• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluh"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

52 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus

Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Kecamatan Jaken Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017 berlangsung tanpa rancangan dan desain pendekatan pembelajaran tertentu. Metode pembelajaran yang berlangsung adalah berceramah sehingga pembelajaran cenderung monoton. Guru menyajikan materi yang abstrak. Misalnya pada materi yang dibahas pada saat itu adalah tentang pantun. Dalam pelaksanaan pembelajaran, sebagian besar materi pantun disampaikan oleh guru dan siswa diminta membaca buku teks Bahasa Indonesia. Selama membaca materi pada buku teks Bahasa Indonesia tentang pantun, siswa tidak diminta untuk menandai istilah-istilah penting yang ada dalam buku teks, apalagi menggali isi dan amanat pantun seperti ciri-ciri pantun. Setelah membaca materi tentang pantun, siswa diminta mengerjakan soal-soal yang ada pada buku paket Bahasa Indonesia. Pada akhir pembelajaran materi tentang pantun, siswa memperoleh kesimpulan menggali isi dan amanat pantun dari kesimpulan yang dibuat oleh guru. Ketika guru menjelaskan kesimpulan dari pembelajaran menggali isi dan amanat pantun, 85% dari seluruh siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Tidak ada satupun siswa yang dilibatkan dalam membuat kesimpulan, yang nampak semua siswa diam dan hanya mendengarkan penjelasan guru. Siswa tidak diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui, yang nampak pada akhir pembelajaran siswa diminta mengerjakan soal evaluasi dari guru.

(2)

lama yang merupakan jenis puisi berdasarkan zamannya. Siswa tidak diminta untuk berfikir menemukan permasalahan, apalagi untuk menemukan jawabannya. Siswa kurang berlatih untuk mencari informasi yang terkait dengan pantun melalui pustaka atau berfikir kritis. Dalam hal ini, siswa dapat mencarinya sendiri dan menemukan sendiri bahwa pantun termasuk puisi lama. Kebiasaan yang diperoleh siswa adalah menerima ceramah informasi Bahasa Indonesia tentang pantun yang disampaikan guru dan dari hasil membaca buku teks. Tidak ada keterlibatan siswa dalam belajar Bahasa Indonesia secara mandiri dengan teman-temannya.

Penilaian hasil belajar Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh guru pada pra siklus hanya di akhir pembelajaran saja, yaitu berupa tes tertulis. Guru hanya mengukur kemampuan siswa pada aspek kognitif, sedangkan pengukuran sikap dan keterampilan tidak dilakukan. Jika hasil belajar hanya diukur dari nilai tes seperti yang dilakukan oleh guru pada pra siklus tanpa mengukur sikap dan keterampilan siswa, maka hasil belajar Bahasa Indonesia siswa berada di bawah KKM yang ditentukan, yaitu ≥ 80. Kondisi ini ditunjukkan secara rinci melalui tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1

Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SDN Siidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus

No Skor Frekuensi Persentase (%)

1 55 2 15

2 60 5 39

3 65 2 15

4 70 1 8

5 80 3 23

Jumlah 13 100

Sumber: Data Sekunder

(3)

Distribusi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017 pra siklus dapat disajikan dalam bentuk grafik garis, seperti disajikan pada gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.1

Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 2 Jaken Pati pra siklus, nampak bahwa skor terbanyak yang diperoleh siswa ditunjukkan oleh titik tertinggi pada sumbu Y yaitu 5 dan sumbu X menunjukkan angka 60. Artinya sumbu X sebesar 60 adalah skor pencapaian tes oleh siswa dan sumbu Y pada skor 5 adalah banyak siswa yang memperoleh skor 60 sebanyak 5 siswa. Skor tertinggi hasil belajar Bahasa Indonesia dicapai pada skor 80, yang diperoleh 3 siswa.

Deskripsi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata secara rinci disajikan melalui tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Deskripsi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-Rata Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus

(4)

Tabel 4.2 nampak bahwa skor minimum yang diperoleh siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Kecamatan Jaken Pati pra siklus dari tes sebesar 55, skor maksimum 80, dan skor rata-rata 65,38.

Hasil belajar Bahasa Indonesia jika ditinjau dari ketuntasan belajar, distribusi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan ketuntasan disajikan melalui tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus

No Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)

1 > 80 Tuntas 3 23

2 < 80 Tidak Tuntas 10 77

Jumlah Siswa 13 100

Sumber : Data Sekunder

Siswa dikatakan tuntas apabila skor perolehan ≥ 80. Tabel 4.3 nampak bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan ketuntasan siswa kelas 5 pra siklus, siswa yang tuntas berjumlah 3 siswa (23% dari seluruh siswa), sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan skor < 80 berjumlah 10 siswa (77% dari seluruh siswa).

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 1 1. Perencanaan

(5)

KKM ≥ 80. Oleh karena itu, maka disusunlah desain pembelajaran yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia dengan KD 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi dan KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep-konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri yang disajikan melalui lampiran 1.

Langkah yang ditempuh selanjutnya adalah melengkapi perangkat RPP yaitu menyiapkan materi teks nonfiksi, yang disajikan melalui lampiran 2, menyiapkan media berupa contoh teks nonfiksi disajikan melalui lampiran 3, membuat kisi-kisi pengukuran keterampilan menulis Bahasa Indonesia disajikan melalui lampiran 4, membuat instrumen butir soaal yang disajikan melalui lampiran 5, membuat lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi teks nonfiksi melalui pendekatan inkuiri yang disajikan dalam lampiran 8, dan membuat lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi teks nonfiksi melalui pendekatan inkuiri yang disajikan dalam lampiran 9.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 1 Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin, 7 November 2016 menggunakan KD 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, dan KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Guru kelas 5 melaksanakan RPP yang telah disediakan dan dipelajari tentang materi teks nonfiksi melalui pendekatan inkuiri.

(6)

tentang naskah pidato. Nampak siswa memperhatikan penjelasan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan cermat, namun ada 2 siswa yang ribut sendiri, kemudian guru menegurnya dengan tegas. Dalam penyampaian tujuan pembelajaran, guru tidak memerinci langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan seperti bagaimana urutan kegiatan yang akan dilaksanakan guru dan siswa selama pembelajaran.

Kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa, nampak seluruh siswa aktif dalam pembentukan kelompok. Kemudian guru melakukan orientasi menulis konsep pada teks nonfiksi kepada siswa, nampak siswa menyimak naskah pidato, dan siswa diminta membaca teks halaman 15 buku Bahasa Indonesia 5 SD. Setelah selesai membaca, siswa diminta untuk berfikir konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi. Setelah siswa menemukan teks nonfiksi, lalu siswa diminta untuk berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. Nampak seluruh siswa berfikir seperti yang diperintahkan guru. Kemudian guru meminta siswa secara berkelompok merumuskan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi dengan cara mencari tahu bagian menyusun teks pidato. Hasilnya siswa mampu merumuskan bagian menyusun teks pidato setelah berdiskusi dengan teman kelompoknya. Setelah selesai merumuskan, siswa diminta untuk merumuskan hipotesis konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi. Hasil rumusan hipotesis naskah pidato terdiri dari 3 bagian yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Nampak seluruh siswa serius dan aktif dalam merumuskan hipotesis secara berkelompok.

Kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil pembelajaran Bahasa Indonesia tentang teks nonfiksi yang baru saja dilakukan. Misalnya, dalam merumuskan hipotesis konsep-konsep pada teks nonfiksi, siswa masih mengalami kesulitan dalam merumuskan hipotesis konsep-konsep pada teks nonfiksi, serta apa yang akan dilakukan siswa selanjutnya. Setelah kegiatan refleksi, guru dan siswa menyimpulkan materi teks nonfiksi yang telah dipelajari, lalu siswa menyimak penjelasan guru tentang rencana pembelajaran berikutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan do’a.

(7)

dalam lampiran 8 dan lampiran 9. Lembar observasi terdiri dari lembar observasi tindakan pendekatan inkuiri oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan. Dari hasil observasi dapat diketahui yang menjadi kelemahan adalah guru tidak memerinci langkah-langkah pembelajaran dan kelebihannya adalah guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil pembelajaran Bahasa Indonesia tentang teks nonfiksi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung.

Pertemuan 2

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 9 November 2016, masih menggunakan KD 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, dan KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep-konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri. Kegiatan pembelajaran terdiri dari 3 kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Kegiatan pendahuluan pada pertemuan kedua siklus 1 ini dimulai dengan guru memberikan salam dan siswa menjawab salam dari guru, guru dan siswa berdo’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing, guru mengabsensi siswa dan siswa yang dipanggil namanya menunjukkan jarinya. Guru sudah nampak mengatur tempat duduk siswa, dan guru juga sudah meminta siswa menaruh alat tulis siswa di meja. Guru nampak memberikan apersepsi melalui tanya jawab tentang aktivitas siswa sebelum berangkat ke sekolah. Seluruh siswa nampak sahut-sahutan dalam menjawab pertanyaan guru. Guru mengajak semua siswa tepuk tangan untuk menambah motivasi belajar siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa, seperti menyampaikan judul materi KD 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, dan KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri. Nampak siswa memperhatikan penjelasan dari guru, guru tidak nampak memerinci langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

(8)

naskah pidato, siswa diminta untuk menandai isi pidato yang terdapat dalam bacaan. Dalam kegiatan menandai, nampak seluruh siswa berkonsentrasi memahami bacaan sambil mencari bagian-bagian menyusun teks pidato yang terdapat di dalam bacaan. Selama pembelajaran, siswa dilibatkan penuh, nampak guru selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab. Sehingga siswa dapat menulis teks pidato. Siswa dilibatkan penuh dalam kegiatan ini. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan guru meminta siswa menulis teks pidato dengan bahasa sendiri, dan memberi kesempatan kepada siswa secara bergantian untuk menyajikan tulisan teks pidato dalam bahasa sendiri. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk memberikan tanggapan kepada siswa yang telah menyajikan tulisan. Guru nampak menghubungkan materi pada hari itu dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah pembelajaran selesai, guru dan siswa nampak melakukan diskusi bersama untuk merumuskan definisi tentang teks pidato. Namun ada satu kegiatan yang tidak dilakukan oleh guru yaitu ada 2 siswa yang nampak tidak mengikuti aktivitas, tetapi masih sibuk bermain sendiri.

Kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran, seperti melakukan tanya jawab interaktif dengan materi yang masih dianggap sulit dan diakhiri dengan berdo’a bersama.

Saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer, dengan cara memberi tanda check list (√) pada lembar observasi yang telah disediakan (lihat lampiran 8 dan lampiran 9). Lembar observasi tersebut meliputi lembar observasi tindakan inkuiri oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan untuk mengamati tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan respon siswa dalam mengikuti pmbelajaran. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

3. Refleksi

(9)

pembelajaran dan catatan yang dilakukan oleh observer. Hasil analisis tindakan inkuiri terhadap aktivitas siswa, secara rinci disajikan melalui tabel 4.4 di halaman berikut.

Tabel 4.4

Distribusi Aktivitas Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Tahapan

Tabel 4.4, nampak bahwa hasil observasi pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang teks nonfiksi melalui pendekatan inkuiri yang dilakukan siswa pada siklus 1, yang meliputi pengamatan terhadap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dengan pendekatan inkuiri dan kegiatan penutup adalah sebagai berikut;

Pertemuan 1 kegiatan pendahuluan, ada 5 kegiatan yaitu siswa memberi salam kepada guru, siswa dan guru berdo’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing, siswa terlibat dalam apersepsi, siswa menyimak tujuan pembelajaran konsep-konsep pada teks nonfiksi, dan siswa menyimak langkah-langkah pembelajaran konsep-konsep pada teks nonfiksi. Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan siswa adalah siswa memberi salam dan berdo’a bersama guru sudah dilaksanakan siswa dengan baik, siswa sudah terlibat dalam apersepsi yaitu bernyanyi Garuda Pancasila dengan baik. Nampak dalam aktivitas siswa belum menyimak tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran teks nonfiksi karena guru tidak menyampaikan, yang nampak guru langsung menyampaikan materi pembelajaran.

(10)

dalam diskusi kelas, dan siswa nampak mengikuti aktifitas. Dari 7 kegiatan tersebut siswa telah melaksanakan 5 kegiatan, 3 diantaranya merupakan kegiatan inkuiri, yaitu orientasi menulis konsep pada teks nonfiksi, merumuskan masalah konsep-konsep pada teks nonfiksi, merumuskan hipotesis konsep-konsep pada teks nonfiksi. Seluruh kegiatan inti pada pertemuan ke-1 sudah dilakukan dengan baik oleh siswa, nampak bahwa perhatian siswa dalam pembelajaran sudah tumbuh, dan siswa sudah berani dalam mengeluarkan pendapatnya. Namun ada 2 kegiatan yang belum dilaksanakan siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu siswa belum menyimak media pembelajaran contoh teks pidato dan siswa tidak fokus mengikuti aktivitas belajar karena bermain sendiri dan tidak sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Dalam kegiatan penutup, dari 1 kegiatan sudah dilakukan oleh siswa, yaitu kegiatan menyimak penegasan informasi guru dari materi menulis teks pidato.

Pertemuan 2, kegiatan pendekatan inkuiri siswa mengalami peningkatan, nampak pada tabel tabel 4.4, pada kegiatan pendahuluan ada 5 kegiatan yang dilaksanakan siswa dan 4 diantaranya sudah terlaksana yaitu siswa memberi salam kepada guru, siswa dan guru berdo’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing, siswa terlibat dalam apersepsi, siswa menyimak tujuan pembelajaran konsep-konsep pada teks nonfiksi, dan siswa menyimak langkah-langkah pembelajaran konsep-konsep pada teks nonfiksi. Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan siswa adalah siswa memberi salam dan berdo’a bersama guru sudah dilaksanakan siswa dengan baik, siswa terlibat dalam apersepsi melalui tanya jawab tentang aktivitas sebelum berangkat ke sekolah. Guru sudah nampak memerinci tujuan pembelajaran konsep-konsep pada teks nonfiksi dengan menyampaikan judul materi pembelajaran KD 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, dan KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep yaang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri, namun guru tidak nampak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran konsep pada teks nonfiksi yang akan dilaksanakan.

(11)

dan siswa nampak mengikuti aktifitas. Dari 6 kegiatan tersebut siswa telah melaksanakan 5 kegiatan, 3 diantaranya merupakan kegiatan inkuiri, yaitu siswa menandai konsep-konsep yang saling berkatan pada teks nonfiksi, siswa membuat tulisan nonfiksi dalam bahasa sendiri, dan siswa menyajikan tulisan nonfiksi dalam bahasa sendiri. Seluruh kegiatan inti pada pertemuan ke-2 sudah dilakukan dengan baik oleh siswa, nampak bahwa perhatian siswa dalam pembelajaran sudah tumbuh, dan siswa sudah berani dalam mengeluarkan pendapatnya. Namun ada 1 kegiatan yang belum dilaksanakan siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu masih ada 2 siswa yang tidak mengikuti aktivitas karena masih sibuk bermain sendiri.

Kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran dengan tanya jawab materi yang masih dianggap sulit oleh siswa dan diakhiri dengan berdo’a bersama.

Distribusi aktivitas tindakan pendekatan inkuiri guru kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017 pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 secara rinci dapat disajikan melalui tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Distribusi Aktivitas Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Inkuiri Guru Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Tahapan

Tabel 4.5, nampak bahwa hasil dari observasi tindakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang teks pidato yang dilakukan guru pada siklus 1, meliputi kegiatan pendahuluan, kegitan inti, dan kegiatan penutup adalah sebagai berikut;

(12)

guru melakukan apersepsi, guru menjelaskan tujuan pembelajaran konsep-konsep pada teks nonfiksi, dan guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran konsep-konsep pada teks nonfiksi. Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan adalah, guru merespon salam siswa dan berdo’a bersama menurut agama dan kepercayaan masing-masing, sudah dilaksanankan guru dengan baik. Guru sudah melakukan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi lagu Garuda Pancasila, namun guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran konsep-konsep pada teks nonfiksi, karena guru langsung menyampaikan materi pembelajaran.

Kegiatan inti ada 7 kegiatan pendekatan inkuiri oleh guru yang menjadi pengamatan observasi yaitu guru memfasilitasi pembentukan kelompok masing-masing 4 siswa, guru memfasilitasi siswa orientasi menulis konsep pada teks nonfiksi, guru memfasilitasi perumusan masalah konsep-konsep pada teks nonfiksi, guru memfasilitasi perumusan hipotesis konsep-konsep pada teks nonfiksi, guru memfasilitasi teks nonfiksi, guru memfasilitasi diskusi kelas, dan guru mendorong siswa beraktifitas. Dari 7 kegiatan tindakan inkuiri guru, yang telah dilaksanakan sebanyak 5 kegiatan, 3 diantaranya merupakan kegiatan inkuiri. Namun ada 2 kegiatan yang belum dilaksanakan yaitu guru tidak mendorong siswa beraktifitas dalam kegiatan pembelajaran, dan guru tidak menegur siswa yang tidak menyimak media pembelajaran contoh teks pidato. Dalam kegiatan penutup dari 1 kegiatan sudah dilakukan oleh guru yaitu melakukan penegasan informasi dari materi menulis teks pidato.

(13)

3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, dan KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep yaang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri, namun guru tidak nampak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran konsep pada teks nonfiksi yang akan dilaksanakan.

Kegiatan inti pada pertemuan 2 ada 6 kegiatan pendekatan inkuiri yang menjadi pengamatan observasi yaitu guru memfasilitasi siswa cara menandai konsep-konsep yang saling berkatan pada teks nonfiksi, guru memfasilitasi siswa cara membuat tulisan nonfiksi dalam bahasa sendiri, guru memfasilitasi siswa cara penyajian tulisan nonfiksi dalam bahasa sendiri, guru memfasilitasi siswa teks nonfiksi, guru memfasilitasi diskusi kelas, dan guru mendorong siswa beraktifitas. Dari 6 kegiatan tersebut guru telah melaksanakan 5 kegiatan, 3 diantaranya merupakan kegiatan inkuiri, yaitu guru memfasilitasi siswa cara menandai konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, guru memfasilitasi siswa cara membuat tulisan nonfiksi dalam bahasa sendiri, dan guru memfasilitasi siswa cara penyajian tulisan nonfiksi dalam bahasa sendiri. Seluruh kegiatan inti pada pertemuan ke-2 sudah dilakukan dengan baik oleh guru. Namun ada 1 kegiatan yang belum dilaksanakan guru yaitu mendorong siswa untuk beraktivitas, karena masih ada 2 siswa yang masih sibuk bermain sendiri dan guru tidak mengingatkan untuk berhenti bermain. Kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran dengan tanya jawab materi yang masih dianggap sulit oleh siswa dan diakhiri dengan berdo’a bersama.

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil observasi kegiatan guru kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati pada siklus 1 menggunakan pendekatan inkuiri meningkat. Kegiatan pendahuluan pertemuan 1 terlaksana 3 (60% dari seluruh kegiatan) meningkat pada pertemuan 2 kegiatan pendahuluan menjadi 4 (80% dari seluruh kegiatan). Kegiatan inti pertemuan 1 dari 7 kegiatan, terlaksana 5 (71% dari seluruh kegiatan) meningkat pada pertemuan 2 dari 6 kegiatan telaksana 5 (83% dari seluruh kegiatan), dan kegiatan penutup pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 sudah terlaksana semua (100%).

Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus 1

(14)

merumuskan masalah konsep pada teks nonfiksi, merumuskan hipotesis konsep-konsep pada teks nonfiksi, menandai konsep-konsep-konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, menulis teks nonfiksi dalam bahasa sendiri, dan menyajikan tulisan non fiksi dalam bahasa sendiri. Hasil belajar Bahasa Indonesia diperoleh dari total skor pengukuran kognitif dan pengukuran psikomotorik. Distribusi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor siklus 1, secara rinci disajikan melalui tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6

Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

No Skor Frekuensi Persentase (%)

1 65 3 23

2 70 1 8

3 75 1 8

4 80 1 8

5 85 4 31

6 87 2 15

7 90 1 8

Jumlah 13 100

Sumber: Data Primer

Tabel 4.6, menunjukkan bahwa distribusi skor hasil belajar siklus 1 antara 65-90 tersebar ke dalam 7 skor. Yaitu skor 65, dicapai oleh siswa sebanyak 3 siswa (23% dari seluruh siswa), skor 70 dicapai oleh 1 siswa (8% dari seluruh siswa), skor 75 dicapai oleh 1 siswa (8% dari seluruh siswa), dan skor 80 dicapai oleh 1 siswa (8% dari seluruh siswa), skor 85 dicapai oleh 4 siswa (31% dari seluruh siswa), skor 87 dicapai oleh 2 siswa (15% dari seluruh siswa), dan skor 90 dicapai oleh 1 siswa (8% dari seluruh siswa). Penyebaran skor hasil belajar Bahasa Indonesia terbanyak diraih oleh kelompok skor 85 yaitu 31% dari seluruh siswa. Hasil belajar siklus 1 ini, menunjukkan adanya kenaikan skor sebelumnya yaitu antara 65-90.

(15)

Gambar 4.2

Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati siklus 1, nampak bahwa skor terbanyak diperoleh siswa ditunjukkan oleh titik tertinggi pada sumbu Y yaitu angka 4 dan sumbu X menunjukkan angka 85. Artinya sumbu X menunjukkan skor capaian hasil belajar bahasa Indonesia siswa sebesar 85 dan sumbu Y menunjukkan angka 4 adalah banyak siswa yang memperoleh skor 85. Skor tertinggi hasil belajar Bahasa Indonesia ditunjukkan oleh skor 90 pada sumbu X dan dicapai oleh 1 siswa yang ditunjukkan pada angka 1 pada sumbu Y.

Deskripsi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata secara rinci disajikan melalui tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7

Deskripsi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-Rata Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

(16)

Tabel 4.7, nampak bahwa skor minimum yang diperoleh siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017 siklus 1 dengan KD 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, dan KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep yaang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri dengan pendekatan inkuiri meningkat menjadi 65, dari sebelumnya yang hanya mencapai 55. Perolehan skor maksimum meningkat menjadi 90, dari sebelumnya yang hanya mencapai 80, dan skor rata-rata kelas yang diperoleh meningkat menjadi 78,76, dari sebelumnya yang hanya mencapai 65,38. Perolehan skor menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya yang berlangsung tanpa rancangan dan desain pendekatan pembelajaran tertentu. Artinya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus 1 adalah signifikan atau bermakna.

Hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan ketuntasan belajar siswa secara rinci disajikan melalui tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8

Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

No Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase

1 > 80 Tuntas 8 62

2 < 80 Tidak Tuntas 5 38

Jumlah Siswa 13 100

Sumber : Data Sekunder

Tabel 4.8, nampak bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan ketuntasan siswa kelas 5 siklus 1 yang tuntas yaitu dengan skor > 80 berjumlah 8 siswa (62% dari seluruh siswa), sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan skor < 80 berjumlah 5 siswa (38% dari seluruh siswa).

(17)

Gambar 4.3

Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Gambar 4.3 nampak bahwa, hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan ketuntasan belajar siswa kelas 5, pada siklus 1 mencapai 62% (8 siswa) dari 13 siswa, dan 38% (5 siswa) dari 13 siswa tidak tuntas dalam belajar Bahasa Indonesia KD 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi dan KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri. KKM yang ditentukan sebesar lebih dari atau sama dengan 80 (KKM ≥ 80). Keadaan ini menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar yang signifikan, yaitu dari 23% meningkat menjadi 62%, yang merupakan peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan ketuntasan yang signifikan, yaitu sebesar 39% dari seluruh siswa (5 siswa).

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2 1. Perencanaan

Tahap perencanaan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam siklus 2, mendasarkan pada hasil refleksi siklus 1, yaitu mengacu pada kelemahan dan kelebihan yang terjadi. Adapun perencanaan yang disiapkan adalah sama dengan yang telah dilaksanakan dalam siklus 1. Perbedaan yang muncul terletak pada KD yang diberikan. Pada siklus 2 menggunakan KD 3.9 Mencermati penggunaan kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun dan KD 4.9 Membuat surat undangan ulang tahun,

62% 38%

Tuntas

(18)

dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan yang disusun dalam RPP yang disajikan melalui lampiran 10 beserta perangkatnya yaitu meliputi kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Disamping itu, dalam siklus 1, guru dalam melaksanakan tindakan inkuiri belum terlaksana semua, sehingga siswa yang tuntas dalam belajar Bahasa Indonesia mencapai 62% (8 siswa) dari seluruh siswa.

Langkah yang ditempuh selanjutnya adalah menyusun lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi surat undangan ulang tahun melalui pendekatan inkuiri yang disajikan dalam lampiran 17, dan lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi surat undangan ulang tahun melalui pendekatan inkuiri yang disajikan dalam lampiran 18.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus 2 pada pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Senin, 14 Nopember 2016 dengan KD 3.9 Mencermati penggunaan kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun dan KD 4.9 Membuat surat undangan ulang tahun, dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Pelaksanaan pembelajaran guru kelas 5 mengimplementasikan RPP yang telah disediakan. Dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia materi surat undangan ulang tahun melalui pendekatan inkuiri berlangsung demikian yang dilakukan guru,

(19)

cermat. Kemudian guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan seperti bagaimana urutan kegiatan yang akan dilaksanakan guru dan siswa selama pembelajaran.

Kegiatan inti, guru dan siswa sudah nampak melakukan langkah-langkah pendekatan inkuiri dengan lebih runtut dan utuh. Pendekatan inkuiri dimulai dengan guru memperlihatkan contoh surat undangan ulang tahun pada buku siswa, kemudian siswa menuliskan langkah-langkah menulis surat undangan ulang tahun, sesuai dari hasil penjelasan guru melalui penayangan gambar pada papan tulis. Guru membagi siswa ke dalam 3 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa, nampak seluruh siswa aktif dalam pembentukan kelompok. Kemudian guru memberi teks surat undangan ulang tahun kepada siswa, dan siswa diminta membaca teks halaman 29. Setelah selesai membaca, siswa diminta untuk berfikir kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun. Nampak seluruh siswa berfikir seperti yang diperintahkan guru. Kemudian guru meminta siswa secara berkelompok merumuskan kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun. Setelah selesai merumuskan, siswa diminta untuk merumuskan hipotesis kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun. Nampak seluruh siswa serius dalam merumuskan hipotesis secara berkelompok. Kemudian guru meminta siswa menandai bagian-bagian dalam surat undangan ulang tahun. Nampak seluruh siswa aktif dalam melakukan kegiatan menandai tentang membuat surat undangan ulang tahun.

(20)

penjelasan guru tentang rencana pembelajaran berikutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan do’a.

Saat pembelajaran siklus 2 pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan berpedoman pada lembar observasi yang tersedia. Pengamatan aktivitas belajar guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi surat undangan ulang tahun dilakukan dengan cara memberi tanda check list (√) pada lembar observasi yang telah disediakan dalam lampiran 17 dan 18. Lembar observasi terdiri dari lembar observasi tindakan pendekatan inkuiri oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan. Dari hasil observasi dapat diketahui yang menjadi kelemahan adalah guru tidak memerinci langkah-langkah pembelajaran dan kelebihannya adalah guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil pembelajaran Bahasa Indonesia tentang surat undangan ulang tahun yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung.

Pertemuan 2

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Nopember 2016 dengan KD 3.9 Mencermati penggunaan kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun dan KD 4.9 Membuat surat undangan ulang tahun, dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan. Kegiatan pendahuluan dalam pertemuan ke-2 hampir sama dengan yang dilakukan pada pertemuan ke-1, yang nampak berbeda adalah substansi materi yang diajarkan, kegiatan motivasi, dan langkah-langkah yang disampaikan guru. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

(21)

belajar siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa. Nampak siswa memperhatikan penjelasan dari guru, guru sudah nampak memerinci langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan, seperti menyampaikan judul materi yang akan dibahas dan urutan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Kegiatan inti, dilanjutkan dengan guru memberi teks surat undangan ulang tahun kepada siswa sebagai pengantar pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan 2. Nampak siswa membaca teks halaman 50 materi surat undangan ulang tahun dengan cermat. Selama membaca, siswa diminta untuk menandai isi surat undangan yang terdapat dalam bacaan. Dalam kegiatan menandai, nampak seluruh siswa berkonsentrasi memahami bacaan sambil mencari bagian-bagian atau langkah-langkah menulis teks surat undangan ulang tahun yang terdapat di dalam bacaan. Selama pembelajaran, siswa dilibatkan penuh, nampak guru selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab. Sehingga siswa dapat menulis teks surat undangan ulang tahun. Guru nampak menghubungkan materi pada hari itu dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah pembelajaran selesai, guru dan siswa nampak melakukan diskusi bersama untuk merumuskan definisi tentang teks surat undangan ulang tahun.

Kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran, seperti melakukan tanya jawab interaktif dengan materi yang masih dianggap sulit.

Saat pembelajaran siklus 2 pertemuan 2 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer, dengan cara memberi tanda check list (√) pada lembar observasi yang telah disediakan (lihat lampiran 17 dan 18). Lembar observasi tersebut meliputi lembar observasi tindakan inkuiri oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan untuk mengamati tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan respon siswa dalam mengikuti pmbelajaran. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

3. Releksi

(22)

Aktivitas pembelajaran dengan pendekatan inkuiri yang dilakukan oleh guru pada pertemuan ke-1 dan ke-2, seluruh kegiatan sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru. Kelebihan yang nampak dari guru adalah telah melakukan seluruh kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP, dan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan melalui pendekatan inkuiri sudah baik. Aktivitas tindakan inkuiri pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, seluruhnya sudah dilaksanakan oleh guru, baik pada pertemuan ke-1 maupun pertemuan ke-2.

Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus 2

Hasil belajar pada siklus 2 diperoleh dari tes tertulis, pengukuran sikap dan keterampilan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran inkuiri, meliputi orientasi menulis kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, merumuskan masalah kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, merumuskan hipotesis kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, menandai kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, menulis surat undangan ulang tahun dalam bahasa sendiri, dan menyajikan tulisan surat undangan ulang tahun dalam bahasa sendiri. Hasil belajar Bahasa Indonesia suklus 2, secara rinci disajikan melalui tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9

Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 2

Skor Frekuensi Persentase (%)

80 2 15

82 2 15

84 4 31

86 2 15

88 1 8

91 1 8

93 1 8

Jumlah 13 100

Sumber: Data Primer

(23)

dari seluruh siswa), skor 84 dicapai oleh 4 siswa (31% dari seluruh siswa), dan skor 86 dicapai oleh 2 siswa (15% dari seluruh siswa), skor 88 dicapai oleh 1 siswa (8% dari seluruh siswa), skor 91 dicapai oleh 1 siswa (8% dari seluruh siswa), dan skor 93 dicapai oleh 1 siswa (8% dari seluruh siswa). Penyebaran skor hasil belajar Bahasa Indonesia terbanyak diraih oleh kelompok skor 84 yaitu 31% dari seluruh siswa. Hasil belajar siklus 1 ini, menunjukkan adanya kenaikan skor dari sebelumnya yaitu antara 55-80 menjadi 80-93.

Distribusi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati pada semester I tahun pelajaran 2016/2017 siklus 2 disajikan dalam bentuk garafik garis, seperti disajikan pada gambar 4.4 berikut.

Gambar 4.4

Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur Jaken Pati Siklus 2

(24)

terendah hasil belajar Bahasa Indonesia ditunjukkan oleh skor 80 pada sumbu X dan dicapai oleh 2 siswa (15% dari seluruh siswa) yang ditunjukkan pada angka 2 pada sumbu Y.

Deskripsi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata, secara rinci disajikan melalui tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10

Deskripsi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-Rata Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 2

Deskripsi Skor

Skor Minimum 80

Skor Maksimum 93

Skor Rata-Rata 84,92

Sumber: Data Primer

Tabel 4.10, nampak bahwa skor minimum hasil belajar Bahasa Indonesia yang dicapai siswa kelas 5 KD 3.9 Mencermati penggunaan kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun dan KD 4.9 Membuat surat undangan ulang tahun, dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan dengan pendekatan inkuiri mengalami peningkatan dari sebelumnya yaitu 65 menjadi 80. Perolehan skor maksimum meningkat menjadi 93, yang sebelumnya hanya mencapai 90, dan skor rata-rata kelas yang diperoleh meningkat menjadi 4,92, yang sebelumnya hanya mencapai 78,76. Dari skor yang diperoleh menunjukkan bahwa seluruh siswa tuntas dalam belajar dengan skor ≥ 80 dan telah mencapai ketuntasan belajar 100% atau seluruh siswa (13 siswa) kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017.

(25)

dilakukan siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Perbandingan peningkatan jumlah kegiatan yang dilakukan dari siklus 1 dan siklus 2 ditunjukkan melalui tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11

Perbandingan Distribusi Aktivitas Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1 dan Siklus 2

Tahapan aktivitas yang dilakukan oleh siswa, baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan siklus 1, kegiatan yang berupa tindakan inkuiri dapat terlaksana 3 kegiatan dan siklus 2 tindakan yang terlaksana meningkat menjadi 5 yaitu dari 60% menjadi 100%. Peningkatan jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan karena siswa telah melaksanakan semua aktivitas pada kegiatan pendahuluan.

Tahap kegiatan inti pada siklus 1, kegiatan yang berupa tindakan pendekatan inkuiri dapat terlaksana 5 kegiatan dan pada siklus 2 tindakan yang dapat terlaksana meningkat menjadi 7 yaitu dari 71% menjadi 100%. Peningkatan jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan karena siswa sudah melaksanakan semua kegiatan pada tahap kegiatan inti.

Tahap kegiatan penutup siklus 1 dan siklus 2, kegiatan yang berupa tindakan inkuiri dari 1 kegiatan dapat terlaksana semua. Siswa sudah melaksakanan semua kegiatan pada kegiatan penutup.

(26)

Gambar 4.5

Grafik Garis Perbandingan Distribusi Aktivitas Belajar Bahasa Indonesia melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02

Siklus 1 dan Siklus 2

Gambar 4.5, nampak bahwa perbandingan aktivitas belajar Bahasa Indonesia melalui tindakan inkuiri yang dilakukan siswa baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti maupun kegiatan penutup setiap siklusnya mengalami peningkatan. Siklus 1 kegiatan pendahuluan, ditunjukkan oleh titik diangka 3 pada sumbu Y dan siklus 2 meningkat yaitu dititik angka 5. Artinya pada kegiatan pendahuluan di sumbu X yaitu dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai oleh siswa dari angka 3 meningkat menjadi angka 5 pada sumbu Y.

Kegiatan inti pada siklus 1, ditunjukkan oleh titik diangka 5 pada sumbu Y dan pada siklus 2 meningkat yaitu dititik angka 7. Artinya pada kegiatan inti di sumbu X yaitu dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai oleh siswa dari angka 5 meningkat menjadi angka 7 pada sumbu Y.

Kegiatan penutup pada siklus 1 dan siklus 2, ditunjukkan oleh titik diangka 1. Artinya kegiatan penutup di sumbu X yaitu dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai siswa diangka 1 pada sumbu Y.

Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri, secara rinci disajikan melalui tabel 4.12 berikut.

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

Siklus 1

(27)

Tabel 4.12

Perbandingan Distribusi Aktivitas Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Inkuiri Guru Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1 dan Siklus 2

Tahapan Aktivitas

Keterlaksaan Tindakan

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Inti Kegiatan

Penutup

S1 S2 S1 S2 S1 S2

F % F % F % F % F % F %

Tindakan Terlaksana 3 60 5 100 5 71 7 100 1 100 1 100 Tindakan Tidak terlaksana 2 40 0 0 2 29 0 0 0 0 0 0

Jumlah Aktivitas 5 100 5 100 7 100 7 100 1 0 1 0

Sumber: Data Primer Keterangan: S= Siklus

F= Frekuensi

Tabel 4.12, nampak bahwa dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan jumlah aktivitas yang dilakukan oleh guru, baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan siklus 1, kegiatan yang berupa tindakan inkuiri dapat terlaksana 3 kegiatan dan siklus 2 tindakan yang terlaksana meningkat menjadi 5 yaitu dari 60% menjadi 100%. Peningkatan jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan karena guru telah melaksanakan semua aktivitas pada kegiatan pendahuluan.

Tahap kegiatan inti pada siklus 1, kegiatan yang berupa tindakan pendekatan inkuiri dapat terlaksana 5 kegiatan dan pada siklus 2 tindakan yang dapat terlaksana meningkat menjadi 7 yaitu dari 71% menjadi 100%. Peningkatan jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan karena guru sudah melaksanakan semua kegiatan pada tahap kegiatan inti.

Tahap kegiatan penutup siklus 1 dan siklus 2, kegiatan yang berupa tindakan inkuiri dari 1 kegiatan dapat terlaksana semua. Guru sudah melaksakanan semua kegiatan pada kegiatan penutup.

(28)

Gambar 4.6

Grafik Garis Perbandingan Distribusi Aktivitas Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Inkuiri Guru Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02

Jaken Pati Siklus 1 dan Siklus 2

Gambar 4.6, nampak bahwa perbandingan distribusi aktivitas belajar Bahasa Indonesia melalui pendekatan inkuiri yang dilakukan guru baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti maupun kegiatan penutup setiap siklusnya mengalami peningkatan. Pada siklus 1 kegiatan pendahuluan, ditunjukkan oleh titik diangka 3 pada sumbu Y dan pada siklus 2 meningkat yaitu dititik angka 5. Artinya pada kegiatan pendahuluan di sumbu X yaitu dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai oleh siswa dari angka 3 meningkat menjadi angka 5 pada sumbu Y.

Kegiatan inti pada siklus 1, ditunjukkan oleh titik diangka 5 pada sumbu Y dan pada siklus 2 meningkat yaitu dititik angka 7. Artinya pada kegiatan inti di sumbu X yaitu dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai oleh siswa dari angka 5 meningkat menjadi angka 7 pada sumbu Y.

Kegiatan penutup pada siklus 1 dan siklus 2, ditunjukkan oleh titik diangka 1. Artinya kegiatan penutup di sumbu X yaitu dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai siswa diangka 1 pada sumbu Y.

Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil belajar Bahasa Indonesia melalui pedekatan inkuiri, berdasarkan ketuntasan belajar, skor rata-rata, skor minimum, dan skor

(29)

maksimum siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017, secara rinci disajikan melalui tabel 4.13 berikut.

Tabel 4.13

Perbandingan Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Inkuiri Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02

Jaken Pati Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Skor Ketuntasan Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

Tabel 4.13, nampak bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia melalui pendekatan inkuiri berdasarkan ketuntasan siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati ditinjau dari ketuntasan belajar, dari pra siklus, ke siklus 1 dan ke siklus 2 selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus jumlah siswa yang tuntas adalah 3 siswa, kemudian meningkat menjadi 8 siswa pada siklus 1, dan meningkat menjadi 13 siswa pada siklus 2. Peningkatan jumlah ketuntasan belajar Bahasa Indonesia terjadi setelah pada siklus 1 dan siklus 2 diberi pendekatan inkuiri.

Tabel 4.14

Perbandingan Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Inkuiri Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-Rata

Siwa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

(30)

: 93, (3) skor rata-rata antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 65,38 : 78,76 : 84,92. Hal ini terjadi karena langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri.

Peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa berdasarkan ketuntasan dari pra siklus, ke siklus 1 dan 2, yang secara rinci disajikan melalui gambar 4.7 berikut.

Gambar 4.7

Grafik Garis Perbandingan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Inkuiri Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02

Jaken Pati Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Gambar 4.7, nampak bahwa perbandingan peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia melalui pendekatan inkuiri berdasarkan ketuntasan belajar siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017 pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pra siklus ditunjukkan oleh titik diangka 3 pada sumbu Y dan sumbu X menunjukkan kegiatan pra siklus. Artinya sumbu X yaitu pada kegiatan pra siklus dan sumbu Y yaitu siswa yang tuntas adalah 3 siswa (23%) dari seluruh siswa (13 siswa) karena belum menggunakan tindakan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri.

Siklus 1 mengalami peningkatan karena sudah diberi tindakan pembelajran melalui pendekatan inkuiri yaitu ditunjukkan titik diangka 8 pada sumbu Y dan sumbu X menunjukkan kegiatan siklus 1 . Artinya sumbu X yaitu pada kegiatan siklus 1 dan sumbu Y yaitu siswa yang tuntas adalah 8 siswa (62%) dari seluruh siswa (13 siswa).

(31)

kegiatan siklus 2dan sumbu Y yaitu siswa yang tuntas 13 siswa, maka pada siklus 2 semua siswa tuntas.

Peningkatan jumlah ketuntasan belajar Bahasa Indonesia terjadi setelah siklus 1 dan siklus 2 diberi tindakan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri.

Pembelajaran pra siklus, siswa tidak difokuskan pada pembelajaran yang kontekstual. Hasil belajar diukur melalui hasil tes yang merupakan aspek kognitif, sedangkan 2 aspek lainnya yaitu aspek afektif dan psikomotorik tidak pernah dilakukan pengukuran, yang merupakan bagian dari penentuan hasil belajar. Nampak hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menggali isi dan amanat pantun jauh di bawah KKM ≥ 80.

Pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pendekatan inkuiri, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini nampak pada hasil belajar yang ditunjukkan oleh grafik garis perbandingan hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata, siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017 pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 melalui gambar 4.8 di halaman berikut.

Gambar 4.8

Grafik Garis Perbandingan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Inkuiri Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-Rata

Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

(32)

Gambar 4.8, menunjukkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia melalui pendekatan inkuiri berdasarkan skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati, nampak bahwa perbandingan hasil belajar Bahasa Indonesia dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan. Perbandingan skor minimum ditunjukkan pada sumbu Y yaitu pra siklus di titik angka 55, siklus 1 dititik angka 65 dan siklus 2 dititik angka 80 dan sumbu X menunjukkan kegiatan pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Artinya perbandingan skor minimum, antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 55,00 : 65,00 : 80,00.

Perbandingan skor maksimum ditunjukkan pada sumbu Y yaitu pra siklus di titik angka 80, siklus 1 dititik angka 90 dan siklus 2 dititik angka 93 dan sumbu X menunjukkan kegiatan pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Artinya perbandingan skor maksimum, antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 80,00 : 90,00 : 93,00.

Perbandingan skor rata-rata ditunjukkan pada sumbu Y yaitu pra siklus di titik angka 65, siklus 1 dititik angka 79 dan siklus 2 dititik angka 85 dan sumbu X menunjukkan kegiatan pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Artinya perbandingan skor rata-rata, antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 65,00 : 79,00 : 85,00.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Tindakan yang diberikan berupa pendekatan inkuiri. Kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan inkuiri adalah KD 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep yaang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri untuk siklus 1 dan siklus 2 dengan KD 3.9 Mencermati penggunaan kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun dan KD 4.9 Membuat surat undangan ulang tahun, dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan.

(33)

Pembelajaran siklus 1 diberi tindakan pendekatan inkuiri, jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 8 siswa dengan persentase 62% dri seluruh siswa dengan rata-rata belajar Bahasa Indonesia siklus 1 yang diperoleh yaitu 78,76. Pada pembelajaran siklus 2, jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu 13 siswa (100% dari seluruh siswa). Rata-rata dari hasil belajar Bahasa Indonesia yang diperoleh pada siklus 2 sebesar 84,92. Penelitian yang dilakukan pada siklus 2 sudah mencapai indikator kinerja.

Indikator kinerja dari hasil belajar Bahasa Indonesia, ditetapkan bahwa hasil penelitian dengan menggunakan tindakan pendekatan inkuiri dapat dikatakan berhasil, karena pada siklus 1 ketuntasan belajar telah mencapai minimal 62% dan siklus 2 mencapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa.

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran mendasar yang sudah diajarkan sejak TK sampai dengan perguruan tinggi. Bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran, yakni mata pelajaran Bahasa Indonesia bersumber pada hakikat pembelajaran bahasa yaitu belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi dan belajar sastra berarti belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Dua peran penting tersebut merupakan kompetensi yang hendak dicapai dalam belajar Bahasa Indonesia. Salah satu pembelajaran yang berbasis penelitian adalah pembelajaran inkuiri. Oemar Hamalik (2012: 63) mengemukakan bahwa pendekatan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dan kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas. Oemar Hamalik, menjelaskan bahwa fokus pembelajaran inkuiri menekankan pada pemecahan masalah melalui prosedur yang jelas. Melengkapi pendapat Oemar Hamalik, Piaget dalam Sofyan dan Lif (2010: 103), mendefinisikan bahwa pendekatan inkuiri sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi siswa untuk melakukan eksperimen sendiri, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang siswa ajukan.

(34)

dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 yaitu dari skor minimum 55 : 65 : 80 ; skor maksimum 80 : 90 : 93 ; skor rata-rata 65,38 : 78,76 : 84,92 ; dan ketuntasan 23%. : 62%: 100%.

Hasil penelitian terbukti bahwa tindakan inkuiri ini berhasil dan dapat meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD dapat memberikan kemampuan dasar berbahasa yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah menengah maupun untuk menyerap ilmu yang dipelajari lewat bahasa itu. Selain itu pembelajaran Bahasa Indonesia juga dapat membentuk sikap berbahasa yang positif serta memberikan dasar untuk menikmati dan menghargai sastra Indonesia. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia perlu diperhatikan pelestarian dan pengembangan nilai-nilai luhur bangsa, serta pembinaan rasa persatuan nasional. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan yang dirumuskan dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses (2016: 1).

Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia SD, dikembangkan mendasarkan pada Standar Proses. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah pada Bab III menjelaskan bahwa desain pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu dalam Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan RPP dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Sehingga pembelajaran di sekolah harus dirancang oleh guru agar siswa mampu menghadapi tantangan kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat. Salah satu pembelajaran yang mampu menghadapi tantangan kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat adalah pembelajaran melalui pendekatan inkuiri.

(35)

“Peningkatan Keterampilan Menulis Eksposisi Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri”. Kelebihan dari penelitian ini adalah dapat meningkatkan keterampilan menulis eksposisi pada siswa kelas V SD Negeri Karangasem IV No. 204 Surakarta melalui strategi pembelajaran inkuiri. Hal ini terlihat pada pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata proses belajar siswa secara klasikal adalah 72,22% dikategorikan cukup baik dan pada siklus II meningkat dari 72,22% menjadi 83,33% sehingga dikategorikan baik.

Peneliti lain adalah penelitian Singgih Winarso dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Sifat Cahaya dengan Metode Inkuiri”. Kelebihan penelitian inkuiri ini adalah dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 di SD Negeri Sooka 1 Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan melalui pembelajaran inkuiri. Hal ini terlihat pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan atau pada pra tindakan ketuntasan klasikal sebesar 46,7%, siklus 1 mencapai 73,3%, siklus 2 mencapai 80%.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Uni Apriyani pada tahun 2013 melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Batuan”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep batuan melalui penerapan model pembelajaran inkuiri. Kelebihan dengan menerapkan inkuiri adalah dapat meningkatkan pemahaman konsep batuan melalui penerapan model pembelajaran inkuiri. Hal ini terlihat dari hasil pembelajaran konsep batuan pada pra siklus ketuntasan klasikal baru mencapai 47,22% atau sekitar 17 siswa yang tuntas KKM, pada siklus 1 ketuntasan klasikal sebesar 72,22% atau sebesar 26 siswa tuntas KKM, dan siklus 2 ketuntasan klasikal mencapai 83,33%.

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Siswa
Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum
Tabel 4.3 Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Ketuntasan Siswa
Tabel 4.4, nampak bahwa hasil observasi pelaksanaan tindakan dalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor kompetensi karyawan merupakan manfaat utama yang diharapkan nasabah usaha kecil ketika mendapatkan layanan kredit dalam jangka waktu tertentu, diwujudkan dalam

Karena kereaktifannya yang begitu besar, halogen tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur bebasnya di alam.. Percobaan kali ini menggunakan larutan NaI 0,1 M, larutan NaBr 0,1 M,

Kredibilitas karyawan merupakan suatu wujud dimana seorang karyawan dapat memberikan layanan yang efektif dan baik , sedangkan citra karyawan merupakan suatu gambaran atau

Metode praktikum yang digunakan kali ini adalah analisis kualitatif ekstraksi oksida logam dari lumpur dengan menentukan massa alumina pada tahap terakhir (berat konstan).. HASIL

Cara yang digunakan untuk menaikkan kualitas zeolit biasanya dilakukan melalui proses pengelolahan dan aktivasi, baik dengan cara pemanasan, penambahan asam atau basa,

Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik, hidayah dan inayahnya, melalui ilmu-Nya yang Maha Luas dan tak terkira sehingga

Salah satu peralatan filtrasi batch yang penting adalah Filter Testing Unit, yang ditunjukkan oleh gambar, terdiri dari frame berisi filter media (filter cloth). Filter Testing

Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Kantor Wilayah DJKN Jawa Timur ”.