Makalah Manajemen Pelajaran Fisika
FUNGSI PERENCANAAN MANAJEMEN
PELAJARAN FISIKA SMA
Oleh: Kelompok 2
Janes Sihombing
Maryuna
Nurlaily
Sri Tuti
FISIKA DIK B 2011
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah Fungsi Perencanaan Manajemen Pelajaran Fisika SMA”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Manajemen Pelajaran Fisika di Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Dan juga partisipasi dari teman kelompok penyusun makalah.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Medan, 26 Februari 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI ...ii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang……… 1
1.2 Rumusan Masalah... 2
1.3 Tujuan... 2
BAB II PEMBAHASAN... 3
2.1 Pengertian Perencanaan……….. 3
2.1.1. Perencanaan Pembelajaran... 3
2.2 Fungsi Perencanaan... 6
2.3 Tabel Spesifikasi Manajemen Pengajaran Fisika Kelas X Semester II ... 8
BAB III PENUTUP... 12
3.1 Kesimpulan... 12
3.2 Saran... 12
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Perencanaan? 2. Jelaskan Fungsi Perencanaan?
3. Bagaimana Tabel Spesifikasi Manajemen Pengajaran Fisika Kelas X Semester II?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Perencanaan. 2. Untuk menjelaskan Fungsi Perencanaan.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perencanaan
Untuk mengetahui dan memahami hakekat perencanaan, maka kita perlu mengetahui pengertian atau definisinya, di antaranya :
a. George R. Terry: Perencanaan adalah pemulihan fakta-fakta dan usaha menghubung-hubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain, kemudian membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk menghendaki hasil yang dikehendaki.
b. W. H. Newman: Perencanaan adalah suatu penngambilan keputusan pendahuluan mengenai apa yang harus dikerjakan dan merupakan langkah-langkah sebelum kegiatan dilaksanakan.
c. Dr. SP. Siagian MPA.: Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Planning atau perencanaan ialah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis-garis besar atau petunjuk-petunjuk yang harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana direncanakan.
2.1. 1. Perencanaan Pembelajaran
Dalam teori manajemen, sebagai sistem perencanaan pembelajaran yang baik, kurikulum harus mencakup empat hal. Pertama, hasil akhir pendidikan yang harus dicapai peserta didik (keluaran), dan dirumuskan sebagai kompetensi lulusan. Kedua, kandungan materi yang harus diajarkan kepada, dan dipelajari oleh peserta didik (masukan/standar isi), dalam usaha membentuk kompetensi lulusan yang diinginkan. Ketiga, pelaksanaan pembelajaran (proses, termasuk metodologi pembelajaran sebagai bagian dari standar proses), supaya ketiga kompetensi yang diinginkan terbentuk pada diri peserta didik. Keempat, penilaian kesesuaian proses dan ketercapaian tujuan pembelajaran sedini mungkin untuk memastikan bahwa masukan, proses, dan keluaran tersebut sesuai dengan rencana.
Dengan konsep kurikulum berbasis kompetensi, tak tepat jika ada yang menyampaikan bahwa pemerintah salah sasaran saat merencanakan perubahan kurikulum, karena yang perlu diperbaiki sebenarnya metodologi pembelajaran bukan kurikulum. (Mohammad Abduhzen, “Urgensi Kurikulum 2013”, Kompas, 21/2 dan “Implementasi Pendidikan”, Kompas, 6/3). Hal ini menunjukkan belum dipahaminya secara utuh bahwa kurikulum berbasis kompetensi termasuk mencakup metodologi pembelajaran. Tanpa metodologi pembelajaran yang sesuai, tak akan terbentuk kompetensi yang diharapkan. Sebagai contoh, dalam Kurikulum 2013, kompetensi lulusan dalam ranah keterampilan untuk SD dirumuskan sebagai “memiliki (melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif, dalam ranah konkret dan abstrak, sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.” Kompetensi semacam ini tak akan tercapai bila pengertian kurikulum diartikan sempit, tak termasuk metodologi pembelajaran. Proses pembentukan kompetensi itu, sudah dirumuskan dengan baik melalui kajian para peneliti, dan akhirnya diterima luas sebagai suatu taksonomi.
rumusan kompetensi yang belum sesuai dengan tuntutan UU dan praktik terbaik di dunia, ketidaksesuaian materi matapelajaran dan tumpang tindih yang tidak diperlukan pada beberapa materi matapelajaran, kecepatan pembelajaran yang tidak selaras antarmata pelajaran, dangkalnya materi, proses, dan penilaian pembelajaran, sehingga peserta didik kurang dilatih bernalar dan berfikir.
Kompetensi Inti
Kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan pun masih memerlukan rencana pendidikan yang panjang untuk pencapaiannya. Sekali lagi, teori manajemen mengajarkan, untuk memudahkan proses perencanaan dan pengendaliannya, pencapaian jangka panjang perlu dibagi-bagi jadi beberapa tahap sesuai dengan jenjang kelas di mana kurikulum tersebut diterapkan. Sejalan dengan UU, kompetensi inti ibarat anak tangga yang harus ditapak peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan. Kompetensi inti meningkat seiring meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas.
Melalui kompetensi inti, sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan, integrasi vertikal antarkompetensi dasar dapat dijamin, dan peningkatan kemampuan peserta dari kelas ke kelas dapat direncanakan. Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, kompetensi inti juga memiliki multidimensi. Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua, yaitu sikap spiritual terkait tujuan membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan kompetensi sikap sosial terkait tujuan membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang relevan. Setiap mata pelajaran harus tunduk pada kompetensi inti yang telah dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan kompetensi inti. Ibaratnya, kompetensi inti merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang harus dihasilkan dengan mempelajari setiap mata pelajaran. Di sini kompetensi inti berperan sebagai integrator horizontal antarmata pelajaran.
didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi dasar yang akan diserap peserta didik melalui proses pembelajaran yang tepat, menjadi kompetensi inti.
Kompetensi Dasar
Dalam mendukung kompetensi inti, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi dasar-kompetensi dasar yang dikelompokkan menjadi empat. Ini sesuai dengan rumusan kompetensi inti yang didukungnya, yaitu dalam kelompok kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.
Uraian kompetensi dasar sedetil ini adalah untuk memastikan bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Kompetensi dasar dalam kelompok kompetensi inti sikap bukanlah untuk peserta didik, karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan, tidak diujikan, tapi sebagai pegangan bagi pendidik, bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut, ada pesan-pesan sosial dan spiritual yang terkandung dalam materinya. 2.2 Fungsi Perencanaan
Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas, maka perlu diketahui fungsi-fungsi dari planning itu sendiri, yaitu:
a. Menentukan titik tolak dan tujuan usaha.
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai sehingga merupakan sasaran, sedangkan perencanaan adalah alat untuk mencapai sasaran tersebut. Setiap usaha yang baik harus memiliki landasan dan tujuannya.
b. Memberikan pedoman, pegangan dan arah.
Suatu perusahaan harus mengadakan perencanaan apabila hendak mencapai suatu tujuan. Tanpa perencanaan, suatu perusahaan tidak akan memiliki pedoman, pegangan dan arahan dalam melaksanakan aktivitas kegiatannya.
c. Mencegah pemborosan waktu, tenaga dan material.
Tetapi selain itu, perencanaan yang baik memerlukan pemikiran lebih lanjut tentang surat kabar apa, hari pertemuannya dan judul iklan.
d. Memudahkan pengawasan.
Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui penyelewengan yang terjadi karena
planning merupakan pedoman dan patokan dalam melakukan suatu usaha. Agar dapat
membuat perencanaan yang baik, maka manajer memerlukan data-data yang lengkap, dapat dipercaya serta aktual.
e. Kemampuan evaluasi yang teratur.
Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui apakah usaha yang kita lakukakn sudah sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai. Sehingga tidak terjadi under planning dan over planning.
f. Sebagai alat koordinasi.
2.3 Tabel Spesifikasi Manajemen Pengajaran Fisika Kelas X Semester II
Adapun tabel Spesikifasi Manajemen Pengajaran Fisika Pada Materi Pokok Elastisitas dan Hukum Hooke Kelas X Semester II dengan menggunakan Kurikulum 2013 sebagai berikut :
Kompetensi Inti (KI) :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Kompetensi Dasar 3.6 Menganalisis sifat
Hooke 3.6.5 Menyimpul
kan percobaan Hukum Hooke 3.6.6 Menentuka
n konstanta pegas susunan seri 3.6.7 Menentukan
konstanta pegas susunan paralel 3.6.8 Menganalis
is
konstanta pegas pada susunan gabungan
7. Siswa mampu
menentukan konstanta pegas susunan paralel 8. Siswa mampu
2.4 Tabel Spesifikasi Instrumen Soal
No
. Indikator Kategori Soal Pembahasan
1 Menuliskan karakteristik benda elastis
C1
Salah satu cara untuk mempertahankan elastisitas dari suatu bahan yaitu....
a. Memberikan gaya yang lebih besar dari batas ambang elastis
b. Memberikan gaya yang masih berada dalam daerah elastis
c. Mengubah bentuk benda d. Menarik-narik benda tersebut e. Memanaskan benda tersebut
Untuk mempertahankan elastisitas dari suatu bahan yaitu dengan memberikan gaya yang masih berada dalam daerah elastis Jawaban:B
2 Membedakan benda elastis dengan benda tidak elastis
C2
Perhatikan dengan cermat benda-benda dibawah ini:
1) Kayu 4) baja 7) timah
2) Plastisin 5) tanah liat 3) Aluminium 6) karet
Benda di atas yang termasuk benda elastis adalah ....
a. 1), 2), dan 5) d. 3), 4) dan 7)
C3 Sebatang logam mempunyai panjang 1 m dan luas penampang 2 cm2. Ujung-ujung batang ditekan dengan gaya 200 N, sehingga panjang berkurang sebesar 1 cm. Besar modulus elastisitas logam tersebut adalah...
a. 1 x 10-8 N/m2
melalui percobaan Hukum Hooke
C3 Pada percobaan pegas antara gaya (F) dan panjang pegas sebagai berikut.
F4−F1=k(∆ x4−∆ x1)
Dua buah pegas dengan konstanta ang sama k, dipasang pada sebuah benda bermassa m seperti tampak pada gambar. Mula-mula kedua pegas memiliki panjang tak terenggang sebesar L kemudian digeser sejauh x ke titik A pada arah tegak lurus susunan pegas
Usaha yang dilakukan kedua pegas terhadap benda ketika benda bergerak dari posisi A ke posisi mula-mula
adalah....
susunan seri
Jika pertambahan sistem di samping adalah 50 cm, besarnya k adalah....
7 Menganalisis susunan paralel pada pegas
a. 225
C5 Tiga buah pegas disusun seperti gambar. Akibat pengaruh gaya F sebesar 20 N, susunan pegas meregang 12 cm. Besar konstanta pegas k adalah...
a. 2,50 N/m b. 25 N/m c. 250 N/m d. 2500 N/m e. 25000 N/m
ks=
2 3k Dit: k....? jawab:
F=k . ∆ x
3N=2
3k .12.10 −2
m
k= 20N
12. 10−2
m=250N/m k=250N/m
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Planning atau perencanaan ialah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai
tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis-garis besar atau petunjuk-petunjuk yang harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana direncanakan.
Dalam teori manajemen, sebagai sistem perencanaan pembelajaran yang baik, kurikulum harus mencakup empat hal. Pertama, hasil akhir pendidikan yang harus dicapai peserta didik (keluaran), dan dirumuskan sebagai kompetensi lulusan. Kedua, kandungan materi yang harus diajarkan kepada, dan dipelajari oleh peserta didik (masukan/standar isi), dalam usaha membentuk kompetensi lulusan yang diinginkan. Ketiga, pelaksanaan pembelajaran (proses, termasuk metodologi pembelajaran sebagai bagian dari standar proses), supaya ketiga kompetensi yang diinginkan terbentuk pada diri peserta didik. Keempat, penilaian kesesuaian proses dan ketercapaian tujuan pembelajaran sedini mungkin untuk memastikan bahwa masukan, proses, dan keluaran tersebut sesuai dengan rencana.
Secara umum fungsi perencenaan adalah menentukan titik tolak dan tujuan usaha, memberikan pedoman, pegangan dan arah, mencegah pemborosan waktu, tenaga dan material, memudahkan pengawasan, kemampuan evaluasi yang teratur, sebagai alat koordinasi.
3.2 Saran
Dalam proses pembelajaran diperlukan kreativitas dan inovasi yang terus menerus. Proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh guru melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang menarik, membangkitkan keingintahuan pada siswa, memotivasi siswa dalam berpikir kreatif dan merangsang untuk menemukan hal-hal baru pada guru maupun siswa. Sebagai tugas pokok guru adalah merangsang terciptanya proses pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan serta efektif dan efisien di kelas. Sehingga sasaran dan target dari kebijakan pendidikan dapat tercapai dan dapat diwujudkan seperti yang diamanatkan dalam Tujuan Pendidikan Nasional.
DAFTAR PUSTAKA