• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKUL. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKUL. docx"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI BIDANG

SOSIAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah

Pendidikan Multikultural

Oleh:

Ananda Laksmi Ekawati (292013070) Uun Hartanti (292013073)

Kristiyanti (292013077) Akbar Wijaya (292013088)

Dwi Listyani (2920130)

S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Karunia dan RidhoNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Pendidikan Multikultural di Bidang Sosial” ini.

Makalah ini penulis buat guna melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Multikultural, serta menambah wawasan penulis tentang pentingnya pendidikan multikultural didalam kehidupan sosial dan bermasyarakat. Penulis berharap makalah yang penulis buat ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana pada khususnya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu penulis berharap pembaca dapat memberi kritik dan sarannya guna menyempurnakan makalah ini.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Multikultural merupakan sebutkan yang cocok untuk Indonesia. Karena Indonesia memiliki keragaman agama dan kepercayaan, suku, jumlah dan persebaran, bahasa dan sejumlah keragaman lain. Keragaman ini merupakan potensi dan keunikan yang dimiliki bangsa Indonesia. Akan tetapi keragaman dan keunikan tersebut belum mendapat kesempatan berkembang dan mengelola diri berdasarkan kearifan budaya dan kemauan hidup berdampingan secara damai didalam kehidupam sosial.

Maraknya perkelahian, kerusuhan, permusuhan yang berlatarbelakang etnis dan budaya ini maka diperluhkan pendidikan multikultural sehingga masyarakat menyadari bahwa pendidikan multikultural merupakan hal yang penting didalam kehidupan sosial dan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan multikultural? 2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan sosial?

3. Bagaimana pengembangan pendidikan multikultural dalam bidang sosial? C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari pendidikan multikultural 2. Mengetahui pengertian dari pendidiakan sosial

3. Mengetahui pengembangan pendidikan multikultural dalam bidang sosial

(4)

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Pendidikan multikultural merupkan respon terhadap perkembangan populasi sekolah, sebagai tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok. Dalam dimensi lain, pendidikan multikultural merupakan pengembangan kurikulum dan aktifitas pendidikan untuk memasuki berbagai pandangan, sejarah, prestasi, dan perhatian terhadap orang-orang non Eropa(Hilliard, 1991-1992).

James Banks(1994) menjelaskan bahwa pendidikan multikultural memiliki beberapa dimensi yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu pertama content integration yaitu mengintegrasikan berbagai budaya dan kelompok untuk mengilustrasikan konsep mendasar, generalisasi, dan teori dalam mata pelajaran atau disiplin ilmu. Kedua, the know ledge contruction procces yaitu membawa siswa untuk memahami implikasi budaya kedalam sebuah mata pelajaran (disiplin). Ketiga, anequity pedagogy yaitu menyesuaikan metode pengajaran dengan cara belajar siswa dalam rangka memfasilitasi prestasi akademik siswa yang beragam baik dari segi ras, budaya(culcure), ataupun sosial(social). Keempat, prejudice reduction, yaitu mengidentifikasi karakteristik ras siswa dan menentukan metode pengajaran mereka. Kemudian, melatih kelompok untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, berinteraksi dengan seluruh staff dan siswa yang berbeda etnis dan ras dalam upaya menciptakan budaya akademik yang toletan dan inklusif.

Dalam aktifitas pendidikan manapun, peserta didik merupakan sasaran(object) dan sekaligus sebagai subject pendidikan. Oleh sebab itu, dalam memahami hakikat peserta didik, para pendidik perlu dilengkapi pemahaman tentang ciri-ciri umum peserta didik. Setidaknya, secara umum peserta didik memiliki 5 ciri, yaitu:

1. Peserta didik dalam keadaan sedang berdaya, maksudnya ia dalam keadaan berdaya untuk menggunakan kemampuan, kemauan, dan sebagainya.

2. Mempunyai keinginan untuk berkembang ke arah dewasa. 3. Peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda-beda.

4. Peserta didik melakukan penjelajahan terhadap alam sekitarnya dengan potensi-potensi dasar yang dimiliki secara individual.

(5)

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

1. Pendidikan multikultural adalah gerakan politik yang bertujuan menjamin keadilan sosial bagi seluruh masyarakat tanpa memandang latar belakang yang ada.

2. Pendidikan multikultural mengandung dua dimensi yaitu pembelajaran (kelas) dan kelembagaan(sekolah) dan antara keduanya tidak bisa dipisahkan tetapi harus ditangani melalui reformasi yang komprehensif.

3. Pendidikan multikultural menekankan reformasi pendidikan yang komprehensif dapat dicapai melalui analisis kritis atas sistem kekuasaan dan hak untuk dapat dilakukan reformasi yang komprehensif dalam pendidikan

4. Berdasarkan analisis kritis ini, maka tujuan pendidikana multikultural adalah menyediakan bagi setiap siswa jaminan memperoleh kesemptan guna mencapai prestasi maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

5. Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang baik untuk seluruh siswa, tanpa memandang latar belakang siswanya.

B. PENGERTIAN PENDIDIKAN SOSIAL

Adapun pendapat para ahli pendidikan menafsirkan pendidikan sosial sebagai berikut: 1. Menurut Abdul Hamid al- Hasyimi Pendidikan sosial adalah bimbingan orang

dewasa terhadap anak dengan memberikan pelatihan untuk pertumbuhan kehidupan sosial dan memberikan macam-macam pendidikan mengenai perilaku sosial dari sejak dini, agar hal itu mejadi elemen penting dalam pembentukan sosial yang sehat. 2. Menurut St. Vembriarto Pendidikan sosial adalah suatu usaha melalui proses untuk

mempengaruhi dan mengembangkan sikap sosial pada anak dalam arti mengarahkan kegiatan (aktifitas) pada sosialisasi anak dalam lingkungan sosialnya.

3. Menurut Nasikh Ulwan pendidikan sosial adalah mendidik manusia sejak kecil agar anak terbiasa menjalankan perilaku sosial yang baik, dan memiliki nilai dasar-dasar kejiwaan mulia bersumber pada aqidah dan keimanan yang mendalam, agar ditengah-tengah masyarakat nanti anak mampu bergaul dan berperilaku yang baik, mempunyai keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana.

(6)

ditengah-tengah masyarakat kelak anak mampu bergaul dan berperilalaku yang baik terhadap sesama. Tentunya selalu berpegang pada aqidah dan keimanan yang kokoh.

Jadi pendidikan multikultural di bidang sosial adalah suatu proses pembaruan menciptakan lingkungan pendidikan yang setara untuk seluruh siswa yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak, secara sengaja dalam masyarakat untuk mendidik, membina, membangun individu dalam lingkungan sosial supaya ditengah-tengah masyarakat kelak anak mampu bergaul dan berperilalaku yang baik terhadap sesama.

C. PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI BIDANG SOSIAL

Pendidikan multikulltural merupakan gejala baru didalam pergaulan manusia yang mendambakan persamaan hak, termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan yang sama untuk semua orang ‘’Education For All’’. Selain itu, pendidikan multikultural memiliki kaitan erat dengan setiap perubahan sosial, baik berupa dinamika perkembangan individu maupun proses sosial dalam skala yang lebih luas. Perkembangan masyarakat yang multikultural terbagi menjadi beberapa kelompok :

1. Kelompok Sosial Berdasarkan Ras

Pola pergaulan di Indonesia tidak mengenal adanya rasialisme atau superioritas satu ras di atas ras lainnya, walaupun terdapat beberapa kelompok ras yang jumlahnya lebih banyak dari kelompok ras lainnya. Namun, hal ini tidak berarti ras tersebut ditempatkan secara istimewa atau dianggap lebih unggul yang akhirnya mengarah pada sikap rasialis yang bertentangan dengan konspesi masyarakat majemuk.

2. Kelompok Sosial Berdasarkan Bahasa

Setelah melalui proses panjang, akhirnya individu maupun kelompok yang memiliki perbedaan-perbedaan tadi ternyata mampu menghasilkan suatu persamaan yang merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai, yaitu bahasa Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena bahasa-bahasa suku yang mereka miliki berasal dari satu rumun, yaitu kelurga bahasa Austronesia. Jadi, mereka dapat cukup mudah saling menerima dan mempelajari bahasa suku bangsa lainnya dan menerima serta mempelajari bahasa baru seperti bahasa Indonesia.

3. Kelompok Sosial Berdasarkan Suku Bangsa

(7)

yang tercermin pada pola dan gaya hidup mereka masing-masing. M.A Jaspan menyatakan bahwa masyarakat Indonesia terdiri atas 366 suku bangsa. Pernyataan ini menggunakan patokan atau kriteria yang didasarkan pada bahasa, daerah, kebudayaan dan susunan masyarakatnya.

4. Kelompok Sosial Berdasarkan Perbedaan Agama

Masyarakat Indonesia terbagi menjadi beberapa kelompok sosial yang diikat oleh unsur-unsur religi. Sedikitnya terdapat lima kelompok religi yang jumlah anggotanya cukup besar, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Buddha dan Hindu. Yang paling besar adalah kelompok muslim, mencapai 90% dari jumlah penduduk di Indonesia. Selain itu, masih terdapat kelompok masyarakat yang menganut kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Dalam masyarakat multikultural seperti Indonesi, kebebasan beragama sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing dijamin oleh negara. 5. Kelompok Sosial Berdasarkan Perbedaan Gender

Gender dan jenis kelamin sangat berbeda, gender merupakan suatu peranan sedangkan jenis kelamin merupakan tanda fisik dari setiap individu. Pada zaman dulu, kedudukan wanita selalu di nomor duakan daripada pria. Tetapi sekarang kedudukan pria dengan wanita sama, semenjak adanya emansipasi wanita yang dirintis oleh RA Kartini.

D. PENDEKATAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM BIDANG SOSIAL

Merancang pendidikan dalam tatanan masyarakat yang penuh dengan permasalahan (konflik) antar kelompok maupun keanekaragaman budaya seperti di Indonesia memang tidaklah mudah. Hal ini semakin sulit jika tatanan masyarakat yang ada masih penuh diskriminasi dan bersifat rasis.

Selain itu, pendidikan yang merupakan agen perubahan sosial dalam suatu masyarakat yang tidak terlepas dari budaya masyarakat tersebut. Nilai-nilai, pandangan, dan norma yang dikembangkan merupakan integrasi dari budaya dimana pendidikan tersebut dilaksanakan, yang kemudian ditanamkan di dalam masyarakat. Pendidikan memang merupakan media yang tepat bagi usaha pelestarian dan penanaman nilai-nilai atau pandangan, demikian juga penanaman pandangan dan kesadaran terhadap adanya perbedaan budaya pada masyarakat multikultural. Usaha menanamkan kesadaran multikultural lewat pendidikan kemudian dikenal dengan pendidikan multikultural.

(8)

diperlukan sejumlah pendekatan. Beberapa pendekatan dalam pendidikan multikultural dalam pengembangan di bidang sosial yaitu :

1. Tidak lagi menyamakan pandangan pendidikan dengan persekolahan, atau pendidikan multikultural dengan program-program sekolah formal.

Pandangan yang lebih luas mengenai pendidikan sebagai transmisi kebudayaan membebaskan pendidik dari asumsi bahwa tanggung jawab primer menegmbangkan kompetensi kebudayaan di kalangan anak didik semata-mata berada di tangan mereka dan justru semakin banyak pihak yang bertanggung jawab karena program-program sekolah seharusnya terkait dengan pembelajaran informal di luar sekolah.

2. Menghindari pandangan yang menyamakan kebudayaan dengan kelompok etnik. Artinya, tidak perlu lagi mengasosiasikan kebudayaan semata-mata dengan kelompok-kelompok etnik sebagaimana yang terjadi selama ini. Secara tradisional, pendidik atau masyarakat mengasosiasikan kebudayaan hanya dengan kelompok-kelompok sosial yang relatif self sufficient, ketimbang dengan sejumlah orang yang secara terus menerus dan berulang-ulang terlibat satu sama lain dalam satu atau lebih kegiatan. Dalam konteks pendidikan multikultural, pendekatan ini diharapkan dapat mengilhami para penyusun program-program pendidikan multikultural untuk melenyapkan kecenderungan memandang anak didik atau masyarakat secara stereotip menurut identitas etnik mereka dan akan meningkatkan eksplorasi pemahaman yang lebih besar mengenai kesamaan dan perbedaan di kalangan anak didik dari berbagai kelompok etnik.

3. Pendidikan multikultural meningkatkan kompetensi dalam beberapa kebudayaan. Kebudayaan mana yang akan diadopsi, itu ditentukan oleh situasi dan kondisi secara proporsional.

Kesadaran seperti ini kemudian akan menjauhkan kita dari konsep dwi budaya atau dikotomi antara pribumi dan non-pribumi. Dikotomi semacam ini bersifat membatasi individu untuk sepenuhnya mengekspresikan diversitas kebudayaan. Pendekatan ini meningkatkan kesadaran akan multikulturalisme sebagai pengalaman normal manusia. Kesadaran ini mengandung makna bahwa pendidikan multikultural berpotensi untuk menghindari dikotomi dan mengembangkan apresiasi yang lebih baik melalui kompetensi kebudayaan yang ada pada setiap individu.

(9)

Hal ini dapat dilakukan dengan pendidikan multikultural yang ditanamkan kepada anak-anak lewat pembelajaran di sekolah maupun di rumah. Seorang guru bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan terhadap anak didiknya dan dibantu oleh orang tua dalam melihat perbedaan yang terjadi dalam kehidupan mereka sehari-hari. Namun pendidkan multikultural bukan hanya sebatas kepada anak-anak usia sekolah tetapi juga kepada masyarakat Indonesia pada umumnya lewat acara atau seminar yang menggalakkan pentingnya toleransi dalam keberagaman menjadikan masyarakat Indonesia dapat menerima bahwa mereka hidup dalam perbedaan dan keragaman.

Kelima pendekatan tersebut haruslah diselaraskan dengan kondisi masyarakat. Masyarakat adalah kumpulan manusia atau individu-individu yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama serta diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan, dan agama.

Masyarakat mempunyai peranan penting dalam perkembangan intelektual dan kepribadian individu. Sebab, masyarakat merupakan tempat yang penuh alternatif dalam upaya memperkaya pelaksanaan proses pendidikan berbasis multikultural.

Untuk itu, setiap anggota masyarakat memiliki peranan dan tanggung jawab moral terhadap terlaksananya proses pendidikan multikultural. Hal ini disebabkan adanya hubungan timbal balik antara masyarakat dan pendidikan. Dalam upaya memberdayakan masyarakat dalam dunia pendidikan merupakan satu hal yang penting untuk kemajuan pendidikan di masa kini dan di masa yang akan datang.

Pendidikan multikultural dalam bidang sosial terutama di Indonesia yang memiliki banyak suku, agama, maupun ras pasti memiliki banyak perbedaan dan bagaimana kita menghargai perbedaan itu lalu mengembangkannya bukan malah membuat permasalahan atau perpecahan antar suku, agama, maupun ras. Jika terjadi permasalahan dengan adanya pendidikan multikultural dalam bidang sosial harusnya kita dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan musyawarah, diskusi, atau berbagi pikiran agar masalah dapat diselesaikan tanpa adanya perkelahian atau permusuhan antar suku, agama, maupun ras.

Dampak positif pendidikan multikultural dalam bidang sosial

(10)

2. Mendidik siswa agar dapat memiliki sikap toleransi, tidak bermusuhan dan tidak ada konflik karena perbedaan suku, bahasa, budaya, adat istiadat, dll.

3. Terjadinya interaksi antar masyarakat sehingga dapat saling berbagi tentang budaya, adat istiadat, suku, dll

4. Menyatukan bangsa Indonesia walaupun memiliki banyak budaya, suku, ras, bahasa, dll

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Pendidikan multikultural di bidang sosial adalah suatu proses pembaruan menciptakan lingkungan pendidikan yang setara untuk seluruh siswa yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak, secara sengaja dalam masyarakat untuk mendidik, membina, membangun individu dalam lingkungan sosial supaya ditengah-tengah masyarakat kelak anak mampu bergaul dan berperilalaku yang baik terhadap sesama.

 Pengembangan pendidikan multikultural di bidang sosial

- Perkembangan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelompok :  Kelompok Sosial Berdasarkan ras

 Kelompok Sosial Berdasarkan bahasa  Kelompok Sosial Berdasarkan suku bangsa  Kelompok Sosial Berdasarkan perbedaan agama  Kelompok Sosial Berdasarkan gender

(11)

- Tidak lagi menyamakan pandangan pendidikan dengan persekolahan, atau pendidikan multikultural dengan program-program sekolah formal.

- Menghindari pandangan yang menyamakan kebudayaan dengan kelompok etnik.

- Pendidikan multikultural meningkatkan kompetensi dalam beberapa kebudayaan. Kebudayaan mana yang akan diadopsi, itu ditentukan oleh situasi dan kondisi secara proporsional.

- Penanaman dan pengenalan pendidikan multikultural pada anak sejak usia dini. Dampak positif pendidikan multikultural dalam bidang sosial

 Menyelesaikan masalah dengan diskusi atau musyawarah agar tidak terjadi perkelahian atau permusuhan.

 Mendidik siswa agar dapat memiliki sikap toleransi, tidak bermusuhan dan tidak ada konflik karena perbedaan suku, bahasa, budaya, adat istiadat, dll.  Terjadinya interaksi antar masyarakat sehingga dapat saling berbagi tentang

budaya, adat istiadat, suku, dll

(12)

Daftar Pustaka

Mahfud, Choirul.2011.Pendidikan Multikultural.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Naim, Ngainun dan Ahmad Sauqi.2010.Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Sutarno.2007.Pendidikan Multikutural.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Tilaar, H.A.R.2004.Multikulturalisme.Jakarta: Grasindu.

http://emarakhmawati.blogspot.com/2013/02/pentingnya-pendidikan-multikultural-di.html

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ini didukung wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah diketahui bahwa berbagai kegiatan sudah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran di antaranya

Poin terakhir adalah perlunya keseriusan dari Universitas-universitas Islam yang memiliki prodi PAUD didalamnya untuk bisa memberikan kontribusi dengan melahirkan alumni –

INTA allocates capex of IDR75 billion until IDR80 billion in 2018. The capex will be used to build new warehouse in Balikpapan and increase

Deskripsi fokus penelitian atau definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1) Perilaku agresif adalah tindakan kekerasan yang dilakukan dengan tujuan untuk menyakiti orang lain

Dari hasil pengujian bahwa rata-rata daya untuk bahan bakar campuran lebih besar dari premium murni, adanya kenaikan pemakaian bahan bakar seiring dengan meningkatnya putaran

Meskipun hal tersebut tergolong sulit dalam menjalin kerjasama yang baik dengan tokoh agama tidak menutup kemungkinan bahwa permasalahan klasik tersebut mampu hilang

 Pilihlah kata kunci yang paling baik yang dapat mewakili topik yang dibahas dalam artikel tersebut..  Kata kunci penting dalam pengindeksan artikel dan dapat membantu

Kalimat penjelas yang tidak padu dalam kutipan paragraf tersebut terdapat pada nomor …!.