• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA LKS BAHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA LKS BAHA"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

511: Bahasa Daerah

(Jawa)

USULAN PENELITIAN

HIBAH BERSAING

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

BAHASA JAWA SMP/M.Ts. DI JAWA TIMUR BERBASIS TEKS

DAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

TIM PENGUSUL

Drs. SUKARMAN, M. Si.

YOHAN SUSILO, S.Pd.

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGADIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

(2)
(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN DAFTAR ISI

RINGKASAN

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA BAB III : METODE PENELITIAN

BAB IV :. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1 : Justifikasi Anggaran

2 : Dukungan sarana dan prasarana penelitian

3 : Susunan organisasi dan pembagian tugas tim peneliti

4 : Daftar Riwayat Hidup Penelitian

(4)

I. IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Penelitian : Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa Jawa SMP/ M.Ts. di Jawa Timur Berbasis Teks dan Pendidikan Karakter Bangsa

2. Ketua Peneliti :

a. Nama Lengkap : Drs. Sukarman, M.Si. b. Bidang Keahlian : Pendidikan Bahasa

c. Jabatan : Lektor Kepala

c. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Bahaa dan Sastra Daerah/ FBS d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Surabaya

e. Alamat Surat : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, FBS UNESA, Kampus Lidah Wetan Surabaya f. Telepon/ Faks : (031) 7522876

g. E-mail : sukarman.unesa@yahoo.com

3. Anggota Peneliti :

No .

Nama dan Gelar Akademik

Bidang Keahlian

Instansi Alokasi Waktu (jam/minggu) 1. Yohan Susilo, S.Pd. Pendidikan

Bahasa/ Sastra

UNESA 10/8

4. Objek Penelitian :

Penelitian ini menyusun perangkat pembelajaran Bahasa Jawa Tingkat SMP di Jawa Timur yang berbasis pendidikan karakter dan implementasinya.

 Objek Utama :

Tahun I

(1) Mengkaji KTSP dan Silabus Muatan Lokal Bahasa Jawa Tingkat SMP di Jawa Timur.

(2) Menyusun LKS Mulok Bahasa Jawa Tingkat SMP di Jawa Timur yang Berbasis Teks dan Pendidikan Karakter.

(5)

(1) Mengujicobakan LKS pembelajaran Bahasa Jawa Tingkat SMP yang telah disusun pada SMP-SMP yang yang dipilih secara acak yang mewakili. (2) Menyusun laporan hasil Ujicoba LKS.

 Objek Pendukung :

(1) Model pengembangan perangkat pembelajaran RPP berbasis teks dan pendidikan karakter.

(2) Perangkat buku teks siswa yang ada di pakai guru dalam pembelajaran. 5. Masa Pelaksanaan :

 Mulai : Maret 2016

Berakhir : Nopember 2016

6. Usulan Biaya :

Tahun I : Rp. 75.000.000,00

Tahun II : Rp. 75.000.000,00

7. Lokasi Penelitian : Provinsi Jawa Timur 8. Temuan yang ditargetkan:

Hasil temuan yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah: 8.1 Laporan Penelitian, yang berisi:

(1) Analisis KTSP Muatan Lokal Bahasa Jawa yang mencakup analisis Kompetensi Inti Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) yang mencakup Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

(2) Pengembangan LKS Mulok Bahasa Jawa Tingkat SMP Jawa Timur yang Berbasis Teks dan Pendidikan Karakter Bangsa.

8.2 Buku LKS Mulok Bahasa Jawa Tingkat SMP Jawa Timur yang Berbasis Teks dan Pendidikan Karakter.

8.3 Compact Disk (CD)/ DVD contoh model pembelajaran menggunakan LKS yang Berbasis Teks Dan Pendidikan Karakterr Bangsa.

9. Instansi lain yang terlibat : 9.1 Dinas Pendidikan Provinsi

(6)

9.3 MGMP/MGBS Mapel Mulok Bahasa Jawa Kabupaten/ Kotamadya 9.4 Satuan Pendidikan, yaitu SMP/ M.Ts Negeri/ Swasta

10. Kontribusi mendasar pada bidang ilmu :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai berikut:

10.1 Bahan pertimbangan dalam rangka inovasi dan revitalisasi KTSP Mapel Mulok Bahasa Jawa untuk jenjang SMP di Jawa Timur.

10.2 Model pengembangan perangkat pembelajaran berupa LKS dan model pembelajaran bagi guru maupun calon guru Mapel Bahasa Jawa untuk jenjang SMP di Jawa Timur.

10.3 Bahan referensi dan rekomendasi bagi Dinas Pendidikan terkait untuk memperbaiki proses pembelajaran maupun pendidikan pada umumnya.

11. Keterangan Lain Yang Dianggap Perlu:

Pendidikan karakter bangsa mulai marak dibicarakan kembali sekitar awal tahun 2009. Pendidikan karakter harus diimplementasikan ke dalam pembelajaran, bukan sekedar pada materi tetapi juga pada perangkat dan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran LKS berbasis teks dan model pembelajaran yang berbasis pendidikan karakter sampai saat ini belum banyak dikembangkan oleh guru.

II. SUBSTANSI USUL PENELITIAN

ABSTRAK

(7)

(4) ujicoba perangkat LKS pembelajaran Bahasa Jawa Tingkat SMP yang telah disusun pada SMP-SMP yang yang dipilih secara acak yang mewakili..

Jika penelitian ini terlaksana maka akan dihasilkan buku LKS pembelajaran Bahasa Jawa SMP/ M.Ts. berbasis teks dan pendidikan karakter dan CD/ DVD rekaman model pembelajaran dengan penggunaan LKS Bahasa Jawa berbasis teks dan pendidikan karakter yang bisa diperbanyak untuk konsumsi para guru dan siswa. Dengan demikian akan ada peningkatan kualitas profesionalisme guru dalam proses pembelajaran.

Untuk mengungkap permasalahan penelitian tersebut digunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi dokumentasi, wawancara, observasi, dan kuesioner. Sumber data penelitian ini adalah KTSP 2013 dan Silabus Muatan Lokal Bahasa Jawa SMP/M.Ts Jawa Timur yang merupakan kurikulum payung. Adapun objek utamanya ialah analisis KTSP Bahasa Jawa dan penyusunan LKS dan model pembelajaran Bahasa Jawa yang berbasis teks dan pendidikan karakter yang saat ini dalam proses sosialisasi, sedangkan objek pendukung adalah perangkat pembelajaran dan model pembelajaran Bahasa Jawa yang telah disusun guru yang berbasis pendidikan karakter.

Selanjutnya penelitian diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang (1) revitalisasi KTSP dan Silabus Mulok Bahasa Jawa, model LKS, dan model pembelajaran Bahasa Jawa yang berbasis teks dan pendidikan karakter. Agar hasil penelitian ini relevan dengan kebutuhan lapangan perlu kiranya untuk diujicobakan, sehingga dapat direfleksi kelebihan dan kekurangan berkaitan dengan upaya perbaikan perangkat pembelajaran yang berkelanjutan.

Kata kunci : pengembangan, perangkat LKS, pembelajaran, bahasa Jawa, berbasis teks, pendidikan, karakter

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(8)

Arus globalisasi yang telah meretas batas jarak dan waktu menyebabkan manusia mulai mengalami krisis identitas. Manusia mulai kehilangan akar budayanya dan mulai membangun hubungan solidaritas baru. Krisis identitas yang paling nyata adalah terpinggirkannya bahasa, sastra, dan budaya lokal, dan budaya bangsa Indonesia pada umumnya.

Dalam konteks budaya Jawa, kontak antarbudaya satu dengan budaya lainnya dari detik ke detik akan memberikan warna baru dan melunturkan nilai-nilai budaya lokal yang ada. Akibatnya, sikap hidup orang Jawa masa kini mengalami pengikisan dan erosi tradisi budaya besar-besaran. Dampak ilmiah dari kontak antarbudaya memunculkan pilihan menerima, menolak, dan adaptasi. Dialektika kesadaran budaya lokal-global dibangun bukan sekedar untuk pelestaian, pembinaan, dan pengembangan nilai-nilai budaya lokal (baca: budaya Jawa) yang selaras dengan kemajuan jaman, melainkan perlu mengarah ke restrukturisasi bahasa, sastra, dan budaya Jawa secara terpadu. Untuk mengendalikan laju arus globalisasi di segala sektor kehidupan diperlukan filter, salah satunya berupa pendidikan karakter bangsa.

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam uraian fungsi pendidikan nasional tersebut tertuang dengan jelas karakter bangsa yang diharapkan dibangun melalui dunia pendidikan.

(9)

Lembaga pendidikan bukan sekedar merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai-nilai. Anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup tiga ranah (Taksonomi Bloom) yang mendasar, yaitu: (1) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) ) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis , dan (3) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan kompetensi estetis.

Berkaitan dengan masalah globalisasi dan pembangunan karakter bangsa, pembelajaran Bahasa Jawa sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal dewasa ini berada dipersimpangan antara pelestarian budaya Jawa yang adiluhung dan tuntutan budaya global. Derasnya pengaruh arus globalisasi di segala sektor kehidupan menjadi salah satu pemicu terpuruknya kondisi bahasa, sastra, dan budaya Jawa sebagai budaya lokal. Perubahan dan pergeseran bahasa, sastra, dan budaya Jawa tidak dapat dihindari disebabkan oleh faktor migrasi, bilingualisme, dan juga kebijakan pemerintah sendiri dalam menyikapi pengaruh budaya global. Masyarakat yang heterogen dan kompleks berperilaku apriori terhadap bahasa, sastra, budaya, maupun kesenian Jawa, sehingga jatidiri sebagai orang Jawa mulai terkikis.

Walaupun kedudukan Bahasa Jawa sebagai salah satu bahasa daerah dijamin secara yuridis, kita tidak dapat memungkiri kenyataan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa daerah masih dalam taraf yang memprihatinkan. Fungsi lembaga pendidikan sebagai transmisi nilai-nilai luhur budaya bangsa masih belum maksimal. Perangkat pembelajaran dan model pembelajaran yang ada belum mengimplementasikan pendidikan karakter bangsa. Akibatnya, siswa cenderung memiliki banyak pengetahuan dan keterampilan, tetapi kurang dalam mengembangkan sikap kemanusiaan yang penting dalam hidup bermasyarakat atau menjadikan siswa menjadi sosok kaum intelek yang tidak humanis.

(10)

dan berbasis teks. Proses pembelajaran saintifik menjadi terintegasi dengan empat langkah kegiatan dengan 6 M (mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengomunikasikan, dan mencipta).

Istilah teks, juga sering disebut genre adalah satuan bahasa yang dimediakan secara tertulis atau lisan dengan tata organisasi tertentu untuk mengungkapkan makna dalam konteks tertentu pula. Teks adalah bahasa yang sedang digunakan dalam konteks tertentu. Teks dapat muncul dalam bentuk lisan maupun tulisan yang tidak terlepas dari sistem bahasa pada konteksnya.

Teks memiliki ciri berikut: (1) Memiliki tata organisasi yang kohesif, (2) Mengungkapkan makna, (3) Terstruktur pada konteks, dan (4) Dapat dimediakan dalam bentuk tulis maupun lisan. Adapun langkah pengembangan teks dalam pembelajaran bahasa sebagai berikut (1) membangun konteks, (2) membentuk model teks (pemodelan), (3) membangun teks bersama-sama, dan (4) membangun teks secara mandiri.

Berkaitan dengan uraian di atas, revitalisasi harus mencakup keseluruhan aspek pembelajaran bahasa secara terpadu dan terintegrasi, baik melalui pendidikan informal, formal, dan nonformal. Salah satu caranya adalah menyusun perangkat pembelajaran dan melaksanakan proses pembelajaran yang berbasis teks dan pendidikan karakter bangsa. Dalam penelitian difokuskan pada pengembangan LKS.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tahun I

(1) Bagaimanakah KTSP 2013 dan Silabus Muatan Lokal Bahasa Jawa Tingkat SMP di Jawa Timur?

(2) Bagaiamanakah penyusunan LKS Mulok Bahasa Jawa Tingkat SMP di Jawa Timur yang berbasis teks dan pendidikan karakter?

Tahuan II:

(11)

(4) Bagaimanakah hasil ujicoba perangkat LKS pembelajaran Bahasa Jawa Tingkat SMP yang telah disusun pada SMP-SMP yang yang dipilih secara acak yang mewakili?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut

Tahun I :

1.3.1Mendeskripsikan hasil analisis KTSP dan Silabus Muatan Lokal Bahasa Jawa Tingkat SMP di Jawa Timur.

1.3.2 Menyusun LKS Mulok Bahasa Jawa Tingkat SMP di Jawa Timur yang Berbasis Teks dan Pendidikan Karakter.

Tahun II :

1.3.3 Mengujicobakan LKS pembelajaran Bahasa Jawa Tingkat SMP yang telah disusun pada SMP-SMP yang yang dipilih secara acak yang mewakili.

1.3.4 Menyusun laporan hasil Ujicoba LKS.

1.4 Urgensi (Keutamaan) Penelitian

Pembelajaran berbasis teks dan pendidikan karakter bangsa harus diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas, budaya sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan keseharian di rumah maupun di masyarakat secara komprehensif. Implementasi pendidikan karakter dalam dalam materi pembelajaran sudah dilakukan, namun implementasi dalam perangkat pembelajaran belum dilakukan. Di sisi lain, pembelajaran dan pengembangan bahan ajar berbasis teks memang merupakan pemfokusan baru dalam pengembangan materi sebagai implementasi KTSP 2013, sehingga wajar jika belum membudaya di kalangan pendidik dan sekolah pada umumnya.

(12)

guru-guru saat ini. Atas dasar permintaan itulah peneliti berharap melalui penelitian ini dapat mewujudkan harapan para guru Bahasa Jawa tersebut.

Keutamaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.3 Penelitian ini merupakan bentuk sosialisasi pengembangan perangkat pembelajaran dan model pembelajaran berbasis teks dan pendidikan karakter bangsa yang dibutuhkan guru Bahasa Jawa saat ini.

1.4.4 Dengan adanya buku model LKS pengembangan perangkat pembelajaran berbasis teks dan pendidikan karakter akan mempermudah dalam menanamkan pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan guru.

1.4.5 Dengan adanya CD/ DVD contoh model pembelajaran berbasis teks dan pendidikan karakter akan mempermudah dalam menanamkan pembelajaran berbasis teks dan pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan guru.

1.4.6 Hasil penelitian ini digunakan untuk merevitalisasi pembelajaran berbasis teks dan pendidikan karakter dan memotivasi guru untuk menjadi guru yang profesional.

BAB II. STUDI PUSTAKA

2.1 Pendidikan Karakter

Pembangunan karakter bangsa merupakan salah satu pilar penting pembangunan bangsa, karakter bangsa merupakan “kemudi” bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, pembangunan karakter merupakan proses panjang yang harus diupayakan secara terus menerus.Pembangunan karakter bangsa merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia), karena turut menentukan kemajuan suatu bangsa.

(13)

semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru;(8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok; (9) membudayanya kebohongan/ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama

Alasan-alasan di atas menunjukkan bahwa pendidikan karakter sangat perlu ditanamkan sedini mungkin untuk mengantisipasi persoalan di masa depan yang semakin kompleks seperti semakin rendahnya perhatian dan kepedulian anak terhadap lingkungan sekitar, tidak memiliki tanggungjawab, rendahnya kepercayaan diri, dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh tentang apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter, Lickona dalam Elkind dan Sweet (2004) menggagas pandangan bahwa pendidikan karakter adalah upaya terencana untuk membantu orang untuk memahami, peduli, dan bertindak atas nilai-nilai etika/ moral. Pendidikan karakter ini mengajarkan kebiasaan berpikir dan berbuat yang membantu orang hidup dan bekerja bersama-sama sebagai keluarga, teman, tetangga, masyarakat, dan bangsa.

Upaya untuk mengimplementasikan pendidikan karakter adalah melalui Pendekatan Holistik, yaitu mengintegrasikan perkembangan karakter ke dalam setiap aspek kehidupan sekolah. Berikut ini ciri-ciri pendekatan holistik (Elkind dan Sweet, 2005), yaitu: (1) Segala sesuatu di sekolah diatur berdasarkan perkembangan hubungan antara siswa, guru, dan masyarakat; (2) Sekolah merupakan masyarakat peserta didik yang peduli di mana ada ikatan yang jelas yang menghubungkan siswa, guru, dan sekolah; (3) Pembelajaran emosional dan sosial setara dengan pembelajaran akademik; (4) Kerjasama dan kolaborasi di antara siswa menjadi hal yang lebih utama dibandingkan persaingan; (5) Nilai-nilai seperti keadilan, rasa hormat, dan kejujuran menjadi bagian pembelajaran sehari-hari baik di dalam maupun di luar kelas; (6) Siswa-siswa diberikan banyak kesempatan untuk mempraktekkan prilaku moralnya melalui kegiatan-kegiatan seperti pembelajaran memberikan pelayanan; (7) Disiplin dan pengelolaan kelas menjadi fokus dalam memecahkan masalah dibandingkan hadiah dan hukuman; dan (8) Model pembelajaran yang berpusat pada guru harus ditinggalkan dan beralih ke kelas demokrasi di mana guru dan siswa berkumpul untuk membangun kesatuan, norma, dan memecahkan masalah

(14)

pemikiran tentang peran pendidik, di antaranya: (1) Pendidik perlu terlibat dalam proses pembelajaran, diskusi, dan mengambil inisiatif sebagai upaya membangun pendidikan karakter; (2) Pendidik bertanggungjawab untuk menjadi model yang memiliki nilai-nilai moral dan memanfaatkan kesempatan untuk mempengaruhi siswa-siswanya. Artinya pendidik di lingkungan sekolah hendaklah mampu menjadi “uswah hasanah” yang hidup bagi setiap peserta didik. Mereka juga harus terbuka dan siap untuk mendiskusikan dengan peserta didik tentang berbagai nilai-nilai yang baik tersebut.; (3) Pendidik perlu memberikan pemahaman bahwa karakter siswa tumbuh melalui kerjasama dan berpartisipasi dalam mengambil keputusan; (4) Pendidik perlu melakukan refleksi atas masalah moral berupa pertanyaan-pertanyaan rutin untuk memastikan bahwa siswa-siswanya mengalami perkembangan karakter; dan (5) Pendidik perlu menjelaskan atau mengklarifikasikan kepada peserta didik secara terus menerus tentang berbagai nilai yang baik dan yang buruk.

Hal-hal lain yang pendidik dapat lakukan dalam implementasi pendidikan karakter (Djalil dan Megawangi, 2006) adalah: (1) pendidik perlu menerapkan metode pembelajaran yang melibatkan partisipatif aktif siswa, (2) pendidik perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, (3) pendidik perlu memberikan pendidikan karakter secara eksplisit, sistematis, dan berkesinambungan dengan melibatkan aspek knowing the good, loving the good, and acting the good, dan (4) pendidik perlu memperhatikan keunikan siswa masing-masing dalam menggunakan metode pembelajaran, yaitu menerapkan kurikulum yang melibatkan 9 aspek kecerdasan manusia. Agustian (2007) menambahkan bahwa pendidik perlu melatih dan membentuk karakter anak melalui pengulangan-pengulangan sehingga terjadi internalisasi karakter, misalnya mengajak siswanya melakukan shalat secara konsisten.

(15)

yang saling menghormati dan bersahabat dengan siswanya, (5) harus mampu membantu dan mengembangkan emosi dan kepekaan sosial siswa agar siswa menjadi lebih bertakwa, menghargai ciptaan lain, mengembangkan keindahan dan belajar soft skills yang berguna bagi kehidupan siswa selanjutnya, dan (6) harus menunjukkan rasa kecintaan kepada siswa sehingga guru dalam membimbing siswa yang sulit tidak mudah putus asa.

Sementara dalam pendidikan informal seperti keluarga dan lingkungan, pendidik atau orangtua/tokoh masyarakat (1) harus menunjukkan nilai-nilai moralitas bagi anak-anaknya, (2) harus memiliki kedekatan emosional kepada anak dengan menunjukkan rasa kasih sayang, (3) harus memberikan lingkungan atau suasana yang kondusif bagi pengembangan karakter anak, dan (4) perlu mengajak anak-anaknya untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, misalnya dengan beribadah secara rutin.

2.2 Bahan Ajar Pembelajaran Bahasa Jawa

Pembelajaran sebagai proses sudah barang tentu harus dapat mengembangkan dan menjawab beberapa persoalan yang mendasar yakni tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Keempat persoalan ini menjadi komponen utama yang harus dipenuhi dalam proses belajar-mengajar. Tujuan dalam proses belajar-mengajar merupakan komponen pertama yang harus ditetapkan yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan pembelajaran. Komponen lain setelah tujuan ditetapkan yakni perumusan bahan pelajaran.

Sudjana (1989: 67) mengemukakan bahwa bahan pelajaran adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Pada hakekatnya bahan pelajaran adalah isi dari mata pelajaran yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakannya. Bahan pelajaran harus disusun sedemikian rupa agar dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

(16)

(4) Visual: foto, gambar, model/maket, dan (5) Multi Media: CD interaktif, computer-based media, Internet

Bahan pembelajaran bahasa sebagai alat komunikasi ditekan kepada empat aspek ketrampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Seseorang belajar berbahasa didahului oleh menyimak, kemudian berangsur-angsur mencoba menirukan atau mengucapkannya, kemudian memahami bahasa tersebut dalam bentuk tulisan, yakni belajar membacanya, dan pada tingkat yang lebih tinggi dan lebih rumit adalah kemampuan mengungkapkan bahasa dalam bentuk tulisan. Kaitan keempat aspek ketrampilan berbahasa tersebut dapat dipahami dalam skema sebagai berikut:

Menerima (reseptif)

Melahirkan (ekspresif)

Tabel 01 : Hubungan empat aspek keterampilan berbahasa

membaca menyimak

Pemahaman (undersyanding)

(17)

Di samping keempat aspek ketrampilan berbahasa, hal yang perlu diperhatikan adalah perangkat Gsiystem bahasa yang digunakan dalam komunikasi atau dalam interaksi. Bahasa yang dituturkan merupakan sustu Gystem yang terdiri atas sub Gsistem tata bunyi (fonologi), tata kata (morfologi), tata kalimat (sintaksis), tata makna (sistem c), serta dalam bahasa tulis dikenal adanya ejaan dan dalam bahasa lisan atau ujaran dikenal adanya sub Gsistem artikulasi (tekanan, nada, dan lagu).

Kriteria penilaian bahan pembelajaran bahasa, antara lain:

(1) Isinya berkaitan dengan tujuan pembelajaran atau indikator pembelajaran. (2) Isinya sahih (valid) dan handal (reliabel).

(3) Susunannya logis, sistematis dan terintegrasi dengan baik.

(4) Secara psikologis, isinya dapat dipertanggungjawabkan, yaitu: (a) sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu jiwa belajar dan prinsip ilmu perkembangan, (b) menarik, (c) membangkitkan gairah belajar.

(5) Penggunaan bahasa tepat dan sesuai dengan bahan yang disajikan. (6) Urutan kegiatan belajar sistematis dan tepat.

(7) Memungkinkan terjadinya umpan balik dengan segera dan memuat latihan yang diperlukan.

(8) Mendorong perkembangan penalaran (berpikir kritis).

(9) Memperhatikan dan menerapkan asas kebahasaan, yakni: (a) mengajarkan pola dasar sebelum pola yang lebih luas dan kompleks, (b) mengajarkan pola-pola bahasa dan bukan mengerti pola-pola bahasa, (c) mengajarkan pola kemudian unsur, (d) mengajarakan kenyataan bahasa, (d) mengajarakan masalah bahasa bukan yang terbiasa.

2.3 Perangkat Pembelajaran

(18)

Berdasarkan Permendikbud No. 104 Tahun 2014 untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip sebagai berikut: (1) peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu; (2) peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar; (3) proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi; (7) pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif; (8) peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills; (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarsa sung tuladha), membangun kemauan (ing madya mangun karsa), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; (13) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan (14) suasana belajar menyenangkan dan menantang.

Perangkat pembelajaran yang disiapkan guru mencakup:

2.3.1 Analisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Berdasarkan Permendikbud No. 61 Tahun 2014, Kurikulum 2013 ditetapkan dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2013. Khusus Mulok Bahasa Daerah di Jawa Timur dipayungi dengan Peraturan Gubernur No. 19 Tahun 2004, yang menetapkan Mata Pelajaran Bahasa Daerah sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah/ Madrasah pada jenjang SS, SMP, dan SMA.

Hal yang dianalisis terkait dengan KTSP Mulok Bahasa Jawa yang berlaku adalah:

(1) Mengidentifikasi SI dan SKL sebagai acuan dalam penyusunan KTSP.

(19)

(3) Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.

2.3.2 Menganalisis Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran Kompetensi Inti dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Prinsip pengembangan silabus, mencakup: (1) Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan; (2) Relevan, cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik; (3) Sistematis, komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi; (4) Konsisten,adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian: (5) Memadai, cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar; (6) Aktual dan Kontekstual, cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi; (7) Fleksibel, keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat; dan (8) Menyeluruh, komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

(20)

Kompetensi, (5) Penentuan Jenis Penilaian, (6) Menentukan Alokasi Waktu, dan (7) Menentukan Sumber Belajar

Dalam menyusun silabus dapat memilih salah satu format yang ada dan sifatnya tidak mengikat. Salah satu contohnya sebagai berikut:

SILABUS

Sekolah : SMP

Mata Pelajaran : ... Kelas/Semester : ... Kompetensi Inti : ...

KD Indik

a-tor

Mate ri Poko

k

Kegia t-an Belaj

ar

Penilaian Alok

asi

Wak-tu

Sumb er Belaja

r Tekni

k

Bentuk Instrume

n

Conto h

2.3.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.

Prinsip penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud No. 104 Tahun 2014 sebagai berikut:

1) Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4).

2) Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. 3) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

(21)

belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

4) Berpusat pada peserta didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

5) Berbasis konteks

Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar.

6) Berorientasi kekinian

Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.

7) Mengembangkan kemandirian belajar

Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara mandiri. 8) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

9) Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antar muatan RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD,

indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

10) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Komponen dan Sistematika RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.

(22)

Mata pelajaran : Kelas/Semester : Alokasi Waktu : A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompeteni Dasar 1. KD pada KI-1 2. KD pada KI-2 3. KD pada KI-3 4. KD pada KI-4

C. Indikator Pencapaian Kompetensi*) 1. Indikator KD pada KI-1

2. Indikator KD pada KI-2 3. Indikator KD pada KI-3 4. Indikator KD pada KI-4

D. Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial) E. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti **) G Mengamati G Menanya

G Mengumpulkan informasi/mencoba G Menalar/mengasosiasi

G Mengomunikasikan c. Kegiatan Penutup

2. Pertemuan Kedua: (...JP)

2.3.4 Lembar Kerja Siswa

(23)

pelajaran yang telah dipelajari. Dengan adanya LKS siswa dapat memahami materi pelajaran secara keseluruhan dengan lebih mudah. (Azhar, 1997: 78).

Lembar Kerja Siswa sebagai media pembelajaran dapat digunakan untuk menguji kemampuan dan pemahaman siswa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Karena di dalam Lembar Kerja Siswa LKS kurang lebih 90 % dari isi keseluruhan buku adalah soal-soal. Baik pilihan ganda maupun soal isian yang tidak tersedia jawabannya. 10 % sisanya terdiri dari rangkuman pokok pembahasan secara singkat. Dengan menggunakan LKS guru tidak lagi harus bersusah-susah untuk mengumpulkan soal-soal atau pertanyaan. Dengan media itu guru hanya dituntut fokus memberikan pemahaman mata ajar yang telah ditentukan secara maksimal. Untuk evaluasi maupun tes hasil belajar, guru cukup menginformasikan dan mengarahkan terhadap soal-soal yang telah tersediadi dalam LKS. Karena kurang lebihnya LKS berperan sebagai pemandu siswa dalam melaksanakan tugas belajar baik secara idividu maupun kelompok (Nana Sujana, 1989:134).

Adapun ciri-ciri LKS adalah sebagi berikut:

1) LKS hanya terdiri dari beberapa halaman, tidak sapai seratus halaman.

2) LKS dicetak sebagai bahan ajar yang spesifik untuk dipergunakan oleh satuan tingkat pendidikan tertentu.

3) Di dalamnya terdiri uraian singkat tentang pokok bahasan secara umum, rangkuman pokok bahasan, puluhan soal-soal pilihan ganda dan soal-soal isian.

Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut.

1) Memberi pengetahuan, sikap dan

keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik.

2) Mengecek tingkat pemahaman peserta

didik terhadap materi yang telah disajikan.

3) Mengembangkan dan menerapkan

materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.

Manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.

(24)

3) Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses.

4) Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.

5) Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar.

6) Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis (Suyitno, 1997:40).

Keunggulan dan Kelemahan Media LKS

a. Keunggulan media LKS, yaitu:

1) Dari aspek penggunaan: merupakan media yang paling mudah. Dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus. 2) Dari aspek pengajaran: dibandingkan media pembelajaran jenis lain

bisa dikatakan lebih unggul. Karena merupakan media yang baik dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang realistis.

3) Dari aspek kualitas penyampaian pesan pembelajaran: mampu memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.

4) Dari aspek ekonomi: secara ekonomis lebih murah dibandingkan dengan media pembelajaran yang lainnya.

b. Kelemahan media LKS, yaitu:

1) Tidak mampu mempresentasikan gerakan, pemaparan materi bersifat linear, tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan;

2) Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahmi bagian-bagian tertentu;

3) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan yang memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam;

(25)

5) Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami;

6) Cenderung digunakan sebagai hafalan. Ada sebagaian guru yang menuntut siswanya untuk menghafal data, fakta dan angka. Tuntutan ini akan membatasi penggunaan hanya untuk alat menghafal;

7) Kadangkala memuat terlalu banyak terminologi dan istilah sehingga dapat menyebabkan beban kognitif yang besar kepada siswa;

8) Presentasi satu arahkarena bahan ajar ini tidak interaktif sehingga cendrung digunakan dengan pasif, tanpa pemahaman yang memadai.

Langkah-langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut:

1) Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar LKS.

2) Menyusun peta kebutuhan LKS. 3) Menentukan judul-judul LKS.

4) Penulisan LKS.

a) Rumusan Kompetensi Dasar LKS diturunkan dari buku pedoman khusus pengembangan silabus.

b) Menentukan alat penilaian.

c) Menyusun materi.

Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut: 1) Judul, mata pelajaran, semester, tempat

2) Petunjuk belajar

3) Kompetensi yang akan dicapai 4) Indikator

5) Informasi pendukung

6) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja 7) Penilaian

(26)

dapat dimengerti oleh pihak pengguna LKS yaitu peserta didik, sedangkan syarat didaktif artinya bahwa LKS tersebut haruslah memenuhi asas-asas yang efektif dan efisien.

LKS dapat digunakan sebagai pengajaran sendiri, mendidik siswa untuk mandiri, percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat mengambil keputusan. LKS dalam kegiatan pembelajaran dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) dan pada tahap pengembangan konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep). Pemanfaatan LKS pada tahap pemahaman konsep berarti LKS dimanfaatkan untuk mempelajari suatu topik dengan maksud memperdalam pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari pada tahap sebelumnya, yaitu penanaman konsep (TIM PPPG Matematika dalam Rahmawati, 2006:27).

LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah LKS berbasis teks sebagai implementasi KTSP 2013. LKS ini dirancang agar siswa aktif melakukan kegiatan belajar melalui tugas-tugas, baik secara kelompok maupun mandiri. Untuk mengajarkan bahasa Jawa dengan menggunakan LKS ini, pengajar hendaknya menempuh empat tahap pembelajaran, yaitu (1) tahap pembangunan konteks, (2) tahap pemodelan teks, (3) tahap pembuatan teks secara bersama-sama, dan (4) tahap pembuatan teks secara mandiri.

(27)

BAB III. DESAIN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan penelitian kualitatif, dan menggunakan metode deskriptif. Menurut Taylor seperti yang dikutip Moleong (2000: 3) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sudaryanto (1988: 62) menyatakan bahwa metode deskriptif pada hakikatnya didasarkan pada faktor yang ada atau suatu fenomena yang memang secara empiris hidup dalam penurunannya yang bertujuan utama untuk melukiskan kenyataan yang sebenarnya dari suatu objek. Menurut Sudikan (2001: 85), penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang bersifat pemerian artinya mencatat secara teliti gejala-gejala (fenomena) yang dilihat dan didengar serta dibacanya.

Lebih lanjut, Hutomo seperti yang dikutip Sudikan (2001: 85-86) menyarankan bahwa metode kualitatif akan berhasil jika memperhatikan ciri-ciri sebagai berikut: (1) sumber data bersifat ilmiah, artinya peneliti harus berusaha memahamai gejala empirik (kenyataan) secara langsung dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, (2) peneliti sendiri merupakan instrumen yang paling penting di dalam pengumpulan data dan penginterpretasian data, (3) penelitian kualitatif bersifat pemerian (deskriptif), (4) penelitian digunakan untuk memahami bentuyk-bentuk tertentu atau kasus, (5) analisis bersifat induktif, (6) di lapangan peneliti harus berperilaku seperti masyarakat yang didtelitinya, (7) data dan informasi harus berasal dari tangan pertama, (8) kebenaran data harus dicek dengan data lain, (9) orang (sesuatu) yang dijadikan subjek penelitian disebut partisipan, (10) titik berat perhatianharus pada pandangan emik, peneliti harus perhatian pada masalah penting yang diteliti dari orang yang diteliti, dan bukan dari etik (kacamata peneliti), (11) dalam pengumpulan data menggunakan purposive sampling bukan probalistik statistik, dan (12) dapat menggunakan data kuantitatif maupun data kualitatif.

(28)

model pengembangan meliputi tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap penyebaran (disseminate). Menurut Trianto (2007 : 65), secara garis besar keempat tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Tahap Pendefinisian (Define)

Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a) analisis ujung depan, (b) analisis siswa, (c) analisis tugas, (d) analisis konsep, dan (e) perumusan tujuan pembelajaran.

b. Tahap Perencanaan (Design)

Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu, (a) penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (Kompetensi Dasar dalam kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat yang mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar, (b) pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, dan (c) pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang lebih maju.

c. Tahap Pengembangan (Develop)

Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.

d. Tahap Penyebaran (Disseminate)

(29)

guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.

Rancangan kegiatan penelitian yang akan dilakukan selama kurun waktu dua (2) tahun ini adalah sebagai berikut.

Tahun Anggaran

Uraian Kegiatan Hasil Pendekatan

Tahun I 1. Analisis terhadap KTSP Muatan

(30)

Pendidikan Karakter di SMP/ M.Ts.

Pendidikan Karakter

Tabel 02: Rancangan Kegiatan Penelitian

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Propinsi Jawa Timur. Sasaran penerapan ujicoba adalah SMP/ M.Ts negeri maupun swasta. Oleh karena itu, hasil pengembangan perangkat LKS dan model pembelajaran Bahasa Jawa SMP/M.Ts berbasis teks dan pendidikan karakter bisa dipakai sebagai model yang dapat dikembangkan oleh guru lebih lanjut sesuai dengan kondisi sekolah dan lokal masing-masing.

3.3 Sumber Data dan Data Objek Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah KTSP Muatan Lokal Bahasa Jawa SMP/ M.Ts. Jawa Timur yang merupakan kurikulum payung. Adapun data objek penelitian ini mencakup: objek utama ialah analisis KTSP Bahasa Jawa dan penyusunan LKS dan model pembelajaran Bahasa Jawa dengan menggunakan LKS yang berbasis teks dan pendidikan karakter yang saat ini dalam proses sosialisasi, sedangkan objek pendukung adalah perangkat pembelajaran dan model pembelajaran Bahasa Jawa yang telah disusun guru dan belum berbasis pendidikan karakter.

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam melakukan kegiatan penelitian. Cara mengumpulkan data itu pada umumnya berbeda-beda sesuai dengan data yang diperlukan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:

3.4.1 Teknik Studi Dokumentasi

(31)

Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2000:161) memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan berkaitan dengan penggunaan dokumen dan record dalam penelitian, yaitu (1) sebagai sumber yang stabil, kaya, dan mendorong, (2) berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian, (3) berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks, (4) record relatif murah dan tidak sukar diperoleh, tetapi dokumen harus dicari dan ditemukan, (5) keduanya tidak reaktif sehingga tidak sukar ditemukan dengan teknik kajian isi, dan (6) hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.

3.4.2 Teknik Observasi

Observasi atau pengamatan adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap suatu hal secara langsung, teliti dan sistematis. Kegiatan observasi ini disertai dengan kegiatan pencatatan terhadap sesuatu yang diamati. Kegiatan observasi yang dipakai dalam penelitian ini berupa observasi terstruktur dan observasi tak terstruktur. Dalam observasi terstruktur peneliti menyiapkan lembar pengamatan yang berisi aspek-aspek yang akan diamati dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Sedangkan observasi tak terstruktur dilakukan terhadap situasi yang lebih bersifat insidental, yang diharapkan mendapatkan data yang lebih faktual dan aktual.

Parsudi Suparlan (dalam Sudikan, 2001:87) menyarankan delapan hal yang harus diperhatikan peneliti saat melakukan pengamatan, diantaranya: (1) ruang dan waktu, 92) pelaku, (3) kegiatan, (4) benda-benda atau alat-alat, (5) waktu, (6) peristiwa, (7) tujuan, dan (8) perasaan. Kedelapan aspek tersebut saling berkaitan, sehingga peneliti perhatiannya harus total pada apa yang sedang diamati.

3.4.3 Teknik Angket

(32)

Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.

Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :

1) Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.

2) Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.

3) Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau tertutup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

3.4.4 TeknikWawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.

Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

1) Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.

2) Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

3.5 Teknik Pengujian Keabsahan Data

(33)

berbeda mengarah tuntutan pengetahuan (knowledge) dan kriteria yang berbeda. Dengan kata lain kita tidak dapat mengukur baju dengan liter. Berdasarkan hal-hal tersebut maka paradigma alamiah menggunkan kriteria tertentu yang tentunya disesuaikan dengan tuntutan inkuirinya sehingga pendefinisian kembali kriteria tersebut merupakan tuntutan yang tidak dapat dielakkan. Pendefinisian kembali itu mengarah pada teknik kontrol atau pengawasan terhadap keabsahan data yang perlu pula direformulasikan.

Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaaan didasarkan atas sejumlah criteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu derajat kepercayaaan (credibelity), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Uraiannya sebagai berikut:

(1) Derajat kepercayaan (credibility).

Kriterium ini berfungsi : pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuanya dapat tercapai.Kedua, mempertunjukan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

(2) Keteralihan (transferability),

Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti mencari dan menggumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks.

(3) Kebergantungan

Konsep kebergantungan lebih luas dari pada realibilitas. Hal tersebut disebabkan peninjauan yang dari segi bahwa konsep itu diperthitungkan segala-galanya yaitu yang ada pada realibilitas itu sendiri ditambah faktor-faktor lainya yang tersangkut.

(4) Kriteria Kepastian (confirmability),

(34)

Selain keempat hal di atas, keabsahan data juga dilakukan dengan trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainya. Denzim (1978) membedakan empat macam trianggulasi sebagi teknik pemeriksaaan yang memanfaatkan sumber, metode, penyidik, dan teori.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis isi (content analysis) dan analisis deskriptif (descriptive analysis). Teknik analisis isi digunakan dengan alasan pengolahan data ditekankan pada kajian isi sesuai dengan fokus penelitian yang akan dibahas. Guba dan Lincoln (1981) mengutip pendapat Holsti (dalam Moleong, 2000:163) yang menyatakan bahwa kajian isi adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan, dan dilakukan secara objektif dan sistematis. Kajian isi terhadap data yang ada dijabarkankan secara deskriptif.

Teknik analisis data deskriptif digunakan dengan tujuan untuk membuat penggambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi (Ali, 1987:120). Berkaitan dengan teknik deskriptif tersebut, analisis data dilakukan selama dan setelah kegiatan pengumpulan data berlangsung. Analisis selama pengumpulan data dimaksudkan agar peneliti dapat langsung melakukan seleksi dan analisis sedini mungkin data yang dibutuhkan dan sekaligus dapat melakukan pembenahan jika terdapat kesalahan dan kekurangan data. Sedangkan analisis setelah kegiatan pengumpulan data dimaksudkan untuk mengolah lebih lanjut data yang terkumpul sesuai dengan fokus penelitian.

(35)

Tabel 03. Prosedur Kerangka Berfikir Pengembangan Perangkat Pembelajaran LKS Berbasis Teks dan Pendidikan Karakter.

Analisis KTSP Muatan Lokal Bahasa Jawa

SMP/M.Ts Jawa Timur

Ujicoba penerapan perangkat LKS dan model pembelajaran Bahasa Jawa Berbasis Teks dan Pendidikan Karakter di SMP/ M.Ts..

Observasi pengembangan perangkat pembelajaran Bahasa Jawa SMP/M.Ts. yang dikembangkan guru saat ini

Fakta:

Mayoritas guru belum

mengembangkan perangkat pembelajaran Bahasa Jawa yang Berbasis Teks dan Pendidikan

Harapan:

Guru mengembangkan perangkat pembelajaran Bahasa Jawa yang Berbasis Teks dan Pendidikan Karakter

Solusi:

Tahun: (1) Menyusun dan mengembangkan perangkat pembelajaran LKS Bahasa Jawa Berbasis Teks dan Pendidikan Karakter

(36)

BAB IV. PEMBIAYAAN

Anggaran biaya yang direncanakan sebagai berikut:

NO.

RINCIAN

PENGELUARAN UANG

RINCIAN ANGGARAN

TAHUN I TAHUN II

1 Honorarium Tim Pelaksana Penelitian

11.680.000,00 11.680.000,00

2 Pembelian Komponen Elektronik

3.000.000,00 3.000.000,00

3 Sewa Peralatan 3.000.000,00 3.000.000,00

4 Bahan Habis Pakai 3.295.000,00 3.295.000,00

5 Perjalanan dan Akomodasi 23.700.000,00 23.700.000,00 6 Transport Seminar Hasil

Penelitian

9.000.000,00 9.000.000,00

7 Pengeluaran Lain-lain

a. Penyusunan Laporan Penelitian

5.825.000,00 5.825.000,00

b. Penyusunan Rancangan Draf Buku dan VCD Profil

15.500.000,00 15.500.000,00

TOTAL ANGGARAN PER TAHUN

75.000.000,00 75.000.000,00

TOTAL ANGGARAN SELAMA 2 (DUA) TAHUN

Rp. 150.000.000,00 # Seratus lima puluh juta rupiah #

DAFTAR PUSTAKA

Borg, W.R. & Gall, M.D. Gall. 1989. Educational Research: An Introduction, Fifth Edition. New York: Longman.

Brown, H. Douglas. 1980. Principles of Language Learning and Teaching. New

Jersey: Prentice Hall. Inc.

Dekdiknas. 2005. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus. Jakarta: Dir.PLP, Dirjen

PDM. Depdiknas.

Elkind, David H. dan Sweet, Freddy. 2004. How to Do Character Education. Artikel yang diterbitkan pada bulan September/Oktober

(37)

Hamied, Fuad Abdul. 1987. Proses Belajar Mengajar Bahasa. Jakarta: Depdikbud.

Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Yakarta: Rineka Cipta

Ischak & Wardji. 1987. Pengajaran Remidial dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Liberty.

Klein, Wolfgang. 1986. Second Language Acquisition. Cambridge: Cambridge University Press.

Lickona, Thomas, 1992. Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books

Mudhofir. 1993. Teknologi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muslich, Masnur. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara

Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Rahmanto, B. 1996. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Roestiyah. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Samana. 1992. Sistem Pengajaran. Yogyakarta: Kanisius

Sanjana, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran :Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

___________. 2008. Strategi Pembelajaran(Berorientasi Standar Proses

Pendidikan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Semi, M.Atar. 1993. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.

Soetopo, Hendayat dan Wasty Sumanto. 1993. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Subyakto, Sri Utari-N. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia

(38)

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Sujadi. 2002. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sukmadinata, N. S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Sumardi, Muljanto. 1992. Berbagai Pendekatan Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Gramedia.

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung; Angkasa.

Tim Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Depdiknas.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek . Surabaya: Prestasi Pustaka

Usman, Moh. User. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

LAMPIRAN 01:

I. Pertimbangan Alokasi Biaya A. Justifikasi Anggaran

(1) Honorarium Tim Pelaksana Penelitian

No Nama Peran/

Kegiata n Utama

Alokasi waktu (Jam/Mgg)

Harga Satuan (Rp.)

Jumlah (Rp.)

1. Drs.Sukarman, M.Si.

Ketua Peneliti

10 jm x 4 mgg x 10 bln

10.000,00 4.000.000,00

2. Dra. Sri Sulistiani, M.Pd.,

Anggota 8 jm x 4 mgg x 10 bln

8.000,00 2.560.000,00

3. Dra. Suwarni, M.Pd.

Anggota 8 jm x 4 mgg x 10 bln

8.000,00 2.560.000,00

4. Yohan Susilo, S.Pd. Teknisi 8 jm x 4 mgg x 10 bln

(39)

u Peneliti

bln

JUMLAH 11.680.000,00 # Sebelas juta enam ratus delapan puluh ribu rupiah #

(2) Pembelian Komponen Elektronik

No. Nama

Barang/ATK

Keperlua n

Volume Harga Satuan (Rp.)

5 buah 600.000,00 3.000.000,00

JUMLAH 3.000.000,00

4. Canon Cartridge BC-20

(40)

Penelitian 8. Handtaly Counter

KW 421 # Tiga juta dua ratus sembilan puluh lima ribu rupiah #

(5) Perjalanan dan Akomodasi

5 org x PP 55.000,00 550.000,00

2. Transport ke Trenggalek

Pengumpul an data

5 org x PP 45.000,00 450.000,00

3. Transport ke

Tulungagung

Pengumpul an data

5 org x PP 40.000,00 400.000,00

4. Transport ke Blitar

Pengumpul an data

5 org x PP 20.000,00 200.000,00

5. Transport ke Kediri

Pengumpul an data

5 org x PP 65.000,00 650.000,00

6. Transport ke Magetan

Pengumpul an data

5 org x PP 50.000,00 500.000,00

7. Transport ke Ponorogo

Pengumpul an data

5 org x PP 70.000,00 700.000,00

8. Transport ke Nganjuk

Pengumpul an data

5 org x PP 60.000,00 600.000,00

9. Transport ke Madiun

Pengumpul an data

5 org x PP 75.000,00 750.000,00

10. Akomadasi/ # Dua puluh tiga juta tujuh ratus ribu rupiah #

(6) Transport Seminar Hasil Penelitian

No .

Tujuan/ Lokasi

Keperluan Frekuensi Harga Satuan (Rp.)

(41)

penelitian #Sembilan juta rupiah #

(7) Pengeluaran Lain-lain

a. Penyusunan Laporan Penelitian

N

15 eks 15.000,00 225.000,00

8. Penulisan

# Lima juta delapan ratus dua puluh lima ribu rupiah #

b. Penyusunan Rancangan Draf Buku LKS dan CD /DVD

N

1. Pengetikan draf buku LKS

(42)

2. Editing dan # Lima belas juta lima ratus ribu rupiah #

Lampiran 2

Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas. No

Sastra 8 jam/mg 1. Mengkoordinas i tim peneliti

Budaya 6 jam/mg 1. Mengumpulkan data

2. Jabatan Fungsional Lektor Kepala

3. Jabatan Struktural Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah (Jawa)

4. NIP 19641231 199002 1 003

5. NIDN 0031126423

6. Tempat dan Tanggal lahir Nganjuk, 31 Desember 1964

(43)

8. Nomor Telepon/Faks/HP 08885339770

9. Alamat Kantor Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah (Jawa), FBS Universitas Negeri Surabaya

Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya 10. Nomor Telepon/Faks 031- 7522876

11. Alamat email sukarman.unesa@yahoo.com 12. Lulusan yang telah

dihasilkan

S-1 = 1200 orang

13. Mata Kuliah yang diampu a. Folklor

b. Kebudayaan Jawa

c. Sejarah sastra Jawa

d. ISBD

b. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi IKIP Negeri Surabaya

Universitas Udayana

-Bidang Ilmu Bahasa Jawa Kajian Budaya

-Tahun Masuk-Lulus 1984 - 1989 1998 – 2000

-Jusuk Skripsi/Thesis/Disertasi Wayang

Nama Pembimbing/ Promotor Prof. Dr. Suripan Sadi Hutomo

Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus

-1. Pengalaman Penelitian Lima Tahun Terakhir

No

2 2010 Pendokumentasian Seni Wayang Pinggiran Jawa Timur Sebagai Upaya Penyelamatan Budaya Lisan (Penelitian STRANAS/ Anggota)

DIPA 40 jt

(44)

Surabaya sebagai Alternatif Model Peningkatan Status Kelompok Profesi dalam Masyarakat (Hibah Bersaing/ DP2M / Anggota)

4 2013 Pendokumentasian dan Pengemasan Cerita Rakyat Jawa Timur sebagai Bahan Ajar dalam Upaya Pemertahanan dan Pelestarian Budaya Lokal (Hibah Bersaing/Anggota)

DP2M 50 jt

5 2014 Makanan Tradisional Jawa Timur: Tinjauan Bentuk, Makna, dan Fungsi

(Fundamental/Anggota)

DP2M 52,5 jt

6 2014 Pendokumentasian Seni Wayang Kayu Jawa Timur Sebagai Upaya Pemertahanan Budaya Lokal (Sukarman, dkk/ Hibah Bersaing/ Ketua)

DP2M 45 jt

7 2015 Makanan Tradisional Jawa Timur: Tinjauan Bentuk, Makna, dan Fungsi

(Fundamental/Anggota)

DP2M 70 jt

2. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber Jml

(Juta Rp.)

1 2010 Workshop Basa Jawa se- Kec. Sanan Kulon Kab. Blitar tanggal 3 Juli 2010

Penerbit

3 2010 Workshop Metodologi Pembelajaran yang diselenggarakan, Tanggal 18-19 Oktober 2010

5 2010 Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Jawa di Lingkungan Tanggal 26-27 Oktober 2010

Dinas Pendidikan Kota Surabaya

2

(45)

7 2011 Workshop Pembuatan RPP dan Silabus Bahasa Jawa di Jombang tgl. 11-12 Maret 2011.

Penerbit Erlangga

2

8 2011 Workshop Muatan Lokal Bahasa Jawa Bagi Guru Sekolah Dasar Tanggal 25-27 Juli 2011 di Hotel Surya Indah Jl.Oro-Oro Ombo No.202 Kota Batu Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa tahun 2011, Tanggal 21 September 2011 di Aula SMPN 37 Surabaya Jl.Kalianyar 18-20 Surabaya.

10 2011 Workshop Perencanaan Pembelajaran dan Penilaian Bagi Guru Bidang Studi Bahasa Jawa tanggal 27 September 2011 di Aula Dinas P dan K Propinsi Jawa Timur (Jl. Jagir Sidosermo V Surabaya).

Dinas Pendidikan Kota Surabaya

1,5

11 2011 Pemateri Kursus Peningkatan Kompetensi Guru SMP/M.Ts. Negeri/ Swasta Bidang Studi Bahasa Jawa” Kabupaten Jombang Tiap Sabtu Mulai Tanggal 12 Maret s/d Sabtu 29 Oktober 2011.

Dinas Pendidikan Kab. Jombang

3

12 2011 Peserta Kegiatan Pengumpulan Data Penelitian Peta Profil Variabel-Variabel Karakter Bangsa Siswa Pada Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI, SMP/M.Ts/ SMA/MA dan SMK). Berdasarkan Surat Tugas Kemendiknas Balitbang No.9343.1/G1.1/LL/2011 Tanggal 12 Desember 2011.

Kemendiknas Balitbang

3

13 2012 Narasumber Kegiatan Seminar Bahasa Jawa di Nganjuk, Kamis 23 Pebruari 2012 di Gedung UPTD Kec. Pace Nganjuk.

Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk

1,5

(46)

Kabupaten Lamongan tanggal 12 Mei Kabupaten Pasuruan yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan tanggal 19 Mei 2012 di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan. Penataran Jl. Doho 190 Kediri

Penerbit

21 2012 Workshop Penyusunan kurikulum Bhs. Jawa SD/MI kota Mojokerto ( ST Dekan FBS Nomor: 1627/ UN38.2/PP/2012) Tanggal 31Juli 2012

22 2012 Diklat Pelestarian Bahasa Jawa bagi Guru SD tahun 2012 di Kota Mojokerto (ST Dekan FBS Nomor: 1546/UN.38.2/ PP/2012) Tanggal 16-21 Juli 2012

Dinas Pendidikan Kota Mojokerto

20

(47)

Oktober 2013

28 2013 Workshop Pengembangan Muatan Lokal Bahasa Daerah (Jawa-Madura) bagi Guru SD Tingkat Propinsi Jawa Timur (ST Dekan FBS No.2349/ UN38.2 / PP/2012) Tanggal 22-25 Nopember 2012

30 2013 Seminar/workshop "Meraih Profesionalitas Guru Bahasa Jawa untuk Menghadapi Tantangan Global" se Kabupaten Ponorogo Tanggal 18 Mei 2013

Dinas Kabupaten Ponorogo

8

31 2013 Workshop Bedah SKL Bahasa Jawa untuk Guru Bahasa Jawa se Kabupaten Tulungagung (Surat Tugas Dekan FBS UNESA 0203/UN38.2/PP/2013) Tanggal 19 Januari 2013 Oktober s/d 12 Oktober 2013.( Surat Tugas Dekan No. 2049/UN38.2 / PP/2013) Tanggal 30 September-5 Noperber 2013

Dinas Kota Tanggal 7-12 Oktober 2013

Dinas Kota Mojokerto

20

34 2013 Workshop Kurikulum 2013 di Jombang (ST Dekan FBS Nomor: 2145/UN38.2/ PP/2013) Tanggal 9 Oktober 2013

Dinas Kabupaten Jombang

4,5

35 2013 Workshop Kurikulum dan Peningkatan Kualitas Tenaga Pendidik di SMPN 2

36 2013 Pelatihan Karya Ilmiah Bahasa Jawa bagi Guru Jenjang SD Se-kabupaten Jombang (ST Dekan FBS Nomor: 2146/

Dinas Kabupaten Jombang

(48)

UN38.2/PP/ 2013) Tanggal 12-14 Nopember 2013

37 2013 Pelatihan Guru Bahasa Jawa dan Budi Pekerti SMP, SMA, dan SMK (ST Dekan FBS Nomor: 2476/ UN38.2/PP/2013)

38 2013 Workshop Pengembangan Karir Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan Materi Kurikulum Bahasa Jawa 2013 dan

39 2014 Peningkatan Kompetensi Guru Bidang Studi Bahasa Daerah Tahun 2014 (Surat

Tugas Dekan FBS Nomor:

513/UN38.2/PP/2014) Tanggal 3-6 Maret 2014

40 2014 Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Daerah di Jawa Timur tahun 2014 (Surat Tugas Dekan FBS Nomor: 591/UN38.2/PP/2014) Tanggal 12-15 Maret 2014

41 2014 Peningkatan Kompetensi Guru Bidang Studi Bahasa Daerah Tahun 2014 (Surat Muatan Lokal Bahasa Daerah (Surat Tugas Dekan FBS Nomor: 982/ UN38.2/

(49)

17-21 November 2014

45 2014 Rapat Koordinasi Penyusunan Sistematika dan Mekanisme Penulisan Buku Pendamping Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah (ST Dekan FBS Nomor: 2168/UN38.2/PP/ 2014). Tanggal September-03 Oktober 2014 Daerah di Kota Surabaya Tahun 2014 (ST Dekan FBS Nomor: 2358/UN38.2/ PP/ 2014) Tanggal 16 Oktober 2014

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur

7,5

47 2014 Pengembangan Materi Pengayaan SMK Mata Pelajaran Bahasa Daerah di Kota

48 2014 Workshop Implementasi Kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Daerah untuk SMA/MA/SMK (ST Dekan FBS Nomor: 2366/UN38.2/PP/ 2014) Tanggal 23

49 2014 Rapat Koordinasi Pemantapan Penulisan Buku Pendamping Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah Tanggal 28-30

50 2014 Rapat Koordinasi Pemantapan Penulisan Buku Pendamping Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah (ST Dekan FBS Nomor: 2598/ UN38.2/PP/2014) Tanggal 18-21 November 2014 Bahasa Jawa SMP, SMA, dan SMK (ST Dekan FBS Nomor: 1800/ UN38.2/PP/ 2014) Tanggal 18 Agustus 2014

Dinas

(50)

Swasta di Kabupaten Sidoarjo (ST Dekan FBS Nomor: 2646/UN38.2 /PP/2014) Tanggal 17-21 November 2014

Sidoarjo

3. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Volume/

Nomor/Tahun

Nama Jurnal 1 Pemertahanan Wayang Krucil Jawa Timur (Studi

Kasus Wayang Thimplong Nganjuk) (Sri Sulistiani/ Sukarman)

Vol. 5/ No.1/ Pebruari 2010

PADMA

2 Bentuk Kegiatan Seni Pengamen “Dari Rumah Ke Rumah” ( Sebagai Perspektif Pergeseran Budaya Menuju Profesionalisme), (Sukarman/ Sri Sulistiani) Mendorong Seseorang Memilih Profesi Sebagai Pengamen Jalanan

Edisi September 2011

PADMA

5 Pengamen Merupakan Profesi Baru sebagai Refleksi Memudarnya Nilai Budaya dalam Masyarakat Jawa (Studi Kasus Pengamen Jalanan di Angkutan Umum di Kota Surabaya)

2012 PADMA

4. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 Seminar IKADBUDI Wayang Beber Pacitan: Eksistensi Wayang Pinggiran Akibat Kuatnya Tradisi Masyarakat

Universitas Negeri Jember

5. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah

Gambar

Tabel 01 : Hubungan empat aspek keterampilan berbahasa
Tabel  02: Rancangan Kegiatan  Penelitian
Tabel 03. Prosedur Kerangka Berfikir  Pengembangan Perangkat

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Implementasi Komunikasi Pemasaran Larissa Aesthetic Center Jember” adalah benar-benar hasil karya sendiri

Pada pemilihan propeller B5-60 didapatkan harga thrust sebesar 24.77 KN sehingga dapat dikatakan bahwa besaran thrust propeller lebih besar 3.28 % daripada thrust yang

Karikkeen massahäviö ja typen vapautuminen eivät myöskään korreloineet keskenään (Kuva 16).. Maatuneen karikkeen massahäviön ja A) karikkeen typpipitoisuuden,

Berdasarkan ketentuan pajak di Amerika Serikat terdapat aturan mengenai wash sale rule, bagaimana pendapat bapak terkait dengan keuntungan dan kerugian yang timbul dari

Suatu virus juga harus bisa untuk memeriksa suatu program yang akan ditulari untuk memeriksa apakah file dokumen ini telah terinfeksi ataupun belum karena jika sudah maka dia

Lembre-se de que, assim como em uma loja física, será preciso escolher os fornecedores e parceiros do e-commerce, não só para distribuição, mas também para suprimento de

Kondisi social ekonomi tersebut kaitanya dengan anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah sangat erat dimana dengan adanya mata pencaharian yang

Dari hasil analisis data, maka dapat diketahui bahwa (1) Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui Model Pembelajaran Aptitude- Treatment Interaction