesanggupan atau kemampuan itu

merupakan beban kewajiban yang berat, dan tuntutannya pun banyak.

Seumpanya orang tidak terdorong oleh perasaan khawatir, atau oleh perasaan

ingin mencapai sesuatu yang besar, mereka tentu enggan mencapai

kesanggupan yang penuh dengan beban berat dan besar itu. Orang-orang yang

tidak memiliki kesanggupan pun tidak khawatir akan akibatnya. Orang yang

sanggup bekerja pun akan berani meninggalkan pekerjaan tanpa khawatir akan

akibatnya. Sedangkan orang yang tidak mampu bekerja tetap merasa aman,

tidak mencemaskan sumber penghidupannya dan tidak mengkhawatirkan

kedudukannya. Orang yang demikian bukanlah pemalas. Jelaslah, bahwa

perbedaan pasti ada. Dan ketidaksamaan adalah suatu keharusan.

Akan tetapi perbedaan atau ketidaksamaan itu tidak bermanfaat bila tidak

disertai harapan dan keinginan, tidak disertai kepercayaan akan memperoleh

penghidupan yang baik, tidak disertai keinginan meraih kedudukan

terpandang, dan tidak disertai perasaan bimbang dan ragu mengenai ini dan itu.

Perbedaan dan ketidaksamaan adalah hukum kehidupan sejak mula

(8)

Bentuk kehidupan apapun yang bertentangan dengan bentuk kehidupan

yang telah kita kenal sejak mula pertama, tidak akan mantap di dalam akal,

fikiran, dan imajinasi, seperti yang diangan-angankan segolongan kaum

destruktif yang menamakan dirinya “kaum Marxis” atau “kaum Komunis”.

Kaum Marxis menggambarkan perbedaan nasib dan pembagian rejeki

yang tidak sama sebagai tipu muslihat sistem ekonomi pasar, yang ditegakkan

oleh kaum pelepas riba dan kaum pencari raba.

Mereka beranggapan bahwa manusia memperoleh nasib dan syarat

penghidupan yang berbeda-beda karena sejak permulaan sejak mereka telah

terbagi-bagi: ada yang menjadi kaum pemeras dan ada pula yang menjadi kaum

tertindas. Kaum tertindas adalah kaum buruh yang bekerja untuk memperoleh

upah. Pada saat berakhirnya tahap sejarah, dan kaum buruh telah menjadi tuan

yang berkuasa, maka berakhirlah sistem pemerasan. Bersamaan dengan itu,

turut berakhir pula perbedaan nasib dan ketidaksamaan syarat penghidupan.

Mulai saat itu pula, persamaan akan merata di kalangan semua individu dan

(9)
(10)

Perlu diketahu, faham Komunisme telah menjadi kenyataan konkret di

suatu kawasan dunia sejak tahun 1917. Kemudian orang meramalkan

Komunisme akan menjadi kenyataan di semua kawasan dunia pada tahun 1950,

atau katakanlah pada tahun 1970... atau tahun 2000 atau tahun 3000!

Kemudian apakah yang akan terjadi?

Persaingan hidup di antara semua umat manusia akan berhenti, perubahan

dan pembentukan masyarakat baru akan terputus. Dan, lalu, semua bangsa di

dunia akan tetap berada di dalam sistem itu untuk selama-lamanya!

Hingga kapan?

Hingga tahun 5000? Hingga tahun 10.000? atau hingga tahun 100.000, tahun

1.000.000, ataupun hingga tahun 100.000.000 Masehi?

Tidak, hingga semua umat punah dan hingga alam semesta ini musnah!

Mengapa perubahan masyarakat manusia akan terjadi setelah tahun 2000

M. Misalnya atau setelah tahun 3000 M!

Mengapa perubahan seperti itu baru terjadi setelah paham komunisme

merata di seluruh permukaan bola bumi! Itu semuanya adalah “permainan spekulasi”, dan permainan itu sekarang telah terbongkar dan terbuka kedoknya! Semua tahap perkembangan masyarakat, semua tahap perkembangan

negara-negara di dunia, perkembangan kepercayaan. Semuanya adalah

“manuver pasar”, intrik dari suatu golongan yang sedang pasang dan golongan yang sedang surut namun intrik itu telah dihancurkan oleh firasat Karl Marx

yang genial, dan para pengikutnya yang sadar. Kemudian tak akan ada lagi

perkembangan tahap masyarakat, tidak ada manuver, tidak ada yang pasang

dan yang surut, serta tak ada jalan bagi masyarakat manusia untuk mengadakan

perubahan apapun juga. Mengapa, sebab semua itu hanyalah cerita tentang

pemerasan dan penindasan belaka! Pada saat pemerasan dan penindasan telah

hancur dalam tahap perkembangannya yang terakhir, roda kehidupan pun akan

(11)

Para penganut ajaran seperti itu kadang-kadang menanamkan dirinya

sebagai “kaum materialisme historis”. Ini karena mereka merasa memperoleh “ilham”. Mengenai rahasia sejarah, menyelaminya dalam-dalam dan merasa mengetahui semua penyakit di masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. Akan

tetapi, dari uraian terdahulu anda dapat mengetahui betapa sempit dan

kerdilnya pandangan mereka terhadap faktor sejarah perkembangan

masyarakat manusia dalam tahapnya yang susul menyusul tanpa diketahui

batas kesudahannya. Alangkah sempitnya cakrawala kehidupan manusia! dan

alangkah kecilnya arti sejarah, yang gerak perkembangannya terikat oleh sistem

pengupahan yang berlaku dalam suatu periode politik, hingga tak dapat

(12)

digariskan oleh “kaum materialisme historis”! dan alangkah kecilnya arti

sejarah, yang gerak perkembangannya terikat oleh sistem pengupahan yang

berlaku dalam suatu periode politik dan tidak mempunyai arah lain kecuali yang

telah digariskan oleh “kaum materialisme historis”!

Yang lebih sepit lagi adalah pandangan mereka mengenai berbagai faktor

pendorong kehidupan yang beraneka ragam fenomenanya dan banyak seginya.

Tapi kesemuanya oleh mereka dipandang bukan apa-apa selain kehidupan

sepintas lalu. Dan itu secara dangkal mereka gambarkan kepada orang lain,

bahwa ketidaksamaan di antara semua makhluk hidup pada umumnya dan

diantara umat manusia pada khuususnya ditimbulkan oleh pintu muslihat pasar

barang dagang dan oleh perangkap sistem pemerasan. Ketidaksamaan itu

mereka anggap tidak akan mempunyai peranan apa-apa laggi di dalam

lingkungan masyarakat bila masalah pengupahantelah diatasi berdasarkan

sistem yang diberlakukan menurut semestinya. Padahal mereka tentu

memahami bahwa ketidaksamaan megenai syarat penghidupan atau upah

adalah suatu akibat yang tak dapat dielakan dari prinsip ketidaksamaan standar

penghidupan. Ketidaksamaan itu tak mungkin dapat dicegah kendati

pemerintah atau masyarakat mengerahkan semua perundang-undangan untuk

(13)

Kalaupun pada suatu masa ada pemerintahan yang berusaha mencegahnya

dengan berbagai cara, namun ketidaksamaan akan tetap ada, malahan

pencegahannya tak akan berlangsung tuntas. Ketidak samaan juga tidak

mungkin dapat tergantikan dengan nilai kehidupan apa pun juga, ia akan

bergantung pada syarat kehidupan atau harta kekayaan. Sebab, ketidaksamaan

itulah justru yang membuat manusia bahagia dan sengsara. Ia membuat manusia

meningkat dan merosot martabatnya. Dan kepadanya manusia

menggantungkan cita-cita dan jerih payahnya, serta keinginan dan harapannya.

Adakalanya manusia dilahirkan dengan paras yang indah disenangi orang

banyak, dikarunia berbagai kenikmatan, dan diharapkan oleh beribu-ribu orang.

Ia tidak dapat meninggalkan semua sifat yang ada pada dirinya, dan tak ada

orang lain yang dapat mencabutnya.

Ada pula orang yang memiliki keistimewaan berupa daya tahan

menangkal penyakit, cukup dengan sedikit makanan dan pakaian serta tidak

(14)

Ada juga yang mempunyai keistimewaan berupa keturunan yang lebih

mulia dibanding dengan orang lain. Atau mempunyai keturunan yang sama

dengan orang-orang lain tetapi anak-anaknya dikarunia keistimewaan berupa

kecerdasan.

Adapula yang memiliki keistimewaan berupa genialitas dan ketajaman

berfikir. Ada yang istimewa dalam kemahiran berbicara. Ada yang mempunyai

keistimewaan berupa sifat jenaka dan menyenangkan orang lain. Yang lain

dianugerahi keistimewaan berupa usia panjang dan merasakan kepuasan hidup,

sedangkan temperamennya sedang-sedang saja (tidak tinggi dan tidak rendah).

Dan ada pula yang memiliki keistimewaan wibawa, disegani orang, anggun,

dengan kepribadian menonjol di kalangan teman-teman handai tulannya.

Tidak bisa lain, setiap orang tentu sibuk bekerja mencari uang. Sehingga,

akibatnya kadang-kadang ia berhayal bahwa uang sajalah yang dapat

menentukan martabat sosial di tengah berbagai lapisan masyarakat yang banyak

sekali jumlahnya. Orang seperti itu amat naif, dan sangat sempit pandangannya

dalam melihat hari depan yang dekat maupun yang jauh. Ia memandang

keistimewaan seseorang tidak mempunyai peranan apapun dalam

pembentukan tingkat-tingkat dan lapisan-lapisan masyarakat.

Keistimewaan-keistimewaan tersebut tetap tidak akan ada gunanya selama berpuluh-puluh,

(15)

Orang tidak perlu menunggu beribu-ribu tahun untuk dapat menyaksikan

berbagai keistimewaan yang ada pada manusia dan memperlihatkan efeknya

dalam praktik, di dalam sistem apapun juga.

Sistem komunikasi telah berdiri di Rusia sejak 30 tahun yang lalu. Mereka

telah berusaha mati-matian menghapuskan kelas-kelas dan tingkat-tingkat

sosial, tetapi setelah beberapa tahun industrialisasi negeri, ketidaksamaan itu

muncul kembali. Dibandingkan dengan proses perjalan sejarah beribu-ribu abad

mendatang, periode kehidupan sosial tanpa kelas itu hanyalah detik-detik yang

dapat dihitung dengan jari.

Benih-benih ketidaksamaan mulai tampak di antara semua yang ingin

menghapusnya. Mereka adalah orang-orang yang yakin benar bahwa

ketidaksamaan itu salah. Mereka sefaham dengan pemerintahnya, bahwa

ketidaksamaan merupakan salah satu sebab yang melahirkan kelas-kelas di

dalam masyarakat, dan yang mengakibatkan adanya perbedaan syarat-syarat

(16)

Kesefahaman dengan pemerintahnya karena mereka lahir di bawah

naungannya. Mereka tidak pernah mendengar pendapat lain kecuali yang

dikatakan oleh pemerintahnya, dan tidak pernah mengenal filsafat selain filsafat

pemerintahnya. Ketika itu, angkatan pekerja di Rusia terdiri dari generasi

berusia 20–45 tahun, yaitu generasi yang lahir setelah berdirinya sistem

komunisme. Sejak usia kanak-kanak, mereka memperoleh pengajaran dan

pendidikan dari sistem tersebut. Keadaan seperti itu merupakan sandaran paling

terpercaya bagi suatu sistem untuk menggalang kerja sama antara pemerintah

dan rakyat dalam melaksanakan eksperimen sosial yang mereka yakini

kebenarannya. Kepada eksperimen tersebut mereka menggantungkan harapan

terbesar bagi seluruh hidupnya, karena eksperimen itulah sesungguhnya yang

menjadi keyakinan hidup mereka.

Mereka mulai melakukan eksperimen itu, tetapi tidak mencapai kemajuan

dalam langkahnya yang pertama. Mereka melihat dengan jelas adanya bahaya

di dalam prinsip penyemarataan: antara orang yang berwatak rajin bekerja dan

yang yang berwatak pemalas. Akhirnya mereka memandang perlu memberikan

perhatian khusus. Mereka lalu menempuh langkah untuk membedakan yang

rajin bekerja dari yang malas, antara yang bekerja cepat dan yang lamban, dan

antara yang bekerja secara rutin dengan mereka yang bekerja untuk mengejar

(17)

Akan tetapi, perbedaan upah yang mereka terima tidak banyak

manfaatnya. Karena yang menerima upah banyak sama saja dengan yang

menerima upah sedikit dalam hal membelanjakan uangnya. Keduanya hanya

dapat membeli barang-banrang kebutuhan pokok, tidak diperbolehkan membeli

“barang-barang pelengkap”. Soalnya hal itu dipandang sebagai investasi buruk atau bagian dari sistem kapitalisme.

Tetapi, akhirnya, mereka terpaksa memperbolehkan kaum buruh membeli

“barang-barang pelengkap”. Perbedaan nasib penghidupan, pangkat dan kedudukan, pun kian bertambah, karena mereka terpaksa mengadakan

perbedaan upah dan premi. Dengan demikian, mereka menciptakan kelas-kelas

(18)

Itulah semua yang diperoleh Bangsa Rusia dari pengalaman berdarah yang

menelan korban kurang lebih 20 juta jiwa, yaitu terdiri dari mereka yang mati

terbunuh di dalam revolusi bersenjata, yang jatuh sebagai mangsa pengejaran

dan penindasan, serta yang mati karena mati kelaparan dan wabah. Di dalamnya

belum terhitung kerugian yang diderita bangsa itu di bidang kemerdekaan

berfikir dan berperasaan. Prinsip “meninggalkan hukum alam” diterapkan

dalam semua segi kehidupan, dan yang paling mencolok ialah di bidang

genialitas dan kesanggupan berfikir manusia. Bidang itulah yang pertama-tama

menjadi sasaran pelaksanaan prinsip “meninggalkan hukum alam”. Akal fikiran dan kecerdasan fikiran dipaksa mengarah kepada tujuan tertentu.

Prinsip “meninggalkan hukum alam” sungguh merupakan bencana yang

lebih buruk daripada pengejaran dan penindasan fisik. Genialitas bangsa Rusia

pada zaman Tsar, yang relatif jauh lebih bebas, mempunyai pandangan lain di

bidang kesusastraan. Sehingga masa itu dapat melahirkan tokoh-tokoh

sastrawan seperti Dovtoyovsky, Tolstoi, Tirjiniev, Chekov, Artizibachev, Gorki,

dan tokoh-tokoh musik kenamaan. Genialitas yang demikian tinggi itu menjadi

mandul di dalam sistem komunitas. Tak seorang pun sekaliber yang muncul

kemudian kendati banyak sekali buku yang diterbitkan dan banyak pula

pembacanya dikalangan masyarakat luas. Bila ada muncul sastrawan sekaliber

mereka atau mendekati taraf mereka, nasibnya tidak akan dikenal orang, atau ia

(19)

Itulah rintangan yang dipasang untuk mencegah persaingan hidup di

berbagai bidang kehidupan masyarakat. Rintangan untuk mencegah timbulnya

kelas-kelas masyarakat di bawah sistem komunisme, tidak lebih lunak dan tidak

lebih ringan dibanding dengan rintangan untuk mencegah timbulnya

golongan-golongan di kalangan orang-orang Hindu yang hidup di dalam naungan

Brahmaisme. Sebab, rintangan di bawah sistem Komunisme bertujuan mencegah

peningkatan, mencegah kemerosotan dengan cara melipatgandakan kesulitas.

Tujuannya, tentu, agar anasir-anasir yang baik tidak dapat mencapai kemajuan.

sedikitpun mereka tidak meringankan tekanan-tekanan berat yang

mengakibatkan kehancuran mental.

Kita sering mendengar para propagandis “Materialisme” berbicara tentang

kejahatan sosial dan keadilan sosial. Ini pasti karena mereka menganggap

dirinya berjuang memerangi kejahatan sosial untuk menegakkan keadilan sosial.

Akan tetapi anda tidak dapat membayangkan adanya ketidakadilan di dunia ini

yang lebih celaka daripada kejahatan menyamaratakan manusia. Karena

kejahatan itu pada hakikatnya timbul karena perlakuan tidak adil terhadap

orang yang lebih berguna dan lebih baik, dan tidak melindungi orang yang tidak

memiliki kebaikan. Sebaliknya, mereka merintangi lahirnya kekuatan baru,

mengintimidasi orang-orang yang bertekad kuat, memberi dorongan kepada

orang-orang yang malas, dan merintangi kaum pekerja yang percaya pada diri

(20)

Bahkan, bagi lapisan bawah tidak ada kelaliman yang lebih hebat daripada

yang dilakukan oleh orang-orang yang menganggap dirinya “lapisan rendah”

selama-lamanya. Tidak ada harapan sama sekali bagi “lapisan rendah” untuk

mengangkat derajat golongannya, atau mengangkat anak cucu keturunannya,

(21)

itu maupun generasi mendatang. Sebab, orang yang menganggap mereka

lapisan rendah memang sengaja membuatnya berputus asa dan bukannya

membuat mereka berpengharapan. Mereka menanamkan perasaan iri hati dan

rendah diri, bukan menanamkan kemauan dan cita-cita.

Kelaliman yang luar biasa itu dialami oleh semua lapisan masyarakat. baik

oleh mereka yang memiliki kesanggupan meningkatkan diri, maupun mereka

yang tidak memiliki kesanggupan. Di sana berkembang iri hati serta rasa tidak

senang melihat orang lain dapat meningkatkan diri. Kalau saja tidak dicekam

propaganda materialisme, mereka tentu akan membang jauh perasaan seperti

itu. Tetapi mereka melihat sendiri orang-orang yang berperangai serendah yang

dipandang oleh masyarakatnya sebagai lambang keadilan dan pembaruan, atau

sebagai lambang “hukum abadi” yang menguasai hari depan masyarakat dan

individu. Akibatnya, mereka tidak segan-segan mengumumkan hal-hal yang

memalukan dan membanggakan hal-hal yang buruk.

Keadilan hakiki bagi semua lapisan masyarakat ialah bila setiap manusia

dibiarkan mempunyai kelainan fitrah, karena mereka memang harus tetap pada

fitrahnya yang tidak sama. Harus tetap tidak sama dalam hal keutamaan dan

kemampuannya, bukan berlain-lainan dalam hal penampilan tradisinya.

Masing-masing memperoleh hak sesuai dengan kewajibannya, dan dalam

hal-hal selain itu mereka adalah sama.

Itulah hukum alquran, karena Allah telah berfirman:

Sebagian dari mereka telah Kami tinggikan beberapa derajat melebihi sebagian yang lain. (QS. As-Suhruf [43]: 32)

Sesungguhnya di antara kalian yang paling mulia dalam pandangan Allah ialah yang paling besar takwanya. (QS. Al-Hujarat [49]: 13)

Semua orang beriman adalah saudara. (QS. Al-Hujarat [49]: 10)

Atas dasar itulah kehidupan akan menjadi baik dan keadilan akan menjadi

lurus. Yang berhak meningkat dapat meningkat. Dan ketidak samaan dalam

kehidupan semua makhluk akan berlangsung menurut makna yang semestinya,

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui distribusi tekanan dan kecepatan aliran fluida di dalam rumah pompa yang dioperasikan sebagai turbin.. Dapat mengetahui bentuk – bentuk (tampilan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan tempe dengan labu siam yang digunakan dan jenis filler berbasis kacang-kacangan sehingga dapat

Preferensi learning style pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ling Xiau [13] berdasarkan FSLSM yang ditinjau dari aktivitas pada fitur ( learning behavior

7) Penerimaan merupakan hasil produksi dikali dengan harga jual, dinyatakan dalam satuan rupiah. 8) Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dan biaya total

maksud untuk memahami makna yang terkandng dalam ajaran tersebut. b) Metode komparatif, yaitu ajaran ajaran islam itu dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dan

Kunjungan ANC men- jadi salah satu faktor risiko yang mening- katkan kejadian perdarahan pasca persalin- an karena apabila ibu melakukan pelayanan ANC secara teratur

Saat ini kerap terjadi pelanggaran privasi di media sosial berbasis ojek online, timbulnya pelanggaran privasi pada ojek online ini karena aplikasi

Seperti diketahui, anak indigo memiliki dunia sendiri dan tidak memiliki inisiatif untuk bersosialisasi dengan orang lain, karena itu dibutuhkan kedekatan emosional antara orang