• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Perlindungan dan Pemajuan HAM Dala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Upaya Perlindungan dan Pemajuan HAM Dala"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Upaya Perlindungan dan Pemajuan HAM Dalam Konteks Hubungan Internasional dan Indonesia

A. Pernyataan Masalah

Begitu pentingnya isu HAM di dunia abad ini menjadi hal yang sangat menarik untuk dibahas dalam skripsi yang saya tuliskan. upaya apa yang

diperlukan bagi pemajuan dan perlindungan HAM diwujudkan dalam konteks Hubungan Internasional? Sebelum mengulas hal tersebut, adakalanya untuk

memahami isu HAM, diperlukan juga penjelasan mengenai sejarah dan

perkembangan HAM di dunia, terutama kaitannya dengan pandangan-pandangan tradisi pemikiran negara-negara modern.

Disini juga akan dibahas tentang keterkaitan HAM dan demokrasi karena kedua hal tersebut mempunyai keterikatan satu dengan yang lain.

Ketidakseimbangan antara hak-hak sipil dan politik yang lebih mendominasi HAM daripada hak-hak yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, dan budaya. Serta pembahasan terakhir dalam tulisan ini adalah mengenai pemajuan dan

perlindungan HAM di Indonesia.

Pedoman dunia yang berkaitan dengan HAM telah dibentuk sejak tahun

1948, bernama Universal Declaration of Human Rights untuk menghormati hak-hak asasi manusia diseluruh negara (Budiardjo, 2008:218). Deklarasi ini dijadikan sebagai pedoman seluruh negara untuk menjamin hak setiap warga negaranya.

Lahirnya berbagai konvensi maupun perjanjian internasional yang dipelopori oleh Universal Declaration of Human Rights menunjukkan betapa pentingnya hak Muhammad Darmawan Ardiansyah/HI

(2)

asasi manusia sebagai pelindung bagi setiap individu maupun kelompok di sebuah negara.

Walaupun telah dibentuk berbagai perjanjian internasional tentang HAM, tidak dapat menjamin akan tegaknya prinsip-prinsip HAM di sebuah negara. Hal ini dapat dibuktikan dari masih banyaknya negara yang melakukan pelanggaran

HAM. Pelanggaran HAM dalam bentuk pembunuhan massal, penyiksaan, penculikan, pemerkosaan, penahanan tanpa sebab, dan proses hukum yang tidak

adil merupakan kejadian yang telah menjadi rutinitas di negara-negara yang sering dilanda konflik peperangan.

Praktik kejahatan yang terjadi di negara-negara Amerika Latin, Eropa, dan

Timur Tengah serta tempat-tempat lainnya menjadi sebuah contoh mengerikan terhadap pelanggaran HAM dan menimbulkan keprihatinan bagi stabilitas

keamanan internasional. Contoh pembunuhan terhadap orang-orang yang tidak berdosa oleh kelompok Taliban di Afghanistan juga merupakan pelanggaran HAM yang sangat berat di mana rakyat yang tidak bersalah harus menanggung

akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kebijakan pemerintah negara tersebut.

Berjuta-juta pengungsi di seluruh penjuru dunia berbondong-bondong

melarikan diri karena telah kehilangan rasa aman dan tempat tinggal diakibatkan oleh konflik yang tidak kunjung selesai. HAM masih sebatas prinsip-prinsip yang belum bisa diterapkan. Memandang nasib-nasib para buruh kerja Indonesia

khususnya Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang mengadu nasib di negeri orang seperti Arab Saudi, kuwait, serta negara-negara tetangga, seperti Malaysia,

(3)

Para Tenaga Kerja Indonesia yang merantau di sana dianiaya, ditindas, dan diperlakukan tidak lebih dari seorang budak. Pelanggaran HAM yang terjadi pada

mereka tidak hanya dilakukan oleh para majikan mereka, melainkan juga

dilakukan oleh para aparatur negara yang notabene juga harus melindungi hak-hak setiap manusia yang hidup di negara tersebut. Betapa mirisnya kehidupan yang

mereka jalani diakibatkan karena tidak adanya jaminan HAM bagi diri mereka.

Asia Tenggara juga tidak bisa terlepas dari sorotan dunia internasional

mengenai pelanggaran HAM yang terjadi di wilayah tersebut. Sebut saja

Myanmar yang sedang dilanda konflik kekuasaan, ditindasnya muslim Rohingya yang tidak diakui anggota kewarganegaraannya di Thailand, serta Indonesia yang

masih memiliki dosa pelanggaran HAM pada masa Orde Baru dimana banyak terjadi pelanggaran HAM yang tidak dapat diungkap kasusnya sampai sekarang.

Pelanggaran HAM yang tidak kalah mengerikan juga dilakukan oleh negara-negara maju. Lihat saja negara Amerika Serikat yang sering menyuarakan HAM dan demokrasi akan tetapi masih juga tidak bisa terlepas dari pelanggaran

HAM. Salah satunya dapat kita lihat pada peperangan yang terjadi di Irak di mana Amerika Serikat membumi hanguskan negara ini karena isu adanya senjata

pemusnah massal yang tidak dapat dibuktikan keberadaannya sampai sekarang.

Masih banyak pelanggaran yang dijumpai di berbagai kawasan dunia seperti yang telah dicontohkan di atas menunjukkan bahwa Hak Asasi Manusia yang

dijunjung tinggi oleh negara-negara di dunia hanya masih terbatas pada retorika saja. Pemajuan dan perlindungan HAM masih dibutuhkan bagi tegaknya

(4)

secara sungguh-sungguh dari berbagai kalangan terutama aktivis-aktivis HAM untuk melindungi dan menegakkan prinsip-prinsip HAM.

Isu HAM pada abad 21 ini menjadi salah satu isu terpenting dunia yang menyangkut kehidupan seluruh masyarakat di berbagai negara. Kenyataan ini dapat kita lihat dari berbagai masalah yang telah dipaparkan diatas dimana HAM

telah mewarnai berbagai aspek kehidupan masyarakat baik secara politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Di lain sisi setiap negara pada saat ini juga sangat peduli

terhadap permasalahan yang berkaitan dengan HAM.

Negara yang dinilai kurang tegas dalam menegakkan HAM di wilayahnya dapat dipastikan akan dikucilkan dalam perpolitikan dunia saat ini. Sehingga

martabat sebuah negara pada saat ini dilihat pada tegak tidaknya prinsip-prinsip HAM di wilayahnya. Sejalan dengan soal di atas, tuntutan-tuntutan mengenai

perbaikan kualitas HAM juga datang dari rakyat yang semakin membuka mata lebih lebar atas tercapainya hak-hak dasar mereka sebagai warga negara.

B. Pertanyaan Penelitian

Dari pernyataan masalah diatas, penulis mengajukan pertanyaan dalam penelitian ini yang meliputi:

1) Upaya apa yang harus dilakukan agar prinsip-prinsip HAM dapat dijamin dan ditegakkan dalam konteks hubungan internasional?

2) Upaya apa yang diperlukan untuk memajukan dan melindungi HAM

(5)

C. Tujuan dan Manfaat Penilitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian mengenai hal-hal yang diperlukan bagi tegaknya prinsip-prinsip HAM di dunia adalah:

a) Untuk mencari solusi bagi tegaknya HAM di dunia.

b) Untuk mengetahui bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh negara-negara di dunia khususnya negara maju bagi

tegaknya prinsip-prinsip HAM.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a) Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pemikiran-pemikiran yang berkaitan dengan isu-isu HAM.

b) Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar strata 1 (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Tinjauan Pustaka

HAM dalam dunia sosial dan politik adalah salah satu isu terpenting yang mendapat banyak perhatian dari kalangan akademisi untuk diteliti setelah berakhirnya perang dunia kedua. Terdapat banyak sekali penelitian yang mengangkat isu tentang HAM, salah satu penelitian tersebut berjudul

(6)

oleh Aina (2002). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca terhadap substansi HAM dalam UUD 1945 sebelum dan setelah

amandemen. Tulisan ini bersumber dari beberapa buku yang dijadikan penulis sebagai pedoman dalam menuliskan jurnalnya. Dengan adanya amandemen terhadap substansi UUD 1945 yang berkaitan dengan HAM, diharapkan dapat menjadi pintu untuk membangun HAM yang lebih baik di Indonesia.

Kajian tentang HAM juga dilakukan oleh Affandi (2006), penelitiannya berjudul,”Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsepsi Hak Asasi Manusia Dalam Rangka Perlindungan dan Penegakannya di Indonesia.” Tulisan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman HAM dikalangan masyarakat agar mereka dapat memahami arti penting HAM itu sendiri. Dengan adanya pemahaman konsep HAM yang baik di kalangan masyarakat, dapat dijadikan sebagai jalan utama tegaknya HAM secara utuh di Indonesia. Sumber data penelitian ini berasal dari data primer, yaitu buku-buku yang berkaitan dengan topik ini.

Studi yang lainnya berjudul,”Implementasi Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Supremasi Hukum”, yang dituliskan oleh Buyung (2003)

mengangkat isu akan pentingnya sebuah supremasi hukum yang dapat menjamin pengimplementasian dalam melindungi Hak Asasi Manusia. Hal ini sangat diperlukan karena apabila hukum benar-benar ditegakkan, maka otomatis bukan hanya HAM bahkan semua aspek kehidupan masyarakat dapat terjamin

kelangsungannya. Dalam menuliskan jurnal ini penulis mengambil rujukan dari buku-buku yang relevan dengan topik tersebut.

Studi yang sama juga dilakukan oleh Rasudyn (2005) yang

berjudul,”Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia.” Menurut Rasudyn upaya penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia sangatlah sulit untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan faktor birokrasi pemerintahan yang tidak jelas, belum lagi praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merajalela, menambah carut-marut dunia perpolitikan negara ini. Jurnal ini ditulis berdasarkan buku-buku yang dipilih penulis untuk dijadikan referensi utamanya.

(7)

menjelaskan Hak Asasi Manusia dilihat dari perspektif teori yang ada dalam Hubungan Internasional. Sehingga kita lebih dapat memahami HAM secara mendalam. Hal ini dimungkinkan karena teori yang saya gunakan sebagai alat analisis adalah teori liberal, yang dimana teori ini menganggap penting semua aktor yang terlibat dalam Hubungan Internasional, baik individu, kelompok, maupun negara.

E. Kerangka Teori

Di dalam ilmu hubungan internasional dikenal berbagai pendekatan yang

dapat digunakan menjadi kerangka berpikir untuk memahami isu-isu yang berkaitan dengan ilmu hubungan internasional. Salah satu dari sekian banyaknya pendekatan yang ditawarkan oleh ilmu hubungan internasional adalah pendekatan

liberalisme. Pendekatan ini akan dijadikan penulis sebagai kerangka pemikiran untuk mengulas topik yang disajikan oleh penulis.

Dalam pandangan atau perspektif liberalisme isu-isu yang berkaitan dengan hubungan internasional mempunyai dimensi kajian yang sangat luas dan beragam. Tidak seperti pandangan kaum realis yang lebih menekankan perhatiannya pada

isu-isu yang berkaitan dengan keamanan negara dan kekuatan militer, kaum liberalisme lebih memandang isu hubungan internasional pada sisi yang lebih luas

dan cenderung berkonsentrasi pada isu-isu yang berkaitan langsung dengan aktor non-negara (Perwita, 2005:27). Mengacu pada perspektif kaum liberalisme, dapat dipastikan bahwa Hak Asasi Manusia masuk kategori isu hubungan internasional

yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat, baik dilihat dari masing-masing individu maupun kelompok masyarakat yang mempunyai cakupan

(8)

Berakhirnya Perang Dingin dan berkembangnya politik dunia menjadikan isu-isu hubungan internasional semakin beragam jenisnya dan mempunyai

cakupan yang lebih luas dari sebelumnya. Percaturan politik dunia sekarang ini tidak lagi didominasi oleh persaingan kekuatan-kekuatan militer dari berbagai negara. Walaupun isu keamanan internasional dan kekuatan militer masih menjadi

topik bahasan, akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa isu-isu tersebut tidak lagi menjadi fokus utama kajian dikalangan pengamat isu hubungan internasional.

Berakhirnya perang dunia II menyebabkan isu-isu baru muncul dalam hubungan internasional. Para pengamat hubungan internasional telah

memalingkan perhatiannya pada isu-isu hak asasi manusia, sistem pemerintahan

demokrasi, dan lingkungan hidup. Isu-isu tersebut merupakan isu yang paling banyak dibicarakan, karena tuntutan situasi dan kondisi dunia yang sangat

memprihatinkan pasca perang tersebut.

Tentunya masih banyak isu-isu yang mendapat sorotan masyarakat dunia. Akan tetapi setidaknya hak asasi manusia telah menjadi isu utama yang cukup

menyita perhatian dikalangan para pengamat politik, karena pandangan didalamnya yang menggugah solidaritas di kalangan umat manusia. Hak asasi

manusia bukanlah pemberian dari lembaga apapun melainkan hak yang telah melekat pada masing-masing individu karena status dan martabatnya sebagai seorang manusia(Ubaedillah, 2012:148). Dari kalimat di atas dapat diartikan

bahwa setiap manusia berhak atas hak yang harus dia peroleh dan berhak

(9)

HAM sebagai isu global yang perlu mendapat perhatian serius dari pengamat politik dunia.

Dalam pandangan kaum liberal, setiap isu harus diberi perhatian dan diberi makna sama penting agar setiap permasalahan mendapat porsi perhatian yang sama. Tentang isu yang berkaitan dengan HAM, dilihat dari pendekatan liberal,

pemajuan dan perlindungan HAM juga harus mendapat perhatian yang sama. Hal ini mengartikan bahwa aspek ekonomi, sosial, budaya, sipil, dan politik yang ada

di dalam HAM harus mendapat perhatian yang sama dan setiap aspek mempunyai makna yang sama penting bagi HAM itu sendiri. Tidaklah mudah untuk

mewujudkan hal-hal tersebut dikarenakan masih banyaknya hambatan yang sulit

dilalui untuk mewujudkannya.

Dalam perspektifnya, kaum liberal mengatakan bahwa sistem hubungan

internasional tidak hanya ditentukan oleh aktor negara saja, tetapi juga aktor-aktor non negara. Liberalisme berpandangan bahwa semua aktor, baik negara maupun tidak, memiliki peran yang sama penting dalam sistem hubungan internasional.

Aktor negara, yang diperankan oleh lembaga pemerintahan memiliki peran yang sangat penting dalam pengambilan dan pembuatan kebijakan (decision making)

untuk mengambil langkah strategis atas isu-isu yang timbul, baik dalam konteks nasional maupun internasional.

Di lain sisi aktor non-negara pun juga memiliki peran yang tidak kalah

penting dari aktor negara. Mereka dapat berbuat apa saja dalam merespon berbagai isu-isu yang berkembang di kehidupan masyarakat nasional maupun

(10)

menjadikan aktor non-negara lebih leluasa dalam membuat pengaruh atas respon dari isu-isu yang berkembang ditingkat nasional maupun internasional. Mereka

dapat membuat jaringan-jaringan di seluruh dunia untuk membuat pengaruh yang signifikan agar terjadi sebuah perubahan kondisi ke arah yang lebih baik. Dengan metode penggunaan kerangka pemikiran ini kiranya dapat diambil sebuah solusi

bagi pemajuan dan perlindungan HAM dalam konteks internasional umumnya dan nasional khususnya.

Di era globalisasi ini dunia tengah dilanda arus gelombang demokratisasi yang sangat kuat. Di lain sisi HAM yang dianggap sebagai sebuah hal yang tidak terlalu menyita perhatian di masa perang dingin, mulai menjadi sebuah isu yang

sangat diperhatikan oleh dunia internasional. HAM dan segala aspek yang berkaitan dengannya, serta demokrasi yang sedang melanda negara-negara baru

merdeka, dianggap sebagai satu-satunya penyelamat bagi dunia yang sedang dilanda krisis keamanan dan ekonomi internasional yang tak terelakkan. HAM telah menjadi isu penting hubungan antarnegara. David P. Forsythe dalam

bukunya Human Rights in International Relations menyebutkan bahwa dalam setiap kepentingan maupun kebijakan yang dikeluarkan baik ditingkat nasional,

regional, maupun global senantiasa diwarnai oleh aspek-aspek tertentu yang bersangkutan dengan HAM (Iskandar, 2010:248).

F. Metode Penelitian

(11)

Metodologi penelitian berfungsi sebagai data dalam penyusunan penelitian ini.untuk penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu

metode penelitian yang menggambarkan fenomena-fenomena yang sedang berlangsung, yang kemudian hasil penelitian dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada dan selanjutnya dapat disimpulkan secara jelas oleh penulis dalam

tulisan ini. Dengan metode penelitian ini, penulis memberikan penjelasan mengenai pemajuan dan perlindungan terhadap HAM dalam ruang lingkup

hubungan internasional dan perkembangannya di Indonesia setelah reformasi.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam menyusun laporan penelitian yang dilakukan dalam bentuk

studi pustaka yang bersumber pada bahan-bahan tulisan, baik dari sebuah buku, dokumen, jurnal, majalah, koran, data dari internet, dan data-data yang bersumber dari sebuah media yang dapat dipertanggungjawabkan isi-isinya.

Studi kepustakaan dilakukan dengan mengunjungi perpustakaan universitas dan perpustakaan umum yang sekiranya dapat ditemukan tulisan-tulisan yang

dapat menunjang data yang ada di dalam penulisan skripsi ini.

b. Lokasi Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini penulis melakukan penelitian di beberapa

(12)

1) Perpustakaan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2) Perpustakaan Universitas Indonesia.

c. Waktu Penelitian

Lamanya waktu penelitian dan pengumpulan data, sampai dengan selesainya penulisan proposal skripsi ini, dilakukan mulai dari bulan

November 2013 sampai dengan Desember 2013.

d. Jenis Data

Dalam penelitian ini penulis hanya mengumpulkan data sekunder, yaitu pengambilan data yang dilakukan secara tidak langsung dari sumbernya. Penulis menggunakan teknik studi kepustakaan dengan menelusuri buku-buku yang relevan terhadap penelitian ini di beberapa perpustakaan yang tersedia untuk umum.

G. Sitematika Penulisan

Sistematika penulisan ini menggambarkan secara singkat mengenai

penyusunan proposal skripsi ini. Adapun gambaran penulisannya, sebagai berikut:

 BAB I :PENDAHULUAN, bab ini menjelaskan tentang latar belakang

(13)

 BAB II :SEJARAH HAM, bab ini menjelaskan tentang sejarah

terbentuknya HAM, perkembangan isu HAM dalam hubungan internasional, perkembangan HAM di Barat, serta pandangan ilmuwan Barat terhadap HAM.

 BAB III :PEMAJUAN DAN PERLINDUNGAN HAM DALAM

HUBUNGAN INTERNASIONAL, dalam bab ini akan dibahas bagaimana perkembangan HAM di Eropa dan Asia serta pemajuan dan perlindungan

HAM dalam hubungan internasional.

 BAB IV :HAM DAN PEMAJUANNYA DI INDONESIA, dalam bab ini akan dibahas mengenai hak sosial, ekonomi, dan budaya yang terabaikan serta bagaimana langkah Indonesia dalam memajukan dan melindungi HAM.

 BAB V :KESIMPULAN, pada bagian bab ini penulis membuat suatu

kesimpulan dari penjelasan-penjelasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, yang merupakan jawaban atas rumusan masalah yang telah

Referensi

Dokumen terkait

Publikasi Profil Kecamatan Palu Selatan 2014 merupakan terbitan yang memuat berbagai informasi tentang kondisi geografis, pemerintah kependudukan, social budaya,

Analisis (antai Marko) yaitu alat analisis yang dapat digunakan, misalnya untuk meramalkan pangsa pasar saat ini dan masa datang. !eknik  yang digunakan dalam analisis

Respon siswa terhadap model pembelajaran Group Investigation (GI) diperoleh dengan meminta siswa mengisi angket respon menggunakan angket yang meliputi model pembelajaran,

primavera project planner , menghasilkan total durasi Pekerjaan 39 hari dan penurunan kebutuhan puncak tenaga kerja pada pekerjaan kayu non kritis, karena di geser

 Etika yang berarti Mengenai filsafat etika Al-Ghazali secara sekaligus dapat kita lihat pada teori tasawufnya, Maksudnya adalah agar manusia sejauh kesanggupannya meniru

Dilihat dari konteksnya, penulis merasakan adanya perasaan berupa rasa simpulan, menyimpulkan dan rasa simpulan atas apa yang dirasakan seorang tokoh atas

Pada saat sebuah motor dilakukan perawatan keadaan cincin-cincin pelumas harus diperhatikan, sebab bila terjadi kebocoran akan menyebabkan bahan pelumas lolos

Berdasarkan hasil rata-rata nilai yang dihasilkan tiap formula, dapat disimpulkan bahwa penggunaan formula scoring yang ketiga dapat menghasilkan score Keystroke