• Tidak ada hasil yang ditemukan

Batasan pasar tradisional diatas nampak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Batasan pasar tradisional diatas nampak"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Batasan pasar tradisional diatas nampak kurang mewakili pengertian ritel tradisional secara utuh. Karena, berbeda dengan batasan toko modern yang terperinci mulai dari bentukyang terkecil (minimarket) hingga yang terbesar (hypermarket), batasan pasar tradisionalhanya menjelaskan adanya tempat yang luas (atau cukup luas) untuk melokalisasi toko, kios,dan petak-petak, sebagai tempat usaha milik para pedagang dan tempat masyarakat membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari.

Oleh karena itu, bila menggunakan klasifikasi bentuk ritel dalam mengkaji persainganritel tradisional dan ritel modern, agar berimbang dengan batasan toko modern yangterperinci dalam berbagai ukuran, maka perlu ditambahkan jenis ritel ukuran-ukuran kecil dalam ritel tradisional seperti toko, kios, dan warung yang tidak berada dalam lokasi pasar.Persaingan antara ritel tradisional dan ritel modern terjadi antara jenis ritel dalam ukuranyang kurang lebih sama: minimarket dengan toko dan kios di sekitarnya; pasar tradisionaldengan supermarket atau hypermarket.

Ketiga jenis ritel modern: minimarket, supermarket, dan hypermarket,

mempunyaikarakteristik yang sama dalam model penjualan, yaitu dilakukan secara eceran langsung pada konsumen akhir dengan cara swalayan, artinya pembeli mengambil sendiri barang dari rak-rak dagangan dan membayar di kasir. Kesamaan lain, barang yang diperdagangkan adalah berbagai macam kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan

sehari-hari. Perbedaandiantara ketiganya, terletak pada jumlah item dan jenis produk yang

diperdagangkan, luaslantai usaha dan lahan parkir, dan mudal usaha yang dibutuhkan. Ketiga jenis ritel moderntersebut akan tergambarkan lebih jelas dari deskripsi berikut

Minimarket

Minimarket adalah toko berukuran relatif kecil yang merupakan pengembangan dari Mom & Pop Store, dimana pengelolaannya lebih modern, dengan jenis barang daganganlebih banyak. Mom & Pop Store adalah toko berukuran relatif kecil yang dikelola secara tradisional, umumnya hanya menjual bahan pokok/kebutuhan sehari-hari yang terletak didaerah perumahan/pemukiman, biasa dikenal sebagai toko kelontong. (Tambunan dkk, 2004:4)

Pada kelompok Minimarket, hanya terdapat 2 pemain besar yaitu Indomaret dan Alfamart. Minimarket merupakan jenis pasar modern yang agresif memperbanyak jumlah gerai danmenerapkan sistem franchise dalam memperbanyak jumlah gerai. Dua jaringan terbesar Minimarket yakni Indomaret dan Alfamart juga menerapkan sistem ini. Tujuan peritel

minimarket dalam memperbanyak jumlah gerai adalah untuk memperbesar skala usaha(sehingga bersaing dengan skala usaha Supermarket dan Hypermarket), yang pada akhirnya memperkuat posisi tawar ke pemasok. (Pandin, 2009)

Supermarket

(2)

Dalam perkembangannya, format Supermarket tidak terlalu favourable lagi. Sebab, dalamhal kedekatan lokasi dengan konsumen, Supermarket kalah bersaing dengan Minimarket(yang umumnya berlokasi di perumahan penduduk), sementara untuk range pilihan barang, Supermarket tersaingi oleh Hypermarket (yang menawarkan pilihan barang yang jauh lebih banyak). (Pandin, 2009)

Ruang Lingkup Persaingan Ritel Tradisional dan Ritel Modern

Persaingan ritel tradisional dan ritel modern meliputi baik faktor internal maupunfaktor eksternal. Dalam kajiannya mengenai dampak keberadaan hypermarket terhadapritel tradisional, Indef (2007) menggunakan aspek kinerja (faktor internal) dan, aspek

preferensi konsumen dan regulasi (faktor eksternal). Hasil kajiannya menyatakan, kondisiusaha dan kinerja pedagang pasar tradisional menunjukkan penurunan setelah beroperasinya

hypermarket. Ini diantaranya menyangkut kinerja: aset, omset, perputaran barang dagangan, dan marjin harga. Kemudian, analisis preferensi konsumen diterapkan untuk

melihat bagaimana perilaku konsumen dalam menentukan pilihan berbelanja di hypermarket dan pasartradisional. Sedangkan pada aspek regulasi, ditelaah juga peraturan

perundang-undangansektor ritel untuk melengkapi bahan pertimbangan dalam menyusun rekomendasi kebijakan.

Aspek preferensi konsumen, biasanya mencakup: 1) human resource, terkait dengan pelayanan yang diberikan; 2) merchandise , mencakup jumlah produk yang

tersedia,keanekaragaman jenis produk, dan keanekaragaman merek yang dijual; dan 3) harga, terutamadalam kaitannya dengan harga yang murah.

Pelayanan yang diberikan oleh retailer biasanya merupakan hal utama yang dicermatikonsumen, karena menyangkut hubungan sesama manusia. Terdapat beberapa aspek

pelayanan yang dievaluasi konsumen, sebagaimana kesimpulan riset yang dilakukan Levydan Barton (1995) berikut ini

Aspek-aspek Pelayanan yang Dievaluasi Konsumen

Aspek yang tangibles ·Penampilan toko ·Merchandise display ·Penampilan karyawan took Pemahaman terhadap pelanggan ·Memberikan perhatian

·Mengenal langganan (regular costumer ) Keamanan

·Perasaan aman di area parkir ·Terjaganya kerahasiaan transaksi Kredibilitas

·Reputasi menjalankan komitmen ·Dipercayanya karyawan

·Garansi yang diberikan

(3)

Reliability

·Keakuratan bon pembelian ·Melayani dengan cepat

·Keakuratan dalam transaksi penjualan Perilaku yang sopan

·Karyawan yang bersahabat ·Penuh penghargaan

·Menunjukkan sikap perhatian Akses

·Kemudahan dalam bertransaksi ·Waktu buka toko yang sesuai

·Keberadaan manajer untukmenyelesaikan masalah Kompetensi/kecakapan

·Pengetahuan dan ketrampilan karyawan ·Terjawabnya setiap pertanyaan pelanggan Responsiveness

·Memenuhi panggilan pelanggan ·Memberikan pelayanan tepat waktu

Informasi yang diberikan kepada pelanggan ·Menjelaskan pelayanan dan biaya

·Jaminan penyelesaian masalah Sumber: Levy, dan Barton. (1995)

Penelitian dan kajian mengenai persaingan ritel tradisional dan ritel modern tidakselalu

mencakup semua aspek diatas, tetapi lebih banyak yang menggunakan atribut pilihanyang paling relevan yang akan menjadi persepsi nilai konsumen. Seperti yang dilakukan Aruman (2008) dalam sebuah kajiannya menggunakan atribut-atribut: 1) Harga murah yangditawarkan; 2) Hadiah yang ditawarkan; 3) Lokasi; 4) Keragaman produk; 5) Kecepatanlayanan; 6) Suasana outlet; 7) Merek outlet; 8) Parkir gratis; 9) Luas outlet; dan 10) Keramahan layanan.

(4)
(5)

Posititioning adalah bagaimana sebuah produk dimata konsumen yang membedakannya dengan produk pesaing. Dalam hal ini termasuk barnd image, manfaat yang dijanjikan serta competitive advantage. Inilah alasan kenapa

konsumen memilih produk suatu perusahaan bukan produk pesaing. Sepertihalnya diungkapkan Milton M. Presley et al dalam Advertising procedure:

“Positioning product is the place your product occupies in consumers’ minds relative to competing products. Think brand image, benefit promise, and

competitive advantage. It’s how you plan to compete in the marketplace. It’s the reasons customers should buy your product, and not the competitors”.

Sementara itu Fanggidae, 2006, menyatakan positioning adalah suatu strategi dalam kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan perbedaan

(differents), keuntungan (advantages), manfaat (benefit) yang membuat konsumen selalu ingat dengan suatu produk. Dengan kata lain sebagai usaha menempatkan sesuatu dalam pikiran orang dengan terlebih dahulu memberikan informasi tentang segala sesuatu seperti fasilitas, program yang diberikan, dosen yang dimiliki dengan cara penyuguhan kualitas pelayanan dan bagaimana

mempresentasikannya.

Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huan dan liu, 2003 menyatakan positioning sebagai ”the strategy for leading your cutomers credibly” yaitu suatu strategi untuk membangun kepercayaan, keyakinan dan kompetensi bagi konsumen. Positioning adalah mengenai bagaimana perusahaan mendapatkan kepercayaan pelanggan untuk dengan sukarela mengikuti perusahaan.

Selanjutnya Yoram Wind, dalam Kotler et all 2003 menyatakan positioning sebagai reason for being yaitu bagaimana mendefinisikan identitas dan kepribadian perusahaan di benak konsumen. Perusahaan harus mempunyai kredibilitas di benak konsumen untuk itu konsumen perlu dibimbing. Positioning tidak sekedar

membujuk dan menciptakan citra dalam benak pelanggan, tetapi juga bagaimana merebut kepercayaan pelanggan. Positioning menyangkut menciptakan being dalam benak konsumen dan membimbing mereka dengan penuh kredibilitas. Selanjutnya positioning merupakan sebuah janji yang dibuat perusahaan kepada konsumen. Janji tersebut harus ditepati dan kemampuan perusahaan untuk menepati janji merupakan bagian yang vital dan strategi. Karena alasan inilah, positioning yang tepat merupakan hal yang krusial bagi keberhasilan akhir perusahaan.

Cara Menentukan Positioning

Dalam menentukan positionig ada empat tahap yaitu: identifikasi target, menentukan frame of reference pelanggan (siapa diri), merumuskan point of differentiation — Mengapa konsumen memilih perusahaan, menetapkan keunggulan kompetitif produk — bisa dinikmati sebagai sesuatu yang beda (Kotler, 2003) Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu, 2003 menyatakan ada empat kriteria yang dapat dilakukan perusahaan untuk menentukan

(6)

mendeskripsikan value yang unggul. Selain itu positiong merupakan penentu penting bagi konsumen pada saat memutuskan untuk membeli.

Kriteria kedua didasarkan atas kajian pada kapabilitas perusahaan (company). Disini positioning harus mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan. Seperti lokasi yang strategis.

Kriteria ketiga didasarkan atas kajian pada pesaing (competitor). Disini

positioning harus bersifat unik, sehingga dengan mudah dapat mendiferensiasikan diri dari para pesaing.

Kriteria keempat didasarkan atas kajian terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis (change). Dikatakan bahwa positioning harus

berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan lingkungan bisnis. Positioning pada hakikatnya adalah menanamkan sebuah persepsi, identitas dan kepribadian di dalam benak konsumen. Untuk itu agar positioning kuat maka perusahaan harus selalu konsisten dan tidak berubah. Karena persepsi, identitas dan kepribadian yang terus menerus berubah akan menimbulkan kebingungan di benak konsumen dan pemahaman mereka akan tawaran perusahaan akan

kehilangan fokus.

Dalam menetapkan penentuan positioning perusahaan dapat

memperhatikan faktor-faktor di bawah ini sebagai basis atau landasan penentuan positioning:

• Proposisi nilai dan manfaat yang dapat diberikan perusahaan • Capaian yang telah dihasilkan perusahaan

• Segmen pasar dan pelanggan yang ditargetkan

• Atribut yang jadi keunggulan produk dan merk perusahaan • Bisnis baru yang dimasuki

• Originalitas dan posisi sebagai perusahaan atau merk baru di pasar

Dalam mengkomunikasikan positionig sebuah produk perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor di bawah ini:

• Be creative

Be craetif maksudnya adalah bahwa perusahaan harus kreatif untuk mencuri perhatian konsumen atau target market.

• Simplicity

Simplicity maksudnya adalah komunikasi yang disampaikan harus sesederhana dan sejelas mungkin

• Consistent yet flexible

Consistent yet flexible maksudnya adalah perusahaan harus konsisten dan melihat kondisi.

• Own, dominate, protect

Own, dominate, protect maksudnya adalah dalam komunikasi perusahaan harus memiliki satu atau beberapa kata ampuh di benak pelanggan

• User their language

(7)

Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) mengelompokkan pendekatan dalam melakukan segmentasi pasar menjadi tiga, yaitu :

• Static Atribut Segmentation

Static Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut-atribut statis yang serupa, yang tidak selalu mencerminkan perilaku pembelian atau penggunaan dan tidak secara langsung mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli. Jenis atribut ini mencakup variabel geografi dan demografi.

• Dynamic Atribut Segmentation

Dynamic Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut dinamis yang serupa, atau atribut-atribut yang mencerminkan karakteristik konsumen. Atribut ini mencakup variabel psikografis dan behavioral.

• Individual Segmentation

Individual Segmentation mengelompokkan pasar atas unit terkecil atau individu.

Strategi pemasaran ritel (retail) meliputi (1). pemilihan segment target pasar dan penentuan format ritel (retail) dan (2). pengembangan keunggulan bersaing yang memungkinkan ritel (retail) untuk mengurangi tingkat kompetensi yang dihadapi.

Ritel (retail) yang berhasil harus memenuhi kebutuhan pelanggan pada segmen pasar yang dilayani secara lebih baik daripada yang dilakukan pesaing. Pasar ritel (retail) bukan merupakan tempat khusus dimana para pembeli dan penjual bertemu, tetapi sebagai kelompok konsumen dengan kebutuhan-kebutuhan yang sama (segmen pasar) dan sekelompok ritel (retail) yang menggunakan format ritel (retail) yang sama untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif, sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Prosedur pengumpulan data yang digunakan

Indikator ketahanan pangan yang digunakan adalah ketersediaan pangan pokok, stabilitas ketersediaan pangan, kualitas pangan dan tingkat konsumsi energi

Kandungan polisakarida lain yang saat ini telah banyak diaplikasikan untuk beberapa industri makanan adalah agar dan karaginan pada alga merah dan alginat pada alga coklat (Atmadja

Rokan memberikan sistem penerimaan pensiunan secara bulanan namun bagi karyawan yang masa kerjanya lebih lama bisa mendapatkan pensiun dibayar sekaligus dan tetap mendapatkan

Pada gambar 6 menjelaskan bagaimana user dalam mendapatkan layanan BaDola. User memilih layanan BaDola lalu sistem menampilkan tampilan tempat BaDola dan tempat

Dihitung rata-rata nilai current ratio , net profit margin dan financial distress dari 13 perusahaan selama periode 2010-2015, didapati bahwa financial distress

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa nilai parameter terbaik yang didapatkan untuk peramalan IHK Kota Tarakan berdasarkan data dari bulan Januari 2014