• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KINERJA Makalah ini disusun unt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EVALUASI KINERJA Makalah ini disusun unt"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KINERJA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen SDM

Dosen Pengampu

Prof. Dr. H. Abdul Madjid Latief, MM, M. Pd

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM STRATA DUA (S2)

KONSENTRASI MANAGEMENT PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-

QUR’AN JAKARTA

TAHUN 2017

A

EGXOODK

(2)

i

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita, sehingga kita dapat

menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam selalu kita curahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari zaman

jahiliyah menuju zaman Islamiyah.

Saya membuat makalah ini adalah sebagai kajian tentang Manajemen

Pembelajaran Pada Lembaga Pendidikan Islam. Sekaligus untuk menyelesaikan

tugas yang diberikan dosen untuk mendapatkan hasil yang baik. Dan tak lupa saya

sampaikan ucapan terima kasih kepada bapak dosen yaitu Prof. Dr. H. Abdul

Madjid Latief, MM, M. Pd. yang telah memberikan bimbingannya sehingga

tersusunnya makalah ini.

Saya akui dengan penuh kesadaran bahwa makalah ini banyak terdapat

kekurangan dan kekhilafan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan

saran demi kesempurnaan makalah ini.

Atas perhatiannya Saya ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Jakarta, 26 Februari 2017

(3)

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

BAB II PEMBAHASAN ... 2

A. Pengertian dan Fungsi Evaluasi Kinerja ... 2

B. Menyusun Sistem Evaluasi Kinerja ... 4

C. Standar Kinerja ... 11

D. Model-model Evaluasi Kinerja ... 14

E. Proses Evaluasi Kinerja ... 16

F. Masalah yang di hadapi Evaluasi Kinerja ... 17

BAB III PENUTUP ... 20

A. Kesimpulan ... 20

B. Kritik dan Saran ... 20

LAPORAN OBSERVASI ... A. Profil Sekolah ... B. Hasil Wawancara ... C. Lampiran ... ... Glosarium Soal ... 4

Daftar Pustaka ...

(4)

2

BAB I

PENDAHULUAN

Evaluasi kinerja pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

kadar profesionalisme karyawan serta seberapa tepat pegawai telah menjalankan

fungsinya. Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menilai dan mencari jenis

perlakuan yang tepat sehingga karyawan dapat berkembang lebih cepat sesuai

dengan harapan. Oleh karena itu, banyak para karyawan yang kinerjanya menurun

dan pada akhirnya harus mengundurkan diri karena kompensasi yang tidak sesuai.

Dengan adanya kasus seperti inilah bagi instansi pemerintahan, maupun

perusahaan swasta, evaluasi kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas,

kualitas, efisiensi perubahan, motivasi para aparatur serta melakukan pengawasan

dan perbaikan.

Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya manusia

(dalam tulisan ini disebut juga dengan istilah pegawai) dalam organisasi adalah

evaluasi kinerja pegawai dan pemberian kompensasi. Ketidak tepatan dalam

melakukan evaluasi kinerja akan berdampak pada pemberian kompensasi yang

pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku dan sikap karyawan, karyawan akan

merasa tidak puas dengan kompensasi yang didapat sehingga akan berdampak

terbalik pada kinerja pegawai yang menurun dan bahkan karyawan akan mencoba

mencari pekerjaan lain yang memberi kompensasi baik. Hal ini cukup berbahaya

bagi perusahaan apabila pesaing merekrut atau membajak karyawan yang merasa

tidak puas tersebut karena dapat membocorkan rahasia perusahaan atau

organisasi.

Setiap instansi tidak akan pernah luput dari hal pemberian balas jasa atau

kompensasi yang merupakan salah satu masalah penting dalam menciptakan

motivasi kerja aparatur, karena untuk meningkatkan kinerja aparatur dibutuhkan

pemenuhan kompensasi untuk mendukung motivasi para aparatur. Dengan

terbentuknya motivasi yang kuat, maka akan dapat membuahkan hasil atau kinerja

(5)

2

BAB II

ISI

A. Pengertian dan Fungsi

Banyak istilah padanan evaluasi kinerja dalam bahasa Indonesia dan

bahasa inggris. Istilah dalam bahasa Indonesia beragam tergantung pada

perusahaan atau lembaga pemerintahan yang mempergunakannya. Dari

berbagai pengertian pada hakikatnya sama hanya saja dimensi dan indikator

dalam proses peniliannya yang berbeda.

Evaluasi adalah proses mengukur nilai dan manfaat dari objek evaluasi

berdasarkan standar, tolok ukur, kriteria tertentu dengan tujuan mengambil

keputusan mengenai objek evaluasi. Objek evaluasi dapat berupa pegawai,

karyawan, benda teori maupun pendapat. Dalam evaluasi kinerja yang

menjadi objek evaluasi adalah kinerja pegawai.

Adapun definisi yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Payaman

Simanjuntak.1 yang menyatakan evaluasi kinerja adalah penilaian pelaksanaan tugas (performance) seseorang atau sekelompok orang atau unit

kerja organisasi atau perusahaan. Adapun prosedur evaluasi menurut Umar,

evaluasi adalah pemeriksaan yang sistematis tentang manfaat atau kegunaan

sesuatu berdasarkan standar tertentu.2

Istilah kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja, yaitu

energi manusia jika di kinetikkan atau dipekerjakan akan menghasilkan

keluaran kerja. Istilah lain yang sering dipergunakan untuk kinerja adalah

performa, akan tetapi istilah ini banyak digunakan untuk kinerja mesin.

Dalam bahasa inggris kata padanan untuk kinerja adalah performance.

Dalam The New Webster Dictionary, performance memiliki tiga arti kata

yaitu prestasi, pertunjukan, dan pelaksanaan tugas.3 Kinerja adalah rekaman

(6)

keluaran pelakasanaan dimensi-dimensi atau fungsi-fungsi pekerjaan dalam

waktu tertentu.

Evaluasi kinerja adalah proses penilai menilai kinerja ternilai dalam

waktu tertentu dengan membandingkan kinerjanya dengan standar kinerjanya

dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan MSDM mengenai

ternilai.

Evaluasi kinerja merupakan suatu proses penilai mengobservasi dan

mencatat hasil observasi. Mengobservasi artinya mengamati apa yang

dilakukan ternilai bisa berupa hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi

ternilai yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan ternilai. Dalam al-Qur’an

Allah SWT berfirman:

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta

orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan

kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu

diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Penilai merupakan pejabat yang diberikan wewenang oleh pemimpin

perusahaan/organisasi untuk menilai. Bisa berupa atasan langsung, teman

sekerja, bawahan, pelanggan, pakar/konsultan, tim penilai.

Setiap perusahaan/organisasi memiliki tujuan yang ingin dicapai, maka

dari itu pegawai direkrut oleh perusahaan agar tujuan organisasi dapat

tercapai. Kinerja yang dihasilkan oleh pegawai sangatlah menentukan kinerja

organisasi dalam mencapai cita-citanya. Adapun fungsi dan tujuan evaluasi

kinerja adalah sebagai berikut :

1. Memberikan balikan (feedback). Melalui evaluasi kinerja organisasi

mengetahui seberapa tinggi pegawai telah memenuhi kewajiban

(7)

mengenai seberapa baik dia telah melaksanakan tugasnya dari awal

sampai akhir tahun kerja.

2. Memotivasi kinerja terbaik. Evaluasi kinerja memotivasi pegawai untuk

menghasilkan kinerja terbaik. Proses evaluasi kinerja menunjukkan

pegawai apa yang dianggap oleh perusahaan sebagai kinerja terbaik.

Sebab individu pegawai ingin dianggap sebagai orang yang mampu

menunjukan kinerja superior, proses evaluasi kinerja melengkapinya

dengan alat untuk mencapainya.

3. Mendorong pelatihan dan pementoran. Para manajer di harapkan

menjadi pelatih yang baik bagi tim kerjanya dan menjadi mentor bagi

protagennya. Evaluasi kinerja mengidentifikasi bidang-bidang pegawai

yang lemah dan perlu di latih dan menjadi mentor dan memberi contoh

baik bagi para pegawai sebagai protegennya.

4. Memperbaiki keseluruhan kinerja organisasi. Ini merupakan tujuan

terpenting evaluasi kinerja. Evaluasi kinerja memungkinkan organisasi

mengomunikasikan harapan organisasi terhadap tim-tim kerja dan para

anggotanya dan mengetahui seberapa baik mereka memenuhi harapan

tersebut. Jika setiap pegawai memenuhi harapan tersebut dapat

dipastikan kinerja organisasi akan tercapai, dan organisasi sukses dalam

mencapai tujuannya.

B. Menyusun Sistem Evaluasi Kinerja

1. Menentukan Faktor-faktor yang dinilai

Langkah pertama dalam menyusun sistem evaluasi kinerja adalah

menentukan dimensi dan indikator kinerja yang nilai. Dimensi adalah

bagian atau unsur yang membentuk suatu variabel yang akan di ukur.

Secara garis besar dimensi kinerja pegawai terdiri dari hasil kerja,

perilaku kerja dan sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan.

Hasil kerja adalah kualitas dan kuantitas hasil kerja pegawai,

(8)

pekerjaannya, sedangkan sifat pribadi adalah sifat pribadi pegawai yang

diperlukan dalam melaksanakan pekerjaannya.

Misalnya, pegawai melakukan malfungsi pekerjaannya, sengaja

melanggar prosedur dan keselamatan kerja. Perilaku tersebut berada di

ranah kontrol pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin. Problem

perilaku harus segera di ambil langkah koreksi oleh manajer berupa

tindakan pendisiplinan.

Domain kinerja pegawai adalah komposisi dalam bentuk persentase

dari setiap dimensi kinerja pegawai yang di ukur dalam evaluasi kinerja.

Komposisi persentase kinerja tersebut berbeda untuk suatu pekerjaan jika

dibandingkan dengan kinerja pekerjaan lainnya.

Untuk mengukur domain kinerja pegawai/karyawan dikembangkan

indikator kinerja. Indikator kinerja adalah kata-kata atau frasa yang

melukiskan apakah pegawai telah melaksanakan ketiga dimensi

kinerjanya sesuai dengan standar kinerja. Elemen-elemen dari indikator

kinerja ialan indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak.4 Untuk penyusun sistem evaluasi kinerja melakukan analisis

pekerjaan dan mengidentifikasi adanya indikator untuk mengukur kinerja

pegawai. Indikator-indikator kinerja dipergunakan untuk menyusun

insturmen evaluasi kinerja dan dipergunakan untuk mengukur kinerja

pegawai/karyawan.

2. Menentukan Deskriptor level Kinerja

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, para pegawai menghasilkan

kinerja yang berbeda-beda. Dalam suatu sistem evaluasi kinerja harus

dapat membedakan level-level kinerja dari kinerja yang terbaik sampai

kinerja yang terburuk. Untuk dapat membedakan level kinerja

dipergunakan deskriptor level kinerja (DLK) atau Performace Level

Descriptor. DLK adalah skala hasil pengukuran kinerja untuk

membedakan kinerja tertinggi sampai dengan kinerja terendah. DLK juga

4 Hasel Nogi S. Tangkilisan, Manajemen Publik, (Jakarta: Gramedia Widiasarana

(9)

dapat dipergunakan di dalam pendidikan untuk membedakan hasil belajar

para siswa.

Dalam suatu penilaian kinerja DLK mempunyai bentuk yang

beragama. Secara umum DLK dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis.

a. DLK angka, skala angka ini bisa bersifat sewenang-wenang dan

tidak ada ukuran yang seragam. Misalnya, DLK Daftar peniliaian

Pekerja Pegawai Negeri Sipil angkan 10-100. DLK Sistem Penilaian

Pegawai PT Asuransi Kesehatan Indonesia menggunakan PLS

pencapaian hasil kerja dalam bentuk persentase: 45%-59%,

60%-74%, hingga 106%-120%. Skala angka dapat bersifat interval atau

skala rasio

b. DLK dengan kata sifat. Ini dapat menggunakan kata seperti sangat

buruk, sedang, baik, dan sangat baik. Misalnya evaluasi bank

Indonesia menggunakan kata sifat: jauh di bawah harapan, di bawah

harapan, sesuai dengan harapan, di atas harapan. PLN menggunakan

kata ekspetasi.

c. DLK kombinasi antara angka dan kata sifat. Dalam DLK ini yang

utama adalah skala angkanya yang kemudian di jelaskan dengan

skala kata sifat.

3. Pengembangan Instrumen

Instrumen atau alat pengumpul data adalah alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian.5 Pengembangan Instrumen evaluasi kinerja dilakukan dua tahapan, yaitu menyusun draf

instrument kemudian menguji coba instrument sebelum dipergunakan

untuk menilai pegawai ternilai. Dengan proses ini, instrument dapat

dipergunakan untuk mengukur kinerja ternilai.

a. Isi Instrumen

Langkah pertama ialah menentukan isi dari instrument eveluasi

kinerja, dimana berisi informasi mengenai nama, nama unit kerja,

5 Djali, Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2007),

(10)

nama pegawai, tempat tanggal lahir, jabatan, pangkat, masa kerja,

nama penilai, jabatan penilai dan butir-butir instrument.

Untuk menentukan butir-butir instrumen evaluasi kinerja

dipergunakan deskripsi tugas yang menghasilkan hasi dari analisis

pekerjaan. Secara teoritis memang pekerjaan yang berbeda

mempunyai komposisi demensi dan kinerja yang berbeda.

Butir-butir bentuk instrument yang diperlukan dalam suatu

sistem evaluasi kinerja tergantung kepada model evaluasi kinerjanya.

Tetapi ada persamaannya setiap butir instrument evaluasi kinerja

terdiri dari dimensi kinerja, indikator kinerja, dan DLK.

b. Uji coba Instrumen

Evaluasi kinerja tidak hanya mempergunakan tolok ukur standar

kinerja pegawai akan tetapi instrument yang dipergunakan untuk

mengukur kinerja juga harus diuji coba untuk mengukur validitas

dan reliabilitasnya.

1) Validitas

Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dapat melakukan fungsi ukurnya.6Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat

mengukur kinerja pegawai yang akan diukur dalam evaluasi

kinerja setelah melakukan pekerjaannya. Validitas merupakan

kontinum dari tidak ada hubungan, hubungan rendah sampai

100% valid. Akan tetapi, dalam instrumen evaluasi kinerja tak

akan pernah terjadi 100% valid kecuali kalau instrument

tersebut indikatornya merupakan kinerja yang dapat di ukur

dalam angka numerik.

Ada lima jenis validitas:

6 Asep saiful hamdi, Metode penelitian kuantitatif aplikasi dalam pendidikan, (Yogyakarta:

(11)

a) Validitas isi, ialah dimensi dan indikator dari instrument

evaluasi kinerja melukiskan semua keterampilan, hasil

kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang diperlukan oleh

pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya untuk

menghasilkan kinerja yang di harapkan oleh perusahaan.

Validitas isi dilakukan dengan mencari hubungan antara

butir-butir dalam instrument evaluasi kinerja dengan

aktivitas-aktivitas, situasi dan keluaran yang terkait dengan

pekerjaan.7

b) Validitas muka (face validity), merupakan suatu bentuk

content validity yang merupakan hasil observasi kesamaan

antara isi dari prediktor kinerja dengan isi pekerjaan yang

sesungguhnya. Dengan kata lain di permukaan, butir-butir

atau isi dari pediktor tampaknya berkaitan dengan

pekerjaan.

c) Validitas Terkait dengan kriteria (Criterion Related

Validity), merupakan pengukuran berapa baik suatu tes

memprediksi suatu keruluaran. Merupakan pernyataan

statistika berdasarkan data empiris yang melukiskan

hubungan langusung antara skor terhadap prediktor.8

d) Validitas Konstruk (Construct Validity, ialah sampai

seberapa derajat tingginya skor yang diperoleh melalui

suatu tes dapat diinterpretasikan untuk mengukur sifat yang

di hotetiskan atau proterty (konstruk seperti motivasi,

inteligensia, kempemimpinan)

e) Validitas Konvergen dan Validitas Diskriminan, validitas

konvergen sampai seberapa tinggi multiple penilai sepakat

mengenai pengukuran mereka mengenai dimensi yang sama

atau sampai seberapa tinggi instrument-instrumen yang

7 Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hal. 104. 8 Prediktor merupakan suatu prosedur seleksi-resume, formulir lengkap permohonan, surat

(12)

berbeda menyediakan penilaian yang sama untuk dimensi

kinerja khusus yang sama. Sedangkan validitas diskriminan

adalah korelasi antara dimensi yang sama ketika dinilai oleh

penilai yang berbeda harus lebih tinggi dari pada korelasi

antara dimensi-dimenasi yang berbeda dinilai oleh

peniai-penilai yang sama atau sebaliknya.

Prosedur penentu validitas

Proses memvalidasi instrument evaluasi kinerja akarnya

berada pada isi dari pekerjaan yang diperoleh melalui proses

analisis pekerjaan sebagai berikut:9

a) Mengidentifikasi semua tugas-tugas yang diperlukan dalam

melaksanakan penugasan pekerjaan.

b) Mengidentifikasi aktivitas yang dapat dipergunakan

pernyataan-pernyataan umum untuk melukiskan aktivitas

pekerjaan kritikal. Kemudian pernyataan ini menjadi

tanggung jawab dari pekerjaan.

c) Mengaitkan tugas-tugas yang relavan dengan tanggung

jawab khusus untuk meminimalkan ketidakjelasan dan

ambiguitas dan mendorong pemahaman dan kesepakatan

dalam kaitan dengan masing-masing tanggung jawab.

Pernyataan tugas-tugas ini kemudian menjadi

kewajiban-kewajiban pekerjaan.

d) Mengedit semua pernyataan tanggung jawab dan kewajiban

untuk memperoleh presisi dan kejelasan deskripsi.

e) Membangun prioritas semua pernyataan tanggung jawab

sebagai kritikalitas atau pentingnya dalam kesuksesan

penyelesaian pekerjaan.

f) Membangun prioritas semua pernyataan kewajiban dalam

setiap tanggng jawab sebagai pentingnya atau kritikalitas

dalam penyelesaian sukses suatu tanggung jawab.

(13)

g) Menerjemahkan semua tanggung jawab dan kewajiban

menjadi dimensi-dimensi kinerja.

h) Megembangkan standar kinerja untuk semua dimensi

kinerja atau dimensi-dimensi yang diidentifikasikan sebagai

kritikal untuk kinerja pekerjaan sukses sepanjang evaluasi

kinerja berikutnya.

i) Menilai kinerja pada perilaku-perilaku yang

didemonstrasikan dan hasi yang dicapai.

2) Reliabilitas

Adalah suatu pengukuran konsistensi atau stabilitas dari

suatu instrument evaluasi kinerja yang diukur oleh penilai yang

berbeda. Atau keandalan suatu alat ukur berupa tes bila

dilakukan pengukuran berulang-ulang dengan tes yang sama

pada waktu yang berbeda akan diperoleh hasil yang relatif sama,

sehinnga hasilnya dapat dipercaya.10 Suatu instrument evaluasi kinerja dikatakan reliable atau dapat dipercaya jika

dipergunakan untuk mengukur kinerja pegawai yang sama oleh

penilai yang berbeda hasilnya akan sama.

Tiga jenis metode untuk memperkirakan raliabilitas tes

secara umum adalah:11

a) Metode Tes-Retes, dalam metode ini memerlukan

mengadministrasikan tes yang sama pada titik waktu yang

berbeda. Metode ini memerlukan stabilitas penilai, ternilai,

kinerja ternilai dan instrumen evaluasi kinerja.

b) Split-Half Method, mensyaratkan tes harus dibagi dua di

mana keduanya dapat diadministrasikan sebagai satu tes.

Butir-butir tes dibagi dua yang sama, jika reabel

masing-masing setengah tes akan memberikan nilai yang dapat

10 Tobari, Penerimaan Pegawai Baru, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), hal. 55

11 Yessy Nur Endah Sary, Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Deeplish,

(14)

dibandingkan. Dua set butir-butir tersebut dapat mengukur

kualitas atau karakteristik yang sama.

c) Metode tes Paralel, mempergunakan dua instrument atau tes

yang dapat dibandingkan dan ekuivalen, instrument yang

parallel dapat diadministrasikan secara berurutan atau

sesudah waktu tertentu. Jika pengukuran reliabel, kedua

instrument akan menghasilkan hasil yang sama. Problem

utama dengan metode ini adalah pengembangan kedua

instrument yang betul-betul ekuivalen.

Tes-tes yang diukur reliabilitasnya juga harus memenuhi

standar reliabilitas intrapenilai dan relabilitas inter peniliai.

a) Reliabilitas Intrapenilai, ialah bahwa penilai yang sama

memakai instrument yang sama pada waktu yang berbeda

menghasilkan hasil yang sama. Evaluasi kinerja terkait

dengan isu pengukuran realibilitas mengenai fakta bahwa

kondisi yang terkait dengan kinerja mungkin telah berubah

dan penilai sesungguhnya tidak mengukur perilaku yang

dapat dibandingkan. Hal ini sangat mempersulit untuk

menghasilkan hasil yang dapat dibandingkan.

b) Reliabilitas Interpenilai, ialah penilai yang berbeda

menghasilkan hasil yang sama memakai instrumen yang

sama pada waktu yang sama. Dalam evaluasi kinerja di

mana saja tak mungkin dua penilai akan mempunyai

peluang yang sama untuk memperoleh dan memakai

informasi yang sama mengenai kinerja seorang pegawai

yang sama.

C. Standar Kinerja

(15)

Standar merupakan cara untuk menentukan bagaimana sesuatu

seharusnya; suatu kriteria; suatu alat ukur; mengenai sesuatu. Standar

pekerjaan adalah sejumlah kriteria yang dijadikan ukuran (tolok ukur)

atau perbandingan untuk menetapkan keberhasilan atau kegagalan

seorang karyawan atau pekerja dalam melakukan pekerjaannya.12

Meminjam definisi dari Richard Hodgets bahwa standar kinerja

dalam hal pengontrolan ialah pengendalian terhadap suatu tugas

mencangkup pengamatan bahwa segala sesuatu dilaksankan sesuai

dengan perencanaan yang telah disepakati, perintah yang telah diberikan,

dan prinsip-prinsip yang telah ditegaskan.13

Evaluasi kinerja ternilai diukur berdasarkan standar kinerjanya,

karena kinerja ternilai diukur berdasarkan standar kinerjanya. Bagi

penilai, standar kinerja mengemukakan harapan organisasi kepada

pegawai ternilai mengenai kinerja yang harus diciptakannya. Bagi

pegawai ternilai, standar kinerja merupakan panduan mengenai apa yang

harus dia lakukan dalam melaksanakan pekerjaannya, menciptakan

kinerja, untuk perkembangan kariernya.

Jadi standar kinerja merupakan pertemuan antara keinginginan

organisasi dan keinginan pegawai. Standar kinerja menyediakan penilai

dan ternilai dasar untuk melukiskan kinerja ternilai dapat dipahami oleh

keduanya.

Menurut Mangkunegara terdapat beberapa faktor kinerja sebagai

standari penilaian kinerja, yaitu: kualitas dan kuantitas kerja,

prefesionalitas, dan sikap.14

12 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Rajawali, 2010), hal. 74

13 Richard M. Hodgetts, Management: Theory, Process, and Practice, (New York: CBS

College Publishing, 1982.) hal. 163-164. Dikutip dari Henri Fayol, Industrial and General Administration, trans. J. A. Coubrough (Geneva, Switzerland: Interational Management Institute, 1929), 77.

14 Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, (Bandung: Refika Aditama 2007),

(16)

Agar dapat berfungsi dapat dilaksanakan dengan baik dalam proses

evaluasi kinerja, standar kinerja harus disusun dengan karakteristik

sebagai berikut:

a) Dapat membedakan antara kinerja yang dapat diterima dan kinerja

yang tidak dapat diterima. Standar kinerja harus dapat membedakan

antara kinerja tinggi, sedang dan rendah sehingga dapat dihindari

pegawai yang bekerja keras dengan kinerja tingga sama dengan

pegawai yang malas dan berkinerja sangat rendah.

b) Merupakan standar minimal akan tetapi harus menantang para

pegawai untuk bekerja lebih keras melebihi standar kinerja yang

ditentukan, tidak sekedar memenuhi standar minimal yang

ditentukan oleh perusahaan

c) Mencerminkan tujuan atau target pegawai

d) Harus realistik artinya dapat dicapai oleh pegawai yang mempunyai

kualifikasi, kompetensi, terlatih dengan mempunyai otoritas untuk

melaksanakan pekerjaannya serta didukung oleh sumber-sumber

kerja yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.

e) Melukiskan standar kuantitas, kualitas, dan standar waktu

pencapaian kinerja yang ditetapkan.

2. Teknik Menyatakan Standar

Kriteria yang dipakai untuk mengukur atua membedakan hasil

kinerja menggunakan istilah-istilah seperti; berapa banyak, seberapa

baik, kapan, dan bagaimana atau dengan cara bagaimana dan pada

biayanya berapa.

Di bawah ini dikemukakan contoh-contoh formulasi standar

kinerja. Standar kinerja tergantung pada jenis pekerjaan yang

dilakukan oleh seorang pegawai.

a) Kuantitas keluaran. Standar yang menunjukkan berapa banyak

(17)

b) Kualitas keluaran. Standar menunjukkan seberapa lengkap unit

produk diproduksi. Standar ini juga menunjukkan akurasi, presisi,

manfaat, dan efektivitas. Standar ini dapat diekspresikan misalnya

persentase tingkat kesalahan yang diperbolehkan.

c) Ketepatan waktu keluaran. Standar yang menentukan kapan,

berapa cepat dan dalam periode apa keluaran waktu terjadi.

d) Efektivitas pemakai sumber. Standar ini dipergunakan jika kinerja

dapat dinilai dalam ukuran uang yang dapat dihemat, penghasilan

yang dapat diperole dalam pencapaian pekerjaan yang sedang

dilaksanakan.

e) Pengaruh dari upaya. Standar yang melukiskan pengaruh hasil

akhir yang dapat dicapai dan dipakai jika hasil sulit diuantifikasi.

f) Cara melaksanakan pekerjaan. Standar ini dipergunakan jika

terniliai kontrak personal pegawai melaksanakan pekerjaannya

penting dan mempunyai pengaruh terhadap kinerjanya.

g) Standar sejarah. Adalah standar yang membandingkan kinerja

dengan prestasi di masa yang lalu dan dilukiskan dengan sebagai

persentase, lebih tinggi atau lebih rendah prestasi di masa yang

lalu dalam kurun waktu yang sama.

D. Model-model Evaluasi Kinerja

1. Jenis Model Evaluasi

Langkah pertama dalam menyusun sistem evaluasi kinerja adalah

menentukan jenis model evaluasi kinerja yang akan dipergunakan.

Berdasarkan apa yang dievaluasi dalam evaluasi kinerja secara umum

model evaluasi kinerja dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok,

yaitu evaluasi kinerja berdasarkan:

a. Sifat ternilai

Model evaluasi kinerja ini mudah menyusunnya, hanya

mengumpulkan sifat-sifat pegawai secara umum kemudian memilih

(18)

pelaksanaaan suatu jenis pekerjaan. Menilai sifat-sifat ternilai

personal pegawai seperti kemampuan untuk membuat keputusan,

loyalitas kepada perusahaan, sikap, kebersihan dan komunikasi.

Kelemahan dari model ini ialah pada validitas dan

reliabilitasnya karena sifat pegawai tidak selalu berkaitan dengan

kinerja pekerjaan pegawai.

b. Perilaku

Dalam perusahaan jasa perilaku pegawai sangat menentukan

keberhasilan pegawai dalam melayani jasa. Dalam melayani

pelanggan atau nasabah pegawai harus menggunakan standar

prosedur operasi layanan yang setiap langkah dalam prosedur,

pegawai harus berperilaku tertent yang terstandar. Pengukuran

perilaku yang berguna untuk memberikan balikan sebab perilaku

memberikan indikasi apa yang dilakukan pegawai secara berbeda

dengan pegawai seccara berbeda dengan pegawai lainnya.

2. Model Esai

Dalam model evaluasi Kinerja esai, penilai harus menyusun esai

berupa pertanyaan yang melukiskan kinerja ternilai, keunggulan dan c. Hasil kerja pegawai

Pendekatan ini berkaitan dengan berapa banyak dan berapa baik

unit produk yang dihasilkan; berapa banyak produk yang terjual atau

berapa besar keuntungan yang diperoleh oleh kepala cabang. Jika

banyak cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan sukses

maka cara yang terbaik untuk mengevaluasi adalah dengan model

berdasarkan kinerja.

Kelemahan dari model ini ialah sejumlah pegawai yang

melaksanakan pekerjaan tertentu sulit dikuru seperti pendidikan yang

dilakukan oleh guru, tentara, ataupun polisi yang mengatur lalu

(19)

kelemahan kinerja ternilai secara rinci. Agar penilai dapat menyusun esai

yang melukiskan kinerja pegawai yang mencerminkan kinerja

perusahaan, pertama, harus dikemukakan indikator-indikator kinerja

pegawai ternilai. Kedua, dikemukakan descriptor level kinerja yang dapat

mempergunakan angka dan kata sifat. Ketiga, panjangnya esai ditentukan

dalam jumlah kata-kata da kalimat yang melukiskan indikator kinerja

pegawai

Penilai dalam model evaluasi ini harus mempunyai kemampuan

untuk mengobsevasi kinerja ternilia dan mendokumentasi kinerja tersebut

dalam bentuk catatan secara sistematis. Hasil observasi kemudikan

dijadikan bahan untuk menyusun esai.

Model evaluasi esai kurang terstruktur, memungkinkan penilai

mempunyai kebebasan untuk menilai hampir semua indikator kinerja

ternilai. Model ini memerlukan waktu untuk megobservasi indikator

kinerja ternilai, mendokumentasikan dan melakukan penilaian. Model ini

juga bersifat lebih subjektif jika dibandingkan dengan model lainnya.

3. Model Peristiwa Kritis

Ialah satu set prosedur-prosedur yang secara sistematis

mengidentifikasi perilaku-perilaku pegawai ternilai yang memberikan

kontribusi kepada kesuksesan atau kegagalan individu pegawai dalam

melaksanakan tugasnya dalam situasi tertentu.

Keunggulan model ini dibandingkan yang lainnya diantaranya

ialah berdasarkan observasi langsung kinerja ternilai, menghindari

kemungkinan penilai lupa, memperbaiki hubungan penilai dengan

ternilai. Adapun kelemahannya ialah memakan waktu penilai dan

(20)

E. Proses Evaluasi Kinerja

Organisasi yang sudah mapan menyusun suatu buku panduan mengenai

proses evaluasi inerja. Tujuan daripada panduan tersebut sebagai pedoman

bagi penilai dalam melaksanakan tugasnya menilai ternilai dan panduan bagi

ternilai apa yang harus dilakukan ketika dinilai oleh penilai.

Isi dari pada buku paduan evaluasi kinerja adalah peraturan yang

mendasari evaluasi kinerja, tujuan penilaian, dimensi dan indikator kinerja

yang dinilai, proses penilian, membandingkan kinerja ternilai dengan standar

kinerjanya, mengisi instrument penilaian, wawancara evaluasi kinerja, apakah

ternilai puas ?, ternilai naik banding, pasca evaluasi kineja.

Setelah penilai mengisi formulir penilaian, langkah selanjutnya adalah

memberikan hasil evaluasi kinerja kepada ternilai. Balikan diberikan dalam

wawancara evaluasi kinerja. Jika wawancara evaluasi kinerja dilakukan

secara langsung bertemu muka antara penilai dengan ternilai maka harus

direncanakan secara sistematis agar tidak terjadi konflik antara keduanya di

mulai dari persiapan, baik dari penilai, ternilai dan hasil penilian. Waktu

wawancara yang telah ditentukan. Kemudian jenis balikan, dengan

menggunakan pendekatan yaitu memberitahu dan meyakinkan ternilai,

memberi tahu dan mendengarkan, dan melakukan solusi problem.

Hasil dari pada evaluasi kinerja ini dapat dimanfaatkan untuk

peningkatan kinerja, pengembangan SDM, pemberian kompensasi, program

peningkatan produktivitas, program kepegawaian, dan menindari pelakuan

diskirminasi.15

F. Masalah yang dihadapi Sistem Evaluasi Kinerja

1. Validitas dan Reliabilitas

Instrumen evaluasi kinerja harus memenuhi validitas dan

reliabilitas yang baik. Suatu kinerja harus mengukur karakteristik

pekerjaan yang penting atau relavan dengan keseluruahn pekerjaan yang

15 Abdul Madjid Latief, Evaluasi Kinerja SDM: Konsep, Aplikasi, Standar dan Penelitian,

(21)

bebas dari pengaruh variabel –variabel yang tdiak ada kaitannya dengan

evaluasi kinerja.

2. Persepsi Ternilai

a. Persepsi negatif Pegawai

Evaluasi kinerja merupakan alat memanajemen kinerja pegawai agar

pegawai dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan oleh

perusahaan/ organisasi. Bagi pegawai evaluasi kinerja menimbulkan

persepsi yang beragam.

1) Tidak senang terhadap evaluasi kinerja

Pada prinsipnya, para pegawai tidak senang dan tidak

menyukai evaluasi kinerja dan jika mungkin akan

menghindarinya. Para pegawai takut dengan evaluasi kinerja

karena tidak mempunyai sistem evalausi kinerja yang baik.

Pegawai menganggap evaluasi kinerja sangat dipengaruhi oleh

subjektivitas dan sejumlah error, maka dari itu disarankan

organisasi harus melakukan pelatihan khusus mengenai evaluasi

kinerja.

2) Evaluasi kinerja menimbulkan kecemasan pegawai

Kecemasan ialah suatu keadaan multimensional yang

ditunjukkan dengan suatu fenomena somatic, eksperensial dan

interpersonal. Hal ini timbul karena para pegawai yang tidak

mampu mecapai target kinerjanya atau yang berkinerja rendah.

3. Budaya Evaluasi Kinerja

Menurut budaya evaluasi merupakan bagian dari pada budaya

organisasi yang mencari informasi mengenai kinerja organisasi dan untuk

memakai informasi dalam mempelajari bagaimana memanajemeni lebih

baik dan melaksankan program dan layanan dan dari situ memperbaiki

kinerjanya.

Budaya evaluasi kinerja mempunyai dimensi budaya produktivitas,

(22)

4. Kesalahan Penilai

Kesalahan-kesalah yang mungkin dilakukan oleh penilai diantarnya

ialah:16

a. sujektivitas penilai

b. Halo error atau horn effect, dimana penilai menilai ternilai dengan

memberikan nilai tinggi atau rendah pada semua indikator kinerja

ternilai dengan faktor kesesuaian antar penilai dengan ternilai,

ternilai dianggap asset, pengaruh potensi tinggi, ternilai

bersebrangan dengan penilai.

c. Penilaian lembek (leniency error). Yaitu penilai memberi nilai lebih

tinggi dari pada yang seharusnya. Hal ini terjadi dengan penyebab

yaitu kolusi maupun menghindari konfrontasi.

d. Penilaian keras (severity error), yaitu penilai memberi nilai kepada

ternilai lebih rendah dari yang seharusnya. Penilaian ini sangat

merugikan ternilai karena menghambat karirnya.

e. Similar to me error, yaitu penilai menggunakan dirinya sebagai

standar kinerja pegawai bukan standar kinerja pegawai.

f. Recency error, penilai evaluasi kinerja yang menggunakan data

kinerja ternilai dua atua sebulan terakhir masa penilaian.

5. Pelecehan Seksual

Ialah perilaku verbal, perilaku tertulis atau fisik dari agen yang

tidak dikehendaki oleh target yang bertujuan untuk terjadinya hubungan

seksual dengan menggunakan kekuasaan atau janji-janji.

Pelecehan seksual muncul bisa dalam bentuk Quid pro quo, yaitu

pelecehan seksual yang langsung dikaitkan dengan pemberian atau tidak

memberikan keuntungan ekonomi. Hostile environment harassment,

yaitu pelecehan sesual yang berdasarkan pada perilaku tidak rasional,

meciptakan sesuatu lingkungan kerja yang intimadatif, permusuhan, dan

16 Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajeman Sumber daya Manusia: Pengadaan,

(23)

ancaman. Sexual favoritism mucul jika target medapatkan sesuatu dalam

butir quid pro quo jika ia memenuhi kehendak agen walaupun

(24)

21

A. Kesimpulan

Evaluasi kinerja adalah proses penilai menilai kinerja ternilai dalam waktu tertentu

dengan membandingkan kinerjanya dengan standar kinerjanya dan hasilnya

dipergunakan untuk mengambil keputusan MSDM mengenai ternilai.

Dalam menyusun Sistem evaluasi kinerja yang pertama dilakukan adalah

menentukan dimensi dan indikator kinerja yang nilai. Dimensi adalah bagian atau unsur

yang membentuk suatu variabel yang akan di ukur. Setelah itu menentukan Deskriptor

Level Kerja. DLK adalah skala hasil pengukuran kinerja untuk membedakan kinerja

tertinggi sampai dengan kinerja terendah. Kemudian Pengembangan Istrumen.

Adapun Standar kinerja merupakan pertemuan antara keinginginan organisasi dan

keinginan pegawai. Standar kinerja menyediakan penilai dan ternilai dasar untuk

melukiskan kinerja ternilai dapat dipahami oleh keduanya.

Untuk mempermudah dalam melaksanakan proses evaluasi alangkan lebih baiknya

memiliki suatu model evaluasi, banyak model evaluasi yang telah berkembangan sampai

saat ini. Diantaranya ialah model essay, peristiwa krisis, behaviorally anchored rating

behavioral expectation scales, behavioral observation scales, perbandingan pasangan,

distribusi paksaan, graphic rating scales, dan checklist evaluation model.

Masalah-masalah yang di hadapi dari pada evaluasi kinerja adalah validitas dan

(25)

1. Sejarah SDI AL Hidayah Pamulang Permai 1.

Sekolah Dasar Islam Al Hidayah Pamulang Permai I adalah binaan

Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, sebagai kelanjutan kelas jauh Madrasah

Pembangunan yang mulai tahun pelajaran 2010-2011 secara resmi dipusatkan

dikampus induk MP UIN Jakarta.

Gedung Sekolah Tahun 2010-2012 Salah satu kesepakatan antara Yayasan

Syarif Hidayatullah dengan Yayasan Masjid Al Hidayah Pamulang Permai I

adalah kesediaan Yayasan Syarif Hidayatullah untuk menjadi Pembina dan

supervisor pendidikan di SD Islam Al Hidayah. Perekrutan Tenaga Pendidik

dilaksanakan melalui Madrasah pembangunan. Guru-guru yang menjadi

pendidik di SD Islam Al Hidayah adalah guru-guru yang berpengalaman

mengajar di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, dengan demikian mutunya

akan setara dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Sejak tahun 2010

menjadi SD Islam Al Hidayah berdiri di bawah yayasan Masjid Al Hidayah.

2. Identitas Sekolah :

Nama Sekolah : SD ISLAM AL HIDAYAH

NSS : 1,02286E+11

NPSN : 20616355

Status Sekolah : Swasta

Bentuk Pendidikan : SD

Alamat : Komplek Masjid Al hidayah Pamulang Permai I Blok

sfsdfsdfsdfsdfsdfsdfsdfsdfA. 35 - 50

RT :

RW :

Nama Dusun :

Desa/Kelurahan : Pamulang Barat

Kode Pos : 15417

Kecamatan : Kec. Pamulang

Kabupaten/Kota : Kota tangerang Selatan

(26)

Email :sekolahdasarislam@gmail.com

Website : http://www.sekolahislamalhidayah.blogspot.com

SK Pendirian Sekolah : 800/1546-Dispend/2010

Tanggal SK Pendirian : 2010-08-16

SK Izin Operasional : 800/1546-Dispend/2010

Tanggal SK Izin Operasional : 2010-08-16

SK Akreditasi :

Tanggal SK Akreditasi :

Nama Bank : Bank Jabar

Cabang/KCP/Unit : Pamulang

Nomor Rekening : 13490430100

Rekening Atas Nama : SD Islam Al Hidayah

3. Visi dan Misi

VISI:

Menjadikan SD Islam Al Hidayah sebagai lembaga pendidikan dasar yang

mampu menciptakan generasi Islam yang berakhlak, meraih prestasi,

berwawasan global yang dilandasi nilai-nilai budaya luhur sesuai dengan ajaran

islam.

MISI:

 Mengembangkan hidup beriman dan bermoral.

 Menanamkan keyakinan/ akidah melalui pengamalan ajaran agama.

 Menanamkan akhlak mulia melalui bimbingan dan pembiasaan.

 Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan, khususnya pada mata pelajaran UASBN.

 Mengembangkan minat baca kepada anak didik dan orangtua siswa serta mengembangkan olahraga dan kesenian.

 Mengembangkan pengetahuan dibidang IPTEK, bahasa, olahraga dan seni budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa.

 Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan.

(27)

 Meningkatkan administrasi/ manajemen pendidikan yang berbasis sekolah dan berbasis masyarakat.

 Meningkatkan prestasi dalam bidang ekstrakurikuler sesuai dengan potensi yang dimiliki.

4. Kurikulum

a. Kurikulum

Kurikulum merupakan jalan dalam mencapai keberhasilan suatu

pendidikan. Dalam arti luas kurikulum tidak hanya dipandang sebagai suatu

rencana pembelajaran yang bersisi mata pelajaran yang akan diajarkan

tetapi ada banyak bentuk kurikulum yang sebenarnya terjadi dalam suatu

satuan pendidikan. Pertama, adalah Written Curriculum, ini merupakan

konsep atau kurikulum yang sudah kita rencanakan atau disebut juga

dengan kurikulum perasional. Artinya yang akan dipratekkan oleh suatu

satuan pendidikan. Kedua, Null Curriculum, kurikulum ini merupakan

bentuk kebutuhan yang sebenarnya ada dalam pengalaman siswa, tetapi di

sekolah tidak diajarkan. Ketiga adalah Hidden Curikulum, ini merupakan

bentuk pengalaman yang ada tetapi tidak direncanakan dalam konsep. Tapi

ini merupakan kegiatan pembiasaan, prilaku yang dilihat oleh siswa dari

lingkungan sekolah, itu menjadi bagian pengalaman dalam membentuk

karakter siswa.

Selanjutnya kurikulum perlunya bediri di atas landasan-landasan yang

kuat, sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam melahirkan

sebuah kurikulum. Ada beberapa landasan yang kita kenal dalam

penyusunan dan pengembangan kurikulum yakni; landasan filosofis,

landasan psikologis, landasan Sosiologi dan landasan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Menyikapi beberapa hal pokok di atas Kurikulum SD Islam AL

Hidayah mengunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum

Sekolah yang sudah berpedoman pada landasan-landasan di atas namun

tidak melupakan aspek kemandirian suatu satuan pendidikan. Dalam hal ini

(28)

b. Menanamkan nilai-nilai Nasionalisme dan Patriotisme

Membina karakter patriotisme, menghargai perjuangan dan kedisiplinan

serta kepatuhan sebagai warga negara dan penerus bangsa dapat ditanamkan

dalam diri peserta didik melalu pembiasaan upacara bendera. Seperti yang

ditanamkan di SD Islam Al Hidayah, disamping pembiasaan sikap

keagamaan. Nasionalisme dan patriotisme juga mereka tanamkan dalam diri

peserta didik melalui upacara bendera.

c. Tujuan:

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Merujuk pada tujuan

Pendidikan dasar tersebut, maka tujuan Sekolah Dasar Islam Al Hidayah

Pamulang Permai adalah sebagai berikut:

 Dapat mengamlkan ajaran agama Islam hasil proses pembelajaran dan kegiatan pembiasaan;

 Meraih prestasi akademik maupun nono akademik minimal tingkat kabupaten/kota.

 Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi;

 Menjadi sekolah pelopor dan penggerak di lingkungan masyarakat sekitar;

 Menjadi sekolah yang diminati di masyarakat. d. Kegiatan Pembelajaran (Learning Activity)

Kegiatan pembelajaran di SD Islam Al Hidayah dilaksanakan pada pagi

hari. Learning Activity adalah kegiatan pembelajaran yang merupakan

sekenario pengalaman belajar anak. Sekolah Dasar Islam Al Hidayah

mengedepankan kegiatan pembelajaran yang aktive, creative, inovatif dan

menyenangkan. Guru dan murid terlibat dalam interaksi timbal balik untuk

menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Tidak

lagi melihat bahwa guru sebagai unsur yang lebih penting dalam kegiatan

belajara mengajar. tapi di sini yang ada yakni: interaksi dengan siswa,

(29)

efektif. bahkan sampai kepada tujuan yang diharapkan.

e. Kegiatan Pembiasaan

Adapun kegiatan pembiasaan di sini adalah

1) Pembudayaan nilai keagamaan

2) Pembudayaan nilai-nilai karakter bangsa

3) Pembudayaan minat baca

4) Pembuadayaan nilai-nilai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

5) Pembudayaan nilai seni

f. Kegiatan Pembinaan Keagamaan

Adapun Kegiatan Pembinaan Keagamaan:

1) Pembacaan doa dan hafala surat pendek setiap pagi.

2) Tahfizul Quran

3) Shalat Dhuha

4) Shalat Zhuhur berjamaah.

5) Nasehat Akhlakul Karimah.

6) Amal Soleh

7) Peringatan Hari Besar Islam

5. Kegiatan Pengembangan Diri dan EkstraKurikuler

Kegiatan pengembangan diri di sekolah ini adalah

a. Kegiatan Pramuka Kepramukaan.

b. Seni Lukis.

c. Karate.

d. Seni Baca Al-Quran.

e. Olahraga Futsal.

f. Seni Tari.

g. Basket

(30)

Nama : Jonson Harianto, S.Pd.I

Jabatan : Kepala Sekolah

Nama sekolah : SD Islam Al Hidayah

Mulai Tugas : 2010

Riwayat Pendidikan :

SD : SDN 5 Tanjung Agung Pajar Bulat Lahat Sum-Sel

SMP : SMPN 2 Pajar Bulan Lahat Sum-Sel

MA : Pon-Pes Al Ittifaqiah Indralaya Ogan Ilir Sum-Sel

S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Alamat Sekolah : Jl. Komplek Masjid Al Hidayah Pamulang Permai I

Desa/Kel : Pamulang Barat

Kecamatan : Pamulang

Kab.Kota : Tangerang Selatan

Provinsi : Banten

Telp/HP : 021-7415311

. Profil Kepala Sekolah

D *XUXVHEDQ\DN RUDQJ

E 6WDI78VHEDQ\DN RUDQJ

F 6WDI.HDPDQDQ RUDQJ

G 2IILF%R\ RUDQJ

(31)

B. Pertanyaan Wawancara:

1. Apakah ada tim khusus dalam pengelolaan sumber daya manusia / pegawai di sekolah ini?

Jawab: ya, ada tim khusus yang amsuk kedalam struktur kepengurusan di sekolah diantaranya; kepala sekolah, yang bertugas sebagai penyaringan staf guru dengan memberikan usulan kepada pihak yayasan dan membuat pengajuan kemitraan dengan instansi luar sekolah dalam upaya peningkatan kinerja guru, seperti peningkatan bahasa Inggris Selanjutnya yaitu Tata Usaha, yang bertugas sebagai mentoring progres para pegawai terutama dalam kehadiran. Tim KBM, yang bertujuan dalam pemantauan dari segi proses pembelajaran dan perencanaan dalam pembelajaran, yakni ada program pembelajaran perminggu (weekly plane) dan juga persemster (lesson plane).

2. Bagaimana bentuk dari evaluasi kinerja yang diterapkan oleh sekolah untuk meningkatkan kinerj SDM?

Jawab: dengan menggunkan beberapa bentuk diantaranya yaitu; kuisioner, mentoring dan diskusi / rapat bersama.

3. Apakah ada standar kinerja pegawai sesuai dengan jabatan mereka?

Jawab: ya, standar mereka disesuaikan dengan kemapuan dalam hal apa yang dibutuhkan oleh sekolah, seperti guru kelas harus lulusan PGSD atau PGMI maupun yang sudah atau dalam penyetaraan pendidikan yang kita butuhkan, seperti dengan cara kuliah lagi dan lain sebagainya.

4. Kendala-kendala apa saja yang sering dipertanyakan oleh seorang staf guru dalam kinerjanya sebagai seorang guru?

Jawab: program peningkatan kesejahteraan gaji pokok maupun tambahan, jaminan asuransi, jaminan kecelakaan, kesejahteraan dalam seragam,. Adapun kegiatan pelatihan dalam internal, yaiu wawasan dalam mengajar, maupun yang ikut pelatihan dalam mengajar, peningkatan dalam penghargaan bagi guru dan karyawan.

5. Apakah ada rentan waktu berkala dalam mengevaluasi kinerja para pegawai?

(32)

Jawab: Ada, ada dalam jangka waktu persemester, ada juga yang bersiftat esidentil (kejadian yang harus segera dilaksanakan) ataupun ada yang setahun sekali.

6. Bagaimana feed back dari si pegawai setelah adanya evaluasi kinerja?

Jawab: bergam, baik yang berkaitan tentang gaji, maupun jaminan dan lagi-lagi itu dilihat dari masa kerja dan trackrecord

mereka masing-masing.

7. Apakah ada sanksi yang diberikan kepada staf kalau misalkan ada suatu pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu staf?

Jawab: Ada dan biasanya dilakukan dimulai dari teguran, lalu siberikan peringatan secara tertulis sampai dengan pemberhentian guru / staf.

8. Kalau dari masa bapak menjabat, apakah sudah ada peringatan yang sangat keras dari sekolah terhadap salah satu pegawai bapak?

Jawab: Dalam dua periode saya menjabat saya pernah memberhentikan staf Tata Usaha karena pernah melakukan pencemaran nama baik sekolah dan itu pun sudah saya sosialisasikan terlebih dahulu terhadap pihak yayasan.

9. Sekolah ini kan berbentuk yayasan dan pasti ada kepala yayasan yang merupakan paling tinggi dalam kepengurusan sekolah, siapa sajakah tangan kanan dari yayasan tersebut?

Jawab: Saya sendiri selaku kepala sekolah sebagai tangan kanan dari pihak yayasan, karna data sekoah semua dikelola oleh kepsek.

10. Bagaimana bentuk koordsinasi antara pihak yayasan dan kepala sekolah dalam suatu moment supaya bisa bersinergi?

Jawab: Untuk saaat ini bentuk koordinasi seluruh staf melalui kepala sekolah dan kepsek ini sebagai jembatan penghubung dari staf / pegawai ke kepala yayasan, atau bisa langsung tetapi setelah ada jalur koordinasi dari kepsek itu sendiri, ataupun bisa langsung menghadapa yayasan kalau saja ada tindakan menyi,pang dari pihak kepala sekolah terhadap kebijakan para guru / staf, tapi semuanya akan dikumpulkan kembali untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Tapi

(33)

alhamdulillah untuk sampai saat ini belum terjadi hal yang seperti itu.

(34)

LAMPIRAN Apakah Bapak/Ibu ingin melanjutkan bekerja di SDI AL Hidayah Th. 2016/2017 ? ( Ya ) ( Tidak )

a. Jika Tidak, sebutkan alasannya!

Sampaikan Saran dan Kritik Bapak/Ibu untuk SDI Al Hidayah sebagai sarana perbaikan di tahun mendatang

a. Bid. Kurikulum dan Pengajaran :

(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)

SOAL

1. Proses penilai menilai kinerja ternilai dalam waktu tertentu dengan

membandingkan kinerjanya dengan standar kinerjanya dan hasilnya

dipergunakan untuk mengambil keputusan MSDM mengenai ternilai,

merupan pengertian dari pada…

a. Keselamatan dan kesehatan kerja

b. mengembangan produktivitas

c. Hubungan ketenagakerjaan

d. Evaluasi kinerja

2. Perusahan yang baik ialah perusahan yang dapat menjalankan program dan

menggapai hasil yang sesuai dengan standar kerjanya. Maka itu dalam

menyusun evaluasi kinerja haruslah diawali dengan…

a. Melatih para pekerjanya.

b. Menentukan faktor-faktor yang akan dinilai

c. Memilih model-model evalusi

d. Membuat DLK

3. Instrument yang bermutu ialah intrumen yang memiliki validitas yang baik.

dimensi dan indikator dari instrument evaluasi kinerja melukiskan semua

keterampilan, hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi merupakan jenis

validitas…

a. validitas isi

b. validitas muka

c. validitas konvergen

d. validitas konsruk

4. Selain validitas, instrumen juga harus memiliki reliabilitas yang baik. dalam

reliabilitas yang mengadministrasikan tes yang sama pada titik waktu yang

berbeda merupakan metode reliabilitas…

a. Tes-Retes

b. Split-Half Method, c. tes Paralel

d. Intrapenilai

(41)

5. Pertemuan antara keinginginan organisasi dan keinginan pegawai. Standar

yang menyediakan penilai dan ternilai dasar untuk melukiskan kinerja ternilai

dapat dipahami oleh keduanya merupakan definisi dari…

a. Standar Kinerja

b. Model Kinerja

c. Instrumen

d. Indikator

6. Dalam beberapa jenis model evaluasi ada suatu pendekatan yang berkaitan

dengan berapa banyak dan berapa baik unit produk yang dihasilkan, jenis

pendekatan ini jenis evaluasi berdasarkan…

a. Sifat ternilai

b, Perilaku

c. Hasil kerja pegawai

d. Sosial

7. Satu set prosedur-prosedur yang secara sistematis mengidentifikasi

perilaku-perilaku pegawai ternilai yang memberikan kontribusi kepada kesuksesan atau

kegagalan individu pegawai dalam melaksanakan tugasnya dalam situasi

tertentum merupakan model evaluasi…

a. essay

b. peristiwa krisis

c. behaviorally anchored rating

d. behavioral observation scales

8. Dalam melaksanakan evaluasi ada beberapa hambatan salah satunya iaah

Penilaian lembek (leniency error). Yaitu penilai memberi nilai lebih tinggi

dari pada yang seharusnya. Ini merupakan salah satu bagian dari hambatan

dalam hal…

a. Validitas dan Reliabilitas

b. Persepsi Ternilai

c. Budaya Evaluasi Kinerja

d. Kesalahan Penilai

(42)

9. Pengukuran konsistensi atau stabilitas dari suatu instrument evaluasi kinerja

yang diukur oleh penilai yang berbeda merupakan …

a. validitas

b. reliabilitas

c. instrument

d. indikator

10. penilai memberi nilai kepada ternilai lebih rendah dari yang seharusnya

merupakan kesalahan dalam penilaian…

a. horn effect

b. leniency error

c. sujektivitas penilai

d.severity error

Essay

1. Jelaskan Pengertian dan fungsi evaluasi kinerja?

2. Jelaskan hubungan pecelahan seksual sebagai salah satu hambatan dalam

evaluasi kinerja?

3. Jelaskan proses dalam menyusun program evaluasi kinerja?

4. Sebutkan macam-macam model evaluasi kinerja, dan jelaskan kelebihan dan

kekurangan dari model tersebut?

5. Jelaskan apa yang harus dilakukan dalam pengembangan instrument terkait

evaluasi kinerja.

(43)

Glosarium

Observasi : Peninjauan secara cermat

Indikator : Sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan

Evaluasi : Penilian

Kinerja : Sesuatu yang capai; prestasi yang diperlihatkan;

Kemampuan kerja.

Instrumen : Sarana penelitian (berupa seperangkat tes) untuk mengumpukan

data sebagai bahan pengolahan.

Validitas : Tingkat kebenaran, kekuatan, atau keabsahan suatu fakta atau

informasi

Reliabilitas : Ketelitian dan ketepatan teknik pengukuran; keterandalan

Kontinum : Rangkaian

Kriteria : Ukuran yang menjadi dasar penilaian

Kinetik : Suatu gaya pada gerakan atau ilmu gerak

Performa : Hal melakukan; hal menyelenggarakan; penampilan

Organisasi : Kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk

mencapai tujuan bersama

Superior : Orang atasan

Kualitas : Tingkat baik buruknya sesuatu; kadar

Kuantitas : Banyaknya benda; jumlah sesuatu

Realistis : bersifat nyata atau wajar

Analisis : Penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan

Sebenarnya

Kombinasi : Gabungan beberapa hal

Diskriminasi : Pembedaan perlakuan terhadap sesame warga

Konfrontasi : Perihal berhadap-hadapan langsung

Intimidasi : Tindakan menakut-nakuti; gertakan; ancaman

(44)

Daftar Pustka

Abdul Madjid Latief, Evaluasi Kinerja SDM: Konsep, Aplikasi, Standar dan

Penelitian, Jakarta: Haja Mandiri, 2014.

Achmad S Ruky, Sistem Manajemen Kinerja, (Perfomance Management System):

Panduan Praktis untuk merancang dan meraih Kinerja, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2006.

Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, (Bandung: Refika Aditama 2007.

Asep saiful hamdi, Metode penelitian kuantitatif aplikasi dalam pendidikan, Yogyakarta: Deepublish, 2014.

Djali, Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2007.

Hasel Nogi S. Tangkilisan, Manajemen Publik, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005.

Husein umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Husein Umar, Metode Riset Bisnis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajeman Sumber daya Manusia: Pengadaan,

Pengembangan, Pengkompensasia, dan Peningkatan Produktivitas

Pegawai, Jakarta: Grasindo, 2002.

Payaman J Simanjuntak, Manajemen dan Evaluasi Kerja, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2005.

Richard M. Hodgetts, Management: Theory, Process, and Practice, (New York: CBS College Publishing, 1982.) hal. 163-164. Dikutip dari Henri Fayol, Industrial and General Administration, trans. J. A. Coubrough Geneva, Switzerland: Interational Management Institute, 1929.

Tobari, Penerimaan Pegawai Baru, Yogyakarta: Deepublish, 2015.

Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta: Rajawali, 2010.

(45)

Wirawan, Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, Teori, Psikologi, Hukum Ketenagakerjaan, Aplikasi dan Penelitian: Aplikasi dalam Organisasi

Bisnis, Pemerintahan dan Pendidikan, Depok: Raja Grafindo Persada, 2015

Yessy Nur Endah Sary, Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: Deeplish, 2015.

(46)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curiculum Vitae 2017

1. DATA PRIBADI

Nama : Abdullah

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 4 November1993

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jagakarsa, Jakarta Selatan

Telepon/ HP : 085775998086 Pin : 542B4D25

Alamat Email : Abdullah.sadece67@gmail.com

2. PENDIDIKAN

Pendidikan Formal

Jenjang Periode Nama Sekolah Jurusan

SD 1999-2005 SDN 12 Petang

Universitas 2011- 2015 PTIQ Jakarta Pendidikan

Agama Islam (S1)

2016-sekarang PTIQ Jakarta Menejemen

Pendidikan Islam (S2)

(47)

Pendidikan Non Formal / Training – Seminar

1. Santri Asrama Turki UICCI / Ponpes Sulaimaniyah cab. Pasar Minggu,

2008 – 2014.

2. Pembinaan Dakwah Sistem Langsung (DSL) SMK Provinsi DKI Jakarta,

2008.

3. Economic For Life Program, 2009.

4. Praktikum Accurate4 Accounting Software, 2010-2011.

5. Pelatihan Perpajakan Brevet A & B, 2011.

6. Praktikum Komputer Akutansi Myob, 2011.

7. Seminar Keilmuan “Metodologi Penentuan Awal dan Akhir Ramadhan Perspektif Pemerintah RI, 2013.

8. Daurah / pelatihan 100 Maqra Qiraat Mujawwad Riwayat

Qalun-Wars-Khalaf dan Qiraat Sab’ah bersama Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc., MA.

2013

9. Pelatihan Tahsin Tartil Al-Qur’an Metode Maisura karya Dr. KH. Ahmad

Fathoni, Lc., MA. 2014

3. PENGALAMAN PEKERJAAN

1) Guru Pendidikan Agama Islam di Rumah Berkemas (Home Schooling)

2014-2015

2) Guru tahsin Qur’an di Holy Qur’an Ragunan 2014-2015

3) Guru BTQ dan PAI di SMP Muhammadiyah 1 Jakarta 2016- Sekarang

4) Guru Privat Baca al-Qur’an di lembaga Busy Bee 2017

4. AKTIVITAS SOSIAL

1. Pemimpin remaja majelis ta’lim Al-Muhajir Lenteng Agung, sekaligus

pengajar alat kesenian islam seperti marawis dan hadroh di berbagai

majelis ta’lim

2. Anggota remaja majelis ta’lim Ikhwanushofa society, pimpingan KH.

Hamid Husein Pasar Minggu

3. Pengajar Pengajiaan Ibu –ibu di bantaran kali ciliwung di bawah Yayasan

Gerakan Kepedulian. Th 2012-2013

(48)

Penga

an 1996 – 2002 SD Negeri 2 Cirejag, Jatisari Karawang

2002 – 2005 SLTP Negeri 1 Jatisari Karawang 2005 – 2008 SMK Gema Nusantara 5 Bandung 2010 – 2015 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015 – Sekarang Kahfi Motivator School Bintaro

2016 - Sekarang Magister PTIQ Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI

Ketua Pradana Putra Periode 2006 - 2007 Menteri Pendidikan Periode 2013 – (Sekarang) Anggota (Sampai sekarang)

Anggota Bidang P3A Periode 2012 – 2013 Anggota (Sampai sekarang)

Kabid. Pendidikan periode 2012 – 2013 Sekretaris Angkatan 2013

Sekretaris II Mushala Al Makmur (Sampai Sekarang) Magic Kahfi Bintaro

Anggota

KEMAMPUAN

Ke

mamp

u

a

n Al-Quran Mampu membaca Al-Quran dengan baik

Microsoft Ofice Mampu mengoprasikan Microsoft Word, Power Point dan Exel Macromedia Mampu mengoprasikan Aplikasi Corel Video Studio 4

Hardware Computer Mampu Install Operating System, Format dan Partisi Hardisk

D

Tempat ,Tanggal Lahir Karawang, 05 Juli 1988

Agama Islam

Kampus PTIQ Jakarta

Jurusan Manajeman Pendidikan Islam

Semester 1 (Satu)

Status Belum Menikah

Alamat

Jln Pesanggrahan (Samping Kampus UIN Jakarta) Rt. 03 Rw. 02 No. 35, Mushala Al- Makmur, Ciputat Timur Tangerang Selatan, 15412.

No.Telp 089637618090

PIN BB 52608B97

E-mail acengfuadhasimikbal11@uinjkt.ac.id

(49)

S

ertifika

t

S

ertifika

Seminar Nasional Pendidikan Oleh Prof. Dr. Fasli Djalal, MA

Kampus UIN Jakarta 11 – 12 November 2010

Diklat Pendidikan Bersama Tubagus Wahyudi

(Pendiri Sekolah Kahfi) Kampus UIN Jakarta 9 Mei 2014

PENGALAMAN KERJA dan TRAINING

P

enga

lama

n K

erja

Rental Komputer Sifa (Pesanggrahan, Ciputat) 2012 Warnet Elok (Pesanggrahan, Ciputat) 2012 DPU Daruut Tauhid Jakarta 2013 (Tim Kencleng)

Guru Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) di SMP Islamiyah Ciputat 2013 Training Social Media Marketing oleh Ednovate

Guru Pengganti di Madrasah Pembangunan UIN JKT (2014) Pelatihan Dasar Hipnosis UIN JKT (2016)

Referensi

Dokumen terkait

Standar yang akan dipakai disesuaikan dengan faktor-faktor desain fisik yang mempengaruhi kinerja bangunan tertentu (dalam hal ini, standar untuk mengevaluasi sekolah

PEARLS dapat digunakan untuk membandingkan satu koperasi kredit dengan koperasi kredit lainnya, karena adanya penilaian standar yang obyektif dalam menilai suatu laporan

Penilaian kinerja juga selalu mengasumsikan bahwa karyawan memahami apa standar kinerja mereka dan supervisor juga memberikan karyawan umpan balik, pengembangan dan insentif

Untuk melihat kinerja instruktur maka diperlukan suatu sistem evaluasi dimana sistem ini menilai kinerja instruktur dan menghasilkan prioritas instruktur terbaik

Analisis runtun waktu digunakan oleh analis keuangan dalam menilai kinerja dari waktu ke waktu, yaitu membandingkan kinerja saat ini dengan masa lalu [14]. Pengukuran pendapatan

Adapun perhitungan waktu perjalanan adalah sebagai berikut: WP = W P per Segmen menit Panjang Segmen km Untuk menilai kinerja operasi angkutan kota, digunakan standar penilaian

Menurut Siswanto penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen/penyelia penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja

Evaluasi terhadap sistem pengukuran kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten dengan menggunakan performance blueprint untuk menilai indikator kinerja pada dokumen perencanaan dan