• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agama dan Ekonomi islam dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Agama dan Ekonomi islam dan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

AGAMA DAN EKONOMI

Diajukan Sebagai Tugas Terstruktur Mata Kuliah Kapita Selekta Agama Jurusan Perbandingan Agama Semester VII

Disusun oleh:

Siti Maftuhah 1210102019

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim.

Teriring salam dan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kami kesehatan sehingga masih bisa menikmati segarnya udara sampai saat ini. Begitupun pada kekasihNya yang senantiasa membagikan ilmunya pada kami semua sampai kita bisa sampai pada abad peradaban ini, Muhamad SAW.

Kepada kedua orang tua kami juga yang senantiasa memberkati kami dengan doa-doa ijabahnya, sehingga kami masih bisa menjadi salah satu generasi penerus kesuksesan.Dan kepada bapak dosen mata kuliah yang senantiasa memberikan ilmunya untuk menambah khazanah keilmuan kami.Dan tidak lupa untuk semua sahabat – sahabat yang selalu medukung kami dan senantiasa berbagi ilmu bersama untuk menjadi insan cendikia yang bijaksana.Terimakasih.

Tak ada sesuatu pun yang sempurna di dunia ini.Karena itulah pasti masih banyak kekhilafan yang kami lakukan dalam penulisan makalah ini.Kritik dan saran selalu kami nantikan agar menjadi pembaikan bagi kami dalam setiap pembelajaran hidup yang kami jalani.

Alhamdulillah.

Bandung, 2013

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB 1 PENDAHULUAN...3

1.1 Latar Belakang...3

1.2 Rumusan Masalah...4

1.3 Tujuan Penulisan...4

BAB 2 PEMBAHASAN...5

2.1 Ekonomi dalam Konsep Agama...5

2.2 Agama dalam Menyikapi Kemiskinan di Indonesia...7

2.3 Agama Sebagai Solusi Masalah Ekonomi...10

BAB 3 PENUTUP...13

3.1 Analisis...13

3.2 Kesimpulan...14

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan masyarakat yang sangat heterogen, terutama pada sudut pandang strata sosial ekonominya, kadar kehidupan beragamanya, dan juga sejarah khusus yang dimilikinya. Itu semua menimbulkan gejala superioritas yang intern maupun ekstern yang dapat membahayakan kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, ada dua tingkatan hidup masyarakat, yakni di satu pihak ada kelompok yang maju, baik dari tingkat pendidikannya maupun ke-modernannya. Yang paling utama adalah dilihat dari tingkat intensitas keagamaannya. Jika dibandingkan dengan lain yang umumnya tinggal di daerah pinggiran, kelompok ini akan semakin terlihat mencolok dan terlihat perbedaannya dengan kelompok sebelumnya yang memiliki kelebihan dalam berbagai hal.

Kesenjangan antara kelompok yang kaya dan miskin, merupakan sebab yang paling langsung dari shock masyarakat. Akibatnya arus urbanisasi semakin gencar dan merupakan satu-satunya pilihan terbaik diantara sedikit pilihan yang bisa diambil. Hal ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidup yang semakin berat, selain itu juga untuk mengurangi kesenjangan yang ada antara kelompok miskin dan kaya. Namun kota pun tidak senantiasa menjamin, walaupun dari segi sosial ekonominya, memang kota sedikit menjanjikan harapan yang lebih cerah bagi masyarakat, namun ia juga memberikan hal-hal lain kepada manusianya. Hal ini seperti ongkos-ongkos kebudayaan yang semakin individualis, efek-efek serta arus baru yang lebih negative seperti demoralisasi.

(5)

menjadi pegangan kehidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi, bahkan keagamaannya dengan jiwa moral dan jiwa kemanusiaan yang lebih baik lagi.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana konsep ekonomi dalam ajaran Agama?

b. Bagaimana sikap agama dalam menanggapi kemiskinan di Indonesia? c. Bagaimana agama berperan sebagai sumber solusii bagi masalah

perekonomian masyarakat?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui konsep ekonomi dalam konteks agama.

b. Untuk mengetahui sikap agama dalam menanggapi kemiskinan di Indonesia.

(6)

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Ekonomi dalam Konsep Agama

Dalam konteks agama, prinsip ekonomi ini tidak bertentangan satu sama lain, selagi itu bisa mendatangkan kebaikan bagi masyarakatnya, dan juga memenuhi apa yang menjadi batas-batas ajaran agama. Dalam islam, perintah untuk mencari nafkah atau kekayaan tercantum dalam QS. Al Qhashas ayat 77, yang artinya sebagai berikut:

Dan hendaklah kamu berusaha di dalam sesuatu yang Alloh mendatangkan

kebahagiaan mu di akhirat, dan janganlah lupa akan nasibmu di dunia, dan berbuat baiklah sebagaimana Alloh berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu

berbuat kerusakan di bum!”

Maksud dari ayat ini adalah bahwa dalam ajaran islam, perintah untuk mencari nafkah dan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya itu tidak dilarang. Nmaunsemua itu jga tidak terlepas dari ajaran untuk senantiasa mengingat hal-hal yang bersifat akhirati ataupun duniawi. Jadi, manusia selain melaksanakan kehidupan yang bersifat akhirat, juga tidak boleh untuk melupakan urusan keduniawian, termasuk dalam hal ekonomi. Selain dari itu, dalam islam diajarkan bahwa saat kita telah memiliki harta berlebih, kita dianjurkan untuk mensucikan harta itu, yakni dengan cara bersadaqah dengan sesame, sebagai wujud cinta kasih kita pada mereka yang kekurangan. Ini seperti yang tercantum dalam QS. Attaubah ayat 103, “Ambillah sebagian dari harta benda mereka sebagai shodaqoh untuk mensucikan

mereka dan untuk membersihkan mereka dengan shodaqoh itu”.

Bahwasannya, dalam kehidupan beragama, manusia harus senantiasa berbuat baik kepada orang lain. Kebahagiaan dan kesuksesan tidak untuk dirasakan dan dinikmati sendiri, akan lebih baik jika orang-orang di sekitar kita pun turut merasakanya.

(7)

dalam kehidupan sehari-hari kita, banyak orang miskin yang tidak memiliki sepeserpun harta yang bisa digunakannya untuk memenuhi kebutuhannya, ia akan melakukan sebuah tindakan yang criminal yang itu bertentangan dengan ajaran agama yang selalu mengajak kepada kebaikan. Sehingga bagi mereka atau kita yang memiliki harta berlebih untuk senantiasa meringankan beban mereka yang kekurangan, demi mencegah hal-hal negative yang bisa terjadi akibat permasalahan ekonomi.1

Dalam Kristen, aspek kehidupan ekonomi, khususnya protestan difokuskan pada sebuah teori dari Max Weber tentang etika protestan dan kapitalismenya. Bahwasannya, weber mencoba untuk melihat dan menganalisis tingkah laku kehidupan umat kristiani dari aspek etos kerjanya, baik itu Kristen katolik maupun protestan. Menurut Weber, bahwa konsep etika protestan ini sudah dibawa sejak reformer Marthin Luther mendengungkan ajarannya. Dalam sejarahnya, bahwa Weber mencoba untuk mengambil analisis tentang etos kerja protestan ini. Menurutnya, bahwa konsep etos kerja ini erat hubungannya dengan istilah beruf (jerman) atau calling (Inggris) yang berarti panggilan. Panggilan di sini maksudnya adalah bahwa dalam agama protestan, urusan-urusan biasa dari kehidupan sehari-hari berada dalam pengaruh agama. ‘Panggilan’ bagi seseorang adalah suatu usaha yang dilakukan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban terhadap Tuhan, dengan cara perilaku yang bermoral dalam kehidupan sehari-harinya. ‘Panggilan’ merupakan suatu cara hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan, dengan memenuhi kewajiban yang telah dibebankan kepada dirinya sesuai dengan kedudukannya di dunia. ‘Panggilan’ adalah konsepsi agama tentang suatu tugas yang telah ditetapkan Tuhan, suatu tugas hidup, suatu lapangan yang jelas di mana seseorang harus bekerja.2

Selain dari teori yang dikembangkan dari konsep Marthin Luther, Weber juga mengutip konsep kehidupan dari Calvin. . Bagi Calvin, dunia kehidupan Kristen ada untuk melayani kemuliaan Tuhan dan hanya ada untuk tujuan itu semata. Aktivitas

1 http://www.dzikirpengobatanqolbu.com/konsep-ekonomi-menurut-al-qur-an/. Diakses pada tanggal 21 November 2013, pukul 11.26 WIB.

(8)

sosial dari orang-orang Kristen di dunia ini adalah in majorem gloriam Dei (semua demi kemuliaan Tuhan). Ciri ini kemudian dilakukan dalam kerja dalam suatu panggilan hidup yang dapat melayani kehidupan duniawi dari masyarakatnya.3

Weber menyatakan bahwa berbeda dengan orang-orang Katolik yang melihat kerja sebagai suatu keharusan demi kelangsungan hidup, maka Calvinisme— khususnya sekte-sekte Puritan—telah melihat kerja sebagai panggilan. Kerja tidak sekedar pemenuhan keperluan tetapi sebagai tugas suci. Penyucian kerja berarti mengingkari sikap hidup keagamaan yang melarikan diri dari dunia. Hal yang paling penting dari aktivitas-aktivitas itu dilakukan dengan dasar ’kerja dalam panggilan’ untuk melayani kehidupan masyarakat dunia.4

Implikasi dari teori yang diambil dari konsep Calvin ini adalah, pertama, setiap orang mempunyai suatu kewajiban untuk menganggap dirinya sebagai orang terpilih. Ia harus menghilangkan semua sifat keragu-raguan karena perasaan dosa. Bagi Calvin, adanya rasa kurang percaya kepada diri sendiri merupakan akibat dari keyakinan yang kurang sepenuhnya. Adanya sifat keragu-raguan terhadap kepastian pemilihan adalah bukti adanya keyakinan yang tidak sempurna. Kedua, kegiatan duniawi yang sangat intens merupakan sarana yang paling baik dan sesuai untuk mengembangkan dan mempertahankan pemilihan. Weber berpendapat bahwa karena kecenderungannya tersebut, maka dapatlah dimengerti mengapa orang-orang Calvinis dalam menghadapi panggilannya di dunia memperlihatkan sikap hidup yang optimis, positif, dan aktif.5

2.2 Agama dalam Menyikapi Kemiskinan di Indonesia

Untuk melihat peran atau fungsi agama dalam menghadapi masalah kemiskinan, tidak bisa dipisahkan dari peran agama dalam seluruh sector kehidupan manusia. Selain kemiskinan itu sendiri hanya merupakan salah satu bagian dari permasalahan kemanusiaan dalam kehidupan manusia yang berkaitan erat dengan masalah-masalah

3 Max Weber, Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, diterjemahkan oleh Yusup Priyasudiarja, (Surabaya: Pustaka Promethea, 2000), hlm. 158-159.

4 Ajat Sudrajat, op.cit., hlm. 43.

(9)

lainnya, agama itu sendiri tidak bisa dilihat secara terpisah dari perannya yang mengatur seluruh gerak aktivitas kehidupan manusia (pemeluknya).

Pada dasarnya, agama berperan sebagai pedoman hidup bagi manusia yang akan menghantarkannya ke jalan keselamatan, baik di dunia ataupun di akhirat nanti. tantangan tersebut bersifat permanen dan tidak pernah agama untuk tidak terpanggil dan dituntut aktif dalam menghadapi masalah kemanusiaan yang selalu dihadapi manusia.

Selanjutnya, peran agama dalam mengahadapi kemiskinan juga dapat dilihat dari perannya dalam proses pembangunan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang juga berarti menanggulangi masalah kemiskinan. Diantara peran agama dalam pembangunan, menurut Mukti Ali adalah sebagai factor motivatif, kreatif, sublimatif dan integrative. Factor motivatif adalah yang mendorong, mendasari, dan melandasi cita-cita serta amal perbuatan manusia dalam aspek kehidupannya. Ia merupakan syarat mutlak untuk tiap usaha yang ingin dilakukan secara bertanggungjawab. Tanpa motivasi yang jelas orang akan bekerja untung-untungan, asal jadi, dan tidak bergairah, serta akan mudah menjadi portunis. Dan faktr kreatif adalah yang mendorong dan menghasung manusia, bukan hanya untuk melakukan kerja positif saja. Sedangkan fungsi sublimatif adalah mengkuduskan segala perbuatan manusia, baik yang bersifat keagamaan maupun yang bersifat keduniawian. Dan fungsi integrative yaitu, agama dapat memadukan segenap kegiatan manusia, baik sebagai individu atau sebagai angota masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga terhindar dari bencana kepribadian yang pecah dan mampu menghadapi tantangan serta resiko kehidupan.6

(10)

Jumlah penduduk Indonesia dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi saat ini sangat besar. Pada akhir tahun 2000, jumlah penduduk miskin mencapai 37,3 juta jiwa atau 19% dari jumlah penduduk. Lalu menurun manjadi 35,1 juta jiwa atau 16% dari jumlah penduduk di tahun 2005. Namun di tahun 2006, jumlahnya meningkat lagi menjadi 39,05 juta jiwa, atau 17,8%. Dalam tahun yang sama, masih terdapat tujuh juta keluarga atau sekitar tiga puluh juta penduduk dalam ketegori nyaris miskin dan sangat rentan terhadap goncangan keadaan. Presideng Soeharto dalam wawancara dengan Newsweek yang berjudul “Jangan SebarkanKabar Bohong Tentang Kami”, mengatakan bahwa dalam menerapkan kebijakan pembangunan, ia memiliki prinsip dasar yang menekankan stabilitas sosial dan pemerataan hasil-hasil pencapaian pertumbuhan ekonomi yang secara rata-rata mencapai 7,5% per tahun. Kebijakan yang dia usung adalah program Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang telah berhasi menekan tingkat pertumbuhan penduduk dari sekitar 2,5% per tahun, menjadi 1,6% per tahun, dan diharapkan akan mencapai 1% di awal abad ke-21.7

Dalam pandangan teolog muslim modernis, mereka percaya bahwa masalah yang dihadapi kaum tertindas dan miskin, yang pada dasarnya masalah tersebut berakar pada persoalan “karena ada yang salah dari sikap mental, budaya, ataupun teologi

mereka”. Selain dari itu, pemahaman transformatif yang mengatakan bahwa

ketertindasan dan kemiskinan disebabkan oleh adanya sistem dan struktur ekonomi, politik, dan kultur yang tidak adil dan hanya memberi keuntungan pada sebagian kecil manusia. Mereka menginginkan penerobosan baru dengan melakukan transformasi terhadap struktur lewat penciptaan relasi secara fundamental yang baru dan lebih adil dalam bidang ekonomi, politik, dan kultur. Ini merupakan proses panjang untuk mewujudkan kehidupan ekonomi yang tidak eksploitatif, politik tanpa penindasan, kultur tanpa dominasi dan hegemoni serta penghormatan HAM. Keadilan adalah prinsip fundamental dari pemahaman ini. Pemahaman seperti ini sesuai dengan apa yang Islam inginkan.

(11)

Pemahaman transformatif ini berada dan membela golongan masyarakat yang tertindas dan miskin. Dan juga dengan jelas dan tanpa ragu-ragu al-Quran berdiri dipihak golongan masyarakat lemah dalam menghadapi para penindas. Al-Quran menyesalkan, bahkan menegur orang-orang tidak mau menolong mereka yang teraniaya. Seakan-akan al-Quran membenci akan adanya kemiskinan dan ketertindasan, karena al-Quran menginginkan kesamaan dan kesetaraan dalam kehidupan. Begitu pula dengan Nabi Muhammad yang membenci kemiskinan dan kelaparan. Ada banyak hadis yang membuktikan kebenaran pernyataan tersebut. Hadis yang diriwayatkan oleh Nissi berbunyi, “Ya tuhan, aku berlindung kepada-Mu dari kemiskinan, kekurangan dan kehinaan, dan aku berlindung kepada-Mu dari

keadaan teraniaya dan perilaku aniaya terhadap orang lain”. Dalam hadits ini, hal

yang patut dicermati adalah setelah mereka kaum lemah bebas dari ketertindasan, mereka tetap memifikirkan kaum yang tertindas yang lain. Dilihat dari mereka yang telah lepas dari ketertindasan tetap meminta perlindungan dari keadaan penganiayaan dan keadaan yang menyebabkan mereka sebagai seorang penindas. Dalam ibarat meminta perlindungan dari sifat “lupa daratan”.8

2.3 Agama Sebagai Solusi Masalah Ekonomi

Dalam islam, beberapa solusi yang diangkat demi menanggulangi masalah kemiskinan dan juga menciptakan Indonesia menuju peradaban yang lebih baik, antara lain adalah dengan digencarkannya sistem perekonomian islam dan juga koperasi demi membantu mayarakat dari kalangan menengah.

Sistem ekonomi syariah ini adalah sebuah sitem ekonomi yang berlandaskan pada tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta system yang akan membawa umat manusia pada jalan yang diridhai oleh-Nya. Berkembangnya system ekonomi syariah sekarang ini bukan untuk menyaingi system ekonomi yang sudah ada, tetapi bagaimana system ini berfungsi sebagai penutup kekurangan terhadap semua system ekonomi yang telah ada sebelumnya. System ini didasarkan pada agama Islam, dan karena Islam sebagai

(12)

rahmatan lil alamin” yaitu rahmat bagi semesta alam, ini memiliki makna bahwa Islam bukan hanya untuk umat Islam saja, tetapi juga untuk seluruh makhluk-Nya yang ada di muka bumi ini. Islam juga mengajarkan bahwa manusia tidak dibenarkan untuk bersifat sekuler, yaitu memisahkan antara kegiatan ukhrawi dan dunia, harus ada keseimbangan (balance) antara kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat yang akan datang.

Dalam penerapannya, System ekonomi syariah terdapat tiga landasan, yaitu

Tauhid, Aqidah, dan Syariah. System ekonomi syaiah ini telah berhasil menjadi solusi

untuk permasalahan ketidakadilan yang muncul akibat sistem ekonomi konvensional. Selain itu, sistem ekonomi syariah juga berperan sebagai solusi jitu pengentasan kemiskinan. System ini dinilai sangat cocok untuk program pengentasan kemiskinan, hal ini sangat sesuai dikarenakan masyarakat miskin tidak dipandang sebagai pihak yang malas, namun sebagai pihak yang tidak mendapatkan akses untuk kehidupan yang lebih baik. Sistem ekonomi syariah tidak bertujuan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, tetapi, bagaimana kehidupan yang lebih baik bisa dicapai secara bersama, maknanya adalah saling tolong menolong dalam kebaikan antara yang mempunyai kelebihan harta terhadap yang membutuhkan harta tersebut.9

Dalam Kristen, dalam menghadapi arus globalisasi ekonomi yang terjadi pada abad 21 ini, terdapat beberapa dampak positif dan negative yang mempengaruhi keseimbangan kehidupan manusia sekarang ini. Untuk dampak positif yang ditimbulkan oleh arus globalisasi ekonomi ini, antara lain:

 Gereja, jemaat dan organisasi pelayanan diajak untuk menyejajarkan manejemen ekonomi dan struktur investasi mereka dengan prinsip ekonomi AGAPE (yang menekankan bahwa bumi dan semua kehidupan berasal dari Allah dan adalah milik Allah).

(13)

 Gereja menjadi lebih terpacu untuk terlibat dalam kerjasama antar iman dalma mencari dan mengupayakan alternatif seperti “ekonomi cukup” sebagai tantangan bagi ekonomi ketamakan dan persaingan.

 Gereja lebih merasa terpanggil dalam mewujudkan aksinya keluar, melihat kondisi masyarakat yang terkena dampak dari globalisasi ekonomi tersebut. Hal ini terbukti dengan adanya deklarasi Accra, yang didalamnya membicarakan tentang globalisasi ekonomi, dan komitmen untuk mentransformasi sistem

Sedangkan untuk dampak negative yang ditimbulkan globalisasi adalah:

 Meningkatnya jumlah kemiskinan akibat maraknya perdagangan dan perekonomian yang tidak adil dikalangan pemerintah dan pengusaha.

 Perilaku konsumtif. Di bidang sosio kultural, globalisasi menghasilkan ragam media konsumsi baru yang segera menjadi godaan dan tantangan bagi setiap individu dan masyarakat dewasa ini, seperti budaya global (Global Culture) dan budaya pop (Pop culture) yang merasuki setiap sudut dunia dan mempengaruhi setiap orang.

(14)

konseptual agar mereka dapat mengambil sikap positif, kritis, realistis, dan konstruktif terhadap globalisasi itu sendiri.10

(15)

BAB 3 PENUTUP

3.1 Analisis

Dalam menghadapi kehidupan yang semakin kompleks dan juga arus globalisasi ekonomi yang semakin keras, menyebabkan kesenjangan antara mereka yang kaya dengan yang miskin. Kesenjangan hidup yang dihasilkan dari sistem perekonomian kapitalisme yang direduksi dari konsep perekonomian di eropa. Indonesia sebagai sebuah Negara dengan karakter penduduknya yang desawi, dengan sikap keramahtamahan dan juga gotong royong, saling berbagi terhadap sesame, terkesan shock dengan perubahan drastic yang sangat menonjol dalam kehidupannya. Sistem perekonomian yang lebih mengedepankan sistem pasar bebas, akhirnya mampu untuk menyisihkan sebagian besar penduduk local yang kurang sensitive terhadap perubahan sistem zaman, dan akhirnya nilai perekonomian di Indonesia dikuasai oleh warga asing yang turut menumpang mensukseskan usahanya di Negeri yang ramah tamah ini. Hanya sebagian kecil masyarakat local yang mampu untuk mengimbangi sistem kehidupan yang kontras itu.

(16)

mencetuskan sebuah doktrin etos kerja protestan untuk lebih meningkatkan taraf hidup umat kristiani, yang saat itu mulai terpinggirkan dari adanya skisma dalam kehidupan gereja. Karena hal itulah, tidak aneh jika pada masa sekarang ini Kristen lebih terkenal dengan komunitas borju.

3.2 Kesimpulan

Dalam islam, konsep perekonomian, atau mancari rezeki sebanyak-banyaknya, tidak dilarang. Namun memiliki batas dan aturan tertentu yang harus ditaati oleh umatnya. Ini tercantum dalam QS. Al Qhashas ayat 77 yang didalamnya termaktub bahwa seorang manusia wajib untuk mencari nafkah demi kehidupannya di dunia. Dari rezeki yang didapatkannya itu, setidaknya manusia akan mampu berbuat baik dan menolong sesamanya dengan cara yang baik pula. Selain dari itu, dalam kehidupan manusia pun diajarkan untuk membersihkan segala yang dimilikinya, seperti halnya harta yang dimiliki. Cara untuk membersihkannya adalah dengan menshadawahkan sebagian hartanya pada mereka yang kurang mampu. Dalam Kristen pun sama, walaupun Yesus dan Maria mengajarkan umatnya untuk hidup dalam kesederhanaan, demi datangnya Roh Kudus dalam kehidupan mereka. Namun itu tidak menghalangi umatnya untuk senantiasa bekerja keras demi mencukupi kehidupan hidupnya. Dalam ajaran kasih diajarkan bahwa kegiatan missi yang sebenarnya adalah mencoba untuk menghadirkan roh kudus dalam setiap ihwal kehidupan umat, khususnya dalam hal berbagi terhadap sesame mahluk.

(17)
(18)

DAFTAR SUMBER

Ahmad Sanusi. Agama di Tengah Kemiskinan. (Jakarta: LOGOS, 1999). Hlm: 47-50.

Asosiasi Teolog Indonesia (ATI). Indonesian Jurnal of Thelogy. Vol.1/No.1/Juli/2013. Hlm: 48-49.

http://areabebasberpikir.blogspot.com/2013/05/

teologi-islam-dalam-menghadapi-kemiskinan-di-Indonesia.html. diakses pada tanggal 21 November 2013, pukul:

10.55.

http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2013/10/30/

ekonomi-syariah-untuk-indonesia-yang-lebih-baik-605201.html. diakses pada tanggal 21 November 2013,

pukul: 11.36

http://nopry93.blogspot.com/2013/08/dampak-positifnegatif-globalisasi_16.html. diakses pada tanggal 21 November 2013, pukul 11.35.

http://www.dzikirpengobatanqolbu.com/konsep-ekonomi-menurut-al-qur-an/. Diakses pada tanggal 21 November 2013, pukul 11.26 WIB.

Sudrajat, Ajat. 1994. Etika Protestan dan Kapitalisme Barat, Relevansinya dengan

Islam Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Reflected from computation results of the pretests and the posttests, there were statistically substantial increases of experimental Year- 8 students’ English vocabulary

Seluruh teman sejawat PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK USU, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam terlaksananya penelitian serta

Menurut Pengertian Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengartikan bahwa Korupsi adalah Setiap orang yang

manusia oleh manajer (pimpinan) dalam suatu organisasi atau lembaga pendidikan secara efektif dan efisien, akan mengoptimalkan pencapaian tujuan lembaga pendidikan tersebut,

Guru harus berdiri layaknya Alkitab di dalam 2 Timotius 3:16, bahwa setiap anak adalah image f God yang telah jatuh dalam dosa, maka ada kecenderungan untuk melakukan

pada pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi, metode copy the master. belum pernah diteliti sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti mencoba

Tanaman yang mengalami cekaman kekeringan pada saat mulai berbunga sampai panen atau pada saat fase generatif terjadi penurunan hasil sebesar 26 % dibanding dengan

komunitas yaitu cerminan dan kesadaran kritis, membangun identitas komunitas, tindakan representasi dan politis, praktek yang berhubungan dengan budaya, asosiasi