• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH HK Organisasi Internasional Huku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH HK Organisasi Internasional Huku"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KEANGGOTAAN DALAM SUATU ORGANISASI

INTERNASIONAL

Tugas Kuliah Hukum Organisasi Internasional

Disusun oleh:

Zaki Bunaiya

1403101010303

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulisan makalah tentang

Keanggotaan Suatu

Organisasi Internasional

dapat terselesaikan. Shalawat dan salam penulis

sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari

alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Penulisan makalah ini sebagai panduan bagi mahasiswa dalam

memahami bagaimana suatu keanggotaaan dalam organisasi internasional.

Makalah ini merupakan referensi bagi para mahasiswa untuk lebih mengetahui

bagaimana masalah tentang keanggotaan suatu organisasi internasional.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

makalah ini, Dan semoga para mahasiswa bisa dapat memahami apa yang

disampaikan penulis dalam makalah ini.

Pembaca yang budiman! Penulis juga membutuhkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita

semua. Atas perhatian pembaca, penulis mengucapkan terima kasih. Wassalam!

Darussalam, 9 November 2016

(3)

DAFTAR ISI

Kata pengantar...i

Daftar isi...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan Penulisan...2

BAB II PEMBAHASAN...3

A. Penggolongan Keanggotaan...3

B. Prinsip-prinsip Keanggotaan...5

C. Persyaratan Keanggotaan...5

D. Prosedur Penerimaan Anggota...11

E. Penghentian Keanggotaan

... 14

F. Penundaan Keanggotaan

... 17

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi internasional merupakan sebagai struktur formal dan keberlanjutan yang dibentuk atas suatu kesepakatan antar anggota-anggota (pemerintah dan non-pemerintah) dari dua negara atau lebih negara berdaulat dengan tujuan untuk mengejar kepentingan tertentu bersama para anggotanya.

Keberhasilan suatu organisasi internasional dapat dilihat dari kebijakan dan cara untuk mengimplementasikannya. Keberhasilan di bidang ini tergantung dari sikap otonomi organisasi dan kepercayaan anggota atas kepemimpinan politis organisasi tersebut, tetapi yang paling penting adalah persepsi dari pemerintah negara anggota tentang seberapa jauh bantuan maupun kebijakan yang dikembangkan oleh organisasi yang akan sesuai dengan kepentingan nasional mereka. Oleh sebab itu anggota dapat mendorong ataupun menghalangi perkembangan bantuan ataupun kebijakan yang dilakukan oleh organisasi internasional sesuai dengan penilaian mereka dengan mempertimbangkan untung dan ruginya bagi kepentingan nasional negara tersebut.

Merujuk pada masalah keanggotaan dari suatu organisasi internasional, masalah keanggotaan merupakan masalah yang penting dalam keanggotaan suatu organisasi internasional. Setiap konstitusi organisasi internasional akan memuat masalah keanggotaan. Masalah keanggotaan merupakan masalah hukum yan penting bagi suatu organisasi internasional.

(5)

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

a. Apa saja yang menjadi hal penting dalam suatu keanggotaan organisasi internasional?

b. Bagaimana tahapan keanggotaa suatu organisasi internasional?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini yaitu diantaranya sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui tentang masalah keanggotaan suatu organisasi internasional

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Penggolongan Keanggotaan

Di dalam sebuah organisasi internasional dapat dibedakan menjadi:

 Keanggotaan penuh (full members), artinya anggota akan ikut serta dalam semua keanggotaan organisasi dengan segala hak-haknya.

 Keanggotaan luar biasa (associate members), artinya anggota dapat berpartisipasi namun tidak mempunyai hak suara di dalam alat perlengkapan utama organisasi internasional.

 Keanggotaan sebagian (partial members), artinya anggota hanya ikut berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan tertentu.

Selain penggolongan diatas, dapat juga dibedakan menjadi: Anggota asli (original members), yaitu anggota yang diundang pada saat konfrensi-konfrensi yang membicarakan rancangan anggaran dasar.Anggota lainnya (admitted members), yaitu anggota yang masuk dalam organisasi internasional setelah organisasi tersebut berdiri sesuai ketentuan tentang keanggotaan yang ada dalam anggaran dasar organisasi internasional.

Keanggotaan dalam Organisasi Internasional;

(7)

1) penentuan kriteria negara serta hak-haknya, yaitu apa kriteria suatau negara disebut negara kecil dan apakah dalam pemberian suara mendapat hak yang sama seperti halnya negara besar,

2) siapakah yang berhak mewakili suatu negara dalam organisasi internasional. Dalam organisasi internasional keanggotan suatu negara tidak hanya mengikatkan pemerintahannya, tetapi meliputi seluruh territorial negara tersebut, maupun hanya bagian tertentu baik secara geografisatau bagian tertentu dari pemerintahan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa keanggotaan suatu negara dalam organisasi international tidak hanya mengikatkan pemerintahannya. Keanggotaan suatu negara dalam organisasi international tidak akan berhenti bila pemerintahan dalam suatu negara berganti. Dalam hal ini maka organisasi international akan memutuskan apakah organisasi akan menerima delegasi dari pemerintahan baru sebagai perwakilan negaranya (representatives).

Keanggotaan suatu negara dalam organisasi international ada kemungkinan meliputi seluruh teritorial negara tersebut, namun ada kemungkinan keanggotaan organisasi international hanya meliputi bagian tertentu negara. Bagian tertentu negara meliputi bagian:

 Bagian Secara Geografis

Bagian secara geografis contohnya, ketika PBB baru berdiri Uni Soviet meminta bahwa negara bagian Uni Soviet, yaitu Ukraina dan Byelorusia sebagai negara anggota yang terlepas dari keanggotaan Uni Soviet.

 Bagian tertentu dari pemerintahan

Dalam suatu organisasi international di mungkinkan suatu bagian dari pemerintahan menjadi anggota dari suatu organisasi international. Sebagai contoh Bank Dunia untuk penyelesaian sengketa International ( Bank for International settlement) yang berkedudukan di Basal yang menjadi anggota adalah Bank Central dari suatu Negara.

2. Kelompok Beberapa Negara

(8)

anggota dalam beberapa tujuan, namun dalam kepemimpinan, kuorum, pemenuhan kewajiban tertentu, setiap anggota berdiri sendiri. Contoh: Organisasi Kopi Internasional (International Coffee Organization)

3. Organisasi Internasional

Keanggotaan negara yang terdiri dari kelompok negara mempunyai kemungkinan untuk membentuk organisasi internasional, dan organisasi internasional inilah yang menjadi anggota dari organisasi internasional. Kedudukan dalam organisasi internasional tersebut biasanya sebagai anggota tidak penuh, dan hubungan antar anggotanya sangat dekat. Contohnya: EEC menjadi anggota dari GATT selain keanggotaan dari masing-masing anggota EEC.

B. Prinsip-prinsip Keanggotaan

Prinsip keanggotaan suatu organisasi internasional tergantung pada maksud dan tujuan, fungsi yang akan dilaksanakan, serta perkembangan apakah yang diharapkan dar organisasi internasional tersebut. Prinsip keanggotaan dapat dibedakan menjadi prinsip universalitas (tidak membedakan sistem pemerintahan, ekonomi, maupun politik yang dianut negara anggotanya), dan prinsip terbatas ( menekankan pada syarat-syarat tertentu bagi keanggotaan), syarat tersebut adalah:

 Keanggotaan yang didasarkan pada kedekatan letak geografis maupun pertimbangan politis, contoh: NATO, Pakta Warsawa.

 Keanggotaan yang didasarkan pada kepentingan yang akan dicapai. Contohnya: kerjasama antar negara pengekspor minyak, maka keanggotaannya hanya dibuka bagi negara pengekspor minyak (OPEC).

 Keanggotaan yang didasarkan pada system pemerintahan tertentu atau system ekonomi tertentu, contohnya: COMECON.

 Keanggotaan yang didasarkan pada persamaan kebudayaan, agma, etnis, dan pengalaman sejarah. Contohnya: British Common, OKI.

(9)

C. Persyaratan Keanggotaan

Keanggotaan suatu negara dalam organisasi internasional dapat dilakukan secara sendiri-sendiri maupun kelompok negara yang menjadi anggota organisasi internasional. Persyaratan suatu negara untuk menjadi anggota dalam suatu organisasi internasional ditentukan dalam anggaran dasar organisasi tersebut.

Menurut ketentuan pasal 1 ayat (2) convenant LBB ada dua persyaratan, persetujuan Majelis hanya dapat dicapai dengan dua pertiga (2/3) suara, dan negara itu dengan itikad baiknya akan memberikan jaminan efektif untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban internasional, bersedia menerima peraturan-peraturan mengenai angkatan bersenjata dan persenjataannya yang ditetapkan oleh liga.

Sebaliknya, piagam PBB memberikan persyaratn yang cukup luwes dan berat, sebagaimana yang termuat dalam pasal 4 ayat (1) dan (2) serta pasal 18 ayat (2) yang mempunyai lima unsur yaitu:

Open to all other “peace loving” states, merupakan negara yang cinta damai, hakekatnya ditunjukan bagi negara yang tidak ikut perang melawan kekuatan poros, atau setidak-tidaknya anti atau bukan fasis.

Accept to obligations contained in the present charter, yaitu negara yang mau menerima kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam piagam. Sebagaimana dinyatakan dalam rules of procedure, baik dari Dewan Keamanan maupun dari Majelis Umum PBB, permintaan untuk menjadi anggota haruslah berisi “suatu pernyataan yang dibuat dalam suatu instrumen resmi bahwa negara itu menerima kewajiban-kewajiban tersebut”.

Ability and willingness to carry out charter obligations, yaitu adanya kesanggupan dan kemauan dari negara untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban sesuai dengan ketentuan piagam.

Upon the recommendation of the security council, adanya permohonan untuk menjadi anggota PBB yang diputuskan oleh Majelis Umum atas rekomendasi dari Dewan Keamanan PBB.

(10)

pengertian, apabila disetujui paling tidak 9 negara anggotanya, termasuk lima anggota tetap. Dewan Keamanan dapat juga menolak rekomendasi itu jika ada salah satu anggota tidak menyetujuinya. Atau menetapkan untuk menunda pembahasan permintaan keanggotaan suatu negara tersebut dalam sidang Dewan Keamanan yang akan datang.

Sesudah mendapatkan rekomendasi positif dari Dewan Keamanan, maka segera disampaikan selambat-lambatnya 25 hari sebelum dimulainya sidang reguler Majelis Umum PBB. Keputusan terakhir mengenai penerimaan keanggotaan baru itu akan diambil oleh Majelis Umum dengan dua pertiga (2/3) mayoritas suara.

Negara Cinta Damai

Syarat ini ditetapkan berdasarkan pemikiran pada saat piagam dibuat, yakni bahwa PBB hanya akan menerima keanggotaan untuk negara yang cinta damai. Hal ini disebabkan pengalaman Perang Dunia I dan II, negara-negara musuh dan negara-negara yang membantu musuh sekutu pada masa Perang Dunia I dan II dianggap sebagai negara yang tidak cinta damai. Persyaratan ini sebenarnya ditujukan pada negara musuh Perang Dunia II. Negara musuh tersebut bila akan menjadi anggota harus menyatakan bahwa mereka adalah yang cinta damai.

Menerima Kewajiban-Kewajiban yang Ditentukan dalam Piagam

Persyaratan untuk menerima kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam piagam harus dinyatakan dalam pernyataan resmi secara tertulis yang ditujukan kepada Sekretaris Jendral (Sekjen) PBB pada waktu negar bersangkutan mengajukan permohonan untuk menjadi anggota PBB (Pasal 134 Rules of Procedure of the General Assembly dan Pasal 58

Rules of Procedure of the Security Council)

Menerima dan Ingin Melaksanakan Kewajiban-Kewajiban yang Ditentukan dalam Piagam

(11)

Permohonan untuk Menjadi Anggota PBB Diputuskan oleh Majelis Umum atas Rekomendasi Dewan Keamanan

Dalam Kovenan Liga Bangsa-Bangsa, keputusan untuk diterima sebagai anggota baru ditetapkan oleh Majelis Umum; sedangkan dalam PBB, keputusan untuk menjadi anggota diputuskan oleh Majelis Umum atas rekomendasi Dewan Keamanan Majelis Umum PBB belum akan memutuskan untuk menerima anggota baru sebelum menerima rekomendasi Dewan Keamanan. Jadi, kebijaksanaan Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB yang menentukan apakah suatu calon anggota baru yang telah memenuhi syarat: negara cinta damai, menerima kewajiban yang ditetapkan dalam Piagam, mampu dan ingin menjalankan kewajiban yang ditentukan Piagam akan diterima atau ditolak. Kebijaksanaan ini tidak ada pembatasan dalam Piagam. Dalam praktiknya, rekomendasi Dewan Keamanan merupakan suatu keputusan (decision) yang berdasarkan Pasal 27 (3) Piagam PBB. Keputusan suatu negara menjadi anggota PBB ditetapkan di Dewan Keamanan.

Keputusan untuk Menjadi Anggota Baru akan Diputuskan oleh Majelis Umum dengan Dua per Tiga (2/3) Anggota yang Hadir dan Memberikan Suara

Setelah menerima rekomendasi positif dari Dewan Keamanan tentang calon anggota, Majelis Umum akan mengambil keputusan berdasarkan Pasal 18 (2) Pagam PBB.

Sebagai contoh, persyaratan keanggotaan dalam World Trade Organization (WTO). Keanggotaan WTO dapat dibedakan antara anggota asli (original members) dan anggota yang masuk setelah WTO berdiri. Anggota asli adalah negara-negara yang tercatat sebagai negara anggota WTO sebelum WTO resmi berdiri pada tanggal 1 Januari 1995. Negara anggota asli adalah:

(1) Negara yang menandatangani hasil akhir Putaran Uruguay di Marakesh pada bulan April 1994;

(2) Negara yang bergabung setelah April 1994, tetapi sebelum WTO berdiri; dan (3) Negara yang turut berpartisipasi di Putaran Uruguay namum tidak sempat

menyelesaikan negosiasi masuknya sebagai anggota dalam GATT dan baru bergabung setelah Januari 1995. Sedangkan negara-negara lain yang ingin menjadi anggota WTO harus mengikuti aturan-aturan yang terdapat pada Pasal 12 ayat (1), Pasal 12 ayat (2), Pasal 16 ayat (1) Marakesh Agreement.

(12)

provided for in this agreement and the Multilateral Trade Agreement may accede to this agreement, on terms to be agreed between it and the WTO. Such accession shall apply to this Agreement and the Multilateral Trade Agreement annexed.

Pasal 12 (2) menentukan: Decision on accesion shall be taken by the Ministerial Conference. The Ministerial Conference shall approve the agreement on terms of accession by two thirds majority of the Members of WTO.

Pasal 16 (1) menentukan: Except as otherwise provided under this Agreement of the Multilateral Trade Agreements, the WTO shall be guided by the decisions, procedurs and customary practices followed by the contracting Parties to GATT 1947 and the bodies established in the framework of GATT 1947.

Jadi berdasarkan Pasal 12 ayat (1) yang dapat menjadi anggota WTO selain negara, juga wilayah yang mempunyai kewenangan pabean sendiri dan mempunyai penuh dalam kaitannya dengan hubungan perdagangan luar negerinya serta hal-hal lain yang ditentukan oleh perjanjian ini (GATT) dan Perjanjian Perdagangan Multilateral (Multilateral Trade Agreements - WTO).

Lembaga yang menentukan masuknya anggota baru di WTO adalah Minister Conference (Pasal 22[2]) Marakesh Agreement, yang berdasarkan Pasal 4 (2) Marakesh Agreement menentukan bahwa di antara sidang-sidang Minister Conference dibentuk

General Council yang akan menjalan kan tugas Minister Conference. Pasal 16 (1) Marakesh Agreement menentukan WTO mengikuti keputusan-keputusan, prosedur-prosedur dan kebiasaan yang telah dipraktikkan dan diikuti oleh anggota-anggota GATT 1947 dan badan-badan yang dibentuk dalam GATT 1947.

(13)

dapat lebih mengenal WTO dan mudah mengantisipasi peraturan-peraturan dan kebijaksanaan perdagangan luar negeri untuk di sesuaikan dengan aturan-aturan GATT 1994 dan the General Agreement on Trade ini Services (GATS) (sesuai dengan poin Aturan

Accession to The World Trade Organization). Berdasarkan poin 5 Aturan Accession to The World Trade Organization, General Council akan membentuk working party yang mempunyai tugas untuk mempelajari permohonan calon anggota. Anggota working party

terbuka untuk negara anggota yang mempunyai kepentingan. Working Party akan mempelajari memorandum yang telah dipersiapkan oleh calon anggota tentang aspek-aspek perdagangan luar negerinya untukmenyesuaikan dengan aturan-aturan yang dikehendaki WTO.

Contoh lain terdapat pada persyaratan keanggotaan dalam International Bank for Reconstruction and Development (IBRD).

Pasal 2 (1) menentukan: The original members of the Bank shall be those members International Monetary Fund which accept membership in the bank before the date specified in article 11 section 2 (e). Membership shall be open to other members of the fund at such times and in accordance with such terms as may be prescribed by the bank.

Jadi, keanggotaan IBRD dibedakan antara anggota asli (original members) dan anggota yang masuk kemudian (admitted members). Persyaratan untuk menjadi anggota adalah:

1. Anggota International Monetary Fund (IMF) Pasal 2[1a] Anggaran Dasar IBRD. 2. Akan sanggup membayar saham pada IBRD (Pasal 2[3a]). Menurut Pasal 2, 1 (b)

setiap saham seharga $100.000. Bagian minimum dari saham tersebut yang harus disetor oleh anggota asli tertera dalam skedul A. Sedangkan bagi anggota lainnya bagian saham yang harus disetor tergantung pada putusan IBRD dengan memperhatikan kemampuan anggota tersebut (Pasal 2[3a]). Jika modal IBRD bertambah, maka masing-masing anggota dapat menambah sahamnya dengan syarat yang ditentukan oleh IBRD dan penambahan saham bagi anggota sebandingan dengan saham pokok yang disetor.

(14)

4. Yang berhak memutuskan keanggotaan baru adalah Board of Governors (Pasal 5 [2bi]). Keputusan penerimaan keanggotaan ini ditentukan oleh suara mayoritas dari

Board of governors dan rapatuntuk mengambil keputusan ini harus mewakili dua per tiga jumlah suara.

D. Prosedur Penerimaan Anggota

Pemutusan untuk penerimaan keanggotaan dalam suatu organisasi internasional merupakan tindakan bilateral. Pihak Organisasi internasional harus setuju dengan penerimaan keanggotaan, di lain pihak negara itu menurut hukum nasionalnya sah untuk menjadi anggota organisasi internasional.

Permohonan untuk menjadi anggota diajukan oleh pihak yang berwenang menurut hukum internasional, seperti kepala negara atau perdana menteri atau menteri luar negeri atau pejabat diplomatik yang diakreditasikan di organisasi internasional tersebut atau negara yang ditunjuk untuk menyimpan dokumen ratifikasi. Dalam penerimaan keanggotaan ini biasanya ada dua prosedur yang harus ditempuh. Pertama, adanya permintaan dari calon anggota.

Kedua, negara yang bersangkutan telah meratifikasi anggaran dasar organisasi internasional dimana negara tersebut ingin menjadi anggota.

(15)

internasional, maka negara tersebut tidak dapat menolak malaksanakan kewajibannya hanya didasarkan pada alasan bahwa keanggotaan dalam organisasi internasional melanggar hukum nasionalnya.

Prosedur keanggotaan ditentukan oleh organisasi internasional tersebut. Misalnya di PBB, permohonan keanggotaan harus disampaikan kepada Sekertaris Jenderal PBB (pasal 134 rules procedure Majelis Umum PBB dan pasal 58 Rules procedure Dewan Keamanan PBB). Dalam prosedur keanggotaan di IBRD, permohonan keanggotaan diajukan ke Board of Governors, dokumen ratifikasi atas anggaran dasar IBRD harus dideposit pada pemerintah Amerika Serikat (Pasal 11[2] Anggaran Dasar IBRD). Keanggotaan International Atomic Energy Agency – IAEA), calon anggota harus menyampaikan pernyataan menerima baik Anggaran Dasar IAEA dan ditujukan kepada Dewan Gubernur (Pasal 4 Anggaran Dasar IAEA) dan dokumen ratifikasi disampaikan pada Amerika Serikat yang ditunjuk sebagai negara penyimpan.

(16)

Desember 1967. Tanggal 22 Mei 1990 kedua negara bergabung dan sejak itu menjadi anggota PBB dengan nama “Yaman”.

Dalam hal keanggotaan di Organisasi Buruh Internasional (ILO), sesuai dengan Konvensi Perburuhan, hanya salah satu pihak yang menjadi peserta Konvensi ILO. Republik Persatuan Tanzania mengemukakan bahwa Konvensi ILO hanya berlaku pada wilayah dimana wilayah tersebut menjadi pihak, dengan kata lain Konvensi ILO hanya berlaku di wilayah yang dulu merupakan wilayah Zanzibar atau Tanganyika.

Masalah lain yang timbul adalah jika suatu negara pecah atau terbagi dalam dua atau beberapa negara. Dalam hal ini diakui bahwa bagian utamalah yang diakui sebagai pewaris negara semula. Sebagai contoh India ketika pecah menjadi India dan Pakistan, maka India yang mewarisi hak-hak India (yang berdiri tahun 1947). Mesir dan Syria menjadi anggota PBB tanggal 24 Oktober 1945, setelah plebisit tanggal 21 Februari 1958 Republik Persatuan Arab terbentuk dengan bersatunya Mesir dan Syria dan menjadi anggota tunggal. Tanggal 13 Oktober 1961, Syria memisahkan diri dari Republik Persatuan Arab, secara terpisah menjadi anggota PBB. Tanggal 2 September 1971 Republik Persatuan Arab Mengubah namanya menjadi Republik Arab Mesir, maka Mesir mewarisi hak Republik Persatuan Arab.

Federasi Malaysia bergabung dengan PBB tanggal 17 September 1957. Tanggal 16 September 1963 namanya berubah menjadi Federasi Malaysia setelah masuknya Singapura, Sabah (Kalimantan Utara), dan Serawak ke dalam federasi tersebut. Pada tanggal 9 Agustus 1965, Singapura menjadi negara merdeka dan memisahkan diri dari Malaysia, maka Malaysia melanjutkan keanggotaan Malaysia. Singapura menjadi anggota PBB tanggal 21 September 1965. Demikian pula ketika Bangladesh tahun 1971 memisahkan diri dari Pakistan, Pakistan tetap melanjutkan keanggotaannya. Bangladesh harus mengajukan sebagai anggota baru PBB.

Begitu pula dengan Cina, ketika Cina pecah menjadi Republik Rakyat Cina (RRC) dan Republik Nasionalis Cina (Taiwan), maka pada waktu itu yang diakui oleh PBB untuk mewarisi hak Cina (tahun 1945) adalah Taiwan, sampai tahun 1971 ketika Majelis Umum mengeluarkan resolusi tanggal 25 Oktober 1971 No. 2758(XXVI) yang menentukan bahwa RRC yang berhak menggantikan hak Cina tahun 1945.

(17)

Lithuania, telah mengajukan keanggotaannya di PBB dan telah diterima sebagai anggota PBB pada tanggal 17 September 1991. Sedangkan negara-negara lainnya seperti Armenia, Azerbaijan, Georgia, Kazakstan, Kyrgyzstan, Republik Moldova, Tajikistan, Turkimenistan dan Uzbekistan menjadi anggota PBB tahun 1992. Di antara 11 negara Republik adalah Rusia, Byelorussia dan Ukraina. Byelorussia dan ukraina telah menjadi anggota PBB sejak tahun 1945 sebagai anggota yang lepas dari keanggotaa Uni Soviet.

Masalah yang timbul dalam masalah keanggotaan dengan pecahnya negara Uni Soviet adalah siapa pengganti Uni Soviet di Dewan Keamanan, mengingat Uni Soviet adalah Anggota PBB sejak 24 Oktober 1945 dan mempunyai hak tetap di Dewan Keamanan. Dalam surat Boris Yeltsin sebagai Presiden Federasi Rusia tanggal 24 Desember 1991 yang ditujukan kepada Sekretaris Jendral PBB, menyatakan bahwa keanggaotaan Uni Soviet di Dewan Keamanan PBB akan dilanjutkan Oleh Federasi Rusia dengan dukungan 11 negara anggota Persemakmuran Negara-Negara Merdeka.

Pada tahun 1991 Yugoslavia pecah menjadi enam negara merdeka: Serbia Montenegro, Kroatia, Slovenia, Bosnia Herzegovina, Makedonia dan Kosovo.

Bosnia-Herzegovina, Kroatia menjadi anggota PBB 22 Mei 1992. Pada 31 Desember 1992 Czechslovakia pecah menjadi Republik Czech dan Republik Slovakia. Republik Czech dan Republik Slovakia menggantikan Keanggotaan Czechoslovakia.

Tanggal Permulaan Keanggotaan

Untuk dapat aktif melaksanakan keanggotaanya dalam suatu organisasi internasional, maka ada dua syarat yang harus dipenuhi:

1. Organisasi internasional telah menerima keanggotaan

2. Calon anggota telah meratifikasi Anggaran Dasar organisasi internasional

Organisasi internasional harus menentukan dalam Anggaran Dasaranya setelah dua persyaratan tersebut dipenuhi maka kapan keanggotaan akan efektif berlaku.

(18)

Keanggotaan suatu organisasi internasional dapat berakhir karena dua cara. Pertama, pengunduran diri. Kedua, diberhentikan.

1) Penghentian Keanggotaan karena Pengunduran Diri

Masalah mengenai pengundurun diri di beberapa organisasi internasional biasanya diatur dalam anggaran dasarnya. Dimana terdapat jangka waktu tertentu untuk efektifnya pernyataan tersebut. Dalam pasal 95 (b) anggaran dasar ICAO ditentukan bahwa pengunduran diri efektif berlaku setelah satu tahun pemberitahuan anggota kepada ICAO. Dalam anggaran dasar IMF pasal 26 (1) menentukan bahwa pengunduran diri efektif saat pemberitahuan tersebut diterima. Selain itu dalam anggaran dasar IMF ditentukan pengunduran diri wajib yang berlaku ketika negara anggota gagal memenuhi kewajiban berdasarkan anggaran dasar IMF.

Bagi organisasi internasional yang menentukan tenggang waktu tertentu antara pemberitahuan keluar dari organisasi dan efektivitasnya itu dibutuhkan untuk memberi kesempatan pada organisasi untuk menyesuaikan keadaan dengan berkurangnya keanggotaan, misalnya penyesuaian anggaran, dan pergantian pejabat. Selain itu negara lain juga perlu menyesuaikan sehubungan dengan negara yang keluar karena negara tersebut memiliki keharusan memenuhi kewajiban tertentu. Bagi organisasi internasional yang bergerak dalam bidang pasaran bersama, keluarnya anggota dapat mempengaruhi seluruh system kerja dari organisasi internasional tersebut. Oleh karena itu suatu organisasi yang hubungan ekonomi antara para anggota menjadi tujuan dari organisasi tersebut dan terdapat dalam anggaran dasarnya akan menentukan bahwa hubungan ekonomi antara anggota yang berhenti keanggotaannya dan negara anggota lainnya baru dapat diputuskan setelah jangka waktu yang cukup lama.

(19)

Namun ada juga pihak yang tidak menyetujui dicantumkannya ketentuan tersebut, dengan alasan: 1)untuk menghindari kelemahan yang pernah dialami oleh LBB, 2) ketentuan pengunduran diri dapat dipakai sebagai sarana untuk menghindarkan diri dari kewajiban yang ditentukan oleh piagam, 3) ketentuan pengunduran diri dapat dipakai sebagai sarana untuk mempertahankan konsesi dari PBB dengan mengancam akan keluar dari PBB. Selain itu, ada pendapat lain yang menghendaki Piagam dapat memuat ketentuan tentang pengunduran diri namun dibatasi, yaitu adanya keadaan istimewa, tetapi masalahnya adalah siapa yang berhak menentukan kriteria keadaan istimewa tersebut.

Setelah perdebatan yang cukup sengit akhirnya Komite ½ menetapkan bahwa Piagam tidak akan memuat ketentuan tentang pengunduran diri dan didahkan di konferensi San Fransisco. Jadi pada kenyataannya ada organisasi international yang anggaran dasarnya memuat ketentuan tentang pengunduran diri (misal LBB) dan ada organisasi yang tidak mengatur tentang ketentuan tersebut.

Pendapat yang memungkinkan pengunduran diri secara unilateral dari suatu organisasi internasional dikemukakan oleh Hendry G. Schermers:

a. Kedaulatan negara (state Souvereignity)

Bahwa hanya negara yang berdaulat yang dapat memutuskan apakah negara itu ikut dalam organisasi internasional atau akan keluar dari organisasi internasional.

b. Kewajaran (Equity)

Ada organisasi internasional yang keanggotaannya terbatas. Pembatasannya adalah syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh suatu negara yang akan menjadi anggota organisasi internasional. Jadi hanya negara yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan Anggaran Dasar organisasi internasional yang dapat menjadi anggota. Jika ada suatu negara merasa bahwa keanggotaannya dalam organisasi tersebut tidak sesuai dengan kepentingan nasionalnya, dan keanggotaannya tidak lagi bermanfaat baginya, maka negara tersebut wajar bila mengundurkan diri. Dapatlah disimpulkan bahwa hak mengundurkan diri secara unilateral adalah wajar.

c. Kemanfaatan (Expediency)

(20)

d. Asas Umum Hukum (General Principle of law)

Dalam hukum nasional terutama dalam hukum perdata, dikenal asas bahwa suatu anggota dari suatu persekutuan perdata dapat mengundurkan diri. Asas umum ini juga dikenal dalam hukum internasional.

e. Exceptio Non Adimpleti Contractus

Bila ternyata organisasi dalam proses perkembangannya menyimpang dari kesepakatan para anggota, maka dalam hal ini terjadi perubahan yang berdasarkan kesepakatan bersama, sehingga dengan demikian negara anggota dapat mengundurkan diri. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Konvensi Wina tentang Hukum Perjanjian Internasional Pasal 62 yang mengatur tentang

Fundamental Change of Circumstances.

2) Penghentian Keanggotaan karena Diberhentikan (expulsion)

Penghentian keanggotaan dalam suatu organisasi internasional karena diberhentiakan biasanya dikaitkan dengan masalah penundaan (suspension). Jika berbicara mengenai penghentian secara paksa, maka yang dimaksud adalah pengeluaran anggota organisasi internasional disebabkan anggota tersebut telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dalam organisasi internasional yang merupakan pelanggaran berat. Tindakan ini dilakukan oleh organisasi sebagai usaha untuk menyelamatkan organisasi dari suatu tindakan tindakan yang dianggap destruktif. Ketentuan mengenai penghentian pakasa ini biasanya dicantumkan dalam anggaran dasar organisasi internasional.

Dalam praktiknya, organisasi internasional yang dalam anggran dasarnya tidak memuat ketentuan tentang penghentian dengan paksa, maka bila ada anggota yang dianggap melakukan tindakan-tindakan yang merugikan bagi organisasi, negara lain akan mengadakan penekanan-penekanan terhadap negara tersebut, yang kemudian negara yang melakukan tindakan yang merugikan akan mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri secara sukarela. Bahkan dimungkinkan terjadi perubahan anggaran dasar.

(21)

terbatas tersebut, negara anggota tersebut lebih baik berada di luar organisasi karena tidak sesuai dengan kepentingannya lagi.

F. Penundaan keanggotaan

Penundaan keanggotaan dituangkan dalam Anggaran Dasar organisasi internasional. Misalnya ketentuan pada Pasal 5 Piagam PBB. Suatu anggota yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam Anggaran Dasarnya, keanggotaannya ditunda untuk sementara. Jika pada suatu saat negara tersebut dapat memenuhi kewajiban sesuai dengan Anggaran Dasar, maka hak negara anggota tersebut akan dipulihkan kembali. Selama masa penundaan, negara tersebut tidak dapat menikmati hak-haknya sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar, tetapi tetap dibebani kewajiban.

(22)

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Hal-hal penting dalam masalah keanggotaan suatu organisasi internasional: a) Penggolongan keanggotaan

 Keanggotaan penuh (full members), artinya anggota akan ikut serta dalam semua keanggotaan organisasi dengan segala hak-haknya.

 Keanggotaan luar biasa (associate members), artinya anggota dapat berpartisipasi namun tidak mempunyai hak suara di dalam alat perlengkapan utama organisasi internasional.

 Keanggotaan sebagian (partial members), artinya anggota hanya ikut berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan tertentu.

b) Prinsip-prinsip keanggotaan

universalitas (tidak membedakan sistem pemerintahan, ekonomi, maupun politik yang dianut negara anggotanya), dan prinsip terbatas ( menekankan pada syarat-syarat tertentu bagi keanggotaan), syarat-syarat tersebut adalah:

(23)

 Keanggotaan yang didasarkan pada kepentingan yang akan dicapai. Contohnya: kerjasama antar negara pengekspor minyak, maka keanggotaannya hanya dibuka bagi negara pengekspor minyak (OPEC).

 Keanggotaan yang didasarkan pada system pemerintahan tertentu atau system ekonomi tertentu, contohnya: COMECON.

 Keanggotaan yang didasarkan pada persamaan kebudayaan, agma, etnis, dan pengalaman sejarah. Contohnya: British Common, OKI.

 Keanggotaan yang didasarkan pada penerapan hak-hak asasi manusia. Contohnya: Council of Europe.

c) Persyaratan keanggotaan

Misalnya seperti PBB, piagam PBB memberikan persyaratn yang cukup luwes dan berat, sebagaimana yang termuat dalam pasal 4 ayat (1) dan (2) serta pasal 18 ayat (2) yang mempunyai lima unsur yaitu:

Open to all other “peace loving” states, merupakan negara yang cinta damai, hakekatnya ditunjukan bagi negara yang tidak ikut perang melawan kekuatan poros, atau setidak-tidaknya anti atau bukan fasis.

Accept to obligations contained in the present charter, yaitu negara yang mau menerima kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam piagam. Sebagaimana dinyatakan dalam rules of procedure, baik dari Dewan Keamanan maupun dari Majelis Umum PBB, permintaan untuk menjadi anggota haruslah berisi “suatu pernyataan yang dibuat dalam suatu instrumen resmi bahwa negara itu menerima kewajiban-kewajiban tersebut”.

Ability and willingness to carry out charter obligations, yaitu adanya kesanggupan dan kemauan dari negara untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban sesuai dengan ketentuan piagam.

(24)

d) Prosedur penerimaan anggota

Pemutusan untuk penerimaan keanggotaan dalam suatu organisasi internasional merupakan tindakan bilateral. Pihak Organisasi internasional harus setuju dengan penerimaan keanggotaan, di lain pihak negara itu menurut hukum nasionalnya sah untuk menjadi anggota organisasi internasional.

Permohonan untuk menjadi anggota diajukan oleh pihak yang berwenang menurut hukum internasional, seperti kepala negara atau perdana menteri atau menteri luar negeri atau pejabat diplomatik yang diakreditasikan di organisasi internasional tersebut atau negara yang ditunjuk untuk menyimpan dokumen ratifikasi. Dalam penerimaan keanggotaan ini biasanya ada dua prosedur yang harus ditempuh. Pertama, adanya permintaan dari calon anggota. Kedua, negara yang bersangkutan telah meratifikasi anggaran dasar organisasi internasional dimana negara tersebut ingin menjadi anggota.

e) Berhentinya keanggotaan

Keanggotaan suatu organisasi internasional dapat berakibat karena dua cara:

1. Penghentian keanggotaan karean pengunduran diri.

2. Penghentian keanggotaan karena diberhentikan (Expulsion). f) Penundaan keanggotaan

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Larutan umpan fiksasi yang mengandung Mo dan U dengan kadar Mo yang sama atau lebih besar dari kadar U hams difiksasi ulang, agar menghasilkan larutan dengan ratio U/Mo lebih besar

Faktor-faktor yang menyebabkan kematian anak pra-sapih pada kambing dan domba diantaranya Induk kesulitan melahirkan (dystocia), pengaruh iklim, sifat keindukan, faktor genetik,

Adapun skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan program pendidikan S-1 pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Tingkatan dalam konversi agama sangatlah beragam pada diri individu, ada yang dangkal adapula yang dalam. Ada juga yang secara tiba-tiba dan ada pula yang secara bertahap. Secara

Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan S1 pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Fakultas Tarbiyah

Kesimpulan dari penelitian adalah pencapaian kinerja, pengalaman orang lain, dan persuasi verbal berpengaruh terhadap mathematical high order thinking skill ; dan

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan tindakan tentang SADARI sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan peer group pada remaja putri

8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dalam praktik pembulatan harga bagi konsumen yang menyepakati maka sah antara keduanya, untuk konsumen yang tidak menyepakati